kab/kota: Bondowoso

  • Dibalik Kisruh Penanaman Alpukat di Kawah Wurung Bondowoso

    Dibalik Kisruh Penanaman Alpukat di Kawah Wurung Bondowoso

    Bondowoso, (beritajatim.com) — Rencana penanaman ribuan pohon alpukat di kawasan padang savana Kawah Wurung Bondowoso berujung polemik setelah viral di media sosial. Perhutani, DPRD, dan Disparbudpora menyatakan bahwa kekisruhan ini berawal dari kesalahan teknis dalam penentuan lokasi dan miskomunikasi terkait tumpang tindih kerja sama di area tersebut.

    Administratur Perhutani KPH Bondowoso, Misbakhul Munir, menegaskan bahwa polemik memang berawal dari kekeliruan lokasi. Dalam peta kerja Perhutani, satu petak lahan di Kawah Wurung ternyata memiliki dua kerja sama aktif: satu untuk usaha budidaya alpukat, satu lagi untuk pengembangan wisata.

    “Yang beririsan dengan kawasan wisata Kawah Wurung itu petak 92c. Saat ini sudah kami alihkan ke petak yang memang tempatnya alpukat,” jelas Misbakhul Munir, Rabu, 19 November 2025.

    Ia menekankan bahwa Perhutani belum melakukan penanaman pohon alpukat, melainkan baru menggali lubang sebagai persiapan. Rencana awal menargetkan 3.000 pohon alpukat yang membutuhkan area 30–40 hektare.

    Sebagian besar penolakan muncul karena area savana merupakan ikon pariwisata Bondowoso dan tidak boleh disentuh pembangunan jenis apa pun.

    Munir mengaku Perhutani berada dalam posisi dilematis. Tahun sebelumnya, pegiat lingkungan meminta kawasan tersebut dihijaukan. Namun di sisi lain, wisatawan dan pengelola menuntut savana dipertahankan apa adanya sebagai nilai jual pariwisata. “Jadi kami dilema. Satu sisi disuruh menghijaukan, satu sisi mempertahankan keasrian wisata,” ujarnya.

    Rencana lokasi kini dialihkan ke kawasan agroforestry sayur, namun Perhutani masih melakukan pengukuran dan rembuk dengan masyarakat penggarap.

    Ia menyebut perpindahan ini harus dilakukan hati-hati karena berpotensi menimbulkan gesekan. “Silakan tanami yang masih kosong, tetapi tanaman sayurnya jangan dihilangkan dan hutannya jangan ditebang,” katanya.

    Wakil Ketua DPRD Bondowoso, Sinung Sudrajad, menilai keputusan pembatalan penanaman di Kawah Wurung adalah langkah tepat. Ia menegaskan kawasan tersebut merupakan salah satu kawasan strategis pariwisata Bondowoso, sehingga perencanaan apa pun harus melewati kajian matang dan sesuai dengan regulasi tata ruang.

    “Kami harap ke depan, rencana membuat wilayah penghijauan atau lainnya harus betul-betul dikaji. Ada payung hukum, ada RT/RW dan AD/TR, serta klausul kerja sama antara pemkab, Perhutani, dan BUMN lain,” jelasnya dikonfirmasi terpisah.

    Sinung mengakui bahwa ada sebagian pihak yang mendukung penanaman alpukat dengan alasan untuk menghambat mobil jeep yang kerap keluar-masuk savana secara liar, sehingga merusak keasrian. Namun ia menilai langkah tersebut bukan solusi.

    “Seharusnya bisa ada larangan kendaraan roda empat masuk area savana, atau dibuatkan jalur khusus agar tidak liar,” ujar legislator PDIP tersebut.

    Sinung mengapresiasi Perhutani karena membatalkan rencana itu dan meyakini masih banyak lahan lain yang membutuhkan penghijauan. Ia juga menilai alpukat sulit berbuah jika ditanam di lingkungan savana Kawah Wurung.

    Plt Kepala Disparbudpora Bondowoso, Andrie Antio Zola, menyampaikan terima kasih kepada masyarakat dan pegiat wisata yang turut mengawal kelestarian kawasan tersebut.

    Menurut Zola, dukungan publik di media sosial menunjukkan bahwa warga Bondowoso sangat peduli terhadap keberlanjutan wisata daerah. “Komunikasi terakhir dengan Perhutani menyebut rencana reboisasi akan dilakukan di titik lain. Untuk lokasinya kami masih menunggu update,” katanya.

    Ia menegaskan bahwa padang savana Kawah Wurung tidak akan disentuh reboisasi, karena merupakan ikon wisata Bondowoso dan menjadi objek favorit para kreator konten, mulai dari YouTuber, influencer, hingga artis.

    Andrie juga mengakui bahwa polemik ini muncul karena adanya miskomunikasi antara lembaga terkait. Pihaknya berkomitmen untuk lebih berhati-hati dan melakukan kajian mendalam dalam setiap rencana pengembangan di kawasan wisata. (awi/kun)

  • Duduk Perkara Kisruh di Mapolsek Sempol, Begini Respon Forkopimda Bondowoso

    Duduk Perkara Kisruh di Mapolsek Sempol, Begini Respon Forkopimda Bondowoso

    Bondowoso (beritajatim.com) – Iptu Suherdi, Kapolsek Sempol, Polres Bondowoso mungkin tidak akan mengira, dirinya akan “berdialog” belasan jam dengan masyarakat Desa Kaligedang, Senin (17/11/2025).

    Paginya, Iptu Suherdi masih mengunggah story di WhatsApp. Saat dia dan anak buahnya mengatur lalu lintas di sekitaran pusat kecamatan Sempol. Postingan terakhirnya kala itu adalah ucapan selamat ulang tahun pada Kapolres Bondowoso, AKBP Harto Agung Cahyono sekira pukul 09.38 WIB.

    Setelahnya, Mapolsek Sempol didatangi oleh ratusan masyarakat Desa Kaligedang. Mereka membawa Suherdi untuk berdialog lebih lanjut ke Desa Kaligedang.

    Ketua DPRD Bondowoso, Ahmad Dhafir menyebut bahwa masyarakat desa Kaligedang tersulut emosi karena adanya provokasi oleh oknum.

    Beberapa jam sebelum massa datang, Polsek Sempol mengamankan seorang warga Desa Kaligedang bernama Sahrul untuk dimintai keterangan perihal sebuah kasus.

    Informasi yang didapat, polisi ingin menggali lebih dalam soal dugaan pengrusakan 18 ribu pohon kopi milik PTPN I Regional 5 di afdeling Kalisengon, Desa Kaligedang.

    Kopi berumur setahun itu diduga dirusak pada Rabu (12/11/2025). Luasannya diperkirakan 9 hektar. Menurut Dhafir, dalam hal ini polisi sudah prosedural.

    “Tapi isu yang berhembus adalah penculikan. Kesalahpahaman inilah yang membuat masyarakat Kaligedang bergerak,” katanya pada Beritajatim.com, Selasa (18/11/2025).

    Suherdi pun sempat dibawa ke Kaligedang untuk berbincang lebih intens perihal perkara tersebut. Kapolres, Dandim 0822, Ketua DPRD dan Wabup Bondowoso hadir.

    Kombes Pol Jimmy Agustinus Anes, Karo Ops Polda Jatim pun terlihat ikut turun di Kaligedang malam itu. Mereka berperan aktif meluruskan kesalahpahaman.

    Sekira pukul 22.00 WIB, semua pihak mendapatkan titik temu. Kapolsek bisa kembali ke markas untuk menjalankan tugas sebagaimana mestinya.

    “Terima kasih Tuhan atas perlindungan, penyertaan, pembelaan dan pemeliharaan-Mu,” tulis Suherdi di story WA pada Selasa, (18/11/2025) pukul 03.21 WIB.

    Kapolres Bondowoso, AKBP Harto Agung Cahyono bersyukur situasi di Kaligedang kembali kondusif. Dia menampik anggapan bahwa Kapolsek disandera. “Bukan disandera, tapi dijemput warga Desa Kaligedang di Mapolsek untuk diajak berdialog,” jawabnya.

    Kapolsek juga tidak mengalami luka selama masa dialog itu. Termasuk ketika dalam proses penjemputan oleh warga di mapolsek. Dalam video beredar, Kapolsek sempat ditarik paksa dari dalam mako. “Kondisi Kapolsek dalam keadaan baik-baik saja,” tegas Kapolres.

    Dandim 0822 Bondowoso, Letkol Arh Achmad Yani mengaku siap mendukung Polri dalam pengamanan wilayah di kecamatan sempol. “Apa yang perlu diluruskan, kami bantu luruskan,” katanya.

    Terlebih, sebelumnya ada peristiwa nyaris serupa yang menimpa aparat satuan lainnya. “Kami berharap hal ini tidak terulang lagi,” tegas Dandim.

    Kisruh Senin (17/11/2025), sempat ada hal menjurus anarkis. Seperti penurunan bendera merah putih hingga mengacungkan celurit di mapolsek Sempol.

    “Kami sangat menyesalkan penurunan bendera merah putih itu. Bagaimana pun bendera merah putih adalah lambang negara yang diperjuangkan oleh jutaan jiwa pendahulu kita,” kata Dhafir.

    Ketua DPC PKB itu meminta masyarakat Kaligedang untuk menahan diri, mematuhi regulasi, tunduk pada aturan perundangan dan menghormati aparat penegak hukum. “Jangan sampai ada korban jiwa dari kedua belah pihak,” harapnya.

    Bupati Bondowoso, Abdul Hamid Wahid telah berkirim surat pada PTPN I Regional 5 pada 4 November 2025 lalu. Surat bersifat penting itu tertuang dengan nomor 500.3.3.2/344/430/2025. Surat itu terdiri dari 6 berkas berisi aspirasi masyarakat.

    “Forkopimda sudah berupaya dalam penyelesaian konflik Agraria di Ijen,” ucap Dhafir. Setidaknya memfasilitasi 3 pertemuan antara masyarakat dengan PTPN di gedung DPRD, Kejari dan Mapolres.

    Dalam pertemuan itu, PTPN membuka ruang usulan dari masyarakat di Kecamatan Sempol yang selama ini menggarap lahan bertahun-tahun. Mereka dibagi 8 zona.

    Terbukanya ruang usulan itu ditindaklanjuti masyarakat. Harapannya berbeda di setiap desa. Ada yang menginginkan Kerja Sama Operasional (KSO) dengan PTPN. “Khusus Kaligedang mengusulkan penghapusan HGU dan KSO,” kata legislator 3 dekade ini.

    Dhafir berharap PTPN I Regional 5 segera merespons surat dari Bupati yang menghimpun aspirasi masyarakat Sempol tersebut. Hingga 2 pekan pasca surat dikirim, Pemda belum menerima jawaban.

    “Kami juga berharap agar Pansus Sengketa Agraria di DPR RI turun ke Bondowoso. Apa pun jawabannya nanti, forkopimda akan membantu mensosialisasikan ke masyarakat. Tentu dengan cara humanis,” tandas Dhafir. (awi/ian)

  • Longsor di Kejawan Bondowoso Akibatkan Badan Jalan Terkikis

    Longsor di Kejawan Bondowoso Akibatkan Badan Jalan Terkikis

    Bondowoso, (beritajatim.com) – Hujan berintensitas tinggi memicu longsor di Desa Kejawan, Kecamatan Grujugan, Selasa (18/11/2025) pagi. Tidak ada korban jiwa, namun badan jalan desa tergerus cukup parah.

    Peristiwa terjadi sekitar pukul 08.00 WIB. BPBD Bondowoso menerima laporan pertama melalui WhatsApp 50 menit kemudian. Tim Reaksi Cepat langsung diterjunkan ke lokasi untuk asesmen awal.

    Plt Kalaksa BPBD Bondowoso, Kristianto, mengatakan longsor dipicu kondisi tanah yang jenuh air setelah hujan deras. “Material longsor mengikis badan jalan sepanjang sembilan meter. Tingginya sekitar tujuh setengah meter, dengan lebar tergerus dua koma lima meter,” ujarnya.

    Kristianto memastikan tidak ada warga yang terdampak langsung. Arus lalu lintas desa masih bisa diakses dengan pengaturan terbatas. “Kami sudah melaporkan kondisi ini kepada pimpinan untuk penanganan lanjutan. Saat ini situasi aman dan terkendali,” katanya.

    Tiga personel dikerahkan dalam asesmen, terdiri dari dua anggota TRC dan satu petugas Pusdalops. Tidak ada kendala berarti dalam penanganan awal.
    Cuaca di wilayah Bondowoso terpantau cerah pada siang hari.

    “Kami mengimbau warga tetap waspada terhadap potensi susulan, terutama di titik-titik rawan pergerakan tanah,” kata Kris. [awi/aje]

  • 953 ASN Bondowoso Jalani Tes, Bupati Hamid Berharap Lihat Profil Secara Utuh

    953 ASN Bondowoso Jalani Tes, Bupati Hamid Berharap Lihat Profil Secara Utuh

    Bondowoso (beritajatim.com) – Sebanyak 953 ASN di lingkungan pemkab Bondowoso menjalani tes dari Senin (17/11/2025) hingga pekan depan. Kegiatan itu digelar di SMKN 4 Bondowoso, Desa Pancoran, Kecamatan/Kabupaten Bondowoso.

    Plt Sekretaris Badan Kepegawaian dan Sumberdaya Manusia (BKPSDM) Bondowoso, Moh. Munir menyebut, terdapat 4 ruangan yang digunakan hingga pekan depan. “Total 953 ASN,” kata Munir.

    Dalam sehari, bakal digelar 2 sesi. Setiap sesi pada hari pertama menghadirkan 90 ASN, atau 180 per hari. “Digelar sampai minggu depan,” ucapnya.

    Bupati Bondowoso, Abdul Hamid Wahid hadir memantau jalannya tes tersebut. “Saya kira ini adalah langkah yang kita lakukan untuk memenuhi proses dan prosedur management talenta yang di Indonesia,” tuturnya.

    Ujian itu bertujuan untuk melihat lebih mendalam profil ASN di lingkungan Pemkab Bondowoso. Sehingga kepala daerah bisa mengeluarkan kebijakan yang tepat terhadap para pegawainya.

    “Banyak gunanya. Salah satunya mungkin untuk mutasi. Ini bisa memberikan gambaran bagi kita profil ASN secara utuh,” terang Bupati Hamid. (awi/ted)

  • Video Amatir Kisruh Demo di Mapolsek Sempol Bondowoso, Ada yang Bawa Celurit

    Video Amatir Kisruh Demo di Mapolsek Sempol Bondowoso, Ada yang Bawa Celurit

    Bondowoso, (beritajatim.com) – Ratusan buruh kebun di Kecamatan Sempol/Ijen menggeruduk Mapolsek setempat, Senin (17/11/2025) siang. Empat video amatirnya beredar di media sosial.

    Empat video yang diduga direkam oleh warga sekitar itu masing-masing berdurasi 1 menit hingga lebih dari 2 menit. Menampilkan mulai dari kedatangan massa, terjadinya gesekan hingga pembubaran massa.

    Dalam salah satu video, tampak seorang wanita menangis ingin masuk ke dalam mako. Namun dia dicegat. Sejumlah pihak di sekitarnya juga terlihat memaksa Kapolsek Sempol, Iptu Suherdi, keluar mako.

    Aksi itu kemudian berujung penarikan paksa Kapolsek hingga terjatuh dari tangga beranda. Seorang buruh juga sempat mengacungkan clurit.

    Bendera merah putih yang berada di depan Mako tak luput sentuhan massa. Sang Saka diturunkan. Dalam video lanjutan, massa membubarkan diri saat masjid mulai mengumandangkan azan zuhur.

    Kasi Humas Polres Bondowoso, Iptu Boby Dwi Siswanto belum menjawab upaya konfirmasi dari Beritajatim.com hingga berita ditulis. Pada pagi harinya, Boby menjadi pemateri sosialisasi pengawasan aliran kepercayaan dan aliran keagamaan di masyarakat (Pakem) di pendopo RBA Ki Ronggo.

    Informasi terhimpun, beberapa aparat turun ke tempat kejadian perkara (TKP). Mereka naik ke Ijen bertahap. “83 bang,” ucap seorang aparat.

    Kode 83 biasa disampaikan dalam dunia intelejen dengan arti penggalangan. Merujuk pada peristiwa di Mapolsek Ijen, bisa berarti tengah dilakukan mediasi untuk menenangkan massa. (awi/but)

  • 55 Siswa di Bondowoso Jadi Kader Moderasi Beragama, Apa Tugasnya?

    55 Siswa di Bondowoso Jadi Kader Moderasi Beragama, Apa Tugasnya?

    Bondowoso (beritajatim.com) – Sebanyak 55 siswa di Kabupaten Bondowoso dibentuk menjadi kader moderasi beragama. Deklarasi itu diselenggarakan Senin (17/11/2025) di pendopo RBA Ki Ronggo.

    Para tunas muda ini diberikan tugas menjaga kerukunan antar umat beragama. Mereka diplot sebagai duta. Salah satu “Kepanjangan tangan” dari Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB).

    Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Bondowoso, Ahmad menilai deklarasi kader moderasi beragama ini penting. Tujuannya untuk menjaga kerukunan antar umat beragama. “Persoalan agama kan memiliki sensitifitas yang sangat tinggi,” kata Ahmad seusai acara.

    Kegiatan itu menindaklanjuti tiga aturan. Semuanya berkaitan dengan kebebasan menganut agama dan kepercayaan bagi setiap individu.

    Deklarasi kader moderasi beragama di Pendopo RBA Ki Ronggo Bondowoso, Senin (17/11/2025). (Deni Ahmad Wijaya/Beritajatim.com)

    Di antaranya Undang-undang nomor 39 tahun 1999, Peraturan Presiden nomor 58 tahun 2023 dan Peraturan Menteri Agama nomor 3 tahun 2024. “Jadi pemda wajib menyelenggarakan kegiatan ini,” ucapnya.

    Selain dideklarasikan, puluhan siswa itu juga menerima sosialisasi pengawasan aliran kepercayaan dan aliran keagamaan di masyarakat (Pakem).

    Sebagai bekal ilmu, Pemda menghadirkan lima pemateri. “Dari Kemenag, FKUB, Kejaksaan, Polres dan Pemda sendiri,” sebutnya. Materinya beragam. Mulai dari wawasan kebangsaan, keamanan dan ketertiban serta pengawasan aliran kepercayaan.

    Kerjasama ini diyakini Ahmad bisa membangun kebersamaan, menciptakan situasi yang kondusif dan damai, terutama bagi penganut keyakinan di Bondowoso. Walaupun sejauh ini Bakesbangpol mengaku belum menemukan indikasi kerawanan.

    Tapi langkah antisipasi dirasa perlu dilakukan sejak dini. “Kita kan tidak tahu perkembangan situasi masyarakat seperti apa. Jangan sampai terjadi sesuatu hal yang tidak kita inginkan,” tuturnya.

    Para siswa dituntut mengemban tugas mengkondusifkan potensi gejolak di masyarakat. Ahmad menilai hal itu sebagai investasi di masa depan. “Ini yang kita harapkan kan ke depan jangan sampai terjadi perpecahan berkaitan dengan keagamaan,” katanya.

    Ahmad yakin puluhan kader muda berusia belasan tahun ini bisa memikul tanggungjawab besar dalam menjaga kerukunan umat beragama. Setidaknya dari lingkup terkecil. “Jadi duta di sekolahnya dan di lingkungannya,” pungkasnya. (awi/but)

  • Reformasi KORPRI Bondowoso Dimulai dari Pertanyaan ‘Uang ASN ke Mana?’

    Reformasi KORPRI Bondowoso Dimulai dari Pertanyaan ‘Uang ASN ke Mana?’

    Bondowoso, (beritajatim.com) — Beberapa jam setelah dikukuhkan sebagai Ketua Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) Bondowoso periode 2025–2030, Kamis (12/11/2025), Fathur Rozi langsung mengangsurkan nada waspada.

    Ditemui beritajatim.com pasca paripurna siang harinya, ia menandaskan satu hal: tak ingin mengawali masa tugas dengan warisan yang tidak jelas. “Pengurus lama sudah tidak ada. Tapi laporan kegiatan, terutama keuangan, tetap wajib dipertanggungjawabkan,” katanya.

    Rozi memastikan proses serah terima tak akan berjalan simbolis belaka. “Harus ada berita acara. Saya tidak mau memulai dari sesuatu yang tidak klir,” ucapnya. Pernyataan itu membuka tabir persoalan lama di tubuh KORPRI Bondowoso—persoalan yang selama bertahun-tahun mengendap tanpa kejelasan.

    Isyarat keganjilan muncul dari temuan awal Rozi. Ia menyebut ada ‘perbedaan cukup signifikan’ pada laporan penerimaan iuran anggota dengan potensi pendapatan riil. Angkanya tidak kecil.

    Dari rapat internal yang digelar sebelum pengukuhan, Rozi mendapati sejumlah perangkat daerah belum menerapkan sistem cashless. Mereka masih menyerahkan iuran secara manual kepada bendahara. Model setoran seperti ini, kata Rozi, membuka peluang terjadinya kebocoran.

    “Masih ada yang setor (bayar iuran manual). Nah, yang seperti ini kemungkinan besar bisa bocor. Dan itu yang tidak kita inginkan lagi ke depan,” ujarnya.

    Bahkan penggunaan aplikasi pun, menurut Rozi, sebenarnya tak diperlukan jika bendahara bekerja rapi. Masalahnya, bendahara periode sebelumnya sudah pensiun—meninggalkan jejak administrasi yang belum tuntas.

    Beritajatim.com menelisik ulang pernyataan Rozi. Bondowoso memiliki sekitar 8.000 ASN. Sumber lain menyebut 8.900-an. Jika iuran dihitung rata-rata Rp10 ribu per bulan, potensi dana KORPRI mestinya mencapai Rp80 jutaan per bulan atau Rp960 juta per tahun. Dalam lima tahun, nominalnya bisa menyentuh Rp4,8 miliar.

    Rozi menyebut saldo awal yang tercatat hanya sekitar Rp 800 jutaan. Angka itu masih harus ia verifikasi ulang. “Karena ini bukan uang personal tapi uang organisasi. Dan harus kembali ke ASN,” katanya.

    Ia menyebut pemanfaatan dana mestinya digunakan untuk peningkatan kompetensi dan kapasitas ASN, bukan sekadar acara seremoni. Pertanyaan pun menggelayut: kemana selisih potensi miliaran rupiah itu?

    Isu lain muncul: bolehkah ASN meminjam dana KORPRI? Rozi tak langsung menjawab. Ia meminta aturan organisasi dicek terlebih dahulu. Namun ia memberi sinyal bahwa mekanisme bantuan semestinya dimungkinkan.

    “Kalau ada ASN sakit, boleh enggak pinjam? Selagi tidak menyalahi aturan dan ada komitmen mengembalikan, boleh. Itu bisa disesuaikan,” katanya.

    Pernyataan itu membuka ruang penafsiran—apakah selama ini KORPRI sudah menjalankan fungsi kesejahteraan sebagaimana mandat organisasi, atau justru dana yang terkumpul lebih banyak beredar tanpa arah yang jelas.

    Rozi berhati-hati ketika ditanya apakah ada penggunaan dana yang melenceng. Ia menolak menghakimi. “Saya tidak menganggap melenceng,” katanya. Ia hanya menyebut beberapa pos seperti peringatan HUT KORPRI dan tali asih untuk ASN pensiun ‘masih on the track’.

    Namun ia tidak menyebut berapa nominalnya, apakah proporsional, atau apakah tercatat rapi. Ketidakjelasan inilah yang membuat sejumlah ASN sebelumnya mengeluhkan minimnya laporan pertanggungjawaban.

    Rozi memilih menunggu audit internal sebelum menarik kesimpulan. “Jangan kita berprasangka buruk. Kita audit dulu. Ini kan baru pengukuhan, belum penyerahan berita acara,” ucapnya.

    Namun satu hal yang pasti: reformasi KORPRI Bondowoso dimulai dari pertanyaan yang sederhana tetapi krusial: uang iuran ASN sebenarnya ke mana? [awi/suf]

  • Longsor Hantam Rumah Warga di Binakal Bondowoso, BPBD Tangani 80 Persen Material dalam Sehari

    Longsor Hantam Rumah Warga di Binakal Bondowoso, BPBD Tangani 80 Persen Material dalam Sehari

    Longsor Hantam Rumah Warga di Binakal Bondowoso, BPBD Tangani 80 Persen Material dalam Sehari

    Bondowoso (beritajatim.com) – Curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Bondowoso pada Jumat (14/11/2025) sore memicu tanah longsor di Dusun Pal 16, Desa Sumbertengah, Kecamatan Binakal. Material longsor menerjang bagian dapur rumah milik warga bernama Suriya dan menyebabkan kerusakan cukup signifikan, meski seluruh penghuni rumah dipastikan selamat.

    Plt Kalaksa BPBD Bondowoso, Kristianto, menyampaikan bahwa laporan pertama diterima melalui pesan WhatsApp pada pukul 16.39 WIB. Tim Pusdalops dan Agen Bencana Jatim segera diberangkatkan ke lokasi untuk melakukan asesmen cepat serta memastikan kondisi warga.

    “Hujan deras membuat struktur tanah tidak stabil. Dampaknya mengenai bagian dapur rumah warga. Kami pastikan seluruh penghuni selamat,” kata Kristianto pada Beritajatim.com, Sabtu (15/11/2025).

    Pada malam hari, BPBD Bondowoso menyalurkan bantuan logistik kepada keluarga terdampak dan melakukan koordinasi dengan Polsek Binakal, Koramil Binakal, serta Pemerintah Desa Sumbertengah. Langkah ini menjadi bagian dari respons cepat untuk memastikan kebutuhan dasar warga terpenuhi dan situasi tetap terkendali.

    Penanganan berlanjut pada Sabtu (15/11/2025) pagi melalui kerja bakti gabungan. BPBD Bondowoso bersama Posramil Binakal, Polsek Binakal, Satpol PP Kecamatan, pemerintah desa, dan warga sekitar melakukan pembersihan material longsor serta pemeriksaan kondisi struktur rumah terdampak.

    “Hari ini pembersihan material longsor mencapai sekitar 80 persen. Kami prioritaskan pengamanan area di sekitar rumah agar tidak menimbulkan risiko lanjutan, mengingat cuaca masih hujan meski berintensitas ringan,” jelas Kristianto.

    Hingga Sabtu siang, kondisi di Desa Sumbertengah dan wilayah Bondowoso secara umum terpantau aman dan terkendali. Meski demikian, BPBD tetap meningkatkan pemantauan mengingat wilayah tersebut termasuk kawasan rawan bencana hidrometeorologi saat musim hujan.

    “Kami berkomitmen melanjutkan asesmen lanjutan dan persiapan tindak lanjut sesuai kebutuhan lapangan, termasuk mitigasi untuk mencegah longsor susulan,” pungkas Kristianto. [awi/beq]

  • PKB Bondowoso Gelar Tasyakuran Pengangkatan Tiga Tokoh Jatim sebagai Pahlawan Nasional, Soroti Warisan Perjuangan

    PKB Bondowoso Gelar Tasyakuran Pengangkatan Tiga Tokoh Jatim sebagai Pahlawan Nasional, Soroti Warisan Perjuangan

    Bondowoso (beritajatim.com) – DPC PKB Bondowoso menggelar tasyakuran atas penetapan tiga tokoh asal Jawa Timur sebagai Pahlawan Nasional, yakni Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Presiden RI keempat, serta Marsinah, aktivis buruh perempuan.

    Acara ini berlangsung di kantor DPC PKB Bondowoso pada Jumat malam (14/11/2025) dengan suasana penuh penghormatan terhadap warisan perjuangan ketiganya.

    Ketua DPC PKB Bondowoso, Ahmad Dhafir, menegaskan bahwa masyarakat Jawa Timur patut bersyukur sekaligus bangga. Menurutnya, penetapan tersebut bukan sekadar penghargaan negara, tetapi juga pengingat kuat atas akar perjuangan ulama, pemimpin bangsa, dan aktivis buruh yang telah memberi pengaruh besar bagi Indonesia.

    “Kita sebagai warga Jawa Timur bangga ada tiga tokoh yang sekaligus diangkat sebagai pahlawan nasional. Satu-satunya dari kakek, anak, dan cucu semuanya dijadikan sebagai pahlawan nasional. Gus Dur simbol panutan kami, pelopor pluralisme,” ujar Dhafir.

    Ia menambahkan bahwa tasyakuran yang digelar juga menjadi komitmen PKB Bondowoso untuk mengupgrade kader agar terus melanjutkan nilai-nilai perjuangan yang diwariskan para ulama dan tokoh bangsa.

    “Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Pengakuan terhadap jasa beliau-beliau tetap menjadi kebanggaan bangsa,” tambahnya.

    Dhafir juga menyoroti penetapan Syaikhona Kholil Bangkalan sebagai Pahlawan Nasional sebagai bukti kuat bahwa pesantren sejak masa perjuangan menjadi benteng penting bagi kemerdekaan bangsa. “Mulai dari KH Hasyim Asy’ari, Wahid Hasyim, sampai Abdurrahman Wahid. Pesantren tidak pernah absen dari sejarah bangsa,” ujarnya.

    Selain ulama dan pemimpin bangsa, negara juga menetapkan Marsinah sebagai Pahlawan Nasional. Ia dikenal sebagai buruh pabrik di Sidoarjo pada awal 1990-an yang gigih memperjuangkan hak-hak rekan kerjanya hingga berakhir tragis.

    “Marsinah memperjuangkan hak sahabat-sahabatnya. Dia membuka rahasia yang ada di pabrik waktu itu, sehingga berujung pada pembunuhannya. Dia berani, gigih, dan membela yang benar. Wajar kalau kemudian ditetapkan sebagai pahlawan nasional,” ucap Dhafir.

    Acara tasyakuran tersebut sekaligus menjadi ruang refleksi bagi para kader untuk menjaga nilai keberanian, kejujuran, serta perjuangan tanpa pamrih yang diwariskan oleh ketiga tokoh tersebut.

    “Semangat ini diharapkan menjadi energi baru bagi PKB Bondowoso untuk melanjutkan kerja-kerja kebangsaan di masa mendatang,” pungkasnya. [awi/ian]

  • Banjir Drainase Genangi Sejumlah Titik di Bondowoso, 10 Rumah Warga Terendam

    Banjir Drainase Genangi Sejumlah Titik di Bondowoso, 10 Rumah Warga Terendam

    Bondowoso (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Bondowoso pada Jumat (14/11/2025) siang memicu banjir drainase di sejumlah titik. Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 14.09 WIB itu sempat menggenangi akses jalan raya hingga permukiman warga di beberapa kecamatan.

    Plt Kalaksa BPBD Bondowoso, Kristianto, menjelaskan bahwa banjir muncul akibat intensitas hujan yang tinggi sehingga drainase di beberapa lokasi tidak mampu menampung debit air.

    “Air meluap ke badan jalan dan sebagian masuk ke rumah warga, terutama di wilayah Maesan, Grujugan, dan pusat kota Bondowoso. Tidak ada korban jiwa, situasi terkendali,” ujar Kristianto.

    Sejumlah titik yang terdampak banjir meliputi Kelurahan Kademangan, Kelurahan Nangkaan, Desa Suger Lor, Pasar Maesan, depan SPBU Maesan, Desa Kejawan, serta Dusun Karang Rejo 1 di Desa Grujugan.

    Di Dusun Krajan Atas, Desa Suger Lor, sedikitnya 10 rumah warga tergenang. Jalan Raya Bondowoso–Jember juga sempat terendam. Di Desa Kejawan, luapan drainase menggenangi jalan desa dan menyebabkan retakan pada jembatan. Sementara di Dusun Karang Rejo 1, dua rumah warga terdampak dan genangan menutup akses antardusun.

    Setelah menerima laporan dari WhatsApp masyarakat, petugas BPBD bersama TRC, PMI, BSBK, Polres Bondowoso, serta pemerintah kecamatan langsung turun ke lokasi untuk asesmen dan penanganan. Tim TRC menurunkan mesin penyedot air untuk mempercepat surutnya genangan.

    “Upaya darurat sudah dilakukan sejak awal laporan masuk. Kami menurunkan tim untuk asesmen, penyedotan air, dan memastikan jalur transportasi kembali aman,” kata Kristianto.

    Menurut BPBD, genangan mulai surut sekitar pukul 20.05 WIB. Kondisi wilayah hingga laporan malam hari terpantau aman dan terkendali, meski hujan ringan masih berlangsung di beberapa desa.

    BPBD Bondowoso mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi banjir susulan, terutama di area dengan saluran drainase terbatas. “Kami terus memonitor kondisi cuaca dan laporan dari masyarakat,” tambah Kristianto. (awi/ian)