kab/kota: Bojonegoro

  • Gerah Diberitakan Korupsi Jemaah, Kades se-Bojonegoro Lakukan Ini

    Gerah Diberitakan Korupsi Jemaah, Kades se-Bojonegoro Lakukan Ini

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Pemberitaan dan unggahan di media sosial soal penyidikan dugaan tindak pidana korupsi Mobil Siaga Desa membuat para kades di Kabupaten Bojonegoro gerah. Apalagi unggahan media sosial yang mengolah dan mengarahkan isu bahwa kepala desa yang melakukan tindak pidana korupsi berjemaah.

    Menyikapi hal itu, sejumlah kepala desa (Kades) di Kabupaten Bojonegoro bereaksi dengan melakukan gerakan bersama untuk mengembalikan bantuan pengadaan Mobil Siaga Desa ke Pemkab atau Kejaksaan Negeri (Kejari) Bojonegoro. Sedikitnya ada 30 mobil siaga desa kemarin sudah mulai diparkir di area kantor Kejari di Jalan Rajekwesi.

    Kepala Desa Wotan Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro Anam Warsito mengatakan, adanya gerakan untuk mengembalikan kembali mobil siaga desa itu dipicu karena adanya muatan informasi yang menjadi konsumsi publik seolah-olah 384 kepala desa yang menerima BKKD Mobil Siaga Desa 2022 itu melakukan korupsi berjamaah.

    “Karena sudah viral dimana-mana yang diolah dari media maupun media sosial yang disebut kades di Bojonegoro korupsi berjamaah,” ujarnya, kemarin.

    Kalau secara mens rea, kata mantan anggota DPRD Bojonegoro itu, kepala desa sudah melakukan sesuai dengan aturan dan tidak memiliki niat jahat untuk melakukan mark up. Sesuai dengan harga yang ada di e-katalog satu unit mobil jenis Suzuki APV GX yang dipakai mobil siaga desa senilai Rp243 juta.

    “Tapi karena desa tidak terhubung dengan e-katalog, maka kami lakukan lelang manual, sesuai dengan juknis. Termasuk operasional pelayanan masyarakat, kami juga menganggarkan Rp25-35 juta,” terangnya.

    Dalam proses penyidikan ini, Anam Warsito juga menilai bahwa kepala desa sudah sangat kooperatif. Saat diperiksa sebagai saksi tidak ada yang mangkir. Pun tidak hadir, karena sakit maupun sedang berhaji. Selain itu juga uang cashback yang diterima dari besaran Rp7 juta hingga Rp15 juta juga telah diserahkan ke penyidik.

    “Sehingga kami memohon untuk penegakan mobil siaga ini, dengan mempertimbangkan beban psikologis yang kami terima atas justifikasi oleh masa. Maka meminta kepada Kejari Bojonegoro untuk memilah informasi yang bisa dikonsumsi publik dan materi penyidikan agar tidak bias di publik,” pintanya.

    Hingga akhirnya, setelah melakukan audiensi dengan Pj Bupati Bojonegoro Adriyanto dan pihak Kejari Bojonegoro para kades yang dikoordinir Asosiasi Kepala Desa (AKD) membawa pulang kembali mobil siaga yang terlanjur diboyong ke kantor Kejari.

    “Hasil audiensi dengan Pj Bupati ada kesepakatan agar mobil siaga dimanfaatkan kembali untuk melayani masyarakat,” pungkasnya.

    Sementara Kepala Kejari Bojonegoro Muji Murtopo mengatakan, pada prinsipnya dalam penyidikan dugaan kasus tindak pidana korupsi ini belum akan melakukan penyitaan terhadap barang bukti mobil. Saat ini proses hukum yang berjalan masih dalam proses pemeriksaan saksi-saksi. Kepada masyarakat, diimbau agar menerapkan asas praduga tak bersalah.

    “Kita harapkan kepada kepala desa ini untuk menyerahkan uang yang sudah diterima, daripada menumpuk mobil di kantor Kejari. Mudah-mudahan segera kita tuntaskan sehingga tidak berlama-lama,” ujarnya.

    Namun, pihaknya meminta agar dalam proses hukum yang berjalan ini semua pihak bisa memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan sejujur-jujurnya. Sehingga dalam proses penyidikan bisa segera tuntas. Untuk pengembalian mobil ini kami tegas tidak akan menerima mobil tersebut. Alasannya, yang akan dibongkar Kejari adalah proses kerugian negaranya, bukan soal mobilnya.

    “Kalau menurut saya, sebaiknya mobilnya ini dimanfaatkan untuk melayani masyarakat. Karena yang kami kejar bukan mobilnya, tetapi uang yang diterima para kades ini,” pungkasnya. [lus/beq]

  • Kades se-Kecamatan Sumberrejo Bojonegoro Diperiksa Soal Dugaan Korupsi

    Kades se-Kecamatan Sumberrejo Bojonegoro Diperiksa Soal Dugaan Korupsi

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Kepala Desa (Kades) se-Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro diperiksa Penyidik Kejaksaan Negeri (Kejari) setempat. Pemeriksaan dilakukan atas penyidikan dugaan tindak pidana korupsi pengadaan Mobil Siaga Desa.

    Kasi Intelijen Kejari Bojonegoro Reza Aditya Wardana mengatakan, total ada 24 kades se-Kecamatan Sumberrejo yang dijadwalkan diperiksa hari ini. “Namun, ada dua kades yang izin tidak hadir,” ujarnya, Kamis (30/5/2024).

    Dua kades yang tidak hadir tersebut, beralasan sakit. Menurut Reza, sapaannya, dengan begitu penyidik tidak bisa memaksa untuk memeriksanya. “Kami akan menjadwalkan pemeriksaan ulang untuk dua kades yang beralasan itu. Mungkin, pekan depan,” imbuhnya.

    Sebelumnya, penyidik juga telah memeriksa kades se-Kedungadem dan Kalitidu. Mereka diperiksa pada Selasa (28/5/2024) dan Rabu (29/5/2024). Pemeriksaan ini untuk membongkar indikasi adanya dugaan korupsi terkait pengadaan Mobil Siaga Desa yang bersumber dari Bantuan Keuangan Khusus Desa (BKKD) 2022.

    Sebagaimana diketahui, sejak akhir 2023 Kejari Bojonegoro mulai menyelidiki Pengadaan Mobil Siaga yang dilakukan Pemkab Bojonegoro pada 2022 lalu. Pengadaan mobil siaga untuk 384 desa melalui dana Bantuan Khusus Keuangan Desa (BKKD) 2022 senilai total Rp98 miliar itu diduga terjadi penyelewengan.

    Indikasi awal yang dilakukannya penyidikan mobil siaga desa itu karena adanya ketidaksesuaian proses perencanaan, pengadaan, hingga selisih harga. Ada selisih harga sekitar Rp114-128 juta per pembelian Mobil Siaga. Selain itu, juga ada cashback dari dealer penyedia untuk para kades penerima Mobil Siaga.

    Hingga akhir Mei 2024 ini, sejumlah kades yang menyerahkan barang bukti dugaan tindak pidana korupsi pengadaan mobil siaga desa itu totalnya sudah lebih dari Rp1,8 miliar. Barang bukti tersebut didapat dari penyerahan kepada desa yang menerima cashback. [lus/ian]

  • 384 Kades Penerima Mobil Siaga Diperiksa Kejari Bojonegoro, Potensi Tersangka?

    384 Kades Penerima Mobil Siaga Diperiksa Kejari Bojonegoro, Potensi Tersangka?

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Penyidik Kejaksaan Negeri (Kejari) Bojonegoro secara maraton memeriksa seluruh unsur yang terlibat dalam proses pengadaan mobil siaga desa melalui Bantuan Keuangan Khusus Desa (BKKD) 2022 yang diduga terjadi pelanggaran tindak pidana korupsi.

    Pemeriksaan dimulai dari unsur pemerintah desa dalam hal ini kepala desa (kades). Ada sebanyak 384 desa yang menerima BKKD Mobil Siaga Desa. Dari jumlah itu, sebanyak kurang lebih 150 kades yang sudah dimintai keterangan. Sisanya, ditarget selesai dalam dua minggu ke depan.

    “Kejari tetap melakukan penyidikan sesuai jadwal yang sudah dibuat dan secepat mungkin akan diselesaikan,” ujar Kasi Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Bojonegoro Aditia Sulaeman, Rabu (29/5/2024).

    Saat disinggung soal potensi tersangka dalam penyidikan tindak pidana korupsi mobil siaga desa ini pihaknya mengaku masih fokus pada pengumpulan bahan dan keterangan sebagai pembuktian tindak pidananya.

    “Kita belum mengarah kesana (penetapan tersangka). Kepala desa belum bisa dipastikan menjadi tersangka semua. Masih banyak hal-hal yang akan kami bongkar,” imbuhnya.

    Selain melakukan pemeriksaan saksi-saksi, penyidik Kejari Bojonegoro juga melakukan penghitungan dugaan kerugian negara atas program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro senilai Rp250 juta per desa penerima itu. Perhitungan potensi kerugian negara dilakukan oleh auditor Kejaksaan Tinggi (Kejati).

    “Untuk perhitungan kerugian negara sudah koordinasi dengan auditor kejaksaan tinggi sejak awal dan masih berjalan. Tidak melibatkan Inspektorat Bojonegoro karena di sini (Inspektorat) akan banyak pekerjaan karena melibatkan banyak OPD” imbuhnya.

    Untuk diketahui, penyelidikan awal yang ditemukan Kejari Bojonegoro, dugaan tindak pidana korupsi pengadaan mobil siaga desa ini diduga terjadi sejak dalam perencanaan, proses pengadaan yang dilakukan tim yang dibentuk pemdes, serta dari penganggaran. Temuan tersebut yang kini didalami untuk dibuktikan. [lus/aje]

  • Mobil Siaga Bojonegoro, Kades se-Kecamatan Kedungadem Diperiksa

    Mobil Siaga Bojonegoro, Kades se-Kecamatan Kedungadem Diperiksa

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Sebanyak 22 kepala desa (Kades) sek-Kecamatan Kedungadem diperiksa penyidik Kejaksaan Negeri (Kejari) Bojonegoro. Pemeriksaan dilakukan untuk melengkapi penyidikan dugaan tindak pidana korupsi pengadaan mobil siaga desa.

    Kasi Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Bojonegoro Aditia Sulaeman mengatakan, dari 22 kades yang dipanggil untuk dimintai keterangan hari ini, ada tiga kades yang tidak hadir memenuhi panggilan. Dua orang mengaku sakit dan satu orang kades sedang melaksanakan ibadah haji.

    “Tiga kades yang tidak hadir karena ada yang sakit jantung, satunya belum terkonfirmasi sakit apa. Sedangkan satu lagi sedang beribadah haji,” ujarnya, Selasa (28/5/2024).

    Untuk pemeriksaan kepala desa ini, pihaknya mengaku akan memeriksa seluruh kades yang menerima program bantuan keuangan khusus desa (BKKD) tahun anggaran 2022 untuk pengadaan mobil siaga desa. Totalnya sebanyak 384 desa.

    “Kemungkinan untuk pemeriksaan kepala desa ini bisa selama dua minggu. Setelah itu pemeriksaan kepada pejabat setingkat diatasnya,” imbuhnya.

    Sementara disinggung soal penetapan tersangka, pihaknya mengaku belum bisa berandai-andai. Yang jelas, lanjut dia, pihaknya akan menuntaskan dan memeriksa seluruh yang terlibat dalam pengadaan mobil siaga desa yang bersumber dari BKKD 2022 dengan nilai Rp250 juta per desa. [lus/beq]

  • Polres Bojonegoro Buru Pelaku Penipuan Berkedok Tarik Uang Kebersihan

    Polres Bojonegoro Buru Pelaku Penipuan Berkedok Tarik Uang Kebersihan

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Dua perempuan dewasa yang meminta uang kebersihan dengan kedok dari dinas di lingkup Pemkab Bojonegoro diharapkan tidak terulang. Polisi saat ini memburu keduanya setelah viral video yang memperlihatkan keduanya sedang beraksi.

    Kasat Reskrim Polres Bojonegoro AKP Fahmi Amarullah mengungkapkan, pihaknya saat ini masih melakukan penelusuran kepada dua pelaku perempuan itu. “Kita tindaklanjuti (cari keberadaan pelaku),” ujar AKP Fahmi, Senin (27/5/2024).

    Pria lulusan Akpol tahun 2012 itu menambahkan, selain tim dari Satreskrim yang bergerak, dia juga meminta kepada awak media maupun masyarakat yang mengetahui informasi keberadaan kedua pelaku.

    “Kalau ada informasi terkait keberadaan pelaku, bisa diinfokan ke saya, siapa tahu ada suara-suara pelaku beraksi di tempat lain,” tegasnya.

    Sebelumnya diberitakan, viral di media sosial (Medsos) sebuah video yang menampilkan dua perempuan dewasa, diduga memalak uang di salah satu toko busana muslim Azkia Scarf, yang ada di Jalan Panglima Sudirman Kota Bojonegoro.

    Salah satu kasir toko pakaian itu, Nindy mengungkapkan, kedua pelaku datang mengaku ditugaskan untuk menarik uang kebersihan. Tak hanya itu, kedua orang itu meyakinkan targetnya dengan membawa selembar kwitansi abal-abal.

    “Awalnya dimintai uang Rp70 ribu, setelah itu diralat dan diberikan kwitansi Rp150 ribu,” ungkap Nindy, Minggu (26/5/2024).

    Ia pun langsung memberikan uang yang diminta kedua pelaku. Alasannya karena panik dan kaget. Ia tak sempat berpikir panjang, karena ia menganggap dua perempuan itu dari petugas kebersihan sungguhan. “Karena kaget juga tiba-tiba mereka menyodorkan kwitansi, dan mengaku dari dinas kebersihan,” tuturnya.

    Akhirnya, lanjut Nindy, ia memberikan uang Rp150 ribu ke kedua orang tersebut, kemudian setelah menerima uang keduanya langsung meninggalkan lokasi. Setelah keduanya tidak terlihat keberadaannya, ia baru sadar bahwa kwitansi yang diterimanya tanpa ada logo maupun tanda tangan resmi. [lus/but]

  • Nyaru Petugas Kebersihan, Viral 2 Perempuan Palak Penjaga Toko di Bojonegoro

    Nyaru Petugas Kebersihan, Viral 2 Perempuan Palak Penjaga Toko di Bojonegoro

    Bojonegoro (bertajatim.com) –  Dua perempuan dewasa terekam kamera pengawas. Keduanya terlihat mendatangi penjaga toko pakaian di Bojonegoro.

    Kedatangan mereka diduga nyaru sebagai petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat untuk menarik uang kebersihan.

    Kejadian tersebut berlangsung di salah satu toko pakaian atau busana muslim Azkia Scarf, Jalan Panglima Sudirman Kota Bojonegoro, Minggu (20/5/2024) sekitar pukul 12.30 WIB.

    Salah satu kasir toko pakaian yang didatangi adalah Nindy. Dia mengungkapkan, kedua pelaku datang mengaku ditugaskan untuk menarik uang kebersihan. Tak hanya itu, kedua orang itu meyakinkan targetnya dengan membawa serobek kwitansi abal-abal.

    “Awalnya dimintai uang Rp70 ribu, setelah itu diralat dan diberikan kwitansi Rp150 ribu,” ujarnya, Senin (27/5/2025).

    Karena panik dan kaget dengan kedatangan dua perempuan dewasa itu, penjaga toko kemudian mengaku tak sempat berpikir panjang. Karena ia menganggap dua perempuan itu dari petugas kebersihan sungguhan.

    “Karena kaget juga tiba-tiba mereka menyodorkan kwitansi, dan mengaku dari dinas kebersihan,” tuturnya.

    Akhirnya, lanjut Nindy, ia memberikan uang Rp150 ribu ke kedua orang tersebut. Keduanya kemudian langsung pergi setelah menerima uang. Menyadari hal itu merupakan aksi penipuan akhirnya pemilik toko memposting rekaman CCTV ke media sosial dan viral.

    “Baru sadar bahwa itu penipuan setelah kedua perempuan pergi. Melihat bahwa kwitansi yang diberikan kosongan. Tidak ada logo dan tanda tangan resmi,” jelasnya.

    Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Bojonegoro, Dandy Suprayitno memastikan itu adalah penipuan atau pungutan liar. Karena pihaknya tidak pernah melakukan pungutan atau menarik uang kebersihan kepada masyarakat.

    “Kami tidak pernah menarik uang kebersihan ke masyarakat,” tegasnya. [lus/ted]

  • Calon Jemaah Haji Asal Bondowoso Gagal Berangkat, Ada Apa?

    Calon Jemaah Haji Asal Bondowoso Gagal Berangkat, Ada Apa?

    Surabaya (beritajatim.com) – Harapan SM (34), seorang calon jemaah haji asal Bondowoso, untuk menunaikan ibadah haji tahun ini pupus setelah diketahui tengah hamil muda. Kehamilan yang telah dinanti selama 15 tahun ini justru menjadi penghalang keberangkatannya.

    “Saya tidak menyangka akan hamil setelah penantian panjang,” ungkap SM dengan nada sedih.

    Dia seharusnya berangkat bersama sang ibu dalam kloter 50, namun hasil pemeriksaan kesehatan menyatakan usia kandungannya belum memenuhi syarat minimal 14 minggu.

    Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya, Abdul Haris menjelaskan bahwa sesuai ketentuan kesehatan, kehamilan di bawah 14 minggu atau di atas 26 minggu tidak diizinkan berangkat.

    “Jatah kursi SM akan diberikan kepada calon jemaah lain dari daftar cadangan,” ujar Haris.

    Sementara itu, ibu SM tetap melanjutkan perjalanan ke Tanah Suci. “Saya ikhlas melepas ibu berangkat sendiri. Semoga tahun depan saya diberi kesempatan,” ujar SM tegar.

    Hingga saat ini, Embarkasi Surabaya telah memberangkatkan 56 kloter dengan total 20.764 orang. Namun, terdapat enam jemaah yang tertunda keberangkatannya karena alasan kesehatan, termasuk empat orang yang masih dirawat di RS Haji.

    “Alhamdulillah, sembilan jemaah yang sebelumnya dirawat sudah dinyatakan layak terbang dan telah diberangkatkan,” ujar Abdul Haris.

    Di sisi lain, kabar duka datang dari Tanah Suci. Dua jemaah haji asal Jawa Timur dilaporkan meninggal dunia. Soetimur Suto (67) dari kloter 12 Tuban wafat di RS Haji, sementara Sutarso Tasripin Kamsi (62) dari kloter 3 Bojonegoro wafat di Makkah akibat sakit jantung.

    “Semoga para jemaah haji yang wafat mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah,” doa Abdul Haris.

    Dengan demikian, total jemaah haji Jawa Timur yang wafat mencapai empat orang, dua di Tanah Suci dan dua di Tanah Air.

    Hari ini, Embarkasi Surabaya menerima kedatangan empat kloter dari Banyuwangi dan Sidoarjo. [aje]

  • Jamaah Haji Asal Bojonegoro Wafat di Masjidil Haram, Begini Kronologisnya!

    Jamaah Haji Asal Bojonegoro Wafat di Masjidil Haram, Begini Kronologisnya!

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Jamaah haji asal Kabupaten Bojonegoro wafat di Makkah. Satu jamaah haji dilaporkan menghembuskan nafas terakhir saat hendak menunaikan salat Jumat di Masjidil Haram, Jumat (24/5/2024) sekitar pukul 10.00 WIB. Begini kronologisnya.

    Amirul Hajj Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) Masyarakat Madani Bojonegoro 2024, Ahyar menceritakan, satu jamaah haji asal Bojonegoro yang wafat atas nama Sutarso (61) warga RT 02 RW 01 Desa Panjunan Kecamatan Kalitidu.

    “Bapak Sutarso jamaah haji rombongan 1 regu 2 telah dipanggil Allah sekitar pukul 10.00 WIB, di kompleks Masjidil Haram,” ujarnya, Minggu (26/5/2024).

    Salat Jumat pertama di tanah suci Makkah itu membuat sejumlah jamaah semangat untuk mendapatkan saff paling depan. Termasuk Pak Sutarso. Saat itu, jamaah yang wafat sedang mencari tempat salat di Masjidil Haram.

    “Almarhum berencana berangkat lebih awal agar mendapat tempat di depan karena salat Jumat pertama,” imbuhnya.

    Kemudian setelah sampai di Masjidil Haram, almarhum bersama empat orang jamaah lain satu rombongan hendak naik di pintu 89. Almarhum bersama jamaah bernama Budi, Karyadi, dan Sholikin. Ketiganya sudah naik eskalator terlebih dulu.

    “Menyusul Pak Sutarso bersama Pak Nasuha. Tiba-tiba saat mau naik ke tanggal eskalator, slayer pak Nasuha ditarik oleh pak Sutarso yang terjatuh. Selanjutnya ditolong oleh Askar dan tenaga medis di Arab Saudi,” ceritanya.

    Ketua Kloter SUB 3 Kabupaten Bojonegoro Abdur Rozaq menambahkan, setelah almarhum terjatuh dan tidak sadarkan diri, kemudian ditangani oleh tim medis Masjidil Haram dibantu PKP3JH Seksus. Selanjutnya dievakuasi ke RS Medical Care yang berada di sekitar Masjidil Haram.

    “Namun beberapa saat kemudian dokter setempat menyatakan yang bersangkutan sudah meninggal dunia,” tambahnya.

    Wafatnya jamaah haji asal Kabupaten Bojonegoro itu oleh ketua kloter sub 3 juga telah diaporkan ke Sektor 9 wilayah Misfalah, juga kepada Kasi PHU Kemenag Bojonegoro dan melalui aplikasi.

    “Atas kejadian itu, pihak Maktab langsung mengurus surat-surat dan proses pemulasaraan, TKH Kloter juga melaporkan ke KKHI,” pungkasnya. [lus/aje]

  • Relawan EBR Bojonegoro Gelar Musda Pertama

    Relawan EBR Bojonegoro Gelar Musda Pertama

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Organisasi relawan kemanusiaan Elang Bengawan Rescue (EBR) menggelar Musyawarah Daerah (Musda) pertama tahun 2024. Musda EBR di New Garasi Cafe dan Bistro Bojonegoro tersebut secara aklamasi menempatkan Sukirno sebagai Ketua Umum EBR masa bhakti 2024-2026.

    Musda EBR tahun 2024 dimulai sejak pukul 09.00 Wib, Sabtu (25/5/2024). Dibuka oleh Ketua Dewan Pengawas, Pengarah dan Pembina organisasi, Andik Sudjarwo. Lebih dari separo anggota EBR yang diundang hadir dan memberikan hak suaranya untuk memilih pemegang tongkat komando sebagai ketua umum organisasi.

    Dalam sambutannya, Ketua Dewan Pengawas, Pengarah dan Pembina organisasi, Andik Sudjarwo memberikan apresiasi pelaksanaan Musda EBR ke-I tahun 2024 ini. Andik mengatakan patut disyukuri bersama dengan kondisi hadirnya organisasi relawan kemanusiaan saat ini.

    “Tidak mudah untuk mengidentitaskan diri sebagai relawan kemanusiaan. Juga tidak banyak orang-orang yang memiliki jiwa kerelawanan. Sebab, relawan kemanusiaan itu adalah panggilan hati, panggilan jiwa,” ujar Andik sebelum membuka pelaksanaan Musda EBR.

    Dalam perkembangannya, lanjut Andik, organisasi EBR ini tergolong organisasi relawan baru di Kabupaten Bojonegoro. Meski organisasi ini baru, dia memberikan apresiasi kepada para jajaran pengurus dan semua anggotanya. Telah banyak yang sudah dilakukan personil EBR dalam penanggulangan bencana dan misi kemanusiaan.

    Menurut Andik, EBR Bojonegoro tidak hanya fokus bergerak aktif dalam operasi SAR mencari orang hilang atau korban tenggelam di Bengawan Solo saja. Namun, semua rangkaian siklus dalam kebencanaan juga mampu dijalankan oleh para personil EBR. Mulai edukasi kepada masyarakat atau mitigasi pada pra bencana, penanganan darurat saat terjadi bencana, hingga proses pemulihan pasca bencana.

    “Sejak organisasi EBR Bojonegoro ini berdiri, para personilnya juga sering diundang menjadi narasumber pemateri kebencanaan. Baik di pemerintahan, kampus, perusahaan maupun sosialisasi di sekolah-sekolah,” jelasnya.

    Ketua Umum EBR Bojonegoro masa bhakti 2021-2023, Loegito usai membacakan laporan pertanggungjawaban (Lpj) masa kepemimpinannya berpesan, personil EBR harus selalu berkolaborasi, bekerjasama dengan semua pihak.

    Karena dalam penanggulangan bencana, adalah urusan bersama. Bukan hanya tugas pemerintah dan relawan saja. Namun, para dunia usaha juga punya tanggungjawab dan kewajiban turut menanggulangi bencana.

    “Saya berharap personil kita selalu bersatu, bisa berkolaborasi dengan banyak pihak dalam menangani bencana,” pinta Loegito.

    Sementara itu, dalam sesi Sidang 1 yang dipimpin oleh panitia sidang M Nurcholis pada Musda ke-I Elang Bengawan Rescue (EBR) Bojonegoro tersebut, Sukirno terpilih secara aklamasi. Dan seluruh peserta Musda dalam Sidang 1 ini memilih dan sepakat Sukirno menjadi Ketua Umum EBR. Meski beberapa kali sempat terjadi interupsi dari peserta Musda untuk memberikan usulan dan saran.

    Pada sesi selanjutnya, yakni dalam Sidang 2, setelah Sukirno terpilih menjadi Ketua Umum masa bhakti 2024-2026 dilanjutkan dengan pengukuhan oleh Ketua Dewan Pengawas, Pengarah dan Pembina organisasi EBR.

    Sukirno maju berdiri di depan bersama Ketua Umum lama, Loegito dan Andik Sudjarwo untuk prosesi pengukuhan. Diawali penyerahan bendera pataka dari Ketua Umum EBR lama kepada Ketua Dewan organisasi. Setelah itu secara estafet bendera pataka diserahkan kepada Sukirno sebagai Ketua Umum baru pemegang komando organisasi EBR. [lus/suf]

  • 2 Siswi Tabrak Minibus di Magetan, Rombongan Wisata Batal ke Sarangan

    2 Siswi Tabrak Minibus di Magetan, Rombongan Wisata Batal ke Sarangan

    Magetan (beritajatim.com) – Dua orang siswi yang berboncengan menggunakan sepeda motor menabrak minibus wisata Azam Trans di Jalan Raya Maospati-Ngawi masuk Desa Baluk Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan, Sabtu (25/5/2024). Akibatnya, keduanya pun mengalami luka.

    Kejadian berawal saat minibus yang dikendarai oleh Robi Anta Mawlaya (29) warga Desa Tertek Kecamatan Pare Kabupaten Kediri, Jawa Timur berjalan dari arah Ngawi ke arah Magetan. Robi hendak mengantar rombongan wisata ke Sarangan. Sampai di lokasi kejadian, dia berhenti karena jalan dibuka tutup untuk perbaikan jalan

    Tiba-tiba, Robi merasakan benturan keras dari belakang. Ternyata, ada dua orang gadis yang mengendarai motor sudah terjatuh. Salah satunya tergeletak tak sadarkan diri di pinggir jalan.

    Keduanya adalah NI (16) warga Bojonegoro dan satunya adalah NA (16) warga Ngawi. Kondisi NI cukup serius sehingga harus dirujuk ke RSUD dr Sayidiman Magetan.

    “Ini tadi saya sudah berhenti ada perbaikan jalan. Sudah ada antrean terus pengendara motor itu menghantam belakang saya. Korban dua satu kritis. Kami mau ke Sarangan tapi terus urusan gini,” kata Robi, si pengemudi minibus.

    Kejadian itu kini dalam proses penyelidikan Satlantas Polres Magetan. Pun, belasan penumpang asal Bojonegoro itu batal menuju Sarangan. [fiq/ian]