kab/kota: California

  • Trump Umumkan Gencatan Senjata Israel-Iran, Ancaman PD3 Mereda?

    Trump Umumkan Gencatan Senjata Israel-Iran, Ancaman PD3 Mereda?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara mengejutkan mengumumkan gencatan senjata antara Israel dan Iran pada Senin sore waktu AS. Pernyataan itu ia sampaikan lewat platform media sosial pribadinya, Truth Social, hanya sehari setelah AS ikut serta dalam serangan terhadap fasilitas nuklir Iran.

    Dalam pernyataan yang diunggah di media sosial, Trump menyebut bahwa gencatan senjata akan dimulai sekitar enam jam dari waktu pengumuman. Gencatan senjata ini akan berlangsung selama 12 jam dan dijadwalkan berakhir dalam 24 jam, saat perang 12 hari antara Israel dan Iran dinyatakan selesai secara resmi.

    “SELAMAT KEPADA SEMUA PIHAK! Telah disepakati secara penuh bahwa akan ada GENCATAN SENJATA total… Pada jam ke-12, Israel akan memulai gencatan senjata, dan pada jam ke-24, perang akan secara resmi berakhir,” tulis Trump, seperti dikutip Al Jazeera.

    Pengumuman Trump muncul hanya sehari setelah AS ikut dalam kampanye militer Israel dengan menyerang fasilitas pengayaan uranium Iran. Aksi ini memicu respons cepat dari Teheran. Pada Senin, Iran membalas dengan meluncurkan rudal ke pangkalan udara AS di Qatar, meskipun serangan itu tidak menimbulkan korban signifikan.

    Namun, ketegangan belum benar-benar surut. Komandan Garda Revolusi Iran (IRGC), Mohammad Pakpour, pada Selasa (24/6/2025) memperingatkan bahwa AS akan menyesal jika mengulangi serangan.

    “Kami memperingatkan Presiden Amerika yang bodoh, bahwa jika agresi terhadap Republik Islam Iran dan tanah para martir kami terulang, ia akan menerima balasan yang lebih menghancurkan dan membuat menyesal,” tegas Pakpour melalui siaran TV pemerintah.

    Lebih dari 80% Warga Amerika Khawatir Konflik Iran

    Sementara itu sebuah jajak pendapat baru oleh Reuters dan Ipsos menunjukkan bahwa 84% warga Amerika khawatir konflik antara AS dan Iran meningkat setelah Trump mengizinkan serangan terhadap situs nuklir Iran selama akhir pekan lalu.

    Dalam jajak pendapat yang dilakukan dari 21 Juni hingga 23 Juni di antara 1.139 orang dewasa AS, 84% warga Amerika khawatir konflik meningkat dibandingkan dengan 15% yang mengatakan tidak khawatir.

    Jajak pendapat menunjukkan bahwa 32% warga Amerika mendukung serangan udara lanjutan terhadap Iran dibandingkan dengan 49% yang tidak. Partai Republik lebih mendukung potensi serangan yang sedang berlangsung, karena jajak pendapat menunjukkan bahwa 62% menyetujui versus 22% yang tidak.

    Hanya 12% warga Demokrat yang mendukung serangan tambahan versus 74% yang tidak. Jajak pendapat memiliki margin kesalahan 3 poin persentase.

    Jajak pendapat tersebut juga menunjukkan bahwa 36% warga Amerika mendukung serangan terhadap Iran dibandingkan dengan 45% yang tidak mendukung. Demikian pula, lebih banyak warga Republik yang mendukung langkah presiden, dengan 69% menyetujui keputusan tersebut dibandingkan dengan 17% yang tidak. Tiga belas persen warga Demokrat menyetujui serangan tersebut dibandingkan dengan 74% yang tidak mendukung.

    Penolakan publik terhadap perang tidak hanya terlihat dari data survei, tapi juga aksi nyata di jalanan. Di Los Angeles, California, sekelompok warga menggelar demonstrasi menolak keterlibatan militer AS dalam konflik Israel-Iran. Mereka menuntut penghentian segera serangan dan mengkritik keputusan Trump yang dinilai membahayakan stabilitas global.

    Meski pengumuman Trump memberi harapan akan meredanya ketegangan Timur Tengah, sejumlah analis menilai gencatan ini lebih bersifat sementara. Iran belum mengonfirmasi komitmen resmi terhadap gencatan tersebut, sementara potensi serangan balasan dari kelompok proksi di kawasan tetap terbuka.

    Dengan risiko blokade Selat Hormuz dan lonjakan harga minyak global sebagai latar belakang, gencatan ini disebut-sebut analis dapat menjadi momentum diplomatik, atau hanya jeda singkat sebelum babak konflik baru dimulai.

    (tfa/tfa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Meta Ternyata Sempat Lirik Perplexity Sebelum Akuisisi Scale AI – Page 3

    Meta Ternyata Sempat Lirik Perplexity Sebelum Akuisisi Scale AI – Page 3

    Meta dilaporkan makin berambisi dalam pengembangan AI buatan perusahaan. Hal itu diketahui dari langkah CEO Meta Mark Zuckerberg yang dilaporkan tengah membentuk tim elit untuk menciptakan AI superintelligence.

    Menurut laporan Bloomberg dan The New York Times, Mark Zuckerberg kini tengah aktif merekrut para ahli terbaik di bidang AI, mulai dari peneliti hingga insinyur infrastruktur.

    Menariknya, seperti dikutip dari Engadget, Kamis (12/6/2025), perekrutan itu dilakukan lewat grup WhatsApp internal yang diberi nama ‘Recruiting Party’. Lalu, para kandidat diajak makan siang atau malam di kediamannya di California.

    Sekadar diketahui, ambisi Meta untuk menciptakan AI superintelligence disebut akan menjadi lompatan besar melewati batas Artificial General Intelligence (AGI) yang saat ini jadi tujuan utama banyak perusahaan teknologi.

    Jika AGI disebut sebagai mesin yang memiliki kecerdasan buatan setara manusia, superintelligence merupakan AI yang memiliki kemampuan intelektual jauh melampaui manusia. Ini yang disebut jadi target jangka panjang Zuckerberg.

  • Mötley Cruë Hadirkan Dolly Parton di Versi Baru Home Sweet Home

    Mötley Cruë Hadirkan Dolly Parton di Versi Baru Home Sweet Home

    JAKARTA – Heavy metal yang ekspresif dan ketulusan musik country tergambarkan dari kolaborasi Mötley Crüe dan Dolly Parton untuk garapan ulang lagu “Home Sweet Home”.

    Adapun, “Home Sweet Home” sebagai lagu power ballad, pertama kali diperkenalkan Mötley Crüe lewat album studio ketiga, “Theatre of Pain”, pada tahun 1985.

    Empat puluh tahun berselang, lagu itu digarap ulang dengan cara yang spesial. Band asal California itu mengajak ratu musik country, Dolly Parton.

    Garapan ulang lagu ini mengawali peluncuran album “From the Beginning” – koleksi single yang mencakup empat dekade bermusik Mötley Crüe – yang akan dirilis pada 12 September mendatang.

    “‘Home Sweet Home’ pertama kali dirilis pada tahun 1985 sebagai single dari album Theatre of Pain kami. Bagi seorang ikon seperti Dolly Parton untuk bernyanyi dalam lagu yang tidak hanya berarti bagi kami tetapi juga bagi semua penggemar selama bertahun-tahun, merupakan pencapaian tertinggi dalam karier yang sangat berarti bagi kami,” bunyi pernyataan Mötley Crüe, dikutip Billboard, Senin, 23 Juni.

    “Kami sangat gembira merayakan ulang tahun ke-40 ‘Home Sweet Home’ dengan cara yang istimewa ini, dan kami gembira dapat berbagi versi lagu ini dengan semua penggemar Dolly dan Mötley di seluruh dunia.”

    Sebagian dari hasil penjualan “Home Sweet Home” versi baru dari Mötley Crüe dan Parton akan disumbangkan kepada Covenant House, sebuah organisasi nirlaba yang menyediakan tempat berlindung yang aman, makanan, hingga harapan bagi kaum muda yang mengalami tunawisma.

    “Kami dapat bersatu dengan Dolly untuk meningkatkan kesadaran bagi kaum muda tunawisma dan kerja luar biasa Covenant House, yang menyediakan tempat tinggal dan perawatan yang aman bagi mereka, menjadikannya lebih istimewa. Kami harap Anda akan menikmati ‘Home Sweet Home’ yang menampilkan Dolly Parton seperti halnya Dolly dan kami menikmati pembuatannya,” kata band.

    Mötley Crüe dan Dolly Parton untuk garapan ulang “Home Sweet Home” (Instagram @motleycrue)

    “Merupakan suatu kehormatan dan kegembiraan bekerja di studio pada perilisan ulang ‘Home Sweet Home’ Mötley Crüe untuk memperingati HUT ke-40,” tambah Parton. “Saya sangat senang mereka meminta saya untuk bernyanyi di lagu klasik seperti itu.”

    Adapun, album “From the Beginning” mendatang, juga akan dirilis dalam bentuk CD standar, set dua LP bersama CD, ditambah varian eksklusif dua LP di Walmart, Target, dan Amazon.

  • Makin Ngeri, Begini Cara Xi Jinping Bungkam Warga China

    Makin Ngeri, Begini Cara Xi Jinping Bungkam Warga China

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah China kembali mengencangkan kontrol terhadap ruang digital. Terbaru, China menerapkan sistem Internet ID Nasional, sebuah identitas online terpusat yang diklaim sukarela.

    Namun demikian, banyak yang menilai kalau program ini menjadi senjata baru untuk membungkam kebebasan berekspresi warga.

    Dengan sistem ini, warga tak perlu lagi melakukan verifikasi identitas di tiap platform media sosial secara terpisah.

    Sebagai gantinya, mereka cukup memiliki satu ID internet nasional yang berlaku lintas aplikasi dan situs web. Otoritas menyebut sistem ini akan diterapkan mulai pertengahan Juli 2025.

    Dalam pernyataan resminya, pemerintah menyebut sistem ini bertujuan untuk melindungi informasi identitas warga, dan mendukung pembangunan ekonomi digital yang sehat dan tertib.

    Namun para pakar menilai sebaliknya. Mereka memperingatkan bahwa sistem ini justru membuka pintu lebih lebar bagi negara untuk mengawasi, melacak, bahkan menghapus suara-suara kritis dari ruang maya.

    “Ini adalah sistem identitas terpadu yang dipimpin negara, mampu memantau dan memblokir pengguna secara real-time,” kata Xiao Qiang, peneliti kebebasan internet dari University of California, Berkeley, dikutip dari CNN International, Senin (23/6/2025).

    “Ini bisa langsung menghapus suara-suara yang tak disukai dari internet. Jadi ini lebih dari sekadar alat pengawasan, ini adalah infrastruktur totalitarianisme digital.”

    Sebelumnya, kendali terhadap internet di China tersebar di berbagai lembaga, dengan platform media sosial seperti WeChat atau Weibo ikut bertanggung jawab menyaring konten ‘bermasalah’.

    Dengan sistem baru ini, pemerintah bisa langsung menghapus jejak digital pengguna dari berbagai platform sekaligus.

    Shane Yi dari lembaga advokasi China Human Rights Defenders mengamini kekhawatiran tersebut.

    “Pemerintah kini punya kekuatan untuk melakukan apapun yang mereka inginkan saat mereka anggap perlu. Mereka bisa melacak jejak digital seseorang dari titik nol,” ujarnya.

    Di dalam negeri, media pemerintah menyebut sistem Internet ID ini sebagai rompi anti peluru untuk informasi pribadi.

    Xinhua bahkan mengklaim lebih dari 6 juta orang telah mendaftar, dari total populasi pengguna internet China yang melebihi 1 miliar orang.

    Seorang pejabat dari Kementerian Keamanan Publik mengatakan kepada Xinhua bahwa layanan ID ini “sifatnya sukarela”, namun pemerintah mendorong semua sektor untuk mengadopsinya.

    “Tujuannya adalah memberi cara otentikasi identitas yang aman, nyaman, otoritatif, dan efisien untuk mendukung ekonomi digital,” ujarnya.

    Sejumlah akademisi pun mempertanyakan seberapa ‘sukarela’ sistem ini. Haochen Sun, profesor hukum dari University of Hong Kong, mengingatkan sistem ini bisa secara perlahan menjadi kewajiban de facto bagi semua pengguna internet di China.

    “Pemerintah bisa mempromosikan sistem ini dengan berbagai insentif, dan masyarakat akan merasa sulit untuk tidak ikut serta,” katanya.

    Ia juga mengingatkan risiko besar kebocoran data karena semua informasi pribadi dikumpulkan secara terpusat.

    “Sistem nasional yang terpusat menciptakan titik rentan tunggal, yang sangat menarik bagi peretas atau aktor asing yang bermusuhan,” ujar Sun.

    Kekhawatiran ini bukan tanpa dasar. Pada 2022 lalu, kebocoran data besar terjadi di China saat basis data kepolisian yang memuat informasi pribadi 1 miliar warga bocor ke internet.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Apple Tersandung Kasus Penipuan, Investor Kecewa Berat

    Apple Tersandung Kasus Penipuan, Investor Kecewa Berat

    Jakarta, CNBC Indonesia – Raksasa teknologi Apple digugat para pemegang saham atas dugaan kasus penipuan sekuritas. Hal ini merupakan buntut janji manis integrasi kecerdasan buatan (AI) ke produk-produk Apple yang tak kunjung terealisasi. 

    Gugatan class action ini mencakup para pemegang saham yang diduga mengalami kerugian hingga ratusan miliar dolar sepanjang tahun. Puncaknya berakhir pada 9 Juni, ketika Apple memperkenalkan sejumlah fitur dan peningkatan untuk produknya, tapi hanya menyertakan perubahan AI yang bersifat ringan.

    Para investor, yang dipimpin oleh Eric Tucker, menyebut Apple memberikan ekspektasi berlebihan terhadap kemampuan Apple Intelligence saat diluncurkan pada WWDC Juni 2024, demikian dikutip dari Reuters, Senin (23/6/2025).

    Namun kenyataannya, Apple disebut tidak memiliki prototipe yang berfungsi untuk fitur Siri berbasis AI dan tak punya alasan kuat untuk percaya bahwa fitur itu bisa rampung tepat waktu.

    Hal ini mulai terbukti saat Apple menunda pembaruan Siri hingga tahun 2026, yang diumumkan pada 7 Maret lalu.

    Tak hanya reputasi yang dipertaruhkan, nilai saham Apple juga terkena imbas parah. Sejak mencetak rekor tertinggi pada 26 Desember 2024, saham Apple telah turun hampir 25%. Ini menyebabkan kapitalisasi pasar perusahaan anjlok sekitar US$900 miliar.

    Apple sendiri belum memberikan komentar atas gugatan ini.

    CEO Tim Cook, CFO Kevan Parekh, dan mantan CFO Luca Maestri turut tercantum sebagai tergugat dalam perkara ini, yang terdaftar dengan nama Tucker v. Apple Inc et al, nomor kasus 25-05197, di Pengadilan Distrik AS, Distrik Utara California.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Nuklir Raksasa Meledak Gara-gara Warga Remehkan Kekuatan Alam

    Nuklir Raksasa Meledak Gara-gara Warga Remehkan Kekuatan Alam

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah nuklir raksasa meledak di Jepang, bukan semata karena bencana alam, tapi karena kesombongan manusia yang meremehkan kekuatan alam itu sendiri.

    Tepat 12 Maret 2011, sehari setelah gempa M9 dan tsunami setinggi 40 meter meluluhlantakkan wilayah timur Jepang, ledakan mengguncang Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima. Radiasi menyebar hingga radius 20 km dan mengubah daerah itu menjadi zona kosong yang tak bisa dihuni sampai sekarang.

    Ledakan itu bukan tanpa peringatan. Sepekan sebelum bencana, para ahli nuklir Jepang sudah memperingatkan adanya keretakan di sistem pendingin reaktor. Namun peringatan itu diabaikan. Para pengelola memilih diam, menutup-nutupi masalah karena takut sanksi. Mereka bahkan menolak memanggil ahli luar.

    “Pada 12 Maret, saya melihat mobil berisi orang-orang memakai baju proteksi dan masker gas. Mereka menyuruh warga segera mengungsi. Saat itu saya sadar ada bahaya besar,” ujar Mizue Kanno, warga Fukushima, dikutip dari Fukushima Testimony.

    Rumahnya hancur total, tapi ia selamat karena tinggal cukup jauh dari pantai. Tragedi Fukushima menjadi bencana nuklir terbesar ketiga dalam sejarah Jepang setelah Hiroshima dan Nagasaki (1945), dan menyamai level tragedi Chernobyl (1986). Bedanya, ledakan Fukushima tak terjadi karena perang atau kesalahan teknologi semata, tapi karena arogansi manusia yang tak mau belajar dari alam.

    Kesalahan Berulang

    Jauh sebelum reaktor itu meledak, pemerintah Jepang sudah keliru sejak tahap perencanaan. Mereka hanya memakai pendekatan “deterministik”, yakni mengandalkan catatan bencana masa lalu-bukan “probabilistik” yang mempertimbangkan kemungkinan terburuk di masa depan.

    Karena sejarah mencatat gempa terbesar hanya M8 dan tsunami tertinggi 3,5 meter, PLTN Fukushima pun hanya dirancang untuk skenario itu. Padahal para ilmuwan sudah memperingatkan kemungkinan gempa yang jauh lebih besar.

    Dan alam membuktikannya, yakni pada 11 Maret 2011, gempa M9 mengguncang Jepang selama 6 menit, diikuti tsunami raksasa. PLTN runtuh. Pendingin mati. Reaktor meledak.

    “Jepang telah meremehkan risiko tsunami sebagai serangkaian kesalahan bodoh yang menyebabkan bencana,” tegas Costas Synolakis, profesor Teknik Sipil di University of Southern California.

    Ledakan Fukushima menjadi simbol betapa berbahayanya jika manusia merasa paling tahu soal alam. Kebiasaan menutup-nutupi masalah, abai terhadap risiko, hingga mengabaikan suara ilmuwan, menjadi bom waktu yang akhirnya meledak.

    Warga Fukushima kini menanggung akibatnya. Mereka tak hanya kehilangan rumah akibat gempa, tapi juga harus pergi dan tak bisa kembali karena tanah kelahiran mereka telah terkontaminasi nuklir. Senjata yang dibuat untuk memberi energi, justru berubah menjadi bencana karena kesalahan manusia yang meremehkan kekuatan alam.

    (Fergi Nadira/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Bakteri Pemakan Logam Keluarkan Emas, Ilmuwan Terkejut!

    Bakteri Pemakan Logam Keluarkan Emas, Ilmuwan Terkejut!

    Jakarta

    Dunia mikrobiologi kembali membuat heboh. Para ilmuwan menemukan jenis bakteri langka yang mampu memakan logam beracun dan mengubahnya menjadi energi-bahkan menghasilkan emas sebagai ‘kotorannya’. Penemuan ini tidak hanya menakjubkan, tetapi juga membuka potensi besar untuk teknologi masa depan dalam pengolahan limbah logam dan produksi material bernilai tinggi.

    Kedua penemuan ini benar-benar memperluas pemahaman kita tentang kemampuan mikroba dalam memetabolisme zat yang dianggap tidak biasa. Bakteri pemakan logam mangan punya potensi besar untuk membantu mengelola masalah lingkungan, seperti penyumbatan sistem air dan pembentukan nodul di dasar laut.

    Sementara itu, C. metallidurans membuka peluang baru yang sangat menarik di bidang bioteknologi, seperti pengolahan logam beracun atau bahkan, siapa tahu, produksi nanomaterial berbasis emas di masa depan!

    Bakteri Pemakan Mangan

    Kisah ini berawal dari sebuah ketidaksengajaan yang berujung pada penemuan besar. Seorang ahli mikrobiologi dari California Institute of Technology (Caltech), Jared Leadbetter, tanpa sengaja menemukan bakteri unik yang doyan melahap logam mangan.

    Awalnya, Leadbetter sedang fokus pada penelitian yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan bakteri ini. Ia meninggalkan begitu saja botol berisi larutan mangan di laboratorium selama beberapa bulan karena harus bekerja di luar kampus.

    “Saat kembali, saya terkejut menemukan botol itu dilapisi material hitam,” ujar Leadbetter dalam keterangan resminya yang dikutip dari CNN. “Saya berpikir, apa itu?”

    Kecurigaannya pun muncul, ia menduga mikroba yang selama ini dicari mungkin menjadi biang keladinya. Setelah serangkaian tes sistematis, terungkaplah bahwa lapisan hitam itu adalah mangan teroksidasi yang dihasilkan oleh aktivitas bakteri. Bakteri ini kemungkinan besar berasal dari air keran yang ia gunakan.

    Penelitian yang diterbitkan di jurnal prestisius Nature ini mengungkap bahwa bakteri tersebut adalah yang pertama diketahui menggunakan mangan sebagai sumber energi melalui proses kemosintesis, mengubah karbon dioksida menjadi biomassa. “Aspek menarik mikroba di alam adalah mereka bisa memetabolisme material yang tampaknya tidak mungkin, seperti logam, yang menghasilkan energi bagi sel,” tambah Leadbetter.

    Temuan ini tidak hanya menarik secara ilmiah, tetapi juga punya implikasi praktis. Bakteri ini bisa membantu kita memahami penyebab penyumbatan sistem air akibat mangan teroksidasi dan proses pembentukan nodul mangan-bola logam misterius di dasar laut yang sudah ditemukan sejak tahun 1870-an!

    “Ada bukti bahwa saudara makhluk ini hidup di air tanah, dan sebagian air minum di Pasadena dipompa dari akuifer lokal,” jelas Leadbetter.

    Bakteri yang Tinjanya Emas

    Di sisi lain, ada lagi tim peneliti internasional yang menemukan bakteri tak kalah menakjubkan: Cupriavidus metallidurans. Bakteri ini mampu memakan logam beracun dan menghasilkan nanopartikel emas sebagai limbahnya! Wow!

    Emas dihasilkan dari kotoran bakteri Foto: American Society for Microbiology

    Bakteri ‘unik’ ini pertama kali ditemukan ‘membuang’ emas pada tahun 2009 oleh ahli geomikrobiologi Frank Reith. “Hasil penelitian ini menunjukkan keterlibatan mereka dalam detoksifikasi aktif kompleks emas yang mengarah pada pembentukan biomineral emas,” kata Reith, seperti dikutip dari India Times.

    Pada tahun 2018, Reith dan timnya berhasil mengungkap mekanisme di balik kemampuan ajaib ini. Bakteri ini bisa bertahan hidup di lingkungan ekstrem yang kaya akan hidrogen dan logam berat beracun, seperti tembaga dan emas, yang seharusnya mematikan bagi mikroba lain.

    Untuk bertahan, C. metallidurans menggunakan enzim bernama CupA untuk mengeluarkan tembaga dari dalam selnya. Namun, ketika ada emas, enzim ini jadi tertekan, menyebabkan senyawa tembaga dan emas tetap berada di dalam sel.

    Di sinilah peran enzim CopA mengambil alih, mengubah senyawa tersebut menjadi bentuk yang sulit diserap sel, sehingga mengurangi toksisitasnya. Proses inilah yang akhirnya menghasilkan nanopartikel emas di permukaan bakteri, menjadikannya mikroba yang secara harfiah buang air besarnya adalah emas. Epic!

    (afr/fay)

  • China Pantau Ketat Aktivitas Warga di Internet, Wajib Punya ID Khusus

    China Pantau Ketat Aktivitas Warga di Internet, Wajib Punya ID Khusus

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah China makin memperkuat pengawasan aktivitas internet bagi masyarakatnya. Pengguna akun anonim di media sosial kini bahkan hampir mustahil muncul di tengah-tengah masyarakat China.

    Dilansir CNN Indonesia, pemerintah China bahkan kini mau memperkenalkan identitas internet nasional atau national internet ID, sebagai penguatan pengawasan penggunaan platform digital bagi masyarakatnya.

    Sistem ID internet nasional ini berbeda dari kewajiban pemeriksaan identitas sebelumnya, yang dimandatkan kepada masyarakat tat kala ingin berselancar di dunia maya.

    Alih-alih mengharuskan setiap warga menyerahkan informasi pribadi mereka untuk pemeriksaan identitas secara terpisah di setiap platform, pemerintah sekarang berupaya memusatkan proses dengan menerbitkan ID virtual yang akan memungkinkan pengguna untuk masuk di berbagai aplikasi media sosial dan situs web.

    Peraturan untuk sistem baru tersebut, telah dirilis pada akhir Mei dan akan diterapkan pada 15 Juli 2025. Peraturan Nomor 173 itu ditandatangani Menteri Keamanan Publik China, Direktur Administrasi Ruang Siber China, Menteri Urusan Sipil China, Menteri Pariwisata dan Budaya China, Direktur Komisi Kesehatan Nasional, serta Direktur Administrasi Radio dan Televisi Negara.

    Dalam peraturan itu disebutkan bahwa sistem ini bertujuan untuk “melindungi informasi identitas warga negara, dan mendukung perkembangan ekonomi digital yang sehat dan teratur”.

    Para ahli di China mengemukakan kekhawatiran bahwa kebijakan baru tersebut akan semakin mengikis kebebasan berekspresi yang sudah terbatas dengan memaksa pengguna internet menyerahkan lebih banyak kendali kepada negara.

    Terutama karena, sejak Presiden China Xi Jinping berkuasa pada 2012, negara itu semakin memperketat cengkeramannya pada ruang digital melalui pembentukan pasukan penyensor.

    Pasukan sensor ini dikerahkan sepanjang waktu. Mereka menghapus unggahan, menangguhkan akun, dan membantu pihak berwenang mengidentifikasi para pengkritik, serta meredam tanda-tanda perbedaan pendapat sebelum hal itu dapat menyebar luas.

    Foto: Warga beraktivitas di Kota Shanghai, China, Senin (29/5/2023). (AFP via Getty Images)

    Selama konsultasi publik selama setahun terakhir, proposal aturan terbaru ini menghadapi reaksi keras dari para profesor hukum, pakar hak asasi manusia, dan beberapa pengguna internet. Namun, aturan yang telah difinalisasi sebagian besar tetap mirip dengan rancangannya.

    “Ini adalah sistem identitas terpadu yang dipimpin negara yang mampu memantau dan memblokir pengguna secara real-time,” kata Xiao Qiang, seorang ilmuwan yang mempelajari kebebasan internet di University of California, Berkeley.

    “Sistem ini dapat langsung menghapus suara-suara yang tidak disukainya dari internet, jadi sistem ini lebih dari sekadar alat pengawasan – sistem ini adalah infrastruktur totalitarianisme digital,” ucapnya.

    Xiao memperingatkan bahwa sistem terpusat yang menggunakan ID internet dapat mempermudah pemerintah untuk menghapus keberadaan pengguna di beberapa platform sekaligus.

    Shane Yi, seorang peneliti di China Human Rights Defenders, sebuah kelompok advokasi, menyuarakan kekhawatiran Xiao. Sistem tersebut memberi pemerintah Tiongkok kewenangan lebih luas untuk “melakukan apa pun yang mereka inginkan saat mereka merasa perlu” di internet, karena pihak berwenang dapat melacak seluruh jejak digital pengguna “dari titik nol”.

    FILE PHOTO: Icons of WeChat and Weibo apps are seen on a smartphone in this picture illustration taken December 5, 2013. REUTERS/Petar Kujundzic/Illustration/File Photo

    Media milik pemerintah China menyebut ID internet sebagai “rompi antipeluru untuk informasi pribadi” dan menggembar-gemborkan sistem tersebut mampu mengurangi risiko kebocoran data pribadi.

    Menurut media pemerintah China, Xinhua, pada bulan lalu, saat ini lebih dari enam juta orang telah mendaftar untuk mendapatkan ID tersebut, dari total populasi daring yang diperkirakan lebih dari satu miliar.

    Seorang pejabat keamanan siber dari Kementerian Keamanan Publik mengatakan kepada Xinhua bahwa layanan ID internet ini sepenuhnya “sukarela,” tetapi pemerintah mendorong berbagai industri dan sektor untuk berintegrasi dengannya.

    “Tujuannya adalah untuk menyediakan sarana verifikasi identitas yang aman, nyaman, berwibawa, dan efisien bagi individu, dalam mendukung pengembangan ekonomi digital,” kata orang tersebut.

    Namun para ahli juga mempertanyakan seberapa sukarela sistem tersebut sebenarnya dan menyoroti risiko potensi pelanggaran data, karena informasi pribadi sekarang dikumpulkan secara terpusat.

    Haochen Sun, seorang profesor hukum di Universitas Hong Kong, mengatakan, meskipun undang-undang tersebut menyajikan sistem ID nasional sebagai sesuatu yang sukarela, namun dapat secara bertahap berubah menjadi sistem yang mungkin sulit bagi pengguna untuk tidak ikut serta.

    “Jika pemerintah ingin mempromosikan sistem verifikasi identitas internet ini, mereka dapat melakukannya melalui berbagai cara, terutama dengan mendorong masyarakat untuk mengadopsinya dan menawarkan berbagai kemudahan sebagai imbalannya,” katanya.

    Sun juga mengemukakan kekhawatiran tentang meningkatnya risiko kebocoran data.

    “Platform terpusat dan berskala nasional pada dasarnya menciptakan satu titik kerentanan, sehingga menjadi target yang menarik bagi para peretas atau aktor asing yang bermusuhan,” katanya.

    Pelanggaran data pemerintah telah terjadi di seluruh dunia. Salah satu insiden penting di Tiongkok melibatkan kebocoran basis data kepolisian yang berisi informasi pribadi satu miliar warga negara secara daring pada 2022.

    Kritik dibungkam

    Meskipun masih dalam tahap uji coba pemberlakuan, para kritikus peraturan baru ini telah dibungkam oleh pemerintah. Salah satu korbannya ialah Lao Dongyan, seorang profesor hukum terkemuka di Universitas Tsinghua.

    Lao mengkritik peraturan baru yang diusulkan oleh wakil direktur polisi siber China, Jia Xiaoliang, itu di platform medsos China, Weibo. Lao menyandingkan penerapan sistem tersebut seperti “memasang perangkat pengawasan pada setiap aktivitas online individu”.

    Postingannya itu lalu dalam waktu singkat terhapus dari platform Wibo, dan akunnya kemudian ditangguhkan dari posting selama tiga bulan, karena dianggap “melanggar aturan.”

    (hsy/hsy)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ikan Kiamat Muncul di India, Ramalan Baba Vanga Disebut-sebut

    Ikan Kiamat Muncul di India, Ramalan Baba Vanga Disebut-sebut

    Jakarta

    Setelah Meksiko, Selandia Baru, dan Australia, oarfish atau ikan ‘kiamat’ kini terlihat di pantai-pantai India. Laporan-laporan mengklaim bahwa seekor ikan ditangkap di Tamil Nadu, menandai tempat lain dalam kemunculannya yang langka di seluruh dunia. Kemunculan ikan ini makin menghebohkan karena dikaitkan dengan ramalan Baba Vanga.

    Sebuah video viral di media sosial menunjukkan sekelompok nelayan menemukan ikan ini di lepas pantai Tamil Nadu. Dalam video tersebut, karena panjang ikan tersebut, yang diperkirakan mencapai sekitar 9 meter, membutuhkan setidaknya tujuh nelayan untuk membawanya.

    Selain di India, ikan oarfish, yang secara umum dikenal sebagai ‘ikan kiamat’ dalam budaya Jepang, telah muncul tiga kali dalam 20 hari terakhir di Australia, Selandia Baru, dan Baja California Sur di Meksiko.

    Ramalan Baba Vanga

    Baba Vanga atau sering disebut sebagai ‘Nostradamus of the Balkans’ memberikan beberapa ramalannya untuk 2025 dan mendatang. Peramal tunanetra asal Bulgaria ini beberapa kali meramal dan tak sedikit yang jadi kenyataan. Misalnya, peramal kelahiran 31 Januari 1911 dan meninggal pada 1996 tersebut sudah menyebut Presiden ke-44 Amerika Serikat akan memiliki ras Afrika-Amerika, yang mana tepat yakni Barrack Obama.

    Mungkin kebetulan, tapi banyak yang mulai penasaran dengan ramalannya. Salah satu ramalannya di 2025 adalah tentang bencana besar. Baba Vanga mewanti-wanti tremor lintas benua dan pulau yang ditelan oleh air. Seakan sejalan, para ahli kini menunjuk adanya peningkatan aktivitas seismik di Asia dan Lingkar Pasifik. Ramalan ini yang kemudian dikaitkan dengan berbagai kemunculan ikan kiamat baru-baru ini.

    Kenapa Disebut Ikan Kiamat

    Oarfish merupakan jenis ikan di perairan laut dalam sehingga jarang muncul di permukaan. Nah saat muncul, bukan berarti bakal terjadi gempa atau tsunami. Lalu, bagaimana awal mulanya oarfish disebut sebagai ikan hari kiamat?

    Mengutip Forbes, merujuk hasil sejumlah penelitian, hasil studi terbaru para peneliti Jepang menunjukkan kemunculan oarfish sama sekali tidak berkorelasi dengan gempa. Cerita tentang oarfish dan gempa berasal dari legenda masyarakat Jepang. Menurut cerita, ketika ikan perak seperti ular itu mucul dari kedalaman, sebuah gempa besar akan segera terjadi.

    Namun, para peneliti Jepang yang meneliti laporan surat kabar, catatan akuarium, dan makalah akademis yang berasal dari tahun 1928 tidak dapat menemukan korelasi antara penampakan oarfish dan gempa besar.

    “Peneliti hampir tidak dapat mengonfirmasi hubungan antara dua fenomena itu (kemunculan oarfish dan gempa),” kata seismolog Yoshiaki Orihara dan rekan-rekannya dalam sebuah makalah yang diterbitkan di Bulletin of the Seismological Society of America (BSSA). Laporan Forbes menyebutkan, oarfish menarik perhatian setelah gempa Tohoku Maret 2011.

    Gempa disusul tsunami itu menewaskan lebih dari 19 ribu orang dan menyebabkan kehancuran pada tiga reaktor nuklir di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi. Pengamat pun menghubungkan gempa ini dengan penampakan puluhan oarfish yang terdampar di pantai Jepang pada akhir 2009 hingga 2020.

    Di Jepang, makhluk ini punya sebutan Ryugu No Tsukai atau Utusan dari Istana Dewa Laut. Oarfish, terutama spesies yang lebih kecil atau ramping, dipercaya mengunjungi pantai Jepang untuk memperingatkan akan terjadinya gempa dan tsunami.

    “Seandainya cerita rakyat ini terbukti benar, penampakan ikan laut dalam ini bisa menjadi informasi yang berguna untuk mitigasi bencana,” tulis Orihara.

    Tetapi, beberapa ilmuwan telah mencoba menjelaskan legenda itu dengan menyebut pergerakan lempeng tektonik dapat menghasilkan arus elektromagnetik yang mendorong oarfish dan ikan laut dalam lainnya seperti dealfish, ribbonfish, dan unicorn creshfish menuju perairan dangkal. Oarfish pertama kali dideskripsikan pada 1772. Pertemuan langka dengan penyelam dan tangkapan tidak disengaja telah memberikan sedikit informasi perilaku dan ekologi ikan ini.

    Oarfish sering berada pada kedalaman signifikan hingga 1.000 meter. Para ilmuwan percaya mereka bermigrasi ke Laut Jepang di Arus Tsushima. Beberapa tim peneliti telah merekam video oarfish hidup dalam beberapa tahun terakhir. Anggota terbesar dari spesies oarfish, yakni giant oarfish, dapat tumbuh hingga 11 meter. Itulah mengapa mereka sering diidentifikasi sebagai ular laut, padahal berbeda.

    Secara keseluruhan, Orihara dan rekan-rekannya menemukan 336 penampakan ikan laut dalam di Jepang antara November 1928 hingga Maret 2011. Tetapi tidak satu pun dari penampakan jadi dalam 30 hari setelah gempa bumi berkekuatan M 7,0 atau lebih besar. Orihara juga tidak dapat menemukan laporan tentang gempa berkekuatan M 6,0 atau lebih besar yang terjadi dalam waktu 10 hari dari pengamatan ikan laut dalam.

    (rns/fay)

  • Top 3 Tekno: Daftar HP Samsung yang Kebagian Android 16 hingga Trump Mobile T1 – Page 3

    Top 3 Tekno: Daftar HP Samsung yang Kebagian Android 16 hingga Trump Mobile T1 – Page 3

    Belum lama ini, publik dikejutkan dengan aksi Presiden AS Donald Trump dan keluarganya yang menyebut, akan mengumumkan Trump Mobile.

    Iya, kamu tidak salah baca. Trump Mobile merujuk pada brand smartphone Donald Trump beserta keluarganya.

    Adapun model pertama dari Trump Mobile yang akan dirilis adalah Trump Mobile T1 yang belum lama ini foto-fotonya menampilkan ponsel dengan balutan warna emas mencolok.

    The Verge mengungkap, Trump Mobile T1 akan hadir dengan harga USD 499 atau setara Rp 8,1 jutaan.

    Uniknya, smartphone Trump Mobile ini digadang-gadang jadi smartphone yang dibuat di Amerika Serikat. Rencana peluncurannya akan dilakukan pada akhir tahun 2025 ini.

    Menurut seorang juru bicara Trump Organization, “Manufaktur untuk smartphone ini akan dilakukan di Alabama, California, dan Florida.”

    Namun, belakangan penelusuran The Verge, sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com, Rabu (18/6/2025), mengungkap kalau organisasi Trump ini kemungkinan menyembunyikan seluruh rantai pasokan asalnya dari HP Android Trump Mobile M1.

    Media tersebut mengungkap, kemungkinan Trump Mobile T1 menjadi perangkat white label dengan sebagian besar atau seluruh produksinya ditangani oleh pembesut smartphone China.

    Baca selengkapnya di sini