kab/kota: Bone

  • Antara Sri Mulyani, Pajak, dan Ketimpangan Pendapatan

    Antara Sri Mulyani, Pajak, dan Ketimpangan Pendapatan

    Bisnis.com, JAKARTA – Pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menyamakan pajak dengan zakat viral. Pernyataannya kurang lebih begini: “Dalam setiap rezeki ada hak orang lain. Ada yang disalurkan melalui zakat dan wakaf, ada juga melalui pajak.”

    Sontak, hal itu segera menuai polemik. Banyak yang mengkritisi. Apalagi, pernyataan eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu diungkapkan ketika publik sedang dibebani dengan berbagai macam persoalan ekonomi. Pendapatan antara si Kaya dan si Miskin sangat timpang. Rakyat juga sedang dihantui oleh berbagai macam kenaikan pungutan.

    Wajar, jika pernyataan Sri Mulyani menjadi bulan-bulanan di media sosial. Berbagai macam meme satire muncul. Semuanya mengkritisi perkataan Sri Mulyani. Meskipun kalau dicermati secara lebih detail, pernyataan Menkeu sejatinya ingin menempatkan bahwa pajak dan zakat memiliki esensi yang sama, yakni sebagai alat untuk distribusi pendapatan. Hanya saja, momentumnya yang tidak tepat.

    Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati./JIBI

    Semua tahu, pajak adalah sebuah kewajiban yang harus dipikul oleh warga negara. Benjamin Franklin, salah satu founding fathers Amerika Serikat, bahkan pernah berujar bahwa di dunia ini tidak ada yang pasti kecuali kematian dan pajak. Semua orang pasti mati. Itu adalah hukum alam. Orang lahir berwujud bayi kemudian tumbuh menjadi remaja, dewasa kemudian tua. Ujungnya tentu akan dipanggil lagi oleh sang pencipta. 

    Sementara, sebagai makhluk hidup yang tinggal di sebuah wilayah negara, manusia dari lahir hingga mati tidak bisa lepas dari pajak. Kebutuhan bayi hingga tetek bengek-nya pasti kena pajak. 

    Beli barang konsumsi kena pajak. Terus ketika bekerja, pendapatannya melebihi baseline penghasilan tidak kena pajak (PTKP) orang mulai membayar pajak penghasilan alias PPh. Punya usaha kena pajak korporasi. Bahkan saat meninggal, berbagai barang keperluan pemakaman juga ada yang kena pajak. Intinya manusia sulit lepas dari kewajiban membayar pajak.

    Apalagi dalam konteks Indonesia, konstitusi telah secara jelas memberikan kewenangan kepada negara untuk memungut pajak. Pasal 23A UUD 1945, misalnya, menekankan bahwa pajak dan pungutan lain bersifat memaksa. Tidak ada istilah sukarela, negara dibekali kewenangan konstitusional untuk memaksa warga negara membayar pajak. Tetapi tentu saja sifat memaksa ini dibatasi oleh ketentuan dan kewenangan yang berlaku.

    Seperti yang sudah selintas disinggung di atas, orang menjadi wajib pajak dan dipungut pajaknya ketika telah memperoleh penghasilan dengan batasan tertentu. Tidak semua orang berpenghasilan kena pajak. Tidak setiap badan usaha wajib menjadi pengusaha kena pajak. Kalau mereka berstatus UMKM, perlakuan pajaknya berbeda dengan korporasi besar.

    Wajib pajak (WP) berpuluh-puluh tahun tidak mempersoalkan itu. Mereka tetap bayar pajak, apalagi karyawan, yang secara otomatis dipotong pajaknya oleh pemberi kerja.

    Hanya saja, kalau melihat tren 5 tahun belakangan ini, ada sebuah fenomena dimana pemerintah cenderung fokus untuk memajaki ‘masyarakat kebanyakan’. Hal ini dimulai dengan berlakunya Undang-undang No.7/2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan. Salah satu mandat dalam UU HPP adalah kenaikan PPN dari 10% ke 11%. PPN adalah pajak yang sifatnya berlaku umum. Tidak peduli kaya atau miskin. Kalau mereka beli barang konsumsi, mereka harus membayar PPN.

    Beli air mineral kena pajak 11%, beli barang konsumsi yang di luar barang yang dikecualikan juga kena pajak 11%. Alhasil, beban masyarakat naik. Padahal, sampai kuartal II/2025 kemarin, konsumsi rumah tangga adalah backbone perekonomian. Kenaikan pungutan pajak, berarti menambah beban konsumsi mayarakat. Sejatinya pada awal tahun lalu, UU HPP mengamanatkan PPN naik menjadi 12%. Namun karena sorotan dan desakan banyak pihak, kenaikan tarif itupun diberlakukan terbatas, hanya untuk barang mewah.

    Belum reda masyarakat menanggung kenaikan PPN, pemerintah menerapkan UU No.1/2022 tentang Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah atau UU HKPD, yang intinya mendorong daerah untuk mandiri secara fiskal. Namun bukannya daerah makin inovatif, yang terjadi justru kenaikan dan perlombaan tarif untuk sejumlah pajak yang diatur pemerintah daerah.

    Ada opsen pajak yang ikut mengerek tagihan pajak kendaraan bermotor hingga kenaikan PBB-P2 dari ratusan persen hingga ribuan persen. Kasus yang terakhir sempat memunculkan perlawanan dari masyarakat. Di Pati, warga memprotes dan melawan kebijakan tersebut, di Bone juga sama. Mereka bentrok dengan aparat.

    Berbagai kericuhan itu sejatinya tidak akan terjadi ketika pemerintah benar-benar tahu kondisi di masyarakat. Distribusi pendapatan bisa berlangsung secara merata. Jurang antara yang kaya dan miskin tidak begitu lebar.

    Adapun Indonesia secara formal memang tergolong sebagai negara dengan ketimpangan rendah. Meski demikian, ketimpangan antara golongan yang kaya dengan yang miskin masih sangat lebar.

    Di sisi lain, alih-alih melakukan efisiensi, pemerintah justru mengeluarkan kebijakan yang kontroversial dengan memberikan fasilitas ke pejabatnya. Yang terbaru tentu keputusan memberikan tunjangan perumahan Rp50 juta kepada anggota dewan.

    Hal ini kontras dengan situasi riil di akar rumput. Kalau mengacu kepada data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis 25 Juli 2025 lalu, saat ini ada banyak orang yang masih hidup dengan pendapatan Rp609.160 per kapita per bulan atau Rp566.655 per kapita per bulan. Jauh dari nilai tunjangan perumahan yang didapatkan oleh DPR.

    Selain itu, masih menggunakan data BPS, pengeluaran masyarakat juga masih timpang. Distribusi pengeluaran masih dikuasai oleh 20% penduduk teratas. Mereka berkontribusi terhadap 45,56% pengeluaran secara nasional per Maret 2025 lalu. Sementara itu, 40% penduduk menengah hanya berkontribusi sebesar 35,79%.

    Sedangkan 40% penduduk terendah hanya berkontribusi di angka 18,65% dari total pengeluaran nasional. Meski ada peningkatan dibandingkan posisi Maret 2024 yang tercatat sebesar 18,40%, namun jumlah itu tidak sampai separuhnya pengeluaran dari penduduk 20% teratas.

    Dengan potret ketimpangan pengeluaran tersebut, wajar jika setiap upaya menaikkan pungutan entah itu pajak yang dikelola oleh pemerintah pusat maupun daerah, akan menimbulkan protes dari kalangan masyarakat.

    Pati dan Bone bisa menjadi peringatan bagi pemerintah supaya behati-hati menerapkan kebijakan pajak. Pemerintah perlu mencermati pernyataan Jean Baptiste Colbert, Menkeu Prancis pada era monarki absolut ratusan tahun lalu: “agar bagaimana bulu angsa bisa dicabut sebanyak mungkin tetapi dengan koak yang sepelan mungkin.”

  • Pabrikan Malaysia Luncurkan Motor Bebek Petualang, Harga Rp 27 Jutaan

    Pabrikan Malaysia Luncurkan Motor Bebek Petualang, Harga Rp 27 Jutaan

    Jakarta

    Produsen motor asal Malaysia, Aveta, kembali menarik perhatian pasar otomotif dengan meluncurkan motor bebek petualang terbaru, Ranger Max Explorer. Motor bebek yang punya tongkrongan adventure ini dijual mulai 6.988 RM atau setara Rp 27 jutaan.

    Kehadiran Aveta Ranger Max Explorer jelas menambah panas persaingan di segmen motor bebek petualang, di mana sebelumnya sudah ada Honda CT125 juga Yamaha PG-1. Dengan banderol lebih ramah kantong, Aveta coba menawarkan alternatif menarik bagi konsumen yang ingin motor tangguh untuk dipakai harian maupun bertualang.

    Dikutip dari Pandu Laju, model teranyar ini hadir dengan berbagai peningkatan, mulai rem cakram depan-belakang untuk kontrol pengereman lebih baik, desain fender, serta mudguard baru yang lebih efektif menahan cipratan lumpur, hingga handlebar dengan grip baru lengkap dengan balancer untuk kestabilan ekstra.

    Aveta Ranger Max Explorer Foto: Pandu Laju

    Tak hanya itu, motor ini juga dibekali rangka T-bone yang diklaim lebih kokoh, ground clearance 190 mm (lebih tinggi 10 mm dari model sebelumnya), dan juga bobot ringan hanya 115 kg. Kombinasi ini membuatnya lincah di jalanan perkotaan, namun tetap andal saat dibawa melibas jalur semi-off road.

    Aveta menawarkan dua varian untuk Ranger Max Explorer. Varian Standard dibekali velg jari-jari 18 inci di depan dan 16 inci di belakang, ban dual-purpose, dan pilihan warna baru Iron Grey yang melengkapi opsi Sierra Yellow dan Forest Green. Harganya tetap di 6.988 RM (sekitar Rp 27 jutaan).

    Sementara itu Varian Special Edition (SE) tampil lebih modern dengan velg sport dual-tone 17 inci, ban yang lebih cocok buat penggunaan jalan raya, serta pelindung knalpot dengan sentuhan desain stylish. Varian ini dilepas dengan harga 7.188 RM atau sekitar Rp 27,8 juta.

    Aveta Ranger Max Explorer Foto: Pandu Laju

    Alternatif Honda CT 125 dan Yamaha PG-1

    Jika dibandingkan, Honda CT125 yang membawa mesin 124 cc berpendingin udara dijual dengan harga tembus Rp 82 jutaan di Indonesia. Sementara Yamaha PG-1, dihargai dengan banderol setara Rp 29 jutaan di Thailand.

    Dengan harga jauh lebih murah dan fitur cukup komplet, Aveta Ranger Max Explorer bisa menjadi pilihan menarik bagi konsumen yang mencari motor bebek petualang murah. Kehadirannya tentu menjadi ancaman baru bagi dominasi Honda CT125 dan Yamaha PG-1 di segmen ini.

    (lua/din)

  • Demo Kenaikan Pajak di Bone dan Pati Sama-sama Berakhir Ricuh, Syahganda Nainggolan: Sengaja Diciptakan Agar Prabowo Tak Tenang

    Demo Kenaikan Pajak di Bone dan Pati Sama-sama Berakhir Ricuh, Syahganda Nainggolan: Sengaja Diciptakan Agar Prabowo Tak Tenang

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Situasi memanas kini dihadapi di beberapa daerah terkait adanya kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan atau PBB-P2.

    Dua wilayah yang memanas dan paling disorot terkait adanya kenaikan PBB-P2 ini adalah Pati Jawa Tengah dan Bone Sulawesi Selatan.

    Bahkan imbas dari kebijakan tersebut terjadi demo berakhir ricuh, semisal terjadi di Kabupaten Pati dan Kabupaten Bone.

    Ketua Dewan Direktur Great Institute, Syahganda Nainggolan memberi respon terkait hal ini di YouTube Forum Keadilan TV dengan judul “Bisikan Istana: Penggalangan Opini Buruh Prabowo Digarap Sejak Januari 2025”.

    Syahganda menyebut ini sebagai salah langkah untuk memberikan serangan ke Presiden Prabowo Subianto.

    Apalagi, ada rencana penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 Persen yang belakangan dibatalkan Presiden Prabowo

    “Kalau saya kan melihat bahwa gerakan-gerakan yang mengganggu kepemimpinan Bapak Prabowo Subianto ini kan sudah dimulai dari Januari 2025 dengan isu PPN 12 persen kan, pajak,” kata Syahganda.

    “Sekarang kan di Pati dan di Bone yang ribut juga masyarakat pajak juga, dan isu pajak itu kan isu paling sensitif untuk membuat rakyat marah ya kan. Marah di bulan Januari, marah di bulan Agustus,” jelasnya.

    Kemudian adanya kegaduhan-kegaduhan yang terjadi di masyarakat dan arahnya pasti ditujukan ke Pemerintah lebih tepatnya ke Presiden Prabowo.

    Ia menyebutkan contohnya, mulai dari polemik tambang nikel di Raja Ampat, hingga empat pulau milik Aceh yang hendak masuk wilayah Sumatra Utara.

  • Stafsus Menko Polkam tekankan rakyat berhak lingkungan bersih narkoba

    Stafsus Menko Polkam tekankan rakyat berhak lingkungan bersih narkoba

    “Kita harus buktikan bahwa negara hadir, bahwa pemerintah serius, dan bahwa rakyat berhak atas lingkungan yang bersih dari narkoba,”

    Jakarta (ANTARA) – Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) bidang Media dan Hubungan Masyarakat Husain Abdullah menekankan bahwa rakyat berhak atas lingkungan yang bersih dari narkoba.

    “Kita harus buktikan bahwa negara hadir, bahwa pemerintah serius, dan bahwa rakyat berhak atas lingkungan yang bersih dari narkoba,” kata Husain dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

    Hal itu disampaikannya dalam Rapat Koordinasi Desk Koordinasi Pemberantasan Narkoba di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (21/8), sebagai bagian dari implementasi program Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).

    “Kehadiran saya disini mewakili Menko Polkam untuk menguatkan komitmen bersama, menyatukan langkah, dan mempercepat sinergi lintas sektor pusat dan daerah,” ucapnya.

    Dia berharap rapat koordinasi ini mampu menjadi upaya konkret dalam menyelaraskan langkah dan komitmen seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat pelaksanaan program P4GN secara terintegrasi di Sulawesi Selatan.

    “Kolaborasi antarinstansi dan dukungan seluruh elemen masyarakat menjadi kunci utama dalam menciptakan lingkungan yang bebas dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba,” katanya.

    Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan M. Ishaq Iskandar melaporkan bahwa pihaknya telah menjalankan program rehabilitasi bagi pecandu dan penyalahguna narkoba melalui fasilitas kesehatan, baik rawat inap maupun rawat jalan.

    Dia mengatakan hingga saat ini terdapat 563 kasus yang telah ditangani, dengan jumlah terbanyak sebanyak 155 kasus berasal dari Kota Makassar.

    “Selain itu, Pemprov Sulsel telah memiliki regulasi berupa Peraturan Gubernur Nomor 5 Tahun 2024 tentang fasilitasi pelaksanaan P4GN dan sedang menyusun Rencana Aksi Daerah (RAD) P4GN 2025,” ujarnya.

    Dalam rapat tersebut hadir pula sejumlah narasumber dari Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Selatan, Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Sulsel, serta perwakilan Ditresnarkoba Polda Sulsel.

    Adapun peserta berasal dari unsur kementerian/lembaga dan pemerintah daerah di Provinsi Sulawesi Selatan, termasuk Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Bone, Maros, dan Parepare.

    Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 53 Gempa Guncang RI dalam 24 Jam: Bekasi M3,1-Aceh M4,8

    53 Gempa Guncang RI dalam 24 Jam: Bekasi M3,1-Aceh M4,8

    Jakarta, CNBC Indonesia– Puluhan gempa terjadi di RI dalam waktu 24 jam terakhir. Mengutip data BMKG setidaknya ada 53 gempa, termasuk gempa susulan di Kabupaten Bekasi, gempa susulan di Poso, gempa dengan magnitudo di atas 4 di Aceh dan Papua.

    Lalu apa saja rinciannya? Berikut rangkuman CNBC Indonesia, dari data X BMKG, dirangkum Kamis-Jumat (22/8/2025).

    1.Gempa Bekasi, Jabar

    Gempa Kabupaten Bekasi kembali terjadi Rabu pukul 06:05 WIB, Kamis dengan magnitudo 3,3. Pusat gempa berada di 16 kilometer (km) Tenggara Bekasi, Jabar.

    2.Gempa Poso, Sulteng

    Gempa Poso, Sulteng, terjadi pukul 8:12 WIB. Gempa memiliki magnitudo 2,8 dengan pusat gempa berada di 20 km barat laut Poso.

    3.Gempa Poso, Sulteng

    Gempa susulan juga terjadi di Poso, tak lama setelah gempa pertama, pukul 8:29 WIB. Gempa memiliki magnitudo 3,8.

    4.Gempa Bekasi, Jabar

    Gempa kembali mengguncang Kabupaten Bekasi dua jam setelah gempa pukul 06:05 WIB, dengan magnitudo 2,6, sekitar pukul 8:39 WIB.

    5.Gempa Poso, Sulteng

    Gempa susulan terbaru lagi juga tercatat di Poso, Sulteng dengan magnitudo 3,7. Gempa terjadi 9:01 WIB.

    6.Gempa Melonguane, Sulut

    Gempa Melonguane, Sulut, terjadi di kedalaman 29 km, dengan magnitudo 3,1 pukul 09:17 WIB.

    7.Gempa Poso, Sulteng

    Gempa susulan di Poso, Sulteng, terjadi pukul 09:29 WIB, dengan magnitudo 2,5.

    8.Gempa Purbalingga, Jateng

    Gempa Purbalingga, Jateng, terjadi pukul 09:30 WIB. Gempa berada di 3 km barat laut Purbalingga dengan kedalaman 10 km, berkekuatan 2,1 skala ritcher.

    9.Gempa Poso, Sulteng

    Gempa Poso, Sulteng, terjadi lagi pukul 09:59 WIB, dengan magnitudo 2,9.

    10.Gempa Poso, Sulteng

    Gempa susulan baru terjadi di Poso 10.04 WIB, dengan magnitudo 3,4.

    11.Gempa Sukabumi, Jabar

    Gempa terjadi di Sukabumi, Jabar dengan magnitudo 3,3. Gempa terjadi sekitar pukul 10:38 WIB.

    12.Gempa Poso, Sulteng

    Gempa Poso terjadi lagi pukul 10.58 WIB. Gempa tersebut berada di kedalaman 12 km dengan magnitudo 2,2.

    14.Gempa Poso, Sulteng

    Gempa mengguncang lagi Poso jam 11:06 WIB, dengan kekuatan 2,2 skala ritcher.

    15.Gempa Sarmi, Papua

    Gempa terjadi di Sarmi, Papua, pukul 12:36 WIB. Gempa memiliki magnitudo 3,1.

    16.Gempa Bandung, Jabar

    Gempa terjadi lagi di Kabupaten Bandung, Jabar, pukul 12:39 WIB. Gempa memiliki magnitudo 2,5.

    17.Gempa Aceh

    Gempa dengan magnitudo 4,8 terjadi di laut Aceh pukul 13:27 WIB. Gempa berlokasi di 404 km barat daya, Sinabang, Aceh.

    18.Gempa Poso, Sulteng

    Gempa Poso, Sulteng, terjadi lagi pukul 13:37 WIB. Gempa memiliki magnitudo 2,5.

    19.Gempa Poso, Sulteng

    Gempa susulan terjadi lagi pukul 13:40 WIB. Gempa memiliki magnitudo 2,6.

    20.Gempa Sarmi, Papua

    Gempa lagi terjadi di Sarmi, Papua, pukul 14:59 WIB. Gempa cukup kuat dengan magnitudo 4,6.

    21.Gempa Melonguane, Sulut

    Gempa baru juga terjadi di Melonguane, Sulut, pukul 17:34 WIB. Gempa memiliki magnitudo 2,9.

    22.Gempa Labuan Bajo, NTT

    Gempa terjadi di Labuan Bajo, NTT dengan magnitudo 2,3. Gempa terjadi pukul 17:38 WIB.

    23.Gempa Jayapura, Papua

    Gempa terjadi pukul 17:39 WIB di Jayapura, Papua. Gempa memiliki magnitudo 2,7 dengan lokasi 90 km Timur Laut Kabupaten Jayapura.

    24.Gempa Bima, NTB

    Gempa Bima, NTB, terjadi pukul 17:59 WIB. Gempa memiliki magnitudo 2,4.

    25.Gempa Mitra, Sulut

    Gempa terjadi di Ratahan, Mitra, Sulut pukul 18:06 WIB, dengan magnitudo 3,1.

    26.Gempa Poso, Sulteng

    Gempa Poso, Sulteng terjadi lagi pukul 18:11 WIB, dengan magnitudo 3,1.

    27.Gempa Bekasi, Jabar

    Gempa Bekasi terjadi lagi pukul 18:27 WIB. Gempa memiliki magnitudo 3,1.

    28.Gempa Sukabumi, Jabar

    Gempa Sukabumi terjadi pukul 18:51 WIB dengan magnitudo 2,4.

    29.Gempa Cilacap, Jateng

    Genpa terjadi dengan magnitudo 3,1 pukul 19:13 WIB. Gempa berpusat di 90 km Barat Daya Cilacap, Jateng.

    30.Gempa Bondowoso, Jatim

    Gempa terjadi di Bondowoso, Jatim pukul 19:23 WIB. Gempa tercatat memiliki magnitudo 2,9.

    31.Gempa Sigli, Sulteng

    Gempa terjadi di 14 km Sigli, Sulteng, pukul 19:43 WIB. Gempa memiliki kedalaman 67 km namun dengan magnitudo rendah 1,7.

    32.Gempa Sarmi, Papua

    Gempa kembali mengguncang Sarmi, Papua pukul 20:19 WIB. Kali ini gempa memiliki magnitudo 4,5.

    33.Gempa Maluku

    Gempa terjadi di Seram bagian Timur, Maluku pukul 20:43 WIB. Gempa memiliki magnitudo 2,3.

    34.Gempa Sukabumi, Jabar

    Gempa terjadi lagi di Sukabumi pukul 20:52 WIB. Gempa memiliki magnitudo 2,8.

    35.Gempa Poso, Sulteng

    Gempa susulan terus terjadi di Poso, Sulteng. Gempa terjadi pukul 21:46 WIB magnitudo 3,5.

    36.Gempa Labuan Bajo, NTT

    Gempa lagi terjadi di Labuan Bajo, NTT pukul 21:57 WIB, dengan magnitudo 4,2. Gempa berpusat di 25 km barat laut wilayah itu dengan kedalaman 176 km.

    37.Gempa Manokwari, Papua Barat

    Gempa mengguncang Manokwari, Papua Barat dengan magnitudo 3,7 pukul 22:27. Lokasi pusat gempa berada di 43 km tenggara wilayah itu, dengan kedalaman 10 km.

    38.Gempa Bone Bolango, Gorontalo

    Gempa Bone Bolango, Gorontalo terjadi pukul 22:47 WIB dengan magnitudo 2,9.

    39.Gempa Bima, NTT

    Gempa mengguncang kota Bima, NTT pukul 23:06 WIB, dengan magnitudo 3,3.

    40.Gempa Bantul, DIY

    Gempa mengguncang Bantul, DIY, dengan pusat 96 km dari wilayah tersebut, pukul 23:45 WIB. Dilaporkan gempa memiliki magnitudo 3,5.

    41.Gempa Maumere, NTT

    Gempa terjadi di Maumere, Sikka, NTT pukul 00:08 WIB dengan magnitudo 2,7.

    42.Gempa Luwu Timur, Sulsel

    Gempa terjadi di Luwu Timut, Sulsel dengan magnitudo 3,2 pukul 00:25 WIB.

    43.Gempa Labuan Bajo, NTT

    Gempa di Labuan Bajo terjadi lagi pukul 00:50 WIB dengan magnitudo 2,5.

    44.Gempa Maluku Tengah

    Gempa mengguncang Maluku Tengah pukul 01:26 WIB dengan magnitudo 2,8.

    45.Gempa Poso, Sulteng

    Gempa terus terjadi di Poso. Pukul 01:58 WIB gempa kembali terasa dengan magnitudo 2,2.

    46.Gempa Sumbawa Barat, NTB

    Gempa terjadi di Sumbawa Barat, NTB, dengan pusatnya 68 km Tenggara wilayah itu, pukul 02:05 WIB. Gempa memiliki magnitudo 3,6.

    47.Gempa Seram bagian Timur, Maluku

    Gempa terjadi di Seram bagian Timur Maluku, pukul 02:31 WIB. Gempa memiliki magnitudo 3,7 dan berada di kedalaman 8 km.

    48.Gempa Poso, Sulteng

    Gempa terjadi lagi di Poso, Sulteng, pukul 03:05 WIB dengan magnitudo 3,4.

    49.Gempa Poso, Sulteng

    Poso, Sulteng kembali dilanda gempa pukul 03:43 WIB. Gempa memiliki magnitudo 2,0.

    50.Gempa Daruba, Maluku

    Gempa mengguncang Daruba, Maluku pukul 04:19 WIB dengan magnitudo 3,3. Gempa berlokasi 11 km timur laut wilayah itu dengan kedalaman 50 km.

    51.Gempa Sibolga, Sumut

    Gempa terjadi di Sibolga, Sumut. Gempa tersebut tercatat memiliki magnitudo 2,6, dengan pusatnya berada di 39 km barat daya daerah itu dan kedalaman 57 km.

    52.Gempa Banggai Kepulauan, Sulteng

    Gempa terjadi di Banggai Kepulauan, pukul 05:18 WIB, dengan magnitudo 3,2.

    53.Gempa Belu, NTT

    Gempa juga tercatat kembali terjadi di NTT, pukul 05:40 WIB. Kali ini 52 km timur laut Belu, dengan magnitudo 3,3.

    (sef/sef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Bank Sulselbar Dorong Budaya Menabung di Lingkungan Pesantren, Ribuan Santri Buka Rekening Simpel IB

    Bank Sulselbar Dorong Budaya Menabung di Lingkungan Pesantren, Ribuan Santri Buka Rekening Simpel IB

    Selain itu, melalui kegiatan ini juga penetapan Agen Laku Pandai, pemberian fasilitas KUR senilai Rp385 juta dan bantuan pembangunan pesantren melalui perbankan.

    “Hari Indonesia Menabung merupakan momentum penting untuk mengingatkan kita semua bahwa budaya menabung fondasi dari kemandirian finansial. Menabung bukan sekadar menyimpan uang, tetapi juga melatih disiplin, membentuk karakter, serta menjadi langkah awal menuju masa depan yang lebih cemerlang,” tutur Dirhamsyah.

    Peringatan Hari Indonesia Menabung (HIM) dan Bulan Literasi Keuangan (BLK) 2025 yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Al Amir Fil Jannah, Kabupaten Bone, Rabu, (20/08/25).

    Sejalan dengan itu, Bulan Literasi Keuangan juga hadir untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang produk dan layanan keuangan, baik konvensional maupun syariah.

    Dirhamsyah optimistis dan percaya bahwa literasi keuangan yang baik akan melahirkan masyarakat yang lebih bijak dalam mengelola uang. Tak hanya itu, masyarakat juga lebih siap menghadapi risiko dan lebih mandiri dalam membangun ekonomi keluarga maupun bangsa.

    Puncak Hari Indonesia Menabung (HIM) dan Bulan Literasi Keuangan (BLK) Tahun 2025 di Pondok Pesantren Al Amir Fil Jannah, Kabupaten Bone. (20/08/25) merupakan tindak lanjut Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 26 tahun 2019 tentang Hari Indonesia Menabung.

    Kemudian dirangkaikan dengan Bulan Literasi Keuangan (BLK) Tahun 2025 yang telah berlangsung sejak Mei di berbagai daerah di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Kegiatan ini wujud nyata pelaksanaan program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan) yang mendorong pemahaman dan pemanfaatan layanan keuangan secara bijak.

    Hari Indonesia Menabung (HIM) dan Bulan Literasi Keuangan (BLK) Tahun 2025 merupakan kolaborasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), LPS dan Bank Sulselbar Sulselbar, bersama Yayasan Pondok Pesantren Al Amir Fil Jannah, yang dihadiri 1100 peserta terdiri dari santri, asatidz/asatidzah, serta pengurus yayasan dan berlokasi di halaman Ponpes Al Amir Fil Jannah.

  • Puluhan Orang Teluka Dalam Demo Ricuh di Bone, Begini Reaksi Gubernur Sulsel

    Puluhan Orang Teluka Dalam Demo Ricuh di Bone, Begini Reaksi Gubernur Sulsel

    Sebagai informasi, aksi unjuk rasa massa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Bone Bersatu awalnya berlangsung aman dan damai di depan Kantor Bupati Bone, Selasa (19/8/2025).

    Tak lama berselang, sejumlah massa kemudian menjebol pagar utama kantor bupati yang telah dipasang kawat berduri. Massa pun perlahan meringsek masuk ke halaman kantor bupati.

    Melihat keadaan itu, sejumlah pejabat Pemkab Bone akhirnya menemui massa yang terus melakukan orasi. Kedua belah pihak kemudian duduk bersila bersama sambil berdiskusi mengenai kenaikan PBB di Bone.

    Sayangnya, diskusi tersebut berlangsung alot dan tidak membuahkan hasil. Demonstran tidak menerima penjelasan para pejabat Pemkab Bone hingga petang tiba.

    Setelah malam menjelang, para pejabat Pemkab Bone beranjak meninggalkan lokasi. Demonstran memutuskan untuk tetap berada di halaman Kantor Bupati dan menuntut Bupati Bone Andi Asman Sulaiman serta Wakil Bupati Bone Andi Akmal Pasaluddin untuk hadir menemui massa.

    Melihat kondisi yang semakin tidak kondusif, Kepolisian pun memerintahkan para demonstran untuk mundur dan pulang ke rumah masing-masing. Namun, peringatan itu tidak diindahkan sehingga aparat melakukan upaya paksa dengan menggunakan mobil water cannon dan tembakan gas air mata.

    Kericuhan pun tidak terelakkan. Massa yang terdiri dari berbagai organisasi dan warga Kabupaten Bone membalas tembakan gas air mata dengan lemparan batu.

    Kericuhan itu baru mereda sekitar pukul 01.00 Wita, tak lama setelah pihak Pemkab Bone mengumumkan penundaan kenaikan PBB-P2 yang dinilai menyengsarakan masyarakat.

  • DPD: Penurunan TKD jadi momentum pemda kreatif tingkatkan PAD

    DPD: Penurunan TKD jadi momentum pemda kreatif tingkatkan PAD

    penurunan alokasi pemerintah Rp650 triliun untuk TKD dalam RAPBN 2026, atau turun 24,7 persen dibandingkan dengan proyeksi realisasi 2025 sebesar Rp864,1 triliun

    Jakarta (ANTARA) – Anggota Komite I DPD RI Irman Gusman menilai penurunan alokasi dana transfer ke daerah (TKD) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 harus menjadi momentum bagi pemerintah daerah (pemda) untuk lebih kreatif dan inovatif dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

    Hal itu disampaikannya untuk merespons penurunan alokasi pemerintah Rp650 triliun untuk TKD dalam RAPBN 2026, atau turun 24,7 persen dibandingkan dengan proyeksi realisasi 2025 sebesar Rp864,1 triliun.

    “Pengurangan transfer pusat memang memberatkan pemda, tapi justru di sinilah tantangan bagi daerah untuk menggali potensi fiskal secara kreatif dan inovatif,” kata Irman dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.

    Dia menegaskan jangan sampai penurunan anggaran pusat ke daerah ditutup dengan cara instan, seperti menaikkan pajak dan retribusi yang bisa membebani rakyat kecil.

    “Kuncinya tidak harus selalu menaikkan pajak, melainkan bisa dengan cara mengoptimalkan BUMD, memanfaatkan aset daerah, memperluas kerjasama investasi, dan membuka sektor wisata serta ekonomi kreatif,” ujarnya.

    Menurut dia, jika pemerintah daerah hendak menyesuaikan tarif pajak bumi dan bangunan (PBB) maka langkah tersebut harus melalui diskusi dengan semua pemangku kepentingan.

    “Harus ada musyawarah agar kebijakan fiskal tidak menimbulkan keresahan. Jangan sampai rakyat terbebani karena itu harus menimbang kemampuan masyarakat itu sendiri,” katanya.

    Dia pun menyoroti kasus kenaikan PBB-P2 yang memicu protes warga karena dianggap memberatkan, sebagaimana terjadi di sejumlah daerah seperti Pati, Cirebon, dan Bone, di mana

    “Kasus ini memberi pelajaran penting bahwa kebijakan pajak tanpa komunikasi publik yang baik bisa menimbulkan gejolak sosial. Itu yang harus dihindari,” tuturnya.

    Lebih jauh, dia mengingatkan pemerintah pusat agar tetap menjaga keadilan fiskal di tengah kondisi anggaran yang tertekan.

    Dia menambahkan pemerintah juga harus memberi perhatian khusus kepada daerah yang selama ini memang masih sangat bergantung pada TKD.

    “Di wilayah seperti itu, sektor jasa dan sumber PAD lain belum berkembang. Kalau transfer pusat dikurangi tanpa kompensasi, maka pembangunan bisa terhambat dan rakyat yang paling merasakan dampaknya,” ucapnya.

    Sebelumnya, Jumat (15/8), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan anggaran transfer ke daerah (TKD) yang mengalami penurunan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 disebabkan oleh peralihan anggaran ke belanja pemerintah pusat.

    Dalam RAPBN 2026, anggaran TKD ditetapkan sebesar Rp650 triliun, terkoreksi sebesar 24,8 persen dari proyeksi TKD 2025 sebesar Rp864,1 triliun.

    “Kalau TKD mengalami penurunan, kenaikan dari belanja pemerintah pusat di daerah itu naiknya jauh lebih besar,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers RAPBN dan Nota Keuangan 2026 di Jakarta.

    Menurut dia, manfaat dari program belanja pemerintah pusat juga dirasakan oleh masyarakat di daerah.

    Sebagai contoh, program perlindungan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Sembako, program pendidikan Sekolah Rakyat dan Sekolah Unggul Garuda, Makan Bergizi Gratis (MBG), subsidi energi dan non-energi, hingga program ketahanan pangan seperti lumbung pangan dan cadangan pangan oleh Bulog.

    Menkeu menyebut program-program itu, dan program lain yang manfaatnya langsung dirasakan masyarakat, memakan alokasi sebesar Rp1.376,9 triliun dari belanja pemerintah pusat dalam RAPBN 2026.

    Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • VIDEO: Demonstrasi di Bone Berujung Rusuh, Warga-Polisi Bentrok!

    VIDEO: Demonstrasi di Bone Berujung Rusuh, Warga-Polisi Bentrok!

    Kericuhan mewarnai aksi unjuk rasa menolak kenaikan tarif Pajak Bumi dan Bangunan (PBB-P2) di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Massa dan aparat terlibat aksi saling lempar hingga menyebabkan lima petugas terluka. Polisi terpaksa melepaskan tembakan gas air mata untuk membubarkan massa.

    Ringkasan

  • Prabowo Didesak: Jangan Biarkan Rakyat Tercekik Pajak, Mahasiswa Suarakan Reformasi Jilid II

    Prabowo Didesak: Jangan Biarkan Rakyat Tercekik Pajak, Mahasiswa Suarakan Reformasi Jilid II

    FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Rakyat Menggugat (KERAMAT) kembali turun ke jalan, Rabu sore (20/8/2025).

    Massa aksi tersebut menggelar demonstrasi di perempatan Jalan Sultan Alauddin-AP Pettarani, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar.

    Dalam aksinya, massa menutup ruas jalan dengan membakar ban bekas.

    Orasi pun dilakukan secara bergantian di tengah jalan hingga memicu kemacetan panjang.

    Polisi terlihat berjaga untuk mengawal jalannya demonstrasi agar tetap kondusif.

    Jenderal Lapangan, Jimmy Saputra, menegaskan aksi ini digelar sebagai bentuk penolakan terhadap kebijakan pemerintah, khususnya terkait Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

    “Hari ini kami dari Aliansi Rakyat Menggugat yang tergabung dalam beberapa organisasi hari ini melakukan demonstrasi untuk menyikapi salah satunya adalah PBB yang menjadi perbincangan seluruh rakyat Indonesia hari ini,” kata Jimmy di lokasi.

    Dikatakan Jimmy, demonstrasi di Makassar merupakan bentuk solidaritas terhadap aksi serupa di Pati, Jawa Tengah, dan Bone, Sulsel.

    Ia beranggapan, itu merupakan pesan utama mereka ditujukan kepada Presiden Prabowo.

    “Dari Makassar, ini adalah aksi solidaritas kami yang terjadi di Pati dan Bone untuk mendesak Presiden Prabowo bagaimana kemudian bisa menekan pemerintah daerah agar kemudian tidak menaikkan PBB,” bebernya.

    Ia menilai, kenaikan PBB hanya akan semakin membebani masyarakat kecil di tengah kondisi ekonomi yang belum stabil.

    Bukan hanya soal PBB, mereka juga menyerukan agenda yang mereka sebut Reformasi Jilid II.