kab/kota: Bogor

  • RI-Turki buat peta jalan penguatan kerja sama industri

    RI-Turki buat peta jalan penguatan kerja sama industri

    Jakarta (ANTARA) – Indonesia dan Turki menegaskan kembali komitmennya untuk memperkuat kerja sama komprehensif di sektor industri sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi kedua negara, salah satunya melalui penyusunan peta jalan (roadmap) kerja sama industri strategis.

    ‎‎”Indonesia akan segera menyusun roadmap kerja sama industri Indonesia Turki sebagai panduan strategis untuk memperkuat kolaborasi jangka panjang di berbagai sektor,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam pernyataan di Jakarta, Senin.

    ‎Komitmen pembentukan roadmap itu, disepakati saat Menperin Agus Gumiwang melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perindustrian dan Teknologi Turki, Mehmet Fatih Kacir dalam ajang 12th Annual Teknofest Aerospace and Technology Festival di Bandara Internasional Ataturk, Istanbul, Turki, 20 September.

    Pertemuan ini sekaligus menindaklanjuti rangkaian interaksi intensif antara Indonesia dan Turki dalam dua tahun terakhir. Sejak kunjungan kami ke Turki pada Juni 2024, sejumlah perusahaan besar seperti Sanko Holding, Arcelik (KOC Holding), dan Kordsa (Sabanci Holding) menunjukkan minat besar untuk berinvestasi di Indonesia.

    ‎Sebagai informasi, Sanko Holding telah memulai investasi budi daya tuna di Biak, Papua. Menperin berharap Sanko memperluas ke sektor hilirisasi, termasuk pengolahan tuna dan industri pendukung seperti galangan kapal, bahkan terbuka peluang investasi pada proyek energi terbarukan di bidang PLTA.

    ‎Sementara itu, Kordsa yang telah beroperasi di Bogor dengan memproduksi bahan baku ban, tengah mengembangkan riset material komposit dan produk bernilai tambah tinggi untuk ekspor.

    Perusahaan ini telah membangun fasilitas penelitian dan pengembangan pada tahun 2023 dan akan mengembangkan produk komposit, airbag, dan penguat struktur bangunan dengan tujuan ekspor. Menperin mengusulkan agar perusahaan ini mengajukan insentif fiskal berupa super tax deduction untuk litbang.

    ‎Adapun Arcelik, produsen peralatan rumah tangga terbesar kedua di dunia, telah bekerja sama dengan mitra lokal untuk memproduksi mesin cuci di Indonesia dan berencana memperluas produksi lemari es serta pendingin udara. Perusahaan ini bahkan menargetkan Indonesia sebagai basis produksi baru di Asia, sejajar dengan fasilitasnya di Thailand.

    ‎‎“Momentum kerja sama Indonesia dan Turki juga diperkuat melalui pertemuan High-Level Strategic Cooperation Council (HLSC) pada Februari 2025, ketika Presiden RI dan Presiden Turki menandatangani Joint Statement memperingati 75 tahun hubungan diplomatik,” kata Menperin.

    ‎Pertemuan tersebut menghasilkan 12 nota kesepahaman di berbagai sektor, termasuk industri pertahanan, energi, kesehatan, pendidikan tinggi, perdagangan, hingga perindustrian. Khusus di bidang industri, kedua negara telah menyepakati pembentukan Joint Committee for Industrial Cooperation yang mencakup 14 sektor strategis, mulai dari teknologi baterai, kendaraan listrik, tekstil, hingga industri halal.

    ‎“Selain itu, terdapat 10 kesepakatan antarperusahaan, seperti kerja sama antara Pertamina Hulu Energi dan TPAO di sektor migas, kerja sama PT PAL Indonesia dengan TAIS Shipyard untuk pembangunan frigat kelas Istanbul, hingga joint venture antara perusahaan Indonesia dengan Baykar dan Roketsan untuk pendirian fasilitas produksi drone tempur,” kata dia.

    ‎Pada April 2025, Presiden RI Prabowo Subianto kembali melakukan kunjungan kerja ke Turki dengan fokus pada investasi di sektor strategis, khususnya baterai kendaraan listrik, energi terbarukan, industri pertahanan, dan tekstil kelas atas. Kunjungan tersebut juga menghasilkan kesepakatan kolaborasi produksi vaksin serta kerja sama pengembangan drone, misil, dan komunikasi militer.

    ‎Dari sisi bisnis, perusahaan Indonesia seperti Asia Pacific Rayon berhasil menandatangani kontrak ekspor dengan mitra Turki untuk serat viscose senilai jutaan dolar.

    Selanjutnya, pada April 2025, Menperin Agus juga menerima courtesy call dari Duta Besar Turki untuk Indonesia, yang menyepakati penyelenggaraan 1st Joint Committee Meeting pada Juni 2025 dengan deliverables awal berupa pengembangan SDM di kawasan industri, kerja sama techno park, produksi baterai dan EV, serta forum investasi.

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Sitta Alia, Pustakawan Perempuan Penjaga Api Literasi di Kabupaten Bogor
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        21 September 2025

    Sitta Alia, Pustakawan Perempuan Penjaga Api Literasi di Kabupaten Bogor Bandung 21 September 2025

    Sitta Alia, Pustakawan Perempuan Penjaga Api Literasi di Kabupaten Bogor
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com – 
    Cahaya matahari siang itu menerobos masuk dari jendela besar di sisi ruangan, menerangi dinding bata dan menembus celah rak-rak buku yang tersusun rapi di Perpustakaan KAIT Plus, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
    Deretan rak kayu itu berdiri kokoh, dipenuhi ribuan koleksi bacaan mulai dari komik anak yang penuh warna, novel remaja, hingga buku-buku pengetahuan umum. 
    Beberapa rak diberi kotak kecil berwarna untuk memudahkan penataan buku.
    Di tengah ruangan, meja dan kursi mungil berwarna-warni seolah memanggil anak-anak untuk singgah. Sementara di ujungnya, sebuah meja bundar beralas taplak biru dengan kursi lipat disiapkan untuk pengunjung dewasa.
    Beberapa tanaman hias di sudut rak menambah kesan asri, menghadirkan suasana sederhana namun hangat.

    Ruang inilah yang menjadi saksi bisu bagaimana Sitta Alia, Kepala Perpustakaan KAIT Plus sekaligus Ketua Forum Taman Baca Masyarakat (FTBM) Kabupaten Bogor, berjuang menyalakan semangat literasi di tengah berbagai keterbatasan.
    Perempuan berkacamata itu bukan sekadar pustakawan. Ia adalah penggerak literasi yang percaya bahwa sebuah buku mampu mengubah cara anak-anak memandang dunia, membentuk kebiasaan, dan bahkan menumbuhkan mimpi.
    Perpustakaan KAIT Plus berawal dari gagasan Yayasan Alang-Alang.
    Tahun 2006, buku-buku pertama dikumpulkan di ruang bawah tanah rumah warga. Sitta yang kala itu masih mahasiswa pecinta buku, ikut membantu memilah dan menata.
    “Kami gotong kardus-kardus buku, lalu mengklasifikasikan meski fasilitas seadanya. Rasanya lelah, tapi menyenangkan,” kenangnya.
    Setahun kemudian, ruang sederhana itu resmi dibuka untuk masyarakat. Dari situ, anak-anak sekitar mulai datang, membaca, dan belajar bersama.
    Tahun 2017, Perpustakaan KAIT Plus berdiri resmi lewat SK Yayasan. Hingga kini, koleksi terus bertambah. Jika awalnya hanya 552 judul, kini jumlahnya menembus lebih dari 5.000 buku, termasuk 1.000 buku bantuan dari Perpustakaan Nasional pada 2025.
    Namun di balik pencapaian itu, Sitta tahu perjuangan belum selesai.
    Di Kabupaten Bogor dengan 40 kecamatan, hanya ada 75 taman baca, dan persebarannya tidak merata.
    “Ciawi ini misalnya, cuma ada satu taman baca, KAIT Plus. Padahal wilayah pelosok sangat butuh akses buku, karena sinyal internet juga terbatas,” ujarnya.
    Kesadarannya bahwa literasi tak bisa berjalan sendiri membuat Sitta menggagas Forum Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Kabupaten Bogor. Ia menjadi ketua, mengajak relawan, audiensi dengan pemerintah, hingga ikut mendorong lahirnya Peraturan Bupati tentang literasi.
    Upayanya tak sia-sia. Kini, Forum TBM yang dipimpinnya menjadi wadah advokasi taman baca di setiap pelosok. Bahkan, Pemerintah Kabupaten Bogor mulai menerbitkan regulasi yang memudahkan izin penyelenggaraan taman baca.
    Sitta paham, perpustakaan tak bisa hanya menunggu pengunjung. Maka lahir pula lah program Safari Literasi.
    Dengan keranjang berisi 100–200 buku, ia mendatangi sekolah atau majelis taklim, posyandu, membuka stand di acara kecamatan, hingga ikut serta dalam expo UMKM.
    KAIT Plus juga rutin bekerja sama dengan sekolah. Lebih dari 10 sekolah pernah diajak dalam program books play atau membaca bersama lalu bermain sesuai inspirasi buku.
    Ada pula kegiatan bulanan “koleksi museum bercerita”, memperkenalkan budaya lewat benda-benda etnografi seperti baju adat dan aksesoris.
    “Kami ingin mengenalkan buku lewat cara yang menyenangkan. Ada storytelling, mewarnai, bernyanyi, sampai kerajinan tangan,” tutur Sitta.
    “Di sekolah-sekolah, buku bacaan masih banyak yang sifatnya modul pelajaran. Jadi kami bawakan buku cerita biar anak-anak merasa buku itu menyenangkan,” katanya.
    Meski tanpa kendaraan khusus, kegiatan ini tetap berjalan. Sitta percaya, literasi harus dijemput, bukan ditunggu. Menurutnya, literasi bukan hanya soal membaca, melainkan menghidupkan interaksi di antara orang-orang.
    “Kalau perpustakaan hanya berisi rak buku, orang bosan. Harus ada kegiatan yang bikin hidup,” kata Sitta.
    Di balik senyumnya, Sitta jujur tentang satu hal yang sensitif, yakni kesejahteraan pustakawan.
    Profesi ini nyaris tak pernah dibicarakan ketika membahas soal anggaran.
    “Bahkan untuk guru saja masih sulit memenuhi kebutuhan hidup, apalagi kita,” lirihnya.
    Ia mengandalkan dukungan keluarga, khususnya sang suami. Honor yang ia terima belum menyentuh UMR, sementara biaya operasional perpustakaan masih ditutup dari kantong pribadi atau hasil usaha kecil yayasan.
    “Saya bertahan karena yakin yang saya lakukan ini penting. Anak-anak butuh buku, butuh pengalaman membaca yang menyenangkan,” ujarnya lirih.
    Menurutnya, menjadi pustakawan di daerah tidaklah mudah. Sebab, gaji tetap hampir tidak ada. Sitta mengaku bertahan berkat keyakinan atau prinsipnya, yang terpenting menjadi manusia bermanfaat.
    “Kalau bicara sejahtera, jelas belum. Tapi saya percaya yang saya lakukan ini baik untuk masyarakat. Anak-anak yang awalnya tidak disiplin, sekarang bisa saling mengingatkan. Itu perubahan kecil yang bermakna menurut saya,” ucapnya.
    Meski begitu, ia tetap semangat membuka ruang perpustakaan setiap hari. Baginya, keberlanjutan bukan soal materi, melainkan konsistensi menghadirkan ruang baca dan belajar untuk warga.
    Kecintaan Sitta pada buku tumbuh sejak kecil. Ia terbiasa membaca majalah Bobo dan Donald Bebek, serta sering diajak orangtuanya ke toko buku. Dari situlah kebiasaan membaca tumbuh. Kini, ia ingin memberikan pengalaman serupa kepada generasi baru di Kabupaten Bogor.
    Filosofi “KAIT” yang berarti Keluarga Akrab Insan Terdepan menjadi dasar perpustakaan ini dibentuk. Bagi Sitta, membaca tak hanya untuk anak-anak, melainkan untuk semua usia. Bahkan komunitas warga senior di sekitar perpustakaan pun rutin diajak membaca dan berdiskusi.
    “Buku itu seperti charger. Setelah baca, rasanya meaningful banget. Bisa menjadi inspirasi untuk memperbaiki diri,” kata Sitta.
    Di tengah keterbatasan dana, fasilitas, dan apresiasi, Sitta memilih untuk terus melangkah dan berjuang menjaga api literasi agar tak padam.
    Sitta mengatakan, Kabupaten Bogor terlalu luas untuk dijangkau hanya dengan puluhan taman baca saja. Dia tahu bahwa jalan perjuangan masih panjang untuk membentuk budaya baca masyarakat.
    Tapi, kata dia, setiap perubahan kecil adalah bahan bakar semangat untuk terus melangkah. Buktinya, dari anak yang belajar disiplin menyimpan sandal, belajar bertanya, hingga remaja yang menemukan tujuan hidupnya lewat buku.
    “Kalau anak-anak sejak kecil sudah senang membaca, mereka akan tumbuh dengan cara pandang yang lebih luas. Itu modal besar untuk masa depan di Kabupaten Bogor,” tegasnya.
    Sitta sadar, mungkin profesinya tak membuatnya kaya. Tapi ia yakin, menjadi penjaga buku berarti juga menjaga asa generasi berikutnya. Perpustakaan KAIT Plus mungkin hanyalah ruang kecil di Ciawi, tapi di dalamnya tersimpan mimpi besar, melahirkan generasi emas di Kabupaten Bogor yang akrab dengan buku, terbiasa berpikir kritis, dan tak takut bermimpi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Penampakan 2 Kakek Partner in Crime Cabuli 2 Bocah Bogor Kini Berbaju Tahanan

    Penampakan 2 Kakek Partner in Crime Cabuli 2 Bocah Bogor Kini Berbaju Tahanan

    Bogor

    Dua pria berinisial WS (65) dan MR (68) ditangkap polisi karena mencabuli dua anak perempuan berusia 8 dan 10 tahun di Ciampea, Bogor, Jawa Barat. Pelaku kini jadi tersangka dan ditahan.

    Pantauan detikcom, pelaku WS dan MR dihadirkan saat rilis di aula Polres Bogor, Minggu (21/9/2025). Dua sekawan ini dihadirkan dengan wajah ditutup sebo dan tangan diborgol.

    Pelaku digiring dari ruang pemeriksaan ke aula Polres Bogor oleh petugas. Kedua orang tua korban juga dihadirkan saat rilis digelar.

    Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Teguh mengatakan kedua pelaku melakukan ditangkap kemarin. Pelaku melakukan aksi bejatnya di sebuah saung yang tak jauh dari rumah korban.

    “Pada Hari Sabtu tanggal 20 September 2025, penyidik unit PPA Polres Bogor sudah melakukan penangkapan terhadap dua orang pelaku dugaan pencabulan. Inisial pelaku WS (65) pekerjaan sopir dan MR (68) pekerjaan buruh,” kata Teguh.

    Teguh menyebutkan, kedua pria ditangkap setelah ibu korban membuat laporan di Polres Bogor pada 11 Agustus lalu. Setelah melakukan serangkaian penyelidikan, kedua pelaku ditangkap di rumahnya masing-masing pada 20 September.

    “Bahwa dasar dari pengungkapan yang kami telah lakukan yaitu, dua laporan polisi dan masing-masing laporan polisi itu memiliki satu korban yang berbeda, dan masing-masing pelaku juga yang berbeda,” kata Teguh.

    (sol/idn)

  • Rentetan Gempa Sukabumi Dipicu Sesar Aktif, Ini Imbauan untuk Warga

    Rentetan Gempa Sukabumi Dipicu Sesar Aktif, Ini Imbauan untuk Warga

    Sebelumnya diberitakan Liputan6, BMKG mencatat Kabupaten Sukabumi dan Bogor diguncang gempa susulan berulang kali, usai terjadi gempa magnitudo 4,0 yang mengguncang Sukabumi, Sabtu (20/09/2025) pukul 23.47 WIB.‎

    ‎Koordinat gempa berada pada 6.76 lintang selatan, 106.57 bujur timur, 25 kilometer timur laut Sukabumi, Jawa Barat, dengan kedalaman 10 kilometer.

    ‎Gempa susulan yang berpusat di Sukabumi dengan kekuatan 2,3, 2,5, 2,6, dan 3,8 magnitudo terjadi Minggu mulai pukul 00.00 hingga 01.59 WIB.‎

    Sementara rentetan gempa yang berpusat di Bogor, Jawa Barat, terjadi Minggu mulai pukul 00.18 WIB dengan kekuatan 2,2 magnitudo.

    Selanjutnya pukul 00.22 WIB berkekuatan 2,7 magnitudo, pukul 01.45 WIB dengan kekuatan 2,5 magnitudo.

    Kemudian pukul 01.47 WIB berkekuatan 3,1 magnitudo, dan pukul 01.59 WIB dengan kekuatan 3,8 magnitudo.‎ ‎Informasi di akun resmi BMKG menyatakan gempa terasa hingga Palabuhanratu.‎

    Pada Minggu (21/9/2025) pukul 06.27 WIB, otoritas yang sama mencatat adanya gempa bumi darat berkekuatan M2.0 di kedalaman 6 Km berlokasi 6.7 derajat LS – 106.58 derajat BT sekitar 26 km Barat Daya, Kota Bogor, Jawa Barat.

  • 9
                    
                        Gerakan Stop "Tok Tok Wuk Wuk"
                        Nasional

    9 Gerakan Stop "Tok Tok Wuk Wuk" Nasional

    Gerakan Stop “Tok Tok Wuk Wuk”
    Guru Besar/Professor Fakultas Hukum Universitas Indonesia Bidang Studi Hukum Masyarakat & Pembangunan/ Pengajar Tidak Tetap Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UI/ Sekjen Asosiasi Pengajar Viktimologi Indonesia/ Pendiri Masyarakat Viktimologi Indonesia/ Executive Committee World Society of Victimology -WSV/ Co-Founder Victims Support Asia/ Anggota Dewan Riset Daerah DKI Jaya 2018 – 2022
    BILA
    kita berkendara di kota-kota besar di Indonesia, utamanya Jakarta, Surabaya, Bandung, atau Semarang, kemacetan di hari-hari kerja adalah hal yang tak terpisahkan. Seolah-olah ini menjadi bagian dari ritme kehidupan lalu lintas kota besar.
    Alih-alih melawan, sebagian besar pengguna jalan memilih pasrah. Kemacetan adalah bagian dari keseharian metropolitan. Nikmati saja.
    Berdasarkan data, juara dunia kemacetan terbesar di dunia jatuh pada Manila, Philippines (traffic index 71.29), lalu Mumbai, India (traffic index 67.68), Sao Paulo, Brasil (5.97), Istanbul Turkiye (49.6 1), dan baru Jakarta dengan traffic index 48.58 (data dari detract.com, 08/ 05/ 2005).
    Bila kemacetan mulai banyak dimaklumi, kenyataannya ada fenomena lain di tengah kemacetan yang lebih dibenci pengguna jalan. Bahkan lebih dibenci dari kemacetan itu sendiri.
    Yaitu penggunaan strobo, rotator, sirene, dan patrol pengawalan (
    voorijder
    ) yang tak perlu dan tak urgen.
    Mengapa hal ini menyebalkan dan melelahkan? Karena urusan sang tuan dan nyonya yang dikawal oleh
    voorijder
    tersebut seringkali tidak penting. Dan mereka bukan pula pihak yang harus dikawal.
    Mereka hanya ingin laju jalan bebas macet dan cepat sampai tujuan. Padahal, urusan pengguna jalan lain juga tidak kalah penting. Hanya saja mereka tak punya kuasa, apalagi dana untuk mendapat layanan 
    voorijder
    alias patwal.
    Naila Sakhailla (lk2fhui.law.ui.ac.id, Desember 2024) mengulas bahwa Patwal sejatinya sering disalahgunakan untuk kepentingan pribadi maupun komersial.
    Contohnya adalah
    Sunday Morning Ride
    (sunmori) motor-motor gede (moge), rombongan liburan pejabat, dan pengawalan artis menuju lokasi syuting. Bahkan, ada pula kendaraaan sekolah dan kampus yang dikawal oleh polisi.
    Fenomena ini memancing kemarahan masyarakat. Warga berpikir bahwa hal tersebut merupakan bentuk pelanggaran etika dan penyalahgunaan fasilitas negara. Namun, mereka tidak bisa bersuara karena sudah dinormalisasi.
    Masyarakat biasa hanya bisa mengeluh “Mengapa harus sirene? Siapa mereka sampai wajib didahulukan? Saya juga takut terlambat, mengapa mereka tidak berangkat lebih awal saja?”
    Atau “urusan saya tak kalah penting dengan Anda, lalu mengapa Anda harus jalan terburu-buru dengan minta dikawal?”
    Maka lahirlah Gerakan “Stop Tot Tot Wuk Wuk”, gerakan protes masyarakat di Indonesia yang ramai di media sosial dengan menolak penggunaan strobo, sirene, dan rotator secara sembarangan atau ilegal di jalan raya.
    Istilah “Tot Tot” dan “Wuk Wuk” meniru bunyi sirene dan strobo yang kerap mengganggu pengguna jalan lain.
    Gerakan ini muncul karena banyaknya keluhan masyarakat atas penggunaan fasilitas tersebut oleh pejabat atau pengguna kendaraan yang tidak berhak, yang sering memakai strobo dan sirene untuk membelah kemacetan atau bertindak arogan.
    Mereka menuntut hanya ambulans, pemadam kebakaran, dan kendaraan darurat resmi saja yang berhak menggunakan fasilitas tersebut sesuai aturan.
    Respons atas gerakan ini antara lain dari Korlantas Polri yang membekukan penggunaan strobo dan sirene pengawalan yang menimbulkan gangguan, serta surat edaran dari Istana agar pejabat menggunakan fasilitas tersebut secara wajar dan tidak semena-mena, menghormati pengguna jalan lain. Gerakan ini juga diwujudkan dengan penyebaran stiker dan kampanye kesadaran di jalan.
    Padahal, sanksi hukum bagi pengemudi yang melanggar aturan penggunaan sirene, lampu strobo, dan rotator di jalan raya di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
    Pelanggaran penggunaan sirene dan strobo yang tidak sesuai ketentuan (misalnya, digunakan oleh kendaraan pribadi yang tidak berhak) dapat dikenakan pidana kurungan paling lama satu bulan atau denda maksimal Rp 250.000 (sekitar dua ratus lima puluh ribu rupiah) sesuai Pasal 287 ayat (4) UU No. 22/2009.
    Lalu, petugas berwenang dapat melakukan penindakan berupa tilang dan penyitaan perangkat sirene atau strobo yang ilegal sebagai barang bukti pelanggaran.
    Penggunaan sirene dan strobo hanya diperbolehkan untuk kendaraan tertentu yang memiliki hak prioritas seperti ambulans, mobil pemadam kebakaran, polisi, dan kendaraan pengawalan resmi dalam keadaan darurat.
    Pelanggaran penyalahgunaan perangkat ini dapat membingungkan pengguna jalan lain dan meningkatkan risiko kecelakaan, sehingga aturan ini ditegakkan untuk menjaga ketertiban dan keamanan lalu lintas.
    Mengapa sirene dan strobo ilegal wajib dilarang?
    Penggunaan sirine ilegal memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap keselamatan lalu lintas. Beberapa dampak utama adalah sebagai berikut:
    Pertama, gangguan kesehatan dan keselamatan pengendara. Lampu strobo yang sering dipadukan dengan sirine menghasilkan pendar cahaya cepat yang menyebabkan distraksi dan teralihkannya fokus pengendara lain (indonesiare.co.id, 15/02/ 2022) sehingga meningkatkan risiko kecelakaan.
    Paparan yang berkepanjangan bahkan bisa mempercepat penuaan jaringan retina dan berisiko menyebabkan gangguan penglihatan permanen.
    Selain itu, paparan cahaya strobo dapat memicu gangguan saraf seperti perilaku mirip autisme pada penderita autisme.
    Kedua, erosi kepercayaan masyarakat dan ketidakadilan sosial. Penyalahgunaan sirine dan strobo sebagai simbol status atau kekuasaan menciptakan ketimpangan perlakuan di jalan.
    Masyarakat yang tidak memiliki akses merasa dipinggirkan dan ini merusak rasa keadilan serta mengikis kepercayaan terhadap aparat penegak hukum dan pemerintah (Sakhailla, lk2fhui.law.ui.ac.id, Desember 2024).
    Ketiga, kehilangan fungsi utama sirine sebagai alat keselamatan. Penggunaan yang tidak tepat menyebabkan sirine menjadi kurang dipercaya oleh pengendara lain, bahkan bisa menghambat kendaraan darurat sesungguhnya karena pengguna jalan lain ragu memberi jalan dengan alasan takut salah paham.
    Tidak heran jika publik banyak yang beropini negatif mengenai hal tersebut. Bahkan, ketidakpercayaan masyarakat kadang meluas sampai pada kendaraan darurat resmi.
    Sebagai contoh, pada 7 Juli 2025 di Puncak, Bogor, pengawalan darurat oleh polisi untuk anak yang sakit sempat tertahan karena pengendara lain tidak percaya kendaraan tersebut benar-benar membawa pasien (Raihan Sultan Nugraha,
    Kumparan.com
    , 18/ 09/ 2025).
    Keempat, kerusakan sosial dan budaya disiplin berlalu lintas. Penyalahgunaan fasilitas negara seperti sirine mencerminkan perilaku arogansi dan semena-mena yang menyuburkan pelanggaran lalu lintas yang lebih luas, menghambat pembentukan budaya tertib berlalu lintas secara berkelanjutan (Sakhailla, lk2fhui.law.ui.ac.id, Desember 2024)
    Penyalahgunaan sirene oleh pihak yang tidak berhak dapat dianggap sebagai pelanggaran hak rakyat dan menurunkan kepercayaan publik terhadap pemerintahan dan penegakan hukum.
    Karena patwal adalah aparat negara dan motor atau mobilnya pun adalah kendaraan dinas milik negara yang dibiayai oleh pajak.
    Di negara lain, jangankah penggunaan sirene, rotator, dan strobo ilegal, membunyikan klakson sembarangan yang tidak urgen dan tidak perlu-pun oleh pengguna jalan, adalah dilarang.
    Beberapa negara melarang penggunaan klakson sembarangan atau mengatur ketat penggunaannya untuk mengurangi kebisingan dan menjaga ketertiban lalu lintas.
    Contohnya: Irlandia melarang klakson dibunyikan antara pukul 11.30 malam hingga 7 pagi kecuali keadaan darurat.
    Kota New York, Amerika Serikat, melarang penggunaan klakson kecuali dalam keadaan darurat dan memberikan denda.
    Jepang membatasi penggunaan klakson hanya untuk keadaan darurat, penggunaan sembarangan dianggap tidak sopan.
    Inggris melarang penggunaannya kecuali keadaan tertentu, denda cukup besar bagi pelanggar.
    Sebelum mengharapkan sanksi dari aparat penegak hukum untuk segala pelanggaran ini, yang harus pertama sadar adalah tuan atau nyonya dari pemilik mobil atau barangkali pemilik moge (motor gede) yang menggunakan jasa patwal/
    voorijder
    ber-strobo atau rotator ataupun sirene.
    Ketahuilah bahwa Anda tidak berhak menggunakan semua fasilitas tersebut, sekalipun Anda memiliki kekuasaan, privilleges dan dukungan cuan untuk mendapatkan layanan tersebut.
    Bila ingin jalan lebih lengang dan cepat sampai tujuan, maka berangkatlah lebih awal. Jalanlah lebih pagi. Atau gunakan transportasi umum seperti KRL, MRT, TransJakarta (bila di Jakarta) hingga ojek online.
    Karena, seringkali, urusan Anda juga tidak lebih penting dari urusan kami. Masyarakat biasa, pengguna jalan biasa.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gempa Susulan Berulang Kali Guncang Sukabumi dan Bogor

    Gempa Susulan Berulang Kali Guncang Sukabumi dan Bogor

    Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi,dan Geofisika (BMKG) mencatat Kabupaten Sukabumi dan Bogor diguncang gempa susulan berulang kali, usai terjadi gempa magnitudo 4,0 yang mengguncang Sukabumi, Sabtu (20/09/2025) pukul 23.47 WIB.‎

    ‎Koordinat gempa berada pada 6.76 lintang selatan, 106.57 bujur timur, 25 kilometer timur laut Sukabumi, Jawa Barat, dengan kedalaman 10 kilometer.

    ‎Gempa susulan yang berpusat di Sukabumi dengan kekuatan 2,3, 2,5, 2,6, dan 3,8 magnitudo terjadi Minggu mulai pukul 00.00 hingga 01.59 WIB.‎

    Sementara rentetan gempa yang berpusat di Bogor, Jawa Barat, terjadi Minggu mulai pukul 00.18 WIB dengan kekuatan 2,2 magnitudo.

    Selanjutnya pukul 00.22 WIB berkekuatan 2,7 magnitudo, pukul 01.45 WIB dengan kekuatan 2,5 magnitudo.

    Kemudian pukul 01.47 WIB berkekuatan 3,1 magnitudo, dan pukul 01.59 WIB dengan kekuatan 3,8 magnitudo.‎

    ‎Informasi di akun resmi BMKG menyatakan gempa terasa hingga Palabuhanratu.‎

  • Gempa M 3,1 Terjadi di Kota Bogor

    Gempa M 3,1 Terjadi di Kota Bogor

    Jakarta

    Gempa bumi dengan kekuatan magnitudo (M) 3,1 terjadi di Kota Bogor, Jawa Barat. Gempa ada pada kedalaman 10 kilometer.

    “Gempa Mag:3.1, 27 km barat daya Kota Bogor-Jabar,” tulis BMKG melalui akun X, Minggu (21/9/2025).

    Gempa terjadi pukul 01.47 WIB. Titik koordinat gempa 6,75 lintang selatan dan 106,60 bujur timur.

    “Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” jelasnya.

    (fas/fas)

  • Ada Gempa Lagi di Kota Bogor, Magnitudo 3,1

    Ada Gempa Lagi di Kota Bogor, Magnitudo 3,1

    Bisnis.com, JAKARTA—Gempa bumi kembali terjadi di Kota Bogor, Jawa Barat menyusul dua gempa sebelumnya pada Minggu (21/9/2025) pukul 01.47 WIB. 

    Dikutip dari akun resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Minggu (21/9/2025) pukul 01.59 WIB, terjadi dua kali gempa di Kota Bogor, Jawa Barat. Terbaru, gempa bumi berkekuatan 3,1 skala richter (SR) pada pukul 01.47 WIB dengan titik pusat gempa di 27 km barat daya Kota Bogor dan kedalaman 10 km.

    “Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” ujar BMKG.

    Sebelumnya, gempa terjadi pada pukul 01.45 WIB berkekuatan 2,5 SR. Titik pusat gempa masih sama dengan kedalaman 10 km.

    Gempa ini merupakan rangkaian dari gempa sebelumnya, pukul 00.22 WIB. Gempa ini berkekuatan 2,7 SR dengan titik pusat di 27 km barat daya Kota Bogor dan kedalaman 10 km. Gempa pun tercatat pada 00.18 WIB dengan kekuatan 2,2 SR. Titik pusat gempa berada di 23 km barat daya Kota Bogor dengan kedalaman 15 km.

    Pada waktu yang berdekatan, gempa terjadi dua kali di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pertama, pada pukul 00.02 WIB dengan kekuatan 2,3 SR. Titik pusat gempa berada di 25 km timur laut Kabupaten Sukabumi dengan kedalaman 13 km.

    Kedua, gempa terjadi pada Sabtu (20/9/2025) pukul 23.47 WIB dengan kekuatan 4 SR. Titik pusat gempa berada di darat, yakni 26 km timur laut Sukabumi dengan kedalaman 7 km. Gempa pun terasa di wilayah Pamijahan dan Palabuhanratu.

  • Selain Sukabumi, Gempa 2,7 SR Terjadi di Kota Bogor

    Selain Sukabumi, Gempa 2,7 SR Terjadi di Kota Bogor

    Bisnis.com, JAKARTA—Gempa bumi terjadi di Kota Bogor, Jawa Barat dua kali, dengan kekuatan 2,7 SR dan 2,2 SR, menyusul gempa di Sukabumi.

    Dikutip dari akun resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Minggu (21/9/2025) pukul 00.40 WIB, terjadi dua kali gempa di Kota Bogor, Jawa Barat. Terbaru, gempa bumi berkekuatan 2,7 skala richter (SR) pada pukul 00.22 WIB dengan titik pusat di 27 km barat daya Kota Bogor dan kedalaman 10 km.

    Sebelumnya, gempa terjadi pada pukul 00.18 WIB dengan kekuatan 2,2 SR. Titik pusat gempa berada di 23 km barat daya Kota Bogor dengan kedalaman 15 km.

    “Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” ujar BMKG.

    Pada waktu yang berdekatan, gempa terjadi dua kali di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pertama, pada pukul 00.02 WIB dengan kekuatan 2,3 SR. Titik pusat gempa berada di 25 km timur laut Kabupaten Sukabumi dengan kedalaman 13 km.

    Kedua, gempa terjadi pada Sabtu (20/9/2025) pukul 23.47 WIB dengan kekuatan 4 SR. Titik pusat gempa berada di darat, yakni 26 km timur laut Sukabumi dengan kedalaman 7 km. Gempa pun terasa di wilayah Pamijahan dan Palabuhanratu.

     

  • Gempa Terasa di Bogor, Pusatnya di Sukabumi

    Gempa Terasa di Bogor, Pusatnya di Sukabumi

    Jakarta

    Gempa berkekuatan M 4 terasa di wilayah Bogor. Sumber gempa berada di Sukabumi, Jawa Barat.

    Dikutip dari akun X Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi pada Jumat (20/9/2025) pukul 23.47 WIB.

    Lokasi gempa ada di 25 kilometer Timur Laut Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

    Pusat gempa berada di kedalaman 10 kilometer

    (mea/dhn)