kab/kota: Bogor

  • Penampakan Detik-detik Purnawirawan Jenderal TNI Tewas Tercebur di Perairan Marunda

    Penampakan Detik-detik Purnawirawan Jenderal TNI Tewas Tercebur di Perairan Marunda

    loading…

    Brigjen TNI (Purn) Hendrawan Ostevan (75) tewas di perairan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Peristiwa terceburnya purnawirawan jenderal TNI itu terekam CCTV di Dermaga KCN Marunda. Foto: CCTV

    JAKARTA – Brigjen TNI (Purn) Hendrawan Ostevan (75) tewas di perairan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu. Peristiwa terceburnya purnawirawan jenderal TNI itu terekam CCTV di Dermaga KCN Marunda.

    CCTV merekam peristiwa korban yang saat itu mengendarai mobilnya melaju di Dermaga KCN Marunda. Dalam rekaman CCTV, mobil pensiunan TNI itu melaju dengan kecepatan sedang sampai ujung dermaga.

    Mobil yang dikendarai mantan anggota BIN tersebut sama sekali tak menghentikan laju kendaraannya. Akibatnya, mobil tersebut terjatuh dari dermaga.

    Di dermaga, kondisinya sepi tanpa aktivitas apa pun. Hanya ada laju kendaraan milik korban. Rekaman CCTV cukup jelas menggambarkan adanya sebuah mobil yang diduga milik korban.

    Sebelumnya diberitakan, Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Ressa Fiardy Marasabessy mengatakan, terjatuhnya kendaraan korban sejatinya terekam CCTV yang mana rekaman itu telah diamankan polisi. Dari rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian diketahui korban berkendara sendirian.

    “CCTV terakhir yang terlihat korban dari beberapa CCTV yang kita dapatkan (di sekitar dermaga) nyetir sendiri,” katanya.

    Korban menaiki mobil dari rumahnya. Berdasarkan keterangan keluarganya, korban hendak ke Tangerang untuk mengurus tanah pribadinya.

    Namun, dari penelusuran korban justru sempat berputar-putar di kawasan Bogor, Senen Jakarta Pusat, hingga Cilincing dan berakhir di Marunda, Jakarta Utara.

    (jon)

  • Vonis 3,5 Tahun Penjara, Pegawai KPK Gadungan Masih Pikir-pikir Banding
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        17 Januari 2025

    Vonis 3,5 Tahun Penjara, Pegawai KPK Gadungan Masih Pikir-pikir Banding Bandung 17 Januari 2025

    Vonis 3,5 Tahun Penjara, Pegawai KPK Gadungan Masih Pikir-pikir Banding
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Terdakwa kasus
    penipuan dan pemerasan
    terhadap pejabat Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor,
    Yusuf Sulaeman
    (33), masih pikir-pikir untuk mengajukan banding atas
    vonis 3,5 tahun
    penjara yang dijatuhkan Majelis Hakim.
    Hal itu diungkapkan terdakwa saat digiring ke dalam mobil tahanan di Pengadilan Negeri (PN) Cibinong, Jumat (17/1/2025).

    Serahin
    saja semuanya ke hukum Indonesia,” ucap Yusuf pasrah dengan tangan diborgol saat menanggapi vonis hukuman yang diberikan majelis hakim terhadapnya.
    Pria berkacamata yang mengaku pegawai KPK ini kemudian mengaku masih pikir-pikir untuk mengajukan banding atas vonis 3,5 tahun penjara terhadap dirinya dalam kasus penipuan secara berlanjut kepada pejabat Disdik.
    “(Bakal mengajukan banding?) masih pikir-pikir,” singkat Yusuf saat di dalam mobil tahanan yang dijaga ketat petugas.
    Sementara itu, Kuasa Hukum Yusuf, Berto Harianja, menambahkan bahwa ia dan kliennya masih mempertimbangkan langkah banding atas vonis yang dijatuhkan dalam kasus penipuan terhadap pejabat Disdik Pemkab Bogor.
    Yusuf dan keluarganya diberi waktu satu pekan untuk menentukan sikap apakah bakal mengajukan banding atau menerima vonis majelis hakim.
    “Terdakwa dan keluarga juga akan berdiskusi musyawarah kira-kira terkait dengan putusan tersebut apakah banding atau tidak. Jadi, kami masih menunggu ini, dikasih waktu 7 hari untuk pikir-pikir terkait dengan putusan tersebut,” ucap Berto.
    Berto kemudian mempertanyakan vonis 3,5 tahun terhadap kliennya itu yang lebih tinggi dari tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) yang hanya 3 tahun penjara.
    Sebab, kata dia, yang memberatkan Yusuf adalah tidak mendukung program pemerintah dalam pemberantasan tindak pidana korupsi.
    Dalam hal ini, Yusuf dianggap telah mencoreng nama baik lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang sedang memberantas KKN.
    “Nah kami juga nanti akan baca putusannya dalam hal ini kaitannya apa, itu yang tadi dibacakan majelis hakim, artinya bahwa perbuatan terdakwa itu melakukan sesuatu yang tidak mendukung tindak pidana korupsi,” ucap dia.
    Pemeran atau pejabat yang memberikan uang Rp 700 juta kepada Yusuf tidak dihukum.
    Hal itu, kata dia, karena terdakwa melakukan tindak penipuan secara berlanjut.
    “Dalam pemberian uang tersebut, untuk hal itu tidak terbukti karena ini pasal penipuan. Jika pasalnya dikenakan suap, pemberi dan penerima baru dikenai hukuman. Karena ini pasalnya penipuan, maka yang memberi (pejabat) tidak dikenakan hukum,” katanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Terduga Pelaku Pembunuhan Satpam di Bogor Positif Tembakau Sintetis – Halaman all

    Terduga Pelaku Pembunuhan Satpam di Bogor Positif Tembakau Sintetis – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Abraham Michael, pria yang diduga membunuh satpam rumahnya di Lawang Gintung, Bogor, Jawa Barat positif tembakau sintetis.

    Hasil tersebut diperoleh setelah pelaku menjalani tes urine.

    Demikian yang dikatakan oleh Kapolresta Bogor Kota, Kombes Eko Prasetyo.

    “Untuk indikasi gangguan jiwa belum tahu. Cuma yang jelas tadi sudah dicek urine dia positif narkoba jenis tembakau sintetis,” ujarnya, dikutip dari TribunnewsBogor.com.

    Pihak kepolisian juga kini tengah melakukan pendalaman.

    Dari hasil pemeriksaan terhadap pelaku, ada riwayat Abraham membeli senjata tajam jenis pisau.

    “Kita masih cari senjatanya di mana,”

    “Tapi, ada pembelian senjata itu. Senjatanya pisau,” ujarnya.

    Ia menuturkan, diduga pisau tersebut digunakan pelaku untuk mengeksekusi korban.

    “Korban luka sobek tusuk di perut,” ucapnya.

    Diwartakan sebelumnya seorang satpam rumah mewah bernama Septian (37) tewas dibunuh anak majikannya sendiri.

    Usai melakukan pembunuhan, pelaku diantar ibunya sendiri untuk menyerahkan diri ke polisi.

    “Terduga pelakunya itu inisialnya A. Dia tidak kabur.”

    “Malah dia diantar oleh ibunya ke luar rumah untuk diserahkan ke kami (polisi),”

    “Saat ini sudah di Polresta sedang dimintai keterangan,” ujar Kapolsek Bogor Selatan, Kompol Maman Firmansyah.

    Maman menuturkan, ternyata keluarga pelaku ini bukan orang biasa.

    Rumahnya megah dan punya usaha rental mobil hingga kantor pengacara.

    “Jadi bukan tempat tinggal saja. Ada rental sampai kantor pengacara,”

    “Tapi, awamnya ini orang menyebut lokasi itu adalah rental mobil,” ujar Maman, dikutip dari TribunnewsBogor.com.

    Rental mobil di rumah tersebut bernama PT La Duta Car Rental.

    “Terkenalnya seperti itu (rental),” ujarnya.

    Sementara kantor pengacara yang berada di rumah tersebut merupakan tempat kerja dari ibu A.

    “Memang si ibunya A ini adalah pengacara. Ibu Farida Felix,” ujarnya Maman.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Urine Anak Bos Rental Positif Sinte, Beli Pisau Sebelum Bunuh Satpam di Rumah Mewah Bogor

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat)

  • Terduga Pelaku Pembunuhan Satpam di Bogor Positif Tembakau Sintetis – Halaman all

    Sifat Anak Majikan yang Diduga Bunuh Satpam di Bogor: Suka Marah-marah, Temperamental – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Terungkap sifat pria berinisial A yang diduga tega membunuh satpam rumahnya sendiri, Septian (37), di Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/1/2025).

    Salah seorang warga bernama Mamah menyebut, terduga pelaku dikenal sebagai orang yang temperamental.

    “Orangnya suka marah-marah. Temperamen lah gitu,” kata Mamah, dilansir Tribunnews Bogor.

    Ia juga pernah mendengar bahwa A sering ribut dengan ibunya sendiri, seorang pengacara.

    “Pernah denger juga sempet nyekik ibunya,” terang Mamah.

    Sementara itu, Polresta Bogor Kota telah melakukan tes urine terhadap A.

    Ia diketahui positif mengonsumsi narkoba jenis tembakau sintetis.

    “Untuk indikasi gangguan jiwa belum tahu. Cuman yang jelas tadi sudah dicek urine dia positif narkoba jenis tembakau sintetis,” kata Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Eko Prasetyo, di Mako Polresta.

    Saat ini, Polresta Bogor Kota masih memeriksa A.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan, terdapat riwayat pembelian senjata tajam jenis pisau.

    “Kita masih cari senjatanya di mana. Tapi, ada pembelian senjata itu. Senjatanya pisau,” ungkapnya.

    Motif Pembunuhan

    Sebelumnya, pihak kepolisian mengungkap motif pembunuhan yang terjadi di Bogor ini.

    Kombes Pol Eko Prasetyo mengatakan, sampai saat ini A belum ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan satpam di Bogor.

    “Saat ini belum ditetapkan sebagai tersangka. Namun, kita sudah amankan terduga pelaku ini. Saat ini sedang kita periksa,” terangnya.

    Eko menjelaskan, cekcok bermula saat A kesal, tak terima ditegur oleh Septian.

    “Mungkin ada rasa dongkol atau gimana. Awalnya ditegur terlebih dahulu,” ujarnya.

    Saat ini, A masih terus diperiksa polisi. 

    “Saat ini kita terus periksa terduga pelaku ini,” ungkapnya.

    Kejadian Pembunuhan

    Kombes Pol Eko Prasetyo mengatakan, peristiwa pembunuhan itu terjadi sekitar pukul 04.30 WIB.

    “Tadi ada kejadian tindak pidana diduga pembunuhan yang terjadi di Bogor Selatan, kurang lebih 04.30 WIB.” 

    “Tadi pagi ada dari pihak keluarga korban ke polsek dan dari polsek langsung cek TKP,” kata Eko kepada wartawan.

    Setelah mengecek Tempat Kejadian Perkara (TKP), polisi mengamankan beberapa orang, termasuk terduga pelaku yang menyebabkan korban tewas.

    “Total yang kita amankan sekitar lima orang. Untuk terduga pelaku sudah kita kantongi.”

    “Hubungan pelaku dengan korban, yakni atasan dengan majikan,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Eko menerangkan bahwa korban sudah dibawa ke rumah sakit untuk diautopsi.

    “Untuk lukanya di bagian kepala dan sekitar dada,” jelasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul: Terungkap Sifat Anak Pengacara Pelaku Pembunuhan Satpam Rumah Mewah di Bogor, Pernah Cekik Ibunya.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat)

  • Sosok Satpam di Bogor Diduga Dibunuh Anak Majikan, Dikenal Pendiam – Halaman all

    Sosok Satpam di Bogor Diduga Dibunuh Anak Majikan, Dikenal Pendiam – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM Sosok satpam tewas diduga dibunuh majikannya sendiri pada Jumat (17/1/2025).

    Satpam rumah mewah di Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat, itu mengalami luka di bagian dada dan di kepalanya.

    Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Eko Prasetyo, mengatakan kejadian itu terjadi sekitar pukul 04.30 WIB tadi.

    “Tadi ada kejadian tindak pidana diduga pembunuhan yang terjadi di bogor selatan kurang lebih 4.30 WIB.”

    “Tadi pagi ada dari pihak keluarga korban ke polsek dan dari polsek langsung cek TKP,” kata Kombes Eko.

    Setelah cek TKP, polisi mengamankan beberapa orang termasuk diduga pelaku yang membuat Septian meninggal dunia. 

    Terduga pelaku pun tengah diperiksa di Mako Polresta Bogor Kota.

    “Total yang kita amankan sekitar lima orang. Untuk terduga pelaku sudah kita kantongi. Hubungan pelaku dengan korban yakni atasan dengan majikan,” jelasnya. 

    Sementara itu, korban dibawa ke rumah sakit untuk diautopsi.

    Sosok Satpam

    Satpam yang diduga dibunuh oleh anak majikannya ini, bernama Septian yang berusia 37 tahun. Ia bukan berasal dari Kota Bogor.

    Septian merupakan pria kelahiran 1988. 

    Hal tersebut, disampaikan oleh Kapolsek Bogor Selatan Kompol Maman Firmansyah, Jumat.

    “Korban laki-laki kelahiran 1988. Dari namanya Septian asal Pelabuhan Ratu Sukabumi. Dia sekuriti yang jaga malam hari,” katanya.

    Dikenal Pendiam 

    Warga sekitar, ibu Mamah (46), mengungkap keseharian Septian. Ia dikenal sebagai sosok yang pendiam.

    “Dia mah pendiam orangnya. Tapi, ya sesekali ngobrol sama saya juga,” kata Ibu Mamah di depan lokasi.

    Menurutnya, Septian juga sering membeli kopi ke Ibu Mamah.

    “Saya kan ini ngewarung. Kang Septian itu nongkrong di warung saya juga gitu. Ya lumayan sering lah,” ceritanya. 

    Namun, semenjak bekerja di rumah mewah itu, Septian jarang pulang ke rumahnya.

    “Dia kan aslinya orang Pelabuhan Ratu. Jadi, dia pulang ke rumahnya setau saya sih sebulan sekali gitu,” kata Mamah. 

    Septian disebut sudah kerja di rumah mewah ini lebih dari dua tahun.

    Diketahui, satpam rumah di pinggir jalan Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, diduga dibunuh oleh majikannya sendiri pada Jumat (17/1/2025).

    Masih mengutip Tribun Bogor, Kapolresta Bogor Kota mengatakan, kejadian pembunuhan dilakukan sekitar pukul 04.30 WIB.

    Satpam bernama Septian ini, ditemukan dalam kondisi bersimbah darah di ruangannya, yang berada di depan rumah majikannya.

    Kombes Pol Eko Prasetyo menyebut, dari hasil pemeriksaan, sebelum kejadian sempat ada cekcok.

    “Awalnya ads perselisihan dari kemarin, terus tadi pagi ada kejadian tersebut. Nanti kita perdalam lagi kalau sudah jelas kita sampaikan semua motif dan sebagainya,” tandasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Terungkap Keseharian Satpam yang Dibunuh Anak Majikannya di Lawang Gintung Bogor, Warga: Dia Pendiam

    (Tribunnews.com/Suci Bangun DS, TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat)

  • Anak Majikan yang Bunuh Satpam di Bogor Dikenal Warga Sosok Temperamental, Pernah Cekik Ibunya – Halaman all

    Anak Majikan yang Bunuh Satpam di Bogor Dikenal Warga Sosok Temperamental, Pernah Cekik Ibunya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BOGOR- Abraham Michael tega membunuh satpam rumahnya sendiri Septian (37) di Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat, pada Jumat (17/1/2025).

    Pelaku dikenal oleh warga setempat sebagai seorang yang tempramental.

    “Orangnya suka marah-marah. Tempramen lah gitu,” kata warga Ibu Mamah saat berbincang dengan TribunnewsBogor.com.

    Ia juga pernah mendengar bahwa Abraham sering ribut dengan ibunya sendiri yang merupakan seorang pengacara.

    Bahkan, sampai mencekiknya.

    “Pernah denger juga sempet nyekik ibunya,” ujarnya.

    Sementara itu, Abraham pun sudah dilakukan pemeriksaan urine oleh Polresta Bogor Kota.

    Ia pun positif mengonsumsi narkoba jenis tembaku sintetis.

    “Untuk indikasi gangguan jiwa belum tahu. Cuman yang jelas tadi sudah dicek urine dia positif narkoba jenis tembakau sintetis,” kata Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Eko Prasetyo di Mako Polresta.

    Saat ini, Abraham Michael masih menjalani pemeriksaan oleh Polresta Bogor Kota.

    Dari hasil pemeriksaan, terdapat riwayat pembelian senjata tajam jenis pisau.

    “Kita masih cari senjatanya di mana. Tapi, ada pembelian senjata itu. Senjatanya pisau,” ujarnya.(*)

    Motif kesal

    Terkait motif pembunuhan itu, Eko mengatakan kalau terduga pelaku merasa kesal karena ditegur oleh korban.

    “Mungkin ada rasa dongkol atau gimana. Awalnya ditegur telebih dahulu,” kata Eko.

    Pelaku pun akhirnya nekat menghabisi korban di ruangan security.

    Peristiwa pembunuhan itu tidak diketahui oleh penghuni rumah lainnya.

    Mereka baru mengetahui setelah melihat jasad Septian sudah tewas bersimbah darah.

    Anak pengacara

    Abraham Michael diketahui merupakan anak dari Pengacara ternama, Farida Felix.

    “Memang si ibunya A ini adalah pengacara. Ibu Farida Felix,” kata Kapolsek Bogor Selatan Kompol Maman Firmansyah.

    Selain pengacara, Farida Felix juga merupakan seorang pengusaha.

    Ia memiliki usaha rental mobil, jual mobil bekas, hingga kos-kosan.

    Bahkan rumah yang jadi TKP pembunuhan juga merupakan kantor pengacara dan rental mobil.

    “Jadi bukan tempat tinggal saja. Ada rental sampai kantor pengacara. Tapi, awamnya ini orang menyebut lokasi itu adalah rental mobil,” kata Maman.

    Sementara untuk profesi Abraham Michael sampai saat ini belum diketahui pasti.

    “Untuk profesinya belum diketahui saat ini. Tapi, dia pernah menjadi mahasiswa di Jakarta,” ujarnya.

     

    dan

    Akun Medsos Pelaku Pembunuhan Satpam Rumah Mewah di Lawang Gintung Bogor, Sempat Dinasehati Ibunya

     

  • Vonis Pegawai KPK Gadungan: Yusuf Sulaeman Bakal Dihukum 3,5 Tahun Penjara

    Vonis Pegawai KPK Gadungan: Yusuf Sulaeman Bakal Dihukum 3,5 Tahun Penjara

    TRIBUNJATENG.COM, BOGOR – Yusuf Sulaeman (33) menerima vonis 3,5 tahun penjara dari Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Cibinong pada Jumat (17/1/2025).

    Hukuman ini lebih berat dibanding tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang hanya meminta hukuman 3 tahun penjara.

    Yusuf terbukti bersalah melakukan penipuan dan pemerasan terhadap pejabat Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor.

    Kasus ini dinilai melanggar Pasal 378 junto Pasal 64 ayat 1 KUHP.

    Ketua Majelis Hakim menyebut tindakan Yusuf menyebabkan kerugian hingga Rp 700 juta.

    “Terdakwa terbukti bersalah melakukan penipuan secara berlanjut dan dijatuhi hukuman penjara 3 tahun 6 bulan,” tegas Ketua Majelis Hakim.

    Yusuf menggunakan identitas palsu sebagai pegawai KPK untuk memeras pejabat Disdik Bogor.

    Modusnya melibatkan surat panggilan palsu, yang diikuti permintaan uang untuk menghentikan penyelidikan fiktif.

    Dari aksinya, Yusuf mengumpulkan Rp 700 juta yang digunakan untuk membeli barang mewah, termasuk mobil Porsche, Toyota Alphard, dan iPhone Pro Max.

    Korban akhirnya melaporkan tindakan tersebut ke polisi.

    Hakim menyita iPhone Pro Max 15 sebagai barang bukti, namun memutuskan mengembalikan mobil Porsche dan Toyota Alphard kepada Yusuf.

    Selain itu, Yusuf dibebani biaya persidangan sebesar Rp 5.000.

    Pertimbangan hakim meliputi sikap sopan Yusuf selama persidangan dan statusnya yang belum pernah diadili sebelumnya.

    Namun, tindakannya dianggap tidak mendukung pemberantasan korupsi, menjadi aspek pemberat dalam vonis ini.

    Yusuf diberi hak mengajukan banding atas keputusan tersebut.

  • Sosok Satpam di Bogor Diduga Dibunuh Anak Majikan, Dikenal Pendiam – Halaman all

    Terduga Pembunuh Satpam di Bogor Belum Ditetapkan Sebagai Tersangka, Apa Alasan Polisi? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anak bos rental yang berinisial A, diduga telah membunuh satpam bernama Septian di rumah mewah Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor pada Jumat (17/1/2025).

    Kapolrestas Bogor Kota Kombes Pol Eko Prasetyo mengatakan hingga kini A belum ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan satpam di Bogor.

    “Saat ini belum ditetapkan sebagai tersangka. Namun, kita sudah amankan terduga pelaku ini. Saat ini sedang kita periksa,” katanya.

    Eko menerangkan cekcok berawal rasa kesal A yang tak terima ditegur Septian.

    “Mungkin ada rasa dongkol atau gimana. Awalnya ditegur terlebih dahulu,” ujarnya.

    Saat ini anak majikan ini pun terus diperiksa polisi.

    “Saat ini kita terus periksa terduga pelaku ini,” ujarnya.

    Curhat Terakhir Korban

    Curahan hati terakhir satpam di Bogor sebelum tewas dibunuh anak majikan secara sadis akhirnya terungkap.

    Adalah anak sambung korban yang mengungkap cerita soal sosok korban.

    Diwartakan sebelumnya, seorang satpam bernama Septian (37) ditemukan meninggal dunia dengan kondisi bersimbah darah di ruangan kantornya di rumah mewah Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jumat (17/1/2025).

    Berdasarkan keterangan pihak kepolisian, Septian meregang nyawa usai dibunuh anak majikannya sendiri berinisial A sekira pukul 04.30 Wib.

    Terkait sosok korban, Kapolsek Bogor Selatan Kompol Maman Firmansyah mengurai fakta.

    Ternyata korban bukanlah warga asli Bogor.

    “Korban laki-laki kelahiran 1988. Namanya Septian, asal Pelabuhan Ratu Sukabumi. Dia sekuriti yang jaga malam hari,” ujar Kompol Maman Firmansyah.

    Kabar tewasnya Septian membuat keluarga pilu.

    Anak sambung korban mengurai curhatan sedih selepas Septian tewas dibunuh.

    Terlihat putri korban bernama Dita menanggapi berita tentang pembunuhan sang ayah.

    “Beliau ayah sambung saya,” akui Dita dalam akun media sosialnya.

    Dalam curhatannya, Dita pun mengungkap obrolan terakhirnya dengan mendiang ayah.

    Ternyata sebelum berpulang ke pangkuan Tuhan YME, satpam tersebut sempat curhat soal kerinduannya kepada sang istri.

    “Pulang dengan keadaan baik ya pak, kami tunggu di rumah. Kemarin bapa bilang kangen mama. Bapa pun pulang dengan penuh senyum,” pungkas Dita.

    Terlebih keluarga syok mendengar Septian meninggal karena dibunuh orang.

    “Sekarang kami dapat kabar pulangnya bapak dg cara dibunuh orang. Kami sangat terpukul,” imbuh Dita.

    Geram dengan pelaku, keluarga pun berharap agar pembunuh Septian bisa diadili seadil-adilnya.

    “Tunggu nanti di yaumul hisab. Pelaku akan diadili seadil-adilnya bahkan tidak akan pernah mendapat ampunan,” sambungnya.

  • Motif Anak Majikan di Bogor Bunuh Satpam Rumahnya, Curhat Terakhir Satpam Sebelum Pembunuhan – Halaman all

    Motif Anak Majikan di Bogor Bunuh Satpam Rumahnya, Curhat Terakhir Satpam Sebelum Pembunuhan – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, BOGOR –  Septian (37 tahun) seorang satpam di Kota Bogor dibunuh anak majikannya.

    Septian dibunuh di rumah mewah majikannya di pinggir jalan Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat pada Jumat (17/1/2025) hari ini.

    Septian mengalami luka di bagian dada dan kepalanya.

    Polisi mengamankan lima orang termasuk diduga pelaku yang membuat satpam itu tewas.

    Mereka saat ini tengah diperiksa di Mako Polresta Bogor Kota.

    Jenazah Septian kini dibawa ke rumah sakit untuk diautopsi.

    Baca berita terkait sosok anak majikan :  Sosok Anak Orang Kaya di Bogor Bunuh Satpam di Rumahnya, Berawal dari Cekcok

    Diduga Motif Pembunuhan

    Terduga pelaku pembunuhan satpam adalah anak majikannya berinisial A.

    Ayah A diketahui seorang pengusaha bergerak di jasa usaha mobil.

    A kini telah diamankan polisi.

    Kapolrestas Bogor Kota Kombes Pol Eko Prasetyo mengatakan hingga kini A belum ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan satpam di Bogor.

    “Saat ini belum ditetapkan sebagai tersangka. Namun kita sudah amankan terduga pelaku ini. Saat ini sedang kita periksa,” katanya.

    Eko menerangkan cekcok berawal rasa kesal A yang tak terima ditegur Septian.

    “Mungkin ada rasa dongkol atau gimana. Awalnya ditegur terlebih dahulu,” ujarnya.

    Saat ini anak majikan ini pun terus diperiksa polisi.

    Curhat Terakhir Almarhum

    Curahan hati terakhir satpam Septian sebelum tewas dibunuh anak majikan secara sadis akhirnya terungkap.

    Adalah anak sambung korban yang mengungkap cerita soal sosok korban.

    Anak sambung korban mengurai curhatan sedih selepas Septian tewas dibunuh.

    Terlihat putri korban bernama Dita menanggapi berita tentang pembunuhan sang ayah.

    “Beliau ayah sambung saya,” akui Dita dalam akun media sosialnya.

    Dalam curhatannya, Dita pun mengungkap obrolan terakhirnya dengan mendiang ayah.

    Ternyata sebelum berpulang ke pangkuan Tuhan YME, satpam tersebut sempat curhat soal kerinduannya kepada sang istri.

    “Pulang dengan keadaan baik ya pak, kami tunggu di rumah. Kemarin bapa bilang kangen mama. Bapa pun pulang dg penuh senyum,” pungkas Dita.

    Karenanya kabar kematian sang ayah membuat Dita pilu.

    Terlebih keluarga syok mendengar Septian meninggal karena dibunuh orang.

    “Sekarang kami dapat kabar pulangnya bapak dg cara dibunuh orang. Kami sangat terpukul,” imbuh Dita.

    Geram dengan pelaku, keluarga pun berharap agar pembunuh Septian bisa diadili seadil-adilnya.

    “Tunggu nanti di yaumul hisab. Pelaku akan diadili seadil-adilnya bahkan tidak akan pernah mendapat ampunan,” sambungnya.

     

  • 13 Tahun Buron, Terpidana Korupsi Iwan Rinaldi Ganti Nama Jadi Rudi Aditya Yahya

    13 Tahun Buron, Terpidana Korupsi Iwan Rinaldi Ganti Nama Jadi Rudi Aditya Yahya

    Pangkal Pinang, Beritasatu.com – Kejaksaan Tinggi Bangka Belitung menangkap Iwan Rinaldi (60), terpidana kasus korupsi Sistem Administrasi Pimpinan (SAP) Kantor Arsip Kota Pangkal Pinang, setelah masuk daftar pencarian orang (DPO) sejak 2012.

    Selama 13 tahun buron, Iwan Rinaldi ternyata sudah mengganti identitas menjadi Rudi Aditya Yahya untuk mengelabui petugas.

    Asisten Intelijen Kejati Bangka Belitung Fadil Regan mengatakan Iwan Rinaldi ditangkap di rumahnya di kawasan Kota Bogor, Jawa Barat.

    “Yang bersangkutan ini dalam pelariannya ini sudah berganti identitas. Jadi pada saat yang bersangkutan ini mengetahui adanya putusan Mahkamah Agung di tahun 2012, yang bersangkutan ini sedang berada di Jakarta setelah dia mengetahui yang bersangkutan ini mengganti identitasnya,” kata Fadil Regan di Pangkal Pinang, Jumat (17/1/2025).

    Pada 2012, MA memutuskan menjatuhkan vonis empat tahun penjara kepada Iwan dan denda Rp 200 juta subsiser dua bulan kurungan. Namun, terpidana korupsi Iwan Rinaldi kabur dan belum diekseskusi.

    “Dalam pelariannya selama hampir 13 tahun, Iwan Rinaldi telah mengganti identitas diri menjadi Rudi Aditya Yahya,” ujar Fadil.