kab/kota: Bondowoso

  • Dua Lansia Bondowoso Ditemukan Meninggal, Polisi Pastikan Tak Ada Kekerasan

    Dua Lansia Bondowoso Ditemukan Meninggal, Polisi Pastikan Tak Ada Kekerasan

    Bondowoso (beritajatim.com) – Dalam dua hari terakhir, warga Bondowoso, Jawa Timur, dikejutkan dengan penemuan dua orang lanjut usia (lansia) yang meninggal di lokasi terpisah. Kedua peristiwa itu menarik perhatian warga dan polisi, meskipun pihak kepolisian memastikan bahwa tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh kedua korban.

    Kasi Humas Polres Bondowoso, Iptu Bobby Dwi Siswanto, menjelaskan bahwa kejadian pertama menimpa seorang perempuan bernama Fatima (76), warga Desa Cangkring, Kecamatan Prajekan. Fatima pamit keluar rumah pada Minggu (7/9/2025) sore untuk melakukan aktivitas di luar.

    Namun, pada malam harinya, keluarga yang mencari keberadaannya tidak menemukan. Keesokan harinya, Senin (8/9/2025), sekitar pukul 09.30 WIB, warga akhirnya menemukan Fatima sudah meninggal dunia di kebun milik Sunanto yang berada di Desa Cangkring.

    “Dari hasil pemeriksaan luar, tidak ditemukan adanya bekas luka akibat kekerasan,” ujar Iptu Bobby, Selasa (9/9/2025).

    Peristiwa kedua terjadi pada hari yang sama, sekitar pukul 12.00 WIB, di Desa Tegalampel, Kecamatan Tegalampel. Sannam (75), seorang pria lansia, ditemukan meninggal di pematang sawah setelah sebelumnya pamit kepada keluarganya untuk mencari rumput pakan sapi pada pagi hari.

    Namun, hingga siang, Sannam belum juga pulang. Keluarga yang cemas akhirnya bersama warga melakukan pencarian dan menemukan korban sudah tidak bernyawa.

    “Korban sempat dibawa ke Puskesmas Pembantu Tegalampel untuk dilakukan pemeriksaan medis. Hasilnya, tidak ada tanda-tanda kekerasan. Pihak keluarga juga menerima peristiwa ini sebagai takdir dan menolak dilakukan visum maupun autopsi,” tambah Iptu Bobby.

    Menanggapi peristiwa ini, pihak kepolisian mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan menjaga kesehatan, terutama bagi warga lanjut usia yang masih beraktivitas di luar rumah. Dalam situasi seperti ini, penting untuk menjaga kesehatan dan tidak mengabaikan gejala-gejala yang mungkin muncul pada orang lanjut usia. [awi/suf]

  • Pelari Jerman Kagumi Keindahan dan Tantangan Banyuwangi Ijen Green Trail Run 2025

    Pelari Jerman Kagumi Keindahan dan Tantangan Banyuwangi Ijen Green Trail Run 2025

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Banyuwangi Ijen Green Trail Run, yang digelar 6–7 September 2025, memberikan kesan tersendiri bagi ratusan pelari dari dalam dan luar negeri. Para peserta sangat terkesan dengan rute yang disuguhkan dengan menawarkan kombinasi tantangan fisik hingga panorama Geopark Gunung Ijen yang mendunia.

    Tahun ini, 378 pelari ambil bagian dalam kompetisi yang masuk dalam kalender Asia Trail Master itu. Peserta datang dari berbagai negara, seperti Singapura, Jepang, China, Malaysia, Vietnam, Brunei Darussalam, Filipina, Mesir, Prancis, Belanda, hingga Jerman. Pelari dari berbagai kota di Indonesia turut meramaikan ajang ini.

    Mereka terbagi dalam empat kategori, yakni 8 km, 14 km, 25 km, dan 50 km.

    Seperti yang dirasakan Thimo Kilberth (51), pelari asal Jerman yang berhasil menjadi juara pertama kategori master men 25 km. Thimo mengaku kagum dengan keindahan sekaligus beratnya rute yang ditawarkan Banyuwangi Ijen Green Trail Run.

    “Lintasannya berat, tapi sangat indah. Apalagi saat naik ke kawah Ijen. Semuanya luar biasa,” ujarnya usai meraih garis finish.

    Bagi Thimo, pengalaman berlari di Banyuwangi sangat berbeda dibandingkan event trail run lain di berbagai negara. Fenomena alam seperti Blue Fire Kawah Ijen serta jalur menembus Gunung Ranti menjadi nilai tambah yang sulit ditemui di tempat lain.

    Sejak garis start, para pelari sudah dihadapkan dengan trek menantang. Jalur yang dilalui bervariasi mulai dari jalan setapak, jalur berbatu, tanjakan curam, hingga turunan ekstrem yang menguji daya tahan fisik dan mental.

    Meski demikian, kelelahan mereka terbayar oleh pemandangan indah berupa perkebunan hijau, hutan pinus, kebun kopi, hingga padang ilalang yang terbentang di sepanjang lintasan.

    Sama halnya dengan pelari asal Jember yang keluar sebagai juara umum kategori 50 km men, Akhmad Nizar juga mengaku banyak kesan positif yang didapat selama mengikuti event.

    “Treknya sangat menantang, komplit lewat Gunung Ranti dan Ijen. Wisatanya juga makin bagus dan ramai,” ungkapnya.

    Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, yang hadir langsung menyerahkan hadiah bagi para pemenang. Pihaknga mengatakan ajang ini bukan sekadar ajang olahraga. Menurutnya, Banyuwangi Ijen Green Trail Run juga menjadi bagian dari promosi pariwisata berbasis sport tourism.

    “Jalur yang dilewati masuk dalam site Geopark Ijen. Kami ingin menghadirkan pengalaman baru bagi wisatawan sekaligus menguatkan branding Banyuwangi yang menekankan kekuatan alam, budaya, dan keberlanjutan,” kata Ipuk.

    Menurut Ipuk pesona Geopark Ijen yang unik dipadukan dengan jalur ekstrem, membuat ajang ini bukan hanya tantangan olahraga, tetapi juga pengembangan wisata daerah.

    Pemenang Ijen Green Trail Run 2025.

    Kategori 50 KM (Men)
    1. Akhmad Nizar (Jember)
    2. Enjelius Barung (Flores)
    3. Nobou Mori (Jepang)

    Kategori 50 KM (Women)
    1. Dian Pradina (Bali)
    2. Wong Yin Hong (Singapura)
    3. Fauziah (Palu)

    Kategori 25 KM (Umum Men)
    1. Wildan Yusuf (Banyuwangi)
    2. Ikmal Manggala (Malang)
    3. I Rahmad Faisal (Blitar)

    Kategori 25 KM (Umum Women)
    1. Nur Anisa (Banyuwangi)
    2. Citra Aprilia (Bali)
    3. –

    Kategori 25 KM (Master Men)
    1. Thimo Kilberth (Jerman)
    2. Laurent Roeykens (Belgia)
    3. I Rifki (Surabaya)

    Kategori 25 KM (Master Women)
    1. Eni Mardijanti (Sleman)
    2. Liesdawati (Makasar)
    3. Liga Wiratama (Surabaya)

    Kategori 14 KM (Men)
    1. Mohammad Ikhwan (Banyuwangi)
    2. Wawang Aruanda (Banyuwangi)
    3. Muhammad Diov (Samarinda)

    Kategori 14 KM (Women)
    1. Bintan Pratiwi (Malang)
    2. Andinna Martadinova (Depok)
    3. Yuka Kanai (Jepang)

    Kategori 8 KM (Men)
    1. Muhamad Ardy (Blitar)
    2. Akhmad Nizar (Bontang)
    3. Muhammad Rifky (Surabaya)

    Kategori 8 KM (Women)
    1. Isaura Nur Saidah (Banyuwangi)
    2. Fidyan Magfirotunnisa (Jombang)
    3. Valencia Ichwandi (Bondowoso)

    [alr/aje]

  • Festival Kopi Nusantara 8 dan Tembakau, Bondowoso Catat Kontrak Dagang Rp7,8 Miliar

    Festival Kopi Nusantara 8 dan Tembakau, Bondowoso Catat Kontrak Dagang Rp7,8 Miliar

    Bondowoso (beritajatim.com) – Festival Kopi Nusantara (FKN) ke-8 dan Tembakau yang digelar di Alun-Alun Raden Bagus Asra, 4–6 September 2025, menjadi momentum penting bagi petani dan pelaku usaha kopi-tembakau Bondowoso.

    Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bondowoso, Hendri Widotono, menyampaikan bahwa ajang ini berhasil menghasilkan kontrak dagang hingga 60 ton kopi senilai Rp7,8 miliar.

    “Selain kontrak dagang, kopi Bondowoso juga menembus pasar ekspor ke sejumlah negara dengan total 24,4 ton,” sebut Hendri.

    Di antaranya pasar ekspor itu yaitu Belanda 1,8 ton, Jerman 0,6 ton, Polandia 1,6 ton, Jepang 0,4 ton, Singapura 2 ton, dan Turki 18 ton dengan nilai Rp5,7 miliar.

    Festival yang diikuti peserta dari 14 provinsi dan 20 kabupaten ini menggelar beragam lomba, mulai uji citarasa kopi Arabika-Robusta, brewing V60, cup tester, hingga merajang dan melinting tembakau.

    Dari 30 sampel kopi Arabika yang diuji, 29 di antaranya masuk kategori speciality. Sementara dari 30 sampel Robusta, 16 dinilai berkualitas baik.

    Hendri menegaskan, FKN ke-8 bukan hanya ajang promosi, tetapi juga sarana memperluas jejaring pemasaran, mendorong hilirisasi, serta meningkatkan nilai tambah bagi petani.

    “Harapannya, produk kopi dan tembakau Bondowoso semakin dikenal, nilai jual meningkat, dan kesejahteraan petani pun naik signifikan,” ujarnya.

    Festival ini terselenggara berkat dukungan Pemkab Bondowoso, Bank Indonesia, Bank Jatim, DPRD, Forkopimda, hingga para pelaku usaha. (awi/ian)

  • Pohon Kapuk di Bondowoso Roboh Diterjang Badai, Timpa Mobil Zebra

    Pohon Kapuk di Bondowoso Roboh Diterjang Badai, Timpa Mobil Zebra

    Bondowoso (beritajatim.com) – Hujan angin yang melanda wilayah Bondowoso pada Sabtu (6/9/2025) sore menyebabkan sebuah pohon kapuk berukuran besar roboh.

    Peristiwa itu terjadi di Jalan Raya Bondowoso–Jember, tepatnya di Desa/kecamatan Maesan. Pohon tersebut tumbang menimpa mobil minibus jenis Zebra yang sedang melintas.

    Kalaksa BPBD Kabupaten Bondowoso, Sigit Purnomo, mengatakan pihaknya menerima laporan sekitar pukul 15.40 WIB melalui grup WhatsApp internal.

    Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD segera diterjunkan ke lokasi untuk melakukan penanganan. “Pohon kapuk tumbang akibat angin kencang. Pohon sempat menutup akses jalan dan mengenai satu unit mobil Zebra beserta pengendaranya,” kata Sigit.

    Kemudian, TRC BPBD Bondowoso langsung melakukan evakuasi dengan memotong batang pohon agar jalan kembali bisa dilalui.

    “Korban diketahui bernama Ahmad (45), warga Desa Candijati, Kecamatan Arjasa, Jember. Tidak ada laporan korban meninggal dunia dalam peristiwa ini,” paparnya.

    Penanganan di lokasi melibatkan aparat Polsek dan Koramil Maesan, pemerintah kecamatan dan desa setempat, serta masyarakat sekitar.

    Menurut Sigit, hingga laporan ini diterima, situasi di wilayah Maesan terpantau aman terkendali. “Arus lalu lintas sudah kembali lancar, sementara cuaca di sekitar lokasi masih berawan,” katanya.

    BPBD Bondowoso mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang berisiko menimbulkan pohon tumbang maupun bencana lainnya. (awi/ian)

  • Dari Pasar Hewan Hingga Kuburan Mobil, Pemkab Bondowoso Janji Kaji Ulang Aset Mangkrak

    Dari Pasar Hewan Hingga Kuburan Mobil, Pemkab Bondowoso Janji Kaji Ulang Aset Mangkrak

    Bondowoso, (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso memastikan akan melakukan kajian mendalam terhadap sejumlah aset daerah yang terkesan mangkrak.

    Sekretaris Daerah (Sekda) Bondowoso, Fathur Rozi, menegaskan bahwa evaluasi tata kelola aset akan dilakukan bersama antara eksekutif dan legislatif, mulai dari tahap perencanaan hingga pertanggungjawaban.

    Ia menilai tudingan bahwa aset terbengkalai akibat lemahnya perencanaan eksekutif harus dilihat secara menyeluruh.

    “Perencanaan itu kan kita lakukan bersama antara Pemda dan dewan, mulai penyusunan KUA-PPAS, RAPBD, sampai penetapan APBD. Jadi kalau ada persoalan, ya akan kita evaluasi bersama-sama juga,” tegasnya pada BeritaJatim.com, Kamis (4/9/2025).

    Fathur mengakui bahwa memang ada beberapa aset yang belum dimanfaatkan secara maksimal, seperti Pasar Hewan Locare, Rumah Sakit Paru Pancoran, hingga sistem Resi Gudang.

    Namun, ia memastikan bahwa pemerintah akan melakukan kajian lebih dalam agar aset tersebut bisa difungsikan sesuai kebutuhan masyarakat.

    “Kita petakan dulu, lalu kaji mendalam. Supaya nanti dalam pelaksanaannya on the track,” ungkapnya.

    Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala BPKAD Bondowoso, Taufan Restuanto, menyebut KPK menyoroti dua aset utama, yakni Pasar Hewan Terpadu dan RS Paru.

    Ia mengakui kondisi RS Paru terlihat kumuh lantaran banyak kendaraan dinas rusak menumpuk di halamannya.

    Karena itu, BPKAD segera menginventarisasi ulang agar jelas mana kendaraan yang masih bisa dipakai, dilelang, atau dihapuskan. “Agar tidak terkesan seperti kuburan mobil di sana,” katanya.

    Adapun Kabid Pengelolaan Aset BPKAD, Janarko Surfiandi, menegaskan bahwa aset yang tidak digunakan OPD dapat diusulkan penghapusan.

    Prosesnya harus dinilai oleh KPKNL Jember untuk menentukan nilai lelang atau kelayakan aset. Hasil penjualan nantinya akan masuk ke kas daerah.

    Sementara DPRD Bondowoso melalui Wakil Ketua Komisi II, Kukuh Raharjo, mendorong agar aset tidak hanya dihapus, tetapi juga dioptimalkan pemanfaatannya.

    “Alternatifnya bisa dipinjamkan ke lembaga non-profit atau disewakan ke pihak swasta. Jangan sampai aset yang sudah dibangun dengan uang rakyat justru dibiarkan terbengkalai,” tegas legislator Partai Golkar itu.

    Dengan langkah evaluasi bersama, Pemkab Bondowoso menargetkan agar aset daerah tidak lagi menjadi beban, melainkan bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat sekaligus menambah kontribusi bagi pendapatan daerah. [awi/aje]

  • Mahasiswi di Bondowoso Jadi Korban Penusukan saat Pulang Malam

    Mahasiswi di Bondowoso Jadi Korban Penusukan saat Pulang Malam

    Bondowoso (beritajatim.com) – Seorang mahasiswi bernama Aulia Nisa Vistya Dianti (26) menjadi korban penusukan di depan Perumahan Permata Bataan, Desa Bataan, Kecamatan Tenggarang, Kabupaten Bondowoso, Selasa (2/9/2025) sekitar pukul 23.45 WIB.

    Kasus ini dibenarkan oleh Kasi Humas Polres Bondowoso, Iptu Bobby Dwi Siswanto, saat dikonfirmasi Kamis (4/9/2025). Ia menjelaskan korban ditusuk di bagian pinggang kanan oleh orang tak dikenal ketika hendak pulang ke rumahnya.

    “Korban yang saat itu mengendarai sepeda motor Scopy dibuntuti pelaku dengan motor matic jenis diduga Mio J,” kata Bobby.

    Saat berada sekitar 80 meter dari perumahan, korban dipepet dan langsung ditusuk hingga mengalami luka robek sekitar 6 cm di pinggang kanan. Usai kejadian, korban sempat berteriak, namun pelaku dengan ciri-ciri mengenakan helm hitam, jaket gelap, dan celana gelap langsung melarikan diri ke arah barat menuju Dusun Krajan, Desa Bataan.

    Meski terluka, korban masih sempat mengendarai motornya hingga tiba di rumah yang berjarak sekitar 150 meter dari lokasi kejadian. Ia kemudian dibawa ke RS Mitra Medika Bondowoso untuk mendapat perawatan medis.

    Polisi menyebut, laporan berasal dari saksi yang juga kerabat korban, Agus Porwantoro (50). Barang bukti berupa pakaian korban yang berlumuran darah kini sudah diamankan.

    “Kami masih melakukan penyelidikan untuk mengidentifikasi dan menangkap pelaku,” tambah Iptu Bobby.

    Polres Bondowoso juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada, khususnya saat melintas di jalan sepi pada malam hari, serta segera melapor jika mengetahui informasi terkait kejadian tersebut. [awi/beq]

  • Rumah Warga Bondowoso Ludes Terbakar Dini Hari, Diduga Korsleting Listrik

    Rumah Warga Bondowoso Ludes Terbakar Dini Hari, Diduga Korsleting Listrik

    Bondowoso (beritajatim.com) – Sebuah rumah milik Nur atau akrab disapa Bebun, warga Dusun Krajan RT 08 RW 03 Desa Gunung Sari, Kecamatan Maesan, Kabupaten Bondowoso, terbakar pada Kamis (4/9/2025) dini hari.

    Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Bondowoso, Sigit Purnomo, menjelaskan kebakaran diduga dipicu korsleting listrik di bagian dapur sekitar pukul 01.00 WIB.

    Api berhasil dipadamkan tiga jam kemudian, sekitar pukul 04.00 WIB. “Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun, rumah berukuran 4 x 6 meter mengalami kerusakan dengan estimasi kerugian mencapai Rp10 juta,” ujarnya pada BeritaJatim.com.

    Hasil kaji cepat BPBD mencatat rumah tersebut masuk kategori rusak sedang. Sejumlah kebutuhan logistik mendesak pun disiapkan, antara lain lauk pauk, peralatan masak, paket peralatan makan, selimut, sandang untuk pria, wanita, dan lansia, family kit, terpal, kompor, serta paket sembako.

    “Tim langsung turun ke lokasi untuk assessment, berkoordinasi dengan perangkat desa dan kecamatan, serta melakukan dropping bantuan logistik,” tambah Sigit.

    Dalam penanganan di lapangan, BPBD bekerja bersama Babinsa Koramil Maesan, Pemerintah Kecamatan Maesan, Pemerintah Desa Gunung Sari, serta warga sekitar. Hingga saat ini, kondisi wilayah Bondowoso dilaporkan aman dan terkendali. (awi/kun)

  • BPKAD Bondowoso Tindaklanjuti Temuan KPK Soal Aset Mangkrak

    BPKAD Bondowoso Tindaklanjuti Temuan KPK Soal Aset Mangkrak

    Bondowoso (beritajatim.com) – Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Bondowoso, Taufan Restuanto, menegaskan pihaknya segera menindaklanjuti atensi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait sejumlah aset daerah yang terkesan mangkrak.

    Menurut Taufan, langkah awal yang akan dilakukan adalah menggelar rapat bersama seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) selaku pengguna barang.

    “Kami bagian aset di tingkat kabupaten hanya mengoordinasikan administrasinya. Kalau ada aset yang mangkrak, bisa kami bijaksanai untuk digunakan perangkat daerah lain,” jelasnya kepada BeritaJatim.com, Rabu (3/9/2025).

    Ia menyebutkan, KPK menyoroti dua aset utama, yakni Pasar Hewan Terpadu dan Rumah Sakit Paru Pancoran.

    Untuk RS Paru, Taufan menyatakan tidak sepenuhnya mangkrak karena saat ini dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman obat herbal.

    “Yang terlihat mangkrak itu karena ada banyak mobil tidak terpakai. Itu yang akan kami fokuskan. Kami minta catatan ke OPD, kalau memang sudah tidak bisa dipakai akan dilakukan penghapusan,” terangnya.

    Ia mengakui kondisi halaman RS Paru tak layak dipandang karena menumpuk mobil-mobil rusak seperti “kuburan kendaraan”.

    Karena itu, BPKAD akan segera menginventarisasi ulang untuk memastikan data riil mobil mangkrak.

    Sementara untuk Pasar Hewan Terpadu, pihaknya akan kembali berkoordinasi dengan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) serta Dinas Peternakan.

    “Sebelumnya sempat dicoba untuk pasar burung, tapi akses jalan jadi kendala. Nanti akan dianalisa lagi,” ungkap Taufan.

    Ia juga menyinggung aset Resi Gudang yang hingga kini belum termanfaatkan optimal. “Itu tanggung jawab Diskoperindag dan Dinas Pertanian. Kami akan koordinasikan supaya ada solusi. Sayang kalau aset itu dibiarkan,” pungkasnya. (awi/but)

  • BPKAD Bondowoso: Aset Mangkrak Bisa Dihapus, Dihibahkan, atau Dijual

    BPKAD Bondowoso: Aset Mangkrak Bisa Dihapus, Dihibahkan, atau Dijual

    Bondowoso (beritajatim.com) – Kepala Bidang Pengelolaan Aset BPKAD Bondowoso, Janarko Surfiandi, menjelaskan mekanisme penghapusan aset daerah yang tidak lagi digunakan oleh organisasi perangkat daerah (OPD).

    Menurutnya, proses penghapusan dapat dilakukan melalui usulan OPD. Usulan kemudian ditetapkan oleh bupati.

    “Kalau sudah disetujui bupati, aset bisa dihibahkan atau dijual,” katanya pada BeritaJatim.com, Rabu (3/9/2025).

    Biasanya BPKAD bekerja sama dengan KPKNL Jember untuk melakukan penilaian, berapa nilai yang bisa dihapus. “Hasil penjualan aset itu nantinya masuk ke kas daerah,” terangnya.

    Janarko menambahkan, proses penilaian dari KPKNL rata-rata memakan waktu sekitar tiga bulan.

    Setelah itu, BPKAD akan mengajukan surat keputusan (SK) ke bupati untuk penetapan lebih lanjut. “Tujuannya agar barang-barang tersebut bisa tercatat jelas dalam aset kabupaten,” ujarnya.

    Ia juga mengingatkan bahwa sebelumnya pernah ada wacana sejak masa Pj Bupati Hadi Wawan Guntono agar kendaraan dinas yang mangkrak bisa dihibahkan ke SMK untuk sarana praktik pelatihan siswa.

    “Tapi waktu itu masih sebatas wacana, belum ditindaklanjuti. Nantinya, dari penilaian KPKNL akan ditentukan apakah aset masih bisa dilelang atau sudah tidak layak,” tandasnya. (awi/but)

  • Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Jambesari Bondowoso, Dua Rumah Warga Rusak Ringan

    Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Jambesari Bondowoso, Dua Rumah Warga Rusak Ringan

    Bondowoso (beritajatim.com) – Hembusan angin kencang terjadi di Dusun Karang Malang, Desa Jambesari, Kecamatan Jambesari, Selasa (2/9/2025) sekitar pukul 09.00 WIB. Pohon durian tumbang hingga menimpa dua rumah warga.

    Kalaksa BPBD Bondowoso, Sigit Purnomo mengatakan, meski sempat menimbulkan kerusakan pada bagian dapur rumah warga, tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam peristiwa tersebut.

    “Dua rumah terdampak, masing-masing milik Bapak Moh. Ismail dan Bapak Hosim. Keduanya mengalami rusak ringan di bagian dapur, dengan estimasi kerugian kurang lebih Rp1 juta,” jelasnya, Selasa siang.

    BPBD Bondowoso menerima laporan kejadian melalui media sosial sekitar pukul 10.46 WIB. Tim Reaksi Cepat (TRC) bersama Pusdalops segera bergerak ke lokasi dan melakukan penanganan bersama perangkat desa, aparat TNI-Polri, serta warga sekitar.

    “Assessment sudah dilakukan di lapangan. Penanganan selesai sekitar pukul 13.35 WIB, dan situasi di wilayah Bondowoso saat ini aman terkendali. Cuaca di Jambesari dan sekitarnya juga terpantau cerah,” tambah Sigit.

    BPBD Bondowoso mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti angin kencang maupun pohon tumbang. (awi/ted)