kab/kota: Cakung

  • Pakar Gizi Bicara Titik Kritis-Celah Keracunan Massal di Makanan Bergizi Gratis

    Pakar Gizi Bicara Titik Kritis-Celah Keracunan Massal di Makanan Bergizi Gratis

    Jakarta

    Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digadang pemerintah sebagai program prioritas terkait solusi gizi anak sekolah kembali menjadi sorotan. Pasalnya, ratusan kasus keracunan belakangan semakin sering dilaporkan.

    Siswa-siswi mengalami muntah hingga diare pasca menyantap menu MBG. Hal ini memicu kekhawatiran publik lebih luas soal keamanan pangan yang didistribusikan massal.

    Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji mengatakan angka keracunan pada anak di program Makan Bergizi Gratis (MBG) mencapai 6.452 kasus per 21 September 2025.

    Kasus terbaru juga terjadi di SDN 07 Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (24/9/2024). Dari 150 siswa penerima, enam di antaranya dilaporkan muntah setelah menyantap menu bergizi gratis, aroma kol disebut cukup menyengat dan berbau.

    Fenomena serupa terjadi di Kota Bandung. Puluhan siswa dilaporkan mengalami gejala mual, muntah, hingga diare usai mengonsumsi menu MBG yang dibagikan di sekolah

    Meski hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan tidak semua kasus disebabkan oleh keracunan, kejadian itu memperlihatkan adanya celah serius dalam rantai distribusi pangan MBG.

    Celah Keracunan di Makan Bergizi Gratis

    Pakar gizi komunitas dr Tan Shot Yen menjelaskan, celah anak mengalami keracunan makanan massal terletak pada aspek pengolahan dan distribusi makanan. Menurutnya, suhu penyimpanan merupakan titik rawan yang kerap terabaikan.

    “Di rentang suhu 5 sampai 60 derajat Celsius, itu disebut suhu kritis. Bakteri, jamur, hingga mikroba berbahaya bisa tumbuh dengan cepat. Jadi jangan heran kalau makanan yang dibiarkan di suhu ruang dalam waktu lama akhirnya basi,” terangnya.

    Ia mencontohkan praktik katering pesta atau hajatan yang selalu meletakkan makanan di atas pemanas. “Itu bukan semata supaya makanan terasa hangat, tapi untuk mencegah bakteri berkembang,” ujarnya.

    Karenanya, dr Tan menilai distribusi MBG sebaiknya tidak dilakukan sembarangan. Salah satu solusi yang benar-benar memastikan suhu pangan aman adalah menggeser suplai MBG langsung ke kantin sekolah, atau memastikan setiap makanan disimpan dalam wadah berpemanas sampai akhirnya dibagikan ke siswa.

    Perlunya Keterlibatan Lebih Luas

    Lebih jauh, dr Tan menekankan perlunya pendekatan pentahelix dalam mengawal program ini. Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, tetapi harus menggandeng organisasi profesi gizi seperti Persagi, akademisi, tenaga pelaksana gizi di lapangan.

    “Tenaga gizi di puskesmas dan kader posyandu mestinya bisa dilibatkan karena mereka paling paham kondisi anak-anak di lapangan. Kalau prosesnya tertutup, risiko salah menu atau distribusi makanan basi akan terus berulang,” katanya.

    Ia juga menyoroti adanya potensi program MBG dimanfaatkan sebagai etalase jualan produk tertentu, alih-alih fokus pada pemenuhan gizi anak. “Kalau mau melibatkan pelaku usaha, pastikan kontribusinya nyata, misalnya dengan menyediakan dapur mobil berpemanas, bukan sekadar memasok produk instan,” tambahnya.

    Kualitas makanan, rantai distribusi, hingga mekanisme pengawasan harus diperketat agar tujuan utama program ini, memperbaiki gizi anak Indonesia, tidak berbalik menjadi masalah kesehatan baru.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/up)

    Gaduh Keracunan MBG

    7 Konten

    Ribuan anak sekolah dilaporkan mengalami keracunan usai menerima Makan Bergizi Gratis (MBG). Apa saja kemungkinan penyebabnya, dan bagaimana mencegahnya di kemudian hari?

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Siswa muntah, puskesmas cek sampel menu MBG di SDN 07 Pulogebang

    Siswa muntah, puskesmas cek sampel menu MBG di SDN 07 Pulogebang

    Sementara jawabannya tidak ada keracunan, tapi sampelnya dibawa

    Jakarta (ANTARA) – Puskesmas Pulogebang mengambil sampel makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 07 Pulogebang untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait insiden enam siswa muntah usai menyantap makanan MBG, pada Rabu (24/9) siang.

    “Saat ada insiden tersebut, Puskesmas Pulogebang langsung datang untuk memeriksa makanannya. Sementara jawabannya tidak ada keracunan, tapi sampelnya dibawa,” kata Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Timur M. Fahmi saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.

    Peristiwa tersebut terjadi pada jam makan siang sekitar pukul 13.00 WIB. Saat itu, ada sekitar 150 siswa yang menikmati menu MBG, namun hanya enam anak yang melaporkan gejala muntah.

    “Yang pagi dengan menu yang sama aman semua. Sementara yang siang, dari 150 siswa hanya enam yang muntah. Gejalanya ringan, hanya muntah, dan langsung ditangani puskesmas,” ujar Fahmi.

    Menurut informasi dari Puskesmas Pulogebang, makanan yang dikonsumsi siswa relatif aman. Dugaan sementara, gangguan terjadi karena aroma kol rebus yang sudah disimpan sejak pagi hingga jam makan siang dalam kondisi tertutup.

    “Biasanya makanan dikirim sekitar jam 09.00 WIB atau jam 10.00 pagi, sementara anak sif siang baru makan jam 13.00 WIB. Mungkin kol rebus yang tertutup terlalu lama mengeluarkan bau, sehingga ada anak yang tidak tahan,” jelas Fahmi.

    Petugas puskesmas yang datang ke sekolah langsung memberikan pertolongan pertama. Enam siswa tersebut pulih setelah diberi obat dan tidak perlu dirujuk ke rumah sakit.

    Meski begitu, untuk memastikan keamanan, puskesmas tetap membawa sampel makanan guna dilakukan uji laboratorium. Hasil resmi pemeriksaan baru bisa diketahui setelah proses analisis selesai.

    Menurut Fahmi, kasus ini tidak bisa langsung disebut sebagai keracunan massal.

    “Belum ada hasil pasti. Kejadian siang kan, mungkin sudah selesai sekarang. Nanti kalau mau memastikan langsung oleh Puskesmas Pulogebang,” katanya.

    Dia menegaskan pihaknya hanya berperan sebagai penerima manfaat program MBG, sehingga tidak bisa merinci kandungan yang ada di setiap menu. Apalagi, kondisi kesehatan setiap siswa berbeda-beda, bisa karena perut dalam kondisi kosong ataupun situasi lainnya.

    “Bisa jadi, mungkin, jangan-jangan anak ini perutnya kosong. Dua, fisiknya berbeda satu dengan lainnya. Tiga, ada yang tahan terhadap bau kol atau tidak. Sementara analisisnya gitu. Itu analisis, bukan analisis kira-kira pengamatan kita, tapi yang pasti dari dokter,” ucap Fahmi.

    Sebelumnya, beredar kabar di media sosial yang menyebut telah terjadi keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 07 Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Rabu siang.

    Dalam unggahan di forum Facebook “Warga Pulogebang dan Sekitarnya”, terlihat foto sejumlah siswa berseragam putih merah bersama orang tua yang mengerumuni sebuah ambulans berwarna putih.

    “Terjadi lagi SDN 07 Pulogebang keracunan MBG,” tulis keterangan dalam forum Facebook Warga Pulogebang dan Sekitarnya.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pemkot Jaktim pastikan Siswa SDN 07 Pulogebang muntah bukan keracunan

    Pemkot Jaktim pastikan Siswa SDN 07 Pulogebang muntah bukan keracunan

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Timur (Jaktim) memastikan insiden enam siswa SDN 07 Pulogebang, Cakung, yang mengalami muntah usai menyantap makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Rabu (24/9) siang, bukan karena keracunan.

    “Kalau keracunan itu biasanya yang terdampak minimal setengah dari jumlah anak yang makan. Ini bukan kasus keracunan seperti yang lagi viral,” kata Kepala Sudin Pendidikan Wilayah I Jakarta Timur M. Fahmi saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.

    Fahmi menyebut, peristiwa terjadi sekitar pukul 13.00 WIB pada saat jam makan siang untuk sif kedua. Saat itu, sekitar 150 siswa makan bersama, namun hanya enam siswa kelas 2 SD yang mengalami muntah.

    Menu MBG yang disajikan sama persis dengan yang diberikan kepada siswa sif pagi. Pada sesi pagi, tidak ada satu pun siswa yang mengalami keluhan.

    Menu MBG di SDN 07 Pulogebang dikirim dalam dua waktu yang berbeda, sesi pagi dikirim pukul 07.30 WIB dan dimakan pukul 09.00 WIB. Sedangkan sesi siang dikirim pukul 12.00 WIB, dan dimakan pukul 13.00 WIB.

    “Padahal mereka makan dengan jenis makanan yang sama, semuanya sama. Jadi, ada lima rombongan belajar, kurang lebih total 150 orang. Yang terdampak enam siswa, gejalanya ringan mual terus muntah,” ujar Fahmi.

    Dugaan sementara, gejala yang muncul dipicu aroma kol rebus yang sudah disimpan beberapa jam sejak makanan datang pagi hari.

    Pihak Puskesmas Pulogebang yang mendapat laporan langsung mendatangi sekolah untuk memberikan pertolongan pertama.

    Setelah mendapat obat dan pemeriksaan awal, seluruh siswa yang muntah segera pulih. Tidak ada yang harus dirujuk ke rumah sakit.

    “Mereka cepat pulih setelah diobati. Tidak ada yang dibawa ke puskesmas. Karena dokter sudah datang ke situ. Tidak ada yang fatal. Sehingga tadi saya pastikan untuk pemeriksaan lebih lanjut namun setelah dilakukan penanganan oleh pihak puskesmas sudah bisa kembali pulang,” jelas Fahmi.

    Fahmi menegaskan program MBG sejauh ini berjalan aman di Jakarta Timur, dan kasus semacam ini baru pertama kali terjadi.

    Fahmi berharap, masyarakat tidak langsung menyimpulkan bahwa program tersebut berbahaya.

    “Program ini baik dan bermanfaat. Kalau pun ada kasus seperti ini, sifatnya insidental. Kami tetap mendukung program MBG berjalan,” ucap Fahmi.

    Sebelumnya, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pulogebang Ahmad Irfansyah memastikan, sekolah bersama pihak terkait akan terus memantau menu MBG dan memberikan penanganan cepat bila ada siswa yang kurang cocok dengan makanan tertentu.

    “Kalau ada keluhan, langsung kami tindaklanjuti. Kami ingin orang tua tenang karena program MBG ini aman untuk anak-anak,” kata Ahmad saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (24/9).

    Peristiwa ini beredar di media sosial yang menyebut telah terjadi keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 07 Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Rabu siang.

    Dalam unggahan di forum Facebook “Warga Pulogebang dan Sekitarnya”, terlihat foto sejumlah siswa berseragam putih merah bersama orang tua yang mengerumuni sebuah ambulans berwarna putih.

    “Terjadi lagi SDN 07 Pulogebang keracunan MBG,” tulis keterangan dalam forum Facebook Warga Pulogebang dan sekitarnya.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • DKI kemarin, demonstrasi petani hingga rencana uji coba RDF Rorotan

    DKI kemarin, demonstrasi petani hingga rencana uji coba RDF Rorotan

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah berita seputar DKI Jakarta yang terjadi pada Rabu (24/9) kemarin, mulai dari demonstrasi petani hingga uji coba RDF Rorotan.

    Berikut berita seputar DKI Jakarta yang masih menarik untuk dibaca kembali.

    1. Uji coba RDF Rorotan ditargetkan digelar pekan depan

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan uji coba Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan, Jakarta Utara, ditargetkan dilakukan pada pekan depan jika sudah tak ada kendala.

    “Di minggu depan (uji coba dimulai) kalau memang kita benar-benar persiapannya sudah bagus. Kondisi equipment mesin semuanya sudah benar-benar lancar. Kita undang masyarakat agar tidak ada isu-isu lagi,” kata Asep di Balai Kota Jakarta, Rabu.

    Selengkapnya di sini

    2. Seribuan petani unjuk rasa di kawasan Patung Kuda

    Seribuan petani dari dua aliansi, yakni Perkumpulan Petani UBI Kayu Indonesia (PPUKI) dan Serikat Petani Indonesia menggelar aksi unjuk rasa di kawasan Patung Kuda Kencana, Jakarta Pusat, Rabu.

    Kedua aliansi tersebut menyuarakan kegundahannya terkait kondisi petani, seperti harga singkong yang murah, ketidakkeberpihakan pemerintah kepada petani dan lain sebagainya. Masing-masing aliansi tampak menyuarakan suaranya, mereka menggunakan dua mobil komando yang saling bersahutan.

    Selengkapnya di sini

    3. Polda Metro Jaya minta maaf atas kemacetan imbas demo tani di Jakarta

    Polda Metro Jaya meminta maaf kepada masyarakat atas kemacetan yang terjadi di sejumlah titik di Jakarta imbas demonstrasi tani pada Rabu.

    “Kami juga mengaturkan permohonan maaf kepada masyarakat yang dalam aktivitas hari ini mungkin mengalami gangguan dalam hal ketidaknyamanan dalam melintas karena ada kepadatan massa nanti di beberapa titik,” tutur Kabid Humas Polda Metro Jaya Brigjen Pol Ade Ary Syam Indradi di Jakarta, Rabu.

    Selengkapnya di sini

    4. Lalu lintas Semanggi-Slipi macet parah, ini penjelasan Polda Metro

    Polda Metro Jaya menyebutkan bahwa arus lalu lintas dari arah Semanggi menuju Slipi (Jakarta Barat) dan arah sebaliknya macet parah karena Gerbang Tol Semanggi 1 ditutup untuk perbaikan.

    “Gerbang Tol Semanggi 1 lagi tahap perbaikan karena dampak dari yang dibakar kemarin (aksi unjuk rasa Agustus 2025),” kata Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Komarudin saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

    Selengkapnya di sini

    5. SPPG bantah ada siswa SDN 07 Pulogebang keracunan menu MBG

    Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pulogebang membantah isu ada siswa SDN 07 Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, yang keracunan menu Makanan Bergizi Gratis (MBG).

    Kepala SPPG Pulogebang Ahmad Irfansyah menjelaskan menu MBG yang disajikan hari ini terdiri dari soto dengan tambahan kol dan pisang.

    Selengkapnya di sini

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Risbiani Fardaniah
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Siswa muntah, puskesmas cek sampel menu MBG di SDN 07 Pulogebang

    SPPG bantah ada siswa SDN 07 Pulogebang keracunan menu MBG

    Ada sekitar tujuh orang yang mual, mungkin karena baunya mereka kurang suka, terus kol juga kan ada gasnya

    Jakarta (ANTARA) – Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pulogebang membantah isu ada siswa SDN 07 Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, yang keracunan menu Makanan Bergizi Gratis (MBG).

    Kepala SPPG Pulogebang Ahmad Irfansyah menjelaskan menu MBG yang disajikan hari ini terdiri dari soto dengan tambahan kol dan pisang.

    “Ada sekitar tujuh orang yang mual, mungkin karena baunya mereka kurang suka, terus kol juga kan ada gasnya,” kata Ahmad saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

    Menurut Ahmad, bau kol yang menyengat bisa menjadi pemicu tujuh siswa tersebut mual.

    Kondisi para siswa cepat berangsur pulih setelah diberi teh oleh guru. Tak lama berselang, mereka dapat kembali beraktivitas seperti biasa.

    “Terus dikasih teh sama gurunya, sudah mereka aktivitas seperti biasa. Cuma tadi memang ada informasi yang salah, karena kecamatan kita itu ada keracunan, ada datang mobil ambulans juga,” ujar Ahmad.

    Selain itu Ahmad menyebut menu yang dibagikan tidak dalam kondisi basi atau rusak, hanya sedikit bau karena faktor panas.

    “Tidak basi. Cuma ya memang kol itu kan apalagi tadi situasi sejam itu kan panasnya makanan panas banget. Terus itu selama di perjalanan, mungkin karena panas banget terus di dalam menguap, jadi bau kolnya terlalu terasa,” jelas Ahmad.

    Apalagi menu itu terdiri dari pisang yang jika terkena panas tercium bau yang berbeda.

    “Terus bau pisangnya, juga kan pisang kalau kena panas itu baunya juga terasa. Jadi hanya dari segi bau saja,” ucap Ahmad.

    Ahmad memastikan sekolah bersama pihak pemangku kepentingan terkait akan terus memantau menu MBG, sekaligus memberikan penanganan cepat bila ada siswa yang kurang cocok dengan makanan tertentu.

    “Kalau ada keluhan, langsung kami tindaklanjuti. Kami ingin orang tua tenang karena Program MBG ini aman untuk anak-anak,” kata Ahmad.

    Sebelumnya, beredar kabar di media sosial yang menyebut telah terjadi keracunan Program MBG di SDN 07 Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Rabu siang.

    Dalam unggahan di forum Facebook “Warga Pulogebang dan Sekitarnya” terlihat foto sejumlah siswa berseragam putih merah bersama orang tua yang mengerumuni sebuah ambulans berwarna putih.

    “Terjadi lagi SDN 07 Pulogebang keracunan MBG,” tulis keterangan dalam forum Facebook Warga Pulogebang dan Sekitarnya.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Risbiani Fardaniah
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Legislator minta TranJakarta evaluasi operator terkait kecelakaan

    Legislator minta TranJakarta evaluasi operator terkait kecelakaan

    Jakarta (ANTARA) – Anggota komisi B DPRD DKI Jakarta Bebizie Sri Mulyati meminta agar PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap operator terkait sejumlah kecelakaan yang terjadi sepanjang September 2025.

    “Tercatat dalam bulan September 2025 ini saja terjadi tiga kali kecelakaan yang melibatkan armada TransJakarta,” kata Bebizie di Jakarta, Rabu.

    Menurut dia, evaluasi dan pengawasan terhadap operator yang bekerja sama dengan PT TransJakarta harus segera dilaksanakan.

    Dia pun mengingatkan agar TransJakarta tidak selalu mengarahkan kesalahan kepada pramudi armada saat terjadinya kecelakaan.

    “Jadi, mana yang memang operator itu yang menyebabkan kecelakaan di situ, adakah sanksi. Ini bukan semata-mata selalu sopir yang disalahkan,” ujar Bebizie.

    Lebih lanjut, dia juga meminta agar operator turut diberikan sanksi jika terjadi kecelakaan.

    “Operatornya ini siapa, bekukan sementara sampai investigasi selesai,” tambah Bebizie.

    Dia menilai PT TransJakarta seharusnya bersikap transparan terkait santunan bagi korban kecelakaan yang melibatkan armada TransJakarta.

    Selain itu, dia menekankan TransJakarta harus memberikan santunan sesuai dengan luka atau kerugian yang dialami korban, bukan hanya sekedar seremonial.

    “Jika korban tabrakan ini kehilangan mata pencarian akibat cacat, bagaimana tanggung jawabnya, ini harus spesifik dan transparan,” tegas Bebizie.

    Sebelumnya, Direktur Utama PT Transjakarta Welfizon Yuza mengatakan pihaknya bertanggung jawab kepada korban kecelakaan yang melibatkan armadanya dan terkait dengan brand equity TransJakarta.

    “Sebagai tanggung jawab karena brand equity-nya itu ada di TransJakarta, mau operatornya siapapun, orang tau logonya TransJakarta, sehingga kita yang maju di depan untuk memastikan operator memberikan santunan yang memadai,” ucap Welfizon.

    Sepanjang September 2025, tercatat tiga kasus kecelakaan yang melibatkan armada bus Transjakarta. Pertama, pada Sabtu, 6 September, ketika bus menabrak toko di Jalan Raya Minangkabau, Setiabudi, Jakarta Selatan.

    Selanjutnya, pada Kamis, 18 September, satu unit bus Transjakarta bertabrakan dengan truk kuning di depan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, Kelurahan Cideng, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat.

    Kecelakaan ketiga terjadi sehari kemudian, pada Jumat, 19 September, yaitu bus Transjakarta menabrak kios, rumah, dan kendaraan warga di Jalan Raya Stasiun Cakung, Kelurahan Pulogebang, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kriminal kemarin, kasus Kacab Bank hingga WNA Pakistan bawa narkoba

    Kriminal kemarin, kasus Kacab Bank hingga WNA Pakistan bawa narkoba

    Jakarta (ANTARA) – Berita kriminal di kanal Metro ANTARA pada Selasa (23/9) yang masih menarik dibaca hari ini antara lain polisi buru informan terkait rekening “dormant” kasus kacab bank hingga Polda Metro Jaya tangkap WNA Pakistan yang bawa 22 kg sabu.

    Berikut rangkumannya:

    Istri Gusdur dan tokoh GNB minta aktivis dibebaskan

    Sinta Nuriyah, istri Presiden ke-4 Indonesia Abdurrahman Wahid atau Gus Dur bersama sejumlah tokoh Gerakan Nurani Bangsa (GNB) melayangkan surat kepada Kepala Polri (Kapolri) untuk memohon pembebasan para aktivis yang ditahan di Polda Metro Jaya.

    Sejumlah tokoh GNB tersebut, antara lain mantan Menteri Agama Lukman Hakim, Komaruddin Hidayat, Gomar Gultom dan Erry Riyana Hardjapamekas.

    Baca selengkapnya di sini.

    Kasus kacab bank, polisi buru informan terkait rekening “dormant”

    Polda Metro Jaya memburu keberadaan sosok S, informan tersangka C alias Ken yang memberitahukan keberadaan rekening dormant (tidak aktif) di sebuah bank di Jakarta Pusat, tempat MIP (37), kepala cabang (kacab) korban kasus penculikan berujung kematian bekerja.

    “Masih kita dalami, (sosok S) masih kita cari,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol. Wira Satya Triputra di Jakarta, Selasa.

    Baca selengkapnya di sini.

    Polda Metro Jaya tangkap WNA Pakistan yang bawa 22 kg sabu

    Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Metro Jaya menangkap seorang warga negara asing (WNA) Pakistan berinisial HU (34) yang membawa 22 kilogram sabu di wilayah Jakarta Utara.

    “Kami berhasil mengamankan 1 orang WNA Pakistan inisial HU di 2 TKP yang berbeda di Jakarta Utara,” ungkap Kasubdit 3 Ditresnarkoba Polda Metro Jaya AKBP Ade Candra di Jakarta, Selasa.

    Baca selengkapnya di sini.

    Polisi amankan ibu kandung yang buang bayi di saluran air Jaksel

    Kepolisian mengamankan ibu kandung berinisial TS (28) yang membuang bayi perempuannya di saluran air di kawasan Jalan Kirai RT 010/RW 01, Kelurahan Cipete Utara, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Senin (22/9) pagi, pukul 05.30 WIB.

    “Sudah kita amankan pelaku pembuangan bayi tersebut yang merupakan ibunya sendiri,” kata Kepala Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Jakarta Selatan AKP Citra Ayu Civilia kepada wartawan di Jakarta, Selasa.

    Baca selengkapnya di sini.

    Ini motif suami bakar rumah dan istrinya hingga tewas di Cakung

    Polisi mengungkap motif pelaku MA (29) yang membakar rumah kontrakan dan istrinya hingga tewas di Jalan Borobudur, Kavling Tanah Merah, RT 06/RW 05, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, pada Kamis (18/9).

    “Modus atau motif pelaku MA (29) dalam hal ini tersangka kesal dengan istri yang seolah-olah tidak merespon apa yang dimintanya kepada korban,” kata Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Timur AKP Sri Yatmini di Jakarta Timur, Selasa.

    Baca selengkapnya di sini.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Transjakarta akan lakukan asesmen psikologi mendalam untuk pramudi

    Transjakarta akan lakukan asesmen psikologi mendalam untuk pramudi

    Jakarta (ANTARA) – PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) akan menjalankan asesmen psikologi yang lebih mendalam kepada seluruh sopir atau pramudi bus Transjakarta demi meningkatkan keamanan dan kenyamanan pengguna.

    Direktur Utama PT Transjakarta Welfizon Yuza mengatakan keputusan tersebut diambil setelah pihaknya berdiskusi dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sebagai evaluasi layanan Transjakarta yang pada September 2025 beberapa kali mengalami kecelakaan.

    “Kemarin juga ada beberapa masukan dari psikolog yang ada di KNKT untuk kita bisa memperkuat mulai dari proses rekrutmennya,” kata Welfizon di gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa.

    Dari hasil diskusi dengan KNKT, lanjut dia, pihaknya perlu menyusun standarisasi modul keselamatan pramudi yang tidak hanya meliputi aspek teknik, tetapi juga aspek mental kepada lebih dari 11 ribu pramudi Transjakarta.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan, dua dari tiga kecelakaan Transjakarta yang menabrak bangunan serta kendaraan selama September 2025 disebabkan oleh kesalahan manusia atau human error dan kondisi psikologis pramudi.

    “Kondisi yang terjadi dalam dua kecelakaan terakhir, di mana pada saat pramudi dihadapkan pada kondisi yang cukup genting dan itu menimbulkan kepanikan. Jadi, salah satu decision process (proses pengambilan keputusan) yang harus diperkuat, sehingga pada saat dihadapkan pada kondisi-kondisi yang kritis itu tetap bisa lebih tenang,” tutur Welfizon.

    Lebih jauh, pihaknya menargetkan dalam tiga bulan ke depan, Transjakarta harus memiliki satu acuan bagi seluruh pramudi, baik dari sisi keterampilan teknis maupun non-teknis.

    Sebelumnya, pada Sabtu, 6 September 2025, bus Transjakarta menabrak toko di Jalan Raya Minangkabau, Setiabudi, Jakarta Selatan.

    Kemudian pada Kamis, 18 September, bus Transjakarta mengalami tabrakan dengan truk kuning di depan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, Kelurahan Cideng, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat.

    Lalu pada Jumat, 19 September, bus Transjakarta menabrak kios, rumah, dan kendaraan milik warga di Jalan Raya Stasiun Cakung, Kelurahan Pulogebang, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur.

    Transjakarta pun bekerja sama dengan KNKT untuk mengidentifikasi area-area yang perlu perbaikan sebagai tindak lanjut dari ketiga kecelakaan tersebut.

    Kerja sama dengan KNKT itu juga meliputi investigasi mendalam terhadap penyebab dari setiap kecelakaan, baik yang berhubungan dengan faktor manusia (SDM), prosedur operasional, maupun teknis armada.

    Hasil dari investigasi itu kemudian dijadikan sebagai dasar bagi perusahaan untuk merumuskan perbaikan sistem secara komprehensif.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Polisi siapkan rumah aman untuk ibu korban pembakaran di Cakung

    Polisi siapkan rumah aman untuk ibu korban pembakaran di Cakung

    Jakarta (ANTARA) – Polres Metro Jakarta Timur melalui Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) menyiapkan rumah aman (safe house) bagi M (50), ibu dari SNC (33) yang menjadi korban pembakaran oleh suaminya MA (29) hingga tewas di wilayah Cakung.

    Hal ini dilakukan untuk memastikan pemulihan dan keamanan korban M setelah menjalani perawatan medis usai dianiaya oleh menantunya berinisial MA.

    “Setelah selesai perawatan, kami akan berikan layanan lanjutan. Jika tidak ada tempat tinggal, kami akan taruh di rumah aman (safe house) untuk melindungi korban,” kata Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Timur AKP Sri Yatmini di Jakarta Timur, Selasa.

    Sri menjelaskan, kondisi ibu korban inisial M (50) yang juga merupakan mertua tersangka MA (29) saat ini masih dalam penanganan medis.

    Pihak kepolisian meminta agar rumah sakit memberikan pelayanan terbaik karena kasus ini termasuk kategori tindak pidana kekerasan terhadap perempuan dan anak (KTPA).

    “Kondisi ibu mertua sampai saat ini kami memohon kepada pihak rumah sakit untuk memberikan pelayanan terbaik karena ini adalah kasus KTPA,” ujarnya.

    Selain layanan medis, pihak kepolisian bekerja sama dengan UPT PPA untuk melakukan pendampingan psikologis secara intensif.

    “Kami akan berikan layanan psikologi pendampingan, pemulihan, kami sudah kerja sama dengan lembaga-lembaga begitupun pendampingan,” ucapnya.

    Lebih lanjut, Sri mengungkapkan, berdasarkan hasil pemeriksaan saksi, tersangka diketahui sudah sering melakukan kekerasan terhadap istrinya.

    Namun, puncak kekerasan terjadi pada peristiwa terakhir hingga mengakibatkan sang istri mengalami luka serius dan meninggal, begitupun mertuanya yang masih menjadi korban penganiayaan.

    “Awalnya pelaku beralibi cemburu. Tapi dari keterangan saksi-saksi lain, justru pelaku yang kerap melakukan hal negatif,” kata Sri.

    Pihak kepolisian berharap proses hukum dapat segera selesai dan berkas perkara bisa dinyatakan lengkap.

    “Mohon doanya, semoga ibu korban cepat pulih sehingga bisa kembali ke masyarakat dengan kondisi sehat,” tuturnya.

    Polres Metro Jakarta Timur mengungkapkan, pelaku MA (29) yang membakar rumah kontrakan dan istrinya hingga tewas di Jalan Borobudur, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, pada Kamis (18/9) kedapatan mengonsumsi narkoba.

    Tersangka berhasil ditahan sejak Sabtu (20/9) sekitar pukul 19.30 WIB.

    Adapun motif MA (29) yang membakar rumah kontrakan dan istrinya hingga tewas berawal saat kesal dengan sang istri yang tidak merespon saat diminta membuatkan mi instan.

    Emosi tersangka langsung naik hingga terjadi cekcok dan korban melarikan diri ke kamar ibunya yakni M (50) yang juga menjadi korban penganiayaan tersangka.

    Tersangka juga membawa cairan tiner dalam botol plastik dan menyiramkan tiner ke wajah, rambut, dada, dan leher istrinya.

    Akibatnya, korban SNC mengalami luka bakar serius di wajah dan tubuh. Sementara ibu korban yakni M juga dianiaya hingga wajah lebam, mata bengkak, dan sekujur tubuh sakit akibat diinjak dan dipukul tersangka.

    Sang istri alias SNC dinyatakan meninggal dunia usai mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit kawasan Pondok Kopi, Minggu (21/9) pukul 07.30 WIB.

    Setelah dinyatakan meninggal, jenazah korban dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk dilakukan autopsi.

    Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan pasal berlapis yakni Pasal 44 ayat (2) dan (3) UU PKDRT, Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, Pasal 351 ayat (2) dan (3) KUHP tentang penganiayaan berat.

    Ancaman hukumannya pidana mati, penjara seumur hidup, atau minimal 20 tahun penjara.

    Polisi memastikan akan terus berkoordinasi dengan Kejaksaan untuk proses hukum lebih lanjut hingga pelimpahan berkas perkara ke tahap selanjutnya.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Sering Kecelakaan, Manajemen Transjakarta Diminta Evaluasi Menyeluruh
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        23 September 2025

    Sering Kecelakaan, Manajemen Transjakarta Diminta Evaluasi Menyeluruh Megapolitan 23 September 2025

    Sering Kecelakaan, Manajemen Transjakarta Diminta Evaluasi Menyeluruh
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta Fraksi PDI-Perjuangan, Hardiyanto Kenneth, mendesak manajemen TransJakarta untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh pasca tiga kecelakaan bus terjadi sepanjang September 2025.
    Kenneth menilai evaluasi perlu dilakukan mulai dari kualitas armada, sistem perekrutan dan pelatihan pengemudi, hingga pengawasan operasional di lapangan.
    “Saya sangat prihatin dengan maraknya kecelakaan yang melibatkan bus TransJakarta belakangan ini. Transportasi massal seharusnya memberikan rasa aman bagi warga, bukan malah menambah kekhawatiran,” ujar Kenneth dalam keterangan resminya, Selasa (23/9/2025).
    Kenneth menilai evaluasi menyeluruh penting agar TransJakarta mampu memberikan pelayanan optimal, mengingat transportasi ini menjadi andalan banyak warga untuk bepergian setiap hari.
    “Evaluasi itu sangat penting agar kejadian serupa tidak terus berulang,” kata dia.
    Selain peremajaan armada, Kenneth mendorong TransJakarta menjalin kerja sama lebih erat dengan Dinas Perhubungan dan kepolisian untuk memperkuat standar keselamatan.
    Ia juga menilai pentingnya penerapan teknologi pendukung seperti sensor keselamatan dan kamera pengawas guna meminimalisasi risiko kecelakaan.
    “Dalam hal ini DPRD DKI Jakarta siap mendukung kebijakan maupun penganggaran yang diarahkan untuk meningkatkan keselamatan publik,” tambah dia.
    Kenneth juga menyoroti jam kerja sopir TransJakarta yang dinilai sering melebihi ketentuan. Padahal Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan membatasi maksimal delapan jam mengemudi per hari dengan istirahat setiap empat jam.
    “Ada keluhannya terkait waktu bekerja dengan standar shift ini, jumping shift (misalnya selesai shift malam lalu harus pagi hari bekerja kembali) yang membuat sopir merasa waktu kerjanya menjadi tidak ideal,” kata dia.
    Kenneth menekankan, audit armada, pengawasan sopir, perbaikan infrastruktur, dan transparansi data menjadi kunci untuk menekan angka kecelakaan serta mengembalikan kepercayaan warga terhadap layanan TransJakarta.
    “Bisa dilakukan audit keselamatan armada secara berkala dan transparan. Pengemudi juga dilakukan pengawasan ketat melalui pelatihan, sertifikasi, dan evaluasi berkala, disertai sanksi bagi kelalaian,” ujar dia.
    Dalam catatan Kompas.com, sepanjang September 2025, tercatat tiga kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta terjadi di Jakarta.
    Sejumlah orang, baik penumpang, pengemudi, maupun warga sekitar, mengalami luka-luka dalam insiden tersebut.
    Kecelakaan pertama terjadi pada Sabtu (6/9/2025) sekitar pukul 11.30 WIB. Bus Transjakarta menabrak sebuah toko di Jalan Raya Minangkabau, Setiabudi, Jakarta Selatan. Akiba kejadian itu, seorang penjaga toko berinisial S mengalami luka di kaki dan sempat dilarikan ke RS Cipto Mangunkusumo.
    Insiden berikutnya terjadi pada Kamis (18/9/2025) sekitar pukul 04.45 WIB. Bus Transjakarta bertabrakan dengan truk di Jalan Cideng Timur arah Harmoni, tepat di perempatan RSUD Tarakan, Jakarta Pusat.
    Keesokan harinya, Jumat (19/9/2025) pagi, sebuah bus Transjakarta kembali mengalami kecelakaan di kawasan Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur. Bus menabrak motor, mobil, hingga deretan ruko.
    Enam orang mengalami luka-luka, terdiri dari empat penumpang, satu pramudi, dan satu warga yang berada di dalam ruko. Seluruh korban langsung dirawat di RS Islam Jakarta Pondok Kopi.
    Kepala Departemen Humas dan CSR PT Transjakarta, Ayu Wardhani, mengatakan dugaan sementara penyebab kecelakaan adalah rem blong.
    “Mohon maaf atas kejadian ini, melibatkan bus operator Steady Safe – SAF 045. Korban seluruhnya telah mendapat perawatan di RS Pondok Kopi, dalam pendampingan tim Steady Safe dan Transjakarta,” ungkap Ayu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.