kab/kota: Budapest

  • Harry Houdini, Pesulap yang Ingin Tahu Kehidupan setelah Kematian

    Harry Houdini, Pesulap yang Ingin Tahu Kehidupan setelah Kematian

    Jakarta

    Harry Houdini adalah seorang pesulap yang luar biasa. Dia merupakan penantang maut dengan challenge membebaskan diri dari jebakan berbahaya hingga aksi ekstrem lainnya (misalnya dikubur hidup-hidup).

    Di samping itu, laki-laki kelahiran Budapest, Hungaria, 24 Maret 1874 tersebut dikenal sebagai salah satu orang yang gencar mencari tahu apakah benar-benar ada hantu dan kehidupan setelah kematian. Dikutip dari History, konon dia terobsesi membuktikan soal hal gaib setelah ibunya meninggal pada 1913. Tetapi, ada beberapa ahli yang ragu akan informasi tersebut.

    Yang pasti, pada 1920-an, Houdini menjadi sangat jengkel dengan orang-orang yang mengklaim bisa membaca pikiran, medium, atau dukun. Apalagi mereka yang mengaku dapat berkomunikasi dengan orang yang sudah tiada.

    Pria dengan nama asli Erich Weisz ini sering kali menghadiri ritual pemanggilan arwah dengan menyamar untuk mengungkap trik dukun palsu. Bahkan, dia juga menawarkan hadiah USD 10.000 bagi paranormal yang dapat menghadirkan ‘fenomena fisik’ yang tidak dapat dijelaskan secara rasional. Akan tetapi, tidak ada yang pernah bisa memberinya bukti yang kuat.

    Meskipun skeptis terhadap dunia roh, Houdini bersumpah kepada istrinya Bess bahwa ia akan mencoba menghubunginya dari alam baka. Ia menyuruhnya peka dengan pesan tertentu atau serangkaian kode yang mengeja kata-kata ‘Rosabelle, believe’ atau ‘Rosabelle, percayalah’.

    Bess Houdini sampai menghabiskan satu dekade mencoba menghubungi suaminya yang pergi lebih dulu pada 31 Oktober 1926. Pada akhirnya Bess menyerah, sementara yang lain masih terus mencari ‘kabar’ dari Houdini.

    Para penggemar telah mengadakan pemanggilan arwah Houdini setiap Halloween untuk mencoba berkomunikasi dengan hantu pesulap tersebut. Ada juga ‘Official Houdini Séance’ yang diadakan di kota berbeda setiap tahunnya. Akan tetapi, hingga kini, belum ada kabar apa-apa lagi dari Houdini.

    (ask/afr)

  • Ini Wanita Misterius yang Dikaitkan dengan Ledakan Pager Hizbullah

    Ini Wanita Misterius yang Dikaitkan dengan Ledakan Pager Hizbullah

    Jakarta

    BAC Consulting, perusahaan yang berbasis di Hungaria, dituding dimanfaatkan oleh dinas rahasia Israel Mossad, memproduksi pager yang meledak di Lebanon. CEO perusahaan ini adalah Cristiana Barsony-Arcidiacono, wanita berusia 49 tahun keturunan Italia-Hungaria.

    Setelah perusahaannya diketahui mendapat lisensi dari produsen pager Taiwan, Gold Apollo, Barsony mengatakan bahwa dia tidak membuat produk itu. “Saya hanya perantara. Saya pikir Anda salah,” katanya yang dikutip detikINET dari Reuters.

    Pemerintah Hungaria menegaskan pager itu tak diproduksi di negaranya. Namun New York Times menyebut BAC Consulting membuat pager biasa untuk klien umum dan di saat yang sama, juga pager yang ditanam peledak oleh Mossad. Tak menutup kemungkinan produksi dilakukan di luar Hungaria.

    Didirikan tahun 2022, BAC Consulting terdaftar di Budapest. Barsony disebut satu-satunya karyawan. Sejak ledakan pager, dia belum muncul. Tetangga mengatakan mereka tidak melihatnya. Dia tidak menanggapi pesan dan apartemennya di sebuah bangunan tua tapi cukup megah di Budapest, telah ditutup.

    Pemerintah Hungaria lalu mengatakan dinas intelijennya menggelar beberapa wawancara dengan Barsony. New York Times melaporkan BAC Consulting merupakan bagian dari kedok yang dibentuk intelijen Israel. Menurut sumber, Israel memproduksi pager itu, tak sekedar menanamnya dengan bom.

    Teman sekolah Barsony menyebut dia tumbuh di Italia. Awal 2000-an, dia meraih gelar doktor bidang fisika di University College London. Namun, dia tampaknya tak mengejar karier ilmiah. “Sejauh saya tahu, dia tidak pernah melakukan pekerjaan ilmiah lagi,” cetus Akos Torok, salah satu profesornya di UCL.

    Resume yang dia gunakan untuk mendapatkan pekerjaan memuat referensi ke gelar pascasarjana dari London School of Economics dan School of Oriental and African Studies. Dia kemudian bekerja pada proyek LSM di Eropa, Afrika, dan Timur Tengah.

    Sejauh ini, belum jelas bagaimana keterlibatan Barsony dalam produksi pager yang meledak di Lebanon atau memang dia tidak tahu menahu. Keberadaannya belum diketahui.

    (fyk/fyk)

  • Terungkap Pager Meledak Massal Sempat Diperiksa Hizbullah

    Terungkap Pager Meledak Massal Sempat Diperiksa Hizbullah

    Jakarta

    Rentetan ledakan dari penyerata (pager) menimbulkan jatuhnya korban di Kelompok Hizbullah. Pihak Hizbullah meyakini perangkat komunikasi itu aman karena sempat diperiksa sebelum dibagikan.

    Seperti dilansir Reuters, Sabtu (21/9/2024), disebutkan kelompok Hizbullah telah memeriksa keamanan terhadap perangkat pager merek Gold Apollo yang meledak massal di Lebanon pada Selasa (17/9). Beberapa pager bahkan baru dibagikan kepada anggota Hizbullah hanya beberapa jam sebelum meledak.

    Dua sumber keamanan yang memahami hal tersebut menyatakan Hizbullah meyakini perangkat komunikasi itu aman sebelum membagikannya kepada para anggotanya di berbagai wilayah Lebanon.

    Salah satu sumber mengatakan bahwa salah satu anggota Hizbullah baru menerima pager pada Senin (16/9) waktu setempat. Sehari kemudian, pager meledak ketika perangkat itu masih berada di dalam kotaknya.

    Sementara, sumber lainnya menyatakan sebuah pager lainnya yang diserahkan kepada seorang anggota senior Hizbullah beberapa hari sebelum insiden, meledak dan melukai seorang bawahannya.

    Rentetan Ledakan Pager dan Walkie-Talkie

    Untuk diketahui, pada Selasa (17/9) waktu setempat, perangkat komunikasi merek Gold Apollo itu meledak secara serentak. Ledakan terjadi di seluruh area yang menjadi markas Hizbullah di pinggiran selatan Beirut dan Lembah Bekaa bagian timur sehingga menimbulkan dugaan serangan ledakan dilakukan secara terkoordinasi.

    Sehari kemudian, pada Rabu (18/9) waktu setempat, ratusan walkie-talkie yang digunakan anggota-anggota Hizbullah juga meledak. Kedua serangan beruntun itu menewaskan total sedikitnya 37 orang, termasuk dua anak-anak, dan melukai nyaris 3.000 orang lainnya.

    Pemerintah Lebanon dan kelompok Hizbullah menuduh Israel sebagai dalang di balik ledakan massal tersebut. Tel Aviv hingga kini belum memberikan komentar langsung atas insiden di Lebanon tersebut.

    Namun sumber keamanan Barat mengatakan kepada Reuters pekan ini bahwa unit intelijen rahasia militer, Unit 8200, terlibat dalam perencanaan serangan itu.

    Analisis Ledakan Pager dan Walkie-Talkie

    Seorang sumber Lebanon yang memahami komponen perangkat itu menurutkan bahwa baterai walkie-talkie yang digunakan Hizbullah telah dicampur dengan senyawa yang sangat mudah meledak yang disebut PETN.

    Sedangkan bahan peledak seberat tiga gram yang ditanam di dalam pager, menurut laporan Reuters, tidak terdeteksi selama berbulan-bulan oleh Hizbullah.

    Menurut salah satu sumber keamanan itu, sangat sulit untuk mendeteksi bahan peledak “dengan perangkat atau pemindai apa pun”. Sumber itu tidak merinci jenis pemindai apa yang digunakan Hizbullah untuk memeriksa pager-pager yang digunakan anggotanya tersebut.

    Hizbullah menggunakan pager, yang merupakan perangkat komunikasi berteknologi rendah ini, untuk menghindari pelacakan atau penyadapan Israel.

    Hizbullah Rutin Periksa Keamanan Pager

    Kelompok Hizbullah, menurut dua sumber lainnya yang berbicara kepada Reuters, langsung memeriksa pager-pager yang tiba di wilayah Lebanon, mulai tahun 2022, termasuk dengan melakukan perjalanan melalui bandara-bandara untuk memastikan perangkat itu tidak akan mengaktifkan alarm.

    Secara total, Reuters berbicara dengan enam sumber yang mengetahui rincian perangkat komunikasi yang meledak di Lebanon tersebut.

    Menurut para sumber keamanan itu, bukannya karena mencurigai pager-pager tertentu, Hizbullah melakukan pemeriksaan sebagai bagian dari “sweeping” rutin terhadap peralatannya, termasuk perangkat komunikasi, untuk mencari tahu apakah peralatan itu dipasangi peledak atau mekanisme pengintaian atau tidak.

    Ledakan massal, dan pendistribusian perangkat komunikasi itu meskipun telah dilakukan pemeriksaan rutin untuk pelanggaran keamanan, telah merusak reputasi Hizbullah sebagai payung pasukan aliansi “Poros Perlawanan” yang pro-Iran dan anti-Israel di kawasan Timur Tengah.

    Dalam pidatonya pada Kamis (19/9), pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah menyebut serangan itu menjadi “pukulan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah” kelompoknya.

    Kantor media Hizbullah dan militer Israel belum memberikan komentar atas laporan Reuters ini.

    Gold Apollo yang berbasis di Taiwan menegaskan tidak memproduksi pager yang meledak di Lebanon. Pemerintah Taipei mempertegas bahwa komponen di dalam pager itu tidak dibuat di wilayah Taiwan.

    Gold Apollo menyebut perusahaan Hungaria, BAC, sebagai produsen pager itu. Namun otoritas Budapest menyebut BAC hanyalah perantara perdagangan dan tidak memiliki lokasi produksi atau operasional di Hungaria.

    Total ada 5.000 unit pager yang dikirimkan ke Lebanon pada awal tahun ini. Namun sejauh ini, tidak diketahui secara jelas di mana sebenarnya pager itu diproduksi atau pada tahap apa pager itu disabotase.

    Hizbullah, menurut tiga sumber yang dikutip Reuters, sedang menyelidiki di mana, kapan dan bagaimana perangkat komunikasi itu dicampur bahan peledak.

    Hizbullah Pernah Gagalkan Operasi Intelijen Israel

    Salah satu sumber keamanan yang dikutip Reuters menambahkan bahwa Hizbullah pernah menggagalkan operasi intelijen Israel sebelumnya, yang menargetkan perangkat yang diimpor dari luar negeri oleh kelompok tersebut, mulai dari telepon rumah pribadi hingga unit ventilasi di kantor Hizbullah.

    Itu juga mencakup dugaan pelanggaran keamanan pada tahun lalu. Namun kali ini, Hizbullah tidak menyadari perangkat komunikasi mereka, yang digunakan untuk menghindari pelacakan dan penyadapan Israel, justru menjadi senjata yang mematikan.

    “Ada beberapa masalah elektronik yang bisa kami temukan — tapi bukan pager-nya. Mereka menipu kami, angkat topi untuk musuh,” ucap salah satu sumber yang dikutip Reuters tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (jbr/dhn)

  • Ternyata, Pager yang Meledak Massal Sempat Diperiksa Hizbullah

    Ternyata, Pager yang Meledak Massal Sempat Diperiksa Hizbullah

    Beirut

    Informasi terbaru menyebut kelompok Hizbullah telah melakukan pemeriksaan keamanan terhadap perangkat pager atau penyeranta merek Gold Apollo yang meledak massal di Lebanon pada Selasa (17/9). Beberapa pager bahkan baru dibagikan kepada anggota Hizbullah hanya beberapa jam sebelum meledak.

    Dituturkan dua sumber keamanan yang memahami hal tersebut, seperti dilansir Reuters, Sabtu (21/9/2024), bahwa Hizbullah meyakini perangkat komunikasi itu aman sebelum membagikannya kepada para anggotanya di berbagai wilayah Lebanon.

    Salah satu sumber mengatakan bahwa salah satu anggota Hizbullah baru menerima pager pada Senin (16/9) waktu setempat, yang kemudian meledak keesokan harinya ketika perangkat itu masih berada di dalam kotaknya.

    Menurut sumber lainnya, sebuah pager lainnya yang diserahkan kepada seorang anggota senior Hizbullah beberapa hari sebelum insiden, meledak dan melukai seorang bawahannya.

    Dalam serangan yang tampaknya terkoordinasi, perangkat komunikasi merek Gold Apollo itu meledak secara serentak pada Selasa (17/9) waktu setempat di seluruh area yang menjadi markas Hizbullah di pinggiran selatan Beirut dan Lembah Bekaa bagian timur.

    Pada Rabu (18/9) waktu setempat, ratusan walkie-talkie yang digunakan anggota-anggota Hizbullah juga meledak. Kedua serangan beruntun itu menewaskan total sedikitnya 37 orang, termasuk dua anak-anak, dan melukai nyaris 3.000 orang lainnya.

    Pemerintah Lebanon dan kelompok Hizbullah menuduh Israel sebagai dalang di balik ledakan massal tersebut. Tel Aviv hingga kini belum memberikan komentar langsung atas insiden di Lebanon tersebut.

    Namun sumber keamanan Barat mengatakan kepada Reuters pekan ini bahwa unit intelijen rahasia militer, Unit 8200, terlibat dalam perencanaan serangan itu.

    Dituturkan seorang sumber Lebanon yang memahami komponen perangkat itu bahwa baterai walkie-talkie yang digunakan Hizbullah telah dicampur dengan senyawa yang sangat mudah meledak yang disebut PETN.

    Sedangkan bahan peledak seberat tiga gram yang ditanam di dalam pager, menurut laporan Reuters, tidak terdeteksi selama berbulan-bulan oleh Hizbullah.

    Menurut salah satu sumber keamanan itu, sangat sulit untuk mendeteksi bahan peledak “dengan perangkat atau pemindai apa pun”. Sumber itu tidak merinci jenis pemindai apa yang digunakan Hizbullah untuk memeriksa pager-pager yang digunakan anggotanya tersebut.

    Hizbullah menggunakan pager, yang merupakan perangkat komunikasi berteknologi rendah ini, untuk menghindari pelacakan atau penyadapan Israel.

    Hizbullah Rutin Periksa Keamanan Pager yang Tiba di Lebanon

    Kelompok Hizbullah, menurut dua sumber lainnya yang berbicara kepada Reuters, langsung memeriksa pager-pager yang tiba di wilayah Lebanon, mulai tahun 2022, termasuk dengan melakukan perjalanan melalui bandara-bandara untuk memastikan perangkat itu tidak akan mengaktifkan alarm.

    Secara total, Reuters berbicara dengan enam sumber yang mengetahui rincian perangkat komunikasi yang meledak di Lebanon tersebut.

    Menurut para sumber keamanan itu, bukannya karena mencurigai pager-pager tertentu, Hizbullah melakukan pemeriksaan sebagai bagian dari “sweeping” rutin terhadap peralatannya, termasuk perangkat komunikasi, untuk mencari tahu apakah peralatan itu dipasangi peledak atau mekanisme pengintaian atau tidak.

    Ledakan massal, dan pendistribusian perangkat komunikasi itu meskipun telah dilakukan pemeriksaan rutin untuk pelanggaran keamanan, telah merusak reputasi Hizbullah sebagai payung pasukan aliansi “Poros Perlawanan” yang pro-Iran dan anti-Israel di kawasan Timur Tengah.

    Dalam pidatonya pada Kamis (19/9), pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah menyebut serangan itu menjadi “pukulan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah” kelompoknya.

    Kantor media Hizbullah dan militer Israel belum memberikan komentar atas laporan Reuters ini.

    Gold Apollo yang berbasis di Taiwan menegaskan tidak memproduksi pager yang meledak di Lebanon. Pemerintah Taipei mempertegas bahwa komponen di dalam pager itu tidak dibuat di wilayah Taiwan.

    Gold Apollo menyebut perusahaan Hungaria, BAC, sebagai produsen pager itu. Namun otoritas Budapest menyebut BAC hanyalah perantara perdagangan dan tidak memiliki lokasi produksi atau operasional di Hungaria.

    Total ada 5.000 unit pager yang dikirimkan ke Lebanon pada awal tahun ini. Namun sejauh ini, tidak diketahui secara jelas di mana sebenarnya pager itu diproduksi atau pada tahap apa pager itu disabotase.

    Hizbullah, menurut tiga sumber yang dikutip Reuters, sedang menyelidiki di mana, kapan dan bagaimana perangkat komunikasi itu dicampur bahan peledak.

    Hizbullah Pernah Gagalkan Operasi Intelijen Israel Sebelumnya

    Salah satu sumber keamanan yang dikutip Reuters menambahkan bahwa Hizbullah pernah menggagalkan operasi intelijen Israel sebelumnya, yang menargetkan perangkat yang diimpor dari luar negeri oleh kelompok tersebut, mulai dari telepon rumah pribadi hingga unit ventilasi di kantor Hizbullah.

    Itu juga mencakup dugaan pelanggaran keamanan pada tahun lalu. Namun kali ini, Hizbullah tidak menyadari perangkat komunikasi mereka, yang digunakan untuk menghindari pelacakan dan penyadapan Israel, justru menjadi senjata yang mematikan.

    “Ada beberapa masalah elektronik yang bisa kami temukan — tapi bukan pager-nya. Mereka menipu kami, angkat topi untuk musuh,” ucap salah satu sumber yang dikutip Reuters tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/dhn)

  • Terkuak Peran Israel di Balik Ribuan Pager Hizbullah Meledak

    Terkuak Peran Israel di Balik Ribuan Pager Hizbullah Meledak

    Jakarta

    Terungkap peran Israel di balik ribuan unit penyeranta atau pager milik kelompok Hizbullah, yang bersekutu dengan Teheran, meledak secara bersamaan. Israel diduga menanam peledak ke dalam ribuan pager.

    Laporan media ternama Amerika Serikat (AS), The New York Times (NYT), yang mengutip sumber dari kalangan pejabat AS dan negara lainnya, seperti dilansir AFP, Rabu (18/9/2024), menyebut pager atau penyeranta yang meledak massal di Lebanon itu dipesan dari perusahaan Taiwan bernama Gold Apollo.

    Sejumlah sumber juga mengatakan kepada NYT bahwa pager-pager itu dimodifikasi oleh Israel sebelum tiba di wilayah Lebanon.

    Salah satu sumber yang dekat dengan Hizbullah mengatakan kepada AFP bahwa “pager-pager yang meledak berkaitan dengan pengiriman 1.000 perangkat yang baru-baru ini diimpor oleh Hizbullah”, yang tampaknya telah “disabotase pada sumbernya”.

    Laporan NYT menyebut ada sekitar 3.000 unit pager dipesan oleh Hizbullah dari Gold Apollo, dengan sebagian besar model AR924.

    “Agar Israel bisa menanam pemicu ledakan ke dalam pager batch terbaru, mereka mungkin memerlukan akses ke rantai pasokan perangkat ini,” ucap analis militer dan keamanan Elijah Magnier, yang berbasis di Brussels, Belgia, saat berbicara kepada AFP.

    “Intelijen Israel telah menyusup ke dalam proses produksi, menambahkan komponen peledak dan mekanisme pemicu jarak jauh ke dalam pager tanpa menimbulkan kecurigaan,” sebutnya.

    Magnier menambahkan bahwa hal tersebut semakin meningkatkan kemungkinan pihak ketiga yang menjual perangkat tersebut adalah “front intelijen” yang dibentuk oleh Israel untuk tujuan khusus tersebut.

    Belum ada komentar langsung dari Israel atas insiden ledakan massal di Lebanon tersebut.

    Secara terpisah, laporan serupa juga disampaikan oleh media Reuters, yang mengutip sejumlah sumber keamanan Lebanon, yang menyebut perangkat yang dipesan Hizbullah itu dimodifikasi oleh dinas mata-mata Israel atau Mossad “pada tingkat produksi” sebelum dibawa ke Lebanon.

    Menurut laporan Reuters, Mossad menanam sejumlah kecil bom — disebut seberat hanya tiga gram — ke dalam 5.000 unit pager yang dipesan Hizbullah dari perusahaan bernama Gold Apollo yang berbasis di Taiwan, beberapa bulan sebelum insiden terjadi di Lebanon pada Selasa (17/9) waktu setempat.

    Menurut para sumber yang dikutip Reuters, ribuan unit pager itu dibawa ke Lebanon pada awal tahun ini, dan selama berbulan-bulan, peledak yang ada di dalamnya “tidak terdeteksi” oleh Hizbullah.

    Baca halaman selanjutnya>>

    Gold Apollo Bantah Produksi Pager yang Meledak Massal di Lebanon

    Sejumlah foto pager yang hancur usai meledak di Lebanon itu telah dianalisis oleh Reuters, yang hasilnya menunjukkan format dan stiker di bagian belakang yang konsisten dengan pager buatan Gold Apollo yang berkantor di New Taipei, Taiwan.

    Namun Gold Apollo membantah telah memproduksi pager-pager yang meledak massal di Lebanon. Dijelaskan oleh Gold Apollo, seperti dilansir Reuters dan Sky News, bahwa pager model AR924 diproduksi dan dijual di bawah lisensi di Eropa oleh sebuah perusahaan bernama BAC, dengan menggunakan merek Gold Apollo.

    “Produk itu bukan buatan kami. Hanya saja ada merek kami di dalamnya,” ucap pendiri dan presiden Gold Apollo, Hsu Ching-Kuang, saat berbicara kepada wartawan di kantornya pada Rabu (18/9).

    “Kami hanya memberikan otorisasi merek dagang dan tidak terlibat dalam desain atau pembuatan produk ini,” imbuh pernyataan Gold Apollo.

    Gold Apollo mengatakan bahwa BAC merupakan perusahaan Eropa yang berkantor di Budapest, ibu kota Hungaria. Namun informasi lebih detail soal perusahaan BAC itu tidak diberikan oleh Gold Apollo.

    Halaman 2 dari 2

    (whn/rfs)

  • Pager Hizbullah yang Meledak Massal Diproduksi di Hungaria

    Pager Hizbullah yang Meledak Massal Diproduksi di Hungaria

    Taipei

    Nama perusahaan Taiwan, Gold Apollo, menjadi sorotan setelah disebut sebagai produsen pager atau penyeranta, yang digunakan Hizbullah, yang meledak massal di Lebanon. Namun, Gold Apollo membantah telah memproduksi ribuan pager yang meledak secara serentak di berbagai wilayah Lebanon.

    Perusahaan Gold Apollo, seperti dilansir AFP dan Sky News, Rabu (18/9/2024), menjelaskan bahwa pager dengan model yang diduga digunakan oleh para anggota Hizbullah di Lebanon, yang meledak secara bersamaan dan menewaskan sedikitnya sembilan orang, diproduksi oleh rekanannya di Hungaria.

    Dalam pernyataannya, pada Rabu (18/9) waktu setempat, Gold Apollo menyebut pihaknya telah menjalin “kemitraan jangka panjang” dengan BAC Consulting KFT, yang berbasis di Budapest, Hungaria, untuk menggunakan merek dagangnya.

    Pager dengan model yang disebutkan dalam laporan sejumlah media, menurut Gold Apollo, “diproduksi dan dijual oleh BAC”.

    Pendiri dan presiden Gold Apollo, Hsu Ching-Kuang, saat berbicara kepada wartawan di kantornya di New Taipei pada Rabu (18/9), menyebut pager model AR924, yang dilaporkan meledak massal di Lebanon, diproduksi dan dijual di bawah lisensi di Eropa oleh BAC, dengan menggunakan nama Gold Apollo.

    “Apollo Gold Corporation telah menjadi otorisasi label privat untuk jangka panjang dan kerja sama agensi regional dengan BAC,” demikian pernyataan perusahaan Gold Apollo kepada Sky News.

    “Sesuai perjanjian, kami mengizinkan BAC untuk menggunakan merek dagang kami untuk penjualan produksi di wilayah-wilayah tertentu, namun desain dan pembuatan produk sepenuhnya ditangani oleh BAC,” jelas pernyataan tersebut.

    Pihak Gold Apollo tidak memberikan informasi lebih detail soal perusahaan BAC tersebut.

    Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan sedikitnya sembilan orang tewas dan 2.750 orang lainnya, termasuk para petempur Hizbullah dan Duta Besar Iran untuk Lebanon, mengalami luka-luka dalam insiden pager meledak massal tersebut.

    Menteri Informasi Lebanon Ziad Makary mengecam ledakan massal yang melanda ribuan unit pager di wilayahnya tersebut sebagai “agresi Israel”. Sementara Hizbullah menegaskan bahwa Israel akan menerima “hukuman yang adil” atas ledakan-ledakan tersebut.

    Tel Aviv sejauh ini belum berkomentar apa pun soal insiden di Lebanon tersebut.

    Namun laporan sejumlah media menyebut pager atau penyeranta yang meledak itu dimodifikasi atau disabotase, dengan ditanam sejumlah kecil peledak di dalamnya, oleh badan intelijen Israel sebelum tiba di wilayah Lebanon.

    Menurut analis militer dan keamanan Elijah Magnier, yang berbasis di Brussels, hal itu meningkatkan kemungkinan bahwa pihak ketiga yang menjual perangkat itu merupakan “front intelijen” yang dibentuk Israel untuk tujuan tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Terkuak Peran Israel di Balik Ribuan Pager Hizbullah Meledak

    Israel Tanam Peledak ke Pager Pesanan Hizbullah Sebelum Tiba di Lebanon

    Beirut

    Badan intelijen Israel diduga menanam peledak ke dalam ribuan pager atau penyeranta yang dipesan Hizbullah sebelum pengiriman itu tiba di wilayah Lebanon. Hal itu meningkatkan kemungkinan bahwa pihak ketiga yang menjual perangkat itu merupakan “front intelijen” yang dibentuk Israel untuk tujuan tersebut.

    Laporan media ternama Amerika Serikat (AS), The New York Times (NYT), yang mengutip sumber dari kalangan pejabat AS dan negara lainnya, seperti dilansir AFP, Rabu (18/9/2024), menyebut pager atau penyeranta yang meledak massal di Lebanon itu dipesan dari perusahaan Taiwan bernama Gold Apollo.

    Sejumlah sumber juga mengatakan kepada NYT bahwa pager-pager itu dimodifikasi oleh Israel sebelum tiba di wilayah Lebanon.

    Salah satu sumber yang dekat dengan Hizbullah mengatakan kepada AFP bahwa “pager-pager yang meledak berkaitan dengan pengiriman 1.000 perangkat yang baru-baru ini diimpor oleh Hizbullah”, yang tampaknya telah “disabotase pada sumbernya”.

    Laporan NYT menyebut ada sekitar 3.000 unit pager dipesan oleh Hizbullah dari Gold Apollo, dengan sebagian besar model AR924.

    “Agar Israel bisa menanam pemicu ledakan ke dalam pager batch terbaru, mereka mungkin memerlukan akses ke rantai pasokan perangkat ini,” ucap analis militer dan keamanan Elijah Magnier, yang berbasis di Brussels, Belgia, saat berbicara kepada AFP.

    “Intelijen Israel telah menyusup ke dalam proses produksi, menambahkan komponen peledak dan mekanisme pemicu jarak jauh ke dalam pager tanpa menimbulkan kecurigaan,” sebutnya.

    Magnier menambahkan bahwa hal tersebut semakin meningkatkan kemungkinan pihak ketiga yang menjual perangkat tersebut adalah “front intelijen” yang dibentuk oleh Israel untuk tujuan khusus tersebut.

    Belum ada komentar langsung dari Israel atas insiden ledakan massal di Lebanon tersebut.

    Secara terpisah, laporan serupa juga disampaikan oleh media Reuters, yang mengutip sejumlah sumber keamanan Lebanon, yang menyebut perangkat yang dipesan Hizbullah itu dimodifikasi oleh dinas mata-mata Israel atau Mossad “pada tingkat produksi” sebelum dibawa ke Lebanon.

    Menurut laporan Reuters, Mossad menanam sejumlah kecil bom — disebut seberat hanya tiga gram — ke dalam 5.000 unit pager yang dipesan Hizbullah dari perusahaan bernama Gold Apollo yang berbasis di Taiwan, beberapa bulan sebelum insiden terjadi di Lebanon pada Selasa (17/9) waktu setempat.

    Menurut para sumber yang dikutip Reuters, ribuan unit pager itu dibawa ke Lebanon pada awal tahun ini, dan selama berbulan-bulan, peledak yang ada di dalamnya “tidak terdeteksi” oleh Hizbullah.

    Gold Apollo Bantah Produksi Pager yang Meledak Massal di Lebanon

    Sejumlah foto pager yang hancur usai meledak di Lebanon itu telah dianalisis oleh Reuters, yang hasilnya menunjukkan format dan stiker di bagian belakang yang konsisten dengan pager buatan Gold Apollo yang berkantor di New Taipei, Taiwan.

    Namun Gold Apollo membantah telah memproduksi pager-pager yang meledak massal di Lebanon. Dijelaskan oleh Gold Apollo, seperti dilansir Reuters dan Sky News, bahwa pager model AR924 diproduksi dan dijual di bawah lisensi di Eropa oleh sebuah perusahaan bernama BAC, dengan menggunakan merek Gold Apollo.

    “Produk itu bukan buatan kami. Hanya saja ada merek kami di dalamnya,” ucap pendiri dan presiden Gold Apollo, Hsu Ching-Kuang, saat berbicara kepada wartawan di kantornya pada Rabu (18/9).

    “Kami hanya memberikan otorisasi merek dagang dan tidak terlibat dalam desain atau pembuatan produk ini,” imbuh pernyataan Gold Apollo.

    Gold Apollo mengatakan bahwa BAC merupakan perusahaan Eropa yang berkantor di Budapest, ibu kota Hungaria. Namun informasi lebih detail soal perusahaan BAC itu tidak diberikan oleh Gold Apollo.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Uni Eropa Kucurkan Dana Tambahan untuk Ukraina

    Uni Eropa Kucurkan Dana Tambahan untuk Ukraina

    Jakarta

    Uni Eropa akan mengirimkan dana tambahan sebesar “1,4 miliar Euro dalam beberapa bulan ke depan dan satu miliar tambahan berikutnya hingga akhir tahun,” kata Utusan Luar Negeri Josep Borrell, dalam sebuah jumpa pers usai KTT Menteri Luar Negeri di Luxemburg, Senin (24/6). Bantuan teranyar untuk Ukraina diniatkan sebagai dana perang, yakni buat pengadaan alutsista dan stimulus untuk industri pertahanan di dalam negeri.

    Duit tersebut merupakan bunga dana simpanan Rusia di Eropa yang telah dibekukan. Setelah lama diusulkan, gagasan mengalihkan keuntungan bunga Rusia untuk Ukraina kini disepakati secara aklamasi oleh Dewan Eropa, kecuali Hongaria. Dana tersebut nantinya dikelola oleh Fasilitas Perdamaian Eropa, EFF, yang bertugas menyalurkan bantuan militer dan pertahanan untuk negara mitra.

    Dari dompet EFF, Ukraina sudah mendapat lebih dari 11 miliar Euro sejak 2022. Menurut Komisi Eropa, dana Rusia yang dibekukan mencapai 210 miliar Euro, dengan keuntungan bunga rata-rata sebesar 2,5 hingga tiga miliar Euro per tahun. Pada 2023 lalu, lembaga keuangan Belgia Euroclear memperkirakan, pendapatan bunga bank dari dana simpanan Rusia berkisar 4,4 miliar Euro per tahun.

    Legitimasi hukum melawan blokade Hongaria

    Borrell juga mengumumkan bahwa pihaknya “telah menyepakati prosedur hukum untuk menghindari blokade” oleh negara anggota UE. Ucapannya itu ramai dipahami sebagai sentilan bagi Hongaria yang menolak pencairan dana untuk Ukraina. Dalam pembuatan keputusan terakhir, misalnya, pemerintah di Budapest tidak lagi dilibatkan setelah bersikap abstain dalam pertemuan sebelumnya.

    Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjártó mengatakan, sedang mempertimbangkan tindakan hukum terhadap isolasi sepihak oleh Dewan Eropa, lapor kantor berita Reuters. Menurutnya, UE telah melewati “garis merah” dengan keputusan tersebut, tulis juru bicara pemerintah Hongaria yang mengutip Szijjártó di platform X. Dia mengkritik langkah Dewan Eropa sebagai “pelanggaran aturan umum UE, yang belum pernah terjadi sebelumnya”.

    Sikap blokade pemerintahan Viktor Orban di Hongaria terhadap bantuan untuk Ukraina bukanlah hal baru di UE. Budapest berdalih, bantuan militer akan semakin memperparah eskalasi konflik. UE sebaliknya menahan kucuran dana untuk Hongaria karena kebijakan Orban yang diyakini memperlemah supremasi hukum.

    Repotnya, pada 1 Juli 2024 mendatang, Hongaria akan mengambil alih Kepresidenan Dewan UE selama enam bulan. Dalam peran ini, pemerintahan Orban berwenang memimpin pertemuan Dewan Menteri dan menyusun agenda yang bisa diusulkan untuk menjadi proposal legislatif di UE.

    Sanksi baru buat Rusia

    Dalam pertemuan di Luxemburg, menteri luar negeri UE juga memutuskan paket sanksi ke-14 terhadap Rusia. Legislasi teranyar terutama ditujukan untuk menutup celah hukum dari sanksi sebelumnya.

    Meski demikian, Dewan Eropa gagal menutup salah satu kelemahan terbesar rejim embargo karena sikap blokade Jerman. Tadinya, UE ingin mewajibkan perusahaan Eropa ikut mematuhi sanksi dalam membangu rantai suplai di negara ketiga. Tapi menurut keputusan dewan menlu, perusahaan hanya akan diminta melakukan “upaya terbaik” untuk menjauhkan perusahaan atau individu asal Rusia yang terkena embargo.

    Paket sanksi tersebut juga melarang pengiriman gas alam cair Rusia ke UE, yang bertujuan untuk mengurangi pendapatan Rusia. Embargo UE acap dikritik karena dinilai gagal menutup sumber duit Rusia di Eropa.

    Menteri Luar Negeri Lituania Gabrielius Landsbergis, misalnya, mengatakan rejim sanksi UE justru semakin lemah seiring berjalannya waktu. Rusia sendiri menolak paket sanksi baru tersebut karena dianggap “tidak efektif”.

    rzn/as

    (ita/ita)