kab/kota: Bukit Duri

  • Omara Esteghlal Menyuarakan Isu Sosial Lewat Seni Peran

    Omara Esteghlal Menyuarakan Isu Sosial Lewat Seni Peran

    JAKARTA – Omara Esteghlal, aktor Indonesia yang kerap mendapatkan peran sebagai seorang pelajar menceritakan perannya di film Pengepungan Di Bukit Duri yang tak biasa. Omara juga membagikan sudut pandangnya terkait perbedaan sistem pendidikan di Indonesia dengan di Amerika Serikat kala ia mengenyam pendidikan di negeri paman sam. Sebagai seorang aktor, Omara menyadari pentingnya menyuarakan isu sosial dan salah satu caranya yakni memerankan film yang lekat akan perjuangan masyarakat biasa. Simak ulasannya lengkapnya, berikut ini.

  • Diduga Kejang Usai Dipijat, Lansia di Tebet Meninggal Mendadak di Teras Rumah – Halaman all

    Diduga Kejang Usai Dipijat, Lansia di Tebet Meninggal Mendadak di Teras Rumah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Seorang pria lanjut usia (lansia) berinisial SK (65) ditemukan meninggal dunia secara mendadak di teras rumahnya di kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (24/4/2025) malam.

    Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, menjelaskan bahwa insiden itu terjadi sekitar pukul 21.00 WIB. Saat itu, korban sempat mengeluhkan kondisi tubuhnya yang kurang sehat dan meminta bantuan kepada seorang saksi berinisial R (23), yang diketahui tinggal di lingkungan sekitar.

    “Awalnya korban merasa tidak enak badan dan meminta dipijat oleh saksi 1. Proses pemijatan dilakukan di teras rumah korban,” ujar Kombes Ade Ary dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (25/4/2025).

    Namun, belum lama setelah proses pemijatan dimulai, korban tiba-tiba mengalami kejang-kejang dan tak lama kemudian tidak sadarkan diri. Saksi yang melihat kejadian itu pun panik dan segera meminta pertolongan warga sekitar.

    “Korban kemudian diketahui tidak lagi bernapas. Saat diperiksa, korban sudah dalam kondisi meninggal dunia,” lanjutnya.

    Peristiwa ini kemudian dilaporkan ke pihak kepolisian pada pukul 01.06 WIB, Jumat dini hari. Polsek Tebet yang menerima laporan langsung melakukan pemeriksaan awal di lokasi kejadian.

    Masih Dalam Penyelidikan

    Hingga saat ini, polisi belum memberikan keterangan resmi mengenai penyebab pasti kematian SK. Jenazah telah dievakuasi dan rencananya akan dilakukan visum untuk mengetahui kondisi medis terakhir korban.

    “Kami masih menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut. Kasus ini masih ditangani oleh penyidik Polsek Tebet,” tegas Kombes Ade Ary.

    Belum diketahui apakah korban memiliki riwayat penyakit tertentu yang berkaitan dengan kondisi fisiknya saat kejadian. Pihak keluarga pun belum memberikan keterangan resmi kepada media.

    Kejadian ini mengundang perhatian warga sekitar, yang mengaku terkejut karena korban dikenal sebagai sosok yang ramah dan masih cukup aktif beraktivitas di lingkungan RT.

     

     

  • Lebih Horor dari Horor-nya Joko Anwar

    Lebih Horor dari Horor-nya Joko Anwar

    JAKARTA – Joko Anwar mempersembahkan film terbarunya, Pengepungan di Bukit Duri sebagai penanda 20 tahun berkarya di Indonesia. Film ini juga menjadi karya teranyarnya menggarap film drama setelah banyak mendominasi dengan cerita horornya.

    Pengepungan di Bukit Duri menjadi spesial karena film ini menjadi kolaborasi Come and See Pictures – rumah produksi Joko bersama Amazon MGM Studios. Film ini juga merupakan film Indonesia buatan Amazon yang tayang di bioskop.

    Pengepungan di Bukit Duri menceritakan Edwin (Morgan Oey), seorang guru yang kerap berpindah-pindah sekolah demi memenuhi janji kepada kakaknya, Silvi (Lia Lukman). Edwin berjanji akan menemukan anak Silvi yang menghilang bertahun-tahun lamanya.

    Sampailah Edwin di sebuah SMA Bukit Duri, sebuah sekolah ‘buangan’ yang diisi dengan siswa-siswa yang berandal dan tidak peduli dengan pelajaran. Kehadiran Edwin menimbulkan sebuah tanya bahkan rasisme dari siswa di sekolah tersebut.

    Edwin tidak gentar karena ia masih berusaha mengajar seperti biasa, hingga ia bertemu dengan Jefri (Omara Esteghlal), seorang siswa yang menjadi pentolan grup yang mendominasi. Jefri menekan Edwin bahkan acuh dengan pengajaran Edwin.

    Ketidak gentaran Edwin mulai luntur setelah ia menyaksikan berbagai kejadian aneh di sekolah. Ia mulai menyadari hidupnya terancam ketika Jefri dan kelompoknya datang untuk bertarung dengannya.

    Kompleks dan intens. Dua kata itu muncul sejak adegan awal dimulai. Tidak ada ruang bagi penonton untuk sekadar beristirahat atau menantikan adegan-adegan yang menenangkan karena film ini seperti tidak mau menunggu penonton dan memilih menceritakannya sendiri.

    Konflik yang terjadi antara guru dan murid juga menjadi pembuka yang baik untuk mempertanyakan apa yang terjadi dengan bangsa dan lingkungan kita. Setiap karakter hidup dengan ketakutan merupakan refleksi kejadian traumatik yang masih dibawa hingga saat ini. Rasanya penceritaannya jadi lebih penting karena hal itu relevan dengan kehidupan kita.

    Menuju bagian terakhirnya terasa terseret namun hal itu terbayar dengan adegan pertarungan terakhir yang luar biasa. Selain itu, akting para pemainnya juga patut diapresiasi, namun apresiasi terbesar patut diberikan kepada Morgan Oey dan Omara Esteghlal.

    Penggambaran cerita ini juga terasa horor, lebih horor dari cerita-cerita horor yang dibuat Joko Anwar. Apa karena ceritanya dekat dengan kehidupan bermasyarakat sehingga timbul kekhawatiran kalau ceritanya akan terealisasi? Entah lah.

    Teknis kamera juga pandai menyorot ekspresi para pemain, menunjukkan ketakutan dan kegigihan mereka dalam bertaruh. Rasanya penonton harus menontonnya langsung untuk memahami perasaan ketakutan yang timbul di sepanjang film dan tentunya bukan pengalaman menonton yang menyenangkan (bukan secara negatif).

    Film ini mungkin menimbulkan respons kengerian atau mengandung trigger warning. Film ini memiliki rating D17+ dimulai dari Dewasa.

    Adapun, film Pengepungan di Bukit Duri tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 17 April.

  • Di Balik Etalase Emas Almas Tersimpan Cerita Pertengkaran dan Kesabaran
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 April 2025

    Di Balik Etalase Emas Almas Tersimpan Cerita Pertengkaran dan Kesabaran Megapolitan 14 April 2025

    Di Balik Etalase Emas Almas Tersimpan Cerita Pertengkaran dan Kesabaran
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Di tengah gemerlap etalase emas yang memantulkan cahaya sore, Almas (60), seorang
    pedagang emas
    di
    Pasar Bukit Duri
    , Jakarta Selatan, menyimpan cerita getir di balik lonjakan harga emas belakangan ini.
    Di balik senyum ramahnya, Almas mengaku tak jarang harus bersitegang dengan pelanggan, terutama mereka yang datang ingin menjual kembali emas lama mereka.
    “Banyak yang nawar juga, cuma jadi pedagang harus sabar juga. Kadang juga ada yang bikin berantem,” ujar Almas saat ditemui
    Kompas.com
    di tokonya, Minggu (13/4/2025).
    Pertengkaran itu, sering kali berawal dari ekspektasi pelanggan yang ingin emas mereka dibeli kembali dengan harga tinggi, bahkan sesuai dengan harga pasaran yang mereka lihat dari televisi.
    Almas mengenang, ada pelanggan yang dahulu membeli emas seharga Rp 800.000 per gram.
    Kini, saat harga emas meroket hingga Rp 1,8 juta per gram untuk
    emas 24 karat
    , mereka datang berharap bisa menjual dengan harga penuh.
    Sebagai pedagang, Almas hanya bisa menyesuaikan sebisanya. Ia tak sanggup membeli kembali dengan harga puncak pasar.
    “Misal dulu beli harga emas Rp 800.000, sekarang emas Rp 1,8 juta, paling saya bisa beli Rp 1,5 juta mendekati harga pasar,” jelasnya.
    Meski harga itu sudah memberinya ruang tipis untuk bertahan, banyak pelanggan tetap bersikukuh agar emas mereka dihargai penuh.
    “Mereka jual paling penginnya dipotong ongkos aja kaya Rp 30.000,” ucapnya pelan.
    Kondisi seperti itu membuat Almas kerap merasa terpojok. Ia harus mengalah dan menanggung risiko rugi, terutama saat harga naik dan emas lama masuk kembali ke tokonya.
    “Masalahnya, kalau dagang emas tuh, kalau naik sekarang, terus ada yang jual emas lama, ya, kita nombokin,” tutur Almas.
    Namun, dengan kesabaran yang terasah dari waktu ke waktu, Almas tak pernah menolak. Emas-emas yang dibeli akan dicuci ulang, dikembalikan kilauannya, lalu kembali menghiasi etalase toko—menanti pemilik baru yang datang di hari esok.
    (Reporter: Shinta Dwi Ayu : Editor: Abdul Haris Maulana)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 9
                    
                        Pedagang Minta Fluktuasi Harga Emas Tak Terus Digembar-gemborkan
                        Megapolitan

    9 Pedagang Minta Fluktuasi Harga Emas Tak Terus Digembar-gemborkan Megapolitan

    Pedagang Minta Fluktuasi Harga Emas Tak Terus Digembar-gemborkan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pedagang di Pasar Bukit Duri, Jakarta Selatan, berharap agar fluktuasi
    harga emas
    tidak digembar-gemborkan di media sosial.
    “Kalau bisa jangan diekspos di Youtube atau pasaran harga emas,” tutur salah satu
    pedagang emas
    berinisial A (60) saat diwawancarai
    Kompas.com
    di tokonya, Minggu (13/4/2025).
    A mengungkapkan, maraknya pemberitaan soal kenaikan harga emas sering kali memicu perselisihan antara pedagang dan pembeli.
    Sebab, banyak pembeli ingin menjual emas mereka sesuai dengan harga pasar yang sedang tinggi.
    Jika harganya tengah tinggi, mereka ingin harga emasnya juga ikut tinggi ketika dijual.
    Namun, sebagai pedagang emas di pasar tradisional, A hanya bisa membeli lagi emas tersebut dengan harga yang mendekati pasaran.
    “Dari situ kan banyak pedagang yang berantam sama pembeli karena orang tahunya harga pasaran yang tinggi,” ungkap A.
    Sebagai contoh, jika dulu seorang pembeli membeli emas seharga Rp 800.000 per gram dan kini harga emas naik menjadi Rp 1,8 juta per gram, A hanya bisa membeli kembali emas itu dengan harga sekitar Rp1,5 juta per gram.
    Meski sudah mendapat untung, para pembeli biasanya tetap tak mau menerima dan mengerti. Mereka tetap memaksa A membeli emas dengan harga Rp 1,8 juta.
    A berharap, ke depannya ada penurunan dari harga emas, meski ia tahu itu akan sulit.
    “Harapan ke pemerintah sih penginnya diturunin, cuma kan susah mengikuti internasional,” pungkas A.
    Catatan Redaksi: berita ini diperbarui pada Selasa (15/4/2025) karena terdapat sejumlah hal yang perlu dikoreksi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Di Balik Etalase Emas Almas Tersimpan Cerita Pertengkaran dan Kesabaran
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 April 2025

    Pedagang Pasar Bukit Duri Kerap "Ribut" dengan Pelanggan yang Jual Emas Megapolitan 13 April 2025

    Pedagang Pasar Bukit Duri Kerap “Ribut” dengan Pelanggan yang Jual Emas
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Salah satu
    pedagang emas
    di Pasar Bukit Duri, Jakarta Selatan, bernama Almas (60), mengaku kerap bertengkar dengan pembelinya di tengah melonjaknya harga emas belakangan ini.
    Pertengkaran biasanya terjadi dengan pelanggan yang ingin menjual kembali emas mereka ke toko milik Almas.
    “Banyak yang nawar juga, cuma jadi pedagang harus sabar juga. Kadang juga ada yang bikin berantem,” jelas Almas saat diwawancarai
    Kompas.com
    di tokonya, Minggu (13/4/2025).
    Menurut Almas, pertengkaran biasanya dipicu oleh keinginan pelanggan yang ingin menjual emas dengan harga sesuai pasaran atau berdasarkan informasi dari televisi.
    Almas berujar, dulu pembeli membeli emas seharga Rp 800.000 per gramnya. Namun, karena saat ini harga emas melonjak, mereka berbondong-bondong menjual emasnya dan meminta harga yang sesuai pasaran, yakni Rp 1,8 juta per gram untuk emas 24 karat.
    Sebagai pedagang, Almas tidak bisa membeli emas dengan harga setinggi itu. Ia hanya mampu menawarkan harga beli yang mendekati pasaran.
    “Misal dulu beli harga emas Rp 800.000, sekarang emas Rp 1,8 juta, paling saya bisa beli Rp 1,5 juta mendekati harga pasar,” jelas Almas.
    Meski sudah untung, banyak pelanggan tetap bersikeras agar emas mereka dibeli dengan harga Rp 1,8 juta.
    “Mereka jual paling penginnya dipotong ongkos aja kaya Rp 30.000,” ucap Almas.
    Hal itu lah yang kerap kali membuat Almas naik pitam dan bertengkar dengan pelanggannya.
    Meski demikian, sebagai pedagang yang telah puluhan tahun berjualan emas, Almas selalu berusaha membeli emas dengan harga yang layak dan mendekati harga pasaran meski risikonya akan menombok besar.
    “Masalahnya, kalau dagang emas tuh, kalau naik sekarang, terus ada yang jual emas lama, ya, kita nombokin,” jelas Almas.
    Namun Almas tidak menyerah. Ia tetap melayani pelanggan yang ingin menjual emas.
    Setelah dibeli, emas-emas tersebut akan dicuci ulang hingga kembali mengilap, lalu dipajang kembali di etalasenya untuk dijual.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Omzet Pedagang Emas Pasar Bukit Duri Anjlok Saat Lebaran 2025
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        13 April 2025

    Omzet Pedagang Emas Pasar Bukit Duri Anjlok Saat Lebaran 2025 Megapolitan 13 April 2025

    Omzet Pedagang Emas Pasar Bukit Duri Anjlok Saat Lebaran 2025
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sejumlah pedagang
    emas
    di Pasar Bukit Duri mengeluhkan
    penurunan omzet
    saat momen Lebaran 2025 lalu.
    Salah satu
    pedagang emas
    di Pasar Bukit Duri, Almas (60) mengaku omzetnya pada Lebaran tahun ini menurun lebih dari 50 persen dibandingkan dengan Lebaran tahun lalu.
    “Lebih-lebih dari setengah untuk penurunannya, dibanding tahun lalu,” ucap Almas saat diwawancarai
    Kompas.com
    di lokasi, Minggu (13/4/2025).
    Almas mengungkapkan, pada Lebaran tahun lalu, omzet tokonya bisa mencapai Rp 1,5 miliar. Namun, omzet tokonya pada Lebaran tahun ini hanya sekitar Rp 400 juta.
    Ia menjelaskan, salah satu penyebab penurunan omzetnya adalah lonjakan harga emas.
    “Tergantung emasnya.
    Emas
    23 karat Rp 1,2 juta per gram tadinya cuma Rp 850.000–Rp 900.000. 24 (karat) kita enggak jual, 22 (karat) Rp 700.000–Rp 750.000. Tadinya, Rp 580.000–Rp 650.000,” ucap Almas.
    Pedagang emas
    lainnya, King (39), juga mengaku mengalami penurunan omzet yang cukup signifikan pada Lebaran tahun ini.
    “Itu lagi parah penurunannya, karena banyak yang beli
    online
    juga. Terutama sekarang kondisinya emas mahal, yang mau beli susah, mau beli banyak enggak bisa, mau datang ke toko emas enggak bisa,” tutur King.
    King mengaku, banyak pelanggannya yang tak lagi datang ke toko emasnya karena keterbatasan uang.
    Sepinya pembeli, kata King, menjadi alasan banyak toko emas yang tutup.
    “Parah sih anjlok, banyak toko lain tutup. Faktornya banyak, mungkin mereka toko baru,” pungkas King.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Omzet Pedagang Emas Pasar Bukit Duri Anjlok Saat Lebaran 2025
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        13 April 2025

    Harga Emas Melonjak, Pedagang di Pasar Bukit Duri Mengeluh Sepi Pembeli Megapolitan 13 April 2025

    Harga Emas Melonjak, Pedagang di Pasar Bukit Duri Mengeluh Sepi Pembeli
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sejumlah
    pedagang emas
    di
    Pasar Bukit Duri
    , Jakarta Selatan, mengeluhkan soal sepinya pembeli pada saat ini.
    Mereka menyebut penurunan jumlah pembeli disebabkan oleh melonjaknya
    harga emas
    yang terus terjadi hingga saat ini.
    “Penurunan (jumlah pembeli) karena harga emas mahal, pembelinya enggak ada uangnya, susah, mereka utamain buat beli beras dulu ya kan,” ucap salah satu pedagang emas bernama Almas (40) saat diwawancarai
    Kompas.com
    , Minggu (13/4/2025).
    Almas mengungkapkan, penurunan pembeli di tokonya sebenarnya sudah mulai dirasakan sejak lebih dari satu tahun terakhir.
    Ia pun menyebut harga emas di tokonya saat ini mengalami kenaikan yang cukup siginifikan.
    “Tergantung emasnya. Emas 23 karat Rp 1,2 juta per gram, tadinya cuma Rp 850.000-Rp 900.000. 24 kita enggak jual, 22 karat Rp 700.000-Rp 750.000, tadinya Rp 580.000-Rp 650.000,” ucap Almas.
     
    Hal senada dengan Almaz juga disampaikan oleh pedagang emas lainnya, King (39). Ia mengaku jumlah pembeli terus menurun karena harga emas yang semakin tinggi.
    “Susah juga kalau dijelasin karena faktornya banyak, cuma kalau dibilang naik atau turun (jumlah pembeli) kan sekarang lebih menurun, karena harga emas mahal,” tutur King.
    Menurut King, penurunan pembeli di tokonya terjadi sejak tahun 2024. Selain harga yang terus naik, banyak konsumen yang kini memilih untuk membeli emas secara daring.
    Adanya beberapa faktor tersebut membuat banyak pelanggan yang justru tak datang lagi ke toko emas milik King.
    “Banyak langganan yang enggak ketemu lagi, biasanya tiap bulan atau tahun kelihatan, ini pas Lebaran justru enggak ada,” jelas King.
    King menambahkan bahwa bukan hanya satu atau dua pelanggan saja, tetapi banyak dari pelanggan setianya kini sudah tidak pernah kembali membeli emas di tokonya.
    Ia pun menyebut harga emas di tokonya telah menembus Rp 1,8 juta per gram, Minggu.
    “Kalau emas 24 sudah naik terus, sekarang sudah Rp 1,8 juta per gram,” kata King.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sinopsis Film Pengepungan di Bukit Duri, Berikut Daftar Pemainnya

    Sinopsis Film Pengepungan di Bukit Duri, Berikut Daftar Pemainnya

    Berikut ini fakta-fakta menarik dari film Pengepungan di Bukit Duri:

    1. Skenario ditulis sejak tahun 2007

    Sutradara sekaligus penulis skenario, Joko Anwar menceritakan bahwa skenario dari film ini telah digarap sejak 17 tahun lalu tepatnya pada tahun 2007. Saat itu skenarionya ditulis oleh Joko sejak dia pertama kali terjun ke dunia perfilman.

    Selain itu, naskahnya ditulis dengan proses riset sejak 2002 dan melakukan wawancara terhadap anak remaja yang dianggap bermasalah oleh lingkungan sosialnya. Termasuk juga wawancara bersama pendidik dan orang-orang yang terlibat isu kekerasan di kalangan remaja.

    2. Digarap setelah matang

    Joko Anwar sempat menuturkan alasannya baru menggarap skenario film ini salah satunya karena film ini membutuhkan kematangan yang baik terutama sebagai sutradara yang berkaitan dengan teknis produksi serta sebagai manusia.

    Selain itu, pada waktu tersebut skenarionya mengalami perkembangan hingga penajaman sesuai dengan kondisi sosial yang terus berubah dari waktu ke waktu terutama untuk membuat ceritanya tetap relevan dan dekat dengan masyarakat.

    3. Kolaborasi dengan Hollywood

    Film Pengepungan di Bukit Duri merupakan salah satu karya yang berkolaborasi dengan rumah produksi Hollywood Amazon MGM Studios. Kerja sama tersebut menjadi kolaborasi perdana Amazon MGM Studios dengan rumah produksi di Asia Tenggara untuk film rilisan bioskop.

    4. Casting selama 4 bulan

    Film ini melalui proses casting yang cukup panjang sekitar empat bulan dibantu dengan casting director. Joko Anwar mengaku bahwa ia sempat frustasi dalam mencari para pemain tepat sesuai dengan kebutuhan cerita film.

    5. Angkat isu kekerasan di kalangan remaja

    Pengepungan di Bukit Duri mengangkat cerita dengan isu kekerasan di kalangan remaja. Diketahui ide tersebut didapatkan oleh Joko Anwar berasal dari fenomena kekerasan yang masih menjadi isu dalam kehidupan masyarakat saat ini.

    Kemudian pihaknya juga menuturkan remaja memiliki peran penting sebagai penerus sebuah bangsa. Selain itu, perlakuan orang dewasa kepada remaja juga mempunyai peranan dalam membentuk generasi tersebut.

    “Kenapa kami mengambil tema remaja karena remaja adalah fase yang paling krusial dalam masyarakat. Apakah kelompok remaja ini nantinya akan menjadi surplus demografi untuk sebuah negara, atau justru menjadi beban. Ini penting banget untuk disorot masalah remaja ini,” ucapnya.

  • Remaja Jadikan Tebet Arena Tawuran, Warga Minta Polisi Patroli Rutin
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 April 2025

    Remaja Jadikan Tebet Arena Tawuran, Warga Minta Polisi Patroli Rutin Megapolitan 5 April 2025

    Remaja Jadikan Tebet Arena Tawuran, Warga Minta Polisi Patroli Rutin
    Penulis

    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Warga Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, meminta polisi untuk melakukan patroli secara berkala guna mencegah aksi tawuran yang kerap terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
    Terbaru, aksi saling serang antarkelompok remaja terjadi di lokasi yang sama pada Sabtu (5/4/2025) dini hari.
    “Harapan kami sih, ada patroli rutin. Ini kan wilayah rawan, udah jelas sering jadi lokasi tawuran. Jangan sampai warga yang jadi korban,” ujar Ketua RW 03 Bukit Duri, Dwi Yayan, saat dikonfirmasi.
    Aksi kekerasan pada hari Sabtu tersebut menambah panjang daftar bentrokan yang kerap terjadi di wilayah itu, terutama sejak sebelum hingga selama Ramadhan 2025.
    “Sebelum puasa, dua kali kejadian. Di bulan puasa itu lima kali. Sekarang, baru habis Lebaran, udah mulai lagi,” ujar Yayan.
    Para pelaku tawuran didominasi oleh remaja dari luar wilayah. Mereka menjadikan area perbatasan antara RW 03 dan RW 04 sebagai lokasi tetap untuk bentrokan.
    “Ini sih remaja-remaja dari luar. Wilayah sini cuma dijadiin ajang tawuran. Kita udah sering lihat wajah-wajahnya, dan bukan anak-anak sini,” kata Yayan.
    Adapun video tawuran yang beredar di media sosial, termasuk di akun Instagram @wargajakarta, memperlihatkan dua kelompok saling serang menggunakan berbagai benda berbahaya.
    Yayan mengatakan, sejumlah barang yang dibawa para pelaku tawuran antara lain senjata tajam, bambu, batu, botol, dan bahkan kembang api.
    “Apa pun yang bisa dipakai buat nyerang, mereka pakai,” ujar Yayan.
    Mirisnya, aksi berbahaya itu justru menjadi tontonan warga sekitar. Beberapa dari mereka terlihat merekam peristiwa tersebut menggunakan ponsel.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.