kab/kota: Budapest

  • Zelensky Usul Tendang Negara Ini dari NATO, Ukraina Penggantinya

    Zelensky Usul Tendang Negara Ini dari NATO, Ukraina Penggantinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Ukraina dilaporkan telah menawarkan diri untuk menggantikan Hungaria di NATO dan Uni Eropa (UE). Hal ini terjadi saat Budapest terus mengambil langkah yang kontra dengan bantuan aliansi itu ke Ukraina dan mengkritik langkah Kyiv yang tak mau memperpanjang kontrak transit gas dengan musuhnya, Rusia.

    Dalam pernyataan yang dipublikasikan pada hari Rabu (8/1/2025), Kementerian Luar Negeri Ukraina menulis bahwa Hungaria telah mengambil langkah provokatif dengan menentang keputusan Kyiv yang tak memperpanjang kontrak transit gas Moskow, yang mengalir via negara itu ke Eropa. Padahal, hal ini tidak akan berdampak besar pada UE.

    “Padahal Komisi Eropa dengan jelas mengindikasikan bahwa keputusan Ukraina yang diumumkan sebelumnya tidak berdampak buruk pada keamanan energi negara-negara UE atau harga konsumen di pasar Eropa,” tulis pernyataan itu.

    Kementerian itu mengatakan bahwa hanya dua dari 27 negara UE yang berjuang untuk mengamankan ekonomi dan warga negara mereka dengan pasokan energi alternatif dari Amerika Serikat dan Timur Tengah. Tanpa menjelaskan dua negara itu, Kyiv menuding bahwa keduanya sedang mempertahankan hubungan yang kuat dengan Moskow.

    “Kedua negara berada dalam upaya mempertahankan hubungan energi dengan Rusia telah secara efektif menghalangi akses ke pasar energi Eropa untuk sumber daya dari Amerika Serikat dan mitra lainnya,” tambah Kyiv.

    Setelah pernyataan tersebut, Ukraina langsung mengalamatkan kembali tudingan kepada Hungaria. Kyiv menyebut bahwa dengan sikap seperti ini, Budapest harusnya keluar dari NATO dan UE.

    “Jika pihak Hungaria memprioritaskan penguatan Rusia daripada UE dan Amerika Serikat, mereka harus mengakuinya secara terbuka. Ukraina akan siap mengisi kekosongan di UE dan NATO jika Hungaria memilih untuk mengosongkannya demi keanggotaan di CIS atau CSTO (Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif dan Persemakmuran Negara-negara Merdeka),” tulis pernyataan itu lagi, menyebut dua organisasi tandingan yang dibentuk Rusia.

    Hal ini sontak menimbulkan reaksi Hungaria. Menteri Luar Negeri Hungaria Péter Szijjártó kembali mengkritik RUU parlemen Ukraina yang mengusulkan penutupan rute transportasi gas alam dan minyak bumi dari Rusia selama keadaan perang. Ia juga menyebut keputusan bergabung dengan UE harus disepakati semua pihak.

    “Ukraina perlu fokus pada realitas: di negara-negara anggota UE memutuskan dengan suara bulat tentang perekrutan anggota baru. Dengan kata lain, setiap negara anggota harus memberikan suara setuju,” tuturnya.

    “Hak kedaulatan setiap negara untuk memutuskan dari mana dan melalui rute mana ia mengambil pembawa energi yang diperlukan untuk operasinya. Tidak ada pihak luar yang memiliki hak dalam hal ini. Tidak ada pihak yang berhak memaksakan pengadaan energi yang lebih mahal dan tidak aman pada negara lain.”

    Ukraina dan Hungaria pernah berselisih beberapa kali karena hubungan dekat Presiden Rusia Vladimir Putin dengan Perdana Menteri Viktor Orbán. Budapest juga menentang berbagai sanksi Eropa terhadap Rusia.

    Budapest kemudian memperluas impor gas Rusia sejak perang dimulai hampir empat tahun lalu dan telah menyuarakan penentangannya terhadap bantuan militer dan keuangan Eropa untuk Ukraina.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mendorong untuk ‘memajukan; masuknya Kyiv ke NATO sebagai bagian dari ‘rencana kemenangannya’ yang diperkenalkan pada musim gugur 2024. Banyak negara, termasuk Hungaria, menentang langkah ini.

    Ukraina juga mengajukan permohonan untuk bergabung dengan UE segera setelah perang dimulai pada Februari 2022. UE kemudian memutuskan untuk memulai negosiasi aksesi dengan Kyiv pada 2023, dengan pertemuan pertama berlangsung pada Juni 2024.

    (luc/luc)

  • Ukraina Desak NATO Depak Hungaria Gegara Pro Rusia, Zelensky: Kami Siap Gantikan Keanggotaannya – Halaman all

    Ukraina Desak NATO Depak Hungaria Gegara Pro Rusia, Zelensky: Kami Siap Gantikan Keanggotaannya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ukraina mendesak Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk mendepak Hungaria dari blok tersebut karena terus memihak Rusia.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bahkan menyatakan siap untuk menggantikan keanggotaan Hungaria di NATO dan Uni Eropa (UE), apabila negara itu lebih memilih untuk bergabung dengan blok yang dipimpin Rusia.

    Pernyataan itu dilontarkan Zelensky lantaran Hungaria terus memperkuat kemitraannya dengan membeli minyak dan gas Rusia senilai miliaran dolar setiap tahunnya,

    Tak hanya itu selama bertahun-tahun Budapest juga secara konsisten memihak Kremlin.

    Termasuk menentang bantuan militer Eropa kepada Ukraina serta menunda beberapa sanksi blok tersebut terhadap Moskow.

    Perseteruan ini lantas membuat Ukraina murka, Zelensky menganggap Hungaria patut didepak dari keanggotaan NATO.

    Lantaran negara tersebut telah merusak prinsip-prinsip demokrasi dan supremasi hukum yang diwakili Uni Eropa (UE).

    Ukraina menuduh status Hongaria sebagai negara asing di Eropa, dengan menyarankannya untuk bergabung dengan blok yang dipimpin Rusia.

    “Ukraina akan siap mengisi setiap ruang kosong di UE dan NATO jika Hungaria memilih untuk mengosongkannya demi keanggotaan di CIS (Persemakmuran Negara-Negara Merdeka) atau CSTO (Organisasi Traktat Keamanan Kolektif),” kata Kementerian Luar Negeri Ukraina, dikutip dari Al Jazeera.

    “Menggantikan Hongaria di Uni Eropa dan NATO secara efektif akan mengurangi retorika pro-Kremlin di aliansi tersebut,” imbuhnya.

    Hungaria Ketergantugan Gas Rusia

    Hungaria jadi salah satu negara Eropa yang masih menjalin relasi baik dengan Rusia.

    Sejak pecahnya perang antara Rusia dan Ukraina hampir 3 tahun lalu, UE telah berusaha mengurangi ketergantungannya pada bahan bakar fosil Negeri Beruang Merah itu.

    Namun, Hungaria masih terus bergantung kepada pasokan minyak dan gas Moskow.

    Menteri Luar Negeri Hongaria, Peter Szijjarto mengatakan, bahwa 6,2 miliar meter kubik gas alam telah dipasok tahun ini dari Rusia ke Hongaria.

    Gas tersebut dipasok langsung melalui pipa TurkStream dan cabang-cabangnya lewat Bulgaria dan Serbia.

    Ketergantungan Hongaria terhadap gas Rusia membuat negara tersebut menyalahkan sanksi Uni Eropa sebagai penyebab dari melonjaknya harga energi di Eropa hingga 20 persen.

    Terbaru, Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto menuduh Ukraina memperburuk tantangan ekonomi Eropa dengan penolakannya untuk memperbarui kesepakatan gas transit selama lima tahun dengan Rusia 

    Dalam sebuah unggahan di akun Facebook, Szijjarto secara terang-terangan mengaitkan kenaikan harga gas alam dengan “pengurangan pasokan yang dipaksakan secara sengaja,” yang berasal dari keputusan dan sanksi politik.

    Meski langkah Hungaria ditentang sejumlah negara Eropa, namun Szijjarto menyebut jalur pipa Turkish Stream merupakan aset strategis yang penting.

    Tanpa adanya jalur pipa ini, katanya, Hongaria “akan berada dalam posisi yang sangat sulit sebagai negara yang terkurung daratan.”

    (Tribunnews.com / Namira Yunia)

  • Kalimat Pertama Langsung Cibir Rusia, Isi Pidato Lengkap Perdana 2025 Presiden Ukraina Zelensky – Halaman all

    Kalimat Pertama Langsung Cibir Rusia, Isi Pidato Lengkap Perdana 2025 Presiden Ukraina Zelensky – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut pidato Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai yang pertama membuka tahun baru 2025.

    Isi pidao Zelensky berisi tentang harapan kepada rakyat Ukraina untuk bangkit di tengah keterpurukan.

    Pada paragraf pertama pidatonya, Zelensky langsung menyebut Rusia.

    Tak tanggung-tanggung, narasi kejahatan Rusia ia bawa dalam pidato tersebut.

    Ini isi lengkap pidato Zelensky dikutip dari Ukrainska Pravda.

    “Rakyat Ukraina yang terhormat!


    Saya berbicara di depan monumen Ibu Ukraina. Ukraina yang berdiri kokoh, yang tidak menundukkan kepala, yang menatap ke depan, percaya pada masa depannya dan kemenangan atas kejahatan yang dibawa Rusia kepada kita.

    Ukraina dengan pedang dan perisai, yang mampu mengamankan perdamaian yang adil. 

    Melindungi rakyatnya, warna kulitnya, kemerdekaannya. Hari ini saya berbicara kepada semua orang yang menghargai Ukraina, melindungi negaranya, dan yang kata-katanya “Ini negaraku” dipenuhi dengan cinta.

    Saya berterima kasih kepada Anda untuk tahun 2024. Kepada Anda, orang-orang Ukraina, yang mengatasi kesulitan dengan bermartabat.

    Orang-orang yang bangga menjadi orang Ukraina. Saya juga bangga menjadi presiden orang-orang seperti itu, orang-orang Ukraina yang menunjukkan bahwa tidak ada rudal jelajah yang dapat mengalahkan orang-orang yang bersayap.

    Selama tahun ini, tahun kabisat, kita membuktikannya setiap hari. Kita melihatnya kemarin, ketika kita sangat gembira saat 189 warga Ukraina kembali dari tahanan Rusia. Mereka akan merayakan kedatangan tahun baru di rumah.

    Karena kita membawa pulang orang-orang kita, 1.358 orang tahun ini, 3.956 orang [sejak dimulainya invasi besar-besaran]. Ini bukan perkiraan tetapi angka pasti, karena di balik angka-angka ini ada orang-orang, orang-orang kita, orang-orang yang penting bagi kita.

    Dengan setiap orang yang kita bawa pulang, kita juga membawa kembali kehidupan.

    Dan kita semua menangis setiap kali hal ini terjadi. Tidak peduli apakah itu seorang ibu yang meneteskan air mata, atau seorang anak yang akhirnya dapat melihat ayahnya lagi, atau Presiden Ukraina – kita semua menangis, karena kita semua manusia, dan kita semua telah berhasil menjaga cahaya batin kita.

    Cahaya ini telah membantu kita berdiri teguh selama lebih dari 1.000 hari sekarang. Untuk menjadi berani ketika sangat dibutuhkan. Untuk menjadi kuat ketika sangat dibutuhkan. Inilah yang telah dilakukan oleh para guru, dokter, pekerja energi dan transportasi, personel pertahanan udara, dan unit pemadam kebakaran bergerak kita.

    Para prajurit yang telah menembak jatuh 1.310 rudal jelajah dan balistik dan 7.800 pesawat tanpa awak Shahed Iran tahun ini. Hebat! Kami sangat bangga kepada mereka! Kami sangat bersyukur. Kita berhasil melewati tahun ini bersama-sama. Bersama-sama kita mengatasi semua yang terjadi tahun ini: kemenangan dan kekalahan, kemenangan dan tantangan, air mata kegembiraan ketika kita berhasil melakukan apa yang kita tetapkan untuk dilakukan, dan air mata kesedihan ketika kita menghadapi kemunduran dan patah hati.

    Suatu pagi di bulan Juli. Rumah sakit anak-anak Okhmatdyt. Hanya orang-orang lemah dan pengecut yang bertindak seperti itu. Kami tidak akan pernah melupakan mata anak-anak itu. Dan kami tidak akan pernah memaafkan! Ketika kejahatan mendatangkan kematian, kami menanggapinya dengan membentuk rantai manusia. Seperti itulah kekuatan rakyat Ukraina. Persatuan kami terlihat dari angkasa. Tuhan melihatnya. Melihat rakyat kami, anak-anak kami. Dan saya tidak akan pernah melupakan mata anak laki-laki kecil dari Okhmatdyt, mata orang dewasa, yang penuh tekad, kehidupan, energi, dan martabat. Satu anak ini jauh lebih kuat dari Putin. Semua anak kita jauh lebih kuat dari kejahatan Rusia. Anak laki-laki dan perempuan Ukraina, yang memenangkan perang ini, belajar daring dan di ruang bawah tanah, memenangkan olimpiade sains internasional, mengumpulkan uang untuk tentara kita, menghasilkan solusi teknis yang inovatif untuk memperkuat pertahanan kita. Kalian adalah generasi yang luar biasa! Kalian adalah orang-orang yang kami perjuangkan. Kalian adalah orang-orang yang dibela oleh para pahlawan dan prajurit kita. Orang-orang yang bertahan dan memikul kemerdekaan Ukraina di pundak mereka. Di setiap garis depan, di mana keberanian dan kepahlawanan bertempur setiap hari, termasuk hari ini, pada Malam Tahun Baru. Di setiap garis depan. Di timur, di mana situasinya sangat menantang. Namun, kami percaya dan kami tahu: mereka akan berdiri. Prajurit kami akan berdiri. Semangat dan keberanian mereka akan berdiri. Segala sesuatu yang memungkinkan Anda untuk tidak menyerahkan Sumy dan Kharkiv, Kherson dan Zaporizhzhia kami, betapapun Rusia ingin merebut kota-kota itu. Sebaliknya, Anda telah membalas para penjajah dengan membawa perang ke rumah mereka, ke Rusia. Dan mereka yang membawa kejahatan ke tanah kami sekarang menaburnya di tanah mereka, di Oblast Kursk dan tempat-tempat lain yang menjadi sasaran serangan kami, keadilan kami

    Keadilan. Hanya satu kata, tetapi ratusan ribu rakyat kita mendukungnya. Industri pertahanan dan ilmu pengetahuan kita, yang bekerja untuk membuat kita lebih kuat, dengan 30 persen senjata dan peralatan yang digunakan tentara kita di medan perang tahun ini dibuat di Ukraina.

    Saya pernah bertanya kepada seorang insinyur muda di fasilitas produksi pertahanan: “Bagaimana Anda bisa mencapai begitu banyak hal, bagaimana orang-orang ini bisa melakukan begitu banyak hal?” Dia menjawab dengan nada menyindir: “Mereka bukan sekadar manusia, mereka roket.”

    Dan Anda tahu, pada saat itu, saya sangat malu sebagai warga negara karena negara kita telah lama, sejak tahun 90-an, gagal memperhatikan orang-orang itu. Dan saya bangga ketika saya mendengar dalam pertemuan sepanjang tahun bahwa mereka senang bahwa Ukraina membutuhkan mereka. Bahwa Ukraina telah melanjutkan produksi dalam negeri [peralatan pertahanan], rudal, dan untuk pertama kalinya memproduksi lebih dari satu juta pesawat nirawak setahun dan memaksa musuh untuk mempelajari kata-kata Ukraina: Palianytsia, Peklo, Ruta; menggigil karena kata-kata Neptun dan Samsan. Ini semua adalah rudal kita. Rudal buatan Ukraina. Hor, Vampir, Kolibri, KAMIK, Liutyi, Heavy Shot, Fire Point – ini semua adalah pesawat nirawak kita. Pesawat nirawak buatan Ukraina. Ini semua adalah argumen yang kita gunakan untuk mencapai perdamaian yang adil.

    Hanya kekuatan yang dapat menjaminnya. Dan kami telah membuktikan berkali-kali bahwa kami memilikinya. Atlet kami. Oleksandr Khyzhniak, Olha Kharlan, Yaroslava Mahuchikh, semua atlet Olimpiade dan Paralimpiade kami, yang sangat kami dukung dan dukung, bersorak kegirangan saat bendera biru-kuning kami dikibarkan. Kami menerima pukulan dan melawan balik bersama Oleksandr Usyk. Semua ini lebih dari sekadar olahraga. Ini tentang karakter kami. Tentang siapa kami dan apa yang mampu kami lakukan. Ini tentang makna dan simbol. Ini tentang bagaimana pertarungan [Usyk], seperti pertempuran sehari-hari yang dihadapi Ukraina, menunjukkan kepada kita bahwa yang penting bukanlah seberapa besar musuh, tetapi seberapa kuat keinginan Anda. Dan seluruh dunia tercengang. Para pemimpin dunia mengatakan kepada saya dengan terus terang: “Kami belum pernah melihat hal seperti ini, dengan seluruh aula Notre Dame de Paris bertepuk tangan.” Tepuk tangan itu untuk Anda semua. Semua rakyat kita. Seperti inilah rasa hormat terhadap Ukraina. Inilah yang dinamakan kemerdekaan. 

    Ketika kita menolak untuk menyerahkan apa yang menjadi milik kita atau meninggalkan rakyat kita, mereka yang ditawan Rusia, di belakang. Kita akan berjuang untuk setiap orang yang sayangnya masih tinggal di sana. Kita akan berjuang untuk setiap orang yang dipaksa Rusia untuk menduduki, tetapi hati Ukraina mereka gagal diduduki. Dan tidak peduli berapa banyak paspor yang dibagikan oleh kejahatan ini dengan todongan senjata, rakyat kita berkata: “Kalian tidak di sini selamanya, kalian hanya di sini untuk sementara.” Dan semua gulma impor itu tidak akan berakar di tanah kita, tidak akan mengalahkan penduduk asli tanah ini. Saya selalu teringat kisah seorang pria tua Ukraina, yang ditanya oleh penjajah, dalam bahasa Rusia: “Jam berapa sekarang?” Dan dia berkata, dalam bahasa Ukraina: “Sudah waktunya bagi kalian untuk meninggalkan tanah kami.” Inilah kehendak, kehendak yang tidak mungkin diduduki. Dan saya ingin mengatakan kepada semua orang di wilayah yang diduduki sementara yang membawa kehendak ini di dalam diri mereka: Orang Ukraina yang terkasih! Saya tahu bahwa Anda merayakan Tahun Baru sesuai zona waktu kita, dan Anda mendengar kata-kata ini sekarang di Krimea, di Donbas, di Melitopol, di Mariupol – di mana-mana orang menunggu kembalinya Ukraina, dan di mana suatu hari Ukraina akan kembali, agar kita semua bisa bersama lagi. Satu-satunya hal yang akan menghalangi orang Ukraina adalah meja yang besar. 

    Saya tahu bahwa semua orang kita akan bertemu di meja ini, termasuk mereka yang sekarang berada di luar negeri tetapi telah menyimpan Ukraina di hati mereka. Lagu kebangsaan Ukraina akan diperdengarkan pada saat-saat pertama tahun baru di Warsawa, New York, dan Buenos Aires, dan orang-orang di Berlin, Praha, dan Tokyo akan berkata satu sama lain: “Kemuliaan bagi Ukraina!” Dan dunia akan menjawab: “Kemuliaan bagi para pahlawan!” Karena Ukraina tidak sendirian. Karena teman-teman kita berdiri di sisi kita. AS berdiri bersama Ukraina sejak saat-saat pertama perang ini, dan saya percaya bahwa AS akan tetap berada di sisi Ukraina pada saat-saat pertama perdamaian.

    Saya ingat percakapan saya dengan [Presiden AS] Joe Biden setelah dimulainya invasi besar-besaran Rusia. Saya ingat percakapan saya dengan Donald Trump setelah pemilihan umum. Semua percakapan saya dengan anggota Kongres AS, Senator, dan warga Amerika biasa – percakapan dengan orang-orang yang mendukung kami di AS, di Eropa, dan di seluruh dunia. Seruan umum dalam semua percakapan ini adalah ini: Putin tidak akan menang. Ukraina akan menang.

    Saya berterima kasih kepada setiap warga Amerika yang telah mewujudkan kata-kata ini. Saya tidak ragu bahwa Presiden Amerika yang baru bersedia dan mampu mewujudkan perdamaian dan mengakhiri agresi Putin. Ia memahami bahwa perdamaian tidak mungkin terwujud tanpa adanya perdamaian. Karena ini bukanlah pertarungan jalanan yang mengharuskan kedua belah pihak untuk berdamai. Ini adalah agresi besar-besaran dari negara yang gila terhadap negara yang damai. Dan saya percaya bahwa kita, bersama dengan Amerika Serikat, mampu menunjukkan kekuatan yang perlu kita tunjukkan, untuk memaksa Rusia menerima perdamaian yang adil. Itu berarti tidak melupakan atau memaafkan semua yang telah dilakukan Rusia: Bucha, Olenivka, Avdiivka, semua kota dan desa kita yang hancur. Perdamaian yang benar-benar adil tidak dapat dimulai dari awal. Karena skornya tidak 0-0. Skornya adalah ribuan dan ribuan warga Ukraina yang nyawanya direnggut oleh Rusia.

    Hati Ukraina saat ini dipenuhi luka, nama-nama pahlawan kita yang gugur. Semoga tidak ada keluarga lain di dunia yang mengalami hal seperti ini. Saya tidak ingin pemimpin dunia mana pun mengalami perasaan yang saya alami saat memberikan penghargaan anumerta dan melihat mata ibu, istri, dan anak-anak prajurit yang telah mengorbankan hidup mereka untuk Ukraina dan mendengar dari mereka: “Tolong jangan sia-siakan.” Ribuan pria dan wanita kita telah terbunuh. Mereka selalu ada di sini, bersama kita, mereka memandang kita dari surga. Dan kita tidak punya hak untuk mengecewakan mereka, mengkhianati tindakan heroik dan kenangan mereka.

    Setiap hari di tahun baru, saya – dan kita semua – harus terus berjuang demi Ukraina, agar negara itu cukup kuat. Karena hanya Ukraina yang cukup kuat yang didengar dan dihormati, di medan perang dan di meja perundingan.

    Saya berterima kasih kepada semua orang yang berdiri di samping kita, mitra, sekutu, teman, dan pemimpin kita. Pemimpin sejati, yang saya sebut demikian bukan karena ini adalah ungkapan yang umum, tetapi karena mereka telah membuktikan keberanian mereka dengan tindakan mereka. Orang-orang yang tidak takut datang ke Ukraina, mengetahui betapa pentingnya untuk berdiri berdampingan secara fisik. Orang-orang yang bekerja bersama kita lintas jarak dan zona waktu untuk menemukan solusi dan mencapai hasil: Patriot, IRIS, NASAMS dan ATACMS, F-16, Scalps dan Storm Shadows. Inisiatif Ceko untuk memberi Ukraina satu juta peluru. Model Denmark dan ratusan juta yang diinvestasikan dalam produksi dalam negeri. Dua puluh tujuh perjanjian keamanan dan US$40 miliar untuk mendukung tentara kita. Keputusan Uni Eropa untuk memberikan €50 miliar untuk mendukung ekonomi kita. Kelompok Tujuh dan keputusan mereka mengenai US$50 miliar aset Rusia yang dibekukan. Ini adalah usaha internasional yang besar, kemenangan internasional kita yang hebat. Saya berterima kasih kepada mitra kita, berterima kasih kepada Anda, berterima kasih kepada tim. Tentara, pemerintah, Kantor [Presiden Ukraina], parlemen, daerah dan masyarakat, para relawan. Semua orang yang bekerja untuk membuat negara kita lebih kuat dan yang peduli pada rakyat kita.

    Saya berterima kasih kepada semua orang yang telah membantu Ukraina berdiri dan bertahan. Ukraina akan mencapai perdamaian dan kekuatan. Ukraina akan menjadi Ukraina Eropa. Dan ini bukan sekadar kata-kata. Ini menjadi kenyataan pada bulan Juni tahun ini dengan dibukanya negosiasi mengenai aksesi Ukraina ke UE, sebuah pencapaian bersejarah. Jalan ini tidak dapat diubah lagi. Ukraina akan menjadi anggota Uni Eropa. Dan suatu hari Ukraina akan menjadi anggota NATO, memperkuat Aliansi dan stabilitas di seluruh dunia. Persatuan Eropa menentukan nasib setiap negara di benua itu. Dan persatuan ini harus dihormati oleh semua orang, termasuk Budapest dan Bratislava. Saya tahu bahwa baik rakyat Hongaria maupun Slowakia bersama kita, dengan Ukraina, dengan rakyat Ukraina, di pihak kebenaran. Para pemimpin negara-negara ini juga harus melihat kebenaran. Tidak perlu takut dengan Ukraina di Eropa, tetapi kita perlu melakukan segala yang kita bisa untuk menjauhkan Rusia dari Eropa. Tank-tanknya, misilnya, dan kejahatannya pasti akan menyebar lebih jauh jika Ukraina tidak berdiri teguh. Jika Rusia menjabat tangan Anda hari ini, itu tidak berarti bahwa besok Rusia tidak akan mulai membunuh Anda dengan tangan yang sama. Karena orang Rusia takut pada orang bebas, pada apa yang tidak mereka kenal. Mereka takut pada kebebasan. Mereka lahir di bawah Putin, bersekolah di bawah Putin, mengabdi di bawah Putin, dan mati karena ide-idenya yang gila.

    Itulah sebabnya hari ini sangat penting untuk mendukung semua orang yang berjuang demi kebebasan mereka. Orang-orang di Chișinău yang menolak tidak akan melepaskan kebebasan mereka. Orang-orang di Tbilisi yang berjuang demi masa depan mereka. Dan saya yakin suatu hari nanti kita semua akan berkata: “Hidup Belarus!”

    Rakyat Ukraina yang terhormat! 

    Semoga tahun 2025 menjadi tahun kita, tahun Ukraina. Kita tahu kita tidak akan dianugerahi perdamaian. Namun, kita akan melakukan segalanya untuk menghentikan Rusia dan mengakhiri perang ini. Itulah yang kita semua inginkan.

    Ibu Ukraina menjaga kita semua. Ia berhak atas kedamaian. Itulah yang saya harapkan untuk kita semua. Tahun depan saya akan melakukan apa pun yang saya bisa untuk mencapainya, baik sebagai Presiden Ukraina maupun warga negara Ukraina. Dan saya akan tahu bahwa saya tidak sendirian, bahwa jutaan orang Ukraina melakukan hal yang sama di sisi saya. Bangsa yang kuat, bebas, cantik, dan mandiri.

    Selamat Tahun Baru, rakyat Ukraina yang terkasih!

    Selamat Tahun Baru, Ukraina!

    Kemuliaan bagi Ukraina!”

    (Tribunnews.com/Chrysnha)

  • Tanpa Gencatan Senjata saat Natal, Zelensky Tuduh Hungaria Sok-sokan, Harapan Paus Fransiskus Pupus – Halaman all

    Tanpa Gencatan Senjata saat Natal, Zelensky Tuduh Hungaria Sok-sokan, Harapan Paus Fransiskus Pupus – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Paus Fransiskus menyerukan gencatan senjata di semua zona perang pada Malam Natal nanti.

    Ia mengutuk kekejaman pemboman sekolah dan rumah sakit di Ukraina dan Gaza.

    Pidato Paus dikutip oleh kantor berita AP , sebagaimana dilaporkan oleh European Pravda, berharap, agar senjata tidak bersuara dan lagu-lagu Natal dikumandangkan.

    “Marilah kita berdoa agar pada hari Natal akan ada gencatan senjata di semua medan perang, di Ukraina, di Tanah Suci, di seluruh Timur Tengah, dan di seluruh dunia,” kata Paus.

    Fransiskus, seperti yang sering dilakukannya, mengenang penderitaan Ukraina, yang terus dirundung oleh serangan terhadap kota-kota yang “kadang-kadang merusak sekolah, rumah sakit, dan gereja.”

    Ia juga mengungkapkan kesedihannya saat berbicara tentang Gaza, “atas kekejaman tersebut, penembakan anak-anak dengan senapan mesin, pemboman sekolah dan rumah sakit.”

    Sementara itu, Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban baru-baru ini meningkatkan upayanya untuk membangun “gencatan senjata Natal” antara Ukraina dan Rusia.

    Hal itu direspons oleh Kementerian Luar Negeri Ukraina yang meminta Hungaria untuk menahan diri dari memanipulasi perang di Ukraina.

    Khususnya terkait usulan gencatan senjata Natal.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Heorhii Tykhyi, memberikan penegasan.

    “Tidak ada “gencatan senjata Natal” yang nyata di atas meja” dan bahwa usulan yang dituduhkan tersebut “hanya sekadar aksi humas oleh pihak Hungaria.”

    Ketegangan antara Kyiv dan Budapest meningkat setelah Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban menelepon penguasa Kremlin Vladimir Putin minggu lalu.

    Setelah itu, Orban mengatakan bahwa ia telah mengusulkan gencatan senjata dan pertukaran tawanan perang skala besar antara Kyiv dan Moskow untuk Natal tetapi mengklaim bahwa Presiden Volodymyr Zelenskyy telah menolak gagasan tersebut.

    Kyiv menekankan bahwa pihaknya pertama kali mengetahui usulan “gencatan senjata” dari laporan media, karena pihak Hungaria belum mengomunikasikannya secara langsung.

    Sebelumnya, Presiden Zelenskyy mengkritik upaya Orban untuk menampilkan dirinya sebagai “mediator” dalam “penyelesaian” perang Rusia-Ukraina.

    Ancaman Rudal Rusia

    Defence Blog memberitakan, saat negara-negara Barat terus memperdebatkan hak Ukraina untuk menyebarkan rudal balistik dan jelajah jarak pendek untuk pertahanan diri, Rusia memperluas persenjataan mereka, mempersenjatai diri dengan rudal jarak jauh canggih dan bahkan senjata nuklir taktis.

    Kontras yang mencolok ini telah menjadi masalah mendesak bagi Ukraina, yang terus-menerus diserang rudal yang diluncurkan Rusia dan serangan udara yang berasal dari pangkalan di dekat perbatasan.

    Selama berbulan-bulan, Ukraina telah meminta persetujuan Barat untuk menggunakan rudal balistik jarak pendek dan rudal jelajah canggih untuk menargetkan pangkalan perbatasan Rusia.

    Lokasi-lokasi ini merupakan pusat penting untuk meluncurkan serangan udara dan serangan rudal balistik terhadap kota-kota dan infrastruktur Ukraina.

    Meskipun ancaman terus-menerus ada, diskusi di Barat berjalan lambat, sering kali dibatasi oleh masalah politik dan logistik.

    “Negara-negara demokrasi yang lemah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk berdebat apakah akan mengizinkan Ukraina menggunakan ATACMS dan Taurus. Sementara itu, negara-negara otoriter dengan mudah mengubah Belarus menjadi proksi nuklir dan bersiap untuk menyerang Ukraina dengan rudal balistik jarak menengah Korea Utara,” tulis Oleksandr Arhat, salah satu pendiri Militarnyi, di platform media sosial X.

    Rusia semakin bergantung pada kemitraan dengan rezim sekutu untuk memperkuat persenjataannya.

    Salah satu contoh penting adalah Belarus, tempat senjata nuklir taktis yang dirancang untuk digunakan dengan sistem rudal Iskander telah dikerahkan.

    Moskow juga telah mengumumkan rencana untuk memasok Belarus dengan rudal balistik jarak menengah RS-26 Oreshnik pada tahun 2025, sebuah perkembangan yang dapat mengancam negara Eropa mana pun.

    Bersamaan dengan itu, Rusia telah menerima sistem rudal taktis dari Korea Utara, termasuk KN-23—yang juga dikenal sebagai Hwasong-11—yang telah digunakan secara luas terhadap target-target Ukraina.

    Andrii Cherniak, seorang perwakilan dari Direktorat Intelijen Pertahanan Ukraina, melaporkan bahwa Rusia telah meluncurkan sekitar 60 rudal Korea Utara selama invasi skala penuhnya ke Ukraina.

    Laporan terbaru dari Militarnyi mengindikasikan bahwa Rusia mungkin telah memperoleh rudal balistik jarak menengah KN-15 Pukguksong-2 milik Korea Utara.

    Sistem berkemampuan nuklir ini, yang terlihat di Oblast Tyumen, Rusia, diperkirakan memiliki jangkauan 2.000 kilometer, yang berpotensi menimbulkan ancaman jauh melampaui batas Ukraina.

    Ketimpangan dalam kemampuan rudal menyoroti ketidakseimbangan yang semakin besar.

    Sementara permintaan Ukraina untuk sistem Barat yang canggih seperti rudal Tomahawk dan Taurus masih dalam pertimbangan, rezim otokratis dengan cepat meningkatkan kemampuan ofensif mereka. Dinamika ini berisiko tidak hanya melemahkan upaya pertahanan Ukraina tetapi juga mengganggu stabilitas lanskap keamanan Eropa yang lebih luas.

    Seiring berkembangnya situasi, negara-negara demokrasi Barat harus bergulat dengan konsekuensi keputusan yang tertunda sementara negara-negara otoriter terus bertindak dengan impunitas relatif.

    (Tribunnews.com/Chrysnha)

  • Netanyahu Terima Kasih Diundang PM Hungaria Usai Tantang Penangkapan ICC

    Netanyahu Terima Kasih Diundang PM Hungaria Usai Tantang Penangkapan ICC

    Jakarta

    Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, berterima kasih kepada PM Hungaria, Viktor Orban, atas “kejelasan moral” yang ditunjukkannya. Orban mengundang Netanyahu untuk berkunjung meskipun ada surat perintah penangkapan dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).

    “Menghadapi kelemahan yang memalukan dari mereka yang mendukung keputusan keterlaluan yang menentang hak negara Israel untuk membela diri, Hungaria” “berdiri di sisi keadilan dan kebenaran”, kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan sehari setelah ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan untuknya dan mantan menteri pertahanannya seperti dilansir AFP, Sabtu (23/11/2024).

    Kantor Netanyahu juga menerbitkan apa yang mereka katakan sebagai surat dari Orban yang dikirim pada Jumat (22/11), di mana ia mengatakan bahwa terkejut mengetahui tindakan “memalukan” Pengadilan Kriminal Internasional.

    “Hungaria mengutuk keras keputusan yang memalukan ini, yang tidak berdampak apa pun pada aliansi dan persahabatan Hungaria-Israel,” kata Orban dalam surat tersebut, seraya menambahkan bahwa “Israel memiliki hak untuk membela diri terhadap ancaman apa pun”.

    ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, sebagai tanggapan atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang dalam perang Israel terhadap Hamas di Gaza, yang dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

    Hungaria menandatangani Statuta Roma, perjanjian internasional yang membentuk ICC, pada tahun 1999 dan meratifikasinya dua tahun kemudian selama masa jabatan pertama Orban. Namun, Budapest belum mengumumkan konvensi terkait karena alasan konstitusional dan karena itu menegaskan bahwa mereka tidak berkewajiban untuk mematuhi keputusan ICC.

    Orban adalah satu-satunya pemimpin UE yang mempertahankan hubungan dekat dengan Putin setelah invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022. Ia juga merupakan salah satu mitra terdekat Israel di blok yang beranggotakan 27 negara tersebut.

    Budapest sebelumnya mengatakan tidak akan menangkap Putin, yang dicari oleh ICC atas dugaan kejahatan perang dengan mendeportasi anak-anak Ukraina secara tidak sah ke Rusia.

    (rfs/rfs)

  • Tantang Perintah Penangkapan ICC, PM Hungaria Undang Netanyahu Berkunjung

    Tantang Perintah Penangkapan ICC, PM Hungaria Undang Netanyahu Berkunjung

    Budapest

    Perdana Menteri (PM) Hungaria Viktor Orban menantang perintah penangkapan yang dirilis Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dengan mengundang PM Israel Benjamin Netanyahu untuk mengunjungi negaranya. Hungaria merupakan salah satu negara anggota ICC yang menandatangani Statuta Roma.

    ICC yang berkantor di Den Haag, Belanda, pada Kamis (21/11) merilis surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant, juga petinggi Hamas Mohammed Deif atas tuduhan “kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang”.

    Orban dalam tanggapannya, seperti dilansir AFP, Jumat (22/11/2024), menyebut keputusan ICC itu “sangat keterlaluan dan sinis”. Dia menyebut perintah penangkapan itu “mengintervensi konflik yang sedang berlangsung… yang dirancang sebagai keputusan hukum, namun sebenarnya untuk tujuan politik”.

    “Tidak ada pilihan lainnya di sini, kita harus menentang keputusan ini,” cetus Orban dalam wawancara mingguan dengan radio pemerintah Hungaria.

    “Nanti, saya akan mengundang Perdana Menteri Israel, Bapak Netanyahu, untuk mengunjungi Hungaria, di mana saya akan menjamin dia, jika dia datang, bahwa keputusan Mahkamah Pidana Internasional tidak akan berpengaruh di Hungaria, dan bahwa kami tidak akan mematuhi ketentuannya,” ujarnya.

    Hungaria merupakan salah satu negara yang menandatangani Statuta Roma, perjanjian internasional yang mendasari pembentukan ICC, tahun 1999 lalu dan meratifikasinya dua tahun kemudian pada masa jabatan pertama Orban.

    Namun Hungaria belum mengumumkan secara resmi konvensi terkait karena alasan konstitusional, dan oleh karena itu, menyatakan bahwa negara itu tidak berkewajiban untuk mematuhi keputusan ICC.

  • PM Belanda Sebut Bentrokan di Amsterdam ‘Serangan Anti-Semitisme’

    PM Belanda Sebut Bentrokan di Amsterdam ‘Serangan Anti-Semitisme’

    Amsterdam

    Perdana Menteri (PM) Belanda Dick Schoof mengecam keras bentrokan yang terjadi usai pertandingan sepak bola Liga Eropa di Amsterdam, yang melukai sejumlah warga negara Israel. Schoof menyebut bentrokan itu sebagai serangan anti-semitisme dan berjanji akan menindak para pelakunya.

    “Itu serangan anti-semitisme yang mengerikan. Kami tidak akan mentoleransinya. Kami akan mengadili para pelakunya,” ucap Schoof dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Sabtu (9/11/2024).

    “Saya sangat malu hal ini bisa terjadi di Belanda pada tahun 2024,” imbuhnya saat berbicara kepada wartawan di sela-sela pertemuan para pemimpin Uni Eropa di Budapest, Hungaria, pada Jumat (8/11).

    Bentrokan itu terjadi setelah pertandingan sepak bola Liga Eropa antara klub Ajax Amsterdam, klub sepak bola setempat, melawan Maccabi Tel Aviv dari Israel. Sedikitnya lima orang mengalami luka-luka dalam insiden itu dan sempat dilarikan ke rumah sakit, namun kini telah diperbolehkan pulang.

    Kepolisian Amsterdam menuturkan pihaknya telah menangkap sedikitnya 62 tersangka terkait bentrokan tersebut.

    Wali Kota Amsterdam Femke Halsema, dalam pernyataan terpisah, mengatakan kotanya “telah dirusak parah” oleh “para perusuh anti-Semitisme yang penuh kebencian” yang memburu dan menyerang supporter klub sepak bola Israel, Maccabi Tel Aviv, di malam kekerasan yang “tak tertahankan”.

    Laporan media lokal The Times of Israel menyebut ada sekitar 3.000 penggemar sepak bola Israel yang terbang ke Amsterdam untuk menonton pertandingan itu.

    “Ini adalah ledakan anti-semitisme yang saya harap tidak akan pernah terjadi lagi,” ucapnya, sembari menambahkan dirinya “malu” dengan kekerasan semacam itu.

    Meskipun atmosfer “olahraga” kental di lapangan dan ada kehadiran sejumlah besar personel kepolisian, otoritas berwenang Amsterdam gagal menghentikan serangan cepat terhadap para supporter sepak bola Israel di beberapa bagian kota tersebut.

  • Bentrok di Amsterdam Lukai Warga Israel, PM Belanda: Tak Bisa Ditoleransi

    Bentrok di Amsterdam Lukai Warga Israel, PM Belanda: Tak Bisa Ditoleransi

    Budapest

    Perdana Menteri Belanda Dick Schoof mengatakan akan mengadili pelaku yang terlibat bentrok usai pertandingan sepak bola yang melukai warga Israel di Amsterdam. Schoof mengatakan bentrok itu sangat mengerikan.

    “Itu adalah serangan anti-Semit yang mengerikan. Kami tidak akan menoleransi (itu). Kami akan mengadili para pelakunya. Dan saya sangat malu bahwa ini bisa terjadi di Belanda pada tahun 2024,” kata Schoof kepada wartawan di sela-sela pertemuan para pemimpin UE di Budapest, Hungaria, seperti dilansir AFP, Sabtu (9/11/2024).

    Sebagai tuan rumah pertemuan tersebut, Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban juga mengutuk bentrok di Amsterdam itu.

    “Ini tidak dapat diterima bagi kami warga Hongaria,” kata Orban.

    Hungaria merupakan rumah bagi komunitas Yahudi terbesar di Eropa Tengah, yang jumlahnya diperkirakan mencapai 100.000 orang.

    Sebanyak 62 orang ditangkap dalam bentrokan yang pecah usai pertandingan sepak bola di Amsterdam, Belanda. Sekitar lima orang yang mengalami luka-luka dalam bentrokan ini, terpaksa dilarikan ke rumah sakit setempat.

    “Sejauh ini diketahui bahwa lima orang telah dibawa ke rumah sakit, dan sebanyak 62 orang telah ditangkap,” imbuh pernyataan tersebut.

    Laporan media lokal Belanda, AT5, sebelumnya menyebut bentrokan yang melibatkan beberapa warga negara Israel itu terjadi pada Kamis (7/11) malam itu melibatkan suporter sepak bola yang menonton pertandingan Liga Eropa antara klub sepak bola Israel Maccabi Tel Aviv melawan klub Belanda Ajax Amsterdam.

    (lir/lir)

  • Erdogan Berharap Trump Minta Israel Setop Perang di Gaza-Lebanon

    Erdogan Berharap Trump Minta Israel Setop Perang di Gaza-Lebanon

    Ankara

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengharapkan presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan meminta Israel untuk “menghentikan” perangnya di Jalur Gaza dan Lebanon. Erdogan mengatakan bahwa awal yang baik adalah dengan menghentikan dukungan senjata Washington untuk Tel Aviv.

    Erdogan dalam pernyataan terbarunya, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Jumat (8/11/2024), menyebut Trump pernah berjanji untuk mengakhiri konflik yang kini berkecamuk di kawasan Timur Tengah. Dia berharap Trump memenuhi janjinya itu saat kembali menjabat Presiden AS tahun depan.

    “Trump telah berjanji untuk mengakhiri konflik… Kami ingin janji itu dipenuhi dan Israel diminta untuk ‘berhenti’,” ucap Erdogan saat berbicara kepada wartawan dalam penerbangan pulang dari kunjungannya ke Budapest, Hungaria.

    “Trump menghentikan dukungan senjata yang diberikan kepada Israel bisa menjadi awal yang baik untuk menghentikan agresi Israel di tanah Palestina dan Lebanon,” cetus Erdogan dalam pernyataannya.

    Selama ini, Turki selalu melontarkan kritikan keras terhadap rentetan serangan Israel dalam perang melawan Hamas di Jalur Gaza dan konflik melawan Hizbullah di wilayah Lebanon.

    Ankara sendiri telah menghentikan perdagangan dengan Tel Aviv, serta mengajukan permohonan untuk bergabung dalam gugatan genosida terhadap Israel di Mahkamah Internasional (ICJ). Otoritas Israel telah berulang kali membantah tuduhan genosida.

  • Tantang Perintah Penangkapan ICC, PM Hungaria Undang Netanyahu Berkunjung

    PM Hungaria Puji Trump Menang Pilpres AS: Sangat Dibutuhkan Dunia

    Budapest

    Donald Trump memenangkan Pilpres Amerika Serikat (AS) 2024. Kemenangan Trump ini disambut oleh Perdana Menteri (PM) Hungaria Viktor Orban dan PM Slovakia Robert Fico.

    Dilansir AFP, Rabu (6/11/2024), Orban menyebut kemenangan Trump sebagai ‘kemenangan yang sangat dibutuhkan dunia’. Sementara Fico menyambut baik ‘kekalahan ide-ide liberal dan progresif’.

    “Kembalinya yang terbesar dalam sejarah politik AS! Selamat kepada Presiden Donald Trump atas kemenangan besarnya. Kemenangan yang sangat dibutuhkan Dunia!” tulis Orban diposting di X.

    Sebagai pendukung kuat Trump, Orban menjadi pemimpin Uni Eropa pertama yang mengomentari Pemilu AS. Dalam postingan di media sosial, Orban mengatakan kemenangan Trump sebagai perjalanan menuju kemenangan yang indah.

    Perdana menteri yang berhaluan nasionalis ini menikmati hubungan yang hangat dengan teman baiknya, Trump, yang telah ia kunjungi dua kali tahun ini. Orban sering kali mengungkapkan harapan bahwa Trump akan kembali menjadi presiden AS.

    Sementara, PM Fico memuji kemenangan Trump yang ‘berorientasi konservatif’. Dia mengatakan kemenangan Trump merupakan kekalahan ide-ide liberal.

    Orban maupun Fico telah menyerukan perundingan perdamaian antara Ukraina dan Rusia dengan harapan mereka ditempatkan pada pemerintahan Trump untuk membantu mengakhiri perang.

    “Strategi baru Eropa diperlukan untuk Ukraina,” kata Orban.

    (fas/haf)