kab/kota: Bojonegoro

  • Pawargo Gresik Gelar Halal Bihalal dan Gebyar Reyog

    Pawargo Gresik Gelar Halal Bihalal dan Gebyar Reyog

    Gresik (beritajatim.com) – Paguyuban Warga Kabupaten Ponorogo (Pawargo) cabang Kabupaten Gresik pada Minggu (21/4/2024) kemarin menggelar kegiatan halal bihalal dan Gebyar Reyog Pawargo di gedung Pudak Galeri di Jalan Pahlawan Nopmor 26 Kota Gresik. Warga Ponorogo di Gresik berkomitmen melestarikan dan menyosialisasikan budaya Reyog Ponorogo di daerah ini.

    Selain diikuti pengurus dan anggota Pawargo dari Gresik, kegiatan ini juga dihadiri pengurus dan anggota Pawargo dari Kabupaten Tuban, Bojonegoro, Lamongan, Kota Surabaya, Sidoarjo, Kabupaten Bangkalan.

    Pembina Pawargo, Santoso, mengatakan, dengan hadirnya dua unit Reyog baru milik Pawargo Gresik komplit dengan gamelan dan perangkatnya, pengurus Pawargo Gresik bertekad bisa ikut Festival Reyog Tahunan di Ponorogo dalam acara Grebek Suro.

    “Partisipasi di festival Reyog itu untuk menunjukkan eksistensi kita dan bukti nyata budaya Reyog tetap dipelihara dan diaktualisasikan warga Ponorogo di Gresik,” kata Humas Pawargo Gresik, Slamet Kurniadi, Selasa (23/4/2024).

    Slamet Kurniadi mengemukakan, gelaran Reyog membutuhkan konsistensi pemain dan semua pihak yang terlibat di dalamnya. Karena itu, keberadaan pelatih, pembina, dan komponen lain dalam satu tim Reyog harus saling sinergi.

    Gebyar Reyog di acara Halal Bihalal Pawargo Gresik

    Di tim Reyog Pawargo Gresik, telah ditunjuk pelatih dan pembina masing-masing Kang Hartono Leke dan Sunarto Bronk. Keduanya dibantu Wito yang selama ini dikenal sebagai aktivis kesenian Reyog. Mereka menggelar latihan rutin di sanggar Reyog Pawargo Gresik H. Wachid di Jalan Awikun Madya Nomor 1 Desa Gending, Kecamatan Kebomas, Gresik.

    “Sanggar Reyog Pawargo Gresik memberikan pelatihan tari dan musik secara gratis untuk masyarakat Gresik sebagai penerus Reyog, karena kesenian ini mesti dilestarikan siapa saja tanpa memandang Ras, suku dan agama,” tegas Slamet.

    Ketua Pawargo Gresik, Edi Purnomo mengatakan, pengurus bertekad memperluas hubungan persaudaraan melalui tali silaturahim dan kesenian. Caranya mengajak generasi muda Pawargo, khususnya yang ada di Gresik, untuk saling mengenal dan berkomunikasi antarwarga Ponorogo di perantauan.

    “Khususnya terkait dengan ikhtiar memasyarakatkan dan melestarikan kesenian Reyog di sini,” katanya.

    Hahal Bihalal Pawargo Gresik dimeriahkan seni Reyog.

    Sedang sesepuh Pawargo Gresik, Eyang Suharjono berharap semua anggota Pawargo untuk merefleksi diri bahwa perjalanan paguyuban yang berdiri sejak 1981 sampai sekarang dan telah melewati lima estafet kepemimpinan, dari era Sumadi, lalu masa Slamet Kurniadi, zaman Sugiono, kemudian era Sugeng Trijono, dan kini dipimpin Pawargo Gresik dipimpin Edi Purnomo.

    “Yang penting bisa mengikuti perkembangan zaman dengan tetap mengedepankan visi misi Pawargo Gresik,” kata Suharjono mengingatkan. [air]

  • Gempa Bumi Guncang Bojonegoro, Nihil Kerusakan

    Gempa Bumi Guncang Bojonegoro, Nihil Kerusakan

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Gempa bumi mengguncang wilayah Kabupaten Bojonegoro dengan skala 3,3 magnitudo. Sesuai monitoring Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa terjadi pukul 16.05 WIB, Senin (22/4/2024).

    Data yang diterima jurnalis beritajatim.com menyebut, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7.10° LS; 111.85° BT tepatnya di darat pada jarak 7 km arah Barat Laut Bojonegoro, Jawa Timur dengan kedalaman 9 kilometer.

    Titik lokasi berada di sekitar Kecamatan Trucuk Kabupaten Bojonegoro yang berbatasan dengan Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban.

    Sesuai kajian BMKG, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar lokal.

    Dampak yang timbul akibat gempa bumi tersebut, dirasakan di daerah Bojonegoro III MMI, Tuban II-III MMI (Getaran III MMI dirasakan seperti terdapat truk melintas). Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.

    “Untuk dampak kerusakan akibat gempa yang terjadi di Kabupaten Bojonegoro nihil (tidak ada laporan masuk),” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Laela Nor Aeny.

    Selain itu, hingga Senin, 22 April 2024 pukul 16.28 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan belum ada aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

    “Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” ujar Kepala Stageof Sleman, Setyoajie Prayoedhie, sesuai rilis yang diterima beritajatim.com.

    Pihaknya mengimbau, agar masyarakat menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah. [lus/kun]

  • Pencarian Penambang Pasir Tenggelam di Bojonegoro Dilanjut Besok Pagi

    Pencarian Penambang Pasir Tenggelam di Bojonegoro Dilanjut Besok Pagi

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Proses pencarian atau Ops SAR penambang pasir tradisional di Sungai Bengawan Solo Bojonegoro yang tenggelam, untuk sementara dihentikan. Hingga pencarian hari pertama ditutup, korban belum ditemukan.

    Pencarian hari pertama korban tenggelam di Sungai Bengawan Solo turut Desa Semanding Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro itu berakhir pada pukul 16.00 WIB dan akan dilanjutkan kembali besok. “Korban belum ditemukan, akan dilanjutkan pencarian besok jam 7 pagi,” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Laela Nor Aeny, Senin (22/4/2024).

    Korban tenggelam yang masih dalam pencarian yakni Ahmad Arif (35) warga RT 04 RW 01 Desa Semanding Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro. Korban tenggelam sekitar pukul 12.00 WIB saat memuat pasir hasil tambang.

    Saat kejadian, korban bersama tiga orang penambang pasir tradisional lainnya. Namun, ketiga penambang yang lain berhasil selamat karena bisa berenang. Sedangkan korban, diduga tidak bisa berenang untuk menyelamatkan diri.

    “Warga tidak ada yang tau, kalau korban ini tidak bisa berenang. Karena sebagian besar penambang ini bisa berenang,” ujar warga Desa Semanding, Ahmad Suyuti.

    Perahu pengangkut pasir yang ditumpangi korban ini tenggelam diduga karena terseret arus yang besar. Sedangkan jangkar perahu masih menancap. Perahu yang bermuatan pasir dan terbuat dari pelat besi itu akhirnya oleng hingga tenggelam. [lus/kun]

  • Penambang Pasir Bengawan Solo di Bojonegoro Hanya Dibayar Rp50 ribu Sekali Muat

    Penambang Pasir Bengawan Solo di Bojonegoro Hanya Dibayar Rp50 ribu Sekali Muat

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Kejadian perahu tenggelam pengangkut pasir hasil tambang tradisional di Sungai Bengawan Solo sering terjadi.

    Namun, sebagian besar penambang pasir tradisional itu memiliki kemampuan berenang untuk menyelamatkan diri jika terjadi kemungkinan tenggelam.

    Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang warga Desa Semanding Kecamatan Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro Ahmad Suyuti. Kejadian perahu penambang pasir yang tenggelam di Sungai Bengawan Solo sudah sering terjadi. Namun, sebagian besar penambang berhasil menyelamatkan diri.

    “Di sini (Sungai Bengawan Solo, turut Desa Semanding) sering terjadi perahu tenggelam, tapi sebagian besar penambang pasir ini bisa berenang,” ungkapnya, Senin (22/4/2024).

    Selama dua tahun terakhir, sedikitnya ada tiga kali kejadian perahu tenggelam dan baru kali ini memakan korban. Kejadian perahu tenggelam kali ini dialami oleh kelompok penambang pasir di Sungai Bengawan Solo turut Desa Semanding Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro sekitar pukul 12.00 WIB.

    “Korban ini bukan asli warga Semanding, tapi dari Desa Sepat Kecamatan Sukosewu. Warga juga tidak tahu kalau ternyata tidak bisa berenang,” terangnya.

    Perahu pengangkut pasir yang tenggelam itu dinaiki oleh empat orang. Tiga orang berhasil selamat karena bisa berenang. Sedangkan satu penambang masih dalam pencarian. Satu penambang yang diduga tenggelam atas nama Ahmad Arif (35) warga RT 04 RW 01 Desa Semanding Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro.

    Sedangkan tiga orang lainnya yang selamat yakni, Kamali dan Saparun warga asal Desa Semanding Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro serta Sadik warga Desa Simo Kecamatan Soko Kabupaten Tuban. Para penambang yang terdiri dari empat orang ini dibayar Rp200 ribu sekali angkut. Sehingga setiap orang menerima Rp50 ribu.

    “Sekali angkut, satu perahu itu bisa mengangkut satu rit pasir. Perahu yang digunakan berukuran 17 meter kali 2,7 meter dengan bahan plat besi,” terangnya.

    Kejadian perahu tenggelam itu diduga belum bermuatan penuh. Perahu baru terisi bagian depan. Penambang biasanya menggunakan lujuk dan jangkar untuk bersandar perahu. Diduga, saat itu perahu terseret arus yang deras sehingga tertarik oleh jangkar yang masih menancap. Karena kondisi tidak seimbang, sehingga perahu oleng dan tenggelam. [lus/ted]

  • Penambang Pasir Bojonegoro Tenggelam di Bengawan Solo

    Penambang Pasir Bojonegoro Tenggelam di Bengawan Solo

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Seorang penambang pasir tradisional dilaporkan tenggelam di Sungai Bengawan Solo Bojonegoro. Korban tenggelam saat mengangkut pasir menggunakan perahu di Desa Semanding, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro, Senin (22/4/2024) sekitar pukul 12.00 WIB.

    Menurut salah seorang warga desa, Ahmad Suyuti, korban diketahui bernama Ahmad Arif (35), warga RT 04 RW 01 Desa Semanding. Saat itu, korban bersama tiga orang lainnya sedang naik perahu yang mengangkut pasir.

    Perahu yang ditumpangi empat orang dan pasir hasil tambang melaju melawan arus sungai yang sedang tinggi. “Tiba-tiba perahu yang ditumpangi tenggelam, dan korban tidak bisa berenang akhirnya tenggelam,” ujarnya Suyuti.

    Korban hilang dalam kejadian tersebut. Sementara tiga penambang lain yang selamat yakni Kamali dan Saparun, warga Desa Semanding serta Sadik, warga Desa Simo, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban.

    “Ketiga orang yang selamat ini karena bisa berenang dan berhasil menyelamatkan diri. Sekarang kondisinya masih pemulihan,” ungkapnya.

    Satu korban tenggelam kini masih dalam proses pencarian BPBD Bojonegoro bersama Tim SAR Gabungan. Potensi relawan yang turut dalam pencarian di antaranya, dari BPBD Jatim, BPBD Bojonegoro, Damkarmat, TNI, Polri, Satpol PP, Pemdes, Pemerintah Kecamatan. Selain itu, dari relawan kebencanaan seperti Elang Bengawan Rescue (EBR), DAN SAR Muhammadiyah, serta masyarakat setempat. [lus/beq]

  • Bau Sampah TPA Menyengat, Warga Banjarsari Bojonegoro Mengeluh

    Bau Sampah TPA Menyengat, Warga Banjarsari Bojonegoro Mengeluh

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Sejak musim penghujan datang, bau menyengat dari sampah-sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Banjarsari Kecamatan Trucuk Kabupaten Bojonegoro dikeluhkan warga.

    Bau menyengat itu dirasakan oleh warga di perumahan yang berada di sekitar TPA milik Pemkab Bojonegoro. Bau busuk yang diduga berasal dari sampah di TPA itu sudah sering dikeluhkan warga. Bahkan juga disampaikan ke petugas di perkantoran TPA.

    “Baunya busuk, sepertinya dari TPA belakang perumahan ini. Apalagi pada musim penghujan, bau busuk seringkali muncul setelah hujan reda,” ujar warga setempat Kevin.

    Pria berusia 38 tahun itu menambahkan, bau busuk sering muncul saat musim penghujan. Baunya bahkan bisa tercium dari jarak sekitar 3 km dari lokasi TPA. Ia berharap dengan adanya bau yang diduga dari sampah di TPA itu, Pemkab Bojonegoro bisa mencari solusi.

    “Seingat saya tahun kemarin kita (warga) memprotes petugas di TPA, tapi ya kelihatanya tidak ada tindak lanjut,” tambahnya.

    Sementara dihubungi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bojonegoro Dandi Suprayitno mengungkapkan, sejauh ini ia mengaku belum mendapat laporan adanya bau menyengat yang diduga dari sampah yang ada di TPA. Namun, jika hal itu benar pihaknya akan melakukan pengecekan ke lokasi.

    “Tidak adil kalo harus dipermasalahkan, namun akan lebih tepat kalau kami pun diberi kesempatan untuk mengurangi bau jika memang ada, soalnya angin tentu bertiup bebas dan sampah pastilah ada bau,” terangnya. [lus/ian]

  • Dulu Tinggalkan Blitar, Rahmat Santoso Beri Sinyal Maju Cabup, Rakyat Masih Percaya?

    Dulu Tinggalkan Blitar, Rahmat Santoso Beri Sinyal Maju Cabup, Rakyat Masih Percaya?

    Blitar (beritajatim.com) – Mantan Wakil Bupati (Wabup) Blitar, Rahmat Santoso memberi sinyal bakal maju sebagai Calon Bupati Blitar 2024 mendatang.

    Rahmat yang sebelumnya mundur dari jabatannya sebagai Wabup Blitar kini memberikan sinyal bakal balik ke Bumi Penataran.

    Polisi PAN tersebut mengaku siap untuk maju sebagai Calon Bupati Blitar andai ditunjuk oleh sang ketua umum. Mantan Wabup Blitar yang sebelumnya mundur itu mengaku mendapatkan sejumlah dukungan baik dari masyarakat maupun partai politik.

    “Saya pikir soal gandeng siapa itu perlu dipertimbangkan lagi takutnya saya ini tidak maksimal,” kata Rahmat Santoso menjawab pertanyaan wartawan soal potensi dirinya kembali ke Blitar, Jumat (19/04/24).

    Rahmat mengaku masih memikirkan secara matang terkait hal ini dan menunggu petunjuk dari ketua umum PAN Zulkifli Hasan. Jika diizinkan dan mendapat dukungan untuk maju sebagai calon bupati Blitar maka Rahmat siap menjadi calon bupati Blitar.

    “Saya sebetulnya ditawari posisi di Jakarta oleh Ketum dan saya memilih itu tapi kalau nanti tiba-tiba saya disuruh di daerah ya saya siap,” imbuhnya.

    Rahmat Santoso sendiri sebenarnya bukan nama asing di Blitar. Polisi PAN itu sempat menjabat sebagai Wakil Bupati Blitar bersama Rini Syarifah sebelum dirinya mundur.

    Diketahui Makde Rahmat, mundur dan meninggalkan Blitar karena maju sebagai Calon Legislatif DPR-RI dari dapil Tuban – Bojonegoro. Namun pencalonannya ternyata gagal.

    Mantan Bupati Blitar itu gagal melaju ke Senayan karena kalah suara. Kini usai gelaran Pemilihan Legislatif, Rahmat seakan memberi sinyal bakal maju ke Blitar sebagai Calon Bupati.

    Lantas bagaimanakah respon masyarakat, tentu ada yang pro dan kontra. Seperti yang diungkapkan oleh Jimmy, warga Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar tidak setuju jika Rahmat Santoso kembali ke Bumi Penataran.

    “Dulu saja meninggalkan Blitar sekarang kog mau kembali, entar kalau ada masalah ditinggal lagi bukan diselesaikan,” kata Jimmy.

    Awalnya masyarakat memang optimis dengan kepemimpinan Rahmat Santoso sebagai Wakil Bupati Blitar. Namun setelah apa yang dilakukan Rahmat Santoso dengan meninggalkan Blitar saat Pileg lalu, membuat sebagian masyarakat kecewa.

    “Pemimpin itu harus tanggung jawa bukan belum selesai tanggung jawabnya malah mau cari jabatan lain,” kata Imron, warga Blitar.

    Namun loyalitas Rahmat juga masih ada di Kabupaten Blitar. Bagi loyalitasnya tentu sudah barang pasti mereka mengharapkan Rahmat Santoso untuk kembali ke Bumi Penataran untuk memimpin Kabupaten Blitar dalam 5 tahun ke depan.

    ” Tentu kalau mau kembali ya silahkan, wong ya dia memiliki kinerja yang bagus selama ini,” ungkap Ririn, warga Wates Blitar. (owi/ted)

  • KPU Umumkan Pencalonan Perorangan Pilkada Bojonegoro 2024

    KPU Umumkan Pencalonan Perorangan Pilkada Bojonegoro 2024

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bojonegoro umumkan persyaratan bagi calon perorangan dalam pemilihan bupati dan wakil bupati Kabupaten Bojonegoro 2024. Meski secara teknis tahapan pemilihan kepala daerah (Pilkada) Bojonegoro, pada November 2024 mendatang belum dimulai.

    “Bagi bakal calon yang melalui jalur perorangan untuk dapat melengkapi dan menyerahkan persyaratan dukungan,” ujar Komisioner Bidang Teknis Penyelenggaraan KPU Bojonegoro, Fatma Lestari, Jumat (19/4/2024).

    Beberapa persyaratan bagi bakal calon bupati dan wakil bupati yang akan maju melalui jalur perorangan diantaranya, harus memenuhi syarat dukungan minimal sebanyak 67.200 dukungan atau 6,5 persen dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kabupaten Bojonegoro.

    Jumlah dukungan tersebut, harus tersebar di 15 kecamatan (lebih dari 50 persen jumlah kecamatan di Kabupaten Bojonegoro). Kemudian, menyerahkan model B-1 KWK perseorangan, model pernyataan identitas pendukung KWK, dan file Excel data dukung.

    Selanjutnya bagi calon bupati dan wakil bupati perorangan harus melampirkan fotocopy KTP atau surat perekaman KTP-el dari Dinas Dukcapil pada surat pernyataan dukungan. Beberapa pemenuhan persyaratan tersebut dalam jangka waktu mulai Minggu 5 Mei 2024 hingga Senin 19 Agustus 2024.

    Menurut Fatma, beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon bupati dan wakil bupati perorangan itu sesuai dengan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bojonegoro nomor 1434 tahun 2024 tentang Syarat Minimal dan Persebaran Dukungan Bakal Pasangan Calon Perseorangan dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro tahun 2024. [lus/kun]

  • Kades Ini Bakal Saingi Mantan Bupati Bojonegoro di Pilkada 2024

    Kades Ini Bakal Saingi Mantan Bupati Bojonegoro di Pilkada 2024

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Kepala Desa (Kades) Campurejo, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro, Edi Sampurno bakal menyaingi Mantan Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 mendatang.

    Selain kades di wilayah kawasan minyak dan gas bumi (migas) lapangan Sukowati Field itu, lawan lain yang akan menantang Anna Mu’awanah juga Nurul Azizah. Nurul Azizah kini masih menjabat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Bojonegoro. Namun, juga senter akan maju ke Pilkada 2024.

    Menurut Edi, pencalonannya sebagai bakal calon Bupati Bojonegoro itu merupakan hak semua warga untuk mencalonkan diri. Pihaknya mengungkapkan, pencalonannya itu karena berangkat dari permintaan masyarakat dan keinginan sendiri untuk membangun Bojonegoro.

    “Karena ada niatan baik, jika ada yang mendukung kami terima. Paling penting ikhtiar berbuat untuk Bojonegoro, memakmurkan rakyat,” ujarnya, Kamis (18/4/2024).

    Edi mengaku, sudah menjalin komunikasi secara personal dengan sejumlah tokoh, baik tokoh masyarakat yang berpengaruh, maupun tokoh partai politik. Namun, komunikasi yang dibangun tersebut belum mengarah pada institusi atau kelembagaan parpol yang akan dipakai kendaraan untuk mencalonkan diri.

    “Orang-orang yang punya potensi di Bojonegoro ini semua kita rangkai. Alhamdulillah dimudahkan untuk ketemu tokoh-tokoh di Bojonegoro,” imbuhnya.

    Langkah yang diambil kini menurutnya tinggal menunggu rekomendasi dari beberapa petinggi partai yang mungkin bisa dijadikan kendaraan politik sebagai calon bupati. Dalam proses berjalan pihaknya terus menjalin komunikasi hingga rekomendasi partai turun.

    “Beberapa parpol yang sudah saya ajak bicara tinggal nunggu rekomendasi dan suport DPP. Kalau memang sungguh-sungguh dan untuk kemakmuran rakyat Bojonegoro akan mudah,” pungkasnya.

    Sebelumnya, Sekretaris Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Bojonegoro Abdulloh Umar mengungkapkan, dalam Pilkada 2024 Bojonegoro, PKB sudah memiliki calon yang akan diusung. Calon yang akan diusung itu mantan Bupati Bojonegoro periode 2018-2023 Anna Mu’awanah.

    “PKB Bojonegoro akan mengusung kadernya sendiri menjadi calon Bupati Bojonegoro 2024-2029. Yakni, Hj Anna Muawanah,” ujar Abdulloh Umar.

    Anna Mu’awanah sendiri pada Pemilu 2024 terpilih menjadi Anggota DPR RI Dapil IX Bojonegoro-Tuban periode 2024-2029. Meski terpilih sebagai anggota legislatif di Senayan, wanita kelahiran Tuban itu akan menjajal kemampuan politiknya sebagai calon bupati Bojonegoro untuk kedua kali. [lus/beq]

  • Termasuk Malang Raya, Warga Jatim Diimbau Waspada Cuaca Ekstrem 16-21 April 2024

    Termasuk Malang Raya, Warga Jatim Diimbau Waspada Cuaca Ekstrem 16-21 April 2024

    Malang (beritajatim.com) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberi peringatan cuaca ekstrem hujan lebat di sejumlah daerah Jawa Timur (Jatim) mulai 16 april hingga 21 April 2024. BMKG mengimbau masyarakat Jatim agar waspada terhadap potensi cuaca ekstrem.

    Kepala Stasiun BMKG Kelas I Juanda Sidoarjo, Taufiq Hermawan memperkirakan bahwa cuaca ekstrem bakal terjadi sampai 21 April 2024. Pada periode tersebut berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi seperti puting beliung, hujan es, hujan lebat, banjir, tanah longsor, maupun angin kencang.

    Masyarakat dan instansi terkait dihimbau agar waspada terhadap peningkatan kecepatan angin dan hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang selama sepekan ke depan. Termasuk di Malang Raya.

    “Kami harap masyarakat dapat mengantisipasi dampak yang ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang serta berkurangnya jarak pandang,” ungkap Taufik dilansir dari laman BMKG Juanda pada Rabu (17/4/2024).

    Peringatan dini ini dikeluarkan karena sebagian besar wilayah Jatim berada pada peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Suhu permukaan laut di perairan Jatim masih hangat yang dapat menyebabkan peningkatan pasokan uap air di atmosfer.

    Analisis udara atas menunjukkan atmosfer kondisi labil dan lembab mulai dari lapisan bawah sampai atas. Taufiq juga menyebut gangguan gelombang atmosfer equatorial Rossby sehingga mendukung terbentuknya awan konvektif masif di wilayah Jatim.

    Adapun daerah yang mendapat peringatan dini tiga diantaranya berada di wilayah Malang Raya, yaitu Kota Batu, Kabupaten Malang, dan Kota Malang. Selain itu himbauan juga berlaku untuk Kabupaten Jember, Kabupaten Jombang, Kota Kediri, Kabupaten Lumajang, Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Kediri, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Blitar, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Bondowoso, Kota Blitar, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Pacitan.

    Berlaku juga untuk Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Gresik, Kabupaten Lamongan, Kota Mojokerto, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Sidoarjo, Kota Surabaya, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tuban, Kota Pasuruan, dan Kota Probolinggo.

    “Maka dari itu, kepada pemudik yang akan kembali ke perantauan diharap berhati-hati dan waspada. Ikuti arahan dan himbauan pemerintah,” tegasnya.

    Masyarakat yang bertempat tinggal daerah bertopografi curam/bergunung/tebing atau rawan longsor dan banjir diharapkan waspada terhadap dampak yang ditimbulkan akibat cuaca ekstrem. [dan/aje]