kab/kota: Cakung

  • Plt Wali Kota Jaktim bantu korban kecelakaan di Jalan Ngurah Rai

    Plt Wali Kota Jaktim bantu korban kecelakaan di Jalan Ngurah Rai

    setelah kita perhatikan, kondisinya tidak sadar dan luka parah

    Jakarta (ANTARA) – Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Jakarta Timur, Iin Mutmainnah membantu mengevakuasi korban kecelakaan lalu lintas Anis Mangkudun (81) di Jalan Gusti Ngurah Rai, Duren Sawit, Jakarta Timur, memakai kendaraan dinasnya, Rabu.

    Iin menjelaskan saat itu bersama rombongan usai menghadiri acara sterilisasi kucing di kawasan Rawamangun. Lalu, saat hendak melanjutkan perjalanan ke kawasan Pulo Gebang, mendadak mobil pikap yang berada di depannya berhenti.

    “Saya akan menuju ke Pulo Gebang, dalam perjalanan saya melihat kok mobil pikap di depan berhenti mendadak. Nah saya agak kaget, kemudian melihat ada orang tua jatuh,” kata Iin di Jakarta, Rabu.

    Lalu, Iin dan rombongan langsung turun dari mobil untuk membantu korban kecelakaan yang saat itu terkapar di trotoar.

    “Kemudian setelah kita perhatikan, kondisinya tidak sadar dan luka parah. Saya tanyakan dengan sopirnya memang ketabrak,” ujar Iin.

    Iin sudah menghubungi pihak ambulans untuk memberikan pertolongan, namun Iin menilai situasi saat itu mendesak dan korban harus segera dibawa ke rumah sakit.

    Iin langsung meminta rombongannya membawa korban ke rumah sakit menggunakan mobil dinas.

    “Saya mencoba untuk menghubungi Sudin Kesehatan untuk mendapatkan ambulans. Tetapi karena kondisi yang bersangkutan sudah sangat mendesak, sehingga tidak segera mungkin kita tindaklanjuti, langsung kita bawa ke rumah sakit terdekat, rumah sakit Islam,” ungkap Iin.

    Saat tiba di rumah sakit, Iin mendapatkan informasi kalau korban sempat sadar. Tak lama kemudian, Iin kembali menerima informasi bahwa korban sudah meninggal dunia.

    Sopir pikap yang diduga menabrak korban sudah diamankan polisi.

    “Kemudian proses ini karena memang kecelakaan ditabrak kendaraan, sopirnya sudah diamankan tadi, sudah juga kita komunikasikan dengan Kepolisian dari pihak Kecelakaan Lalu Lintas. kemudian nanti akan diproses lebih lanjut,” jelas Iin.

    Iin juga sudah menyambangi rumah duka sekaligus menyampaikan ucapan belasungkawa ke keluarga korban yang berada di Penggilingan RT 014/RW 03 Kecamatan Cakung, Selasa malam.

    Anak korban bernama Fitri (31) mengatakan ayahnya baru tiga minggu berada di Jakarta. Ayahnya selama ini berdomisili di Padang dan sudah lama tidak pulang ke Jakarta sejak awal Ramadhan.

    “Baru datang dari Padang belum sebulan, sudah berapa tahun tidak datang. Nah, tahun ini datang saya kaget, itu juga tidak ada konfirmasi, tahu-tahunya saya melihat ayah sudah menenteng kardus saja,” kata Fitri.

    Fitri menjelaskan rencananya ayahnya akan merayakan Hari Raya Idul Fitri di Jakarta dan kembali ke Padang seminggu setelah Lebaran.

    Selain itu, Fitri menyebut ayahnya memang selama ini berjalan menggunakan tongkat karena mengalami sakit pada kakinya.

    “Nah tetangga yang mengabarkan bapak tertabrak. Kita lari-lari ke sana, pas saya lihat ayah sudah tidak ada di TKP, sudah tidak ada di tempat. Saya langsung cari ke Rumah Sakit Islam, sudah ada ayah di sana, IGD,” ungkap Fitri.

    Sebelumnya, viral di media sosial aksi Plt Wali Kota Jakarta Timur Iin Mutmainnah yang tengah membantu pria lanjut usia (lansia) korban kecelakaan di Jalan Gusti Ngurah Rai, Duren Sawit, Jakarta Timur menggunakan mobil dinasnya.

    Video yang diunggah akun Instagram @warungjurnalis itu memperlihatkan Iin yang meminjamkan mobil dinasnya untuk membawa korban ke Rumah Sakit Islam Pondok Kopi.

    Dalam video juga terlihat seorang pria yang bersimpuh di hadapan korban kecelakaan yang sedang terkapar.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Warga Perumahan JGC Mengaku Tak Dapat Sosialisasi Saat Pembangunan RDF Rorotan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 Maret 2025

    Warga Perumahan JGC Mengaku Tak Dapat Sosialisasi Saat Pembangunan RDF Rorotan Megapolitan 19 Maret 2025

    Warga Perumahan JGC Mengaku Tak Dapat Sosialisasi Saat Pembangunan RDF Rorotan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Warga Perumahan
    Jakarta Garden City
    (JGC) Cakung, Jakarta Timur, mengaku tak mendapatkan sosialisasi saat Refuse Derived Fuel (RDF) di Rorotan, Jakarta Utara, hendak dibangun.
    “Tidak, jadi kalau lingkungan kami tidak (mendapat sosialisasi), yang disosialisasi itu 4 RW yang lokasinya berdekatan dengan RDF,” ucap Ketua RT di Perumahan JGC Klaster Shinano, RT 18, RW 14 Wahyu Andre Maryono saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (18/3/2025) malam.
    Padahal jarak Perumahan JGC dan
    RDF Rorotan
    hanya sekitar 800 meter dan kini warga di sana merasakan dampaknya.
    Wahyu menilai, proyek pembangunan RDF ini dikerjakan secara tergesa-gesa.
    “Ini kan proyek Roro Jongrang yang hanya 6-8 bulan jadi, kenapa harus tergesa-gesa sih untuk bangun pabrik sebesar itu,” sambung Wahyu.
    Seharusnya, kata Wahyu, sebelum dibangun analisis
    dampak lingkungan
    (Amdal) dari RDF Rorotan harus diuji secara matang terlebih dahulu.
    Jadi, bisa diperkirakan dampak dari pabrik
    pengelolaan sampah
    itu akan sejauh mana dan akan dirasakan oleh siapa saja.
    Wahyu juga mengaku kaget saat tahu bahwa proyek pembangunan itu untuk dijadikan RDF Rorotan.
    “Seharusnya, masyarakatnya ditanya dulu, diajak dialog, ini enggak. Tiba-tiba udah dibangun, kami juga kaget,” pungkas dia.
    Untuk diketahui, jarak Perumahan JGC dengan RDF Rorotan sekitar 800 meter.
    Meski agak jauh, aroma bau busuk sampah di perumahan elite ini sangat menyengat dan mengganggu warga.
    Selain bau busuk sampah, warga di Perumahan JGC kerap mencium aroma bau kotoran dari RDF Rorotan.
    Kemudian, warga Perumahan JGC juga sering melihat asap hitam pekat dari cerobong asap RDF Rorotan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Spanduk Protes RDF Rorotan Dicopot Satpol PP, Warga Jaktim Merasa Dibungkam
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 Maret 2025

    Spanduk Protes RDF Rorotan Dicopot Satpol PP, Warga Jaktim Merasa Dibungkam Megapolitan 19 Maret 2025

    Spanduk Protes RDF Rorotan Dicopot Satpol PP, Warga Jaktim Merasa Dibungkam
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Warga Perumahan
    Jakarta Garden City
    (JGC), Cakung, Jakarta Timur merasa dibungkam karena spanduk memprotes keberadaan
    Refuse Derived Fuel
    (RDF) di Rorotan, Jakarta Utara, dicopot oleh
    Satpol PP
    .
    “Sangat merasa dibungkam, katanya kebebasan berekspresi, katanya pemerintah enggak anti kritik,” ucap Ketua RT di Perumahan JGC Klaster Shinano, RT 18, RW 14 Wahyu Andre Maryono saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (18/3/2025) malam.
    Pemasangan spanduk itu, kata Wahyu, dilakukan sebagai bentuk protes warga karena terkena dampak bau busuk sampah RDF Rorotan.
    Spanduk-spanduk itu tadinya dipasang di sepanjang Banjir Kanal Timur (BKT) dan Jalan Cakung-Cilincing dekat dengan area RDF Rorotan.
    Usai tiga hari terpasang, spanduk-spanduk itu dicopot Satpol PP dari Kecamatan Cakung dan Cilincing.
    Pencopotan spanduk itu dilakukan karena dinilai provokatif.
    “Saya tanya alasannya kenapa karena dianggap provokatif. Padahal yang kami tampilkan fakta, RDF datangkan masalah kesehatan betul,” ujar Wahyu.
    Padahal, kata Wahyu, isi dari spanduk itu hanya sekadar untuk mengkritik pemerintah.
    Pasalnya, warga JGC sendiri sudah melakukan berbagai macam protes dan juga sudah berdialog dengan pihak RDF Rorotan.
    “Kami sudah memberikan kesempatan berulang kali kepada pihak RDF untuk melakukan uji coba, ini udah ketiga atau keempat kalinya memberikan kesempatan, tapi warga kami bukan kelinci percobaan, bukan tikus di laboratorium yang setiap kali uji coba cuma bisa terima,” tegas Wahyu.
    Untuk diketahui, jarak Perumahan JGC dengan RDF Rorotan sekitar 800 meter.
    Meski agak jauh, aroma bau busuk sampah di perumahan elite ini sangat menyengat dan mengganggu warga.
    Selain bau busuk sampah, warga di Perumahan JGC kerap mencium aroma bau kotoran dari RDF Rorotan.
    Kemudian, warga Perumahan JGC juga sering melihat asap hitam pekat dari cerobong asap RDF Rorotan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Jaktim Khawatir Harga Rumahnya Turun karena RDF Rorotan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 Maret 2025

    Warga Jaktim Khawatir Harga Rumahnya Turun karena RDF Rorotan Megapolitan 19 Maret 2025

    Warga Jaktim Khawatir Harga Rumahnya Turun karena RDF Rorotan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Warga
    Perumahan Jakarta Garden City
    (JGC) Cakung, Jakarta Timur, merasa khawatir harga rumahnya turun karena adanya Refuse Derived Fuel (RDF) di Rorotan, Jakarta Utara.

    Harga rumah
    semakin turun pastinya. Khususnya, di JGC dan Kota Harapan Indah,” ucap Ketua RT di Perumahan JGC Klaster Shinano, RT 18, RW 14 Wahyu Andre Maryono saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (18/3/2025) malam.
    Pasalnya, Perumahan JGC ini jaraknya hanya sekitar 800 meter dari
    RDF Rorotan
    .
    Selain khawatir harga rumahnya yang turun, keberadaan RDF Rorotan dinilai dapat memperburuk potensi bisnis di sekitarnya.
    “Dampaknya untuk bisnis juga buruk, di sini ada mal, rumah sakit, sekolah, di Harapan Indah juga gitu, lebih banyak mudaratnya,” sambung Wahyu.
    Wahyu menilai, biaya pembangunan RDF Rorotan yang mencapai Rp 1,4 triliun tidak sebanding dengan dampak buruk yang dirasakan warga Rorotan, Cakung Timur, Bekasi.
    Diberitakan sebelumnya, sejumlah warga JGC mengeluhkan keberadaan RDF Rorotan.
    Pasalnya, meski baru uji coba, RDF Rorotan sudah mengeluarkan bau busuk yang menyebar ke mana-mana.
    Meski agak jauh, aroma bau busuk sampah di perumahan elite ini sangat menyengat dan mengganggu warga.
    Selain bau busuk sampah, warga di Perumahan JGC kerap mencium aroma bau kotoran dari RDF Rorotan.
    Kemudian, warga Perumahan JGC juga sering melihat asap hitam pekat dari cerobong asap RDF Rorotan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pak RT Tertegun Disurati Bocah 5 Tahun yang Tak Tahan Bau Sampah Perumahan, si Bocah Tak Nafsu Makan

    Pak RT Tertegun Disurati Bocah 5 Tahun yang Tak Tahan Bau Sampah Perumahan, si Bocah Tak Nafsu Makan

    TRIBUNJATIM.COM – Seorang bocah 5 tahun surati pak RT karena tak tahan bau sampah.

    Bau sampah itu berasal dari Refuse Derived Fuel (RDF) di Rorotan, Jakarta Utara.

    Karena ini, Ketua RT di Perumahan Jakarta Garden City (JGC) Klaster Shinano RT 18, RW 14 Wahyu Andre Maryono disurati anak bernama Kefas (5).

    “Saya dikirim surat dari anaknya warga gara-gara bau sampah RDF,” ucap Wahyu bak tertegun, Senin (17/3/2025) malam, melansir dari Kompas.com.

    Kefas menulis curahan hatinya itu menggunakan pensil di secarik kertas.

    Dalam curhatannya, Kefas mengaku sampai tidak nafsu makan akibat bau dari RDF Rorotan.

    “Bapak, hari ini bau sampah sampai Kefas enggak doyan makan,” tulis Kefas dalam surat itu.

    Kemudian, dia juga meminta agar RDF Rorotan dipindah. 

    “Tempat sampah jangan di situ, buang jauh-jauh. Terima kasih, dari Kefas,” sambung surat itu.

    Surat itu difoto oleh orangtua Kefas dan dikirim ke Wahyu sebagai ketua RT setempat.

    Untuk diketahui, jarak Perumahan JGC dengan RDF Rorotan sekitar 800 meter.

    Meski agak jauh, aroma bau busuk sampah di perumahan elit ini sangat menyengat dan menganggu warga.

    Selain bau busuk sampah, warga di Perumahan JGC kerap mencium aroma bau kotoran dari RDF Rorotan.

    Kemudian, warga Perumahan JGC juga sering melihat asap hitam pekat dari cerobong asap RDF Rorotan.

    Diketahui, sekitar 25.000 keluarga di Perumahan Jakarta Garden City (JGC), Cakung, Jakarta Timur, terdampak bau busuk yang dikeluarkan Refuse Derived Fuel (RDF) di Rorotan, Jakarta Utara itu.

    “Kami terdiri dari 18 RT, ada 20 klaster sekitar 25.000 kartu keluarga (KK) sangat terdampak,” ucap Wahyu.

    Dari 20 klaster, ada sembilan yang disebut paling terdampak. Perinciannya yakni, Klaster Shinano, Mahakam, Savoy, La Seine, Yarra, South Thames, North Thames, South Mississippi, dan North Mississippi.

    “Sembilan klaster yang paling terdampak dan menghirup udara berbau sampah. Kalau sisanya kadang cium, kadang enggak, tergantung arah mata angin,” sambung Wahyu.

    Selain mencium bau busuk sampah, warga di sembilan klaster itu kerap melihat asap hitam pekat dari RDF Rorotan.

    Warga juga sering menemukan serpihan kertas hasil pembakaran di RDF Rorotan.

    Adapun jarak Perumahan JGC ke RDF Rorotan hanya sekitar 800 meter.

    Bukan hanya Perumahan JGC, perkampungan warga di belakang perumahan elit ini juga terdampak bau busuk sampah dari RDF Rorotan.

    “Di belakang kami juga ada warga di RW 07 Tambun Rengas, Kelurahan Cakung Timur itu yang berhimpitan dengan kami terkena dampaknya juga,” jelas Wahyu.

    Kemudian, di wilayah Rorotan pula banyak warga yang mengeluhkan bau tak sedap dari RDF Rorotan.

    Bau sampah dari Refuse Derived Fuel (RDF) di Rorotan, Jakarta Utara, tercium hingga radius satu kilometer pada Senin (17/3/2025).

    Pantauan Kompas.com di lokasi, bau menyengat ini menyebar ke permukiman warga, termasuk perumahan dan perkampungan di sekitarnya.

    Salah satu perumahan yang terdampak adalah Jakarta Garden City (JGC) yang terletak di Cakung, Jakarta Timur.

    Meskipun jaraknya sekitar 800 meter dari area RDF Rorotan, bau sampah tersebut masih terasa sangat menyengat di kawasan perumahan tersebut.

    Semakin mendekati area RDF Rorotan, bau busuk sampah semakin kuat dan dapat membuat perut mual.

    Salah seorang warga Rorotan, Ali (48) mengungkapkan, bau sampah dari RDF tidak selalu tercium setiap hari dari rumahnya.

    “Enggak setiap hari tapi tergantung arah angin, mungkin warga di sini belum terbiasa,” ujarnya saat diwawancarai Kompas.com di lokasi.

    Meskipun tidak setiap hari tercium, Ali mengaku tetap merasa terganggu dengan keberadaan bau tersebut.

    “Sampah mah tetap bau, ya, aslinya terganggu,” tambahnya.

    Ia juga menekankan, area perumahan JGC adalah yang paling merasakan dampak dari bau sampah tersebut.

    Adapun RDF Plant Rorotan dirancang untuk mengolah sekitar 2.500 ton sampah per hari, atau setara dengan 30 persen dari total sampah di Jakarta.

    Fasilitas ini menggunakan teknologi RDF, yang mengubah sampah menjadi bahan bakar alternatif, salah satunya untuk industri semen.

    Gubernur Jakarta Pramono Anung disebut akan meresmikan fasilitas pengolahan sampah RDF Rorotan pada April 2025.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Selasa, SIM Keliling di lima wilayah Jakarta

    Selasa, SIM Keliling di lima wilayah Jakarta

    Arsip foto- Seorang warga mengurus perpanjangan SIM di mobil pelayanan SIM Keliling, LTC Glodok, Jakarta. (FOTO ANTARA/Andika Wahyu/mes/aa.)

    Selasa, SIM Keliling di lima wilayah Jakarta
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Selasa, 18 Maret 2025 – 10:47 WIB

    Elshinta.com – Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya masih menyediakan layanan Surat Izin Mengemudi (SIM) Keliling di lima lokasi Jakarta untuk membantu warga dalam memperpanjang masa berlaku syarat legal berkendara itu pada Selasa.

    Polda Metro Jaya melalui akun X @tmcpoldametro menyampaikan gerai SIM ini dibuka mulai dari pukul 08.00 hingga 14.00 WIB.

    Berikut lokasinya:

    Jakarta Timur : Mall Grand Cakung

    Jakarta Utara : LTC Glodok

    Jakarta Selatan : Kampus Trilogi Kalibata

    Jakarta Barat : Mall Citraland

    Jakarta Pusat : Kantor Pos Lapangan Banteng

    Masyarakat perlu mempersiapkan dan melengkapi persyaratan yang dibutuhkan dan biaya administrasi sebelum mendatangi lokasi perpanjangan dokumen SIM.

    Persyaratan yang dibutuhkan yakni, fotokopi KTP yang masih berlaku, SIM lama yang asli dan masih berlaku, bukti pemeriksaan kesehatan, serta bukti tes psikologi melalui aplikasi Simpel Pol.

    Layanan mobil SIM keliling ini hanya dapat memperpanjang SIM yang masih berlaku untuk golongan tertentu, yakni SIM A dan SIM C.

    Adapun bagi SIM yang telah habis masa berlakunya bahkan sehari saja, pemilik SIM harus membuat permohonan SIM baru di tempat yang telah ditentukan oleh kepolisian.

    Untuk biaya perpanjangan, sesuai dengan PP Nomor 76 Tahun 2020 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berlaku untuk Polri adalah Rp80.000 untuk perpanjangan SIM A dan Rp75.000 untuk perpanjangan SIM C.

    Selain biaya tersebut, pemohon juga perlu membayar biaya tambahan lainnya yakni tes psikologi, biaya tes kesehatan melalui aplikasi Simpel Pol.

    Sumber : Antara

  • Ketua RT di JGC Ungkap 3 Anak-anak di Wilayahnya Kena ISPA Gara-gara Terdampak Polusi RDF Plant

    Ketua RT di JGC Ungkap 3 Anak-anak di Wilayahnya Kena ISPA Gara-gara Terdampak Polusi RDF Plant

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

    TRIBUNJAKARTA.COM, CAKUNG – Ketua RT di perumahan Jakarta Garden City (JGC), Cakung, Jakarta Timur mengungkapkan uji coba operasional fasilitas pengolahan sampah RDF Plant di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, berdampak buruk bagi warganya.

    Hingga kini, sedikitnya sudah ada tiga anak-anak yang menderita infeksi saluran pernafasan (ISPA) diduga akibat menghirup polusi udara dari RDF Plant.

    “Sudah ada tiga anak-anak warga kami yang terkena ISPA. Ada anak-anak umur 2 tahun, ada anak umur 8 tahun, ada juga anak-anak umur 12 tahun,” kata Ketua RT 18 RW 14 Kelurahan Cakung Timur, Wahyu Andre saat ditemui TribunJakarta.com, Selasa (18/3/2025).

    Wahyu mengatakan, gejala penyakit saluran pernafasan yang diderita anak-anak warganya mulai dilaporkan secara berkala dalam sebulan belakangan.

    Bahkan, sejak awal Februari hingga pertengahan Maret 2025 ini, ada salah satu anak yang masih mengalami batuk, pilek, dan hidung yang bermasalah akibat polusi itu.

    “Uji coba ini setahu saya tanggal 8 Februari sudah dimulai dan terakhir mereka masih beraktivitas sampai hari ini pun mereka masih melakukan kegiatan di RDF itu,” ungkap Wahyu.

    “Mulai penyakit ini timbul sejak Februari sampai dengan Maret ini dan bahkan ada warga kami yang belum sembuh sampai sekarang. Masih batuk-batuk, masih terganggu pernafasannya, hidungnya bengkak. Itu masih terjadi sampai dengan hari ini,” sambung dia.

    Mewakili warga JGC dan warga permukiman lainnya di sekitar RDF Plant, Wahyu dengan tegas meminta fasilitas pengolahan sampah itu segera ditutup.

    Pasalnya, warga tidak mendapatkan solusi yang terbaik dari pemerintah.

    Komitmen soal menghilangkan polusi dan bau dari aktivitas pengolahan sampah pun tak pernah dilakukan selama uji coba operasional berjalan.

    “Kami minta kepada pihak yang berwenang, terutama Pemda Daerah Khusus Jakarta, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Pak Gubernur, Pak Wakil Gubernur. Kami minta, tolong, tutup RDF ini,” tegasnya.

    Wahyu Andre juga mengungkapkan bahwa pada Senin (17/3/2025) sampai ada anak 5 tahun warganya yang menuliskan surat terbuka terkait operasional RDF Plant.

    Dalam surat itu, sang anak mengeluh bau sampah dan mengaku tak nafsu makan.

    Menanggapi surat terbuka itu, Wahyu mengaku cukup tersentuh.

    Ia sedih tak bisa berbuat banyak, apalagi keluhan dari anak-anak terkait dampak bau dari RDF Plant bukan cuma kali ini.

    Bau RDF Plant Dianggap Wajar Wagub

    Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno sempat meninjau proyek Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) RDF Plant di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (25/2/2025).

    Dalam kesempatan itu, Rano Karno mengecek fasilitas di dalam RDF Plant yang sebelumnya pada saat uji coba operasional beberapa waktu lalu sempat dikeluhkan masyarakat karena menimbulkan bau yang merebak sampai ke permukiman.

    Rano mengatakan, timbulnya bau yang menyebar ke perumahan warga terjadi karena adanya mesin yang belum beroperasi secara maksimal.

    Ia pun mewajarkan hal itu karena memang saat ini RDF Plant masih dalam tahap uji coba.

    “Kita masih banyak mendengarkan keluhan masyarakat tentang bau misalnya, dan itupun langsung saya tanya ke Pak Kadis. Ternyata ada beberapa mesin terpasang, tapi jujur aja boleh dikatakan ini masih tempat baru jadi masih trial,” katanya di lokasi.

    Terkait solusi bagi warga, Rano mengaku Pemprov DKI Jakarta tak bisa menjamin bahwa perumahan sekitar RDF Plant tidak akan terdampak bau.

    Ia lantas meminta untuk warga di sekitar RDF Plant untuk dapat memahami bahwa keberadaan TPST itu adalah untuk menangani permasalahan sampah di Jakarta secara berkepanjangan.

    “Tentang bau tentu nggak bisa dijamin, karena bau juga tergantung daripada angin kan. Tapi kalau kita tidak melakukan ini, nggak akan pernah selesai sampah di Jakarta,” ucap Rano.

    “Solusinya gimana? Kemarin, menurut tadi yang saya lihat presentasi, warga sudah diundang, sudah datang, sudah dijelaskan, dan mudah-mudahan warga akan paham, mudah-mudahan,” sambungnya.

    Rano mengatakan, saat ini Pemprov DKI Jakarta terus melakukan perbaikan untuk memaksimalkan operasional seluruh mesin di dalam RDF Plant.

    Hal itu untuk memastikan nantinya RDF Plant bisa beroperasi dengan baik dan dapat diresmikan pada bulan April mendatang.

    “Kita akan terus melakukan perbaikan sehingga nanti insya Allah pada bulan April tempat ini akan di-launching oleh Pak Gubernur. Mudah-mudahan jauh lebih sempurna,” katanya.

    Selain terkait mesin pengolah sampah, Rano Karno juga meminta jajaran Pemprov DKI Jakarta membenahi akses jalan menuju ke RDF Plant.

    Perbaikan jalan ini diperlukan karena nantinya bakal banyak kendaraan besar truk pengangkut sampah yang setiap harinya berdatangan ke RDF Plant.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

     

  • Hakim Vonis Oknum TNI AL Pembunuh Bos Rental Mobil Pekan Depan

    Hakim Vonis Oknum TNI AL Pembunuh Bos Rental Mobil Pekan Depan

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

    TRIBUNJAKARTA.COM, CAKUNG – Majelis Hakim Pengadilan Militer II-08 segera menjatuhkan vonis bagi oknum TNI Angkatan Laut terdakwa pembunuhan bos rental mobil, Ilyas Abdurrahman.

    Para terdakwa yakni Kelasi Kepala Bambang Apri Atmojo, Sersan Satu Akbar Adli, dan Sersan Satu Rafsin Hermawan yang terlibat pembunuhan disertai penadahan mobil milik Ilyas.

    Hakim Ketua, Letnan Kolonel Chk Arif Rachman mengatakan sidang vonis bagi tiga terdakwa oknum anggota TNI AL dijadwalkan akan digelar pada Selasa (25/3/2025).

    “Untuk memberikan kesempatan kepada Majelis Hakim bermusyawarah menyusun putusan sidang ditunda pada 25 Maret 2025,” kata Arif di Pengadilan Militer II-08 Jakarta, Senin (17/3/2025).

    Sidang berlanjut ke tahap tuntutan lantaran seluruh tahapan sejak awal pembacaan dakwaan, pemeriksaan saksi, pemeriksaan terdakwa, pemeriksaan barang bukti.

    Kemudian pembacaan tuntutan, pembacaan pleidoi atau nota pembelaan, pengajuan replik atau tanggapan Oditur atas pleidoi, dan duplik atau jawaban atas replik sudah selesai.

    “Kini saatnya majelis hakim, hakim ketua akan bermusyawarah bersama hakim anggota untuk menyusun putusannya,” ujar Hakim Ketua Letnan Kolonel Chk Arif Rachman.

    Berdasar tuntutan Oditur Militer sebelumnya terdakwa Bambang dan Akbar dituntut hukuman penjara seumur hidup, sementara terdakwa Rafsin dituntut hukuman empat tahun penjara.

    Terdakwa Bambang dan Akbar dituntut melanggar Pasal 340 KUHP juncto Pasal 55 KUHP, sementara terdakwa Rafsin dituntut melanggar Pasal 480 KUHP juncto Pasal 55 KUHP.

    Selain pidana pokok Oditur Militer juga meminta Majelis Hakim Pengadilan Militer II-08 Jakarta menjatuhkan vonis hukuman tambahan berupa pemecatan dinas TNI AL bagi terdakwa.

    Sementara dalam pleidoi atau pembelaan, tim penasihat hukum terdakwa meminta Majelis Hakim Pengadilan Militer II-08 Jakarta membebaskan ketiga terdakwa dari seluruh dakwaan dan tuntutan.

    Tim penasihat hukum beralasan dakwaan dan tuntutan Oditur Militer terhadap para terdakwa tidak terbukti, sehingga meminta agar ketiga terdakwa dibebaskan dari seluruh dakwaan dan tuntutan.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Dirjen KLHK Ungkap Penyebab Banjir di Bekasi karena Kawasan Lindung Jadi Permukiman – Halaman all

    Dirjen KLHK Ungkap Penyebab Banjir di Bekasi karena Kawasan Lindung Jadi Permukiman – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Sigit Reliantoro mengungkapkan penyebab banjir di Bekasi beberapa waktu lalu.

    Ia mengatakan banjir tersebut karena kawasan lindung jadi pemukiman di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Bekasi. 

    Mulanya ia mengatakan berdasarkan data BNPB dari DAS Kali Bekasi, Ciliwung, Pesanggrahan, Cisadane, Krukut, Buaran, Cakung dan Sunter. Kalau dipetakan luasnya dan daerah terdampak banjir paling banyak berada di Bekasi. 

    “Bekasi itu ada dua sistem sungai, yaitu yang dari Cileungsi kemudian Cikeas menyatu di Kali Bekasi. Kemudian ada sungai yang satu DAS  melipir di Jonggol, kemudian masuk bergabung di Kali Bekasi,” kata Sigit dalam konferensi pers di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta Pusat, Selasa (18/3/2025). 

    Banjir di Bekasi beberapa waktu lalu kata dia berdampak pada 81 desa. 

    Lanjutnya kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan di bawahnya suaka alam dan pelestarian alam alami penurunan. 

    Kemudian yang naik justru kawasan pertanian dan pemukiman di DAS Kali Bekasi. 

    “Jadi kalau dilihat DAS Kali Bekasi di segmen 1 di hulunya itu jauh lebih kecil tutupan lahannya (Vegetasi) hanya 3,35 persen yang melayani seluas 120-an hektare,” terangnya. 

    Atas hal itu ia menyebut banjir di Bekasi beberapa waktu lalu wajar terjadi. 

    “Jadi tadi data-data yang menunjukkan bahwa Kali Bekasi dan Cikarang itu banjir. Barangkali masuk logika karena yang melindungi hanya 3,35% tutupan vegetasi di sana,” lanjutnya. 

    Kemudian di hulu DAS Kali Bekasi, lanjutnya hanya sebagian kecil yang menjadi kawasan konservasi. 

    “Jadi kita juga tahu di dalamnya barangkali juga sudah ada kegiatan-kegiatan yang tidak murni menjadi fungsi hutan,” tandasnya. 

     

  • Anak Bos Rental Merasa Disudutkan oleh Pembelaan Oknum TNI AL: Dia Membeli Mobil Bodong

    Anak Bos Rental Merasa Disudutkan oleh Pembelaan Oknum TNI AL: Dia Membeli Mobil Bodong

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

    TRIBUNJAKARTA.COM, CAKUNG – Keluarga bos rental mobil, Ilyas Abdurrahman menanggapi pleidoi atau pembelaan oknum TNI Angkatan Laut terdakwa pembunuhan Ilyas.

    Anak Ilyas, Rizky Agam Syahputra mengatakan pembelaan yang disampaikan tim penasihat para terdakwa menyudutkan mereka sebagai korban yang kehilangan orangtua.

    Pasalnya dalam pleidoi, tim penasihat hukum menuding Ilyas dan saksi-saksi lain melakukan tindakan agresif saat mengamankan mobil Honda Brio di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak.

    Tim penasihat hukum juga menuding tindakan Ilyas yang mengamankan mobil tanpa pendampingan aparat keliru, padahal korban sudah berupaya meminta pendampingan kepolisian tapi ditolak.

    “Memang pleidoi tersebut sangat menyudutkan kami, korban atas tindakan kami pada saat kami ingin mengambil mobil kami,” kata Rizky di Pengadilan Militer II-08 Jakarta, Senin (17/3/2025).

    Menurut pihak keluarga perlu dicatat bahwa sejak awal terdakwa Kelasi Kepala Bambang Apri Atmojo, Sersan Satu Akbar Adli, Sersan Satu Rafsin Hermawan secara sadar membeli mobil bodong.

    Mobil Honda Brio tersebut mereka beli dari tangan warga sipil pelaku penggelapan yang sebelumnya berpura-pura menyewa pada usaha rental milik Ilyas Abdurrahman.

    Pihak keluarga juga menyatakan saat awal kejadian di Saketi, Pandeglang mendiang Ilyas sudah berupaya mengajak para terdakwa singgah ke warung untuk membahas masalah.

    Tapi ketiga terdakwa justru menolak dan memilih kabur, hingga akhirnya terjadi penembakan di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak saat Ilyas berupaya mengamankan mobil miliknya.

    “Pada saat awal kan kita sudah berupaya untuk baik-baik, tapi setelah itu dia meloloskan diri, bukan membela diri. Perlu digarisbawahi dia membeli mobil bodong, bukan menerima gadai,” ujarnya.

    Sementara terkait tangis permohonan maaf disampaikan ketiga terdakwa, Rizky menilai hal tersebut demi untuk memohon keringanan hukuman dari Majelis Hakim Pengadilan Militer II-08 Jakarta.

    Pasalnya berdasar tuntutan Oditur Militer terdakwa Bambang dan terdakwa Akbar dituntut hukuman penjara seumur hidup, sementara terdakwa Rafsin dituntut hukuman empat tahun penjara.

    Oditur selaku penuntut umum pada peradilan militer juga meminta Majelis Hakim menjatuhkan vonis tambahan berupa pemecatan dinas TNI bagi ketiga terdakwa.

    “Permohonan maaf yang selalu diucapkan terdakwa sambil menangis seolah hanya untuk meringankan hukuman, dan takut untuk diberhentikan dari institusi TNI,” tuturnya.

    Pihak keluarga juga menyoroti poin pembelaan terdakwa yang meminta Majelis Hakim Pengadilan Militer II-08 membebaskan mereka dari seluruh dakwaan dan tuntutan.

    Menurut Rizky pleidoi yang menolak mengakui melanggar Pasal 340 KUHP jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP, dan Pasal 480 KUHP juncto Pasal 55 KUHP berbeda dengan sikap tiga terdakwa.

    Pasalnya sejak awal pihak keluarga dihadirkan sebagai saksi dalam sidang perkara, ketiga terdakwa selalu berupaya meminta maaf atas tindakan mereka yang mengakibatkan Ilyas meninggal.

    “Kalau lah memang terdakwa merasa tidak bersalah kenapa terdakwa selalu berupaya meminta maaf kepada kami,” lanjut Rizky.

    Bagi pihak keluarga tuntutan pemecatan dinas diajukan Oditur sudah sesuai dengan pernyataan Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto saat awal kasus bergulir.

    Bahwa bila oknum TNI AL tersebut terbukti melakukan kejahatan maka akan dihukum dan dipecat, sehingga pihak keluarga korban mendukung tuntutan Oditur Militer bagi tiga terdakwa.

    Anak pertama Ilyas, Agam Muhammad Nasrudin menilai tindak penembakan di KM 45 bukan pembelaan diri karena sejak awal para terdakwa sadar sudah membeli mobil secara bodong.

    Pihak keluarga menilai tindak penembakan yang mengakibatkan Ilyas tewas dan saksi korban Ramli Abu Bakar luka berat dilakukan agar para terdakwa dapat meloloskan diri dari kejahatan.

    “Kami pribadi mereka untuk meloloskan diri, karena mereka telah melakukan kejahatan di awal. Pada saat di KM 45 mereka upaya meloloskan diri dari kejahatan yang mereka buat,” kata Agam.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya