kab/kota: Bojonegoro

  • Pemkab Bojonegoro Hitung Real Kekuatan Anggaran untuk Penyesuaian APBD 2026

    Pemkab Bojonegoro Hitung Real Kekuatan Anggaran untuk Penyesuaian APBD 2026

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Penghujung tahun 2025 Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro melakukan penghitungan kembali kekuatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk mengukur rencana kerja dan anggaran seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tahun 2026.

    Wakil Bupati Bojonegoro Nurul Azizah mengatakan, langkah itu diambil menyusul adanya pengurangan dana transfer ke daerah (TKD) dari pemerintah pusat yang signifikan.

    Nilainya mencapai Rp1,2 triliun. Sehingga harus mencari format baru untuk menyesuaikan anggaran tersebut.

    “Sekarang dalam proses pembahasan sisi pendapatan real dan silpa. Nantinya akan disesuaikan, tidak bicara naik atau turun. Tetapi sesuai realnya dengan apa yang menjadi kas dari sisi pendapatan,” ujar Nurul Azizah, Kamis (6/11/2025).

    Setelah ditemukan nilai real dari sisi pendapatan dan silpa itu, Pemkab Bojonegoro baru akan melakukan pembahasan tentang penyesuaian rencana kerja dan anggaran masing-masing OPD. Namun, disinggung soal rencana pemotongan tunjangan tambahan pendapatan pegawai (TPP) pihaknya menampik.

    “Secara pembahasan belum ada penyesuaian termasuk rencana pengurangan TPP. Untuk efisiensi beberapa sudah dilakukan seperti perjalanan dinas,” tambahnya.

    Mantan Sekda Bojonegoro itu merasa dilema, melihat postur anggaran yang banyak berkurang. Namun, yang bisa dilakukan hanya mengurangi belanja operasional dan perjalanan dinas, serta menekan pengeluaran bersifat seremonial. “Karena tidak mungkin menggenjot penerimaan PAD tetapi membebankan masyarakat,” tegasnya.

    Untuk diketahui, dalam sebuah rapat paparan “Penyesuaian Pagu Raperda Tahun 2026” Pemkab Bojonegoro, ada klausul pemotongan TPP dengan besaran rata-rata 25 persen dari total pagu masing-masing OPD. Langkah ini diambil sebagai bagian dari efisiensi dan penyesuaian belanja daerah.

    Sementara beberapa OPD yang mengalami pengurangan cukup besar antara lain, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) dengan pengurangan TPP sebesar Rp1,23 miliar atau 25 persen dari total pagu Rp11,8 miliar.

    Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) sebesar Rp1,99 miliar atau 25 persen dari pagu Rp49,6 miliar. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebesar Rp2,3 miliar atau 25 persen dari pagu Rp39,5 miliar, serta Dinas Perpustakaan dan Kearsipan sebesar Rp1,3 miliar. [lus/ted]

  • 6 Mahasiswa Korban Tragedi Sungai Jolinggo Ditemukan, Ini Identitasnya

    6 Mahasiswa Korban Tragedi Sungai Jolinggo Ditemukan, Ini Identitasnya

    Liputan6.com, Jakarta Korban terakhir insiden mahasiswa tewas tenggelam di Sungai Jolinggo, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, yakni Nabila Yulian Dessi Pramesti (21), akhirnya ditemukan pada Rabu (5/11) malam pukul 21.50 WIB. Korban ditemukan berjarak 10 kilometer dari lokasi kejadian. Kondisinya meninggal dunia. 

    Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Semarang, Budiono mengonfirmasi penemuan tersebut.

    “Kami menerima informasi dari warga setempat yang menemukan sesosok mayat. Setelah diverifikasi, ternyata itu adalah Nabila, korban terakhir yang kami cari,” kata Budiono. 

    Pada Rabu pagi, dua korban lain juga ditemukan dan dievakuasi. Masing-masing adalah Bima Pranawira (21) yang ditemukan dengan jarak hanya 150 meter dari lokasi kejadian dan Muhammad Jibril Asyarafi (21) yang ditemukan 3,5 kilometer dari titik awal. 

    “Terima kasih kepada seluruh tim SAR yang tak kenal lelah. Semoga tragedi ini menjadi pengingat bagi kita untuk lebih waspada terhadap aktivitas di sungai, terutama di musim penghujan seperti sekarang,” kata Budiono.

    Ini Identitas 6 Mahasiswa Tragedi Sungai Jolinggo 

    1. Riska Amelia dari Desa Penusuban RT 12 RW 1, Kecamatan Randudongkal, Kabupaten Pemalang

    2. Nabila Yulian Dessi Pramesti dari Desa Majasari RT 11 RW 2, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro

    3. Syifa Nadilah dari Dusun Gombong, Desa Warungpring, Kecamatan Warungpring, Kabupaten Pemalang

    4. Muhammad Jibril Asyarafi dari Jl. Ratu Kalinyamat RT 6 RW 9, Desa Krapyak, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara

    5. Bima Pranawira dari Jl. Pangeran Diponegoro No. 3 RT 2 RW 1, Sungonlegowo, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik

    6. Muhammad Labib Rizqi dari Jl. Ki Hajar Dewantoro No. 215 Gg 12A RT 2 RW 9, Desa Noyonta Antasari, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan.

  • Mahasiswi UIN Walisongo Asal Bojonegoro yang Hanyut di Kendal Ditemukan, Jenazah Tiba Pagi Tadi

    Mahasiswi UIN Walisongo Asal Bojonegoro yang Hanyut di Kendal Ditemukan, Jenazah Tiba Pagi Tadi

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Nabila Yulian Dessi Pramesti (23), mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang asal Desa Mojosari, Kecamatan Kalitidu, ini akhirnya ditemukan setelah dilaporkan hanyut di Sungai Jolinggo, Kendal, Jawa Tengah. Nabila ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Rabu (5/11/2025) sekitar pukul 23.00 WIB.

    Penemuan Nabila ini sekaligus mengakhiri operasi pencarian terhadap total enam mahasiswa KKN UIN Walisongo yang terseret arus di Kendal sejak Selasa (4/11/2025). Ia merupakan korban terakhir yang berhasil dievakuasi oleh tim SAR gabungan.

    “Alhamdulillah, sudah ketemu tadi malam sekitar pukul 23.00 WIB,” ujar Kepala Desa Mojosari, M Teguh Rahayu, Kamis (6/11/2025).

    Teguh menjelaskan, setelah dievakuasi dari lokasi penemuan, jenazah Nabila segera dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr H Soewondo Kendal untuk proses identifikasi dan penanganan lebih lanjut.

    Setelah proses di rumah sakit selesai, jenazah langsung dipulangkan ke rumah duka di Desa Mojosari RT 011 RW 002, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro. Jenazah tiba di rumah duka sekitar pukul 07.00 WIB tadi pagi. Saat ini pihak keluarga tengah melaksanakan proses pemakaman untuk almarhumah.

    Untuk diketahui, peristiwa tragis ini bermula ketika Nabila dan lima rekannya yang sedang menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) bermain air di wahana tubing Genting Jalinggo, Kecamatan Singorojo, Kendal, pada Selasa siang (4/11/2025).

    Nahas, hujan deras yang mengguyur wilayah hulu sungai tiba-tiba membuat arus Sungai Jolinggo menjadi sangat kuat. Keenam mahasiswa tersebut tak kuasa menahan derasnya arus dan hanyut terbawa.

    Lima mahasiswa lainnya telah ditemukan lebih dulu oleh tim SAR gabungan pada pencarian hari pertama dan kedua, sebelum akhirnya Nabila ditemukan pada Rabu malam sebagai korban terakhir. [lus/ian]

  • Inflasi Mojokerto Capai 0,46 Persen pada Oktober 2025, di Atas Rata-rata Jatim dan Nasional

    Inflasi Mojokerto Capai 0,46 Persen pada Oktober 2025, di Atas Rata-rata Jatim dan Nasional

    Mojokerto (beritajatim.com) – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Mojokerto mencatat tingkat inflasi daerah pada Oktober 2025 mencapai 0,46 persen, lebih tinggi dibandingkan rata-rata inflasi Provinsi Jawa Timur sebesar 0,30 persen dan inflasi nasional yang berada di level 0,28 persen.

    Kepala Bappeda Kabupaten Mojokerto, Bambang Eko Wahyudi, menjelaskan bahwa kenaikan inflasi tersebut dipengaruhi oleh pergerakan harga sejumlah komoditas rumah tangga yang masih fluktuatif. “Pergerakan harga komoditas yang masuk dalam kelompok kebutuhan rumah tangga masih menjadi faktor dominan pembentuk inflasi daerah,” ujarnya, Kamis (6/11/2025).

    Ia menuturkan, pemantauan harga dilakukan melalui Indeks Fluktuasi Harga (IFH), yang digunakan untuk memantau perubahan harga pada 357 komoditas. Komoditas tersebut dikelompokkan ke dalam 11 kelompok dan 39 subkelompok pengeluaran rumah tangga, meliputi makanan, minuman, pakaian, biaya perumahan, perlengkapan rumah tangga, kesehatan, jasa komunikasi, pendidikan, rekreasi, hingga perawatan pribadi.

    “IFH membantu pemerintah melihat secara langsung komoditas mana yang sedang bergejolak. Dari situ kami bisa menentukan langkah intervensi yang paling sesuai, baik melalui operasi pasar, fasilitasi distribusi, maupun koordinasi dengan pedagang dan pelaku pasokan,” jelas Bambang.

    Berdasarkan data Bappeda, seluruh 11 kota dan kabupaten dengan pemantauan IFH di Jawa Timur mengalami inflasi pada periode Oktober 2025. Sumenep mencatat tingkat inflasi tertinggi sebesar 0,62 persen, disusul Kota Probolinggo (0,43 persen), Kota Kediri (0,40 persen), Kota Madiun dan Kota Surabaya (0,35 persen).

    Sementara Kabupaten Bojonegoro dan Kota Malang masing-masing mencatat inflasi 0,31 persen, diikuti Kabupaten Tulungagung (0,24 persen), Jember (0,23 persen), Banyuwangi (0,22 persen), serta Kabupaten Gresik (0,20 persen).

    Bambang menegaskan bahwa pengendalian inflasi di Kabupaten Mojokerto tetap menjadi prioritas utama, terutama menjelang peningkatan permintaan masyarakat pada akhir tahun. Pemerintah daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus memperkuat koordinasi lintas sektor, termasuk pemantauan pasokan dan distribusi bahan pangan.

    “Kami ingin memastikan daya beli masyarakat tetap terjaga. Koordinasi melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah terus kami perkuat, termasuk monitoring pasokan dan distribusi bahan pangan,” tambah Bambang.

    Ia juga mengimbau masyarakat agar berbelanja kebutuhan secara bijak dan tidak melakukan pembelian berlebihan terhadap komoditas tertentu agar stabilitas harga tetap terjaga. [tin/beq]

  • Koperasi Merah Putih Bojonegoro Desak DPRD Turun Tangan Atasi Krisis Pendanaan

    Koperasi Merah Putih Bojonegoro Desak DPRD Turun Tangan Atasi Krisis Pendanaan

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Koperasi Desa dan Kelurahan Merah Putih (KDMP) se-Kabupaten Bojonegoro mendesak DPRD setempat untuk segera mengambil langkah konkret menyelesaikan persoalan pendanaan yang mengancam keberlangsungan koperasi. Tanpa kejelasan dukungan finansial, koperasi-koperasi ini khawatir tak bisa terus beroperasi.

    Desakan tersebut disampaikan langsung perwakilan KDMP dalam audiensi bersama Komisi B DPRD Bojonegoro, Rabu (5/11/2025). Mereka membawa delapan tuntutan konkret yang dinilai penting agar koperasi tidak hanya berhenti pada tataran wacana.

    Juru Bicara KDMP se-Bojonegoro, Sugianto, menegaskan bahwa koperasi-koperasi ini merupakan wadah pemberdayaan ekonomi rakyat yang seharusnya mendapat dukungan nyata dari pemerintah daerah. “Salah satu tugas DPRD adalah menyerap dan memperjuangkan aspirasi rakyat. Inilah aspirasi kami,” ujarnya.

    Delapan tuntutan tersebut meliputi:

    Dukungan Alokasi CSR — KDMP meminta agar Dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan, baik daerah maupun swasta, dapat dialokasikan untuk permodalan dan pemberdayaan anggota koperasi.
    Penyertaan Modal APBD — Mereka mengusulkan adanya alokasi dana penyertaan modal langsung dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
    Kredit Bunga Rendah — KDMP mendesak DPRD melobi bank-bank Himbara agar menurunkan suku bunga kredit produktif menjadi sekitar 3–4 persen, lebih rendah dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang mencapai 6 persen.
    Dukungan ASN — Pemerintah diharapkan memberikan dukungan moral dan menginstruksikan Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk berbelanja di KDMP yang sudah beroperasi.
    Kemitraan Strategis — KDMP meminta dibentuk Nota Kesepahaman (MoU) khusus dengan program Badan Gizi Nasional (BGN) atau Makan Bergizi Gratis (MBG).
    Hak Prioritas — Pemberian hak istimewa dalam penyediaan barang dan jasa dengan mitra-mitra strategis.
    Kelonggaran Administrasi — Mereka berharap hasil pengecekan SLIK OJK atau BI terhadap pengurus dan pengawas koperasi tidak menjadi hambatan, mengingat sistem koperasi berbeda dengan usaha perorangan.
    Pengawasan Berkala — DPRD diminta melakukan monitoring dan evaluasi rutin agar KDMP tetap berjalan sesuai regulasi.

    Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Komisi B DPRD Bojonegoro, Lasuri, menyampaikan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti aspirasi tersebut dengan langkah realistis. Ia menekankan bahwa dana CSR merupakan program sosial yang sepenuhnya menjadi kebijakan masing-masing perusahaan, sementara Pemerintah Kabupaten Bojonegoro memiliki prioritas program sendiri.

    “Meski demikian, kami berharap masukan ini dapat ditindaklanjuti,” kata Lasuri.

    Ia menambahkan bahwa pemerintah daerah tidak selalu mengetahui besaran anggaran CSR perusahaan di wilayahnya. Karena itu, ia mengusulkan agar DPRD menjadwalkan audiensi bersama perusahaan-perusahaan di Bojonegoro yang berpotensi memberikan CSR.

    “Ini catatan untuk berbagi. Pengentasan kemiskinan harus berjalan, dan KDMP juga harus bisa berjalan. Untuk penyertaan modal langsung ke KDMP, mekanismenya hanya bisa melalui BUMD dengan Perda, dan prosesnya lama,” tegas politisi PAN tersebut. [lus/beq]

  • Polres Bojonegoro Gelar Apel Siaga Bencana, Seluruh Peralatan Evakuasi Digeber!

    Polres Bojonegoro Gelar Apel Siaga Bencana, Seluruh Peralatan Evakuasi Digeber!

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Musim penghujan di depan mata, Polres Bojonegoro tak mau kecolongan. Mengantisipasi ancaman bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor yang rawan terjadi, apel siaga lintas sektor digelar di halaman Mapolres Bojonegoro, Rabu (5/11/2025).

    Apel kesiapsiagaan bencana tersebut merupakan langkah awal untuk memastikan seluruh elemen siap siaga menghadapi skenario terburuk di wilayah Jawa Timur, khususnya Bojonegoro.

    Apel kesiapsiagaan ini dipimpin langsung oleh Kapolres Bojonegoro, AKBP Afrian Satya Permadi. Tidak sendiri, seluruh kekuatan dikumpulkan, mulai dari jajaran pejabat utama (PJU) Polres, para Kapolsek, hingga Danki Brimob Kompi 3 Batalyon C Pelopor.

    Kesiapan ini juga diperkuat dengan kehadiran mitra penting, yakni perwakilan dari Kodim 0813 Bojonegoro, BPBD, dan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kabupaten Bojonegoro.

    Dalam arahannya, AKBP Afrian menegaskan bahwa apel ini bukan sekadar formalitas, melainkan pengecekan riil kesiapan di lapangan. “Kita harus memastikan kesiapan penuh, baik personel maupun peralatan. Jangan sampai ada kendala saat terjadi keadaan darurat,” ujar AKBP Afrian dengan tegas.

    Selesai apel, Kapolres tak langsung bubar. Bersama jajaran terkait dari BPBD dan Damkarmat, ia langsung melakukan inspeksi mendadak. Seluruh sarana dan prasarana “tempur” bencana diperiksa satu per satu.

    Mulai dari kendaraan operasional, alat evakuasi vital seperti perahu karet, pelampung, hingga perlengkapan komunikasi, semua dipastikan dalam kondisi optimal dan siap digunakan kapan pun.

    Kapolres menambahkan, dalam penanganan bencana, dua hal menjadi faktor penting, yakni kecepatan dan ketepatan respons.Menurutnya, hal itu tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Koordinasi lintas sektor menjadi harga mati agar penanganan di lapangan berjalan efektif dan efisien.

    “Sinergi antara TNI-Polri, pemerintah daerah, BPBD, dan tentu saja masyarakat harus terus diperkuat. Ini mutlak untuk menjamin terlaksananya quick response (respons cepat) terhadap setiap situasi bencana,” tandasnya.

    Langkah proaktif Polres Bojonegoro ini merupakan tindak lanjut dari arahan Polda Jawa Timur untuk meningkatkan kewaspadaan di seluruh wilayah. Dengan kolaborasi yang solid, diharapkan dampak bencana di Bojonegoro dapat diminimalkan dan masyarakat merasa aman. [lus/aje]

  • Dua Jabatan Strategis Kosong, Pemkab Bojonegoro Tunjuk Pejabat Sementara Jaga Laju Birokrasi

    Dua Jabatan Strategis Kosong, Pemkab Bojonegoro Tunjuk Pejabat Sementara Jaga Laju Birokrasi

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro melakukan penyesuaian penting dalam struktur birokrasi menyusul kekosongan di dua jabatan strategis. Posisi Sekretaris DPRD (Sekwan) dan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) kini resmi diisi pejabat sementara agar pelayanan publik tetap berjalan tanpa hambatan.

    Kekosongan itu terjadi karena dua alasan berbeda. Kursi Sekwan ditinggalkan oleh Edi Susanto yang terpilih sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Bojonegoro melalui seleksi terbuka pada akhir Oktober 2025. Sedangkan posisi Kasatpol PP kosong setelah pejabat sebelumnya, Heru Sugiharto, ditetapkan sebagai tersangka dalam dugaan kasus korupsi Bantuan Keuangan Khusus Desa (BKKD) Padangan dan kini menjalani penahanan.

    Sebagai langkah cepat, Pemkab Bojonegoro menunjuk dua pejabat lain untuk merangkap tugas. Yayan Rohman, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil), ditetapkan sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris DPRD. Sementara posisi Pelaksana Harian (Plh) Kepala Satpol PP diisi oleh Arief Nanang, yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dinpora).

    Penunjukan Arief Nanang terbilang istimewa karena ia bukan sosok baru di lingkungan Satpol PP. Sebelumnya, Arief pernah memimpin instansi tersebut selama kurang lebih lima tahun sebelum pindah ke Dinas Kepemudaan dan Olahraga.

    Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Bojonegoro, Hari Kristianto, membenarkan keputusan ini. “Betul, status Pak Yayan sebagai Plt Sekretaris DPRD, dan Pak Arief sebagai Plh Kasatpol PP,” ujarnya, Rabu (5/11/2025).

    Hari menegaskan, langkah penunjukan tersebut diambil agar roda birokrasi tetap berjalan optimal. “Tentu tujuannya agar pelayanan ke masyarakat tidak terganggu,” tegasnya.

    Terkait pengisian jabatan definitif, Hari menjelaskan bahwa Pemkab menyiapkan dua opsi, yakni melalui rotasi-mutasi atau seleksi terbuka (lelang jabatan). “Jika melalui mutasi, kemungkinan pengisian bisa dilakukan pada akhir tahun ini. Namun jika melalui lelang jabatan, kemungkinan baru tahun depan,” jelasnya.

    Baik Yayan Rohman maupun Arief Nanang saat dikonfirmasi terpisah membenarkan penugasan ganda tersebut. Keduanya memastikan tetap menjalankan tugas pokok di instansi masing-masing sambil mengisi kekosongan jabatan yang baru. [lus/beq]

  • Angin Kencang Terjang Ngraho Bojonegoro: Rumah Warga Rata dengan Tanah

    Angin Kencang Terjang Ngraho Bojonegoro: Rumah Warga Rata dengan Tanah

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Bencana angin kencang disertai hujan deras menerjang Desa Ngraho, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro, pada Selasa (4/11/2025) sore. Akibat kejadian ini, dua rumah warga dilaporkan mengalami kerusakan, satu di antaranya bahkan roboh total rata dengan tanah.

    Peristiwa nahas tersebut terjadi sekitar pukul 15.50 WIB, saat hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut.

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Heru Wicaksi, mengatakan, dalam insiden tersebut dilaporkan sejumlah bangunan rusak. Timnya saat itu juga telah melakukan asesmen di lokasi kejadian untuk mengumpulkan data.

    “Hujan deras dan angin kencang yang melanda wilayah Kecamatan Ngraho mengakibatkan beberapa bangunan terdampak,” jelas Heru Wicaksi, Rabu (5/11/2025).

    Berdasarkan data asesmen BPBD Bojonegoro, dampak terparah dialami oleh Ramlan (70), warga RT 02 RW 01, Desa Ngraho. Rumah Ramlan yang berukuran 5×6 meter dilaporkan mengalami kerusakan sangat berat, roboh total, dan rata dengan tanah. Akibat musibah ini, Ramlan ditaksir menderita kerugian materiel mencapai Rp15 juta.

    “Untuk saat ini, pemilik rumah (Ramlan) mengungsi dan bertempat tinggal di rumah anaknya,” ujar Heru.

    Selain itu, rumah milik Ahmad Romlan, yang juga berlokasi di RT 02 RW 01, tak luput dari amukan angin. Bangunan berukuran 5×9 meter itu mengalami kerusakan sedang di bagian atap, dengan taksiran kerugian mencapai Rp10 juta.

    Angin kencang juga merusak fasilitas umum dan tempat usaha. Seperti bangunan Puskesmas Ngraho yang mengalami kerusakan di bagian atap teras. Dua bangunan kios mengalami rusak ringan.

    Menindaklanjuti bencana tersebut, personel BPBD Bojonegoro bersama Satpol-PP dan Pemerintah Desa (Pemdes) setempat langsung mendatangi lokasi kejadian. “Kami juga telah menyalurkan bantuan darurat berupa paket sembako untuk meringankan beban korban,” terang Heru.

    Menurut Heru, proses penanganan lanjutan akan segera dilakukan. Puing-puing sisa bangunan yang roboh rencananya akan dibersihkan secara gotong royong oleh unsur terlibat dan warga setempat pada hari ini, Rabu (5/11/2025). [lus/aje]

     

  • Mahasiswi Asal Bojonegoro Terseret Banjir Saat Tubing di Sungai Singorojo Kendal Belum Ditemukan

    Mahasiswi Asal Bojonegoro Terseret Banjir Saat Tubing di Sungai Singorojo Kendal Belum Ditemukan

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Tim SAR gabungan masih berupaya mencari mahasiswi asal Bojonegoro yang hilang setelah terseret arus banjir saat kegiatan tubing di Sungai Singorojo, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Korban diketahui bernama Nabila Yulian Dessi Pramesti, mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang yang tengah menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Getas, Kecamatan Singorojo.

    Nabila merupakan anak dari pasangan Agus Yulianto dan Sulikah, warga Desa Mojosari, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Hingga Rabu pagi (5/11/2025), pencarian terhadap korban masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan yang terdiri dari BPBD Kendal, Basarnas Jawa Tengah, PMI, TNI-Polri, serta relawan dan warga sekitar.

    Kepala Desa Mojosari, M Teguh Rahayu, membenarkan bahwa salah satu korban hilang merupakan warganya. “Belum ditemukan. Kami sangat berharap dan ikut mendoakan semoga anak dari Pak Agus dan Bu Sulikah segera ditemukan,” ujarnya saat dihubungi melalui telepon.

    Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro Heru Wicaksi juga mengonfirmasi bahwa korban asal Bojonegoro tersebut masih dalam pencarian. “Untuk saat ini survivor atas nama Nabila Yulian Dessi Pramesti dengan alamat Desa Mojosari RT 11 RW 02 Kecamatan Kalitidu masih dilakukan pencarian oleh tim SAR Kendal, dan keluarga korban sudah berangkat ke lokasi kejadian,” ungkapnya.

    Peristiwa tragis itu terjadi pada Selasa (4/11/2025) sekitar pukul 13.53 WIB, ketika enam mahasiswa UIN Walisongo sedang bermain tubing di Sungai Singorojo. Meski cuaca di lokasi cerah, hujan deras di wilayah hulu menyebabkan sungai meluap dan arus mendadak deras hingga menyeret para mahasiswa.

    Dari enam mahasiswa tersebut, tiga ditemukan meninggal dunia: Riska Amelia, Sifa Nadilah, dan M Labib Rizki. Sementara tiga lainnya, yakni M Jibril As Sarafi, Nabila Yulian Dessi Pramesti, dan Bima Pranawira, masih dinyatakan hilang dan terus dicari hingga kini. [lus/beq]

  • Fenomena Langka di Bojonegoro, Hujan Es Sempat Guyur Permukiman

    Fenomena Langka di Bojonegoro, Hujan Es Sempat Guyur Permukiman

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Sebuah fenomena cuaca yang tidak biasa terjadi di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, pada Selasa (4/11/2025) sekitar pukul 16.00 WIB. Wilayah Desa Mojoranu, Kecamatan Dander, diguyur hujan es yang membuat decak kagum sekaligus keheranan warga setempat.

    Peristiwa alam yang berlangsung singkat sekitar pukul 16.00 WIB itu menghadirkan butiran-butiran es berukuran kecil yang jatuh bersamaan dengan derasnya air hujan. Kejadian ini menjadi pembicaraan hangat karena tergolong langka di daerah tersebut.

    Salah seorang warga setempat, Rifaun Naim, mengungkapkan keheranannya. Awalnya, ia mengira suara berisik di atap rumahnya berasal dari batu kerikil. Rasa penasaran membawanya untuk melihat langsung ke luar rumah.

    “Ternyata yang jatuh adalah butiran es. Ukurannya memang tidak besar, tetapi jumlahnya cukup banyak. Selama ini baru kali pertama saya menyaksikan hujan es di desa kami,” cerita Naim.

    Ia menambahkan, meski hanya berlangsung singkat sekitar lima hingga sepuluh menit, fenomena itu langsung menyita perhatian. Banyak warga yang berhamburan keluar rumah untuk menyaksikan langsung dan mengabadikan momen tidak biasa tersebut menggunakan ponsel mereka.

    “Suasana sempat ramai, warga pada keluar sambil merekam. Ini pengalaman yang jarang terjadi, jadi ingin diabadikan,” tuturnya.

    Sementara Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Agus Purnomo, mengonfirmasi bahwa hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan resmi mengenai dampak atau kerusakan akibat kejadian hujan es tersebut.

    “Untuk sementara, kami belum menerima laporan terkait hujan es. Namun, kondisi di Kecamatan Dander dilaporkan tetap aman dan tidak ada gangguan,” jelas Agus Purnomo.

    Meski tidak menimbulkan kerusakan, turunnya es dari langit Bojonegoro sore itu telah menjadi memori kolektif yang unik bagi warga. Berbagai video dan foto pun ramai dibagikan di platform media sosial. [lus/ian]