kab/kota: Bondowoso

  • Kejar Target 31 Mei, Bondowoso Genjot Koperasi Merah Putih, Baru 6 dari 209 Desa Terbentuk

    Kejar Target 31 Mei, Bondowoso Genjot Koperasi Merah Putih, Baru 6 dari 209 Desa Terbentuk

    Bondowoso (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Bondowoso terus menggenjot percepatan pembentukan koperasi desa (Kopdes) merah putih di seluruh wilayahnya.

    Hingga pertengahan Mei 2025, baru 6 dari 209 desa yang berhasil menggelar musyawarah desa (Musdes) pembentukan Kopdes.

    Padahal, pemerintah pusat menargetkan seluruh desa sudah terbentuk koperasinya paling lambat 31 Mei 2025.

    Pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan menetapkan batas akhir pembentukan Kopdes merah putih pada 31 Mei 2025.

    Namun di Bondowoso, hingga Jumat (16/5/2025), baru 6 desa di 3 kecamatan yang sudah melaksanakan Musdes dan membentuk koperasi.

    Plt Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Bondowoso, Nunung Setyaningsih melalui Kabid Koperasi, Navi Setiawan menjelaskan beberapa hal.

    Hingga saat ini, baru Desa Kemuningan dan Gentong di Kecamatan Taman Krocok; Desa Tanahwulan dan Sumberpakem di Kecamatan Maesan; serta Desa Gadingsari dan Jeruksoksok di Kecamatan Binakal yang telah Musdes.

    “Rencana kami dengan DPMD, pembentukan akan dipacu lebih cepat. Targetnya pagi dan sore minimal tiga desa. Jadi minimal enam desa per hari,” ujarnya pada BeritaJatim.com, Kamis (15/5/2025) malam.

    Namun, ia mengakui pelaksanaan belum optimal karena kesiapan jadwal dari desa-desa masih belum seragam.

    Hanya tiga kecamatan yang sudah menyatakan siap pekan ini yakni Taman Krocok, Maesan dan Binakal. DPMD akan memetakan kesiapan desa-desa lainnya, agar mulai Senin (19/5/2025) setidaknya bisa dibentuk enam Kopdes per hari.

    Diskoperindag awalnya menargetkan pembentukan koperasi di 46 desa, lalu meningkat menjadi 50 desa.

    Target realistis tersebut ditetapkan karena dari total 209 desa dan 10 kelurahan di Bondowoso, pembentukan di seluruh desa butuh waktu yang panjang. Meski begitu, Navi menyebut banyak desa yang antusias ingin membentuk Kopdes.

    “Kami sudah siapkan pilot project di 2 desa per kecamatan. Jadi setidaknya pada 12 Juli nanti, akan ada desa percontohan yang masing-masing memiliki 6 gerai usaha. Launching nasional akan dilakukan pada tanggal itu,” katanya.

    Fokus Unit Usaha Diserahkan ke Desa

    Soal bentuk usaha koperasi, Diskoperindag menyerahkan sepenuhnya ke potensi dan kemampuan masing-masing desa.

    Unit usaha bisa berupa agen LPG 3 kg, kios pupuk bersubsidi, toko swalayan, hingga apotek sederhana. Saat ini, enam Kopdes yang telah terbentuk masih bersifat umum. Tahapan selanjutnya adalah perencanaan usaha dan permodalan.

    “Kami menargetkan Kopdes di Bondowoso ini minimal bisa menjadi penyalur pupuk dan LPG 3 kg, sesuai arahan Gubernur,” imbuh Navi.

    Potret Koperasi di Bondowoso: Simpan Pinjam Mendominasi

    Hingga akhir 2024, terdapat 975 koperasi aktif di Bondowoso. Mayoritas adalah koperasi simpan pinjam, mencakup sekitar 95 persen dari total koperasi yang ada.

    Namun, hanya sekitar 200 koperasi yang dinyatakan sehat. Selebihnya tidak aktif, tidak melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT), hingga mengalami macet usaha.

    “Simpan pinjam adalah sektor berisiko tinggi. Kalau tidak dikelola dengan prinsip kehati-hatian dan analisa usaha yang baik, akan menimbulkan pinjaman macet,” jelas Navi.

    Fenomena maraknya koperasi non-aktif ini sebagian besar disebabkan koperasi yang berdiri hanya untuk mendapatkan fasilitas pemerintah di era 1994–2000. Namun tidak mampu bertahan karena lemahnya pengelolaan dan modal terbatas.

    Saat ini, Diskoperindag tengah menyusun rencana pembubaran koperasi non-aktif. Akan tetapi, proses tersebut cukup panjang karena melibatkan usulan dari anggota atau pemerintah, dan harus melalui verifikasi kementerian.

    Tiga koperasi yang mengajukan pembubaran sejak 2015 pun belum mendapat SK pembubaran hingga kini.

    Kontribusi ke PDRB Hanya 1,24 Persen

    Meski jumlah koperasi cukup banyak, kontribusi koperasi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bondowoso masih tergolong kecil, hanya sekitar 1,24 persen. Total volume usaha koperasi di 2024 tercatat sekitar Rp 328 miliar.

    “Kecilnya kontribusi ini karena mayoritas koperasi kita masih pada tahap simpan pinjam. Usaha lain masih minim,” kata Navi.

    Strategi DPMD: 1 Kecamatan 1 Desa Lokus

    Sementara itu, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Bondowoso juga ikut tancap gas. Plt Kepala DPMD Aries Agung Sungkowo melalui Kabid Penataan dan Kerjasama Desa, Lukman Zafata mengurainya.

    Lukman mengatakan, pihaknya menerapkan strategi pendampingan satu kecamatan satu desa sebagai lokus percontohan.

    “Kita sudah membentuk tim yang akan bekerja pagi dan siang. Senin dan Selasa (19–20 Mei), lima tim akan mendampingi pembentukan Kopdes di lima desa pada pagi hari dan lima desa lagi pada siang harinya. Jadi total 20 desa di 20 kecamatan selama dua hari,” terangnya.

    Sedangkan 3 kecamatan lainnya (Bondowoso punya 23 kecamatan), sudah terbentuk Kopdes. Di antaranya Taman Krocok (14/5/2025), Maesan (15/5/2025) dan Binakal (16/5/2025).

    Dalam rangka percepatan itu, DPMD Bondowoso mengundang seluruh camat untuk rapat bersama menentukan pemetaan desa lokus prioritas di masing-masing kecamatan, Jumat (16/5/2025) sore.

    DPMD memastikan bahwa musdes akan terus berjalan, baik yang dijadwalkan maupun yang inisiatif langsung dari kecamatan.

    “Kita yang mendampingi setidaknya pembentukan 23 kopdes. Setelah itu camat, pendamping desa (PD) dan pendamping lokal desa (PLD) yang bergerak agar 31 Mei nanti semua desa di Bondowoso sudah terbentuk Kopdes,” urainya. (awi/ian)

  • PHIG Petakan 22 Anak Gunung Kaldera Ijen, Ini Tujuannya

    PHIG Petakan 22 Anak Gunung Kaldera Ijen, Ini Tujuannya

    Bondowoso (beritajatim.com) – Upaya mempertahankan status Ijen sebagai bagian dari Unesco Global Geopark terus dilakukan. Salah satunya melalui kegiatan bertajuk Mapping the Journey: 22 Anak Gunung Kaldera Ijen Purba yang digelar oleh Pengurus Harian Ijen Geopark (PHIG) Bondowoso bersama sejumlah pihak.

    Ketua PHIG Bondowoso, Tantri Raras Ningtyas menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memetakan pola perjalanan dari tujuh puncak utama (seven summit) yang berada di kawasan Ijen Geopark.

    Hasil pemetaan tersebut akan menjadi gambaran potensi wisata minat khusus di wilayah Ijen, sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar.

    “Ini adalah bagian dari program Ijen Geopark untuk memenuhi rekomendasi Unesco menjelang revalidasi status Geopark tahun depan,” ungkap Tantri pada BeritaJatim.com, Jumat (16/5/2025).

    Kegiatan ini melibatkan komunitas PHIG, Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI), dan akademisi dari berbagai universitas.

    Ia berharap ke depan ada sinergi nyata dari seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) yang tergabung dalam tim teknis Ijen Geopark untuk bersama-sama mengembangkan potensi kawasan dan menyukseskan revalidasi.

    Sementara itu, Bupati Bondowoso, Abdul Hamid Wahid menyambut baik inisiatif ini. Menurutnya, potensi wisata Bondowoso sangat besar, tetapi butuh kesiapan masyarakat dan infrastruktur pendukung.

    “Kesiapan masyarakat, jalan, air, serta budaya menyambut wisatawan harus dibangun mulai dari tingkat desa,” ulasnya.

    Kata Bupati, kelompok sadar wisata dan koperasi yang mendukung sektor pariwisata juga perlu disinergikan antar lembaga. “Tidak cukup hanya mengandalkan pemerintah,” ujar Ra Hamid, sapaan akrabnya.

    Ia menegaskan bahwa pembangunan sektor wisata harus dilakukan dari akar rumput dengan melibatkan masyarakat secara aktif agar dampaknya benar-benar terasa luas. (awi/but)

  • Patriot Pangan Jatim Dikukuhkan, Gus Ubaid: Dukung Program Prabowo-Gibran

    Patriot Pangan Jatim Dikukuhkan, Gus Ubaid: Dukung Program Prabowo-Gibran

    Surabaya (beritajatim.com) – Tokoh muda NU, Ubaidillah Amin (Gus Ubaid) mengatakan, pengukuhan Patriot Pangan Jawa Timur menunjukkan bahwa GP Ansor sebagai gerakan muda NU sangat mendukung program pemerintahan Prabowo-Gibran.

    Acara pengukuhan ini dihadiri langsung Kasatkornas Banser, Gus Syafiq sekaligus Kasatgas Ketahanan Pangan GP Ansor, Gus syafril dan beberapa pengurus pusat serta Jawa Timur.

    “Kami sebagai Ketua Dewan Pembina Relawan Gibran BerKopyah (GBK) sangat senang dan mendukung apa yang dilaksanakan oleh GP Ansor. Ini karena mayoritas anggota Relawan GBK adalah anak muda NU dan tergabung dalam GP Ansor,” tegas Gus Ubaid, Jumat (16/5/2025).

    “Kami melihat sangat tepat sekali apa yang dilakukan oleh Ansor Jatim dengan melaunching dan dikukuhkannya patriot ketahanan pangan Jatim di Kabupaten Jember. Ini karena kami melihat Jember sebagai kabupaten yang surplus di bidang pertanian, baik itu padi, edamame, tembakau, jagung, dan lainnya. Dan, kami menyaksikan langsung saudara Denny Prasetia (promotor ketahanan pangan GP Ansor Jember) ini anak muda yang sudah lama sekali sangat konsen bergerak di bidang kemandirian pangan, seperti tanaman tebu, pisang kavendis, perikanan gurami,” imbuhnya.

    Bahkan, lanjut Gus Ubaid, Denny telah mengajak anak-anak muda di sekitar Jember yang putus sekolah ataupun tidak memiliki pekerjaan jelas, yang dahulunya ikut geng motor, kenakalan remaja, diajak berkebun dan bertani.

    “Dan, hari ini kita ke Kabupaten Bondowoso untuk memanen tanaman kopi ijen arabica, bersama masyarakat LMDH dan Perhutani. Yang mayoritas masyarakat LMDH ini teman-teman muda GP Ansor dan juga relawan Gibran BerKopyah. Kami mendukung penuh visi misi Bapak Presiden Prabowo terkait ketahanan pangan dan swasembada pangan, karena para relawan kami bukan memulai tapi sdh melaksanakan bertahun-tahun. Dan, dengan adanya komitmen pemerintahan Prabowo-Gibran, kami semacam mendapatkan angin surga untuk menghidupkan kembali jiwa muda petani Indonesia,” pungkasnya. [tok/aje]

  • Warga Kaligedang Bondowoso Mengamuk: Tiga Petugas Keamanan Disandera, Dua Kantor Dibakar

    Warga Kaligedang Bondowoso Mengamuk: Tiga Petugas Keamanan Disandera, Dua Kantor Dibakar

    Bondowoso (beritajatim.com) – Sekitar 500 warga Desa Kaligedang, Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso, mengamuk pada Kamis sore, 15 Mei 2025. Aksi massa itu dipicu oleh tindakan sepihak sekelompok petugas keamanan kebun yang membongkar paksa pos ronda bambu yang sedang dibangun warga.

    Insiden tersebut tidak hanya memunculkan kemarahan, tetapi juga memicu penyanderaan terhadap tiga petugas keamanan berpakaian sipil. Tak hanya itu, dua kantor milik perusahaan perkebunan dan satu mobil pribadi milik seorang asisten tanam turut dibakar oleh massa.

    Menurut Kepala Desa Kaligedang, Sukarto, kejadian bermula sekitar pukul 17.00 WIB ketika warga tengah bergotong royong mendirikan poskamling di pinggir desa. Pembangunan ini telah lebih dulu diberitahukan kepada pihak pemerintah desa oleh Ketua RW setempat.

    Namun secara tiba-tiba, lima pria tanpa seragam datang dan membongkar seluruh struktur pos ronda yang baru saja didirikan warga. Aksi tersebut menyulut kemarahan warga yang merasa haknya atas keamanan lingkungan dirampas.

    “Saya baru tahu setelah dihubungi perangkat desa. Saat saya datang, massa sudah mengepung para petugas itu,” kata Sukarto, Jumat pagi, 16 Mei 2025.

    Dua dari lima petugas berhasil menyelamatkan diri, sementara tiga lainnya diamankan warga dan dibawa ke Balai Desa Kaligedang. Sukarto mengaku berusaha melindungi ketiganya dari amukan warga. Namun, massa tetap mendesak agar para petugas itu menjelaskan siapa yang memberi perintah pembongkaran poskamling tersebut.

    Ketegangan berlangsung hingga larut malam. Warga yang terlanjur marah memblokade jalan desa dengan menebang pohon, membakar ban bekas, serta membakar kantor dan kendaraan milik pihak kebun. Situasi baru mereda sekitar pukul 00.00 WIB setelah pemerintah desa, aparat keamanan, dan kuasa hukum warga melakukan mediasi. Ketiga petugas akhirnya dipulangkan dengan pengawalan ketat.

    “Mediasi sudah dilakukan, tapi warga masih belum puas. Mereka tetap menggandeng LBH untuk menyelesaikan masalah ini secara hukum,” ujar Sukarto.

    Sementara itu, Yadi, warga Ijen lainnya, menyebut insiden ini tidak lepas dari kasus hukum sebelumnya yang menimpa tiga petani lereng Gunung Ijen. Ketiganya sedang berkonflik lahan dengan PTPN dan telah divonis bersalah oleh Pengadilan Negeri Bondowoso.

    Hingga kini, belum ada laporan korban jiwa dalam insiden tersebut. Aparat masih melakukan pendataan untuk menghitung jumlah kerugian material. [awi/suf]

  • Padang Savana dan Jabal Kirmit Ijen Potensial Jadi Wisata Adventure Bondowoso, Tapi…

    Padang Savana dan Jabal Kirmit Ijen Potensial Jadi Wisata Adventure Bondowoso, Tapi…

    Bondowoso (beritajatim.com) – Hamparan Padang Savana dan Jabal Kirmit di kawasan Ijen dinilai memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata adventure. Namun, tantangan aksesibilitas dinilai masih menjadi kendala utama dalam mengoptimalkan daya tarik kedua lokasi tersebut.

    Penilaian itu disampaikan oleh Bupati Bondowoso, Abdul Halim Wahid usai mengikuti kegiatan Geotrip yang digelar Pengurus Harian Ijen Geopark (PHIG) Bondowoso, Kamis (15/5/2025). Geotrip tersebut turut diikuti oleh perwakilan Bank Indonesia dan Bank Jatim.

    Dua destinasi itu disebut sangat menarik bagi wisatawan pencinta petualangan. Padang Savana menyuguhkan lanskap terbuka yang luas, sementara Jabal Kirmit menghadirkan panorama bukit hijau yang menyerupai bukit Teletubbies.

    “Kalau niatnya sudah ada di mindset ini adventure, menarik. Tapi harapannya kemudahan mungkin akan jadi kendala,” kata Bupati Hamid pada BeritaJatim.com.

    Ia menekankan bahwa kemudahan akses menjadi faktor penting karena tidak semua wisatawan memiliki waktu luang yang panjang untuk berwisata petualangan.

    “Kalau niatnya adventure, punya waktu yang agak panjang, saya kira bisa. Tapi kan tidak semua orang seperti itu. Di sini bukan life of stay, tetapi spending-nya yang kita jual. Paling tidak ini pemetaan awal,” ujarnya.

    Bupati berharap seluruh pihak, termasuk perbankan dan pengelola kawasan, mulai berpikir serius agar potensi wisata tersebut benar-benar bisa dioptimalkan dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat sekitar.

    “Bagaimana Ijen dari sisi Bondowoso ini mampu kita berdayakan, kita kelola dengan baik dan membawa kesejahteraan masyarakat di sini,” pungkasnya. [awi/beq]

  • Dingin Tembus 5 Derajat saat Geotrip UGG Ijen Bondowoso Berkemah di Lembah Kawah

    Dingin Tembus 5 Derajat saat Geotrip UGG Ijen Bondowoso Berkemah di Lembah Kawah

    Bondowoso (beritajatim.com) – Puluhan tenda berjajar rapi di kawasan Paltuding, Bondowoso. Ada yang berwarna biru, ada pula yang merah menyala. Tenda-tenda itu sudah berdiri sejak Rabu malam, 14 Mei 2025, sebagai tempat beristirahat para peserta Geotrip UNESCO Global Geopark (UGG) Ijen.

    Kegiatan ini digelar oleh Pengurus Harian Ijen Geopark (PHIG) Bondowoso, dengan memilih titik strategis untuk menikmati matahari terbit di Gunung Kawah Ijen. Lokasi yang berada di ketinggian sekitar 1.800 meter di atas permukaan laut itu memiliki suhu dingin menusuk tulang.

    Sekitar pukul 20.00 WIB saja, suhu telah menyentuh 11 derajat Celcius. Memasuki dini hari Kamis, 15 Mei 2025, suhu bahkan turun lebih ekstrem ke kisaran 5 hingga 7 derajat Celcius.

    “Dingin sekali tadi pagi. Sekitar jam 3 sampai jam 4 pagi itu sepertinya suhu yang terendah,” ujar Yudis, salah satu peserta Geotrip kepada BeritaJatim.com.

    Menjelang subuh, sejumlah peserta mulai keluar dari tenda. Beberapa langsung menuju kamar mandi, sementara yang lain duduk santai di depan sisa perapian semalam. Secangkir kopi atau wedang jahe menjadi andalan untuk menghangatkan tubuh mereka di tengah hawa dingin yang menusuk.

    “Yang paling nikmat memang begini. Sambil minum kopi atau wedang jahe. Biar badan hangat,” kata Kevin, peserta lainnya.

    Geotrip ini diikuti oleh berbagai kalangan, mulai dari perwakilan pemerintah kabupaten, Perhutani, hingga pihak perbankan. Malam harinya, Pemerintah Kabupaten Bondowoso meresmikan sistem e-ticketing untuk lima destinasi wisata unggulan, yaitu Paltuding, Black Lava Plalangan, Pemandian Air Panas Blawan, Kawah Wurung, dan Pemandangan Arak-arak.

    Keesokan paginya, para peserta diajak berkeliling wisata dengan kendaraan jeep. Rute geotrip mencakup beberapa objek wisata andalan seperti Paltuding, Kalipait, Kawah Wurung, Jabal Kirmit, dan Pemandian Air Panas Blawan.

    Rangkaian kegiatan ini menjadi bagian dari persiapan menghadapi revalidasi status UNESCO Global Geopark (UGG) yang dijadwalkan pada tahun 2026. Bupati Bondowoso Abdul Hamid Wahid menegaskan bahwa status UGG merupakan prestasi bersama yang harus dijaga.

    “Kita tidak bisa mengelola kawasan ini seperti destinasi biasa. Ini warisan dunia,” ujar Ra Hamid, sapaan akrabnya.

    Ia menambahkan bahwa seluruh pihak harus terus menjaga, berinovasi, dan berkolaborasi demi mempertahankan status UGG sekaligus mengoptimalkan manfaat ekonomi bagi masyarakat Bondowoso. [awi/ian]

  • Urusan Asmara, Siswa SMA Anak Fungsionaris PDIP Jember Diduga Dikeroyok

    Urusan Asmara, Siswa SMA Anak Fungsionaris PDIP Jember Diduga Dikeroyok

    Jember (beritajatim.com) – Gara-gara urusan asmara, seorang siswa sekolah menengah atas negeri berinisial F, anak salah satu fungsionaris Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Kabupaten Jember, Jawa Timur, diduga dikeroyok teman sekolahnya sendiri.

    Anak lelaki yang duduk di kelas XI ini dua kali mengalami penganiayaan. Penganiayaan pertama terjadi pada 22 April 2025 di ruang kelas F. Penganiayaan berikutnya terjadi pada 9 Mei 2025 di dekat Hotel Bintang Mulia, Jalan Jl. Nusantara, Kelurahan Kaliwates Kidul, Kecamatan Kaliwates.

    Peiristiwa penganiayaan ini terungkap setelah F berubah sikap setelah penganiayaan kedua. “Dia takut bersekolah, tidak mau makan dan selalu mengurung diri dalam kamar,” kata Candra Ary Fianto, legislator PDIP di DPRD Jember yang mendampingi orang tua F mengurus persoalan tersebut, Rabu (14/5/2025).

    Bahkan, F meminta pindah sekioah ke Kecamatan Grujugan, Kabupaten Bondowoso. Saat ini dia sudah tidak tinggal di rumah orangtuanya di Kelurahan Gebang, Jember, tapi di rumah neneknya di Grujugan.

    Ditanya orangtuanya , F mengaku dianiaya oleh kawannya sendiri. Candra pun menemui Kepala SMAN tempat F bersekolah untuk mencari tahu dugaan penganiayaan itu.

    Candra sempat memimta agar pihak sekolah memutar rekaman CCTV untuk mengetahui benar-tidaknya dugaan penganiayaan di ruang kelas. “Ternyata CCTV di ruang kelas tersebut error sejak 10 April 2025. Jadi kejadian di sana sudah tidak terekam dan tersimpan,” katanya.

    Hal ini mau tak mau membuat Candra kecewa. Dia menganggap pihak sekolah tidak terlampau kooperatif.

    Kini hatapan Candra tinggal pada CCTV dekat Hotel Bintang Mulia. F dikeroyok tiga orang setelah usai salat Jumat. Sebelum dianiaya, F sempat dijemput oleh teman perempuan yang masih satu sekolah dengannya untuk menemui tiga orang yang mengeroyoknya.

    Orang tua F tidak bisa terima dengan penganiayaan dialami sang anak. “Orang tua sebenarnya meminta dilakukan verifikasi dulu, karena kita juga harus obyektif melihat permasalahan ini. Tidak boleh menerima laporan hanya dari satu pihak saja,” kata Candra.

    Candra menduga penganiayaan tak lepas dari urusan asmara. Setelah situasi terang-benderang, orang tua F berencana melaporkan kejadian ini ke kepolisian. “Kejadian ini harus dselesaikan dengan adil,” kata Candra. [wir]

  • Bupati Bondowoso Andalkan Jaringan Pusat untuk Percepat Program RANTAS

    Bupati Bondowoso Andalkan Jaringan Pusat untuk Percepat Program RANTAS

    Bondowoso (beritajatim.com) – Bupati Bondowoso Abdul Hamid Wahid menegaskan bahwa pemerintah daerah akan mengandalkan dukungan dari jaringan pusat guna mempercepat perbaikan infrastruktur jalan melalui program RANTAS (Infrastruktur Tuntas). Upaya ini menjadi solusi di tengah keterbatasan kemampuan fiskal daerah dan pemangkasan dana infrastruktur tahun 2025.

    “Kemampuan daerah kita memang terbatas, apalagi dana infrastruktur tahun ini berkurang,” ujar Ra Hamid, sapaan akrab Bupati, Rabu (14/5/2025).

    Ia menekankan bahwa pembangunan tidak semata bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Salah satu strategi utama adalah memanfaatkan jaringan politik nasional untuk mengakses alokasi proyek dari pemerintah pusat.

    “Kita juga punya jaringan. Seperti kemarin, Ketua MPR RI ikut mendorong kita untuk mengusulkan program jalan dan rumah sakit perbatasan,” ungkapnya.

    Ra Hamid mengungkapkan, jika hanya mengandalkan APBD, kecepatan perbaikan jalan akan melambat drastis. Sebelumnya, Pemkab bisa menangani hingga 50 kilometer jalan per tahun dalam kondisi normal. Kini, daya serap tersebut menurun tajam.

    Data dari Dinas Binamarga menunjukkan, dari total sekitar 1.395 kilometer jalan di Bondowoso, hampir 500 kilometer mengalami kerusakan.

    Plt Kepala Dinas BSBK Bondowoso, Ansori, menyampaikan bahwa timnya tetap bekerja maksimal dengan fokus utama pada pemeliharaan jalan dan normalisasi saluran air. Ia menyoroti perubahan fungsi drainase menjadi akses kendaraan maupun teras rumah sebagai salah satu penyebab cepatnya kerusakan jalan.

    “Kami maksimalkan peran UPT dan ratusan tenaga pekarya untuk mencegah kerusakan baru,” jelas Ansori.

    Pemkab dan DPRD Bondowoso saat ini terus bersinergi agar pembangunan infrastruktur tetap berjalan meski dilakukan secara bertahap. Ra Hamid memperkirakan, arah kebijakan baru bisa dijalankan lebih optimal pada tahun 2026, seiring dengan dukungan percepatan dari pemerintah pusat. [awi/beq]

  • Bupati Bondowoso Tak Anggap Efisiensi Masalah: Justru Itu Tantangan

    Bupati Bondowoso Tak Anggap Efisiensi Masalah: Justru Itu Tantangan

    Bondowoso (beritajatim.com) – Bupati Bondowoso Abdul Hamid Wahid menegaskan bahwa kebijakan efisiensi anggaran nasional tidak dianggap sebagai hambatan, melainkan tantangan yang harus dijawab dengan kreativitas dan strategi baru dalam menjalankan pemerintahan.

    “Efisiensi itu bisa saja besok selesai. Bisa saja tahun depan selesai. Dan kita pada prinsipnya tidak menganggap efisiensi itu masalah, justru tantangan bagi kita untuk lebih kreatif,” ujar Ra Hamid, sapaan akrabnya, Rabu (14/5/2025).

    Ia menilai efisiensi yang saat ini berlangsung merupakan bentuk refocusing, yakni upaya pemerintah pusat dalam memusatkan anggaran ke sektor prioritas yang perlu direspons daerah dengan penyesuaian visi dan misi. “Efisiensi itu bukan tidak ada, tapi refocusing. Jadi upaya memfokuskan pemerintahan yang dimulai dari pusat dan menyesuaikan dengan visi misi dan perkembangan yang ada,” ucapnya.

    Ra Hamid juga menekankan bahwa pihaknya tidak melihat kondisi ini sebagai hambatan besar. Bahkan, menurutnya, Inpres Nomor 1 Tahun 2025 yang menjadi dasar efisiensi nasional bisa menjadi pemacu inovasi daerah.

    “Tapi kita tidak menganggap itu sebagai masalah. Justru kita menganggap itu sebagai tantangan dan peluang,” tegasnya.

    Sebelumnya, Ketua DPRD Bondowoso Ahmad Dhafir menjelaskan bahwa struktur APBD 2025 merupakan warisan dari pemerintahan sebelumnya, yakni masa Penjabat (Pj) Bupati Bambang Soekwanto. Perencanaan dimulai sejak Maret 2024 dan disahkan pada November 2024 di masa Pj Bupati Muhammad Hadi Wawan Guntoro.

    “Yang harus dipahami, APBD 2025 ini bukan hasil perencanaan bupati sekarang, tapi warisan dari masa Pj sebelumnya,” ujar Dhafir, Kamis (17/4/2025).

    Ia menambahkan, Bondowoso turut terdampak kebijakan efisiensi nasional seperti SE Mendagri, KMP, dan Inpres, yang menyebabkan Rp65 miliar Dana Alokasi Umum (DAU) earmark ditarik oleh pemerintah pusat.

    Tak hanya itu, daerah juga terkena sanksi pemotongan Dana Alokasi Khusus (DAK) akibat kegagalan realisasi proyek infrastruktur tematik pariwisata tahun 2022 dan 2023, seperti pembangunan jalan Gardu Atak menuju Ijen yang tertahan karena persoalan izin dari Perhutani.

    Masalah kian rumit akibat salah perhitungan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (Silpa). Pemerintah sebelumnya memperkirakan Silpa mencapai Rp140 miliar, namun realisasi hanya Rp64 miliar, dan yang benar-benar bisa dimanfaatkan hanya Rp3 miliar.

    “Akibatnya, program infrastruktur senilai Rp76 miliar terancam tidak bisa dilaksanakan,” terang legislator dari PKB tersebut.

    Meski demikian, Pemkab dan DPRD tetap berkomitmen mencari solusi terbaik melalui rapat-rapat Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dan Badan Anggaran DPRD, guna menyusun skema pergeseran anggaran yang lebih realistis. [awi/beq]

  • Bangun Subuh, Rumah Milik Warga Bondowoso Terbakar

    Bangun Subuh, Rumah Milik Warga Bondowoso Terbakar

    Bondowoso, (beritajatim.com) – Sebuah rumah milik warga di Jalan Piere Tandean No. 27, RT 22 RW 04, Kecamatan Bondowoso, terbakar pada Rabu (14/5/2025) pagi.

    Kebakaran tersebut terjadi sekitar pukul 05.00 WIB dan diduga akibat korsleting arus pendek listrik.

    Plt Kabid Damkar pada Satpol PP dan Damkar Bondowoso, Martanto, mengatakan, pihaknya menerima laporan sekitar pukul 05.40 WIB.

    Petugas segera meluncur ke lokasi dengan membawa dua unit armada pemadam, yakni Carcentro dan Water Supply.

    “Api berhasil kami padamkan sekitar pukul 06.10 WIB. Tidak ada korban jiwa, dan kerugian materi ditaksir sekitar Rp 3 juta,” ujar Martanto pada BeritaJatim.com.

    Pemilik rumah, Aprianto, sempat mendengar suara mencurigakan dari bagian atap saat sedang tidur. Tak lama kemudian, ia melihat api membesar di area tersebut dan segera keluar rumah untuk menyelamatkan diri.

    “Petugas melakukan pemadaman, pendinginan, dan pengumpulan data sebelum kembali ke markas. Penanganan berjalan lancar tanpa kendala,” tambah Martanto.

    Selain petugas Damkar, proses pemadaman juga dibantu oleh anggota Koramil Kota dan warga sekitar.

    Pihak Damkar Bondowoso mengimbau masyarakat lebih waspada terhadap instalasi listrik di rumah untuk menghindari insiden serupa.

    “Masyarakat yang membutuhkan bantuan darurat kebakaran dapat menghubungi Damkar Bondowoso,” pesan Martanto. [awi/aje]