kab/kota: Bondowoso

  • Sarkaspace Olah Sampah Jadi Solar, Bupati Bondowoso Buka Peluang Kolaborasi

    Sarkaspace Olah Sampah Jadi Solar, Bupati Bondowoso Buka Peluang Kolaborasi

    Bondowoso (beritajatim.com) – Penanganan sampah menjadi salah satu perhatian utama dalam proses revalidasi Unesco Global Geopark (UGG) Ijen 2026. Di Kabupaten Bondowoso, komunitas Sarkaspace menunjukkan terobosan dengan mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar solar, sebuah inovasi yang mendapat respons positif dari pemerintah daerah.

    Bupati Bondowoso Abdul Hamid Wahid menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk komunitas lingkungan seperti Sarkaspace, guna mendukung upaya pelestarian dan pengelolaan lingkungan yang lebih berkelanjutan.

    “Kalau kita membuka ruang sebetulnya untuk itu. Jadi silakan. Partisipasi masyarakat juga tentu kita harapkan,” ujarnya kepada BeritaJatim.com.

    Pemkab Bondowoso saat ini tengah menyusun konsep pembangunan berbasis green government dan green economy sebagai arah kebijakan strategis ke depan. Hal ini mencakup pula pengembangan sektor pariwisata yang berlandaskan prinsip ekologi.

    “Kan basis pengembangan pariwisata itu ekologi dan hijau. Kita berharap ini berimbas pada keseluruhan proses, baik ekonomi maupun pengelolaan pemerintahan,” lanjutnya.

    Bupati Abdul Hamid juga menyebut hasil kajian pemerintah terkait konsep pembangunan hijau akan segera diluncurkan dalam waktu dekat, sebagai acuan dalam perumusan kebijakan daerah.

    Sementara itu, Founder Sarkaspace, Uyes, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyurati Pemkab Bondowoso untuk mempresentasikan pola kolaborasi pengelolaan sampah yang telah mereka jalankan. Surat tersebut sempat mendapat respons berupa rencana presentasi kepada Penjabat (Pj) Sekda Bondowoso, Fathur Rozi.

    “Namun ketika kami tanya kelanjutannya, kata pihak Pemkab tunggu sampai dilantiknya Sekda definitif,” ujar Uyes.

    Dalam proposal yang diajukan, Sarkaspace menawarkan pola kolaborasi lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD), termasuk dengan lembaga pendidikan di bawah Dispendik dan Kemenag. Pola ini mencakup edukasi pemilahan sampah, pelatihan pengolahan sampah organik dan nonorganik, serta pengolahan limbah menjadi produk bernilai ekonomi.

    “Jika dibutuhkan, kami juga siap mengolah produksi sampah di seluruh lembaga. Sampah organik kami kirim ke mitra kami di Kotakulon dan Kademangan untuk dijadikan pupuk dan makanan maggot. Maggot itu bisa dimanfaatkan sebagai pakan ikan oleh dinas perikanan,” jelasnya.

    Untuk sampah plastik seperti label air mineral dan styrofoam, Sarkaspace memiliki teknologi pengolahan menjadi bahan bakar solar. Sementara botol plastik dipres dan diolah menjadi benang serta produk bernilai lainnya.

    “Jadi sampah atau limbah pun akan bernilai ekonomi jika benar-benar diolah dengan baik. Ini juga untuk membantu mengurangi tampungan sampah di TPA Bondowoso yang sudah overload,” tegas Uyes.

    Dengan pola yang telah berjalan di komunitas, Sarkaspace berharap pemerintah daerah segera memberikan dukungan formal agar pengelolaan sampah berkelanjutan dapat menjadi gerakan kolaboratif di tengah upaya Bondowoso menjaga status geopark dunia. [awi/beq]

  • Kala Gunung Piramid Tersenyum: 1.500 Paket Kurban untuk Warga Curahdami dan Sumbersalak

    Kala Gunung Piramid Tersenyum: 1.500 Paket Kurban untuk Warga Curahdami dan Sumbersalak

    Bondowoso, (beritajatim.com) – Udara pagi di kaki Gunung Piramid terasa berbeda pada Jumat, 6 Juni 2025. Cahaya matahari yang menembus pepohonan tampak lebih hangat.

    Warga Kelurahan Curahdami dan Desa Sumbersalak, Kecamatan Curahdami, mulai berdatangan ke titik distribusi kurban dengan wajah berbinar—seperti tengah menjemput harapan yang lama dinanti.

    Hari ini, sebanyak 112 ekor domba dan kambing disembelih dan dibagikan dalam bentuk 1.500 paket daging kurban. Jumlah yang luar biasa untuk wilayah yang selama puluhan tahun nyaris luput dari perhatian pembangunan, apalagi bantuan kurban.

    Program ini merupakan bagian dari Qurban Festival yang digagas oleh Darut Tauhid Peduli, lembaga sosial milik KH Abdullah Gymnastiar alias Ustadz Aa Gym.

    Kegiatan ini berlangsung serentak di berbagai daerah dan melibatkan kolaborasi dengan pemerintah Kecamatan Curahdami serta alumni SMAN 2 Bondowoso yang tergabung dalam IKA SMADA.

    Bukan Sekadar Seremonial, Tapi Perjuangan Distribusi hingga Wilayah Pegunungan

    “Ini bukan program biasa. Ini kolaborasi banyak pihak, dan kami ingin daging kurban benar-benar sampai ke masyarakat yang membutuhkan,” ujar Bambang Sujana, perwakilan Darut Tauhid Peduli Kantor Perwakilan Jawa Timur.

    Ia menjelaskan bahwa program ini berjalan atas dasar donasi dari para muqarribin (pekurban) yang mempercayakan kurbannya kepada lembaga.

    “Darut Tauhid Peduli menerima donasi dari para donatur. Kemudian donasi itu kami belanjakan dalam bentuk domba dan kambing. Lalu kami sebagai Lembaga Amil Zakat menyalurkan ke masyarakat yang selama ini jarang tersentuh program kurban,” kata Bambang.

    Salah satu wilayah prioritas tahun ini adalah Kecamatan Curahdami, terutama Kelurahan Curahdami dan Desa Sumbersalak.

    “Di Curahdami kami distribusikan 75 ekor, dan di Sumbersalak 37 ekor. Totalnya 112. Setiap ekor akan menjadi 15 bungkus paket kurban, jadi untuk dua wilayah itu insyaAllah akan tersalurkan 1.500 paket,” jelasnya.

    Curahdami: Satu-satunya Kelurahan yang Memiliki Gunung

    Camat Curahdami, Saudia Yourdan Islami Taufik, menyambut program ini dengan penuh rasa syukur. Baginya, program ini bukan hanya tentang jumlah kambing atau paket yang dibagikan, tapi tentang penghormatan terhadap wilayah yang selama ini sering dilupakan.

    “Awalnya saya sampaikan saat presentasi di forum, kami hanya mengusulkan 20 ekor saja. Tapi Allah memberi lebih. Naik jadi 50, lalu akhirnya bertambah hingga 112 ekor. Itu luar biasa,” ungkap Yourdan, yang siang itu tampak mendampingi proses distribusi.

    Ia menyebut bahwa Kelurahan Curahdami adalah wilayah yang sangat unik. “Kami ini satu-satunya kelurahan di Kabupaten Bondowoso yang punya gunung, yaitu Gunung Piramid yang masuk gugusan Pegunungan Argopuro. Biasanya wilayah gunung itu identik dengan desa, bukan kelurahan,” ucapnya.

    Namun status sebagai kelurahan justru menjadi tantangan. “Karena kelurahan tidak dapat Dana Desa (DD), wilayah ini seperti tertinggal dalam pembangunan. Warga kami sangat butuh akses jalan yang layak, air bersih yang memadai. Tapi bertahun-tahun tak ada anggaran pembangunan memadai. Jadi saat ada program seperti ini, kami benar-benar bersyukur,” katanya lirih.

    Gunung Piramid pun Tersenyum

    Ketika matahari mulai naik tinggi, para relawan masih sibuk membagikan daging. Beberapa anak tampak berlarian sambil membawa plastik berisi hasil kurban.

    Di kejauhan, Gunung Piramid berdiri megah, seolah ikut tersenyum menyaksikan warganya bersuka cita.

    Bukan karena kemegahan upacara. Tapi karena pada hari itu, gunung, warga, dan kemanusiaan bersatu dalam satu makna: berbagi. [awi/aje]

  • Kebakaran di Maskuning Kulon Hanguskan Rumah dan Empat Motor, Kerugian Capai Rp30 Juta

    Kebakaran di Maskuning Kulon Hanguskan Rumah dan Empat Motor, Kerugian Capai Rp30 Juta

    Bondowoso (beritajatim.com) – Kebakaran hebat melanda Dusun Krajan, Desa Maskuning Kulon, Kecamatan Pujer, Kabupaten Bondowoso, Jumat (6/6/2025) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB.

    Dalam peristiwa ini, satu rumah warga ludes terbakar bersama empat unit sepeda motor, dengan total kerugian ditaksir mencapai Rp30 juta.

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso, Sigit Purnomo, menyampaikan bahwa pihaknya menerima laporan dari warga pada pukul 07.00 WIB melalui pesan WhatsApp.

    “Kebakaran terjadi akibat korsleting listrik. Warga berusaha memadamkan api dengan alat seadanya dan api baru bisa dipadamkan sekitar pukul 03.00 WIB,” ujar Sigit.

    Rumah milik Nasrul Umam (45), berukuran 6×4 meter, hangus terbakar. Selain kerusakan fisik bangunan, empat unit sepeda motor di dalam rumah turut terbakar.

    Salah satu warga, Nur Fadillah (45), mengalami luka ringan di bagian tangan kiri akibat insiden tersebut.

    Tim BPBD Bondowoso langsung melakukan asesmen di lokasi kejadian pada pagi hari. Proses asesmen selesai pukul 09.46 WIB.

    Beberapa pihak turut terlibat dalam penanganan darurat ini, antara lain Satpol PP Kecamatan Pujer, perangkat desa, dan warga sekitar.

    BPBD juga telah menginventarisasi kebutuhan logistik mendesak bagi korban, meliputi sembako, terpal, selimut, paket sandang, kasur lipat, matras gulung, paket kebersihan, family kit, makanan siap saji, hingga perlengkapan sekolah.

    “Selain bantuan logistik darurat, kami juga mengusulkan bantuan material untuk perbaikan atap rumah korban, sesuai dengan ukuran bangunan yang terbakar,” tambah Sigit. [awi/aje]

  • Pendopo Curahdami Bondowoso Disulap Jadi Stadion Mini untuk Dukung Timnas

    Pendopo Curahdami Bondowoso Disulap Jadi Stadion Mini untuk Dukung Timnas

    Bondowoso (beritajatim.com) – Udara malam takbiran di Kecamatan Curahdami, Bondowoso, terasa berbeda, Kamis malam (5/6/2025). Bukan karena angin atau cuaca, tapi karena gelombang semangat yang menyeruak dari ratusan warga yang tumplek blek di Pendopo Kecamatan.

    Mereka datang bukan untuk menghadiri rapat, bukan pula acara seremonial. Mereka datang untuk satu tujuan: mendukung Timnas Indonesia. Dari anak-anak hingga orang tua, dari pelajar hingga pedagang, semua menyatu di halaman pendopo.

    Tak hanya dari Curahdami, warga dari Jambesari, Kota Bondowoso, hingga desa-desa pelosok juga ikut berdatangan. Malam itu, pendopo berubah menjadi stadion mini. Sorak, teriakan, dan tepuk tangan menyatu di layar lebar yang memutar laga Indonesia melawan China dalam kualifikasi Piala Dunia 2026.

    “Ini bukan sekadar nobar. Ini ajang kebersamaan dan cinta tanah air,” kata Saudia Yourdan Islami Taufik, Camat Curahdami.

    Sebelum peluit pertama dibunyikan, suasana makin hangat. Panitia mengajak warga ikut tebak skor. Banyak yang menebak Indonesia akan menang 1-0.

    “Ternyata yang menebak 1-0 sangat banyak. Akhirnya kami pilih tiga orang tercepat untuk dapat hadiah,” ucap Yourdan sambil tersenyum.

    Dan benar saja, tepat di menit ke-44, prediksi itu menjadi kenyataan. Setelah Ricky Kambuaya dilanggar di kotak penalti, Ole Romeny – striker muda keturunan Belanda – mengambil tanggung jawab.

    Dengan penuh percaya diri, dia mengarahkan bola ke sisi yang berlawanan dari gerak kiper. Gol!
    Pendopo bergemuruh. Anak-anak melompat, wajah-wajah berseri mengudara di bawah langit Curahdami. Teriakan dan tepuk tangan memenuhi malam.

    “Selebrasi Ole luar biasa. Tangannya ditaruh di dagu, seolah bilang: Banggalah jadi orang Indonesia!” ujar Sholeh, seorang penonton sambil menirukan gaya sang striker.

    Dengan kemenangan itu, Indonesia kini mengoleksi 10 poin dan duduk di peringkat ketiga grup, menyalip Arab Saudi yang masih bertanding malam itu. China, dengan kekalahan ini, resmi tersingkir.

    Namun yang paling membekas dari malam itu bukanlah hitungan angka klasemen. Melainkan bagaimana sepak bola menyatukan warga lintas usia, desa, dan latar belakang dalam semangat yang sama. Dan malam itu belum akan jadi yang terakhir.

    “Insya Allah, pekan depan kita nobar lagi lawan Jepang. Harus tetap semangat,” janji Yourdan yang sejak awal komitmen menghadirkan hiburan positif untuk masyarakatnya.

    Bagi warga Curahdami dan sekitarnya, malam itu adalah malam yang tak biasa—malam ketika pendopo menjadi saksi betapa kuatnya cinta pada merah putih. [awi/suf]

  • Gunung Raung Meletus Lagi, Keluarkan Abu Vulkanik Setinggi 600 Meter

    Gunung Raung Meletus Lagi, Keluarkan Abu Vulkanik Setinggi 600 Meter

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Gunung Raung yang terletak di perbatasan Kabupaten Banyuwangi, Jember, dan Bondowoso kembali mengalami erupsi pada Kamis (5/6) pukul 12.25 WIB. Letusan menghasilkan kolom abu setinggi 600 meter di atas puncak, atau sekitar 3.932 meter di atas permukaan laut (mdpl).

    Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM masih menetapkan status Gunung Raung pada level II atau waspada. Masyarakat, pengunjung, maupun wisatawan dilarang keras mendekati area kawah puncak dalam radius 3 kilometer, termasuk menuruni kaldera dan bermalam di sekitar kawasan tersebut.

    Melalui pengamatan dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung di Dusun Mangaran, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang, condong ke arah timur laut.

    “Benar, siang tadi terjadi erupsi yang terekam pada alat seismograf. Rekaman seismik didominasi oleh Tremor menerus selama erupsi berlangsung,” ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung, Burhan Alethea saat dikonfirmasi.

    Menurut Burhan, Gunung Raung sudah menunjukkan tanda-tanda akan mengalami erupsi sejak Kamis pagi. Namun, abu yang keluar sempat menyatu dengan awan sehingga sulit diidentifikasi secara pasti.

    “Sejak pagi sudah menunjukkan gejala akan erupsi. Akan tetapi kami belum bisa memastikan karena posisi abu masih sama dengan awan. Namun pada siang ini bisa terlihat jelas perbedaannya sehingga dapat kami pastikan bahwa abu tersebut berasal dari erupsi,” terangnya.

    Ia juga menjelaskan bahwa peningkatan aktivitas vulkanik sudah mulai terdeteksi sejak akhir April lalu. Meski bersifat fluktuatif, aktivitas ini ditandai dengan peningkatan jumlah gempa hembusan maupun gempa tektonik.

    “Meskipun sifatnya fluktuatif akan tetapi terjadi tren peningkatan aktivitas sejak akhir April. Sehingga kami sudah memberikan warning untuk tidak mendekati pusat erupsi di kawah puncak dengan radius 3 km. Pengumuman itu kami sampaikan secara berkala dan kepada instansi terkait maupun sekretariat pendakian di Kalibaru,” bebernya.

    Lebih lanjut, Burhan mengungkapkan bahwa erupsi kali ini masih lebih kecil dibandingkan dengan erupsi besar yang terjadi pada 13 Maret lalu. Namun terdapat perbedaan signifikan berupa munculnya gempa vulkanik dalam yang patut diwaspadai.

    “Untuk erupsi siang ini lebih kecil dibandingkan erupsi pada bulan Maret lalu. Namun bedanya ada gempa vulkanik dalam (VA) pada erupsi kali ini yang bisa memberikan suplai magma ke atas,” terangnya.

    PVMBG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti arahan resmi dari instansi terkait, mengingat aktivitas Gunung Raung masih belum sepenuhnya stabil. [tar/ian]

  • Bupati Bondowoso Pastikan Progres Reaktivasi Jalur Kereta Kalisat–Panarukan Jalan Terus

    Bupati Bondowoso Pastikan Progres Reaktivasi Jalur Kereta Kalisat–Panarukan Jalan Terus

    Bondowoso (beritajatim.com) – Proses reaktivasi jalur kereta api Kalisat–Panarukan yang melintasi Kabupaten Bondowoso dipastikan masih terus berjalan. Bupati Bondowoso terpilih, Abdul Hamid Wahid, menyatakan bahwa pemerintah daerah mengikuti secara aktif perkembangan proyek tersebut, meski kewenangan utama berada di tangan pemerintah pusat dan PT Kereta Api Indonesia (KAI).

    “Kita dengar progresnya terus berjalan, termasuk pembebasan tanah dan lain-lain,” kata Bupati Hamid, Kamis (5/6/2025).

    Jalur Kalisat–Panarukan sebelumnya menjadi penghubung penting antarwilayah di Jawa Timur, termasuk kawasan Tamanan hingga Cermee di Bondowoso. Jalur ini telah tidak beroperasi sejak 2004 dan direncanakan akan diaktifkan kembali guna mendukung konektivitas dan pertumbuhan ekonomi kawasan timur Pulau Jawa.

    Meski belum diketahui kapan realisasi reaktivasi akan dimulai, Bupati Hamid tetap berharap prosesnya dapat dipercepat.

    “Tentu tidak bisa kita harapkan realisasi tahun ini, tetapi kita bisa berharap dalam 1, 2, atau 3 tahun ke depan, mungkin kalau dipercepat bisa segera terlaksana,” ujarnya.

    Hamid menyampaikan bahwa Pemkab Bondowoso akan terus mendampingi proses tersebut dan berkomitmen menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pemerintah pusat.

    Ia juga mengungkapkan bahwa pengembangan kawasan rel kereta ini telah menjadi bahan diskusi dengan sejumlah pihak, termasuk saat kunjungan Wakil Menteri BUMN ke Bondowoso.

    “Kemarin juga sudah ada KAI, PTPN, dan lain-lain. Jadi rencana tindak lanjut sebenarnya sudah ada. Nanti mungkin akan kita sampaikan juga kepada Wapres,” tutupnya.

    Reaktivasi jalur kereta ini diharapkan dapat membuka kembali konektivitas antardaerah yang selama ini terputus, serta memberikan dorongan signifikan terhadap sektor ekonomi, perdagangan, dan pariwisata di wilayah Bondowoso dan sekitarnya. [awi/beq]

  • Targetkan PAD Naik Jadi Rp280 M, Bupati Bondowoso Fokus Benahi Kemiskinan dan Birokrasi

    Targetkan PAD Naik Jadi Rp280 M, Bupati Bondowoso Fokus Benahi Kemiskinan dan Birokrasi

    Bondowoso (beritajatim.com) – Bupati Bondowoso Abdul Hamid Wahid menargetkan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) menjadi Rp280 miliar dalam lima tahun ke depan, sebagai bagian dari strategi memperkuat kemandirian fiskal daerah. Target tersebut menjadi salah satu fokus utama dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bondowoso 2025–2029, yang juga menempatkan pengentasan kemiskinan dan pembenahan birokrasi sebagai prioritas.

    “Angka kemiskinan dan kualitas birokrasi yang belum ideal adalah tantangan utama kami. Dua hal ini harus segera dibenahi jika ingin pembangunan berjalan merata dan dirasakan rakyat,” tegas Bupati Hamid dalam pengantar resmi RPJMD.

    Dalam dokumen perencanaan tersebut, PAD Kabupaten Bondowoso pada tahun 2024 ditargetkan sebesar Rp 251,83 miliar. Untuk periode 2025–2029, target meningkat menjadi Rp280 miliar, sejalan dengan upaya memperkuat kapasitas fiskal guna mendukung program prioritas daerah.

    Di sisi lain, angka kemiskinan di Bondowoso masih menjadi pekerjaan rumah besar. Data terbaru menunjukkan persentase penduduk miskin mencapai 13,77 persen, atau sekitar 111.440 jiwa dari total populasi. Kondisi ini menjadikan Bondowoso sebagai salah satu daerah dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Jawa Timur.

    “Kemiskinan bukan sekadar angka. Di balik statistik itu ada wajah-wajah rakyat kita yang butuh uluran tangan dan keberpihakan kebijakan. Itu yang kami perjuangkan,” ujar Bupati Hamid.

    Ia menegaskan bahwa penguatan ekonomi masyarakat harus dibarengi dengan perbaikan birokrasi. Tata kelola pemerintahan yang transparan, akuntabel, dan efisien disebut sebagai prasyarat mutlak agar program pembangunan tepat sasaran dan berdampak langsung.

    “Birokrasi harus jadi pelayan rakyat, bukan penguasa kecil yang memperlambat pelayanan. Ke depan, kami akan rombak kultur pelayanan agar lebih profesional dan berdampak langsung ke masyarakat,” tandasnya.

    RPJMD 2025–2029 disusun sebagai dokumen strategis jangka menengah yang menjadi acuan penyusunan program tahunan dalam RKPD dan perencanaan anggaran daerah. Melalui RPJMD ini, pemerintah daerah menetapkan arah kebijakan pembangunan yang berbasis pada data, partisipatif, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

    Bupati Hamid juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terlibat dalam proses pembangunan, mulai dari perencanaan hingga pengawasan. Ia menekankan bahwa kemajuan Bondowoso bukan hanya tugas pemerintah, melainkan tanggung jawab kolektif seluruh lapisan warga.

    “Pembangunan bukan hanya tugas bupati. Ini adalah kerja kolektif. Saya mengajak seluruh masyarakat Bondowoso untuk bergandengan tangan membangun daerah ini,” pungkasnya. [awi/beq]

  • PP Belum Terbit, Pilkades Serentak di Bondowoso Terancam Mundur ke 2026

    PP Belum Terbit, Pilkades Serentak di Bondowoso Terancam Mundur ke 2026

    Bondowoso (beritajatim.com) – Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di 21 desa se-Kabupaten Bondowoso terancam ditunda hingga tahun 2026.

    Pasalnya, hingga awal Juni 2025 ini, Peraturan Pemerintah (PP) yang menjadi dasar hukum penyelenggaraan Pilkades belum diterbitkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

    Hal itu terungkap dalam rapat gabungan yang digelar Pemerintah Kabupaten Bondowoso bersama DPRD setempat pada Rabu (4/6/2025) di ruang paripurna DPRD.

    Rapat turut dihadiri oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), Komisi 1, dan Komisi 4 DPRD.

    Plt Asisten I Setkab Bondowoso, Imron, menegaskan bahwa pemerintah daerah tidak bisa memulai tahapan Pilkades tanpa dasar hukum yang sah.

    “Hingga saat ini PP yang menjadi landasan pelaksanaan Pilkades serentak belum terbit. Padahal, ini sangat krusial,” katanya.

    Ia menyebut, DPMD Provinsi Jatim telah mengirimkan surat edaran kepada seluruh kabupaten/kota agar tidak menyelenggarakan Pilkades sebelum PP resmi dikeluarkan.

    “Kita siap anggaran dan sudah menyusun tahapan. Tapi kita tetap menunggu PP,” imbuh Imron.

    Jika PP tersebut tidak terbit paling lambat minggu ketiga Juni, Pemkab berpotensi besar menunda Pilkades serentak ke tahun 2026.

    “Pertimbangan teknis dan waktu tahapan membuat kita tidak mungkin memaksakan pelaksanaan di 2025 kalau PP-nya belum turun bulan Juli,” tegasnya.

    Selain Pilkades serentak di 21 desa, ada pula 5 desa yang masuk agenda pengisian jabatan kepala desa melalui mekanisme Penggantian Antar Waktu (PAW).

    Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Bondowoso, Ady Krisna, menyatakan DPRD telah membentuk Panitia Khusus (Pansus) untuk menafsirkan dan menyesuaikan teknis pelaksanaan Pilkades sesuai Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2024 tentang Perubahan atas UU Desa.

    “Kita sepakat mengikuti arahan pusat dan Pemprov. Jika PP belum keluar sampai Juli, tidak ada pilihan selain menunda ke 2026,” ujar Ady.

    Ia menekankan bahwa langkah ini bukan hanya soal waktu, tapi demi memberikan kepastian hukum kepada masyarakat dan menghindari potensi sengketa di kemudian hari.

    “Pilkades ini harus dijalani dengan damai, tidak tergesa-gesa. Masyarakat harus sabar menunggu regulasi yang sah,” pungkasnya. (awi/ted)

  • Bupati Bondowoso Larang Kantong Plastik saat Kurban

    Bupati Bondowoso Larang Kantong Plastik saat Kurban

    Bondowoso (beritajatim.com) – Bupati Bondowoso terpilih periode 2025–2030, Abdul Hamid Wahid, menegaskan larangan penggunaan kantong plastik sekali pakai dalam pengemasan daging kurban pada perayaan Idul Adha 1446 H yang jatuh pada 7 Juni 2025.

    Kebijakan ini tertuang dalam Surat Edaran Bupati yang mengacu pada SE Menteri Agama RI Nomor SE.10 Tahun 2025.

    “Pengemasan daging kurban harus memakai bahan ramah lingkungan, seperti besek bambu, daun jati, atau wadah kertas. Bukan plastik kresek,” tegas Bupati Abdul Hamid saat dikonfirmasi, Rabu (4/6/2025).

    Menurutnya, perayaan Idul Adha harus menjadi momentum ibadah yang tidak merusak lingkungan. Karena itu, seluruh panitia kurban, pengurus masjid, dan masyarakat diminta mendukung upaya pengurangan sampah plastik di Bondowoso.

    Selain larangan penggunaan plastik, edaran Bupati juga mengatur agar penyembelihan hewan kurban dilakukan sesuai prinsip kesejahteraan hewan (animal welfare) dan menjaga kebersihan lingkungan. Tempat pemotongan harus memenuhi syarat, baik di RPH maupun lokasi lain yang sesuai syariat.

    Panitia kurban juga diwajibkan menggunakan alat pelindung diri (APD), menjaga higienitas, dan mendistribusikan daging langsung kepada mustahik untuk menghindari kerumunan.

    Pemotongan hewan kurban dijadwalkan selama empat hari, mulai 10 hingga 13 Zulhijjah 1446 H atau 7–10 Juni 2025 M. (awi/but)

  • PKS di Tlatah Islam Tradisional (Habis): Jatim Jadi Battle Field Berat

    PKS di Tlatah Islam Tradisional (Habis): Jatim Jadi Battle Field Berat

    Surabaya (beritajatim.com) – Sejarah politik baru ditorehkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jawa Timur (Jatim) di Pemilu 2024. Kali pertama partai ini berhasil menyorongkan salah satu kadernya di daerah pemilihan (Dapil) Madura ke kursi DPRD Jatim.

    Kader PKS dimaksud adalah Harisandi Savari, seorang pengusaha asal Kabupaten Pamekasan yang juga pernah berkarir sebagai wartawan. Dia berhasil mengumpulkan sebanyak 200 ribu suara lebih. Modal politik itu cukup untuk satu kursi di DPRD Jatim. Total kursi yang direbut PKS Jatim di Pileg 2024 sebanyak lima kursi atau naik satu kursi dibanding hasil Pileg 2019 dengan empat kursi.

    Pada Pileg 2019, keempat kursi PKS di DPRD Jatim diperoleh dari Dapil Surabaya, Dapil Jember-Lumajang, Dapil Malang Raya, dan Dapil Ngawi-Magetan-Ponorogo-Pacitan-Trenggalek. Di Pileg 2024, keempat dapil yang menyumbangkan kursi di Pileg 2019 tetap menghasilkan prestasi sama, plus Dapil Madura dengan politikus Harisandi Savari sebagai elite PKS yang lolos masuk DPRD Jatim.

    “Capaian kursi dari Dapil Madura ini merupakan catatan prestasi bagi PKS Jatim,” kata Ketua DPW PKS Jatim, Irwan Setiawan, kepada beritajatim.com beberapa hari lalu.

    Raihan lima kursi DPRD Jatim itu sama dengan prestasi politik PKS untuk kursi DPR RI. Bedanya, untuk kursi kelima PKS Jatim di DPR RI tidak disumbangkan dari Dapil Madura namun dari Dapil VIII Jatim (Kabupaten dan Kota Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten Nganjuk, dan Kabupaten/Kota Madiun). Untuk Dapil Madura sendiri, raihan suara yang diperoleh PKS Jatim sekitar 16,5 ribu suara lebih.

    “Total suara itu masih kalah dengan partai lain, seperti PKB, PDIP, dan Golkar. Kami tak dapat kursi DPR RI dari Dapil Madura,” tambah Irwan.

    Raihan lima kursi DPR RI, lima kursi DPRD Jatim, dan total 104 kursi di DPRD Kabupaten/Kota se-Jatim, bagi PKS, merupakan prestasi politik yang diraih dengan kerja keras, ulet, telaten, dan konsisten. Tak mudah mengais suara di Jatim bagi PKS, mengingat tlatah politik Jatim, dalam perspektif sejarah-politik, dikenal sebagai basis terkuat kalangan Islam Tradisional (NU) dan Nasionalis Soekarnoisme.

    Di kawasan Tapal Kuda dan Madura Kepulauan, komunitas Islam Tradisional merupakan kekuatan mayoritas. Mereka berdiam dari Kabupaten/Kota Pasuruan, Kabupaten/Kota Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, Jember, Lumajang, dan Banyuwangi. Plus empat kabupaten lainnya di Pulau Madura. Merebut suara di lingkungan politik pemilih Islam Tradisional, bagi PKS, membutuhkan kerja ekstra keras untuk mempersuasi pemilih di dapil ini.

    PKS kerapkali diidentifikasi sebagai kekuatan politik komunitas Islam Modernis yang lahir setelah runtuhnya Orde Baru Soeharto. Partai ini berusaha keras menempatkan politik sebagai medan dakwah, sehingga menempatkan antara agama dengan politik itu sangat dekat dan saling berhubungan.

    “Ya kita mesti melakukan pendekatan dengan para kiai pimpinan pondok pesantren,” tegas Irwan Setiawan.

    Dalam perspektif transisional, setelah munculnya Partai Keadilan (PK) yang kemudian berubah menjadi PKS, berimplikasi atas pemahaman yang ketat memisahkan politik dan dakwah otomatis mencair. Politik tidak hanya dipersepsi sebagai arena konflik dan perebutan kekuasaan, melainkan juga perumusan kebijakan dan pencapaian kepentingan umum.

    Di situlah makna politik bisa bersinggungan erat dengan dakwah, dalam pengertian upaya untuk mengembalikan manusia agar menyembah Allah semata dengan memerintahkan kemakrufan dan mencegah kemungkaran. Dalam rumusan PKS yang khas, politik dakwah dipraktikkan sebagai mimbar dakwah di parlemen.

    Sekali pun pemilih Islam di Jatim merupakan kekuatan mayoritas, stratifikasi sosiologis, kultural, dan politik konstituen Islam itu tak berada di lapisan yang ada. Ada kalangan santri, komunitas Islam yang memahami dan menunaikan semua ajaran Islam secara kaffah dan istiqomah.

    Di titik lainnya, ada kalangan Islam administratif, warga muslim yang secara administratif tercatat dan terdokumentasi beragama Islam, tapi pengetahuan khasanah ke-Islam-an mereka terbatas, tak mendalam. Komunitas Islam mereka kerapkali disebut sebagai kalangan Islam Abangan, di mana pilihan politik mereka lebih dekat dan cenderung merapat ke partai-partai berpaham Nasionalis, seperti PDIP, Partai Golkar, Partai Gerindra, dan lainnya.

    “Dari 6 kali pemilu setelah Orde Baru, terpotret kavling-kavling politik pendukung antarpartai,” ujar Irwan.

    Merujuk pada fakta sejarah politik Pemilu 1955, pemilu pertama setelah Indonesia merdeka, komunitas Islam Modernis yang ketika itu direpresentasi Partai Masyumi di bawah pimpinan Dr Moh Natsir, ranking di posisi keempat di Jatim di bawah Partai NU, PNI, dan PKI. Sekalipun tak identik 100 persen, PKS dipandang merupakan paralelisme historis, politik, kultural, dan sosiologis dengan Partai Masyumi. Kavling politik terbesar partai ini berada di Provinsi Jabar, Sumbar, dan daerah lainnya di Indonesia.

    Tlatah politik Jatim menjadi battle field tak mudah dan berat bagi PKS, siapapun yang memegang kendali utama PKS di provinsi berpenduduk hampir 40 juta jiwa ini. Hal itu bisa kita lihat dari data fluktuasi politik suara partai ini dari pemilu ke pemilu di sebagian besar dapil di Jatim. Mungkin hanya Dapil Surabaya Raya dan Malang Raya yang konsistensi raihan PKS bergerak stabil. Sedangkan di dapil lainnya di Jatim, raihan suara PKS dari pemilu ke pemilu bergerak fluktuatif.

    Misalnya, Dapil Madura yang meliputi Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Menurut hasil Pileg 2019 untuk kursi DPRD kabupaten/kota, di Bangkalan raihan dukungan PKS 41.261 suara, Sampang dengan 63.767 suara, Pamekasan dengan 65.679 suara, dan Sumenep dengan 31.942 suara. Untuk Pileg 2024 hasilnya sebagai berikut: Bangkalan dengan 26.612 suara (turun), Sampang dengan 47.898 suara (turun), Pamekasan dengan 49.009 suara (turun), dan Sumenep dengan 22.364 suara (turun).

    Kemudian Dapil Madura untuk kursi DPRD Jatim hasil Pileg 2019 sebagai berikut: Bangkalan dengan 14.243 suara, Sampang dengan 8.182 suara, pamekasan dengan 56.399 suara, dan Sumenep dengan 12.798 suara. Hasil Pileg 2024 untuk kursi DPRD Jatim sebagai berikut: Bangkalan dengan 42 suara (turun drastis), Sampang dengan 471 suara (turun drastis), Pamekasan dengan 163.748 suara (naik sekitar 300 persen), dan Sumenep dengan 40.717 suara (naik sekitar 220 persen).

    Kalau kita buka data hasil Pileg 2024 lebih detail lagi di Dapil Madura untuk kursi DPR RI dari PKS, memperlihatkan banyak di dua kabupaten (Bangkalan dan Sampang), partai ini tak mampu mengumpulkan 1.000 suara. Di Bangkalan PKS mengumpulkan 359 suara dan Sampang dengan 525 suara. Artinya, di sebagian besar TPS di kedua kabupaten tersebut, PKS tak memperoleh suara sama sekali. Padahal, pada Pileg 2019 untuk kursi DPR RI, di Bangkalan PKS merebut 12.577 suara dan Sampang dengan 5.015 suara. Komparasi data hasil Pileg 2019 dan 2024 memperlihatkan tingkat fluktuasi yang tajam suara PKS di Dapil Madura. “Itu salah satu PR PKS Jatim,” tandas Irwan Setiawan. [air]