kab/kota: Bondowoso

  • Potensi Cuaca Ekstrem, Pemprov Jatim-BNPB Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca

    Potensi Cuaca Ekstrem, Pemprov Jatim-BNPB Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca

    Surabaya (beritajatim.com) – BMKG Stasiun Juanda telah memberikan peringatan bahwa mulai tanggal 12 sampai 17 September 2025 akan terjadi potensi cuaca ekstrem. Yakni, hujan intensitas sedang hingga deras.

    “Maka telah dilakukan koordinasi antara Gubernur Jatim dan Kepala BNPB. Sehingga, hasilnya adalah akan dilaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di wilayah Jawa Timur mengingat adanya potensi cuaca ekstrem terjadi hujan intensitas sedang hingga deras. Pos operasi sejak tanggal 12 September itu ada di Lanudal Base Ops Juanda menggunakan anggaran APBN BNPB,” kata Sekretaris BPBD Jatim yang juga Plh Kalaksa BPBD Jatim, Andhika Nurrahmad Sudigda, Senin (15/9/2025).

    Posko OMC ada di Lanudal Base Ops Juanda ini dalam rangka penanganan darurat Bencana Hidrometeorologi di Provinsi Jatim Tahun 2025.

    Bencana Hidrometeorologi seperti hujan sedang hingga lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es ini melanda 22 dilayah di Jatim.

    Dalam rilis BMKG Stasiun Juanda, ada 22 kabupaten/kota yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem selama sepekan ke depan. Daerah-daerah itu yakni di Bondowoso, Jember, Kabupaten Kediri, Jombang, Kota Malang.

    Kemudian Kota Batu, Lumajang, Kabupaten Madiun, Kabupaten Mojokerto, Nganjuk, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Situbondo, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Kabupaten Malang, Pacitan, Bojonegoro, Tuban, Banyuwangi, dan Trenggalek.

    Pantauan beritajatim.com di Posko OMC, sejumlah pihak dari BNPB, BMKG Stasiun Juanda, BPBD Jatim, Alkonost (operator penerbangan) dan Puspenerbal sedang menggelar rapat evaluasi pelaksanaan OMC yang sudah dilakukan tiga kali sejak Sabtu (13/9/2025). Yakni, pertama dilakukan di Mojokerto, Tuban, dan Bojonegoro. Kemudian, kedua dilakukan di perairan timur dan selatan Banyuwangi serta ketiga di Tuban dan Lamongan. [tok/aje]

  • Tol Ini Bakal Pangkas Waktu Tempuh Probolinggo-Banyuwangi Jadi 2 Jam

    Tol Ini Bakal Pangkas Waktu Tempuh Probolinggo-Banyuwangi Jadi 2 Jam

    Jakarta

    Pemerintah tengah mendorong percepatan penyelesaian dari pembangunan Tol Probolinggo-Banyuwangi (Probowangi) mulai dari Gending hingga Besuki sepanjang 49,68 kilometer. Ditargetkan proyek yang menjadi bagian dari ruas terakhir Jaringan Tol Trans Jawa (JTTJ) ini rampung akhir tahun 2025.

    Proyek Tol Probowangi menjadi pondasi penting bagi konektivitas Jawa Timur. Keberadaan ruas tol ini mempercepat mobilitas masyarakat dan logistik, sekaligus mendorong pariwisata dan rantai pasok. Tol ini juga akan menghadirkan waktu tempuh lebih singkat.

    Setelah proyek ini rampung, Probolinggo-Besuki dari yang awalnya membutuhkan waktu 1 jam 15 menit menjadi 30 menit dengan kecepatan rata-rata 80-100 km/jam. Waktu tempuh Probolinggo-Banyuwangi juga dipersingkat dari 5 jam melalui jalan arteri menjadi hanya 2 jam.

    Melansir unggahan pada Instagram Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PU @pupr_bpjt, Sabtu (13/9/2025), Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi dirancang sepanjang 175,46 km, menghubungkan Probolinggo hingga Banyuwangi. Pembangunan tol ini dibagi ke dalam 2 tahap konstruksi.

    Pada Tahap I, konstruksi mencakup 49,68 km (Seksi 1-3) yang akan menghubungkan Probolinggo ke Besuki, menjadi pondasi penting bagi konektivitas Jawa Timur. Sedangkan pada Tahap II, konstruksi sepanjang 128,78 km (Seksi 4-7)dari Besuki hingga Ketapang.

    Pembangunan Tahap I saat ini masih terus berjalan, sedangkan Tahap II masih dalam tahap perencanaan. Pembangunan Tahap I antara lain Seksi 1.1 (Gending-Suko) dengan progres 90,49%.

    Kemudian ada pembangunan Seksi 1.2 (Suko-Kraksaan) dengan progres 90,49%, Seksi 2 (Kraksaan-Paiton) dengan progres 100%, Seksi 3.1 (Paiton-Banyuglugur) dengan progres 77,85%, serta yang terakhir Seksi 3.2 (Banyuglugur-Besuki) dengan progres 77,85%.

    Tol Probolinggo-Banyuwangi mengusung konsep ramah lingkungan dengan Hybrid Wind Tree, inovasi energi terbarukan untuk efisiensi energi. Selain itu, tol ini juga berhasil mencatatkan Rekor MURI, sebagai bukti pencapaian monumental dalam pembangunan infrastruktur nasional.

    Tol Probolinggo-Banyuwangi akan menjadi ruas tol terpanjang di Jawa Timur, sekaligus katalisator pengembangan kawasan Tapal Kuda (Banyuwangi, Bondowoso, Jember, Lumajang, Pasuruan, Situbondo, Probolinggo). Dengan hadirnya tol ini, konektivitas wilayah meningkat, ekonomi lokal tumbuh, dan masyarakat mendapatkan alternatif transportasi yang lebih cepat, nyaman, dan efisien.

    (shc/hns)

  • PIM Bondowoso Resmi Jadi Museum Terbuka Megalitik, Menuju Status Nasional

    PIM Bondowoso Resmi Jadi Museum Terbuka Megalitik, Menuju Status Nasional

    Bondowoso (beritajatim.com) – Pusat Informasi Megalitikum (PIM) Bondowoso kini resmi ditetapkan sebagai Museum Terbuka Megalitik Bondowoso melalui Keputusan Bupati Abdul Hamid Wahid Nomor: 100.3.3.2/312/430.4.2/2025. Penetapan ini memperkuat posisi Bondowoso sebagai salah satu pusat kebudayaan megalitikum terbesar di Indonesia.

    Dalam keputusan tersebut, museum yang berlokasi di Jalan Purbakala, Dusun Daringan RT 08 RW 03, Desa Pekauman, Kecamatan Grujugan, didukung penuh pendanaannya oleh APBD Kabupaten Bondowoso. Keputusan berlaku sejak tanggal ditetapkan.

    Kabid Kebudayaan Disparbudpora Bondowoso, Gede Budiawan, menjelaskan status museum terbuka ini masih berskala lokal daerah. Namun pihaknya sudah mengajukan peningkatan status ke pemerintah pusat melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur.

    “Harapannya, Museum Terbuka Megalitik Bondowoso bisa ditetapkan sebagai museum nasional,” kata Gede Budiawan pada Beritajatim.com, Sabtu (13/9/2025).

    Dengan status baru ini, Pemkab optimistis kunjungan wisatawan akan meningkat, baik domestik maupun mancanegara, terutama dari kalangan yang tertarik pada sejarah budaya megalitikum. Pengembangan museum juga akan disinergikan dengan predikat UNESCO Global Geopark (UGG) Ijen yang telah diraih Bondowoso sejak 2023.

    Secara formal, peningkatan status museum ke level nasional diperkirakan memerlukan waktu 1–2 tahun, meski percepatan sangat diharapkan. Bondowoso sendiri memiliki lebih dari 1.000 situs megalitikum yang tersebar di sejumlah kecamatan. Kawasan Grujugan menjadi sentra utama dengan luas sekitar 36 hektare, mencakup empat desa: Pekauman, Wonosari, Sumberpandan, dan Taman.

    PIM Bondowoso berdiri di atas lahan sekitar 2.000 meter persegi dengan koleksi situs megalitikum beragam, seperti batu kenong, menhir, lumpang batu, sarkofagus, hingga arca. Dengan pengakuan resmi ini, Bondowoso semakin diproyeksikan sebagai “Kota Megalitikum” sekaligus destinasi wisata budaya unggulan Jawa Timur. [awi/beq]

  • Dari Pil Koplo hingga BH, Kejari Bondowoso Musnahkan Ribuan BB Hasil Kejahatan 6 Bulan

    Dari Pil Koplo hingga BH, Kejari Bondowoso Musnahkan Ribuan BB Hasil Kejahatan 6 Bulan

    Bondowoso (beritajatim.com) – Kejaksaan Negeri (Kejari) Bondowoso memusnahkan ribuan barang bukti (BB) hasil tindak pidana yang telah memiliki kekuatan hukum tetap (inkracht).

    Pemusnahan dilakukan di depan kantor Kejari Bondowoso pada Jumat (12/9/2025), dipimpin langsung oleh Kepala Kejari (Kajari) Bondowoso, Dzakiyul Fikri.

    Dzakiyul menegaskan, pemusnahan barang bukti merupakan kewenangan jaksa sebagai eksekutor putusan pengadilan. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan kepastian hukum, mencegah penyalahgunaan, sekaligus menuntaskan perkara tindak pidana.

    “Pada hari ini kita memusnahkan barang bukti dari 77 perkara yang telah inkrah sejak Februari hingga Agustus 2025,” ujarnya pada BeritaJatim.com.

    Barang bukti yang dimusnahkan sangat beragam, mulai dari narkotika, bahan peledak, senjata rakitan, hingga barang-barang yang terkesan janggal seperti pakaian dalam. Semua barang itu, kata Kajari, merupakan hasil tindak pidana yang terbukti di pengadilan.

    Untuk narkotika, jumlahnya cukup mencengangkan. Di antaranya pil koplo logo “Y” sebanyak 44.136 butir, pil logo “DMP” sebanyak 423 butir, pil koplo logo “LL” sebanyak 48 butir, serta sabu-sabu seberat 13,3 gram.

    Selain narkotika, kejaksaan juga memusnahkan 17,9 kilogram bahan peledak, 239 buah petasan, 0,5 ons bubuk belerang, satu pucuk senjata api, enam senjata tajam, serta empat butir amunisi kaliber 38.

    Tak berhenti di situ, barang bukti lain berupa 35 botol minuman keras, akun website judi online, alat hisap sabu, pipet, korek api, hingga ratusan benda lain ikut dimusnahkan.

    “Semua barang itu dihancurkan dengan cara berbeda, mulai dari diblender, dipotong, direndam, hingga dibakar, agar tidak bisa digunakan lagi,” kata dia.

    Ada pula barang bukti unik yang ikut dimusnahkan, seperti pakaian dalam perempuan atau BH. Kajari menjelaskan, barang bukti ini biasanya berasal dari perkara asusila maupun kekerasan seksual.

    “Dalam pembuktian di persidangan, kadang barang-barang yang sifatnya sensitif tidak ditunjukkan secara terbuka, tapi tetap tercatat sebagai barang bukti,” ungkapnya.

    Ia menambahkan, idealnya pemusnahan barang bukti dilakukan setiap triwulan. Namun, karena menumpuk sejak Februari hingga Agustus, kali ini dilakukan dalam rentang enam bulan sekaligus.

    Dzakiyul juga menyoroti tingginya jumlah pil koplo yang diamankan. Menurutnya, jika tidak ditangani serius, dampaknya bisa merusak generasi muda Bondowoso, khususnya kalangan pelajar.

    “Bayangkan, ada puluhan ribu pil koplo. Kalau dibiarkan, 10 sampai 20 tahun ke depan pemuda kita bisa teler semua. Ini ancaman serius bagi masa depan Bondowoso,” tegasnya.

    Proses pemusnahan dilakukan secara terbuka sebagai bentuk transparansi kejaksaan kepada masyarakat. Kajari berharap, kegiatan ini menjadi bukti komitmen Kejari Bondowoso dalam menegakkan hukum dan menjaga ketertiban.

    “Semoga ini menjadi pengingat bagi kita semua, bahwa hukum ditegakkan bukan hanya untuk menghukum, tetapi juga untuk melindungi masyarakat,” pungkasnya. (awi/ted)

  • BMKG Juanda Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Jawa Timur hingga 17 September 2025

    BMKG Juanda Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Jawa Timur hingga 17 September 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Sejumlah wilayah di Provinsi Jawa Timur diminta waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi selama sepekan ke depan hingga 17 September 2025.

    Kepala Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda Sidoarjo, Taufiq Hermawan menjelaskan, bencana hidrometeorologi ini dipicu adanya gangguan gelombang atmosfer Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, serta gangguan atmosfer Low Frequency yang saat ini melintasi wilayah Jawa Timur.

    “Selain itu, suhu muka laut yang masih cukup hangat di sekitar Selat Madura turut mendukung pertumbuhan awan-awan konvektif yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat,” kata Taufiq Hermawan, Kamis (11/9/2025).

    Menurut Taufiq, potensi cuaca ekstrem tersebut dapat muncul bersamaan dengan turunnya hujan di sejumlah daerah Jawa Timur, di antaranya Kabupaten Bondowoso, Jember, Jombang, Kediri, Kota Batu, Kota Malang, Kabupaten Lumajang, Madiun, Mojokerto, Nganjuk, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Malang, Pacitan, Bojonegoro, Tuban, Banyuwangi, dan Trenggalek.

    “Hidrometeorologi meliputi hujan sedang – lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es hingga 17 September 2025,” jelasnya.

    Taufiq juga mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem, terutama di wilayah dengan topografi curam. Menurutnya, kawasan bergunung dan tebing rawan terdampak bencana seperti banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, hingga berkurangnya jarak pandang.

    “Wilayah dengan topografi curam, bergunung atau tebing diharapkan lebih waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem,” tutupnya. [ram/beq]

  • Sebanyak 219 Desa di Bondowoso Miliki Kampung KB, 116 Sudah Berkelanjutan

    Sebanyak 219 Desa di Bondowoso Miliki Kampung KB, 116 Sudah Berkelanjutan

    Bondowoso (beritajatim.com) – Upaya penguatan kapasitas pengelolaan Kampung Keluarga Berkualitas (KB) terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Bondowoso.

    Rabu (10/9/2025), Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB) menggelar kegiatan Penguatan Kapasitas Pengelolaan Kampung KB bersama Tim Pokja Kampung KB di ruang Kopi Robusta 1, Pemkab Bondowoso.

    Kepala Dinsos P3AKB Bondowoso, Anisatul Hamidah, menyebutkan seluruh 219 desa di Bondowoso telah membentuk Pokja Kampung KB yang disahkan melalui SK Bupati. Dari jumlah itu, sebanyak 63 desa masih berstatus berkembang, 40 desa masuk kategori mandiri, dan 116 desa sudah berkelanjutan.

    “Harapan kami, ada penguatan kapasitas bagi Pokja Kampung KB yang ada di desa. Kalau Pokja berjalan, maka data akan lengkap di sana, termasuk melalui rumah dataku,” jelasnya.

    Menurutnya, data yang dikumpulkan di Kampung KB mencakup jumlah ibu hamil, balita, batita, pasangan calon pengantin, hingga pasangan usia subur. Data tersebut akan menjadi dasar penting dalam perencanaan pembangunan berbasis keluarga.

    Lebih lanjut, Anisatul menjelaskan klasifikasi Kampung KB ditentukan oleh sejumlah indikator. Desa yang masuk kategori berkelanjutan adalah desa yang paling siap, baik dari sisi pendataan, ketersediaan kader, kelembagaan, hingga pelaksanaan monitoring dan evaluasi.

    “Jadi kategori berkelanjutan itu artinya sudah berjalan lengkap, baik pengorganisasian maupun pendataan,” pungkasnya. [awi/ian]

  • Mutasi ASN di Bondowoso Tertunda, Sekda Beberkan Penyebabnya

    Mutasi ASN di Bondowoso Tertunda, Sekda Beberkan Penyebabnya

    Bondowoso (beritajatim.com) – Rencana mutasi Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso belum bisa dilaksanakan dalam waktu dekat. Hal ini karena mutasi tersebut masih menunggu turunnya peraturan teknis (pertek) dari Badan Kepegawaian Negara (BKN).

    Sekretaris Daerah (Sekda) Bondowoso, Fathur Rozi, menegaskan bahwa tanpa persetujuan resmi dari BKN, proses pelantikan tidak dapat dilakukan.

    “Kita kirim ke BKN. Dari BKN masih belum. Itu turun baru kita langsung pelantikan. Kan harus tetap persetujuan itu. Tanpa pertek itu gak bisa. Hari ini begitu. Jangankan eselon II, staf aja begitu. Tanpa itu gak bisa,” jelasnya, Rabu (10/9/2025).

    Ia menambahkan, perkembangan proses mutasi ASN di Bondowoso saat ini masih berjalan. “On proses,” tegasnya.

    Sebelumnya, Pemkab Bondowoso telah menggelar uji kompetensi terhadap 20 kepala perangkat daerah (eselon II) di Shaba Bina Praja. Uji kompetensi ini dilakukan untuk memetakan kapasitas pejabat sekaligus potensi pergeseran jabatan, sebelum nantinya dibuka seleksi terbuka (open bidding) untuk mengisi 12 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang masih kosong.

    Hasil uji kompetensi tersebut ditargetkan rampung dalam dua pekan. Setelah pertek dari BKN turun, Pemkab segera melakukan penataan melalui pergeseran atau mutasi ASN sesuai rekomendasi hasil uji kompetensi dan tim penilai. [awi/ian]

  • Waspada! Magetan dan Ngawi Masuk Daerah Rawan Cuaca Ekstrem pada 10-17 September 2025

    Waspada! Magetan dan Ngawi Masuk Daerah Rawan Cuaca Ekstrem pada 10-17 September 2025

    Magetan (beritajatim.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Juanda mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem di Jawa Timur yang berlaku pada 10–17 September 2025.

    Dalam peringatan tersebut disebutkan sejumlah daerah berpotensi terdampak, termasuk Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ngawi, dengan ancaman hujan sedang hingga lebat yang disertai petir, angin kencang, bahkan berisiko menimbulkan banjir, banjir bandang, tanah longsor, hingga puting beliung.

    Selain Magetan dan Ngawi, wilayah lain yang masuk kategori rawan meliputi Kabupaten Bondowoso, Jember, Jombang, Kediri, Kota Batu, Kota Malang, Lumajang, Madiun, Mojokerto, Nganjuk, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Ponorogo, Malang, Pacitan, Bojonegoro, Tuban, Banyuwangi, Trenggalek, serta Kota Malang. Dengan cakupan wilayah yang luas, BMKG mengingatkan bahwa potensi gangguan aktivitas masyarakat akibat kondisi cuaca ini cukup besar.

    Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda, Taufiq Hermawan, menjelaskan fenomena ini dipicu oleh adanya gangguan gelombang atmosfer yang sedang aktif.

    “Beberapa faktor seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, serta gangguan Low Frequency memengaruhi dinamika atmosfer di Jawa Timur. Selain itu, suhu muka laut yang masih cukup hangat di sekitar Selat Madura turut mendorong pertumbuhan awan konvektif yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat,” ungkapnya.

    BMKG Juanda mengimbau masyarakat serta instansi terkait agar lebih waspada terhadap perubahan cuaca mendadak. Wilayah dengan topografi curam, bergunung, dan tebing dianggap paling rawan terdampak bencana hidrometeorologi.

    Risiko yang bisa terjadi antara lain banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, serta berkurangnya jarak pandang akibat hujan lebat.

    Taufiq menegaskan pentingnya kewaspadaan dini agar potensi kerugian maupun korban jiwa bisa ditekan.

    “Kami minta masyarakat untuk selalu memantau perkembangan kondisi cuaca terbaru yang kami sampaikan melalui website, media sosial resmi BMKG Juanda, maupun saluran komunikasi 24 jam,” ujarnya.

    Sebagai langkah antisipasi, BMKG Juanda menyediakan layanan informasi cuaca terkini melalui website https://stamet-juanda.bmkg.go.id, kanal media sosial @infobmkgjuanda, serta saluran telepon di nomor (031) 8668989 dan WhatsApp 0895800300011. Informasi peringatan dini juga diperbarui setiap tiga jam agar masyarakat dapat segera mengetahui perkembangan terbaru.

    Dengan adanya peringatan dini ini, BMKG berharap masyarakat Jawa Timur, khususnya di wilayah rawan seperti Magetan dan Ngawi, dapat lebih berhati-hati dalam beraktivitas. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan menjadi kunci untuk mengurangi dampak buruk dari cuaca ekstrem yang diperkirakan akan berlangsung selama sepekan ke depan. [fiq/ian]

  • Kejamnya Sistem Ijon bagi Petani Kopi Bondowoso

    Kejamnya Sistem Ijon bagi Petani Kopi Bondowoso

    Bondowoso (beritajatim.com) – Sistem ijon masih menjadi luka lama yang belum terobati bagi petani kopi di Bondowoso.

    Praktik jual beli kopi sebelum masa panen ini terus berlangsung hingga sekarang, membuat petani kecil kehilangan hak menikmati hasil kerja kerasnya.

    Andi Wijaya, Ketua Poktan Java Ijen Coffee, mengungkapkan praktik ijon menekan harga kopi jauh di bawah nilai pasar.

    “Petani sangat dirugikan. Misal tahun ini harga kopi basah per kilogram Rp18 ribu. Dua atau tiga bulan sebelum panen, mereka sudah kontrak ijon hanya Rp6 ribu–Rp8 ribu per kilogram,” kata Andi pada BeritaJatim.com.

    Saat panen tiba, kopi petani langsung disetorkan dengan harga murah tersebut. “Petani tidak bisa merasakan hasilnya. Karena menjual separo dari harga pasar,” jelasnya.

    Andi menyebut, petani kecil rata-rata hanya mengelola lahan dua hektar. Kondisi ini membuat mereka rawan terjebak ijon karena membutuhkan biaya hidup dan perawatan kebun sebelum masa panen.

    Padahal, Bondowoso telah lama dikenal sebagai salah satu daerah penghasil kopi specialty. Pemerintah setempat pun telah mendeklarasikan sebagai Bondowoso Republik Kopi (BRK).

    Seharusnya, kata Andi, optimalisasi industri kopi hulu ke hilir perlu dilakukan. Dari sisi permodalan misalnya, harus lebih tepat sasaran.

    “Walaupun permodalan banyak disentuh Bank Jatim dan bank pemerintah lainnya, tapi perlu lebih tepat sasaran lagi. Harus benar-benar menyasar petani dan prosesor yang aktif di pasar lokal maupun internasional,” tegas Andi.

    Selain itu, warga Desa Sukosari Lor, Kecamatan Sukosari ini mendorong agar pemerintah membentuk lembaga keuangan resmi, baik koperasi maupun badan usaha milik daerah.

    “Untuk memberi solusi alternatif permodalan dan pembiayaan kebun. Dengan begitu, petani tidak lagi terjerat ijon yang merugikan,” harapnya. (awi/ian)

  • Gantikan Karding, PKB Ingatkan Agar Mukhtarudin Tak Asal Buka Moratorium

    Gantikan Karding, PKB Ingatkan Agar Mukhtarudin Tak Asal Buka Moratorium

    Jakarta (beritajatim.com) – Presiden Prabowo Subianto mencopot Sekretaris Jenderal DPP Partai Kebangkiran Bangsa (PKB) Periode 2014 – 2019 Abdul Kadir Karding sebagai Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI). Posisi Karding digantikan Sekretaris Fraksi Golkar DPR RI Mukhtarudin.

    Wakil Ketua Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKB Nihayatul Wafiroh atau Ninik mengaku menaruh harapan besar terhadap perbaikan dan penguatan sistem perlindungan bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di bawah kepemimpinan Mukhtarudin yang baru dilantik kemarin.

    Di lain sisi, Ninik mengingatkan, agar kebijakan pembukaan moratorium penempatan PMI tidak dilakukan secara gegabah. Ia menekankan bahwa kebijakan tersebut harus dibarengi dengan jaminan perlindungan yang jelas dan terukur bagi seluruh calon PMI.

    “Jangan asal membuka moratorium tanpa kesiapan sistem perlindungan yang menyeluruh. Kita harus memastikan bahwa calon PMI mendapatkan pendampingan yang sistematis dan terukur, sehingga kompetensi mereka benar-benar terjamin dan siap bersaing secara global,” tegas anggota DPR dari daerah pemilihan (Dapil) Jawa Timur III yang meliputi Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bondowoso, dan Kabupaten Situbondo ini, Selasa (9/9/2025).

    Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa itu juga menyoroti pentingnya pengawasan yang ketat terhadap praktik-praktik pengiriman PMI secara ilegal, yang dinilai masih menjadi persoalan serius dan berdampak langsung pada keselamatan serta martabat para pekerja migran Indonesia.

    Komisi IX DPR RI, lanjut Ninik, akan terus mengawal kebijakan dan program Kementerian P2MI agar senantiasa berpihak pada perlindungan dan pemberdayaan pekerja migran, mulai dari proses pra-penempatan, masa kerja, hingga purna penempatan.

    “Pengawasan harus ditingkatkan. Pemerintah tidak boleh memberi ruang sedikit pun bagi sindikat atau oknum yang bermain di balik pengiriman PMI ilegal. Ini bukan hanya soal pelanggaran hukum, tetapi juga soal kemanusiaan,” katanya. [hen/ian]