kab/kota: Bondowoso

  • Bencana di Bondowoso: 6 Rumah Rusak, 40 Hektar Sawah Terendam dan Motor Hanyut

    Bencana di Bondowoso: 6 Rumah Rusak, 40 Hektar Sawah Terendam dan Motor Hanyut

    Bondowoso (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur wilayah utara Kabupaten Bondowoso sejak Senin (3/2) sore hingga malam menyebabkan banjir dan tanah longsor di 3 kecamatan.

    Akibatnya, 40 hektar sawah terendam, enam rumah rusak berat, 1 unit kendaraan bermotor hanyut, serta beberapa akses jalan terputus.

    Kepala Pelaksana BPBD Bondowoso, Sigit Purnomo, mengungkapkan bahwa hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan longsor yang menutup drainase, sehingga air meluap ke jalan dan permukiman warga.

    “Hujan deras sejak sore hingga malam mengakibatkan tanah longsor di beberapa titik serta luapan air sungai yang berdampak pada permukiman dan infrastruktur,” ujar Sigit kepada beritaJatim.com, Selasa (4/2/2025).

    Dampak Bencana

    BPBD Bondowoso mencatat empat desa yang terdampak paling parah, dengan kondisi sebagai berikut:

    1. Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin

    – Empat titik longsor menutup drainase dan jalan poros desa.
    – Material longsor masuk ke halaman Puskesmas Pembantu (Pustu).
    – Banjir menggerus bahu jalan dengan lebar 1 meter di kedua sisi.

    2. Desa Leprak, Kecamatan Klabang

    – Luapan air sungai merusak bronjong penahan air.

    3. Desa Wonoboyo, Kecamatan Klabang

    – Enam rumah mengalami kerusakan berat akibat banjir.
    – Akses jalan dari Desa Leprak ke Wonoboyo terputus dan tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.

    4. Desa Walidono, Kecamatan Prajekan

    – 40 hektar sawah terendam banjir.
    – Satu unit sepeda motor terseret arus.
    – Saluran irigasi sepanjang 50 meter mengalami longsor.

    Upaya Penanganan dan Kendala

    BPBD bersama TNI, Polri, pemerintah desa, dan relawan segera turun ke lokasi untuk melakukan pembersihan material longsor serta membuka jalur drainase sementara.

    Namun, medan yang sulit dan hujan yang terus turun menjadi kendala utama dalam proses evakuasi dan pemulihan.

    “Beberapa lokasi sulit dijangkau kendaraan roda empat, bahkan ada yang hanya bisa diakses dengan roda dua. Kami akan melanjutkan asesmen besok untuk wilayah yang belum tersentuh,” jelas Sigit.

    Saat ini, kondisi air di beberapa wilayah mulai surut, tetapi BPBD tetap bersiaga untuk mengantisipasi potensi bencana susulan.

    Warga diimbau tetap waspada mengingat curah hujan tinggi masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan. [awi/aje]

  • JATIM TERPOPULER: Bus di Ngawi Tabrak Mobil Patroli Dishub – 4 Titik Longsor di Bondowoso Usai Hujan

    JATIM TERPOPULER: Bus di Ngawi Tabrak Mobil Patroli Dishub – 4 Titik Longsor di Bondowoso Usai Hujan

     

    TRIBUNJATIM.COM – Berikut adalah berita Jatim terpopuler hari ini, Selasa (4/2/2025).

    Segmen berita terpopuler kali ini menyoroti peristiwa di Ngawi, Nganjuk, dan Bondowoso.

    Pertama, kecelakaan terjadi di Ngawi, melibatkan bus dan mobil patroli Dinas Perhubungan (Dishub).

    Bus menabrak mobil tersebut hingga terpental masuk parit.

    Kedua, Pj Bupati Nganjuk, Sri Handoko Taruna, mendukung kegiatan entry meeting Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).

    Dalam acara itu, dia mendukung penuh pemeriksaan.

    Ketiga, longsor terjadi di empat titik di Sumbercanting, Bondowoso.

    Bencana ini terjadi setelah daerah tersebut diguyur hujan deras.

    Selengkapnya, simak berita Jatim terpopuler hari ini di bawah ini.

    1. Kecelakaan di Ngawi, Bus Muat 40 Orang Tabrak Mobil Patroli Dishub Sampai Terpental Masuk Parit

    Diduga kurang perhitungan saat menyalip, bus nopol H 7518 OC, yang dikemudikan Heri (55), warga Desa Pancuran, Kecamatan Tingkir, Kabupaten Salatiga, Jawa Tengah, mengalami kecelakaan, Senin (3/2/2025) sekira pukul 12.00 WIB.

    Bus menabrak bodi belakang kendaraan patroli Dishub Ngawi, nopol AE 8297JP yang dikemudikan Saroso (47), warga Desa Jambangan, Kecamatan Paron, saat melintas di Jalan Tol Solo-Ngawi KM 572, masuk Desa Gemarang, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Ngawi, Iptu Parsidi mengatakan, bus membawa penumpang 40 orang melaju di jalur cepat dari arah barat ke timur.

    KECELAKAAN DI NGAWI – Bus tabrak mobil patroli Dishub Ngawi di Jalan Tol Solo-Ngawi KM 572, masuk Desa Gemarang, Kecamatan, Paron, Kabupaten Ngawi, Senin (3/2/2025). Akibat kecelakaan ini, mobil masuk ke parit, dan bus mengalami kerusakan. (Istimewa/TribunJatim.com)

    Searah di depan sisi kiri bus, tepatnya di jalur lambat, berhenti di bahu jalan, terdapat kendaraan patroli Dishub Ngawi dengan berpenumpang satu orang. 

    “Bus bermaksud mendahului kendaraan roda 6, yang ada di depannya lewat lajur lambat, mengambil jalur sebelah kiri,” ujar Iptu Parsidi.

    Karena kurang hati-hati dan jarak sudah dekat, lanjut Iptu Parsidi, terjadi tabrakan hingga menyebabkan kendaraan Dishub Ngawi terpental lalu masuk ke parit.

    “Bus terpental ke kanan menabrak median jalan. Dengan kejadian tersebut mengakibatkan kerusakan pada kendaraan dan korban manusia nihil,” pungkasnya.

    Baca selengkapnya

    2. Pimpin Entry Meeting Bersama BPK, Pj Bupati Nganjuk Berkomitmen Dukung Penuh Proses Pemeriksaan

    Pj Bupati Nganjuk, Sri Handoko Taruna memimpin kegiatan entry meeting pemeriksaan pendahuluan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Nganjuk 2024.

    Kegiatan itu diselenggarakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nganjuk bersama Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). 

    Sri Handoko menegaskan, Pemkab Nganjuk berkomitmen untuk mendukung penuh proses pemeriksaan. 

    ENTRY MEETING – Pj Bupati Nganjuk, Sri Handoko Taruna, memimpin entry meeting pemeriksaan pendahuluan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Nganjuk 2024 bersama BPK, Senin (3/2/2025). Dengan kegiatan ini, Sri Handoko berharap proses pemeriksaan berjalan lancar. (Istimewa/TribunJatim.com/Diskominfo Nganjuk)

    Sinergitas dan koordinasi pun terus dibangun. 

    “Pemerintahan Kabupaten Nganjuk dengan seluruh kepala OPD (organisasi perangkat daerah) siap untuk bersinergi dan berkoordinasi dalam pelaksanaan pemeriksaan pendahuluan LKPD,” katanya, Senin (3/2/2025). 

    Ia menjelaskan, entry meeting merupakan bentuk komunikasi awal antara BPK selaku pemeriksa dengan kementerian dan lembaga yang akan diperiksa.

    Selain itu, sebagai peninjau dan mengidentifikasi risiko sebelum pemeriksaan terinci dilakukan.

    Sehingga entry meeting memiliki beberapa tujuan.

    Baca selengkapnya

    3. Hujan Deras, Terjadi 4 Titik Longsor di Sumbercanting Bondowoso, Material Tanah Masuk Halaman Pustu

    Bencana alam tanah longsor akibat hujan deras menerjang Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso, Jawa Timur, Senin (3/2/2025) sekitar pukul 20.55 WIB.  

    Menurut Kepala Bidang Logistik, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso, Tugas Riski Bahana, ada empat titik tanah longsor.

    Dengan rata-rata tinggi longsoran di empat titik yakni 8 meter, kemudian panjangnya 3 meter, dan lebarnya 4 meter.  

    Material longsoran ada yang meluber ke saluran drainase. Sehingga mengakibatkan, banjir ke jalan.  

    TANAH LONGSOR – Material tanah longsor masuk ke halaman Pustu Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso, Jawa Timur, Senin (3/2/2025). Ada total 4 titik longsoran di desa tersebut akibat hujan deras yang terjadi sejak sore hari. (Istimewa/TribunJatim.com/Humas BPBD Bondowoso)

    “Banjir genangan di jalan poros Desa Sumbercanting mengakibatkan bahu jalan rusak dengan lebar 1 meter kanan dan kiri,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribun Jatim Network, Senin (3/2/2025).

    Selain itu, kata Tugas, ada juga material tanah longsor yang masuk ke halaman Pustu Desa Sumbercanting  

    “Kita bersihkan material tanah longsor di Pustu,” terangnya.  

    Ia menerangkan, tanah longsor yang juga menyebabkan banjir drainase ini terjadi karena hujan intensitas tinggi yang terjadi di wilayah Kecamatan Wringin mulai pukul 17.00 WIB. 

    “Curah hujannya tinggi,” jelasnya.   

    Ia menegaskan tak ada korban jiwa dalam bencana alam ini.  

    Untuk informasi, dalam dua hari ini di Bondowoso terjadi tanah longsor, angin kencang, hingga banjir di beberapa tempat berbeda.  

    Baca selengkapnya

    —-

    Berita Jatim dan berita seleb lainnya.

    Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

  • Banjir Bandang Terjang Wonoboyo dan Walidono Bondowoso, 6 Rumah Rusak, 1 Motor Terbawa Arus

    Banjir Bandang Terjang Wonoboyo dan Walidono Bondowoso, 6 Rumah Rusak, 1 Motor Terbawa Arus

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sinca Ari Pangistu

    TRIBUNJATIM.COM, BONDOWOSO – Banjir bandang terjadi di Desa Walidono, Kecamatan Prajekan, dan Desa Wonoboyo, Kecamatan Klabang, Bondowoso, Jawa Timur, Senin (3/2/2025) pada pukul 23.01 WIB.

    Data sementara yang diterima Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), banjir di Desa Walidono, Kecamatan Prajekan, merendam sekitar 40 hektare lahan sawah.  

    Kemudian, ada satu sepeda motor Supra di Desa Walidono yang terbawa arus banjir.  

    Sementara itu, di Desa Wonoboyo, Kecamatan Klabang, masih data sementara hingga pukul 23.01 WIB, ada sekitar enam rumah dikabarkan rusak berat.  

    Adapun sebelum terjadi banjir, disebutkan telah terjadi hujan dengan intensitas tinggi.

    “BPBD Kabupaten Bondowoso serta Forkopimcam tidak bisa menuju lokasi akibat akses jalan yang terputus dan tidak dapat dilalui roda empat,” ujar Kepala Bidang Logistik, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi, BPBD Bondowoso, Tugas Riski Bahana. 

    “Saat ini, BPBD Kabupaten Bondowoso siaga di lokasi Leprak RT 13 bersama Forkopimcam,” pungkasnya.  

    Dalam beberapa video yang beredar luas di media sosial, Kepala Desa Wonoboyo, Tubaini, mengatakan, baru kali ini terjadi banjir bandang di desanya.  

    “Kita sudah masuk jalur evakuasi,” ungkapnya.  

    Terlihat air banjir mengalir cukup deras di depan rumah-rumah warga.

    Air juga terlihat setinggi betis orang dewasa di Desa Walidono.

    Sementara video banjir di Desa Wonoboyo, terlihat warga berjaga di depan rumah masing-masing.

    Tampak air banjir mengalir deras. 

  • Hujan Deras, Terjadi 4 Titik Longsor di Sumbercanting Bondowoso, Material Tanah Masuk Halaman Pustu

    Hujan Deras, Terjadi 4 Titik Longsor di Sumbercanting Bondowoso, Material Tanah Masuk Halaman Pustu

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sinca Ari Pangistu

    TRIBUNJATIM.COM, BONDOWOSO – Bencana alam tanah longsor akibat hujan deras menerjang Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso, Jawa Timur, Senin (3/2/2025) sekitar pukul 20.55 WIB.  

    Menurut Kepala Bidang Logistik, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso, Tugas Riski Bahana, ada empat titik tanah longsor.

    Dengan rata-rata tinggi longsoran di empat titik yakni 8 meter, kemudian panjangnya 3 meter, dan lebarnya 4 meter.  

    Material longsoran ada yang meluber ke saluran drainase. Sehingga mengakibatkan, banjir ke jalan.  

    “Banjir genangan di jalan poros Desa Sumbercanting mengakibatkan bahu jalan rusak dengan lebar 1 meter kanan dan kiri,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribun Jatim Network, Senin (3/2/2025).

    Selain itu, kata Tugas, ada juga material tanah longsor yang masuk ke halaman Pustu Desa Sumbercanting  

    “Kita bersihkan material tanah longsor di Pustu,” terangnya.  

    Ia menerangkan, tanah longsor yang juga menyebabkan banjir drainase ini terjadi karena hujan intensitas tinggi yang terjadi di wilayah Kecamatan Wringin mulai pukul 17.00 WIB. 

    “Curah hujannya tinggi,” jelasnya.   

    Ia menegaskan tak ada korban jiwa dalam bencana alam ini.  

    Untuk informasi, dalam dua hari ini di Bondowoso terjadi tanah longsor, angin kencang, hingga banjir di beberapa tempat berbeda.  

    Di antaranya yakni terjadi angin kencang terjadi di Dusun Paterong, Desa Walidono, Kecamatan Prajekan.

    Kemudian, banjir terjadi di Desa Leprak dan Pandak, Kecamatan Klabang. 

    Ada juga rumpun bambu yang tumbang ke jalan raya di sekitar Jalan Raya Wringin, Desa Sumber Malang, Kecamatan Wringin akibat angin kencang.

    Selanjutnya juga terjadi tanah longsor di Dusun Dadapan, Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin. 

  • Dikira Pesilat, Remaja Bondowoso Dikeroyok 5 Orang

    Dikira Pesilat, Remaja Bondowoso Dikeroyok 5 Orang

    Bondowoso (beritajatim.com) – Ali Wafa (20), seorang remaja Desa Koarah, Desa Pakuniran, Kecamatan Maesan, Kabupaten Bondowoso diduga menjadi korban pengeroyokan, Sabtu (1/2/2025) malam.

    Korban dikeroyok saat akan membeli rokok di salah satu minimarket berjaringan di kawasan Desa Pakuniran, Kecamatan Maesan sekira pukul 22.00 WIB.

    Malam itu, korban mengenakan jaket seragam ketika dia masih sekolah menengah atas. Dia berangkat mengenderai sepeda listrik.

    Namun para terduga pelaku mengira jaket itu adalah salah satu atribut dari perguruan silat tertentu.

    Sebelum masuk ke minimarket, korban dipanggil oleh seseorang dan ditanya apakah anggota dari perguruan silat tertentu.

    “Tapi belum saya jawab, sudah ada yang memukul. Pertama ada dua orang yang memukul,” ungkapnya, Senin (3/2/2025).

    Tidak sampai di situ. Setelahnya, ada beberapa teman terduga pelaku juga ikut membantu. “Saya tidak ingat persis. Sekitar lima orang,” ucap korban.

    Akibat kejadian itu, korban mengalami luka lebam di bagian bawah mata sebelah kanan dan pipi sisi bagian kiri.

    Mohammad Wahyudi, orang tua korban menyebut bahwa anaknya pernah mondok di salah satu Pondok Pesantren di Kecamatan Grujugan, Kabupaten Bondowoso.

    “Anak saya tidak pernah ikut perguruan silat. Kok tiba-tiba dikeroyok,” kata Wahyudi.

    Ia sudah mengadukan kejadian ini ke Polsek Maesan pada Minggu (2/2/2025) pagi kemarin. “Jaket, sandal dan sarung anak saya jadi barang bukti,” akunya.

    Kapolsek Maesan Iptu Willian Yustaf membenarkan adanya aduan masyarakat terkait dugaan pengeroyokan tersebut. “Memang ada pengeroyokan. Laporan Kanit Reskrim,” kata dia.

    Pihaknya mengaku masih akan melakukan pendalaman motif dan akan memeriksa terduga pelaku dan saksi untuk menindaklanjuti kasus tersebut. (awi/but)

  • Warga Pakisan Bondowoso Krisis Air Bersih, Pemkab Ajukan Perbaikan Pipa

    Warga Pakisan Bondowoso Krisis Air Bersih, Pemkab Ajukan Perbaikan Pipa

    Bondowoso (beritajatim.com) – Banjir bandang yang menerjang lima desa di Kabupaten Bondowoso pada Senin (23/12/2024) masih menyisakan berbagai persoalan. Salah satunya adalah rusaknya saluran pipa air bersih milik warga di Desa Pakisan, Kecamatan Tlogosari.

    Pipa tersebut hanyut terbawa arus deras banjir, mengakibatkan warga harus bergantung pada bantuan air bersih yang didistribusikan oleh BPBD Bondowoso.

    Pemkab Bondowoso telah melakukan survei dan asesmen di wilayah terdampak. Rencananya, pemerintah akan mengajukan bantuan perbaikan pipanisasi agar pasokan air bersih dapat kembali normal.

    “Kami sudah survei. Di Pakisan memerlukan bantuan perbaikan pipanisasi. Sebab pipa air bersihnya hanyut diterjang banjir,” kata Plh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bondowoso, Haeriyah Yuliati, saat dikonfirmasi beritajatim.com, Senin (3/2/2025).

    Menurut Haeriyah, Pemkab Bondowoso berencana mengajukan bantuan pipanisasi kepada BPBD Jawa Timur atau memanfaatkan dana CSR dari perusahaan.

    “Seperti dari PT Medco misalnya. Sebab perbaikan pipa air bersih ini sangat penting dan dibutuhkan oleh warga saat ini,” paparnya.

    Diketahui, banjir bandang yang terjadi pada akhir tahun 2024 lalu dipicu oleh jebolnya Dam Angsana di Desa Tangsil Wetan, Kecamatan Wonosari. Kejadian ini menyebabkan kerusakan rumah, fasilitas umum, dan infrastruktur di beberapa lokasi.

    “Desa yang terdampak di antaranya Tangsil Wetan di Kecamatan Wonosari. Kemudian Desa Tlogosari, Sulek, Trotosari dan Pakisan di Kecamatan Tlogosari,” kata Kalaksa BPBD Bondowoso, Sigit Purnomo.

    Selain banjir, tanah longsor juga melanda Desa Sulek dan Desa Pakisan. Di Dusun Pandean, Desa Sulek, enam rumah warga terdampak, termasuk satu fasilitas umum berupa masjid dan empat kandang ternak.

    “Tanah longsor sepanjang 30 meter dengan lebar 4 meter dan tinggi 7 meter juga menyebabkan kerusakan pada dua rumah di Dusun Legung. Yang di Desa Pakisan, longsor menutup akses jalan di Dusun Sumber Balen, memutus jalur transportasi warga,” sebutnya. [awi/beq]

  • Longsor di Desa Sumbercanting Bondowoso Rusak Rumah Warga

    Longsor di Desa Sumbercanting Bondowoso Rusak Rumah Warga

    Bondowoso (beritajatim.com) – Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kecamatan Wringin sejak Minggu (2/2/2025) menyebabkan tanah longsor di Dusun Dadapan, Desa Sumbercanting.

    Peristiwa ini terjadi pada Senin (3/2/2025) pukul 11.10 WIB dan berdampak pada satu rumah warga milik Absin (65).

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso, Sigit Purnomo, mengatakan bahwa longsoran tanah memiliki ukuran panjang 8 meter, lebar 4 meter, dan tinggi 12 meter. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

    “Kami telah menerjunkan tim ke lokasi untuk melakukan assessment dan membantu warga terdampak. Saat ini, pemilik rumah telah diungsikan ke rumah kerabat terdekat,” ujar Sigit kepada BeritaJatim.com, Senin (3/2/2025).

    BPBD Bondowoso bersama Koramil Wringin, Polsek Wringin, pemerintah kecamatan dan desa setempat, serta Agen Informasi Bencana Jawa Timur 5.5 Bondowoso telah melakukan pembersihan material longsor bersama warga.

    Namun, tim di lapangan menghadapi beberapa kendala, seperti medan yang sulit, jarak tempuh yang jauh, serta keterbatasan jaringan komunikasi.

    Adapun kebutuhan mendesak yang diusulkan mencakup bantuan logistik dan material untuk warga terdampak.

    Sigit menambahkan bahwa pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan provinsi untuk memastikan bantuan dapat segera disalurkan.

    Hingga laporan ini disampaikan, kondisi di wilayah Bondowoso masih terpantau aman dan terkendali (Amandali), sementara cuaca di Kecamatan Wringin saat ini berawan.

    “Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama bagi warga yang tinggal di daerah rawan longsor,” kata Sigit. (awi/ted)

  • Angin Kencang Robohkan Dapur Rumah Warga di Prajekan Bondowoso

    Angin Kencang Robohkan Dapur Rumah Warga di Prajekan Bondowoso

    Bondowoso (beritajatim.com) – Hujan deras disertai angin kencang yang melanda Kabupaten Bondowoso pada Minggu (2/2/2025) menyebabkan satu rumah di Dusun Paterongan, Desa Walidono, Kecamatan Prajekan rusak.

    Berdasarkan hasil assesmen Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso, bagian dapur rumah milik Suroto mengalami roboh dengan luas kerusakan mencapai 8,7×3,4 meter persegi.

    Kepala Pelaksana BPBD Bondowoso, Sigit Purnomo, mengatakan bahwa tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun, kerugian material diperkirakan mencapai Rp6 juta.

    “Kami telah melakukan assessment cepat dan mendata kebutuhan logistik serta pascabencana untuk membantu pemilik rumah,” ujar Sigit kepada beritajatim.com, Senin (3/2/2025).

    Adapun kebutuhan logistik yang diusulkan meliputi sembako, terpal, selimut, makanan siap saji, lauk pauk, tambahan gizi, paket sandang pria dan wanita, serta paket kebersihan.

    Sementara untuk kebutuhan pascabencana, BPBD mengusulkan bantuan material seperti usuk, ring, dan asbes guna membantu perbaikan rumah yang terdampak.

    Tim gabungan yang terdiri dari BPBD Bondowoso, Kecamatan Prajekan, Koramil Prajekan, Polsek Prajekan, serta perangkat desa setempat telah turun ke lokasi untuk melakukan pendataan dan membantu warga terdampak.

    “Kami juga telah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menyalurkan bantuan secepatnya,” terang Sigit. [awi/beq]

  • Banjir Terjang Bondowoso, Imbas Hujan Deras Sejak Sore sampai Malam

    Banjir Terjang Bondowoso, Imbas Hujan Deras Sejak Sore sampai Malam

    Bondowoso (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Bondowoso pada Minggu (2/2). Guyuran hujan mengakibatkan banjir di dua desa di Kecamatan Klabang.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso mencatat kejadian banjir drainase dan selokan di Desa Pandak serta banjir genangan di Desa Leprak.

    Kepala Pelaksana BPBD Bondowoso, Sigit Purnomo, menyampaikan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari masyarakat melalui media sosial terkait kejadian tersebut.

    “Kami mendapat laporan pertama pada pukul 19.37 WIB tentang banjir di Desa Pandak, kemudian laporan kedua masuk pada pukul 21.00 WIB mengenai banjir di Desa Leprak,” ujar Sigit kepada BeritaJatim.com.

    Banjir di Desa Pandak terjadi akibat luapan air selokan setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak pukul 17.00 hingga 19.30 WIB.

    Akibatnya, air meluap hingga ke halaman rumah warga di RT 14 dan RT 15 Dusun Komirian serta Dusun Barat Sungai.

    BPBD mencatat dampak yang ditimbulkan antara lain Tembok penahan tanah sepanjang 8 meter dengan tinggi 4 meter ambruk; Sawah warga seluas sekitar 2 hektare terendam air; dan Halaman rumah warga di dua RT turut tergenang air.

    Tim dari BPBD Kabupaten Bondowoso bersama Forkopimcam, pemerintah desa, Polsek Klabang, dan Koramil Klabang langsung melakukan asesmen di lokasi.

    “Kami telah menerjunkan tim dari Pusdalops, TRC BPBD, dan Agen Informasi Bencana untuk mendokumentasikan kejadian ini serta melaporkannya kepada pimpinan,” jelas Sigit.

    Menurutnya, banjir di Desa Pandak sudah mulai surut pada pukul 20.00 WIB, namun asesmen lanjutan akan dilakukan esok pagi mengingat keterbatasan penerangan di lokasi.

    Sedangkan banjir genangan terjadi di Dusun Parseh, Desa Leprak, Kecamatan Klabang. Kejadian ini dilaporkan masyarakat pada pukul 21.00 WIB, dengan penyebab utama hujan deras yang mengakibatkan bronjong penahan tanah sepanjang 50 meter dengan lebar 1,5 meter rusak.

    Selain itu, sawah warga seluas sekitar 1 hektare di RT 01 Dusun Parseh juga terendam air. “Tim sudah turun ke lokasi untuk melakukan asesmen awal dan berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk pemerintah desa, kepolisian, dan TNI,” ujar Sigit.

    Menurut laporan BPBD, banjir di Desa Leprak sudah surut sekitar pukul 20.30 WIB. Namun, pemantauan akan terus dilakukan untuk memastikan tidak ada dampak lanjutan. (awi/but)

     

  • Damkar Jember Hadapi Sejumlah Persoalan, Apa Saja?

    Damkar Jember Hadapi Sejumlah Persoalan, Apa Saja?

    Jember (beritajatim.com) – Unit Pelaksana Teknis Pemadam Kebakaran di Kabupaten Jember, Jawa Timur, menghadapi sejumlah persoalan, mulai dari kendaraan operasional hingga ketersediaan sarana pemadaman api di sejumlah titik.

    “Mau dibilang apa? Kondisi riil kami, pengadaan kendaraan damkar di Jember terakhir pada 2014 kalau tidak salah. Sementara untuk mobilitas coverage afrea 31 kecamatan, di Mako (Markas Komando) hanya ada dua unit kendaraan,” kata Kepala UPT Damkar Jember Ahmad Sidiq, Sabtu (1/2/2025).

    Sementara itu di tiga pos, yakni Kalisat, Ambulu, dan Rambipuji, hanya ada tiga unit. “Untuk manajemen wilayah kebakaran, prosedur operasional standarnya, kami harus 15 menit sampai di lokasi kebakaran. Jadi sangat kurang sekali,” kata Sidiq.

    Sidiq mencontohkan pemadam kebakaran Pos Kecamatan Rambipuji yang memiliki wilayah kerja hingga Kecamatan Tanggul, Sumberbaru, dan Kencong. Dengan jarak perjalanan yang jauh, kendaraan pemadam baru sampai ke lolasi kebakaran kurang lebih satu jam.

    “Bandingkan dengan Kota Batu yang punya tiga kecamatan, tapi mobil damkarnya 15-20 unit. Kita yang punya 31 kecamatan, hanya punya lima unit mobil dan sudah berusia lanjut. Mudah-mudahan ke depan ada akselerasi dari pemerintah daerah, perhatian khusus di samping kami mengajukan hibah ke pemerintah pusat,” kata Sidiq.

    Sidiq sempat menyampaikan masalah ini saat bertemu Bupati Hendy Siswanto, di Pendapa Wahyawibawagraha, Jumat (31/1/2025). “Perlu ada pos baru lagi di Tanggul. Tapi tentu perlu tambahan tenaga dan sarana mobil,” kata Hendy.

    Tak hanya mobil pemadam. Hidran di Jember sebagai lokasi mengambil air juga minim. Hanya ada lima buah di kawasan kota yang berfingsi, yakni di Jalan Sentot, Jalan Gajah Mada, Jalan Kartini, Jalan PB Sudirman, dan Johar Plasa.

    Pasukan damkar berharap lebih banyak hidran yang difungsikan. “Menurut teman-teman, ada sembilan hidran. Tentunya dengan melihat volume air yang ada. Kalau volume air berkurang, meski ada hidran aka terkendala,” kata Hendy.

    Hendy memandang perlu ada uji coba pengaktifan hidran. “Apakah menganggu kondisi jaringan perpipaan pelanggan PDAM. Saya menyampaikan ke Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (yang membawahi UPT Damkar) agar berkoordinasi dengan PDAM,” katanya.

    Hendy juga menyarankan damkar berkoordinasi dengan Perusahaan Listrik Negara terkait mitigasi dan sosialisasi arus rendah. “Saat pergantian musim hujan ke kemarau, akan jadi problem kalau tidak ada sosialisasi kabel-kabel rumah tangga yang di-jumper. Arus rendah ini berbahaya sekali karena berpotensi menyebabkan kebakaran,” katanya.

    Mengatasi kekurangan mobil pemadam, Hendy menyarankan Damkar Jember melakukan kerja sama antarkabupaten, yang melibatkan Jember, Banyuwangi, Probolinggo, Bondowoso, Lumajang, terkait perbatasan. Apabila terjadi kebakaran di perbatasan, kita bisa meminta bantuan tetangga-tetangga sebelah,” katanya.

    Hendy juga menerima laporan soal tidak adanya inspektur dan analis damkar di Jember. Seorang inspektur damkar harus menjalani pendidikan untuk menguasai kompetensi lebih tinggi soal penanganan kebakaran.

    “Inspektur damkar ini yang memprogramkan mitigasi dan menjadi motor utama. Ini jadi pekerjaan rumah Satpol PP untuk menaikkan grade teman-teman dengan menyekolahkan mereka, dan menyediakan anggarannya,” katanya.

    Sementara itu, analis damkar bertugas menangani tata kelola administrasi keuangan dan perencanaan. “Karena damkar ini, meskipun tidak ada accident, harus ada pelatihan -pelatihan periodik dan simulasi. Analis ini yang punya kompetensi ini,” kata Hendy. [wir]