kab/kota: Bondowoso

  • Angin Kencang Terjang Bondowoso, Tujuh Rumah di Karang Anyar Rusak Ringan

    Angin Kencang Terjang Bondowoso, Tujuh Rumah di Karang Anyar Rusak Ringan

    Bondowoso (beritajatim.com) – Hembusan angin kencang melanda wilayah Desa Karang Anyar, Kecamatan Tegalampel, Kabupaten Bondowoso, Selasa (14/10/2025) siang. Akibat peristiwa tersebut, tujuh rumah warga dilaporkan mengalami kerusakan ringan.

    Plt Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Bondowoso, Kristianto, menjelaskan bahwa kejadian terjadi sekitar pukul 14.00 WIB dan langsung mendapat respons cepat dari tim BPBD.

    “Begitu menerima laporan dari masyarakat melalui WhatsApp, tim kami langsung menuju lokasi untuk melakukan asesmen dan membantu warga terdampak. Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,” ujar Kristianto.

    Tujuh rumah yang terdampak berada di RT 10 RW 03 Desa Karang Anyar. Rumah tersebut masing-masing milik Ridwan Zakaria, Puji Hartono, Misnali, Agus Heriyanto, Ibrahim, Handoko, dan Kuwantir Wulan.

    Kristianto menjelaskan, hasil asesmen Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Bondowoso menunjukkan bahwa kerusakan yang terjadi tergolong ringan. Sebagian besar berupa atap rumah yang beterbangan serta genting yang lepas akibat terpaan angin.

    “Sebagian warga sudah mulai memperbaiki rumahnya secara mandiri. Saat ini kondisi di lapangan terpantau aman dan terkendali. Cuaca di sekitar lokasi juga cenderung mendung,” tambahnya.

    Dalam penanganan di lapangan, BPBD Bondowoso berkoordinasi dengan Polsek Tegalampel, pihak Kecamatan Tegalampel, serta masyarakat setempat. Selain melakukan pendataan, petugas juga memberikan imbauan agar warga tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih mungkin terjadi beberapa hari ke depan.

    “Musim pancaroba sering kali ditandai dengan perubahan cuaca yang cepat dan tidak menentu. Kami mengimbau masyarakat agar memperkuat atap rumah, menebang pohon yang rawan tumbang, dan segera melapor jika terjadi bencana,” tegas Kristianto.

    Hingga laporan ini disampaikan, BPBD memastikan situasi wilayah Bondowoso dalam kondisi aman. Meski demikian, petugas Pusdalops BPBD tetap memantau perkembangan cuaca secara berkala sebagai langkah antisipatif. [awi/beq]

  • Pedagang Ayam Direlokasi ke Dalam Pasar Induk Bondowoso, Jalan Veteran Jadi Lebih Tertib

    Pedagang Ayam Direlokasi ke Dalam Pasar Induk Bondowoso, Jalan Veteran Jadi Lebih Tertib

    Bondowoso (beritajatim.com) – Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP dan Damkar) Kabupaten Bondowoso bersama Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) serta Dinas Perhubungan (Dishub) melaksanakan kegiatan relokasi pedagang ayam dari Jalan Veteran ke dalam Pasar Induk Bondowoso, Sabtu (11/10/2025).

    Kegiatan berlangsung sejak pukul 06.45 hingga 08.30 WIB dengan melibatkan sejumlah personel gabungan dari tiga instansi. Turut hadir Asisten II Sekretariat Daerah Bondowoso Abdurrahman, Kasatpol PP dan Damkar Bondowoso Slamet Yantoko, serta Kepala UPT Pasar Induk Didik Muriyanto.

    Kepala Satpol PP dan Damkar Bondowoso, Slamet Yantoko, menjelaskan bahwa relokasi dilakukan sebagai langkah penataan kawasan kota agar lebih tertib, bersih, dan tidak mengganggu arus lalu lintas di sekitar Jalan Veteran.

    “Selama ini pedagang ayam menempati bahu jalan, sehingga selain menimbulkan kemacetan juga kurang tertib secara tata ruang. Karena itu, kami arahkan untuk menempati area dalam Pasar Induk agar lebih aman, nyaman, dan sesuai peruntukan,” ujarnya.

    Ia menegaskan, proses relokasi dilakukan dengan pendekatan persuasif dan dialogis. Sebelum pelaksanaan, pihaknya berdiskusi dengan koordinator pedagang ayam untuk memastikan kegiatan berjalan tanpa gesekan.

    “Kami mengedepankan pendekatan humanis. Semua pihak diajak bicara baik-baik, dan alhamdulillah para pedagang bisa menerima dengan lapang dada setelah dijelaskan tujuan relokasi ini,” tambah Slamet.

    Sementara itu, Kepala UPT Pasar Induk Bondowoso Didik Muriyanto mengatakan, pihaknya telah menyiapkan lokasi khusus di dalam pasar untuk menampung seluruh pedagang ayam yang direlokasi.

    “Area khusus ini sudah kami sediakan agar kegiatan jual beli tetap berjalan normal namun lebih tertata, higienis, dan sesuai standar pengelolaan pasar,” jelas Didik.

    Selama kegiatan berlangsung, situasi lapangan terpantau aman, tertib, dan kondusif. Seluruh pedagang ayam telah menempati area baru yang disediakan, sementara arus lalu lintas di Jalan Veteran kini kembali lancar.

    Kegiatan relokasi ini merupakan bagian dari program penataan kawasan perdagangan dan ketertiban umum yang terus digencarkan oleh Pemerintah Kabupaten Bondowoso melalui Satpol PP dan Damkar bersama instansi terkait. [awi/beq]

  • Fenomena Hari Tanpa Bayangan di Jatim Terjadi 10-14 Oktober, Begini Penjelasan dan Jadwal

    Fenomena Hari Tanpa Bayangan di Jatim Terjadi 10-14 Oktober, Begini Penjelasan dan Jadwal

    Surabaya (beritajatim.com) – Fenomena kulminasi atau yang populer disebut ‘hari tanpa bayangan’ diprediksi akan melanda sejumlah wilayah di Jawa Timur mulai tanggal 10 hingga 14 Oktober 2025.

    Peristiwa unik ini terjadi karena posisi Matahari berada tepat di atas kepala pengamat, atau di titik zenit.

    Secara ilmiah, kulminasi utama terjadi tepat ketika nilai deklinasi Matahari sama dengan nilai lintang pengamat.

    Deklinasi adalah sudut antara garis khatulistiwa dengan benda langit, sementara lintang pengamat menunjukkan posisi geografis pengamat di Bumi. Kesamaan nilai sudut ini adalah syarat utama terjadinya fenomena ‘hari tanpa bayangan’.

    Ketika syarat tersebut terpenuhi, Matahari akan berada tepat di atas pengamat. Akibatnya, bayangan dari benda tegak, seperti tiang atau tugu, akan terlihat ‘menghilang’. Ini terjadi karena bayangan tersebut jatuh tepat di bawah benda dan bertumpuk dengannya. Inilah alasan mengapa hari kulminasi utama juga dikenal sebagai ‘hari tanpa bayangan’.

    Sementara, dampak yang mungkin dirasakan saat terjadi kulminasi adalah cuaca terasa lebih terik dari biasanya.

    Menurut Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, Bhilda Maulida, fenomena kulminasi akan memiliki pengaruh langsung pada suhu udara. Hal ini berpotensi membuat cuaca yang dirasakan menjadi semakin terik.

    “Saat kulminasi, apabila kondisi cuaca cerah dan tutupan awan sedikit, panas matahari akan langsung masuk ke permukaan bumi tanpa hambatan,” ujar Bhilda, Jumat (10/10/2025).

    ​Namun, Bhilda menambahkan, dampak sebaliknya juga bisa terjadi. Pemanasan matahari tidak akan maksimal atau terasa menyengat apabila terdapat banyak tutupan awan atau kondisi cuaca lain yang menghalangi sinar matahari, seperti hujan.

    ​Mengingat potensi cuaca terik saat kulminasi dengan kondisi cerah, BMKG menyampaikan sejumlah imbauan kepada masyarakat. Salah satunya adalah dengan menghindari paparan sinar matahari secara langsung.

    ​”Karena intensitas radiasi matahari dan sinar UV sangat tinggi, maka akan memiliki dampak buruk bagi kulit” imbau Bhilda.

    ​Selain itu, Bhilda juga mengimbau masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air minum harian yang cukup. Minum air yang cukup sangat penting untuk mencegah dehidrasi, terutama saat cuaca benar-benar terasa terik.

    ​Imbauan serupa juga berlaku bagi masyarakat yang ingin menyaksikan fenomena hari tanpa bayangan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat mengamati momen langka ini.

    ​”Jika ingin mengamati fenomena tanpa bayangan di luar ruangan pada detik-detik kulminasi, sebaiknya gunakan tabir surya atau pakaian, payung, dan topi yang dapat melindungi kulit dari panas matahari,” tutup Bhilda. (rma/ted)

    *Berikut jadwal hari tanpa bayangan yang terjadi di sejumlah wilayah di Jawa Timur mulai tanggal 10 – 14 Oktober 2025:*

    • 10 Oktober 2025

    – Tuban 11.18 WIB

    • 11 Oktober 2025

    – Sumenep 11.11 WIB
    – Pamekasan 11.12 WIB
    – Sampang 11.13 WIB
    – Bangkalan 11.15 WIB
    – Gresik 11.16 WIB
    – Lamongan 11.17 WIB
    – Bojonegoro 11.19 WIB

    • 12 Oktober 2025

    – Pasuruan 11.14 WIB
    – Bangil 11.15.22 WIB
    – Sidoarjo 11.15 WIB
    – Surabaya 11.15 WIB
    – Mojosari 11.16 WIB
    – Mojokerto 11.16 WIB
    – Jombang 11.17 WIB
    – Nganjuk 11.18 WIB
    – Caruban 11.19 WIB
    – Madiun 11.20 WIB
    – Ngawi 11.20 WIB
    – Magetan 11.21 WIB

    • 13 Oktober 2025

    – Situbondo 11.10 WIB
    – Bondowoso 11.10 WIB
    – Kraksaan 11.12 WIB
    – Probolinggo 11.13 WIB
    – Malang 11.15 WIB
    – Batu 11.16 WIB
    – Ngasem 11.18 WIB
    – Kediri 11.18 WIB
    – Ponorogo 11.20 WIB

    • 14 Oktober 2025

    – Banyuwangi 11.08 WIB
    – Jember 11.11 WIB
    – Lumajang 11.13 WIB
    – Kepanjen 11.15 WIB
    – Kanigoro 11.17 WIB
    – Blitar 11.17 WIB
    – Tulungagung 11.18 WIB
    – Trenggalek 11.19 WIB
    – Pacitan 11.21 WIB.

  • Damkar Bondowoso Evakuasi Ulat Bulu di SDN Dabasah 4, Antisipasi Gangguan Kegiatan Belajar

    Damkar Bondowoso Evakuasi Ulat Bulu di SDN Dabasah 4, Antisipasi Gangguan Kegiatan Belajar

    Bondowoso (beritajatim.com) – Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) pada Satuan Polisi Pamong Praja dan Damkar Kabupaten Bondowoso melakukan evakuasi hewan berupa ulat bulu di SDN Dabasah 4, Kecamatan Bondowoso, Kamis (9/10/2025).

    Evakuasi dilakukan setelah pihak sekolah, melalui salah satu guru bernama Nike, melapor adanya banyak ulat bulu yang menempel di pohon sekitar lingkungan sekolah dan mulai meresahkan. Upaya penanganan sebelumnya telah dilakukan oleh pihak sekolah, namun populasi ulat tetap muncul kembali.

    Menindaklanjuti laporan yang masuk pukul 08.00 WIB, tim Damkar langsung diterjunkan ke lokasi untuk melakukan penyemprotan disinfektan pada area yang menjadi sarang ulat.

    Plt. Damkar pada Satpol PP dan Damkar Bondowoso, Martanto, menjelaskan bahwa pihaknya bergerak cepat karena laporan tersebut berpotensi mengganggu kenyamanan kegiatan belajar di sekolah.

    “Begitu laporan kami terima, tim langsung menuju lokasi. Petugas melakukan penyemprotan cairan disinfektan di sekitar pepohonan tempat ulat bersarang. Setelah dilakukan penanganan, ulat berhasil dibasmi,” ujar Martanto.

    Ia menambahkan, kejadian semacam ini sering muncul saat perubahan musim, terutama dari kemarau menuju penghujan, karena kondisi lembab memicu perkembangbiakan serangga dan ulat bulu.

    “Kami mengimbau masyarakat agar segera melapor jika menemukan kasus serupa. Penanganan cepat dapat mencegah penyebaran lebih luas dan menjaga lingkungan tetap bersih dan aman,” tambahnya. [awi/beq]

  • Angin Kencang Terjang Bondowoso, Pohon Tumbang di Halaman SMPN 1

    Angin Kencang Terjang Bondowoso, Pohon Tumbang di Halaman SMPN 1

    Bondowoso, (beritajatim.com) – Cuaca ekstrem berupa angin kencang melanda wilayah Kabupaten Bondowoso pada Kamis sore (9/10/2025) sekitar pukul 17.04 WIB.

    Hembusan angin cukup kuat itu mengakibatkan satu pohon tumbang di halaman SMPN 1 Bondowoso, Kelurahan Blindungan, Kecamatan Bondowoso.

    Meski sempat menimbulkan kepanikan, peristiwa tersebut tidak menyebabkan korban jiwa maupun kerusakan bangunan.

    Pohon tumbang langsung ditangani oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso.

    Plt Kepala Pelaksana BPBD Bondowoso, Kristianto, mengatakan pihaknya menerima laporan kejadian melalui pesan WhatsApp dari warga sekitar.

    Tim Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) segera menindaklanjuti laporan tersebut dan berkoordinasi dengan unsur terkait di lapangan.

    “Begitu laporan kami terima pukul 17.04 WIB, tim langsung menuju lokasi. Bersama kepala sekolah dan masyarakat, pohon yang tumbang berhasil dievakuasi dengan cepat. Tidak ada korban jiwa, dan situasi kini aman terkendali,” terang Kristianto, Kamis (9/10/2025) malam.

    Penanganan di lokasi melibatkan unsur BPBD Bondowoso, agen bencana Jawa Timur, pihak SMPN 1 Bondowoso, serta warga setempat.

    Berdasarkan hasil asesmen, hanya satu pohon yang tumbang dan tidak ada kerusakan fasilitas sekolah lainnya.

    Cuaca di wilayah Kelurahan Blindungan saat kejadian terpantau mendung dan berangin, namun tanpa hujan lebat.

    BPBD Bondowoso terus memantau perkembangan cuaca dan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana akibat cuaca ekstrem.

    “Kami minta masyarakat waspada terhadap pohon besar yang sudah tua atau miring, terutama di area sekolah dan fasilitas umum. Jika melihat kondisi berpotensi bahaya, segera lapor ke BPBD agar dapat kami tindaklanjuti,” imbau Kristianto. [awi/aje]

  • Dapur Rumah Warga di Bondowoso Terbakar, Diduga Akibat Tungku Tradisional

    Dapur Rumah Warga di Bondowoso Terbakar, Diduga Akibat Tungku Tradisional

    Bondowoso (beritajatim.com) – Sebuah insiden kebakaran terjadi di Dusun Cangkring, Desa Grujugan Lor, Kecamatan Jambesari Darus Sholah, pada Kamis (9/10/2025) sekitar pukul 11.00 WIB.

    Kebakaran tersebut menghanguskan bagian dapur rumah milik warga bernama Suyami.

    Plt Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso, Kristianto, membenarkan kejadian tersebut. Ia menjelaskan bahwa sumber api diduga berasal dari tungku tradisional yang masih menyala.

    “Berdasarkan hasil asesmen tim di lapangan, api berasal dari tungku di dapur rumah korban. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,” ujar Kristianto pada Beritajatim.com, Kamis sore (9/10/2025).

    Tim Pusdalops, TRC BPBD, serta Agen Informasi Bencana 5.5 Kabupaten Bondowoso segera bergerak ke lokasi setelah menerima laporan dari warga melalui grup WhatsApp.

    Mereka melakukan asesmen, pendokumentasian, dan melaporkan hasilnya kepada pimpinan untuk tindak lanjut.

    Kristianto menambahkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan perangkat daerah terkait untuk membantu warga terdampak.

    “Koordinasi lanjutan dengan OPD terkait akan dilakukan agar bantuan dan penanganan bisa lebih cepat dan tepat,” jelasnya.

    Hingga sore hari, kondisi wilayah Bondowoso dilaporkan aman dan terkendali. Cuaca di sekitar lokasi kejadian juga terpantau berawan.

    BPBD Bondowoso kembali mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi kebakaran rumah, terutama bagi warga yang masih menggunakan tungku kayu atau peralatan memasak tradisional.

    “Pastikan tungku benar-benar padam sebelum ditinggalkan. Ini langkah sederhana tapi sangat penting untuk mencegah kejadian serupa,” tegas Kristianto. (awi/ted)

  • Parkir di Depan DPKP Bondowoso, Mobil Pikap Milik Warga Grujugan Terbakar

    Parkir di Depan DPKP Bondowoso, Mobil Pikap Milik Warga Grujugan Terbakar

    Bondowoso, (beritajatim.com) – Sebuah mobil pikap dengan nomor polisi P 8414 NL milik Riyan, warga Desa Wonosari, Kecamatan Grujugan, hangus terbakar saat terparkir di depan Kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Bondowoso, Rabu (8/10/2025) sekitar pukul 15.30 WIB.

    Peristiwa ini sempat membuat panik warga dan pegawai yang berada di sekitar lokasi. Asap tebal keluar dari bagian dalam mobil sebelum akhirnya api membesar.

    Melihat kejadian itu, pemilik mobil segera melapor ke Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Bondowoso untuk meminta pertolongan.

    Kasatpol PP dan Damkar Bondowoso, Slamet Yantoko, membenarkan insiden tersebut. Ia menjelaskan bahwa petugas Damkar langsung bergerak cepat setelah menerima laporan dari masyarakat.

    “Begitu laporan masuk, tim kami segera menuju lokasi. Api berhasil dipadamkan dalam waktu singkat dan dilakukan pendinginan untuk memastikan tidak ada sisa bara,” terang Slamet Yantoko.

    Dugaan sementara, kebakaran disebabkan oleh korsleting listrik pada bagian dalam mobil. Namun, penyelidikan lebih lanjut dilakukan bersama Polsek Kota Bondowoso yang turut berada di lokasi kejadian.

    Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun kerugian material diperkirakan mencapai sekitar Rp10 juta.

    Slamet Yantoko mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi kebakaran kendaraan, terutama yang disebabkan gangguan kelistrikan.

    “Sebelum bepergian, pastikan instalasi listrik kendaraan dalam kondisi baik. Jika melihat tanda-tanda kebakaran, segera hubungi petugas kami agar bisa segera ditangani,” pesannya. (awi/ian)

  • Forkopimda Bondowoso dan DPR RI Kompak Cari Solusi Damai Sengketa Lahan Ijen

    Forkopimda Bondowoso dan DPR RI Kompak Cari Solusi Damai Sengketa Lahan Ijen

    Bondowoso (beritajatim.com) – Persoalan lahan antara masyarakat petani di kawasan Ijen dengan pihak PTPN mulai menemukan titik terang.

    Pemerintah melalui Forkopimda Bondowoso bersama DPR RI berkomitmen mencari solusi damai agar penataan kawasan tidak menimbulkan konflik dan tetap berpihak pada kesejahteraan masyarakat.

    Anggota Komisi VI DPR RI, Nasim Khan, mengungkapkan bahwa penataan kawasan Ijen merupakan bagian dari Program Strategis Nasional (PSN) sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 5 Tahun 2025 tentang penertiban kawasan hutan dan perkebunan.

    “Kita sudah melakukan pertemuan zona pertama. Insya Allah nanti ada delapan titik proyek PSN, termasuk untuk kesejahteraan masyarakat Ijen. Kami sudah berbicara langkah-langkah yang ditempuh antara petani, masyarakat Ijen, dan PTPN,” ujar Nasim Khan usai pertemuan di Bondowoso.

    Menurutnya, kawasan Ijen memiliki posisi strategis karena selain sebagai wilayah perkebunan juga menjadi daerah penyangga ketahanan pangan.

    Zona pertama yang disepakati mencakup Kampung Baru dan Kampung Malang di Desa Sempol, di mana petani bersama PTPN akan meninjau langsung lokasi PSN untuk relokasi lahan garapan masyarakat.

    “Lahan di Ijen adalah HGU milik negara, tapi semuanya untuk kesejahteraan masyarakat yang bekerja di situ. Forkopimda akan mengajukan agar hortikultura tetap bisa ditanam demi kebutuhan primer rakyat,” tegasnya.

    Nasim menambahkan, pada zona pertama sekitar 12 hektare lahan kopi akan diatur kembali agar masyarakat yang telah menanam hortikultura selama puluhan tahun tidak kehilangan sumber penghidupan.

    “Kita ajukan agar 12 hektare yang diganti tetap untuk hortikultura. Ini kebutuhan primer masyarakat dan demi ketahanan pangan,” ujarnya.

    Sementara itu, Ketua DPRD Bondowoso, Ahmad Dhafir, menegaskan bahwa Forkopimda terus aktif melakukan mediasi dan mencari jalan tengah bagi kepentingan petani dan pihak PTPN.

    “Sampai hari ini Forkopimda sudah empat kali rapat membahas persoalan Ijen. Pemerintah hadir untuk mencarikan solusi persoalan yang sudah bertahun-tahun belum selesai. Yang penting, masyarakat tenang dan bisa berusaha,” terang Dhafir.

    Ia menyampaikan bahwa Bupati Bondowoso telah meminta pihak PTPN agar memberi izin kepada masyarakat untuk menanam hortikultura di beberapa titik, mengingat kebutuhan pangan daerah terus meningkat seiring dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintah pusat.

    “Hortikultura ini bagian dari ketahanan pangan. Apalagi sekarang kebutuhan bahan pangan seperti kentang dan sayur dari Ijen sangat tinggi,” jelasnya.

    Dhafir juga mengingatkan, meskipun lahan di kawasan Ijen merupakan milik negara yang dikelola oleh PTPN, Perhutani, dan BKSDA, bukan berarti masyarakat tidak punya ruang untuk berusaha.

    “Di Ijen itu tidak ada tanah milik rakyat. Semua milik negara. Tapi bukan berarti PTP selalu benar. Kalau HGU tidak sesuai peruntukan, secara aturan bisa dibatalkan. Jadi kedua belah pihak harus saling memahami posisi hukum,” tegasnya.

    Dalam pertemuan terakhir, disepakati bahwa di zona pertama akan ada belasan hektare lahan kopi yang digarap oleh PTPN dan akan diganti dengan lahan pengganti seluas sama untuk masyarakat.

    “Forkopimda bukan juru bicara PTP. Forkopimda hadir agar Bondowoso tetap kondusif. Kesepakatan ini akan disaksikan langsung oleh Bupati, DPRD, Kajari, Dandim, dan Kapolres,” tutur Dhafir.

    Penyelesaian persoalan lahan akan dilakukan bertahap per zona, mulai dari Kampung Malang, Kampung Waru, Jampit, Sumber Rejo, hingga Gunung Blawu dan Kaligedang.

    “Kita selesaikan satu per satu. Yang penting masyarakat senang. Pemerintah dan Forkopimda selalu mengedepankan kepentingan rakyat tanpa mengganggu usaha BUMN di bidang kopi,” pungkasnya. (awi/ted)

  • Pamit Ngarit, Lansia di Bondowoso Meninggal Dunia di Sawah Miliknya

    Pamit Ngarit, Lansia di Bondowoso Meninggal Dunia di Sawah Miliknya

    Bondowoso (beritajatim.com) – Seorang pria lanjut usia di Bondowoso ditemukan meninggal dunia di area persawahan miliknya setelah pamit ngarit atau mencari rumput sejak pagi. Peristiwa itu terjadi di Dusun Sekolahan, Desa Kembang, Kecamatan Bondowoso, Selasa (7/10/2025) sore.

    Korban diketahui bernama Tola’i (76), seorang buruh tani setempat. Ia ditemukan dalam posisi terlentang dan sudah tidak bernyawa di sawah miliknya sekitar pukul 17.50 WIB.

    Kasi Humas Polres Bondowoso, Iptu Boby Dwi Siswanto, membenarkan kejadian tersebut. “Benar, seorang warga Desa Kembang atas nama Tola’i ditemukan meninggal dunia di sawah miliknya. Petugas Polsek Bondowoso Kota sudah melakukan pemeriksaan di lokasi,” ujarnya, Rabu (8/10/2025).

    Berdasarkan keterangan saksi yang juga istri korban, Rahmatun (54), korban berpamitan dari rumah sekitar pukul 09.00 WIB untuk mencari rumput. Namun hingga sore hari tak kunjung pulang. “Sekitar pukul 17.30 WIB, saksi menyusul ke sawah dan menemukan korban sudah dalam keadaan meninggal dunia,” jelas Iptu Boby.

    Warga yang mengetahui kejadian itu segera mengevakuasi jenazah korban ke rumah duka. Kepala dusun setempat kemudian menghubungi Bhabinkamtibmas Desa Kembang, Aiptu Putu Sudaryanto, untuk melaporkan kejadian tersebut.

    Petugas Polsek Bondowoso Kota, termasuk Kapolsek, Wakapolsek, Ps. Kanit Reskrim, Bhabinkamtibmas, dan SPKT, langsung mendatangi lokasi guna melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) serta pemeriksaan awal.

    “Dari hasil pemeriksaan sementara, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Diduga korban meninggal dunia karena kelelahan atau faktor kesehatan saat bekerja di sawah,” terang Iptu Boby.

    Jenazah korban telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan. “Polisi telah melakukan pemeriksaan di lokasi dan berkoordinasi dengan keluarga. Kami turut berbelasungkawa atas peristiwa ini,” pungkasnya. [awi/beq]

  • Pesta Miras Oplosan di Magelang Berujung Maut, 2 Pemuda Tewas

    Pesta Miras Oplosan di Magelang Berujung Maut, 2 Pemuda Tewas

    Liputan6.com, Jakarta – Dua pemuda di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, tewas setelah menggelar pesta minuman beralkohol di sebuah gubuk yang terletak di area persawahan Dusun Gedongan Kidul, Desa Bondowoso, Kecamatan Mertoyudan, pada Minggu 5 Oktober 2025.

    Kasat Reskrim Polresta Magelang Kompol La Ode Arwansyah, mengatakan keduanya diketahui meninggal dunia setelah dua hari berlangsung pesta minuman beralkohol yang diduga mengalami gejala keracunan.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, pesta miras tersebut digelar oleh sejumlah pemuda setempat. Namun, dua orang di antaranya dikabarkan sakit setelah acara pesta itu berakhir. Kedua korban meninggal diketahui bernama Ari Setiawan (26) dan Juli Purnawan (47).

    “Dua orang meninggal dunia, satu sempat dibawa oleh keluarganya ke rumah sakit dan satunya ditemukan di rumahnya sudah dalam kondisi meninggal dunia,” katanya, dikutip dari Antara, Selasa (7/10/2025).

    Pihak kepolisian yang menerima laporan hal itu segera mendatangi lokasi kejadian dan rumah korban untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.