Empat Truk Terlibat Kecelakaan Beruntun di Jalur Pantura Brebes, Sopir Tergencet
Editor
BREBES, KOMPAS.com
– Empat truk terlibat kecelakaan beruntun di jalur Pantura, Desa Bangsri, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Jumat (22/8/2025) sore.
Kecelakaan ini melibatkan truk pengangkut kaca, daging ayam, mesin, serta satu truk lain yang kabur dari lokasi.
Salah satu sopir truk pengangkut mesin dikabarkan tergencet badan kendaraan.
“Sopir saya tergencet truk dan dilarikan ke RS,” ujar kernet truk, Resa Rosadi dilansir dari Tribun Jateng.
Pantauan di lokasi, petugas Unit Gakkum Satlantas Polres Brebes tengah mengevakuasi kendaraan yang terlibat tabrakan.
Akibat peristiwa tersebut, arus lalu lintas dari arah timur ke barat mengalami kemacetan.
Hingga berita ini diturunkan, polisi belum memberikan keterangan resmi terkait kronologi kecelakaan maupun identitas lengkap para pengemudi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Brebes
-
/data/photo/2025/08/22/68a84dbfd2136.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Empat Truk Terlibat Kecelakaan Beruntun di Jalur Pantura Brebes, Sopir Tergencet Regional 22 Agustus 2025
-
/data/photo/2025/08/07/689495c24bbe6.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Dorong Kolaborasi Entaskan Kemiskinan, Gubernur Jateng: Kita Tidak One Man Show Regional 15 Agustus 2025
Dorong Kolaborasi Entaskan Kemiskinan, Gubernur Jateng: Kita Tidak One Man Show
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
– Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, mengajak semua pihak untuk bekerja sama dalam upaya mengentaskan kemiskinan di daerahnya.
Luthfi menegaskan bahwa sebagai gubernur, ia tidak dapat menyelesaikan masalah sosial seperti kemiskinan sendirian.
“Ini adalah tugas dan tantangan kita bersama. Kita punya moto bahwa kerja kita bukan superman, bukan one man show, tetapi super team, bersama-sama,” kata Luthfi usai mengikuti Sidang Tahunan MPR RI secara daring di Gedung Berlian, Kompleks Gubernuran Jateng, Semarang, pada Jumat (15/8/2025), seperti dikutip dari Antara.
Ia menjelaskan bahwa berbagai indikator kemiskinan, seperti pendidikan, bantuan sosial, penyerapan tenaga kerja, dan kesehatan, harus ditangani secara kolektif oleh seluruh organisasi perangkat daerah (OPD), instansi terkait, serta pengusaha.
“Artinya, program-program yang tepat sasaran harus langsung bersentuhan dengan masyarakat dan berdaya guna. Setiap triwulan kami evaluasi, apakah dari miskin P1 bisa meningkat ke P2, dan jika memungkinkan menjadi P3 atau potensi miskin,” tambahnya.
Luthfi juga mengungkapkan bahwa upaya pengentasan kemiskinan yang telah dilakukan menunjukkan hasil positif.
Persentase penduduk miskin di Jawa Tengah per Maret 2025 tercatat sebesar 9,48 persen, turun 0,10 persen dibandingkan September 2024 yang sebesar 9,58 persen.
Ia juga menyebutkan bahwa graduasi masyarakat miskin ekstrem sudah dilakukan, salah satunya di Kabupaten Brebes, di mana masyarakat yang diwisuda dinyatakan telah “naik kelas” dan tidak lagi bergantung pada bantuan sosial.
“Nanti akan kita teruskan kepada bupati-bupati lain agar segera dilakukan graduasi,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah, Sumanto, menekankan pentingnya pendekatan komprehensif dalam penanganan kemiskinan.
“Tadi sudah bisik-bisik dengan Gubernur Jateng, penanganan kemiskinan akan kita perjuangkan walaupun tantangannya berat. Namun, ini harus kita laksanakan,” kata Sumanto.
Ia menambahkan bahwa salah satu fokus dalam pidato Presiden adalah mengurangi angka kemiskinan, khususnya kemiskinan ekstrem, menjadi nol persen sebagai tantangan yang harus diperjuangkan bersama.
“Karena mereka (masyarakat miskin) adalah warga negara Indonesia yang memiliki kedudukan sama, mungkin nenek atau kakeknya dulu juga berjuang untuk kemerdekaan Indonesia,” jelasnya.
Oleh karena itu, ia menekankan perlunya pendekatan komprehensif agar warga yang masuk kategori miskin dapat terentaskan.
“Ini yang menjadi tantangan seluruh pihak, mulai Gubernur, DPRD, aparatur sipil negara, masyarakat, dan pengusaha untuk bekerja sama. Ini harus betul-betul kita lakukan, kita betul-betul perjuangkan, supaya kehidupan lebih layak lagi,” pungkasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Siap-Siap! Perusahaan Ini Bakal Buka 8.000 Lowongan Kerja di Brebes
Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan asal China PT Xinhai Knitting Indonesia (Xinhai) merealisasikan investasinya di industri tekstil dan produk tekstil (TPP) Indonesia. Adapun investasi yang dilakukan berupa pembangunan pabrik di Brebes, Jawa Tengah.
Pabrik tersebut seluas 8 hektare (ha), diperkirakan dapat menyerap hingga 8.000 tenaga kerja. Pabrik ini akan memasok jaringan fesyen global yang juga memiliki rantai distribusi-ritel modern sendiri, yaitu H&M.
Mengutip keterangan di situs resmi Pemerintah Kabupaten Brebes, peletakan batu pertama atau groundbreaking pabrik telah dilakukan pada bulan lalu yang dihadiri oleh Bupati Brebes Hj Paramitha Widya Kusuma bersama Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza serta jajaran manajemen Xinhai di Desa Ciampel Kecamatan Kersana, Brebes.
Dalam keterangan resmi Kementerian Perindustrian (Kemenperin) disebutkan, Xinhai membangun fasilitas produksi senilai US$40 juta atau setara Rp652,2 miliar (kurs penutupan hari Senin, 21/7/2025 menurut Refinitiv Rp16.305/ US$).
“Kementerian Perindustrian memberikan apresiasi kepada PT Xinhai Knitting Indonesia dan H&M atas komitmennya dalam menanamkan modalnya di Indonesia. Realisasi investasi ini dinilai sebagai langkah strategis yang akan memperkuat daya saing sektor industri TPT nasional. Sekaligus menjadi jawaban atas tantangan di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu,” kata Wamenperin Faisol Riza, dikutip Minggu (10/8/2025).
“Keberadaan PT Xinhai Knitting Indonesia ini sebagai bagian dari rantai pasok global H&M yang menerapkan standar keberlanjutan tinggi, sangat sejalan dengan visi Indonesia untuk mewujudkan sektor manufaktur yang tangguh, inklusif, dan berwawasan lingkungan,” tambahnya.
Rencananya, pabrik baru ini akan mulai berproduksi di medio tahun 2026 nanti.
“Rencana produksi yang dijadwalkan mulai pada Juli 2026, kehadiran perusahaan PT Xinhai Knitting Indonesia ini diharapkan akan memberikan kontribusi besar terhadap penciptaan lapangan kerja, peningkatan aktivitas ekonomi lokal, serta mendukung transformasi industri menuju keberlanjutan,” sebutnya.
“Apalagi, pabrik ini dirancang akan menggunakan solar panel dan pengolahan air limbah sesuai standar industri hijau,” ujar Faisol.
Realisasi investasi Xinhai ini, menurut Faisol membuktikan kepercayaan tinggi investor atas Indonesia.
“Ini tidak hanya menandai dimulainya pembangunan fisik, namun juga awal dari kerja sama jangka panjang yang kami harapkan ikut memberikan manfaat nyata bagi para investor, pemerintah, serta masyarakat lokal,” ucapnya.
Dia menambahkan, investasi Xinhai ini mencerminkan kepercayaan yang kuat terhadap bangsa Indonesia.
“Bahwa Indonesia bukan hanya mampu menarik investasi, tetapi juga memiliki potensi besar dalam meningkatkan daya saing sektor industri TPT di pasar global,” katanya.
“Apalagi, industri TPT merupakan salah satu sektor prioritas dalam peta jalan pembangunan industri nasional. Sektor ini juga menjadi kunci dalam memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini terlihat dari kinerja pada Triwulan I tahun 2025, sektor industri TPT mencatat pertumbuhan positif sebesar 4,64
persen,” tambah Faisol.Dari sisi ekspor, untuk periode Januari-April 2025, industri TPT mencatat nilai sebesar US$3,38 miliar, meningkat 3,57% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Saat ini, sektor TPT menyerap lebih dari 3,76 juta tenaga kerja, atau sekitar 19,18% dari total tenaga kerja di sektor manufaktur nasional.
Sementara itu, Direktur Xinhai Huang Lu Yu mengungkapkan alasan perusahaan memilih Indonesia sebagai lokasi investasi karena melihat potensi besar yang ditawarkan.
“Sebagai investor tekstil dan pakaian global, grup kami memiliki basis produksi pakaian rajut skala besar di Nantong, China dan Yangon, Myanmar, dan telah lama menyediakan layanan berkualitas tinggi untuk brand internasional, seperti H&M, partner bisnis kami,” ungkapnya.
Juga, lanjut dia, untuk memperdalam kerjasama strategis dengan H&M, perusahaan memilih Brebes sebagai titik awal yang baru.
“Indonesia bukan hanya pusat maritim di ASEAN, tapi juga memiliki tenaga kerja yang melimpah. Masyarakat Brebes yang hangat juga membuat kami percaya diri untuk berinvestasi di Indonesia,” kata Huang.
(wur/wur)
[Gambas:Video CNBC]
-
/data/photo/2025/07/29/688863d6f2005.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kisah Adit Simpan Rindu buat Sang Ibu dari Sudut Panti Asuhan… Megapolitan 29 Juli 2025
Kisah Adit Simpan Rindu buat Sang Ibu dari Sudut Panti Asuhan…
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Rasa rindu yang mendalam kepada sang ibunda sering kali menghantui Adit (12), bocah yang tinggal di
Panti Asuhan
Kuntum Teratai, Kampung Melayu Kecil III, Bukit Duri,
Jakarta
Selatan.
Keterbatasan ekonomi keluarga memaksa Adit ikut neneknya yang bekerja sebagai pengasuh di Panti Asuhan Kuntum Teratai.
Dengan tinggal di panti, kebutuhan hidup dan sekolah Adit bisa terjamin dibandingkan ketika ia tinggal di kampung halamannya di Brebes, Jawa Tengah.
Di sisi lain, Adit mau tinggal di panti karena ingin mengejar cita-citanya sebagai seorang tentara.
Namun, tinggal di
panti asuhan
membuat Adit jarang bertemu dengan ibunya yang tinggal di Brebes. Dalam setahun, ia hanya satu kali pulang ke Brebes ketika Lebaran.
“Kadang aja sih Lebaran kalau pulang kampung ke Brebes. Aku sama kakak, sama nenek, karena nenek kerja di sini,” ucap Adit saat diwawancarai
Kompas.com
di lokasi, Selasa (29/7/2025).
Jika sedang berjauhan dengan sang ibu, Adit hanya bisa menyimpan rasa rindunya di sudut-sudut panti asuhan.
Setiap kali merasa rindu, Adit membayangkangkan wajah sang ibunda sambil mengirimkan sebait doa.
“Kadang-kadang kangen, karena ketemu satu tahun sekali. Paling cuma mengingat wajahnya, doain,” jelas Adit.
Meski sering rindu, Adit mengaku jarang sekali berkomunikasi melalui ponsel dengan ibunya.
Pasalnya, ia hanya bisa mencuri-curi waktu menggunakan ponsel ketika sekolah. Di luar itu, ponsel Adit harus dikumpulkan kembali ke pihak panti.
Menjalani kehidupan di panti asuhan awalnya tidak mudah untuk Adit. Ia pertama kali datang ke panti tahun 2019.
Dalam perjalanannya, Adit pernah sangat ingin pulang ke Berebes untuk kembali ke pelukan sang ibu. Namun, sang nenek tak mau melepas Adit begitu saja.
Nenek Adit khawatir, kehidupan sehari-hari dan sekolah cucunya terbengkalai jika tak tinggal di panti.
“Pernah sekali (ingin pulang), tapi enggak jadi karena dinasihatin sama nenek mending di sini diurusin sama Bu Nina, dikasih makan, sekolah, kalau di sana kan enggak tahu,” ucap Adit.
Enam tahun berlalu, Adit semakin menikmati kehidupan di panti asuhan bersama teman-temannya. Ia juga terus tekun belajar agar cita-citanya menjadi tentara bisa terwujud.
Adit sadar, tidak mudah untuk meraih cita-citanya. Ia pun berusaha agar tidak selalu menyusahkan Nina selaku ibu panti dalam mengejar mimpinya.
“Penginnya dibantu jadi tentara tapi takut biayanya mahal dan nyusahin Bu Nina,” kata dia.
Adit berharap, ke depan ada jalan tak terduga yang mengantarkannya untuk menggapai cita-cita. Sebab, Adit ingin sekali membanggakan ibunya di kampung halaman.
“Penginnya banggain orangtua,” kata dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/29/68885e14dffe0.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Tinggal di Panti Asuhan, Adit Tak Henti Merawat Mimpinya Menjadi Tentara Megapolitan 29 Juli 2025
Tinggal di Panti Asuhan, Adit Tak Henti Merawat Mimpinya Menjadi Tentara
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Dari balik dinding
Panti Asuhan Kuntum Teratai
, yang berlokasi di Kampung Melayu Kecil III, Bukit Duri,
Jakarta
Selatan, Adit (13) perlahan merajut mimpinya untuk menjadi seorang tentara.
Meski langkahnya masih panjang, Adit tekun bersekolah dan terus berusaha meraih prestasi demi mewujudkan cita-cita sebagai abdi negara.
Sejak 2019, Adit tinggal di panti asuhan tersebut bersama neneknya, yang bekerja sebagai pengasuh anak-anak.
Pilihan tinggal di panti asuhan diambil karena keterbatasan ekonomi orangtua Adit yang tinggal di Brebes, Jawa Tengah.
“Sama nenek mending di sini diurusin sama Bu Nina (ibu panti) dikasih makan, sekolah, kalau di sana kan enggak tahu,” kata Adit saat ditemui
Kompas.com.
Meski harus berjauhan dengan orangtuanya, Adit merasa bersyukur karena mendapat kesempatan untuk mengenyam pendidikan. Ia percaya pendidikan adalah jalan menuju masa depan yang lebih baik.
“Dulu penginnya jadi polisi tapi enggak jadi karena kalau polisi cuma nangkap maling aja kayaknya, kalau tentara kan
bela negara
, jadi Adit lebih milih jadi tentara,” ucapnya.
Adit menyadari bahwa menjadi tentara bukanlah hal yang mudah. Latihan fisik dan kedisiplinan adalah bagian penting dalam mewujudkan impian tersebut.
Namun, karena tinggal di panti dan harus menjalani rutinitas harian yang padat, ia tidak memiliki banyak waktu untuk berolahraga secara khusus.
Alih-alih putus asa, Adit memanfaatkan aktivitas sehari-hari di panti sebagai bentuk latihan fisik. Rutinitas pagi di panti dimulai sejak pukul 04.00 WIB, dengan beres-beres tempat tidur sebelum menunaikan salat Subuh, lalu dilanjutkan dengan bersih-bersih area panti.
“Olahraganya beres-beres panti asuhan,” ungkap Adit.
Selepas itu, ia menjalani aktivitas seperti mandi, sarapan, dan berangkat sekolah. Sepulang sekolah, ia kembali melanjutkan kegiatan seperti mengaji, bermain hadroh, mengerjakan PR, dan beristirahat.
“Kalau sudah selesai beres-beres, mandi, sarapan, sekolah. Pulang sekolah mandi, ngaji, ngerjain PR, habis itu tidur lagi,” tambahnya.
Adit menyimpan harapan agar kelak ada jalan bagi dirinya untuk menjadi seorang tentara. Ia juga percaya, Nina—pengasuh yang juga menjadi figur ibu di panti asuhan—akan selalu mendukung impiannya dan anak-anak lainnya.
Namun, Adit menyadari, proses menjadi tentara memerlukan biaya dan tahapan seleksi yang tidak mudah.
“Penginnya dibantu jadi tentara tapi takut biayanya mahal dan nyusahin Bu Nina.
Adit aja bersyukur bisa sekolah dan tinggal di sini,” ujarnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

4 Polisi Terluka Buntut Bentrok Ormas Perjuangan Walisongo dengan FPI
GELORA.CO – 15 orang menjadi korban bentrokan dua organisasi masyarakat (ormas), Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI LS) dengan eks Front Pembela Islam (FPI) di Kabupaten Pemalang.
Belasan korban tersebut terdiri dari sembilan korban luka dari PWI LS dan 2 korban dari FPI.
Korban sisanya meliputi empat anggota Polri.
“Korban polisi ini terkena lemparan batu di bagian kepala maupun wajah.”
“Ada yang dirawat di rumah sakit, adapula yang rawat jalan,” kata Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Kamis (24/7/2025).
Bentrok antar ormas tersebut terjadi ketika acara pengajian Safari Dakwah oleh Rizieq Shihab di Desa Pegundan, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang pada Rabu (23/7/2025) malam.
Sebelum acara dilakukan, polisi mengklaim telah ada rapat koordinasi bertajuk cipta kondisi yang dihadiri perwakilan Pemkab Pemalang, Kodim 0711, Polres Pemalang, dan perwakilan ormas FPI maupun PWI LS di Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Pemalang pada Rabu 16 Juli 2025.
Hasil rapat disepakati kedua ormas tidak mengerahkan massa dalam jumlah besar dan isi ceramah tidak bersifat provokatif.
Sehari sebelum kejadian, telah dilakukan pula langkah persiapan teknis pengamanan.
Kendati begitu, kedua kelompok ormas tetap melakukan adu pukul yang berjarak 50 meter dari panggung utama yang terdapat Rizieq Shihab sedang ceramah.
“Bentrok terjadi pukul 23.00 hingga pukul 23.30.”
“Pengajian tetap dilanjutkan sampai pukul 01.00.”
“Petugas standby sampai pukul 03.00,” sambung Kombes Pol Artanto.
Kombes Pol Artanto menambahkan, pemicu bentrokan dua ormas ini masih dilakukan penyelidikan.
Pihaknya juga masih memburu pihak-pihak yang melakukan provokasi atau tindakan kekerasan.
“Kami juga sedang meminta keterangan para saksi untuk membuat terang peristiwa,” bebernya.
Dari kejadian ini, Polda Jateng meminta kepada kedua pihak yang terlibat bentrok untuk menahan diri.
“Kami imbau dari kedua pihak menjaga simpatisan masing-masing agar tidak terulang kembali,”
Di sisi lain, ketika dikonfirmasi soal pengamanan pengajian Rizieq Shihab yang rencana bakal dilakukan di Tegal dan Brebes pada Agustus 2025, Kombes Pol Artanto bakal melakukan evaluasi.
“Kami masih fokus penanganan masalah di Pemalang ini terlebih dahulu.”
“Dari kejadian ini akan menjadi bahan evaluasi kami ke depannya,” jelasnya.
Berdasarkan rekaman video yang Tribunjateng.com terima, bentrokan PWI LS dan FPI terjadi cukup sengit.
Sekira ratusan anggota PWI LS yang identik berkaus hitam berkumpul di dekat lokasi pengajian Rizieq Shihab sembari menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan pengawalan kepolisian.
Dalam rekaman video yang berbeda, tampak anggota FPI yang identik berpakaian serba putih meneriakkan takbir berulang kali.
Perekam terdengar meneriakkan kata maju berulang kali.
Kedua kelompok ini tampak menggunakan senjata tajam maupun bambu serta kayu ketika terjadi keributan. (*)


/data/photo/2025/08/09/6896d4aa712c6.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
