kab/kota: Bojonegoro

  • Bojonegoro Waspada Cuaca Ekstrim, Bengawan Solo Kembali Siaga Banjir

    Bojonegoro Waspada Cuaca Ekstrim, Bengawan Solo Kembali Siaga Banjir

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Debit air sungai Bengawan Solo di wilayah Kabupaten Bojonegoro menunjukkan kenaikan. Tinggi muka air (TMA) Bengawan Solo pada papan ukur di Taman Bengawan Solo (TBS) sudah menunjukan siaga 2 atau siaga kuning pada pukul 12.00 WIB.

    Kenaikan debit air sungai terpanjang di Pulau Jawa itu terjadi saat kondisi potensi cuaca ekstrim di Bojonegoro. Sesuai peringatan dini yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada 27 Januari 2025 hingga 5 Februari 2025 Bojonegoro masuk wilayah potensi cuaca ekstrim.

    “Meski sudah masuk siaga 2 (kuning) sampai saat ini belum ada laporan daerah yang tergenang banjir luapan,” ujar Kalaksa BPBD Bojonegoro Laela Noer Aeny melalui Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bojonegoro, Agus Purnomo, Rabu (29/1/2025).

    Laela Noer Aeny mengungkapkan, potensi cuaca ekstrim yang terjadi di Kabupaten Bojonegoro ini berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi, antara lain hujan lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es.

    Sedangkan saat ini wilayah Jawa Timur berada di musim hujan dan sebagian besar wilayah sudah memasuki puncak musim hujan. Ini terjadi sebab adanya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), yakni fenomena atmosfer yang terjadi di lapisan troposfer.

    “Juga karena adanya gelombang atmosfer Rossby yang diprakirakan melintasi Jawa Timur mengakibatkan peningkatan pertumbuhan awan-awan penghujan di wilayah Jawa Timur,” ungkap Any,.sapaan akrab Laela Noer Aeny.

    Dijelaskan, kondisi ini didukung dengan aktifnya Monsun Asia, serta suhu muka laut di perairan sekitar Jawa Timur yang hangat sehingga terjadi peningkatan suplai uap air ke atmosfer untuk pertumbuhan awan.

    Selain itu diprakirakan terbentuknya daerah siklonik di wilayah Samudera Hindia sebelah selatan Jawa Timur yang mendukung terbentuknya daerah konvergensi dan peningkatan pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah Jawa Timur.

    “BMKG Juanda menghimbau masyarakat dan instansi terkait agar senantiasa waspada terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat hingga sangat lebat yang disertai petir dan angin kencang selama sepekan ke depan,” tegasnya.

    Berkenaan hal itu, wilayah dengan topografi curam, bergunung, tebing diharapkan lebih waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang serta berkurangnya jarak pandang.

    Untuk diketahui, meski kondisi debit sungai Bengawan Solo terjadi kenaikan, sejumlah warga masih menggunakan jasa transportasi penyeberangan. Seperti yang dilakukan Muslihah asal Desa Banjarsari Kecamatan Trucuk Kabupaten Bojonegoro. Ia memilih menggunakan jasa transportasi penyeberangan karena jaraknya lebih dekat.

    Perempuan baya itu setiap hari menggunakan jasa transportasi penyeberangan Sungai Bengawan Solo saat hendak beraktivitas di pasar kota sebagai pedagang. Ia menggunakan jasa penyeberangan di Taman Bengawan Solo. “Setiap hari menyeberang sungai, lebih dekat,” ujarnya.

    Meski kondisi arus deras dan debit air tinggi ia mengaku tidak khawatir. Alasannya, menyeberang Sungai Bengawan Solo dengan menggunakan perahu penyeberangan itu sudah biasa dilakukan. Selain itu, di perahu juga telah disediakan pengamanan seperti rompi pelampung dan ring boy. [lus/ian]

  • Gadis Bojonegoro Meninggal Kecelakaan, Motornya Tertancap di Sela Truk

    Gadis Bojonegoro Meninggal Kecelakaan, Motornya Tertancap di Sela Truk

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Gadis asal Desa Tulungrejo, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro MJ (22) akhirnya meninggal dunia saat menjalani perawatan di RSUD dr Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro.

    Ia meninggal dengan luka serius di kepala atau cedera otak berat, Rabu (29/1/2025) sekitar pukul 23.30 WIB. Saat ini, jenazah korban sudah dimakamkan okeh pihak keluarga di pemakaman umum desa setempat.

    Gadis yang meninggal itu usai tabrak truk parkir di badan Jalan Raya Bojonegoro-Cepu turut Desa Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu, Selasa (28/1/2025). Dalam peristiwa kecelakaan itu, motor korban hingga menancap di sela truk bagian belakang.

    Kanit Penegakkan Hukum (Gakkum) Satlantas Polres Bojonegoro, IPDA Setian mengatakan, keterangan dari sejumlah saksi, truk tersebut sebelumnya berjalan dari barat ke timur, dan berhenti di badan jalan sebelah utara, yang bermaksud untuk mengganti ban.

    Saat berhenti itu, gadis yang mengendarai Yamaha Fino nopol S-2807-ABX menabrak dump truk Nopol S-9683-UA yang tengah ganti ban dan parkir di badan jalan sebelah utara jalan tersebut.

    “Karena pemotor kurang waspada terhadap situasi di depannya dan truk tersebut parkir di badan jalan, akhirnya terjadilah laka lantas,” ujarnya.

    Polisi berpangkat balok satu emas di pundaknya ini menjelaskan, akibat dari insiden tersebut, pemotor mengalami luka yang cukup berat di bagian kepalanya. Sedangkan, kendaraan yang terlibat mengalami kerusakan materiil. Sementara usai kejadian korban yang mengalami luka berat langsung dibawa ke RSUD Bojonegoro.

    “Informasi dari pihak RSUD, korban akhirnya meninggal karena mengalami cidera otak berat (COB),” ungkapnya.

    Pihaknya juga menghimbau, kepada seluruh pengguna jalan agar tidak parkir atau berhenti di badan jalan. Apabila lelah atau mengalami kendala lainnya, agar berhenti di tempat yang aman dan tidak menggunakan badan jalan.

    “Jangan berhenti di badan jalan, karena mengganggu pengguna jalan lain, dan bisa menyebabkan laka lantas,” imbuhnya. [lus/beq]

  • Imlek di Asia Tenggara, Lempar Jeruk Sampai Mandi Air Rebusan Ketumbar

    Imlek di Asia Tenggara, Lempar Jeruk Sampai Mandi Air Rebusan Ketumbar

    Hanoi

    Baca dalam bahasa Inggris.

    Suhana Lim adalah peranakan Tionghoa-Indonesia generasi kedua yang sekarang bermukim di Melbourne, Australia. Keluarganya berasal dari provinsi Fujian, China dan bermigrasi sekitar tahun 1950-an ke Jakarta, Indonesia.

    “[Ayah saya] turun di Pelabuhan Tanjung Priok dari kapal laut yang membawanya selama berminggu-minggu mengarungi lautan menuju Indonesia,” kata Suhana.

    Sebagai generasi kedua dari peranakan Tionghoa, Imlek memiliki makna besar bagi Suhana yang biasanya diisi dengan berkumpul bersama keluarga, menikmati hidangan khas, dan membagikan angpao.

    Pada tahun 1997, Suhana pindah dari Jakarta ke Melbourne.

    Tahun tersebut menandai gelombang besar migrasi warga Tionghoa-Indonesia ke luar negeri akibat krisis moneter yang diikuti gelombang kerusuhan di Indonesia.

    Meskipun kini tinggal jauh, Suhana tetap melestarikan tradisi Imlek yang dulu ia jalani di Indonesia.

    Makanan wajib vs terlarang saat Imlek

    Kedua masakan tersebut biasanya dihidangkan pada makan malam keluarga yang disebut reunion dinner atau 團年飯, yang dilakukan pada malam sebelum Imlek.

    Menurut Suhana, tradisi makan babi dan teripang pada perayaan Imlek berakar dari kepercayaan dalam perayaan Imlek hanya makanan terbaik yang harus disajikan.

    “Nah, makanya ada hidangan teripang, itu kan mahal dan eksklusif bukan sesuatu yang bisa kamu beli setiap saat,” ujarnya.

    Suhana juga menjelaskan bahwa jenis makanan yang menjadi tradisi saat Imlek bisa berbeda di setiap daerah.

    “Di daerah-daerah lain ada makanan jenis lain yang dianggap mewah. Kalau di beberapa tempat, harus ada ikan bandeng karena dianggap hidangan mahal … ada juga abalon (baoyu; 鲍鱼), yang juga dianggap mewah,” kata Suhana.

    Tetapi, ada juga makanan yang tidak boleh ada saat perayaan Imlek, seperti adalah buah Li, atau lebih dikenal dengan buah pir.

    “Itu karena buah pir (梨; li) homonim dengan kata berpisah (离; li). Jadi, kita enggak mau dalam suasana bahagia, kita berpisah dengan orang,” katanya.

    ‘Membersihkan’ tubuh dengan rebusan ketumbar

    Lain di Indonesia, lain pula di Vietnam.

    Hannah Le, warga Vietnam yang tinggal di Hanoi, mengatakan Imlek bagi warga Vietnam adalah Tt Nguyn n atau Tahun Baru Vietnam — bukan tahun baru China.

    Ia mengatakan Tahun Baru Vietnam adalah “hari libur terpenting bagi masyarakat Vietnam.”

    Salah satu tradisi unik yang hanya dilakukan oleh warga di daerah utara Vietnam untuk menyambut Tahun Baru adalah mandi dengan air rebusan ketumbar.

    Tradisi ini dilakukan pada malam sebelum Tahun Baru Vietnam dan dipercaya dapat memurnikan tubuh serta membuang sial.

    “Kamu bisa mencium aroma ketumbar di seluruh kota,” kata Hannah.

    Hannah pertama kali melakukan tradisi ini karena semua orang di sekitarnya melakukannya, tanpa pernah menanyakan alasan di baliknya.

    “Saya enggak berpikir apa-apa, aku melakukannya karena aroma ketumbar enak sekali,” tutur Hannah sambil tertawa.

    Namun, setelah berbincang dengan teman-temannya yang berasal dari bagian Selatan Vietnam, ia menyadari bahwa tradisi mandi dengan air rebusan ketumbar ini hanya dilakukan di bagian utara Vietnam.

    “Saat saya menanyakan hal ini kepada orangtua saya mereka bilang mungkin karena di utara Vietnam, pada saat tahun baru, cuaca biasanya sangat dingin dan ketumbar bisa menghangatkan tubuh,” kata Hannah.

    Dari teman-temannya juga, Hannah mempelajari bahwa warga Vietnam di bagian selatan menggunakan sayuran yang berbeda untuk menyambut tahun baru.

    Di sana, peria atau yang lebih dikenal dengan pare lebih sering dipilih sebagai makanan khas perayaan tersebut.

    “Mereka memasak sup pare karena dalam bahasa Vietnam, kata pare diucapkan ‘kho qua’ yang berirama dengan kata untuk kesulitan (kho),” katanya.

    Warga Vietnam selatan percaya bahwa dengan merebus pare, mereka juga akan “menghilangkan semua kesulitan di tahun sebelumnya” dan mereka tidak akan menghadapi kesulitan lagi di tahun yang baru.

    Lempar jeruk saat Cap Goh Meh

    Masih di kawasan Asia Tenggara, negeri jiran Malaysia punya tradisi yang tak kalah menariknya.

    Markus Chek adalah warga negara Malaysia keturunan Tionghoa generasi keempat.

    Kakek buyutnya berasal dari Provinsi Guangxi di Tiongkok, kemudian pindah ke Singapura sebelum akhirnya pindah ke Kedah, Malaysia.

    Salah satu kenangan paling awal Markus Chek tentang perayaan Imlek adalah tradisi di hari ke-15, yang dikenal sebagai hari terakhir perayaan Imlek atau ‘Cap Goh Meh’.

    Bersama keluarganya, ia pergi ke sungai di kawasan Pekan Cina, Kedah untuk mengikuti tradisi yang dilakukan oleh warga setempat.

    Tradisi tersebut adalah dengan menulis harapan di kulit jeruk sebelum melemparkannya ke sungai, atau air yang mengalir.

    “Di sana ada banyak orang Jeruk dijual di mana-mana. Beberapa bahkan menjual jeruk yang sudah ditulisi harapan di kulitnya, seperti ‘kesehatan yang baik’, ‘kekayaan melimpah’, atau ‘keberuntungan’, dan sebagainya,” kata Markus.

    Markus, yang saat itu baru berusia delapan tahun, berharap bisa mendapatkan nilai A di 10 mata pelajaran.

    Sama seperti Hannah, Markus hanya menjalankan tradisi tanpa pernah benar-benar yakin alasan di baliknya.

    “Saya tidak benar-benar memahami konsep mengapa orang membuang jeruk ke sungai Saya sempat bertanya kepada keluarga saya, dan mereka mengatakan bahwa ini adalah tradisi jadi kami ikut saja seperti semua orang,” katanya.

    Tapi menurut Shirley Chan, dosen studi China di Macquarie University, tradisi melempar jeruk ke sungai atau laut dibawa oleh komunitas Tionghoa Hokkien yang bermigrasi dari Fujian, China ke Malaysia, pada masa lampau.

    Tradisi ini meyakini bahwa perempuan lajang yang melempar jeruk ke dalam air dapat membantu mereka menemukan pasangan hidup.

    “Ada lagu rakyat Fujian yang menyebutkan bahwa melempar jeruk dapat membantu seseorang menemukan suami yang baik,” tambah Shirley.

    Namun menurut Markus, tradisi ini kini bisa diikuti semua orang, tidak hanya untuk perempuan, dan bukan hanya untuk alasan perjodohan.

    Walau sudah lama setelah Markus melakukan tradisi ini, tahun ini Markus mungkin akan melakukannya lagi.

    “Saya percaya [dengan tradisi itu] dalam batas tertentu. Rasanya seperti membuat permohonan ke sumur harapan.”

    Keberagaman tradisi yang harus dijaga

    Walau setiap wilayah di Asia Tenggara memiliki tradisi Imleknya masing-masing, ada pula persamaannya.

    Markus, Suhana, dan Hannah sama-sama menjalankan tradisi membersihkan rumah sebelum Imlek, serta mengenakan pakaian berwarna merah.

    Shirley menambahkan, meski perayaan Imlek telah berkembang, nilai-nilai inti seperti kebersamaan, rasa syukur, dan doa tidak berubah.

    Pada 4 Desember 2024, perayaan Imlek secara resmi ditetapkan sebagai bagian dari Intangible Cultural Heritage UNESCO.

    Di lamannya UNESCO menjelaskannya bahwa penetapan tersebut bertujuan untuk menjaga keberagaman tradisi dan praktik budaya bagi generasi mendatang.

    Shirley menambahkan, pengakuan UNESCO ini menunjukkan betapa signifikannya keberagaman budaya dan tradisi Imlek yang dirayakan secara global setelah “beradaptasi dengan banyak budaya lokal”, salah satunya di Asia Tenggara.

    “Imlek tidak hanya sebagai perayaan Tionghoa sekarang, tetapi juga momen multikultural yang penting di banyak wilayah.”

    Lihat juga Video: Menyaksikan Atraksi Barongsai di Klenteng Hok Swie Bio Bojonegoro

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Cuaca Ekstrem Intai Bojonegoro: Waspadai Potensi Ancaman dalam Sepekan ke Depan

    Cuaca Ekstrem Intai Bojonegoro: Waspadai Potensi Ancaman dalam Sepekan ke Depan

    Bojonegoro (beritajatim.com) — Selama sepekan kedepan, Kabupaten Bojonegoro diprakirakan berpotensi terjadi cuaca ekstrem. Dampaknya, bisa menyebabkan terjadinya bencana hidrometeorologi. Sehingga masyarakat diimbau agar lebih waspada.

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalaksa BPBD) Bojonegoro Laela Noer Aeny mengatakan, kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem di Jawa Timur itu sesuai dengan surat imbauan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo.

    Dalam surat imbauan bernomor e.B/ME.02.04/006/KSUB/I/2025 tentang Kewaspadaan Cuaca Ekstrem di Jatim itu disebut terjadi antara 27 Januari 2025 hingga 5 Februari 2025.

    “Cuaca ekstrem ini dapat mengakibatkan terjadinya bencana hidrometeorologi, antara lain hujan lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es, pada periode 27 Januari 2025-5 Februari 2025,” ujarnya, Selasa (28/1/2025).

    Sedangkan saat ini wilayah Jawa Timur berada di musim hujan dan sebagian besar wilayah sudah memasuki puncak musim hujan. Ini terjadi sebab adanya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), yakni fenomena atmosfer yang terjadi di lapisan troposfer.

    “Juga karena adanya gelombang atmosfer Rossby yang diprakirakan melintasi Jawa Timur mengakibatkan peningkatan pertumbuhan awan-awan penghujan di wilayah Jawa Timur,” terangnya.

    Dijelaskan, kondisi ini didukung dengan aktifnya Monsun Asia, serta suhu muka laut di perairan sekitar Jawa Timur yang hangat sehingga terjadi peningkatan suplai uap air ke atmosfer untuk pertumbuhan awan.

    Selain itu diprakirakan terbentuknya daerah siklonik di wilayah Samudera Hindia sebelah selatan Jawa Timur yang mendukung terbentuknya daerah konvergensi dan peningkatan pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah Jawa Timur.

    “BMKG Juanda menghimbau masyarakat dan instansi terkait agar senantiasa waspada terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat hingga sangat lebat yang disertai petir dan angin kencang selama sepekan ke depan,” tegasnya.

    Lantaran hal itu, wilayah dengan topografi curam, bergunung, tebing diharapkan lebih waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang serta berkurangnya
    jarak pandang.

    “Masyarakat juga dihimbau untuk selalu memantau kondisi cuaca terkini berdasarkan citra radar cuaca WOFI melalui website https://stametjuanda.bmkg.go.id/radar/, dan informasi peringatan dini 3 harian dan peringatan dini 2 – 3 jam ke depan,” pungkasnya. [lus/aje]

  • Banjir Bojonegoro, 100 Rumah Warga Desa Bobol Terendam

    Banjir Bojonegoro, 100 Rumah Warga Desa Bobol Terendam

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Hujan deras yang berlangsung lebih dari tiga jam membuat sejumlah rumah warga di Desa Bobol Kecamatan Sekar Kabupaten Bojonegoro kebanjiran. Banjir dari luapan sungai desa setempat sedikitnya menggenangi 100 rumah warga, Senin (27/1/2025) malam.

    Camat Sekar Kabupaten Bojonegoro Alit Saksama Purnayoga mengonfirmasi, hujan dengan intensitas tinggi itu terjadi hampir merata di Kecamatan Sekar. Hujan mulai turun sekitar pukul 13.50 WIB. Derasnya hujan membuat debit sungai di Desa Bobol meluap hingga ke permukiman.

    “Air sungai mulai meluap dan menggenangi jalan hingga pemukiman mulai sekian pukul 15.00 WIB,” ujarnya, kepada jurnalis beritajatim.com.

    Alit menambahkan, seratusan rumah yang tergenang banjir tersebut dengan ketinggian di jalan raya sekitar 30 cm hingga lebih. Air berasal dari luapan sungai yang berada di Dusun Kaliklampok, Dawe, dan Dusun Ngronan Desa Bobol. Banjir mulai surut diperkirakan pada pukul 16.15 WIB.

    Dampak banjir tersebut sempat mengganggu akses lalu lintas antar dusun, selain itu aliran listrik juga sempat padam meski saat ini sudah kembali menyala. “Kami sudah melakukan koordinasi dengan BPBD Bojonegoro untuk kejadian tersebut,” tambahnya.

    Untuk diketahui, dampak banjir tersebut ada enam dusun yang terdampak. Dusun Dawe ada 4 RT di RT 23, 24, 25, 32, dan RT 33 dengan rumah jumlah 32 tergenang. Dusun Kaliklampok ada ada empat RT di RT 16 sampai RT 19. Dengan jumlah rumah tegenang sebanyak 30 rumah. Dusun Ngronan, RT 47 dan RT 50 yang terdampak banjir dengan jumlah rumah tergenang sebanyak 27 rumah.

    Kemudian di Dusun Kaliwekas ada tiga RT. Enam rumah di RT 2, 4, dan RT 5 yang tergenang. Di Dusun Krajan juga tiga RT yang banjir yakni RT 35, 36, dan RT 37 dengan jumlah rumah tergenang ada 8 rumah. Terakhir di Dusun Kejuron tiga RT yang banjir dan menggenangi 11 rumah warga di RT 12, 13, dan RT 14. [lus/but]

  • Pencarian Warga Bojonegoro yang Tenggelam di Bengawan Solo Dihentikan

    Pencarian Warga Bojonegoro yang Tenggelam di Bengawan Solo Dihentikan

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Ops SAR orang tenggelam diduga akibat terseret arus Sungai Bengawan Solo turut Desa/Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro sudah masuk hari ketujuh. Meski belum ditemukan, pencarian yang dilakukan Tim SAR Gabungan tersebut dihentikan, Senin (27/1/2025).

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalaksa BPBD) Bojonegoro Laela Noer Aeny mengatakan, pencarian terhadap korban atas nama Taslam (60) warga Desa/Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro sebelumnya telah dilakukan dengan radius 56 kilometer.

    “Hasilnya masih nihil (belum ditemukan), pencarian dihentikan,” ujar Kalaksa BPBD Bojonegoro Laela Noer Aeny, Senin (27/1/2025) petang.

    Penghentian operasi SAR ini, lanjut Any, telah disetujui oleh pihak keluarga korban dan forum komunikasi pimpinan kecamatan (Forpimcam) Kanor, dalam apel penutupan pencarian dihari ketujuh, yang diikuti seluruh personel SAR gabungan.

    Namun, mantan Camat Kepohbaru ini menghimbau, jika suatu saat terdapat warga yang melihat korban mengapung di sepanjang Sungai Bengawan Solo, untuk segera melapor ke pihak yang berkaitan, sehingga pihaknya akan segera mengevakuasi.

    “Segera melapor, jika terdapat warga yang melihat korban mengapung di Bengawan Solo,” pungkasnya.

    Sebelumnya diberitakan, seorang warga di Desa Kanor, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro dilaporkan hanyut dan tenggelam di Sungai Bengawan Solo. Korban bernama Taslam (60) ini, diduga terpeleset saat mencari kayu di pinggir sungai, Selasa (21/1/2025).

    Kalaksa BPBD Bojonegoro, Laela Nor Aeny mengatakan, kronologi kejadian bermula pada sekitar pukul 15.00 WIB, Taslam sedang mencari kayu bakar di tepian sungai bengawan solo, kemudian terpleset dan terbawa arus, dimana kondisi tinggi muka air (TMA) saat ini sedang tinggi.

    “Dan salah satu warga melihat korban tenggelam segera melapor dan mencari pertolongan,” ujarnya. [lus/but]

  • Kabupaten Madiun Diterjang Banjir Kiriman dari Bojonegoro

    Kabupaten Madiun Diterjang Banjir Kiriman dari Bojonegoro

    Madiun (beritajatim.com) – Banjir kiriman dari Kabupaten Bojonegoro menggenangi pemukiman warga di Dusun Kebonduren, Desa Kenongorejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, pada Senin (27/1/2025). Sebanyak 36 kepala keluarga KK terdampak banjir ini.

    Petugas BPBD Kabupaten Madiun, Aksa Putra Roma, mengatakan hujan deras yang turun sejak siang hari menyebabkan debit air Sungai Bulu meningkat, sehingga mengakibatkan banjir dengan ketinggian mencapai 1 meter.

    “Ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa. Kami terus melakukan pendataan dan evakuasi warga terdampak,” ungkapnya.

    Banjir yang bercampur lumpur ini menggenangi setidaknya delapan rumah di Dusun Kebonduren. Menurut Arya Deni (27), seorang warga setempat, air mulai masuk ke rumah sekitar pukul 14.00 WIB. “Air campur lumpur ini membuat kami harus segera menyelamatkan perabotan rumah tangga,” ujarnya.

    Hal serupa disampaikan oleh Lasmiati (35), warga lainnya. Ia mengatakan bahwa air dari Bojonegoro datang secara tiba-tiba dan menggenangi rumah-rumah di empat RT. “Ketinggian air mencapai setengah meter di beberapa rumah,” katanya.

    Saat ini, BPBD Kabupaten Madiun terus memantau situasi dan menyiagakan personelnya di lokasi banjir. Meski ketinggian air perlahan surut, warga masih bertahan di tempat pengungsian sementara untuk menghindari banjir susulan. [fiq/but]

  • Penyidikan Dugaan Korupsi Mobil Siaga Desa di Bojonegoro Masuki Babak Baru

    Penyidikan Dugaan Korupsi Mobil Siaga Desa di Bojonegoro Masuki Babak Baru

    Bojonegoro (beritajatim.com) — Jaksa Penyidik Kejaksaan Negeri (Kejari) Bojonegoro telah melimpahkan penyidikan tindak pidana dugaan korupsi pengadaan mobil siaga desa untuk 386 desa pada tahun 2022 ke Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (PN Tipikor) Surabaya.

    Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Bojonegoro Muji Martopo mengatakan, kasus tipikor pada Bantuan Keuangan Khusus Desa (BKKD) APBD Bojonegoro tahun 2022 yang merugikan negara sebesar Rp5,3 miliar itu pada 20 Januari 2025. Dan dalam waktu dekat akan disidangkan.

    “Sudah kami limpahkan, 20 Januari 2025, rencana sidang pertama tanggal 6 Februari 2025,” kata Muji Martopo, Minggu (26/1/2025).

    Dalam perkara itu, jaksa penyidik telah menetapkan lima orang sebagai tersangka. Kelimanya, empat orang dari pihak dealer Indra Kusbianto, Heny Sri Setyaningrum, Syafa’atul Hidayah, Ivonne, dan satu kepala desa, Anam Warsito.

    Dari sekian banyak barang bukti yang disita, diantaranya terdapat uang cash back mencapai Rp4,9 miliar atau persisnya Rp4.997.000.000,00. Sedangkan total kerugian negara dari penyimpangan pengadaan mobil siaga desa itu mencapai Rp5,3 miliar.

    Pelimpahan itu merupakan tindak lanjut setelah sebelumnya tersangka korupsi pengadaan mobil siaga desa dilimpahkan ke jaksa penuntut umum dengan menerbitkan Surat Perintah Penahanan tingkat penuntutan (T-7) pada Kamis, 12 Desember 2025. [lus/but]

    Adapun dakwaan kepada 5 terdakwa sebagai berikut :

    1. Pasal yang didakwakan kepada terdakwa Ivonne dan Heny Sri Setyaningrum adalah :
    Ke satu, Primair, Pasal 2 ayat (1) Jo Pasal 18 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

    Subsidiair, Pasal 3 Jo Pasal 18 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) ke- 1 KUHP.

    2. Pasal yang didakwakan kepada terdakwa Indra Kusbianto dan Syafa’atul Hidayah adalah :
    Ke satu, Primair, Pasal 2 ayat (1) Jo Pasal 18 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

    Subsidair, Pasal 3 Jo Pasal 18 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) ke- 1 KUHP, atau;

    Ke dua, Pasal 5 Ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) ke- 1 KUHP.

    3. Pasal yang didakwakan kepada terdakwa Anam Warsito adalah :
    Ke satu, Primair, Pasal 2 ayat (1) Jo Pasal 18 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

    Subsidair, Pasal 3 Jo Pasal 18 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) ke- 1 KUHP, atau;

    Ke dua :
    Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

  • 6 Hari Dicari, Warga Bojonegoro Tenggelam di Bengawan Solo Belum Ditemukan

    6 Hari Dicari, Warga Bojonegoro Tenggelam di Bengawan Solo Belum Ditemukan

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Pencarian terhadap korban tenggelam di Sungai Bengawan Solo turut Desa/Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro belum membuahkan hasil. Tim SAR Gabungan yang dikoordinatori BPBD Bojonegoro sudah melakukan upaya pencarian selama enam hari.

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalaksa BPBD) Bojonegoro Laela Noer Aeny mengatakan, pencarian yang dilakukan selama enam hari terhadap korban tenggelam di Sungai Bengawan Solo atas nama Tasam (60) warga RT 01 RW 04 Desa/Kecamatan Kanor belum membuahkan hasil.

    “Untuk pencarian hari keenam sudah berakhir dan korban belum ditemukan. Sementara akan dilanjut pencarian hari ketujuh dengan penyisiran darat,” ujarnya, Minggu (26/1/2025).

    Upaya pencarian sudah dilakukan dengan menggunakan berbagai cara. Pada pencarian hari sebelumnya, yakni pada hari kelima, Tim SAR berupaya melakukan fokus penyisiran ditepian sungai menggunakan perahu LCR untuk mengidentifikasi bau mayat korban. Namun, juga tidak membuahkan hasil.

    Kepala Unit Siaga Pos SAR Bojonegoro Kantor Basarnas Surabaya, Novix Heryadi mengatakan, pada pencarian korban tenggelam terseret arus sungai Bengawan Solo di Desa/Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro hari kelima ini secara teknis melakukan penyisiran sisi pinggir sungai di kanan dan kiri.

    “Semua alut LCR dari lokasi kejadian, nanti teknisnya kita bagi estafet masing-masing LCR berangkat selang waktu 15 menitan di sisi pinggir sungai saja sisi kanan dan kiri,” ujarnya saat melakukan koordinasi pencarian bersama Tim SAR Gabungan BPBD Bojonegoro.

    Novix menambahkan, untuk pencarian kali ini akan lebih didetailkan antisipasi bau yang menyengat dikarenakan air sungai sudah surut. Pencarian dilakukan dari titik awal terjadinya musibah hingga di sekitar jembatan sincim yang berbatasan dengan Babat-Lamongan.

    Untuk diketahui, korban atas nama Tasam (60) warga RT 01 RW 04 Desa/Kecamatan Kanor Bojonegoro diduga terseret arus sungai saat mencari kayu saat kondisi Sungai Bengawan Solo sedang banjir, Selasa (21/1/2025) sekitar pukul 15.00 WIB. Korban diduga ikut terseret kayu yang digantol dan hilang. [lus/but]

  • Mobil Rombongan Wisata Religi Bojonegoro Kecelakaan, Berikut 18 Nama Korban

    Mobil Rombongan Wisata Religi Bojonegoro Kecelakaan, Berikut 18 Nama Korban

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Mobil rombongan wisatawan asal Kabupaten Bojonegoro mengalami kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan terjadi di Jalan Poros Utama Kecamatan (PUK) Ngasem-Ngambon, turut wilayah Desa Trenggulunan, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Minggu (26/1/2025).

    Dalam kejadian itu, mobil jenis minibus yang mengangkut rombongan wisatawan membawa sebanyak 18 penumpang. Rombongan saat itu hendak berwisata ke Masjid Wisata Religi di Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro yang baru saja diresmikan oleh Pemkab Bojonegoro.

    Kepala Unit Penegakan Hukum (Kanit Gakkum) Sat Lantas Polres Bojonegoro Inspektur Dua (Ipda) Septian mengatakan, berdasarkan keterangan saksi-saksi di tempat kejadian perkara (TKP), kronologi kejadian bermula saat kendaraan Isuzu Elf nomor polisi E-7205-PA yang dikemudikan Ardi berjalan dari arah timur ke barat.

    Sesampainya di lokasi kejadian dari arah berlawanan, berjalan kendaraan lain yang tidak diketahui identitasnya yang mengambil haluan terlalu ke kanan. “Melihat hal tersebut pengemudi kendaraan Isuzu Elf membanting kemudi kendaraannya ke kiri hingga turun kastin,” ujar Ipda Septian.

    Diduga karena pengemudi kendaraan tersebut terkejut, selanjutnya kembali membanting kemudi kendaraannya ke kanan, namun kendaraan tersebut oleng hingga akhirnya terguling. Akibat kejadian tersebut enam penumpang mengalami luka ringan, sementara pengemudi kendaraan dan 12 penumpang lainnya tidak mengalami luka-luka.

    “Selanjutnya korban yang mengalami luka-luka dirawat di Puskesmas Ngasem dan Ngambon Bojonegoro,” lanjut Ipda Septian.

    Dari data yang dihimpun, kendaraan Isuzu Elf nomor polisi E 7205 PA yang dikemudikan oleh Ardi (23), warga Kelurahan Ngrowo, Kecamatan Bojonegoro Kota tersebut sedang membawa 18 orang penumpang yang merupakan rombongan yang hendak berwisata ke Masjid Wisata Religi di Margomulyo Kabupaten Bojonegoro.

    Saat ini, peristiwa laka-lantas tersebut ditangani Satuan Lalu Lintas (Sat Lantas) Polres Bojonegoro. Kedua kendaraan yang terlibat laka-lantas tersebut, untuk sementara diamankan petugas.

    Berikut ini nama-nama penumpang yang mengalami luka ringan antara lain: Sri Winarti (53); Susilowati (62); Eni Sulistiowati (50); Siti Fatonah (51); Jumirah (50), yang merupakan warga Kelurahan Ngrowo, Kecamatan Bojonegoro Kota, dan seorang penumpang lainnya bernama Reni Puspitasari (42), Warga Desa Pungpungan, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro.

    Sementara penumpang lainnya yang tidak mengalami luka-luka yaitu: Sriyatun (65), Harini (75), Wiji Lestari (52), Sulindyah (53), Sri Arsitik (63), Tutik (50), Sunarmi (51), Menik (50), Rupiah (53), Susi (55), Tiah (50), Aminah (48). Dan pengemudi kendaraan Isuzu Elf nomor polisi E-7205-PA, Ardi (23), juga tidak mengalami luka-luka. [lus/but]