kab/kota: Bone

  • Pengacara yang Tewas Ditembak Sempat Terima Ancaman sebelum Dibunuh, Maryam: Ada WA hingga Verbal – Halaman all

    Pengacara yang Tewas Ditembak Sempat Terima Ancaman sebelum Dibunuh, Maryam: Ada WA hingga Verbal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Inilah kabar terbaru kasus penembakan Rudi S Gani, pengacara yang tewas usai ditembak di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

    Terbaru ini, pihak kepolisian sudah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi.

    Total sudah ada 18 saksi yang diperiksa, termasuk istri korban dan tukang bangunan.

    Tukang bangunan tersebut diketahui tengah mengerjakan proyek kantor hukum yang didirikan Rudi di samping rumahnya di Desa PAttuku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone.

    Demikian yang disampaikan Direktur Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sulsel, Kombes Jamaluddin Farti.

    “Kemarin 14 tambah hari ini empat, jadi ada 18 sampai saat ini,” kata Kombes Jamaluddin Farti ditemui di kantornya, dikutip dari Tribun-Timur.com.

    Ia menuturkan, saat ini masih ada tim yang bertugas di lapangan.

    “Langkah selanjutnya, tim masih bekerja di lapangan, doakan saja mudah-mudahan bisa segera terungkap,” ujarnya.

    Saat ditanya, apakah sudah ada orang yang dicurigai sebagai pelaku penembakan, Jamaluddin Farti tak banyak menjawab.

    “(Yang dicurigai) belum ada, masih penyelidikan. Masih proses didalami,” 

    “Tentunya kami juga butuh informasi dari masyarakat kalau ada informasi terkait ini silakan kami terbuka menerima masukan dari teman-teman semua,” sambungnya.

    Pihaknya juga masih akan melakukan pemeriksaan terhadap adanya dugaan senjata yang digunakan pelaku sudah disita.

    “(Senjata yang diamankan) Nanti kami kroscek di Polres Bone. (Dugaan pengancaman terhadap korban), nanti, masih berjalan proses pemeriksaan di atas, tunggu aja dulu,” imbuhnya.

    Diketahui, korban ditembak saat sedang berkumpul bersama keluarganya, Selasa (31/12/2024) malam.

    Sebelum adanya penembakan, ternyata ada ancaman yang dilayangkan ke korban.

    Istri korban, Maryam (45) pun mendatangi Ditkrimum Polda Sulsel, Senin (6/1/2025) untuk menyerahkan bukti.

    Tak datang sendiri, ia datang ditemuani sejumlah pengacara.

    Ketua Tim Pencari Fakta Peradi Makassar, Tadjuddin Rachman menuturkan, Maryam datang sebagai saksi untuk memberikan keterangan.

    “Kedatangan ini membawa istri Rudi S Gani untuk memberi keterangan yang diketahui olehnya berkaitan dengan bukti-bukti,” kata Tadjuddin Rachman.

    Dikutip dari Tribun-Timur.com, sejumlah bukti juga akan diserahkan, termasuk jejak digital antara Maryam dan korban.

    Ia juga menuturkan, korban sempat diancam melalui WhatsApp sebelum insiden penembakan terjadi.

    “Termasuk percakapan WA yang ada di dalam HP korban dan istrinya korban sendiri. Bukti elektronik. Ada (ancaman lewat pesan) di HP suaminya,” bebernya.

    Tidak hanya itu, Maryam juga menyebut ada postingan akun Facebook yang dianggapnya mengarah ke pengancaman, juga akan diperlihatkan ke penyidik.

    “Ada status Facebook, itu saja,” singkatnya.

    Selain ancaman elektronik, Maryam juga akan membeberkan ke penyidik terkait ancaman verbal yang dialami Rudi S Gani, sebulan sebelumnya.

    “Secara lisan, kurang lebih empat minggu, kurang lebih satu bulan sebelum kejadian,” ungkapnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Rudi S Gani Pernah Diancam Sebelum Tewas Ditembak, Istri Datangi Polda Sulsel Serahkan Bukti

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(Tribun-Timur.com, Muslimin Emba)

  • Kasus Penembakan Pengacara Rudi Gani, Istri Korban Ungkap Kecurigaannya Terhadap Tiga Orang – Halaman all

    Kasus Penembakan Pengacara Rudi Gani, Istri Korban Ungkap Kecurigaannya Terhadap Tiga Orang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kasus penembakan pengacara Rudi S Gani di Bone, Sulawesi Selatan, yang terjadi pada Selasa, 31 Desember 2024, telah menarik perhatian publik.

    Hingga sejauh ini, penyidik belum mengungkap identitas pelaku, sementara 18 saksi telah diperiksa, termasuk istri korban, Maryam.

    Dirkrimum Polda Sulsel, Kombes Pol Jamaluddin Farti, menyampaikan bahwa penyelidikan masih dalam tahap pendalaman.

    Dalam wawancaranya, ia menyebutkan bahwa “saksi yang diperiksa termasuk istri korban yang berada di lokasi penembakan.” Meskipun telah dilakukan pemeriksaan terhadap 18 saksi, belum ada yang dicurigai sebagai pelaku.

    “Ada beberapa langkah yang masih kami lakukan, termasuk penyitaan senapan angin milik warga yang dilakukan oleh oknum Polres Bone. Kami akan kroscek hal itu dan melanjutkan pemeriksaan,” ujar Kombes Pol Jamaluddin, menambahkan bahwa proses penyelidikan terus berjalan.

    Kesaksian Maryam

    Maryam, istri Rudi, merasa terpukul namun tetap bertekad untuk mengungkap kebenaran.

    Ia mengungkapkan bahwa ia memiliki identitas tiga orang yang dicurigai sebagai pelaku penembakan suaminya, tetapi ia enggan mengungkapkan identitas mereka demi menjaga kelancaran proses penyelidikan.

    “Ada beberapa orang yang kami curigai karena berhubung perkara yang bapak pegang. Saya mencurigai mereka,” ucap Maryam dengan nada penuh harap.

    Ia menyebutkan bahwa sebelum kejadian, Rudi sempat terlibat dalam mediasi sebuah kasus yang memicu konflik.

    Ketua Tim Pencari Fakta Peradi Makassar, Tadjuddin Rachman, menegaskan bahwa Rudi S Gani pernah menerima ancaman dan intimidasi saat menangani kasus-kasus hukum.

    “Maryam membawa sejumlah bukti percakapan WhatsApp antara korban dan dirinya yang menunjukkan adanya ancaman,” jelasnya.

    Tadjuddin menambahkan bahwa bukti elektronik seperti pesan ancaman di handphone Rudi dan unggahan di media sosial juga menjadi perhatian dalam penyelidikan ini.

    “Secara lisan, ancaman tersebut disampaikan kurang lebih satu bulan sebelum kejadian,” kata Tadjuddin, menggambarkan betapa seriusnya situasi yang dihadapi Rudi.

    Suara mobil berhenti

    Diberitakan sebelumnya, pada hari kejadian Rudi S. Gani diketahui masih sempat melayani kliennya di Kota Watampone, Bone, selama seharian.

    Kasi Humas Polres Bone, Iptu Rayendra, mengungkapkan bahwa sebelum tertembak, terdengar suara mobil berhenti di depan rumah korban.

    Beberapa saat kemudian terdengar bunyi letusan senjata.

    Adapun TKP penembakan terjadi di rumah mertua korban di Desa Pattukulimpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

    Peristiwa mengenaskan ini terjadi pada malam pergantian tahun, Selasa (31/12/2024) sekitar pukul 22.30 WITA. 

    “Selepas ledakan itu, Rudi kemudian tersungkur dengan luka tembakan pada bagian wajah. Kemudian, pelaku misterius langsung tancap gas meninggalkan lokasi,” kata Iptu Rayendra saat dikonfirmasi Tribun-Timur.com, Rabu.

    Keluarga korban pun membawa Rudi S. Gani yang sudah dalam kondisi terluka parah dan tak sadarkan diri ke Puskesmas Lappariaja.

    Sayangnya, korban dinyatakan meninggal dunia pada pukul 01.15 WITA pada Rabu (1/1/2025).

    “Setelah tertembak korban dilarikan ke puskesmas, namun nyawanya tak terselamatkan,” ungkapnya.

    Jenazah korban sudah dilakukan autopsi di Ruang Forensik Dokpol Biddokkes Polda Sulsel, Jl Kumala, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Rabu siang.

    Tim Forensik Biddokkes Polda Sulsel memastikan bahwa Rudi meninggal dunia akibat ditembak.

    Berdasarkan hasil autopsi Rudi, ada luka tembak di bagian bawah mata kanan kemudian peluru bersarang di tulang leher korban.

    Adapun hasilnya, peluru tersebut bukan dimuntahkan dari jenis senjata api, melainkan dari senapan angin.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Rudi S Gani Pernah Diancam Sebelum Tewas Ditembak, Istri Datangi Polda Sulsel Serahkan Bukti

     

  • Peradi Sebut Penembakan Rudi S Gani di Bone Picu Kekhawatiran Pengacara di Sulsel – Halaman all

    Peradi Sebut Penembakan Rudi S Gani di Bone Picu Kekhawatiran Pengacara di Sulsel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR – Kasus penembakan pengacara Rudi S Gani di malam tahun baru 2024 mengguncang masyarakat, terutama di Sulawesi Selatan.

    Pihak kepolisian tengah bekerja keras untuk mengungkap pelaku di balik tragedi ini.

    Saat ini 18 orang saksi, termasuk istri almarhum dan tiga buruh bangunan yang bekerja di kantor hukum yang didirikan Rudi sedang diperiksa.

    Keterangan yang diperoleh dari Hj Maryam dan saksi lainnya akan menjadi kunci penting untuk mengungkap kasus ini.

    Rudi S Gani, seorang pengacara yang dikenal di daerahnya, tewas ditembak oleh orang tak dikenal.

    Kasus ini mulai mendapat perhatian luas setelah istri Rudi, Hj Maryam, mendatangi Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditkrimum) Polda Sulsel, Senin (6/1/2025)  untuk memberikan keterangan serta bukti-bukti yang berkaitan dengan ancaman yang diterima suaminya.

    Maryam mengatakan, memiliki bukti percakapan antara dirinya dan suaminya yang menunjukkan adanya ancaman melalui pesan WhatsApp sebelum insiden penembakan.

    Selain keterangan saksi, pihak kepolisian juga berhasil mengamankan 11 senapan angin dari lokasi sekitar tempat kejadian.

    Kapolres Bone, AKBP Erwin Syah, mengatakan bahwa senapan tersebut akan dikaji di laboratorium forensik untuk menemukan hubungan dengan kasus penembakan.

    “Kami sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan rekonstruksi. Saat ini, kami fokus mengejar pelaku,” tambahnya.

    Farid Mamma, seorang advokat senior, mengekspresikan kekecewaannya terhadap lambannya penanganan kasus ini oleh pihak kepolisian.

    Ia menantang Kapolda Sulsel untuk menangkap pelaku dalam waktu 2 minggu.

    “Jika dalam tempo itu pihak kepolisian belum mampu mendapatkan pelaku, mohon maaf, polisi tidak profesional,” tegas Farid.

    Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan Wibisono, telah menjanjikan bahwa tim investigasi akan bekerja maksimal dan profesional dalam menuntaskan kasus ini.

    Ketua Tim Pencari Fakta Peradi Sulsel, Tadjuddin Rachman menambahkan bahwa kasus ini menjadi perhatian serius di kalangan advokat, terutama karena ini adalah insiden penembakan pertama yang menimpa seorang pengacara di Sulsel.

    Insiden ini telah memicu kekhawatiran di kalangan pengacara di Sulawesi Selatan.

    Tadjuddin mengungkapkan, sering ada kejadian teror, tetapi sampai penembakan di depan keluarga belum pernah terjadi.

    “Pihak Peradi Sulsel juga telah membentuk tim investigasi khusus untuk mengawal penyidikan kasus ini, menunjukkan keseriusan dalam mencari keadilan bagi Rudi S Gani.” katanya. (Tribun Timur/Muslimin Emba)

     

  • Penyelidikan Kasus Penembakan Rudi S Gani: 18 Saksi Diperiksa, Belum Ada yang Dicurigai – Halaman all

    Penyelidikan Kasus Penembakan Rudi S Gani: 18 Saksi Diperiksa, Belum Ada yang Dicurigai – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Penyidik Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) terus mendalami kasus penembakan pengacara Rudi S Gani.

    Istri korban, Hj Maryam, bersama tiga saksi lainnya yang merupakan buruh bangunan, telah diperiksa di Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditkrimum) Polda Sulsel.

    Keempat saksi, termasuk Hj Maryam, diperiksa pada Senin (6/1/2025).

    Ketiga saksi tambahan adalah buruh bangunan yang sedang mengerjakan kantor hukum milik Rudi S Gani di Desa Pattuku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone.

    Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sulsel, Kombes Pol Jamaluddin Farti, menyatakan total ada 18 saksi yang telah diperiksa dalam kasus ini.

    “Kemarin 14, tambah hari ini empat, jadi ada 18 sampai saat ini,” ungkapnya saat ditemui di kantornya, Senin.

    Polda Sulsel yang menangani kasus ini, menyatakan tim masih bekerja di lapangan.

    “Doakan saja, mudah-mudahan bisa segera terungkap,” tambah Kombes Jamaluddin.

    Meski begitu, ia mengungkapkan belum ada pelaku yang dicurigai dalam kasus penembakan ini.

    “Yang dicurigai belum ada, masih dalam proses penyelidikan,” jelasnya.

    Ia juga mengajak masyarakat untuk memberikan informasi terkait kasus ini.

    Terkait kabar mengenai penemuan senjata, Kombes Jamaluddin mengaku akan melakukan pengecekan lebih lanjut.

    “(Senjata yang diamankan) Nanti kami kroscek di Polres Bone. (Dugaan pengancaman terhadap korban), nanti, masih berjalan proses pemeriksaan di atas, tunggu aja dulu,” ujarnya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Update Kasus Tewasnya Rudi S Gani: Istri Curigai 3 Orang Jadi Pelaku, Polisi Sita 11 Senjata – Halaman all

    Update Kasus Tewasnya Rudi S Gani: Istri Curigai 3 Orang Jadi Pelaku, Polisi Sita 11 Senjata – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kasus penembakan terhadap pengacara, Rudi S Gani oleh orang tak dikenal (OTK) saat malam Tahun Baru pada Selasa (31/12/2024) di kediamannya di Desa Pattuku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan sudah memasuki babak baru.

    Kini, istri Rudi, Maryam diperiksa di Mapolda Sulsel pada Senin (6/1/2025).

    Dalam pengakuannya, dia mengatakan ada tiga orang yang dicurigai sebagai pelaku penembakan terhadap suaminya.

    Namun, Maryam tidak mengungkap nama orang yang dimaksud. Adapun alasan kecurigaan tersebut terkait kasus yang tengah ditangani oleh Rudi.

    “Ada beberapa orang yang kami curigai karena berhubung perkara yang bapak pegang. Saya mencurigai mereka.”

    “Yang saya curigai ada tiga orang,” katanya dikutip dari YouTube Kompas TV.

    Maryam mengatakan sebelum Rudi ditembak, sempat ada mediasi terkait kasus yang tengah ditangani korban.

    Hanya saja, Maryam tidak menjelaskan kasus terkait apa yang dimaksud.

    “Kami ke lokasi untuk memediasi dan disitulah ada konflik,” ujarnya.

    Pada kesempatan yang sama, Ketua Tim Pencari Fakta Peradi Makassar sekaligus pengacara keluarga Rudi, Tadjuddin Rachman mengungkapkan Maryam diperiksa sebagai saksi oleh penyidik Polda Sulsel.

    Rachman mengatakan Maryam membawa sejumlah bukti.

    “Kedatangan ini membawa istri Rudi S Gani untuk memberi keterangan yang diketahui olehnya berkaitan dengan bukti-bukti,” katanya, dikutip dari Tribun Timur.

    Salah satu bukti yang diserahkan adalah riwayat percakapan di ponsel Maryam dan Rudi.

    Pasalnya, kata Rachman, ada dugaan pengancaman yang diterima Rudi lewat pesan WhatsApp sebelum insiden penembakan terjadi.

    “Termasuk percakapan WA yang ada di dalam HP korban dan istrinya korban sendiri. Bukti elektronik. Ada (ancaman lewat pesan) di HP suaminya,” bebernya.

    Sementara, Maryam juga menyebut adanya postingan di media sosial Facebook yang dianggapnya mengarah ke pengancaman terhadap suaminya.

    “Ada status Facebook, itu saja,” singkatnya.

    Selain ancaman elektronik, Maryam juga akan membeberkan ke penyidik terkait ancaman verbal yang dialami Rudi S Gani, sebulan sebelumnya.

    “Secara lisan, kurang lebih empat minggu, kurang lebih satu bulan sebelum kejadian,” ungkapnya.

    Polisi Sita 11 Senapan Angin 

    Di sisi lain, Polres Bone melakukan penyitaan 11 senapan angin yang dimiliki warga di sekitar TKP penembakan Rudi.

    Hal ini disampaikan oleh Kapolres Bone, AKBP Erwin Syah.

    Erwin mengungkapkan, belasan senapan angin saat ini sudah dibawa ke laboratorium forensik (labfor) Polda Sulsel.

    “Sudah ada 11 senapan angin yang diamankan dari beberapa warga masyarakat yang ada di sana. Senapan itu akan kita kaji secara Labfor,” imbuh Erwin.

    Tak cuma itu, Erwin juga mengatakan hasil autopsi terhadap jenazah Rudi telah terbit.

    Erwin menjelaskan untuk proses olah TKP sudah selesai dilakukan dan saat ini tengah berfokus melakukan pengejaran terhadap pelaku.

    “Olah TKP, rekonstruksi sudah kita lakukan. Terkait dengan memburu pelaku, semua langkah-langkah kepolisian sudah diambil. Anggota secara maraton untuk melakukan pemeriksaan, dan mencari petunjuk,” katanya.

    Ia pun meminta dukungan kepada masyarakat atas insiden penembakan ini. Dirinya juga menegaskan polisi akan bekerja secara profesional.

    “Kami memohon kerja sama kepada semua elemen, berikan informasi ke kami, dukung kami, percayakan ke kami. Polri akan bekerja secara maksimal dan profesional,” tandasnya.

    Kronologi Penembakan 

    Pengacara di Bone, Rudi S Gani, sempat berpesan kepada saudaranya terkait lamaran sang putri, sebelum tewas ditembak OTK. (Kolase Tribun-Timur.com)

    Penembakan terhadap Rudi berawal ketika dirinya sampai di kediaman istrinya di Desa Pattukulimpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone pada Selasa (31/12/2024) sore.

    Sebelumnya, Rudi tengah menangani sebuah kasus di Kota Watampone.

    Pada malam hari sebelum terjadi penembakan, Rudi masih sempat bercengkrama dengan keluarga.   

    Sebelum insiden itu terjadi, terdengar suara mobil yang berhenti di depan rumah korban. Selang beberapa saat bunyi letusan senjata itu terdengar.

    Hal tersebut diungkapkan Kasi Humas Polres Bone, Iptu Reyendra.

    “Selepas ledakan itu, Rudi kemudian tersungkur dengan luka tembakan pada bagian wajah. Kemudian, pelaku misterius langsung tancap gas meninggalkan lokasi,” ujarnya.

    Setelah tertembak, Rudi pun langsung dibawa ke puskesmas. Nahas, nyawanya tidak tertolong sesampainya di puskesmas.

    “Keluarga mereka kemudian membawa Rudi ke Puskesmas Lappariaja dalam keadaan terluka parah dan tak sadarkan diri,” jelasnya.  

    “Setelah tertembak korban dilarikan ke puskesmas, namun nyawanya tak terselamatkan,” imbuh Reyendra.

    Rudi menderita luka di bagian muka di bawah mata setelah ditembak oleh OTK pada Selasa malam. Sementara, peluru yang ditembakan bersarang di lehernya.

    Adapun hal ini diketahui dari autopsi yang dilakukan di ruang forensik RS Bhayangkara Makassar pada Rabu.

    “Hasil otopsi korban mengalami luka tembak di bagian muka bawah mata kanan,” kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Didik Supranoto saat ditemui wartawan di kantornya, Kamis (2/1/2025).

    “Kemudian peluru bersarang di tulang leher,” imbuhnya.

    Sebagian artikel telah tayang di Tribun Timur dengan judul “Rudi S Gani Pernah Diancam Sebelum Tewas Ditembak, Istri Datangi Polda Sulsel Serahkan Bukti”

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Timur/Muslimin Emba/Wahdaniar)

    Artikel lain terkait Pengacara di Bone Tewas Ditembak 

  • Update Kasus Tewasnya Rudi S Gani: Istri Curigai 3 Orang Jadi Pelaku, Polisi Sita 11 Senjata – Halaman all

    Istri Rudi S Gani Diperiksa di Mapolda Sulsel, Bawa Bukti Pengancaman yang Diterima Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Hampir sepekan berlalu, kasus kematian pengacara Rudi S Gani belum terungkap.

    Pengacara berusia 49 tahun itu tewas ditembak saat makan malam bersama keluarganya di Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Selasa (31/12/2024) lalu.

    Istri korban, Maryam (45) mendatangi Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditkrimum) Polda Sulsel untuk menjalani pemeriksaan, Senin (6/1/2025).

    Ketua Tim Pencari Fakta Peradi Makassar, Tadjuddin Rachman, mengatakan sejumlah pengacara mendampingi Maryam yang saat ini berstatus saksi.

    “Kedatangan ini membawa istri Rudi S Gani untuk memberi keterangan yang diketahui olehnya berkaitan dengan bukti-bukti,” bebernya.

    Maryam membawa sejumlah bukti percakapan WhatsApp korban sebelum tewas.

    Tadjuddin Rachman membenarkan korban mendapat ancaman dan intimidasi saat menangani sebuah kasus.

    “Termasuk percakapan WhatsApp yang ada di dalam handphone korban dan istrinya korban sendiri. Bukti elektronik. Ada (ancaman lewat pesan) di handphone suaminya,” lanjutnya.

    Selain itu, ada unggahan di Facebook yang berisi ancaman terhadap korban.

    Ia menambahkan Maryam memberi kesaksian terkait ancaman verbal yang diterima korban sebulan lalu.

    “Secara lisan (ancaman), kurang lebih empat minggu, kurang lebih satu bulan sebelum kejadian,” tukasnya.

    Sebelumnya, Maryam menyatakan Rudi S Gani sedang menangani kasus sengketa lahan.

    “Yang perdata itu soal tanah juga, soal sengketa lahan, cuma perdatanya.”

    “Yang pidana itu, soal tanah juga, penyerobotan, pengrusakan. Kemudian yang satu pengadilan agama, itu perceraian,” ucap Maryam.

    Selama ini, Maryam tak pernah melihat Rudi pulang ke rumah dalam keadaan takut karena mendapat ancaman.

    “Tidak ada, kalau pulang ke rumah, dia hanya cerita Alhamdulillah ini sudah selesai, Alhamdulillah ini sudah masuk tahap ini,” jelasnya.

    14 Saksi Diperiksa

    Sebanyak 11 senapan angin disita untuk mengungkap kasus pembunuhan pengacara Rudi S Gani.

    Senapan angin tersebut didapat dari warga sekitar TKP penembakan dan akan dikaji di laboratorium forensik (Labfor) Polda Sulsel.

    Kapolres Bone, AKBP Erwin Syah, mengatakan proses penyelidikan masih berjalan dan rekonstruksi kasus penembakan telah digelar.

    “Selain itu barang bukti yang kita amankan seperti hasil autopsi. Kemudian peluru yang diidentifikasi bersumber dari senapan angin,“ tuturnya, Senin (6/1/2025).

    Hingga kini, pelaku penembakan masih diburu petugas kepolisian.

    “Anggota secara maraton untuk melakukan pemeriksaan, dan mencari petunjuk,” imbuhnya.

    AKBP Erwin Syah menegaskan polisi akan bekerja semaksimal mungkin mengungkap kasus penembakan yang terjadi pada, Selasa (31/12/2024) lalu.

    “Kami memohon kerja sama kepada semua elemen, berikan informasi ke kami, dukung kami, percayakan ke kami. Polri akan bekerja secara maksimal dan profesional,” jelasnya.

    Sementara itu, Kasi Humas Polres Bone, Iptu Rayendra, menyatakan ada 14 saksi yang sudah diperiksa termasuk istri korban, Maryam.

    “Jadi ada sebayak 14 orang yang telah diperiksa dan sudah dituangkan dalam berita acara pemeriksaan,” ucapnya.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, satu peluru angin bersarang di bawah mata korban dan mengakibatkan kematian.

    “Jadi ini juga sekaligus meluruskan, informasi yang bilang ada di lehernya, ada di dadanya, sampai bilang ada dua, ada tiga sampai lima peluru,” tandasnya.

    Hasil Autopsi

    Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol. Didik Supranoto, menyatakan jarak pelaku penembakan dengan korban kurang lebih 20 meter.

    “Hasil autopsi korban mengalami luka tembak di bagian muka bawah mata kanan,” bebernya, Kamis (2/1/2025).

    Peluru menembus tulang leher korban dan mengakibatkan kematian.

    Petugas telah mengeluarkan peluru dari jasad korban untuk diselidiki tim Labfor.

    “Proyektil dibawa ke Labfor dan pihak Labfor menyatakan peluru itu merupakan peluru senapan angin, bukan senjata api.” 

    “Peluru tersebut kaliber 8 milimeter, sekarang masih dalam penyelidikan,” imbuhnya.

    Dugaan sementara, senapan angin yang digunakan pelaku berjenis Pre-Charged Pneumatic (PCP) atau tabung angin semiotomatik. 

    Senapan angin tersebut dijual bebas secara online dan umumnya digunakan untuk menembak satwa.

    Pelurunya bermaterial tembaga alumunium dengan ukuran pellet terbilang besar kaliber 8 milimeter.

    Penyelidikan kasus ini masih dilakukan dengan memeriksa sejumlah saksi dan mengamankan rekaman CCTV.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunTimur.com dengan judul Rudi S Gani Pernah Diancam Sebelum Tewas Ditembak, Istri Datangi Polda Sulsel Serahkan Bukti

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunTimur.com/Wahdaniar)

  • Update Kasus Tewasnya Rudi S Gani: Istri Curigai 3 Orang Jadi Pelaku, Polisi Sita 11 Senjata – Halaman all

    Bukti Ancaman Sebelum Penembakan Rudi S Gani Terungkap – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Hj Maryam, istri almarhum pengacara Rudi S Gani, mendatangi Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk memberikan keterangan terkait kasus penembakan suaminya, Senin (6/1/2025).

    Kedatangan Maryam, yang didampingi oleh tim pengacara dari Peradi Makassar, berlangsung pada pukul 14.44 WITA di Mapolda Sulsel, Jl Perintis Kemerdekaan, Makassar.

    Maryam datang untuk memberikan keterangan sebagai saksi dan menyerahkan bukti-bukti yang berkaitan dengan dugaan pengancaman yang diterima suaminya sebelum insiden penembakan.

    Ketua Tim Pencari Fakta Peradi Makassar, Tadjuddin Rachman, menyatakan Maryam akan menyerahkan percakapan WhatsApp antara dirinya dan Rudi, serta bukti elektronik lainnya yang menunjukkan adanya ancaman.

    “Percakapan WA yang ada di dalam HP korban dan istrinya korban sendiri. Bukti elektronik. Ada (ancaman lewat pesan) di HP suaminya,” bebernya.,” ungkap Tadjuddin.

    Maryam juga mengungkapkan ia akan menunjukkan postingan di akun Facebook yang dianggap mengarah ke pengancaman.

    Dia menambahkan Rudi juga mengalami ancaman verbal sebulan sebelum kejadian.

    “Secara lisan, kurang lebih empat minggu, kurang lebih satu bulan sebelum kejadian,” ungkapnya.

    Sementara itu, Polres Bone telah memeriksa 14 saksi yang merupakan saksi langsung di lokasi kejadian.

    Kasi Humas Polres Bone, Iptu Rayendra, menjelaskan pemeriksaan dilakukan di dalam dan luar rumah korban.

    “Ada sebanyak 14 orang yang telah diperiksa dan sudah dituangkan dalam berita acara pemeriksaan,” ujar Rayendra.

    Maryam, yang mengalami trauma akibat kejadian tersebut, diperiksa langsung oleh penyidik Polda Sulsel.

    Rayendra menegaskan lokasi dan waktu pemeriksaan akan disesuaikan dengan kenyamanan Maryam.

    Polres Bone juga meluruskan informasi yang beredar mengenai jumlah peluru yang mengenai Rudi S Gani.

    Rayendra menegaskan hanya satu peluru jenis angin 8 mm yang mengenai bagian bawah mata kanan korban, dan proyektilnya ditemukan di leher dekat tulang.

    “Ini laporan dari Kabid Humas Polda Sulsel, proyektilnya itu ditemukan di leher,” tambahnya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Natalius Pigai Dorong Evaluasi Total Izin Senjata Terkait Sejumlah Penembakan

    Natalius Pigai Dorong Evaluasi Total Izin Senjata Terkait Sejumlah Penembakan

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai meminta evaluasi total terhadap izin penggunaan senjata, baik oleh aparat maupun masyarakat sipil, untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan yang merugikan pihak tak bersalah.

    Pernyataan tersebut disampaikan Pigai sebagai tanggapan atas sejumlah peristiwa penembakan yang terjadi belakangan ini, seperti insiden di Rest Area Tol Tangerang-Merak yang diduga melibatkan anggota TNI dan penembakan terhadap seorang pengacara di Bone, Sulawesi Selatan.

    “Terjadi penyalahgunaan senjata, baik oleh aparat maupun masyarakat sipil. Ini harus menjadi perhatian pimpinan TNI, Polri, dan juga Persatuan Menembak Indonesia. Evaluasi total diperlukan karena jelas-jelas menyalahi prosedur dan peruntukan penggunaan senjata,” ujar Pigai dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (3/1/2025).

    Pigai menegaskan bahwa penggunaan senjata diatur dengan ketentuan yang ketat. Ia menilai pelanggaran terhadap aspek legalitas dan prosedur penggunaan senjata harus disikapi secara serius.

    “Pengetatan saja tidak cukup, perlu evaluasi total. Penggunaan senjata secara tidak bertanggung jawab adalah ancaman bagi hak asasi manusia dan stabilitas sosial,” kata Pigai.

    Ia menambahkan, rangkaian peristiwa penembakan ini tidak hanya menimbulkan rasa takut di tengah masyarakat, tetapi juga berpotensi mengancam hak hidup sebagaimana diatur dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) dan Konvensi Internasional tentang Hak Sipil dan Politik (ICCPR).

    Pasal 3 DUHAM menyebutkan bahwa setiap orang berhak atas kehidupan, kebebasan, dan keselamatan pribadi. Pigai menegaskan, penyalahgunaan senjata yang mengancam keselamatan individu bertentangan dengan prinsip-prinsip HAM.

  • Polisi Bentuk Tim Khusus Usut Kasus Pengacara Tewas Ditembak 
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        6 Januari 2025

    Polisi Bentuk Tim Khusus Usut Kasus Pengacara Tewas Ditembak Regional 6 Januari 2025

    Polisi Bentuk Tim Khusus Usut Kasus Pengacara Tewas Ditembak
    Tim Redaksi
    BONE, KOMPAS.com –
    Kasus pengacara Rudy S Gany (49) yang tewas ditembak pada malam tahun baru belum terungkap hingga hari ke-6.
    Polisi mengaku telah membentuk tim khusus dan berjanji mengungkap kasus ini. Senin, (6/1/2025).
    Aparat gabungan Polda Sulawesi Selatan, Polres
    Bone
    dan Polsek Lappariaja terus melakukan pendalaman guna mengungkap tewasnya pengacara Rudy S Gany (49) akibat ditembak pada malam pergantian tahun baru.
    “Kami telah membentuk tim khusus gabungan Resmob Polda Sulsel, Resmob Polres Bone dan Polsek yang bekerja selama 24 jam dan saat ini tim masih terus melakukan pendalaman atas kasus ini dan kami berjanji akan mengungkap kasus ini sampai tuntas” kata AKBP Erwin Syah, Kapolres Bone yang dikonfirmasi pada Senin, (6/1/2025) melalui sambungan telepon.
    Pengacara
    Rudy S Gany
    tewas ditembak pada Selasa, (31/1/2024) pukul 22.30 WITA, saat bersantap bersama sejumlah kerabat sambil menunggu pergantian tahun.
    Hasil otopsi mengungkap bahwa korban ditembak menggunakan senapan angin pada bagian bawah mata kanan dan peluru bersarang di tulang leher.
    Korban telah dimakamkan di samping pusara isterinya pertamamya di pemakaman umum Dusun Galung Boko, Desa Kabba, Kecamatan Minasatene, Kabupaten Pangkep.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Prediksi Cuaca BMKG untuk Wilayah Sulsel, Hujan Ringan di Pagi Hari, Hujan Sedang di Malam Hari

    Prediksi Cuaca BMKG untuk Wilayah Sulsel, Hujan Ringan di Pagi Hari, Hujan Sedang di Malam Hari

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Wilayah Sulawesi Selatan dan sekitarnya diperkirakan akan mengalami variasi cuaca sepanjang hari ini, mulai dari pagi hingga dini hari nanti. Berdasarkan laporan resmi BMKG Makassar, cuaca pada pagi hari didominasi cerah berawan. Namun, beberapa wilayah seperti Pangkep, Maros, Makassar, Takalar, Gowa, dan Kepulauan Selayar diperkirakan mengalami hujan ringan.

    Pada siang hingga sore hari, hujan ringan diprediksi terjadi hampir di seluruh wilayah Sulawesi Selatan. Namun, intensitas hujan meningkat menjadi hujan sedang di sejumlah daerah, termasuk Bulukumba, Sinjai, Enrekang, Sidrap, Luwu, Palopo, Toraja Utara, Luwu Utara, dan Luwu Timur. Sementara itu, wilayah Parepare diperkirakan tetap berawan.

    Malam hari, cuaca sebagian besar wilayah Sulawesi Selatan akan berawan, tetapi hujan ringan berpotensi turun di daerah Bone, Wajo, Sidrap, Enrekang, Pinrang, Luwu, Palopo, Luwu Utara, dan Toraja Utara. Hujan sedang diprediksi melanda wilayah Luwu Timur.

    Memasuki dini hari, cuaca umumnya masih berawan, dengan potensi hujan ringan di beberapa wilayah seperti Wajo, Luwu, dan Luwu Timur.

    Adapun suhu udara di wilayah Sulawesi Selatan hari ini berkisar antara 19 hingga 33 derajat Celsius, dengan kelembapan mencapai 74 hingga 100 persen. Angin bertiup dari arah barat hingga utara dengan kecepatan 9-28 km/jam.

    BMKG juga mengeluarkan peringatan dini terkait kondisi laut. Gelombang sedang dengan ketinggian 1,25-2,5 meter diperkirakan terjadi di Selat Makassar bagian selatan. Warga yang beraktivitas di perairan diminta untuk tetap waspada.