kab/kota: California

  • LA Terbakar Hebat di Musim Dingin, Ilmuwan Tunjuk Biang Keladinya

    LA Terbakar Hebat di Musim Dingin, Ilmuwan Tunjuk Biang Keladinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dunia dihebohkan dengan kebakaran besar yang melanda kota urban terbesar kedua Amerika Serikat (AS), Los Angeles (LA), pada 8 Januari 2025 lalu. Kebakaran yang dimulai dari nyalanya api di bukit kemudian menyebar ke sejumlah pemukiman di kota itu.

    Menurut Los Angeles Times, sebanyak 15.000 bangunan dilaporkan hangus terbakar oleh kebakaran yang melanda distrik Palisades, Eaton, Altadena, dan Malibu. Kerugian ditaksir mencapai US$ 250 miliar atau setara Rp 4.042 triliun.

    “Ini berpotensi menjadi, setidaknya secara kolektif, bencana kebakaran hutan paling merugikan dalam sejarah Amerika,” kata ilmuwan iklim UCLA Daniel Swain dalam siaran langsung pada 8 Januari. “Bahkan kebakaran Palisades saja bisa menjadi bencana yang merugikan,” dikutip Sabtu (25/1/2025).

    Sejumlah pertanyaan pun muncul terkait mengapa kebakaran hebat ini terjadi. Pasalnya, kejadian ini terjadi di musim dingin, yang notabenenya jarang menimbulkan percikan api yang timbul di wilayah pegunungan.

    Meski begitu, mengutip Science News, penelitian menunjukkan, peningkatan suhu dan penurunan curah hujan telah memperpanjang durasi musim kebakaran. Selain itu, pelebaran musim panas diproyeksikan akan terus berlanjut di masa mendatang. Di beberapa bagian California, musim kebakaran sudah dianggap terjadi sepanjang tahun.

    Alasan berikutnya adalah angin Santa Ana yang bertiup di seluruh wilayah tersebut. Angin ini biasanya terjadi pada musim gugur dan musim dingin, dan melibatkan angin kering yang bertiup dari daerah pedalaman, daerah gurun tinggi menuju pantai California.

    Sepanjang perjalanan, angin bertiup melewati pegunungan. Saat angin menuruni pegunungan, angin menjadi terkompresi karena tekanan atmosfer yang meningkat dan menghangat. Hal itu pada gilirannya menurunkan kelembapan relatif udara gurun yang sudah kering, sehingga lebih dapat memicu kebakaran.

    Terlebih lagi, angin Santa Ana dapat mencapai hingga 161 kilometer per jam. Kondisi ini membuatnya sangat efektif dalam mengipasi api dan menyebarkan bara api yang membumbung tinggi.

    Pendorong besar lainnya dari kebakaran ekstrem adalah banyaknya rumput dan vegetasi yang mengering. Rumput-rumput tersebut berada dalam jumlah yang besar karena sebelumnya iklim wilayah kebakaran bersifat basah, sehingga waktu kering, mereka berada dalam jumlah yang banyak.

    “Tahun lalu sangat basah di California Selatan, yang menyebabkan apa yang kami sebut sebagai kelebihan muatan bahan bakar, banyak bahan bakar tambahan untuk potensi kebakaran,” tutur Swain.

    “Sekarang, sejak September, California Selatan mengalami awal musim dingin terkering yang pernah tercatat, titik, serta salah satu awal musim dingin terpanas yang pernah tercatat.”

    Swain kemudian menyudutkan alasan-alasan tersebut pada satu biang keladi, yakni perubahan iklim. Secara tidak dapat disangkal, Swain menegaskan perubahan iklim yang disebabkan manusia telah memperburuk kondisi cuaca yang mendukung kebakaran hutan yang lebih hebat di California.

    “Bukan hanya kondisi yang lebih kering yang terus-menerus lebih mungkin terjadi di iklim yang menghangat,” tambah Swain. “Ada banyak indikasi bahwa tahun-tahun terbasah akan terus menjadi lebih basah, tetapi pada saat yang sama, kita juga mengalami musim panas yang jauh lebih panas dan musim gugur yang lebih kering, serta kemungkinan musim dingin yang kering semakin meningkat.”

    Di California, cuaca yang memburuk ini memperburuk kondisi kebakaran hutan. Tahun-tahun yang lebih basah menumbuhkan lebih banyak tumbuhan, dan tahun-tahun yang lebih kering berikutnya kemudian menyiapkan bahan bakar tersebut untuk dibakar.

    “Perubahan antara (cuaca yang sangat kering dan sangat basah) ini merupakan sesuatu yang sangat penting bagi risiko kebakaran hutan di California Selatan,” pungkasnya.

    (dce)

  • Vendor Lokal Axioo Gelar AI Summit 2024: Ajang Unjuk Gigi Proyek AI Inovatif oleh Siswa Sekolah – Page 3

    Vendor Lokal Axioo Gelar AI Summit 2024: Ajang Unjuk Gigi Proyek AI Inovatif oleh Siswa Sekolah – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Bahasan tentang AI alias kecerdasan buatan kini jadi topik paling menarik perhatian di industri teknologi. Apalagi, artificial intelligence alias AI kian mengubah lanskap industri dan pasar kerja di seluruh dunia.

    Kenyataannya menurut PT Tera Data Indonusa Tbk, saat ini dunia menghadapi “Digital Skills Crisis” atau kesenjangan antara keterampilan yang dibutuhkan oleh industri dan kemampuan tenaga kerja yang ada.

    Disebutkan juga, kalau tiap tahunnya, tenaga kerja muda terus bertambah dan mereka membutuhkan keterampilan digital, khususnya di bidang AI agar bisa bersaing dan memenuhi tuntutan industri modern.

    Seiring dengan meningkatnya permintaan keterampilan terhadap AI, lembaga pendidikan dan pelatihan pun dianggap memiliki peran penting untuk mempersiapkan siswa dan mahasiswa dengan keterampilan relevan. Tujuannya agar mereka mampu memanfaatan peluang di pasar kerja.

    Dalam rangka turut mendukung peningkatan keterampilan AI, PT Tera Data Indonusa Tbk melalui Axioo bersama Intel Digital Readiness mengumumkan penyelenggaraan Axioo AI Summit 2024.

    Mengutip keterangannya, acara ini merupakan puncak dari Axioo AI Skill Contest yang berlangsung sejak 23 Desember 2024 hingga 4 Januari 2025.

    Axioo AI Summit 2024 ini jadi ajang unjuk kemampuan finalis Axioo Skill Contest yang telah berupaya mengembangkan proyek-proyek AI inovatif selama beberapa bulan terakhir.

    Inilah saat Samsung secara resmi mengumumkan jajaran Galaxy S25 terbarunya kepada para hadirin yang antusias di San Jose, California. Samsung menyuntikkan kecerdasan buatan ke dalam jajaran smartphone Galaxy berikutnya.

  • Trump Kunjungi Daerah Terdampak Bencana, Kritik Kinerja FEMA – Halaman all

    Trump Kunjungi Daerah Terdampak Bencana, Kritik Kinerja FEMA – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pada tanggal 24 Januari 2025, Presiden AS Donald Trump melakukan kunjungan ke daerah terdampak bencana di California dan North Carolina.

    Kunjungan ini dilatarbelakangi oleh upaya pemulihan setelah bencana yang baru-baru ini melanda.

    Namun, pernyataan Trump mengenai penghapusan Federal Emergency Management Agency (FEMA) atau Badan Manajemen Darurat Federal, menimbulkan berbagai reaksi.

    Mengapa Trump Mempertimbangkan Penghapusan FEMA?

    Trump mengungkapkan bahwa ia sedang mempertimbangkan untuk membubarkan FEMA.

    “FEMA telah menjadi kekecewaan besar,” ujar Trump, menambahkan bahwa lembaga tersebut sangat birokratis dan lambat dalam menangani bantuan.

    Dia mengusulkan agar dana bantuan lebih baik diserahkan langsung kepada negara bagian, alih-alih melalui FEMA.

    “Saya ingin negara bagian yang menangani bencana,” katanya setelah tiba di Asheville, North Carolina.

    Trump berpendapat bahwa penanganan bencana oleh negara bagian akan lebih cepat dan lebih murah.

    “Kami sedang mempertimbangkan seluruh konsep FEMA,” tambahnya.

    Siapa yang Akan Membantu Pemulihan di North Carolina?

    Dalam kunjungan ini, Trump juga menyebutkan Michael Whatley, seorang penduduk asli North Carolina dan ketua Komite Nasional Partai Republik, sebagai koordinator upaya pemulihan.

    Meskipun Whatley tidak memiliki jabatan resmi dalam pemerintahan, Trump menegaskan bahwa Whatley akan mengambil tanggung jawab besar dalam proses pemulihan.

    Apa yang Terjadi di California?

    Setelah menyelesaikan kunjungan di North Carolina, Trump berlanjut ke Los Angeles, California, yang sedang dilanda kebakaran hutan hebat.

    Saat tiba, Trump disambut oleh Gubernur Gavin Newsom, yang merupakan seorang kritikus Trump.

    Meskipun memiliki sejarah hubungan yang tidak harmonis, keduanya tampak berbicara ramah.

    Apa Kondisi Kebakaran di California Saat Ini?

    Kebakaran yang terjadi di California saat ini, termasuk Kebakaran Hughes, telah memicu kekhawatiran.

    Mengutip laporan dari USA Today, kebakaran tersebut menyebar cepat dan telah membakar lebih dari 10.000 hektar.

    Kebakaran ini menyebabkan puluhan ribu orang harus mengungsi.

    Berikut adalah ringkasan situasi kebakaran aktif di Los Angeles per 24 Januari 2025:

    Kebakaran Hughes:

    Berkobar sejak 22 Januari 2025, telah menghanguskan lebih dari 10.000 hektar, dengan 56 persen terkendali.

    Kebakaran Palisades:

    Telah membakar 23.400 hektar, terkendali sebesar 77%.

    Kebakaran Eaton:

    Hampir terkendali, dengan 95% teratasi dari 14.000 hektar.

    Kebakaran lainnya:

    Termasuk kebakaran di Laguna dan Perbatasan, dengan status terkendali bervariasi.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Trump Kunjungi Daerah Terdampak Bencana, Kritik Kinerja FEMA – Halaman all

    Solidaritas dan Harapan: Kunjungan Trump ke Pacific Palisades – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kehadiran seorang pemimpin di lokasi bencana sering kali memberikan harapan di tengah duka.

    Pada Jumat, 24 Januari 2025, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, bersama Ibu Negara Melania Trump, mengunjungi kawasan Asheville, Carolina Utara.

    Kunjungan ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak Badai Helene yang merusak wilayah tersebut pada bulan Oktober 2024.

    Menghampiri Korban Bencana Alam

    Badai Helene menyisakan jejak kehancuran yang tak terbayangkan.

    Saat berinteraksi dengan pejabat setempat, Trump mengungkapkan betapa pentingnya pemulihan bagi masyarakat yang terkena dampak. “Kami akan memastikan bantuan federal mengalir dengan cepat untuk mendukung pemulihan,” ujarnya dengan tegas.

    Di tengah suasana duka, ungkapan tersebut menjadi sinar harapan bagi banyak warga yang kehilangan rumah dan harta benda.

    Pemulihan bukan hanya soal material, tetapi juga soal kebangkitan semangat komunitas yang hancur.

    Melangkah Menuju Pacific Palisades: Menyaksikan Kehancuran

    Setelah mengunjungi Carolina Utara, langkah Trump berlanjut ke Pacific Palisades, California Selatan, yang tidak kalah parah akibat kebakaran hutan.

    Dengan latar belakang matahari terbenam yang berwarna jingga, Trump melihat reruntuhan rumah yang hangus.

    Suasana seakan mengisahkan penderitaan yang terpendam.

    “Menyaksikan kehancuran ini secara langsung membuat saya terkejut. Kita harus bekerja sama untuk menyelesaikan masalah ini,” katanya, menyoroti pentingnya solidaritas dalam menghadapi bencana.

    Ucapan ini menggugah empati, seakan merangkul semua orang yang kehilangan tempat tinggal.

    Dukungan Federal untuk Pemulihan

    Dalam kunjungan tersebut, Trump tidak hanya melihat, tetapi juga berjanji untuk berkolaborasi dengan pejabat California.

    Dia menyatakan niatnya untuk memberikan bantuan yang lebih besar daripada yang pernah diberikan presiden sebelumnya.

    “Kita harus mempercepat proses izin federal untuk memulai kembali pembangunan,” tegas Trump.

    Janji ini memberikan secercah harapan bagi masyarakat yang merasa putus asa.

    Namun, di balik janji tersebut, terdapat kontroversi terkait pengelolaan air yang disampaikan oleh Trump.

    Kontroversi Pengelolaan Air dan Tanggapan Gubernur

    Trump menyoroti masalah pengelolaan air di California, mengeklaim bahwa kebijakan yang ada turut memperburuk kebakaran.

    Gubernur California, Gavin Newsom, dengan tegas membantah pernyataan tersebut, menyatakan bahwa perubahan pengelolaan air di wilayah utara tidak akan mempengaruhi penanggulangan kebakaran.

    “Bantuan setelah bencana adalah masalah kemanusiaan, bukan politik,” ungkap Anggota DPR Young Kim, menyoroti pentingnya kesatuan di tengah perpecahan politik.

    Di saat banyak yang melihat bencana ini sebagai panggilan untuk berkolaborasi, ada suara-suara yang tetap mengingatkan akan pentingnya mengesampingkan perbedaan dalam menghadapi tragedi bersama.

    Refleksi di Tengah Bencana

    Kunjungan Trump ke Carolina Utara dan Pacific Palisades mengingatkan kita bahwa di balik setiap bencana terdapat kisah kesedihan, keberanian, dan harapan.

    Para korban bencana tidak hanya membutuhkan bantuan materi, tetapi juga dukungan moral untuk bangkit dari keterpurukan.

    Dengan kehadiran pemimpin dan janji-janji yang diucapkan, harapan akan pemulihan perlahan mulai menguar, meskipun tantangan masih membayangi di depan.

    Dalam situasi yang menyedihkan ini, penting bagi kita semua untuk bersatu dan memberikan dukungan kepada mereka yang membutuhkan.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Hutan di Los Angeles Kembali Kebakaran, Gara-Gara Hal Ini

    Hutan di Los Angeles Kembali Kebakaran, Gara-Gara Hal Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Negara bagian California, Amerika Serikat (AS) kembali dihantam kebakaran. Kali ini si jago merah muncul di area Hughes, sekitar 50 mil (80 km) di utara Los Angeles dan tak jauh dari Hutan Nasional Los Padres.

    Melansir Reuters pada Jumat (24/1/2025), mengutip Departemen Kehutanan dan Perlindungan Kebakaran California (Cal Fire) di situs webnya, kebakaran hutan itu meluas hingga 10.176 acres (4.118 hektar) sejak terjadi pada Rabu, 23 Januari pagi waktu setempat.

    Sebanyak 4.000 petugas pemadam kebakaran yang memerangi kobaran api telah berhasil mengendalikan 14% api, yang merupakan ukuran persentase batas api yang berhasil dikendalikan, menurut Cal Fire.

    Namun angin kencang dan kondisi kering kerontang dapat menjadi tantangan bagi petugas pemadam kebakaran yang memerangi kebakaran hutan di California selatan tersebut.

    “Kondisi cuaca kebakaran yang berbahaya akan terus berlanjut hingga Jumat karena bahan bakar masih sangat kering dan siap terbakar, dengan Kamis sebagai periode yang paling mengkhawatirkan,” kata Badan Cuaca Nasional dalam sebuah peringatan.

    “Kebakaran apa pun yang terjadi dapat tumbuh dengan cepat dan tak terkendali,” tambahnya.

    Petugas pemadam kebakaran yang memadamkan Kebakaran Hughes dan dua kebakaran besar lainnya di Los Angeles – Palisades dan Eaton – diperkirakan akan diuji oleh angin kencang Santa Ana yang berkecepatan hingga 50 mph (80 kpj) dengan hembusan angin mencapai 65 mph dan tingkat kelembapan turun di bawah 10% hingga Jumat.

    Sekitar 31.000 orang dievakuasi pada hari Rabu saat kebakaran tersebut menyebabkan kobaran api besar dan gumpalan asap di atas daerah perbukitan di daerah Danau Castaic dekat Santa Clarita.

    Sementara kebakaran Eaton dan Palisades, yang meratakan seluruh lingkungan di sisi timur dan barat Los Angeles, telah menewaskan 28 orang dan merusak atau menghancurkan hampir 16.000 bangunan selama dua minggu terakhir.

    Selain itu, kebakaran yang lebih kecil, Kebakaran Sepulveda, membakar sepanjang jalan bebas hambatan 405 dekat Museum Getty – rumah bagi banyak harta karun seni – di Lembah San Fernando pada Kamis.

    Kebakaran semak belukar, yang luasnya 40 hektar (16 hektar) dan 0% terkendali, sempat menyebabkan sebagian jalan raya yang banyak dilalui ditutup. Beberapa penduduk di dekatnya dievakuasi semalaman.

    California Selatan tidak mengalami hujan yang signifikan selama sembilan bulan, yang menyebabkan kondisi berbahaya. Namun hujan diperkirakan turun dari Sabtu hingga Senin, yang bisa memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan petugas pemadam kebakaran.

    (pgr/pgr)

  • Gitar Buatan RI Mendunia, Mejeng dalam Pameran Besar di AS

    Gitar Buatan RI Mendunia, Mejeng dalam Pameran Besar di AS

    Jakarta

    Produk gitar karya anak bangsa menembus pasar internasional. Produk ini mejeng pada ajang pameran alat musik terbesar di Amerika Serikat, The 2025 NAMM Show.

    Konsul Jenderal Indonesia di Los Angeles Purnomo A. Chandra, berkesempatan mengunjungi stand Gula Guitars Boutique dan Genta Guitars di The 2025 NAMM Show. Ia menyampaikan rasa bangganya terhadap produk-produk kreatif karya Indonesia yang mampu bersaing di pasar internasional.

    “Saya mengapresiasi kreativitas dan keuletan anak bangsa yang mampu bersaing di pasar internasional dengan gitar buatan asli Indonesia,” ujar Purnomo, dalam keterangan tertulis, Jumat (24/1/2025).

    Purnomo berharap partisipasi produk gitar dari Indonesia ini dapat semakin memperkuat eksistensi produk Indonesia di kancah global.

    Albert Mambou, diaspora Indonesia yang tinggal di Ontario, California, telah menjadi desainer dan pemilik Gula Guitars Boutique sejak empat tahun terakhir. Ia mengambil sebagian besar material kayu untuk gitar listrik dan gitar bass dari Indonesia, kemudian membuat gitarnya di California dengan desain terinspirasi keunikan daerah di Indonesia, dan dipasarkan di Amerika Serikat (AS).

    Menariknya, gitar butik buatan Gula Guitars pernah menarik perhatian internasional ketika salah satu grup band legendaris, Metallica, membeli gitar buatan tangan mereka. Hal ini menjadi bukti nyata kualitas karya Indonesia yang diakui di panggung musik dunia.

    Di samping itu, ada juga pabrik gitar Genta dari Bandung yang hadir menampilkan produk-produk gitar akustik/elektrik kelas premium terbarunya, termasuk edisi khusus ulang tahun ke-66 Genta Guitars. Reputasi Genta telah teruji sebagai pabrikan gitar Indonesia yang produknya bukan hanya dikenal di Indonesia tapi juga di pasar global.

    Ada pula Dr Case, yang memproduksi sarung/tas untuk gitar dan berbagai instrumen musik lainnya sejak 12 tahun lalu. Semua produknya dibuat di Bandung dan dijual juga ke pasar internasional.

    Dalam pameran ini dapat dijumpai pula sejumlah pabrikan gitar luar negeri yang membuat produk gitarnya di Indonesia untuk diekspor, seperti Bromo Guitars, perusahaan asal Taiwan yang memproduksi gitar dan bass akustik di Jawa Timur dengan kualitas menengah ke atas. Gitar buatan Indonesia juga banyak dipamerkan oleh pabrikan gitar ternama kelas dunia, seperti Fender, Ibanez dan Sterling/Musicman.

    (shc/hns)

  • VIDEO: Samsung Galaxy S25 Menjanjikan Kamera yang Lebih Baik dan AI yang Disempurnakan

    VIDEO: Samsung Galaxy S25 Menjanjikan Kamera yang Lebih Baik dan AI yang Disempurnakan

    Inilah saat Samsung secara resmi mengumumkan jajaran Galaxy S25 terbarunya kepada para hadirin yang antusias di San Jose, California. Samsung menyuntikkan kecerdasan buatan ke dalam jajaran smartphone Galaxy berikutnya, meningkatkan upaya untuk menyederhanakan kehidupan masyarakat sekaligus memperdalam ketergantungan mereka pada perangkat yang menemani mereka hampir di semua tempat.

    Ringkasan

  • Apple Watch Digugat, Dituding Pakai Bahan Kimia Berbahaya

    Apple Watch Digugat, Dituding Pakai Bahan Kimia Berbahaya

    Jakarta

    Apple digugat karena diduga menjual gelang untuk jam tangan pintarnya yang mengandung “bahan kimia selamanya” dalam kadar tinggi yang dikenal sebagai PFAS yang dapat menyebabkan dampak kesehatan yang berbahaya bagi manusia.

    Gugatan yang diajukan Kamis (23/1/2025), yang diajukan kemarin di Distrik Utara California, secara khusus menargetkan tiga tali jam tangan Apple Watch; Sport Band yang tersedia dengan Apple Watch model dasar baru, Ocean Band, dan Nike Sport Band yang dikirimkan bersama Apple Watch bermerek Nike.

    Apple menyebut ketiganya terbuat dari fluoroelastomer, yang menurut gugatan tersebut menyembunyikan keberadaan zat per- dan polifluoroalkil, atau PFAS.

    Bagi mereka yang tidak terbiasa dengan bahan kimia PFAS, bahan kimia ini banyak digunakan dalam produk konsumen seperti pakaian, pembersih, peralatan masak antilengket, dan produk kebersihan, dan dihargai karena harganya yang murah dan sangat efektif.

    Bahan kimia ini juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker, penekanan sistem kekebalan tubuh, dan kemungkinan membahayakan janin dalam kandungan.

    Bahan kimia ini dikenal sebagai “bahan kimia selamanya” karena terurai dengan sangat lambat dan dapat bertahan di lingkungan selama beberapa dekade. Beberapa senyawa PFAS juga bersifat bioakumulatif, yang berarti dapat menumpuk di dalam tubuh dari waktu ke waktu.

    Singkatnya, mereka dianggap sebagai zat yang sangat berisiko. Memakainya di dekat kulit dalam waktu yang lama – seperti pada tali jam tangan – menciptakan lebih banyak peluang bagi tubuh Anda untuk menyerapnya. Gugatan mengacu pada penelitian yang dilakukan ilmuwan dari Universitas Notre Dame.

    Diterbitkan bulan Desember, penelitian mereka menemukan peningkatan kadar PFAS pada sejumlah pelacak kebugaran dan tali jam tangan pintar, termasuk beberapa yang diproduksi oleh Apple, Fitbit, Google, dan Samsung.

    Menurut penelitian tersebut, fluoroelastomer adalah bahan yang sering digunakan dalam pembuatan gelang yang diuji karena ketahanannya terhadap keringat, minyak kulit, dan lotion. Satu jenis PFAS tertentu, asam perfluoroheksanoat (PFHxA), ditemukan dalam gelang pada tingkat yang tinggi.

    “Hal yang paling luar biasa yang kami temukan dalam penelitian ini adalah konsentrasi yang sangat tinggi hanya dari satu PFAS – ada beberapa sampel di atas 1.000 bagian per miliar PFHxA, jauh lebih tinggi daripada kebanyakan PFAS yang kami lihat dalam produk konsumen,” kata profesor emeritus Notre Dame dan rekan penulis studi Graham Peaslee sebagaimana dikutip detikINET dari The Register Jumat, (24/1/2025)

    Gugatan tersebut menyatakan bahwa Apple seharusnya tahu lebih baik daripada menjual tali jam tangan yang mungkin mengandung PFAS yang berpotensi berbahaya.

    “Tergugat tahu bahwa beberapa produknya mengandung PFAS. Ia juga tahu bahwa bahan kimia tersebut berbahaya,” sebut gugatan, menunjuk pada dokumen tahun 2022 dari Apple di mana mereka berkomitmen untuk menghapus PFAS dari produknya.

    “Janji tersebut tidak menginformasikan kepada konsumen produk mana yang mengandung bahan kimia berbahaya. Sebaliknya, sehubungan dengan jam tangan, Apple terus menyembunyikan keberadaan PFAS pada saat pembelian dan sebaliknya.” lanjut gugatan tersebut.

    “Apple dapat menghindari bahaya keamanan dan lingkungan yang tidak masuk akal dengan alternatif manufaktur yang tersedia, dan kegagalannya untuk melakukannya sambil terus menjanjikan kesehatan, kesehatan, dan keberlanjutan kepada konsumen merupakan tindakan yang melanggar hukum, tidak adil, dan curang di bawah undang-undang perlindungan konsumen,” sebut gugatan tersebut.

    Para penggugat lebih lanjut menuduh bahwa tindakan Apple melanggar undang-undang persaingan usaha tidak sehat, periklanan, dan upaya hukum konsumen di California.

    Mereka juga menuduh raksasa teknologi tersebut melakukan penipuan, bujukan curang, penyembunyian, misrepresentasi, kelalaian, dan pengayaan yang tidak adil. Gugatan tersebut menuntut perintah untuk menghentikan penjualan tali jam tangan yang diduga melanggar, dan denda uang.

    (jsn/jsn)

  • Muncul Lagi Kebakaran Los Angeles! Angin Santa Ana Mempercepat 100 Kali Lipat

    Muncul Lagi Kebakaran Los Angeles! Angin Santa Ana Mempercepat 100 Kali Lipat

    Kebakaran Los Angeles belum padam, kini Los Angeles justru kembali dilanda kobaran api baru di bagian utara kota tersebut…Lalu menyebar hingga 100 k

    Tayang: Jumat, 24 Januari 2025 15:51 WIB | Diperbarui: Jumat, 24 Januari 2025 16:24 WIB

    Kompas.com/Istimewa

    Kebakaran hutan di Los Angeles menghanguskan rumah-rumah mewah di Pacific Palisades, Rabu (8/1/2025). Sedkitnya lima orang tewas dalam salah satu badai api terparah ini.(GETTY IMAGES NORTH AMERICA/APU GOMES via AFP) 

    Muncul Lagi Kebakaran Los Angeles! Angin Santa Ana Mempercepat 100 Kali Lipat

    TRIBUNAJTENG.COM- Kebakaran Los Angeles belum padam, kini Los Angeles justru kembali dilanda kobaran api baru di bagian utara kota tersebut.

    Sebelumnya, kebakaran terjadi di Palisades dan Eaton pada Rabu 7 Januari 2025 dan belum padam hingga sekarang.

    Kini api muncul pada Rabu (22/1/2025) di sebelah utara Castaic yang telah meluas dengan cepat hingga lebih dari 10.000 hektare. 

    Tidak ada bangunan yang dilaporkan rusak.

    Namun lokasi itu berbatasan dengan sejumlah permukiman dan sekolah.

    Departemen Kehutanan dan Perlindungan Kebakaran California melaporkan bahwa api Hughes awalnya membakar lahan seluas 50 hektare. Lalu menyebar hingga 100 kali lipat dalam waktu dua jam menjadi 5.000 hektare.

    Penyebaran api yang sangat cepat itu dipicu oleh angin Santa Ana. Hingga pukul 10 malam, petugas pemadam kebakaran baru mengendalikan api sebesar 14 persen.

    (*)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://jateng.tribunnews.com/ajax/latest?callback=?”, {start: newlast,section:’16’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    newlast = newlast + 1;
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.thumb) img = “”+vthumb+””;
    else img = ”;
    if(val.c_title) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    $.getJSON(“https://jateng.tribunnews.com/ajax/latest?callback=?”, {start: newlast,section:’16’,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }

    Berita Terkini

  • Samsung: AI Merevolusi Cara Pengguna Berinteraksi dengan Perangkat – Page 3

    Samsung: AI Merevolusi Cara Pengguna Berinteraksi dengan Perangkat – Page 3

    Liputan6.com, San Jose – Selain meluncurkan lini Samsung Galaxy S25 series, Samsung juga fokus pada peran transformatif AI dalam mendukung masa depan rumah pintar.

    Dalam forum Home AI bertajuk “Memahami Rumah, Memahami Anda: Merenungkan Peran Rumah di Era AI” disela acara Galaxy Unpacked 2025 di San Jose, California, AS pada Kamis (23/1/2025), Samsung mengedepankan bagaimana kecerdasan buatan (AI) dapat meningkatkan kenyamanan, konektivitas, dan kualitas hidup di dalam ruang tinggal.

    Executive Vice President dari Samsung Mobile Experience Business, Patrick Chomet, menjelaskan bagaimana AI merevolusi cara pengguna berinteraksi dengan perangkat.

    “Dengan hadirnya Multimodal Language Models (LLMs) AI, terjadi pergeseran besar dalam user interface (UI) yang memungkinkan orang untuk melakukan tugas dengan cara yang lebih alami dan sederhana seperti melalui gerakan, suara, atau teks,” ungkap Patrick.

    “Pengguna tidak perlu lagi memahami perangkat, melainkan perangkat yang harus memahami niat pengguna,” ia melanjutkan.

    Hal ini membuat interaksi dengan AI menjadi lebih intuitif dan efisien, serta memberikan pengalaman yang lebih personal dan diadaptasi dengan kebutuhan pengguna.

    350 Juta Orang Menggunakan SmartThings

    Executive Vice President and Head of SmartThings dari Samsung Electronics, Jaeyeon Jung, berbicara tentang bagaimana AI membantu menciptakan pengalaman rumah pintar yang lebih disesuaikan.

    Saat ini, lebih dari 350 juta orang di dunia menggunakan SmartThings, yang memanfaatkan AI untuk memantau aktivitas pengguna dan meningkatkan kenyamanan rumah.

    “Platform SmartThings telah berkembang selama 10 tahun, dan meskipun konsep rumah pintar bukan hal baru, teknologi AI adalah yang membuat rumah menjadi cerdas. Kami berfokus pada filosofi beralih dari perangkat ke pengguna di rumah,” kata Jung.

    Ia optimis jumlah pengguna SmartThings akan terus berkembang dan diprediksi akan mencapai 500 juta pengguna pada 2027.