kab/kota: Bojonegoro

  • Lippo Mulai Proyek Renovasi 1.500 Rumah Desa

    Lippo Mulai Proyek Renovasi 1.500 Rumah Desa

    Bisnis.com, JAKARTA—Sebagai bagian dukungan program Presiden Prabowo Subianto dalam pembangunan 3 juta rumah per tahun, Lippo Group menggelar program renovasi 1.500 rumah desa yang dimulai dari Kampung Wisata Topeng, Kota Malang, Jawa Timur.

    Program renovasi rumah ini merupakan langkah awal Lippo Group dalam ikut serta menghadirkan hunian layak, sehat, dan bermartabat bagi masyarakat berpenghasilan rendah, khususnya di kawasan pedesaan dan daerah wisata budaya.

    Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait, didampingi Wali Kota Malang Wahyu Hidayat, Komisaris PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) Ketut Budi Wijaya, dan Presiden LippoLand Indra Yuwana, pada Jumat (17/10/2025) meninjau pelaksanaan program renovasi rumah desa yang dilakukan oleh Lippo Group di Kampung Wisata Topeng, Kota Malang.

    Maruarar Sirait mengapresiasi program hasil kolaborasi pemerintah dan sektor swasta ini yang menargetkan renovasi 500 rumah tidak layak huni (RTLH) di Provinsi Jawa Timur, dengan 40 unit di antaranya di Kota Malang.

    Maruarar Sirait menilai Kampung Wisata Topeng memiliki potensi ekonomi kreatif yang unik dan bisa menjadi penggerak ekonomi lokal.

    “Manfaatkan potensi yang ada di sini, pelajari market-nya. Kalau memang sesuai namanya Kampung Topeng, bisa dikembangkan pengrajin topeng, ada pertunjukan, ada ciri khas yang kuat,” ucapnya dalam keterangan resmi.

    Dia berharap kolaborasi antara Lippo Group dan Pemkot Malang tidak hanya memperbaiki rumah warga, tetapi juga menciptakan lapangan usaha baru.

    Tahap pertama program renovasi 1.500 rumah desa yang dilakukan Lippo Group dimulai di Kampung Wisata Topeng, Kota Malang, dengan fokus pada perbaikan struktur bangunan, ventilasi, serta akses air bersih.

    Khusus di Provinsi Jawa Timur, program renovasi akan menyasar 500 rumah yang tersebar di Kota Malang (40 unit), Kabupaten Malang (50 unit), Kabupaten Sidoarjo (110 unit), Kabupaten Ponorogo (100 unit), Kabupaten Pasuruan (100 unit), Kabupaten Bojonegoro (50 unit), dan Kota Surabaya (50 unit).

    Program ini juga secara bertahap akan diperluas ke berbagai wilayah lain, seperti Bandung, Bekasi, Tangerang, hingga Sulawesi, dalam kurun waktu 5 tahun ke depan.

    Komisaris LPKR Ketut Budi Wijaya menyampaikan bahwa pelaksanaan program ini bertujuan untuk menghadirkan hunian layak, sehat, dan bermartabat, sekaligus meningkatkan kualitas hidup dan kebanggaan warga desa. Di samping itu, juga terinspirasi dari nilai-nilai yang diamanatkan oleh pendiri Lippo Group, Mochtar Riady, bahwa “Rumah adalah tempat lahirnya harapan.”

    “Dalam operasional pelaksanaannya, Lippo Group berperan sebagai mitra strategis pemerintah, bersama masyarakat, untuk mempercepat pembangunan dan pengentasan kemiskinan,” tuturnya.

    Program renovasi 1.500 rumah desa ini mencerminkan pembangunan berkelanjutan, di mana pertumbuhan bisnis berjalan selaras dengan tanggung jawab sosial.

  • Belum Selesai Dibangun, Rumah di Tambakrejo Bojonegoro Roboh Diterjang Angin Kencang, Satu Pemuda Alami Luka

    Belum Selesai Dibangun, Rumah di Tambakrejo Bojonegoro Roboh Diterjang Angin Kencang, Satu Pemuda Alami Luka

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Angin kencang yang menyertai hujan deras menerjang wilayah Bojonegoro, mengakibatkan sebuah rumah di Desa Napis, Kecamatan Tambakrejo, roboh pada Jumat (17/10/2025). Akibat kejadian itu, seorang pemuda menderita luka ringan akibat tertimpa reruntuhan.

    Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 14.00 WIB di Dusun Kalidandang, Desa Napis RT 030 RW 005. Bangunan yang ambruk tersebut adalah rumah milik Mini (80). Pemilik rumah ditaksir mengalami kerugian sekitar Rp20 juta karena bangunan rata dengan tanah.

    Menurut keterangan Kapolsek Tambakrejo, AKP Nursayit, rumah yang roboh itu merupakan bangunan yang tergolong baru, didirikan sekitar bulan Juli 2025. Kondisi rumah saat ini belum selesai dibangun.

    “Rumah tersebut belum memiliki dinding, pintu, atau jendela, namun atap gentengnya sudah terpasang. Bangunan berukuran 5×12 meter ini ditopang delapan tiang kayu jati,” jelas AKP Nursayit.

    Saat kejadian nahas itu, ada tiga orang di dalam area rumah. Dua di antaranya berhasil menyelamatkan diri dengan cepat. Namun, seorang pemuda bernama M Ali Maksum (21) tidak seberuntung itu. Ali Maksum, mengalami luka lecet pada bagian pelipis, pipi kanan, dan punggung setelah tertimpa genteng.

    Korban segera dilarikan ke Puskesmas Margomulyo untuk mendapatkan penanganan medis. “Korban saat ini sudah kembali ke rumah. Alhamdulillah hanya satu orang luka ringan dan sudah dibawa ke Puskesmas,” tegas Kapolsek.

    Menyikapi insiden itu, Kapolsek Tambakrejo, AKP Nursayit, meminta warga untuk meningkatkan kewaspadaan menjelang puncak musim hujan. “Kami berpesan, jika terjadi hujan disertai angin kencang, masyarakat harus senantiasa waspada. Jika sedang berkendara, lebih baik berhenti sejenak dan mencari tempat berteduh yang aman,” imbaunya.

    “Jangan pernah berteduh di bawah pohon rindang atau papan reklame saat angin kencang. Hal itu sangat berbahaya,” pungkasnya. [lus/ian]

  • Cak Ji Tinjau Langsung Semburan Misterius di Rungkut, Diduga Akibat Patahan Kendeng

    Cak Ji Tinjau Langsung Semburan Misterius di Rungkut, Diduga Akibat Patahan Kendeng

    Surabaya (beritajatim.com) – Wakil Wali Kota Surabaya Armuji, atau yang akrab disapa Cak Ji, turun langsung meninjau lokasi semburan misterius yang muncul di kawasan Rungkut, Gunung Anyar, Surabaya. Semburan setinggi sekitar 70 sentimeter itu menghebohkan warga lantaran muncul tiba-tiba di aliran sungai tanpa sebab yang jelas.

    Awalnya, dugaan mengarah pada kebocoran pipa milik Pertamina Gas Negara (PGN) yang melintas di area tersebut. Namun setelah dilakukan pemeriksaan awal bersama pihak terkait, muncul analisis lain yang tak kalah serius, yakni kemungkinan semburan tersebut dipicu oleh aktivitas Sesar atau Patahan Kendeng yang melewati wilayah Surabaya.

    “Terkait semburan gas yang tiba-tiba muncul di Rungkut, dugaan utama awalnya pipa PGN bocor. Namun ternyata ada kemungkinan bahwa patahan Kendeng menjadi penyebabnya,” ujar Cak Ji dalam unggahan di akun Instagram resminya, Kamis (16/10/2025).

    Sesar Kendeng sendiri merupakan salah satu sesar aktif di Pulau Jawa yang membentang panjang, melintasi sejumlah daerah di Jawa Tengah hingga Jawa Timur. Jalur sesar ini melewati Kabupaten Bojonegoro, Madiun, Nganjuk, Jombang, Lamongan, Mojokerto, Sidoarjo, hingga Kota Surabaya.

    Menurut sejumlah kajian geologi, patahan ini terbagi dalam tiga segmen besar: Segmen Cepu, Segmen Waru, dan Segmen Surabaya. Para ahli menyebut, aktivitas sesar ini berpotensi menimbulkan guncangan berkekuatan magnitudo 6,5 hingga 7,0, yang bisa berdampak signifikan pada kawasan padat penduduk seperti Surabaya dan sekitarnya.

    Meski hingga kini belum ada catatan aktivitas besar dari patahan tersebut, para pakar tetap memantau pergerakannya mengingat tingginya potensi risiko terhadap infrastruktur perkotaan.

    Pemerintah Minta Warga Tidak Mendekat

    Cak Ji menegaskan, tim gabungan dari Pemkot Surabaya, PGN, dan BPBD masih melakukan pemeriksaan dan pemantauan lanjutan terhadap fenomena tersebut. Ia juga mengimbau warga agar tidak mendekati lokasi semburan demi keselamatan bersama.

    “Saat ini pemeriksaan masih terus dilakukan. Tolong untuk warga jangan ada yang mendekati lokasi, Rek. Kita tidak tahu bahaya apa yang bisa saja terjadi di area tersebut,” imbau Cak Ji.

    Hingga kini, lokasi semburan di kawasan Sungai Kebon Agung, Rungkut telah dipasangi garis pembatas oleh petugas. Penyelidikan lanjutan masih dilakukan untuk memastikan apakah semburan itu benar berasal dari kebocoran gas atau ada kaitan dengan aktivitas pergerakan Sesar Kendeng. (fyi/kun)

  • Buru Pelaku Pembuang Bayi di Hutan Malo Bojonegoro, Polisi Sisir RS dan Puskesmas

    Buru Pelaku Pembuang Bayi di Hutan Malo Bojonegoro, Polisi Sisir RS dan Puskesmas

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Kepolisian Resor (Polres) Bojonegoro tengah memburu pelaku yang tega membuang bayi di kawasan Hutan Jati, Desa Kacangan, Kecamatan Malo. Satreskrim Polres Bojonegoro kini melakukan penyisiran dan pengumpulan data di sejumlah rumah sakit (RS) dan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) setempat untuk mengidentifikasi orang tua bayi tersebut, Kamis (16/10/2025).

    Kasatreskrim Polres Bojonegoro, AKP Bayu Adjie Sudarmono, mengungkapkan bahwa timnya fokus pada pencarian data ibu hamil dan melahirkan dari fasilitas kesehatan. Langkah ini diambil sebagai upaya awal untuk mempersempit lingkaran penyelidikan.

    “Kami masih terus menyelidiki kasus ini. Anggota tim saat ini mendatangi beberapa rumah sakit hingga puskesmas untuk mendapatkan data,” jelas AKP Bayu.

    Saat ini, jasad bayi perempuan yang diperkirakan berusia sekitar satu minggu tersebut telah dibawa ke RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro untuk proses autopsi. “Setelah dilakukan identifikasi di lokasi penemuan, jasad langsung dibawa ke RSUD Bojonegoro guna autopsi lebih lanjut,” tambah mantan Kanit Jatanras Polres Bandar Lampung ini.

    Untuk diketahui, penemuan jasad bayi ini sempat menggemparkan warga Desa Kacangan, Kecamatan Malo. Peristiwa itu terungkap pada Rabu (15/10/2025) sekitar pukul 10.30 WIB ketika dua warga yang sedang mencari rumput mencium bau busuk dari balik tumpukan ilalang kering.

    Setelah didekati dan dibongkar, mereka menemukan jasad bayi yang sudah meninggal dunia. Bayi tersebut terbungkus dalam tas plastik berwarna kuning dan kemudian dilapisi lagi dengan tas plastik berwarna hijau. Polisi masih mendalami motif di balik pembuangan bayi tersebut. [lus/ian]

  • Strategi mewujudkan ketahanan pangan Indonesia

    Strategi mewujudkan ketahanan pangan Indonesia

    Surabaya (ANTARA) – Ketahanan pangan menjadi salah satu isu strategis yang mendesak untuk segera ditangani. Dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa dan tantangan perubahan iklim yang semakin nyata, Indonesia membutuhkan sistem pangan yang kuat dan mandiri.

    Ketergantungan pada impor beras dan fluktuasi harga pangan global menjadi ancaman serius bagi stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Karena itu, program ketahanan pangan pemerintah bukan sekadar target produksi, melainkan langkah fundamental untuk menjaga kedaulatan bangsa.

    Menjawab urgensi tersebut, pemerintah menargetkan penambahan empat juta hektare luas panen baru dan peningkatan produksi beras, hingga 10 juta ton dalam lima tahun ke depan. Langkah itu menjadi bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029 yang menekankan perluasan kawasan food estate dan modernisasi pertanian.

    Program ketahanan pangan itu diarahkan untuk membangun kedaulatan pangan, sekaligus menyiapkan sistem pertanian yang adaptif terhadap perubahan iklim dan krisis global. Pendekatannya menekankan integrasi antarwilayah dan komoditas dengan memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan kesejahteraan petani.

    Pemerintah menetapkan Papua Selatan, Kalimantan Tengah, dan Sumatera Selatan sebagai wilayah prioritas pengembangan pangan nasional.

    Papua Selatan, khususnya Kabupaten Merauke, disiapkan sebagai kawasan produksi pangan terpadu dengan potensi lahan sekitar satu juta hektare. Pembangunan infrastruktur berupa jalan dan dermaga menjadi langkah awal memperlancar distribusi hasil panen di kawasan timur Indonesia.

    Pemerintah juga menargetkan pencetakan sawah baru seluas 150 ribu hektare pada 2025 di Provinsi Kalimantan Tengah. Proyek itu dikembangkan berdasarkan evaluasi terhadap program sebelumnya yang menghadapi kendala produktivitas dan pengelolaan lahan gambut.

    Pendekatan baru diarahkan agar pengelolaan kawasan lebih berorientasi pada karakter lahan mineral serta melibatkan petani lokal secara aktif. Sumatera Selatan dan Nusa Tenggara Timur juga menjadi bagian dari pengembangan pangan tahap berikutnya, dengan fokus pada komoditas unggulan, seperti jagung, sorgum, dan hortikultura.

    Berbicara soal keberhasilan ketahanan pangan, Jawa Timur layak menjadi rujukan utama bagaimana sebuah provinsi mampu mentransformasi sektor pertanian menjadi pilar ekonomi yang kokoh.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, Jawa Timur tercatat sebagai produsen padi tertinggi nasional dengan produksi lebih dari 9 juta ton gabah kering giling per tahun.

    Angka itu bukan sekadar prestasi statistik, melainkan bukti konkret bahwa sinergi kebijakan, teknologi, dan partisipasi petani dapat menghasilkan ketahanan pangan berkelanjutan.

    Keberhasilan Jawa Timur dibangun atas fondasi sistem pertanian terpadu yang menghubungkan sektor tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan dalam satu ekosistem produksi.

    Model itu memungkinkan efisiensi sumber daya, sekaligus menciptakan nilai tambah ekonomi bagi petani. Limbah pertanian dari sektor tanaman, misalnya, dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sementara kotoran ternak menjadi pupuk organik berkualitas tinggi. Siklus ini menjaga kesuburan tanah, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia impor.

    Selain itu, yang lebih mengesankan adalah adopsi teknologi pertanian presisi. Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengembangkan program pertanian cerdas yang memanfaatkan drone untuk pemupukan dan penyemprotan pestisida.

    Pada Kabupaten Lamongan, salah satu lumbung padi Jawa Timur, teknologi drone telah diterapkan di ribuan hektare sawah dengan hasil menghemat biaya operasional hingga 30 persen, sekaligus meningkatkan efektivitas aplikasi pupuk tepat sasaran.

    Inovasi serupa juga dikembangkan di Kabupaten Bojonegoro dan Ngawi melalui sistem monitoring kelembapan tanah berbasis internet of things (IoT).

    Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bojonegoro mengembangkan sistem monitoring yang menghubungkan sensor kelembapan tanah dan pH dengan platform Thingspeak dan aplikasi Telegram untuk pemantauan real-time.

    Sementara di Desa Jumput, Kecamatan Sukosewu, Bojonegoro, telah diujicobakan sistem penyiraman otomatis berbasis panel surya yang dilengkapi sensor kelembapan tanah.

    Kemudian di Ngawi, terdapat proyek “Ngawitekno AgriCheck” yang mengintegrasikan sensor, controler, dan perangkat monitoring untuk memantau kesehatan lahan pertanian.

    Teknologi itu memungkinkan petani menentukan jadwal irigasi optimal berdasarkan data kondisi tanah secara real-time, sehingga konsumsi air bisa ditekan hingga 40 persen, tanpa mengorbankan produktivitas. Meski sebagian besar masih dalam tahap pengembangan dan uji coba, keberhasilan proyek-proyek contoh itu membuka peluang replikasi lebih luas di masa depan.

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Tak Hanya Bojonegoro, Panas Ekstrem Landa Sejumlah Wilayah Indonesia: Ini Penyebabnya

    Tak Hanya Bojonegoro, Panas Ekstrem Landa Sejumlah Wilayah Indonesia: Ini Penyebabnya

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Suhu panas ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir tidak hanya terjadi di wilayah Jawa Timur, khususnya Kabupaten Bojonegoro. Hampir sebagian besar wilayah di Indonesia juga mengalami hal yang sama. Di Jawa Timur, cuaca panas dengan suhu maksimum mencapai 37,6°C terpantau pada AWS Lamongan, pada 14 Oktober 2025.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa cuaca panas dengan suhu maksimum mencapai 37,6°C yang melanda berbagai wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir disebabkan oleh kombinasi gerak semu matahari dan pengaruh Monsun Australia. Kondisi ini diprakirakan masih akan berlanjut hingga akhir Oktober atau awal November 2025.

    Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan bahwa penyebab utama suhu panas ini adalah posisi gerak semu matahari yang pada bulan Oktober berada di selatan ekuator. Faktor lainnya adalah penguatan angin timuran atau Monsun Australia yang membawa massa udara kering dan hangat sehingga pembentukan awan minim serta radiasi matahari dapat mencapai permukaan bumi secara maksimal.

    “Posisi ini membuat wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan, seperti Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua, menerima penyinaran matahari yang lebih intens sehingga cuaca terasa lebih panas di banyak wilayah Indonesia” kata Guswanto dalam siaran persnya di Jakarta, yang diakses beritajatim.com, Kamis (16/10/2025).

    Sementara Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengungkapkan, data BMKG mencatat pengamatan suhu maksimum mencapai di atas 35°C menyebar luas di seluruh wilayah Indonesia. Wilayah yang paling berdampak suhu tinggi meliputi sebagian besar Nusa Tenggara, Jawa bagian barat hingga timur, Kalimantan bagian barat dan tengah, Sulawesi bagian selatan dan tenggara, serta beberapa wilayah Papua.

    Pada 12 Oktober 2025, suhu tertinggi tercatat sebesar 36,8°C di Kapuas Hulu (Kalimantan Barat), Kupang (NTT), dan Majalengka (Jawa Barat). Kemudian, suhu sedikit menurun menjadi 36,6°C di Sabu Barat (NTT) pada 13 Oktober 2025.

    Lebih lanjut, suhu kembali meningkat pada 14 Oktober 2025, berkisar antara 34–37°C. Beberapa wilayah seperti Kalimantan, Papua, Jawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) menunjukkan suhu maksimum 35–37°C. Wilayah Majalengka (Jawa Barat) dan Boven Digoel (Papua) juga menunjukkan peningkatan suhu hingga 37,6°C.

    “Konsistensi tingginya suhu maksimum di banyak wilayah menunjukkan kondisi cuaca panas yang persisten, didukung oleh dominasi massa udara kering dan minimnya tutupan awan,” jelas Andri.

    Di samping cuaca panas yang persisten dan dominan, BMKG memprakirakan potensi hujan lokal akibat aktivitas konvektif masih dapat terjadi pada sore hingga malam hari, terutama di sebagian wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Papua. Mengingat dinamika yang terjadi, BMKG mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan dengan mencukupi kebutuhan cairan dan menghindari paparan sinar matahari langsung dalam waktu lama, khususnya pada siang hari.

    “Tetap waspada terhadap potensi perubahan cuaca mendadak seperti hujan disertai petir dan angin kencang pada sore atau malam hari,” tambah Guswanto.

    Untuk diketahui, pada Rabu, 15 Oktober 2025 di Jawa Timur sendiri sesuai dengan pantauan BMKG, suhu maksimum mencapai 37,6°C yang terjadi di (AWS) Kabupaten Lamongan. Disusul BMKG Stamet Perak I dengan suhu 37,0°C. Urutan ketiga di AWS SMPK Jombang dengan suhu 36,9°C. Kemudian AWS Unida Gontor Ponorogo 36,7°C menjadi urutan keempat dan urutan kelima suhu terpanas di Jawa Timur adalah AWS Kandat Kediri dengan suhu 36,6°C. [lus/aje]

  • Pancaroba Ekstrem Landa Bojonegoro, BPBD Imbau Warga Waspada Angin Kencang dan Hujan Es

    Pancaroba Ekstrem Landa Bojonegoro, BPBD Imbau Warga Waspada Angin Kencang dan Hujan Es

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Memasuki masa transisi musim atau pancaroba, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem. Hujan deras yang disertai angin kencang, petir, dan bahkan potensi hujan es diperkirakan masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.

    Dalam beberapa hari terakhir, kondisi cuaca di Bojonegoro menunjukkan pola yang tidak menentu. Pagi hari cenderung cerah dan panas, namun menjelang sore hingga malam hari, hujan deras sering kali mengguyur dengan intensitas tinggi, disertai angin kencang dan sambaran petir.

    Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Bojonegoro, Heru Wicaksi, menjelaskan bahwa berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), masa pancaroba di wilayah Bojonegoro diperkirakan akan mencapai puncaknya hingga tanggal 16 Oktober mendatang.

    “Selama periode pancaroba ini, cuaca umumnya akan terasa panas terik di pagi hingga siang hari, dengan suhu udara rata-rata bisa mencapai 34 derajat Celsius. Namun, pada sore atau malam hari, berpeluang besar terjadi hujan sedang hingga lebat,” jelas Heru Wicaksi, Rabu (15/10/2025).

    Ia menambahkan, perubahan cuaca yang ekstrem ini terjadi karena pembentukan awan Cumulonimbus yang cepat, menyebabkan hujan deras tiba-tiba yang berpotensi disertai angin kencang, petir, dan bahkan hujan es. Oleh karena itu, Heru Wicaksi mengimbau masyarakat untuk mengambil langkah pencegahan.

    “Kami minta masyarakat agar menghindari beraktivitas atau berteduh di bawah pohon besar atau baliho saat terjadi cuaca buruk. Selain itu, segera amankan atap rumah dan benda-benda lain yang mudah terbang terbawa angin kencang,” tegasnya.

    BPBD Bojonegoro terus memantau perkembangan cuaca dan mengimbau warga untuk selalu siaga menghadapi dampak dari cuaca ekstrem selama masa pancaroba ini. [lus/ian]

  • Jenis Kelamin Bayi yang Ditemukan Membusuk di Hutan Malo Bojonegoro Terungkap

    Jenis Kelamin Bayi yang Ditemukan Membusuk di Hutan Malo Bojonegoro Terungkap

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Hasil autopsi jenazah bayi yang ditemukan di kawasan hutan Alas Pendowo, turut Desa Kacangan, Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro, sudah berhasil mengidentifikasi jenis kelamin dan perkiraan bayi meninggal dunia. Bayi tersebut ditemukan sekitar pukul 10.30 WIB, Rabu (15/10/2025).

    Kasat Reskrim Polres Bojonegoro, AKP Bayu Adjie Sudarmono mengungkapkan, bahwa setelah mendapat laporan, petugas identifikasi dari Polres Bojonegoro bersama anggota Polsek Malo dan petugas medis dari Puskesmas Malo segera mendatangi lokasi kejadian untuk melaksanakan olah TKP dan mengidentifikasi korban.

    Selanjutnya mayat bayi yang terbungkus tas kresek tersebut dibawa ke RSUD dr R Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro, untuk dilakukan autopsi. Hasil dari autopsi, kata AKP Bayu, jenis kelamin bayi tersebut adalah perempuan dengan kemungkinan dilahirkan umur kandungan delapan sampai sembilan bulan. Sedangkan untuk umur bayinya baru terhitung hari.

    “Belum bisa memastikan berapa harinya. Kondisinya sudah membusuk. Diperkirakan meninggal sekitar dua sampai tiga hari.” kata Kasat Reskrim AKP Bayu, Rabu (15/10/2025).

    Pihaknya menjelaskan, kronologi penemuan mayat bayi itu bermula saat saksi Kasir (54), warga Dusun Pundong, Desa Kacangan RT 009 RW 004, Kecamatan Malo, yang saat itu hendak mencari rumput untuk pakan ternaknya melihat ada sebagian kantong yang ditanam di dalam tanah dan ditutupi rumput-rumputan kering.

    “Merasa curiga, tas tersebut lalu dibuka, dan saksi melihat ada mayat anak kecil,” tutur Kapolsek AKP Bayu Adjie Sudarmono.

    Selanjutnya saksi Kasir segera memberi tahu warga yang ada di sekitar lokasi kejadian dan penemuan mayat tersebut dilaporkan ke pihak terkait. Saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan guna mengungkap identitas ibu kandung yang diduga membuang bayi tersebut. “Masih kita cari,” pungkasnya.

    Sementara Kepala Desa (Kades) Kacangan, Kecamatan Malo, Jurpi, dikonfirmasi awak media ini melalui sambungan telepon membenarkan adanya penemuan mayat bayi di wilayah desanya tersebut. “Secara administrasi ikut wilayah Desa Kacangan,” tutur Kades Jupri.

    Menurut Kades, mayat tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang warga di desanya yang bernama Kasir, yang saat itu hendak mencari rumput untuk pakan ternak. Temuan tersebut selanjutnya dilaporkan ke perangkat desa dan dilanjutkan ke pihak kepolisian. [lus/ian]

  • Pemkab Bojonegoro Cari 28 Pendamping BUMDesa Berdedikasi, Berikut Cara Daftar dan Persyaratannya

    Pemkab Bojonegoro Cari 28 Pendamping BUMDesa Berdedikasi, Berikut Cara Daftar dan Persyaratannya

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) secara resmi membuka rekrutmen untuk posisi Tenaga Pendamping Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) Tahun Anggaran 2025.

    Kesempatan ini terbuka lebar bagi warga lokal yang memiliki dedikasi tinggi dan semangat aktif dalam memajukan pengelolaan BUMDesa di seluruh wilayah Bojonegoro.

    Kepala DPMD Bojonegoro, Mahmuddin, menjelaskan bahwa perekrutan ini bertujuan untuk menjaring 28 individu terbaik. Mereka akan bertugas mendampingi BUMDesa yang diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan: Pemula, Berkembang, dan Maju.

    “Dari klasifikasi tersebut, kami petakan kebutuhan pendamping menjadi 28 orang. Tujuan utamanya adalah mengangkat kelas BUMDesa, di mana para pendamping ini akan bertugas secara teknis dan melakukan analisis pengembangan usaha,” ujar Mahmuddin, Rabu (15/10/2025).

    Periode pendaftaran rekrutmen ini cukup singkat, yakni dibuka mulai tanggal 13 Oktober 2025 hingga 17 Oktober 2025. Tenaga pendamping terpilih akan diikat dalam kontrak kerja selama satu tahun.

    Kualifikasi dan Persyaratan Pelamar

    Ada beberapa kualifikasi utama yang harus dipenuhi oleh para pelamar. Calon pendamping wajib merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Bojonegoro. Batas usia pelamar ditetapkan minimal 22 tahun dan maksimal 55 tahun pada saat melamar.

    Syarat pendidikan minimal adalah D4 atau S1 dari semua jurusan. Pelamar juga harus memiliki pengalaman kerja atau keterlibatan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, organisasi, atau program pembangunan desa.

    Selain itu, pelamar tidak boleh terikat kontrak dengan program, lembaga, atau instansi lain. Mereka juga harus sehat jasmani dan rohani, yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Sehat dari dokter, Puskesmas, atau rumah sakit.

    Pendaftaran dan pengumpulan seluruh berkas dokumen dilakukan secara daring melalui tautan berikut: https://s.id/pendampingBUMDesa2025.

    Dokumen yang Harus Diunggah (Format PDF):

    – Surat lamaran yang ditujukan kepada Bapak Bupati Bojonegoro.

    – Curriculum Vitae (CV).

    – Pas foto ukuran 3×4 dengan latar belakang merah (Format JPG).

    – Hasil pemindaian (scan) KTP.

    – Hasil pemindaian Ijazah terakhir (minimal D4/S1).

    – Hasil pemindaian Transkrip Nilai.

    – Surat Keterangan Sehat.

    – Sertifikat pendukung atau bukti pengalaman kerja terkait. [lus/ian]

  • Aroma Busuk di Hutan Malo Ungkap Mayat Bayi Terbungkus Plastik, Polres Bojonegoro Buru Pelaku

    Aroma Busuk di Hutan Malo Ungkap Mayat Bayi Terbungkus Plastik, Polres Bojonegoro Buru Pelaku

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Warga Desa Kacangan, Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro digemparkan oleh penemuan mengerikan di kawasan hutan jati setempat. Dua warga yang sedang mencari rumput menemukan sesosok mayat bayi, Rabu (15/10/2025).

    Peristiwa itu berawal ketika para pencari rumput mencium bau busuk menyengat dari balik tumpukan ilalang kering. Karena penasaran, mereka mendekati sumber bau dan membongkar tumpukan tersebut.

    Di lokasi itu, mereka dikejutkan dengan penemuan jasad bayi malang yang sudah meninggal dunia. Bayi tersebut terbungkus rapat di dalam tas plastik berwarna kuning, lalu dilapisi lagi dengan tas plastik berwarna hijau.

    Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polres Bojonegoro, AKP Bayu Adjie Sudarmono, membenarkan kejadian tersebut. Ia menyebut, mayat bayi yang diperkirakan berusia sekitar satu minggu itu ditemukan warga saat hendak berladang sekitar pukul 10.30 WIB. “Ditemukan sekitar pukul 10.30 WIB. Penemunya adalah warga yang sedang mencari rumput,” ungkap AKP Bayu.

    Setelah menemukan jasad bayi yang belum diketahui jenis kelaminnya, warga segera melaporkan temuan itu kepada Mantri Perhutani yang bertanggung jawab atas kawasan hutan. Petugas kepolisian dari Polres Bojonegoro kemudian tiba di lokasi untuk melakukan identifikasi awal.

    “Setelah identifikasi di lokasi selesai, jasad bayi langsung kami bawa ke RSUD Bojonegoro untuk proses autopsi,” jelas polisi lulusan Akpol 2015 tersebut.

    Mantan Kanit Jatanras Polres Lampung itu menambahkan, Tim Satreskrim Polres Bojonegoro kini tengah melakukan penyelidikan intensif untuk mengungkap pelaku pembuangan bayi yang diduga kuat orang tua kandungnya.

    “Masih kami selidiki. Salah satu langkah kami adalah menelusuri data ibu hamil dari sejumlah rumah sakit dan Puskesmas di wilayah sekitar untuk mengungkap siapa orang tua bayi tersebut,” pungkasnya. (lus/kun)