kab/kota: Bogor

  • Toko Kosmetik di Jakpus Dirampok, Pelaku Culik dan Aniaya Karyawan – Page 3

    Toko Kosmetik di Jakpus Dirampok, Pelaku Culik dan Aniaya Karyawan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kawanan perampok beraksi di sebuah toko kosmetik di Jalan Pangkalan Asem, Cempaka Putih Barat, Jakarta Pusat. Seorang karyawan toko DS (30), diculik dan dianiaya oleh para pelaku.

    Terkait kejadian ini, polisi turun tangan melakukan penyelidikan setelah pihak korban membuat laporan ke Polsek Cempaka putih.

    “Benar kasus sedang ditangani Polsek Cempaka Putih,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi dalam keterangan tertulis, Minggu (19/1/2025).

    Ade Ary mengatakan, kejadian berawal saat korban sedang bekerja. Kala itu, toko kosmetik dihampiri oleh tiga orang pelaku yang datang mengendarai sebuah mobil Avanza silver pada Jumat 17 Januari 2025 sekira pukul 18:00 WIB. Para pelaku langsung mengancam korban dengan menggunakan senjata api.

    “Para pelaku masuk ke dalam TKP menemui korban lalu memukuli korban dan menunjukan senpi,” ujar dia.

    Sementara itu, pelaku lain menguras habis barang-barang berharga yang terdapat di dalam toko. Mereka juga mengambil uang tunai, ponsel, milik korban.

    Setelah aksi perampokan, pelaku membawa korban ke dalam mobil Avanza. Dalih pelaku, korban akan dibawa ke Polsek Cempaka Putih. Namun, korban malah dibawa ke Bogor, Jawa Barat.

     

  • Gugur di Papua, Briptu Iqbal Dimakamkan dengan Upacara Militer di TPU Polri Cikeas

    Gugur di Papua, Briptu Iqbal Dimakamkan dengan Upacara Militer di TPU Polri Cikeas

    Bogor, Beritasatu.com – Prosesi pemakaman Briptu (Anumerta) Iqbal Anwar Arif, anggota Brimob yang gugur saat bertugas di Papua, berlangsung khidmat di Taman Makam Bahagia Polri Cikeas, Desa Cikeas Udik, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (19/1/2025).

    Briptu Iqbal Anwar Arif, kelahiran Bekasi 25 tahun lalu, gugur setelah menjalankan tugas patroli di Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan. Ia menjadi korban penembakan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Aksel Mabel. Insiden terjadi pada Jumat (17/1/2025) pukul 16.30 WIT, ketika tim patroli Satgas Damai Cartenz melintas di jalan menanjak yang terhalang kayu melintang. Dari ketinggian, rombongan diberondong tembakan, dan Iqbal tertembak di leher, meninggal dunia di lokasi kejadian.

    Jenazah Briptu Iqbal tiba di rumah duka di Jalan Ki Ijo Bin Beih, Kelurahan Jakasetia, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, pada Sabtu (18/1/2025) pukul 21.45 WIB. Kedatangannya disambut isak tangis keluarga, kerabat, dan rekan almarhum. Karangan bunga belasungkawa memenuhi kediaman, yang juga menggelar pengajian sebagai penghormatan terakhir.

    Upacara pemakaman dilakukan secara militer dengan inspektur upacara Brigjen Pol Waris Agono. Prosesi ini dihadiri keluarga, kerabat, rekan sejawat, dan pejabat Polri yang memberikan penghormatan atas pengabdian almarhum.

    “Kami sangat kehilangan salah satu anggota terbaik kami. Semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya,” ucap Kepala Operasional Satgas Damai Cartenz Brigjen Pol Faizal Rahmadani.

    Karangan bunga dan ucapan belasungkawa terus mengalir dari berbagai pihak, termasuk masyarakat yang turut berduka atas kepergian almarhum. Pengorbanan Briptu Iqbal menjadi pengingat akan risiko besar yang dihadapi anggota Polri dalam menjaga keamanan negara, khususnya di wilayah rawan konflik seperti Papua.

    Briptu Iqbal memiliki perjalanan pendidikan yang membanggakan. Ia menamatkan pendidikan di SD Jatiasih 8, SMPN 12 Bekasi, SMAN 17 Bekasi, hingga meraih gelar sarjana hukum dari STIH Pelopor Bangsa.

    Sebelumnya, Kepala Badan Operasional Satgas Damai Cartenz menyatakan insiden penembakan ini menjadi peringatan bagi aparat keamanan untuk terus meningkatkan kewaspadaan saat bertugas di wilayah rawan.

  • Barang Bukti Pembunuhan Satpam di Bogor Ada yang Dibuang di Sungai, Pisau Ditemukan di Rumah – Halaman all

    Barang Bukti Pembunuhan Satpam di Bogor Ada yang Dibuang di Sungai, Pisau Ditemukan di Rumah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Abraham tega membunuh satpam rumahnya sendiri, Septian (37), di Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/1/2025).

    Terkini, polisi berhasil menemukan barang bukti jenis pisau yang dipakai Abraham untuk membunuh satpamnya.

    Berdasarkan keterangan Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, Kompol Aji Riznaldi Nugroho, pisau tersebut ditemukan di rumah Abraham.

    “Untuk pisaunya kita temukan di rumahnya. Jadi, tidak dibuang oleh si tersangka ini,” kata Kompol Aji, Sabtu (18/1/2025), dilansir Tribunnews Bogor.

    Pisau itu, digunakan Abraham untuk membunuh Septian di ruang kerjanya.

    “Ada 20 tusukan yang dilakukan oleh tersangka ke korban,” ungkapnya.

    Lebih lanjut, pelaku langsung membuang pakaian yang dipakainya saat membunuh korban.

    Pakaian yang digunakan Abraham itu penuh dengan darah.

    “Untuk baju yang digunakan tersangka saat membunuh itu dibuang ke sungai,” ucapnya.

    Saat ini, Abraham telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polresta Bogor Kota.

    Ia dijerat Pasal 338 KUHP dengan ancaman penjara 15 tahun.

    “Setelah kita lakukan pemeriksaan, kita tetapkan dia (Abraham) sebagai tersangka,” terangnya.

    Kronologi Kejadian

    Aji Riznaldi Nugroho mengatakan, peristiwa pembunuhan ini terjadi sekitar pukul 02.30 WIB.

    Kala itu, saksi Wawan yang juga bekerja sebagai driver mendengar keributan di ruangan satpam.

    “Ini terjadi pada pukul 02.30 WIB hari Jumat dini hari. Itu saksi Wawan mendengar ada suara kemudian melihat sudah ada darah,” kata Aji, Sabtu.

    Saat itu, Wawan telah melihat Septian bersimbah darah.

    “Tidak sempat melerai. Saksi sendiri ini melihat pada saat kejadian korban sudah tergeletak di lantai bawah,” ucapnya.

    Menyadari hal itu, Abraham langsung naik ke lantai atas ruangannya Wawan.

    Pada saat itu, juga terjadi keributan antara keduanya.

    “Di situ terjadi pergemulan antara saksi dengan tersangka,” ujarnya.

    Abraham memecahkan kaca jendela dan langsung masuk ke dalam rumah.

    Sementara itu, Wawan langsung melaporkan kejadian ini ke Polsek Bogor Selatan. 

    “Terjadi keributan dan teriakan akhirnya si tersangka masuk ke dalam rumah dan saksi melaporkan kejadian ini ke Polsek terdekat,” ucapnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul: Barang Bukti Pembunuhan Satpam di Bogor Ditemukan, Sebagian Dibuang ke Sungai.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat)

  • Pabrik Tembakau Sintetis Beromzet Rp12 Miliar di Depok Digerebek Polisi

    Pabrik Tembakau Sintetis Beromzet Rp12 Miliar di Depok Digerebek Polisi

    loading…

    Pabrik rumahan narkotika jenis bibit tembakau sintetis beromzet Rp12 juta di wilayah Depok, Jawa Barat digerebek petugas dari Polsek Metro Tanah Abang. Foto/Ist

    DEPOK – Pabrik rumahan narkotika jenis bibit tembakau sintetis di wilayah Depok, Jawa Barat digerebek petugas dari Polsek Metro Tanah Abang. Polisi mengamankan empat orang pelaku dan omzet Rp12 miliar.

    Kapolsek Metro Tanah Abang AKBP Aditya Simanggara mengatakan adapun empat tersangka yang diamankan yakni TRW (27), FJ (23), DY (26), dan MS (30).

    “Kami mendapati bahwa lokasi ini merupakan tempat produksi bahan baku bibit sintetis yang akan dijadikan tembakau sintetis siap edar. Pabrik tersebut telah beroperasi sejak Agustus 2024 dengan perkiraan omzet mencapai Rp12 miliar,” kata Aditya dalam keterangannya Minggu (19/1/2025).

    Keempat pelaku memiliki peran masing-masing mulai dari produsen hingga pengedar. Aditya menyebutkan, pengungkapan ini dilakukan pada Sabtu (18/1/2025) saat pihaknya mendapatkan informasi terkait aktivitas mencurigakan di kawasan Depok.

    “Penyelidikan mengarah ke sebuah rumah di Gang Masjid Almakmur, Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok. Di lokasi ini, tim mengamankan TRW dan FJ bersama dua paket tembakau sintetis serta dua ponsel,” ujar dia.

    Dia menuturkan, pengembangan terus dilanjutkan yang mengarah ke rumah kontrakan DY di Jalan Majelis Kalimulya, Depok.

    Di lokasi tersebut, polisi menemukan berbagai barang bukti yakni lima kilogram bahan baku bubuk sintetis, tiga bungkus tembakau mentah dan perlengkapan produksi lainnya, termasuk cerobong hexos dan timbangan elektrik.

    Tak berhenti disitu, polisi juga melakukan pengembangan terhadap pelaku MS sebagai pembuat utama bibit sintetis.

    “MS diamankan di tempat terpisah di kawasan Bogor dengan barang bukti satu paket tembakau sintetis seberat 15 gram. Dia mengakui telah memproduksi bibit sintetis sejak pertengahan tahun lalu,” ungkapnya.

    Dia menambahkan, pelaku memanfaatkan kontrakan sebagai tempat produksi narkotika dengan modus pabrik rumahan.

    “Barang yang dihasilkan dipasarkan melalui jaringan tertentu untuk diedarkan ke wilayah Jakarta dan sekitarnya,” jelas dia.

    Kini, para tersangka dijerat dengan Pasal 113 ayat (1) juncto Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman hukuman penjara minimal lima tahun dan maksimal 15 tahun.

    (shf)

  • Mobil Toyota Vios Anggota BIN Hendrawan Ostevan Terendam Lumpur di Kedalaman 6 Meter – Halaman all

    Mobil Toyota Vios Anggota BIN Hendrawan Ostevan Terendam Lumpur di Kedalaman 6 Meter – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mobil pensiunan TNI berpangkar Brigjen yang juga anggota BIN Hendrawan Ostevan terendam lumpur di kedalaman 6 meter perairan Marunda, Jakarta Utara. 

    Kepala Kantor SAR Jakarta, Desiana Kartika Bahari, mengungkap dugaan penyebab kaca kobil Brigjen TNI (Purn) Hendrawan Ostevan pecah.

    Mobil Toyota Vios milik almarhum ditemukan pada Sabtu (18/1/2025) pagi di laut Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.

    Desiana mengatakan, mobil itu ditemukan dalam kondisi semua kacanya pecah.

    “Pada saat diangkat kondisi mobil kacanya memang sudah pecah dan sudah hancur ya kondisinya, mungkin pada saat jatuh itu langsung terkena benda di bawah ya, jadi seperti bumper depannya hancur,” kata Desiana di lokasi.

    Penyelam dari Basarnas Special Group (BSG) menemukan mobil itu tenggelam dengan jarak 5 meter dari bibir Dermaga KCN Marunda.

    Mobil berpelat nomor B 1606 LB itu tenggelam dan tertutup lumpur di lautan sedalam sekitar 6 meter itu.

    “Pada saat diangkat, jadi kondisi kendaraan tersebut berada di dalam lumpur, kemudian kondisinya hanya bisa diraba oleh penyelam itu satu ban, jadi tiga ban lainnya itu ada di bawah lumpur.”

     “Jadi yang bisa dilihat itu ban, velg, dan sasisnya. Kemudian pas diangkat juga sudah miring ya, sampai di daratan kita tidak menemukan korban lainnya,” papar Desiana.

    Desiana menduga, pecahnya kaca mobil tersebut karena benturan mobil dengan dasar laut saat terjun.

    Mungkin setelah terjatuh itu terkena benda di bawah” kata Desiana.

    Mobil milik korban Hendrawan ditemukan setelah tiga hari proses pencarian yang dilakukan Basarnas di laut Marunda.

    Dalam prosesnya, penyelam dari BSG turun ke laut pukul 8.00 WIB, Sabtu pagi.

    Kemudian, 55 menit kemudian, pada pukul 8.55 WIB penyelam akhirnya menemukan keberadaan mobil itu.

    Menggunakan alat berat crane dari dermaga, mobil diangkat pada pukul 10.48 WIB dan sekitar 15 menit kemudian akhirnya bisa dipindahkan ke atas dermaga.

    Detik-detik terjatuhnya mobil yang dikendarai almarhum Hendrawan Ostevan ke laut Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, juga terekam dalam rekaman CCTV yang terpasang di dermaga.

    Mobil Toyota Vios B 1606 LB yang dikemudikan Brigjen (Purn) TNI Hendra Hendrawan Ostevan dievakuasi dari dasar laut perairan Marunda, Jakarta Utara, Sabtu (18/1/2025). (Kolase Tribunnews/Ist)

    Dalam rekaman kamera CCTV di sekitar lokasi terlihat bagaimana mobil yang dikendarai korban melaju di dermaga sampai akhirnya terjatuh ke perairan.

    Berdasarkan rekaman kamera pengintai pertama yang diterima TribunJakarta.com, mobil Toyota Vios berwarna gelap yang dikendarai almarhum Hendrawan melaju di dermaga pada pukul 00.40 WIB, Kamis (9/1/2025) dinihari.

    Rekaman itu memperlihatkan bahwa mobil yang dikendarai korban melaju dalam kecepatan sedang di dermaga yang memang ketika itu masih sepi.

    Terlihat keadaan di dermaga KCN Marunda pada saat kejadian cukup terang.

    Mobil Toyota Vios warna hitam tersebut melaju dengan lampu menyala, dari sisi barat menuju ke sisi timur dermaga dan berjalan lurus dan tiba-tiba terlihat terjatuh ke lautan.

    Sementara itu, berdasarkan rekaman CCTV kedua, terlihat posisi terceburnya mobil yang dikendarai Hendrawan berada di belakang sebuah kapal tongkang.

    Mobil itu tampak melaju lurus ke arah laut, sementara di sisi kanannya sebenarnya ada jalan berbelok yang mengarah keluar dermaga.

    Dalam video rekaman CCTV kedua itu juga terekam bahwa mobil tak lagi terlihat setelah terjatuh secara mendadak di belakang kapal tongkang.

    Jenazah Hendrawan yang juga diketahui merupakan eks anggota Badan Intelijen Negara (BIN) baru ditemukan mengapung di laut Marunda tak jauh dari titik jatuhnya mobil pada Jumat (10/1/2025) sore.

    Jenazah Hendrawan awalnya ditemukan oleh nelayan di sekitar laut Marunda yang kemudian melaporkan kasus itu ke petugas Direktorat Polairud Polda Metro Jaya.

    Dari situ, jenazah Hendrawan dibawa ke RSPAD Gatot Subroto untuk diautopsi dan disemayamkan, sebelum akhirnya dimakamkan keluarga.

    Hasil identifikasi jenazah, polisi memastikan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada jasad korban.

    Sempat Nyetir Mobil ke Sejumlah Tempat Sebelum Tercebur di Marunda

    Brigadir Jenderal (Brigjen), Hendrawan Ostevan (75), sempat berkendara ke sejumlah wilayah sebelum akhirnya tiba di Pelabuhan Marunda pada Kamis (9/1/2024) dini hari.

    Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Ressa Fiardi Marasabessy mengungkapkan, Hendrawan bertolak dari rumahnya di Tebet, Jakarta Selatan, dengan mengendarai mobil Toyota Vios.

    “Dari rumah, berdasarkan keterangan keluarga, ke Tangerang. Dari situ, berdasarkan analisa IT, ya korban ini muter-muter sampai ke Bogor, sampai ke Senen, ujungnya ke Cilincing, dan berakhir di Marunda tersebut,” ujar Ressa saat ditemui di Polda Metro Jaya, Kamis (16/1/2025).

    Lokasi evakuasi mayat pensiunan TNI Brigardir Jendral Hendrawan Ostevan (75) di perairan Marunda, Jakarta Utara, Minggu (12/1/2025).(KOMPAS.com/ SHINTA DWI AYU)

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menyampaikan, kendaraan Hendrawan melaju dari arah Cilincing lalu memasuki dermaga KCN Marunda pada Kamis dini hari.

    “Telah ditemukan rekaman CCTV yang berisi diduga korban melaju menggunakan satu unit mobil Toyota Vios nomor polisi B 1606 LB masuk ke dermaga KCN Marunda pada 00.35 WIB,” kata Ade Ary saat dikonfirmasi, Selasa (14/1/2025).

    “Penelusuran CCTV ditemukan mobil yang dikendarai korban tersebut melaju menyusuri Kade 07-08 hingga ke ujung dermaga sampai jatuh ke laut,” kata dia.

    Direktur Kepolisian Perairan dan Udara Kombes Pol Joko Sadono mengungkapkan, Hendrawan saat itu berkendara seorang diri.

    “Dari CCTV E-TLE didapat korban berkendara sendiri mengarah ke Cilincing pada 9 Januari dini hari. CCTV di KCN didapatkan kendaraan yang diduga milik korban berkendara sendirian,” ungkap Joko saat dihubungi Kompas.com, Kamis (16/1/2024).

    Berdasarkan hasil pemeriksaan, tidak ditemukan bekas luka pada jasad korban. Hingga kini, polisi masih mendalami penyebab kematian Hendrawan. 

    Mayat laki-laki yang belakangan diketahui bernama Hendrawan Ostevan (75) ditemukan tewas mengambang di perairan Pelabuhan Marunda, Jakarta Utara, Jumat (10/1/2025).

    Saat mengevakuasi korban, petugas menemukan sebuah dompet kulit yang berisi kartu anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Badan Intelijen Negara (BIN).

     

    Laporan Reporter: Gerald Leonardo Agustino | Sumber: Tribun Jakarta

  • Dipanggil ke Hambalang, Bahlil Kena Semprot Prabowo Karena Lifting Minyak Turun – Halaman all

    Dipanggil ke Hambalang, Bahlil Kena Semprot Prabowo Karena Lifting Minyak Turun – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri ESDM RI, Bahlil Lahadalia bercerita dirinya mendadak dipanggil Presiden Prabowo Subianto ke kediamannya di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (18/1/2025).

    Bahlil menuturkan Presiden Prabowo memanggil dirinya untuk menanyakan produksi minyak siap jual atau lifting minyak Indonesia yang menurun dalam kurun waktu dua bulan terakhir.

    “Kita diajak rapat untuk bicara tentang lifting. Nah ini memang lifting kita sekarang itu menurun. 2 bulan terakhir itu 600.000.”

    “Angka ini menurun lagi ke 590.000 barel per day,” ujar Bahlil dalam sambutannya saat puncak perayaan HUT ke-65 MKGR di Sharing La Hotel, Jakarta, Sabtu (18/1/2025).

    Dia mengatakan lifting minyak RI mengalami defisit yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan konsumsi di tanah air.

    Akibatnya, Indonesia masih harus mengimpor minyak sebesar 1 jita barel minyak setiap harinya.

    “Konsumsi kita sekarang kurang lebih sekitar 1.600.000 barel per day. Jadi kita impor itu kurang lebih sekitar 1.000.000 barel per day,” jelasnya.

    “Dengan kita mengolokasikan uang kurang lebih sekitar Rp500 triliun, devisa kita hilang per tahun untuk membeli minyak. Ini juga salah satu kenapa nilai tukar rupiah kita itu menurun terhadap dollar,” sambungnya.

    Bahlil menambahkan, Prabowo juga sudah menargetkan adanya peningkatan lifting minyak menjadi 1 juta barel per hari dalam 3 tahun ke depan.

    “Kami targetkan, tadi arahan Bapak Presiden, 2028-2029 lifting kita harus mencapai 1.000.000 barel per day.”

    “Agar kita mamputidak melakukan impor minyak lagi pada tahun 2029,” pungkas Bahlil.

  • Sosok Abraham Michael, Tersangka Pembunuhan Satpam di Bogor, Disebut Pernah Tak Bayar Gaji Sopir

    Sosok Abraham Michael, Tersangka Pembunuhan Satpam di Bogor, Disebut Pernah Tak Bayar Gaji Sopir

    GELORA.CO –  Tersangka pembunuhan satpam rumah mewah, Septian (37) di Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, sudah ditetapkan oleh polisi.

    Dia adalah anak majikan korban bernama Abraham Michael.

    “Statusnya sudah naik tersangka,” kata Kapolresta Bogor, Kombes Pol Eko Prasetyo, Sabtu (18/1/2025), dikutip dari Tribun Bogor.

    Pasca-ditetapkan menjadi tersangka, Abraham dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan.

    Terpisah, Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, Kompol Aji Riznaldi Nugroho mengatakan Abraham terancam hukuman maksimal 20 tahun penjara.

    “Atau Pasal 351 ayat 3 yang mengatur tentang penganiayaan yang mengakibatkan kematian,” ujarnya.

    Bahkan, kata Aji, Abraham juga terancam hukuman lebih berat karena saat ini masih berlangsung penyelidikan terkait ada atau tidaknya pembunuhan berencana terhadap Septian.

    “Untuk itu (pembunuhan berencana) kita masih lakukan pendalaman. Sementara ini kita tetapkan sebagai tersangka dulu dan dijerat Pasal 338 KUHP,” jelasnya.

    Mantan Sopir Tersangka Beri Kesaksian, Gajinya Pernah Ditahan

    Di sisi lain, tabiat Abraham dikuliti oleh mantan sopirnya berinisial AR. Dia menyebut Abraham merupakan sosok yang keras kepala.

    Selain itu, sambungnya, tersangka merasa dirinya kebal hukum karena menganggap sebagai anak seorang pengacara.

    “Saya mantan sopir tersangka emang orang nya ngeras kebal hukum ke bawah selalu main fisik. Bahasanya kaya orang nggak berpendidikan,” kata AR.

    Tak sampai disitu, AR juga mengaku gajinya tidak dibayarkan saat terakhir bekerja di rumah tersangka.

    Bahkan, ponsel AR juga sempat dibanting oleh tersangka.

    “Uang gaji saya nggak dibayar, uang makan saya ditahan, HP saya hancur dibanting sama tuh orang kena batu nya,” jelas AR.

    AR juga menyebut Abraham memang memiliki perangai kasar dalam berbicara.

    Septian, sambung AR, pernah dibentak oleh Abraham meski baru bekerja di rumah mewah tersebut.

    “Ia bacotnya kayak orang nggak berpendidikan. Satpam baik baru 5 bulan kerja di situ,” tandasnya.

    Kerap Ribut dengan Ibunya hingga Dicekik

    Sifat tempramental Abraham juga diungkapkan oleh warga sekitar, Mamah (46).

    Masih dikutip dari Tribun Bogor, Mamah menyebut Abraham kerap ribut dengan ibunya, Farida Felix. Bahkan, tersangka pernah sampai mencekik ibunya.

    “Orangnya suka marah-marah. Tempramen lah gitu. “Pernah denger juga sempet nyekik ibunya,” ujarnya.

    Positif Konsumsi Narkoba, Pisau yang Diduga untuk Bunuh Septian Ditemukan

    Terkait kasus yang menjeratnya, Abraham ternyata dinyatakan positif narkoba setelah dilakukan tes urin kepadanya.

    “Untuk indikasi gangguan jiwa belum tahu. Cuman yang jelas tadi sudah di cek urine dia positif narkoba jenis tembakau sintetis,” kata Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Eko Prasetyo di Mako Polresta.

    Di sisi lain, polisi sudah menemukan pisau yang diduga digunakan Abraham untuk membunuh Septian.

    “Untuk pisaunya kita temukan di rumahnya. Jadi, tidak dibuang oleh si tersangka ini,” kata Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, Kompol Aji Riznaldi Nugroho.

    Pisau ini digunakan untuk membunuh Septian di ruang kerjanya.

    “Ada 20 tusukan yang dilakukan oleh tersangka ke korban,” ungkapnya.

    Sementara, Abraham langsung membuang pakaian terakhir yang digunakan olehnya. Pakaian yang digunakan Abraham itu penuh dengan darah.

    “Untuk baju yang digunakan tersangka saat membunuh itu dibuang ke Sungai,” ucapnya.

    Kronologi Pembunuhan

    Septian ditemukan tewas usia dibunuh oleh Abraham pada Jumat (17/1/2025) sekira pukul 04.30 WIB di rumah mewah tersangka di Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.

    Korban tewas akibat adanya luka di dada dan kepalanya. Setelah kejadian tersebut, keluarga korban langsung melaporkannya ke polisi.

    “Tadi ada kejadian tindak pidana diduga pembunuhan yang terjadi di bogor selatan kurang lebih 4.30 WIB. Tadi pagi ada dari pihak keluarga korban ke polsek dan dari polsek langsung cek TKP,” kata Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Eko Prasetyo.

    Eko mengatakan, olah tempat kejadian perkara (TKP) sudah dilakukan oleh penyidik.

    Selain itu, polisi turut mengamankan beberapa orang termasuk A yang diduga sebagai pelaku pembunuhan.

    “Total yang kita amankan sekitar lima orang. Untuk terduga pelaku sudah kita kantongi. Hubungan pelaku dengan korban yakni atasan dengan majikan,” ujarnya.

    Di sisi lain, ada gelagat aneh dari Abraham setelah membunuh Septian.

    Adapun gelagat aneh yang dimaksud, yaitu dirinya  justru meminta asisten rumah tangga (ART) di kediamannya untuk pulang kampung.

    “Jadi di rumah itu ada ibunya, dua ART, dan drivernya. ART-nya malah disuruh pulang ke Jawa oleh si majikan yang diduga membunuh satpam itu,” kata Kapolsek Bogor Selatan, Kompol Maman Firmansyah.

    Keanehan lain juga dilakukan Abraham ketika dirinya  justru tidak melarikan diri.

    Bahkan, ia rela diantar ibunya untuk diserahkan langsung ke pihak kepolisian.

    “Terduga pelakunya itu inisialnya A. Dia tidak kabur. Malah dia diantar oleh ibunya ke luar rumah untuk diserahkan ke kami (polisi). Saat ini sudah di Polresta sedang dimintai keterangan,” ujarnya.

    Terkait insiden pembunuhan, Maman mengatakan, seluruh orang yang berada di dalam rumah mewah tersebut tidak melihatnya secara langsung.

    Mereka, kata Maman, hanya mendengar suara benturan saja. Maman menuturkan seluruh orang di rumah tersebut hanya tahu bahwa jasad korban berada di ruang satpam.

    “Mereka tahu korban (satpam) sudah tewas di ruangan satpamnya,” ungkapnya.

  • Polisi Bongkar Pabrik Narkoba Bibit Tembakau Sintetis di Depok

    Polisi Bongkar Pabrik Narkoba Bibit Tembakau Sintetis di Depok

    Jakarta

    Polisi membongkar pabrik narkoba jenis tembakau sintetis atau sinte di Depok Jawa Barat (Jabar). Empat orang diamankan dan diduga terlibat dalam pabrik pembuatan bibit tembakau sinte tersebut.

    Dalam video yang diterima detikcom, polisi menggeledah sebuah rumah yang menjadi pabrik bibit sinte. Salah seorang pelaku diminta untuk menjelaskan soal barang bukti yang ditemukan polisi.

    Polisi menemukan sebuah bungkusan besar aluminium. Pelaku menyebut bahwa isi bungkusan tersebut adalah bibit sinte.

    Kapolsek Metro Tanah Abang, AKBP Aditya S.P. Sembiring, mengatakan empat orang yang diamankan pada Sabtu (18/1/2025), adalah Laki-laki berinisial TR (27), dan FJ (23), serta perempuan berinisial DY (26), dan MS (30). Lokasi pabrik narkoba berada di Jalan Majelis Kalimulya Depok RT.02 RW.03 Kelurahan Kali Mulya, Kecamatan Cilodong, Depok.

    Awalnya anggota Subnit 5 Reskrim Polsektro Tanah Abang mendapat informasi penyalahgunaan tembakau sinte. Polisi pun mengamankan tersangka TR dan FJ di kawasan Cimanggis, Depok.

    “Terhadap kedua orang tersebut dilakukan pengembangan dan dari hasil pengembangan diketahui bahwa barang tersebut diperoleh dari seorang atasnama DY. DY berhasil diamankan di Jalan Majelis Kalimulya Depok RT 02 RW 03, Kelurahan Kali Mulya, Kecamatan Cilodong, Depok, Jawa Barat,” kata Aditya, dalam keterangannya, Sabtu (18/1/2025).

    “Dari hasil pengamanan dan penggeledahan terhadap DY diketahui bahwa barang-barang pembuat narkotika bibit sintetis yang berada di kontrakannya adalah milik MS,” katanya.

    “Selanjutnya, tim berhasil mengamankan MS yang sebelumnya mencoba melarikan diri di kontrakannya yang berada di Gang Hentong, Pondok Rajeg, Kec Cibinong, Bogor dengan barang bukti satu paket sinte 15 gram. Tersangka MS selanjutnya dibawa ke TKP DY yang merupakan tempat produksi,” katanya.

    “Modus, pembuat dan pengedar narkotika jenis bibit sintetis yang akan dijadikan tembakau sintetis dengan modus pabrik rumahan atau home industry,” katanya.

    Di TKP pabrik bibit sinte, polisi mengamankan dua paket tembakau sintetis siap edar, lima kilogram bahan baku sinte, hingga dua galon limbah cairan sintetis yang masih bisa digunakan.

    (aik/aik)

  • Kronologi Pembunuhan Sekuriti di Bogor oleh Anak Majikan

    Kronologi Pembunuhan Sekuriti di Bogor oleh Anak Majikan

    loading…

    Rumah mewah lokasi pembunuhan sekuriti yang tewas dibunuh anak majikan di Bogor. Foto/SindoNews

    BOGOR – Polisi membeberkan kronologi pembunuhan sekuriti yang dilakukan oleh anak majikan di Kota Bogor. Diketahui, tersangka juga hendak menyerang sopir pribadinya dengan pisau.

    Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota AKP Aji Riznaldi mengatakan peristiwa itu terjadi pukul 02.30 WIB pada Jumat 18 Januari 2025. Ketika itu, saksi berinisial W yang merupakan sopir dari tersangka A mendengar suara kegaduhan di pos. “Saksi (W) melihat ada suara kemudian ada darah,” kata Aji, Sabtu (18/1/2025).

    Lalu, saksi melihat tersangka hendak naik menuju lantai 2 pos tempatnya berada. Di situ, sempat terjadi perkelahian antara tersangka yang membawa pisau dengan saksi W yang hanya tangan kosong. “Saksi memecahkan kaca dan membuat keributan dan teriakan,” jelasnya.

    Karena terjadi keributan, akhirnya tersangka masuk ke dalam rumahnya. Sedangkan, saksi langsung pergi dan melapor ke Polsek Bogor Selatan.

    “Berdasarkan kronologis karena saksi (W) ini melihat ada tersangka melakukan perbuatan tersebut, kemungkinan besar akan melakukan tindak pidana yang sama kepada saksi,” ungkapnya.

    Saat ini, A sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini. Adapun motif pembunuhan karena tersangka mengaku sakit hati kepada korban.

    “Sampai saat ini (motifnya), dikarenakan sakit hati karena korban ini sering melaporkan tersangka yang sering pulang malam ke orang tuanya,” pungkasnya.

    (cip)

  • Sosok Farida Felix, Ibunda Abraham Michael, sang Anak Tersangka Pembunuhan Satpam di Bogor – Halaman all

    Sosok Farida Felix, Ibunda Abraham Michael, sang Anak Tersangka Pembunuhan Satpam di Bogor – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Abraham Michael, anak majikan yang tega membunuh satpam di rumahnya, Septian (37), resmi ditetapkan sebagai tersangka.

    Abraham membunuh korban di rumah mewahnya yang terletak di Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/1/2025).

    Terkait hal ini, ibunda Abraham Michael, Farida Felix, turut menjadi sorotan.

    Saat anaknya dibawa ke kepolisian, Farida Felix ikut mendampinginya dalam satu mobil.

    Farida Felix terlihat mengenakan dress dan menenteng tas branded.

    Lantas, siapa Farida Felix? Berikut sosoknya.

    Farida Felix merupakan pengacara dan juga pengusaha.

    Wanita asal Medan, Sumatra Utara itu adalah lulusan Universitas Indonesia.

    Farida Felix mendirikan firma hukum bernama Law Firm Berlin Felix & Partner.

    Rumah yang merupakan tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan itu juga sebagai kantor Farida Felix.

    Selain itu, rupanya keluarga Abraham Michael membuka bisnis rental bernama PT La Dipta Duta di rumah tersebut.

    Kronologi dan Motif Pembunuhan

    Septian ditemukan tewas setelah dibunuh oleh Abraham pada Jumat (17/1/2025) sekitar pukul 04.30 WIB, di rumah mewah tersangka di Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.

    Korban tewas akibat adanya luka di dada dan kepalanya. Setelah kejadian tersebut, keluarga korban langsung melaporkannya ke polisi.

    “Tadi (kemarin) ada kejadian tindak pidana diduga pembunuhan yang terjadi di Bogor selatan kurang lebih 4.30 WIB.”

    “Tadi pagi ada dari pihak keluarga korban ke polsek dan dari polsek langsung cek TKP,” kata Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Eko Prasetyo, Jumat.

    Sesaat setelah kejadian, ada gelagat aneh dari Abraham setelah membunuh Septian.

    Abraham justru meminta para asisten rumah tangga (ART) untuk pulang kampung.

    “Jadi di rumah itu ada ibunya, dua ART, dan driver-nya. ART-nya malah disuruh pulang ke Jawa oleh si majikan yang diduga membunuh satpam itu,” kata Kapolsek Bogor Selatan, Kompol Maman Firmansyah, Jumat.

    Meski demikian, Abraham juga tidak melarikan diri. Ia kemudian diantar ibunya untuk diserahkan langsung ke pihak kepolisian.

    “Terduga pelakunya itu inisialnya A. Dia tidak kabur. Malah dia diantar oleh ibunya ke luar rumah untuk diserahkan ke kami (polisi). Saat ini sudah di Polresta sedang dimintai keterangan,” ujar Maman.

    Terkait insiden pembunuhan, Maman mengatakan, seluruh orang yang berada di dalam rumah mewah tersebut tidak melihatnya secara langsung.

    Mereka, kata Maman, hanya mendengar suara benturan saja. Maman menuturkan seluruh orang di rumah tersebut hanya tahu bahwa jasad korban berada di ruang satpam.

    “Mereka tahu korban (satpam) sudah tewas di ruangan satpamnya,” ungkapnya.

    Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, Kompol Aji Riznaldi Nugroho, mengungkapkan motif pembunuhan terhadap Septian.

    Abraham nekat membunuh korban karena tersangka kesal korban melapor ke ibunya, Farida Felix terkait kerap pulang malam.

    Korban, kata Aji, memiliki tugas untuk mencatat siapa saja yang keluar masuk rumah majikannya.

    Adapun laporan tersebut lantas diberitahukan ke Farida Felix, ibu tersangka.

    Ternyata, berdasarkan catatan tersebut, Abraham dalam dua malam terakhir kerap pulang larut malam. Akhirnya, Abraham pun kena omelan dari ibunya.

    “Abraham kena omel ibunya. Ditegurlah dia karena sering pulang malam,” kata Aji, Sabtu (18/1/2025), dikutip dari Tribun Bogor.

    Aji mengungkapkan Abraham merasa aneh karena ibunya bisa tahu dirinya kerap pulang larut malam.

    Kemudian, Abraham pun mengetahui Septian-lah sosok yang melaporkan kepada ibunya.

    “Ia (Abraham merasa) aneh ibunya tahu. Ternyata dia dilaporkan satpam (ke ibu tersangka),” tutur Aji.

    Setelah mengetahui hal tersebut, Abraham langsung mengumpulkan sopir, asisten rumah tangga (ART), dan satpam.

    Pada momen tersebut, Aji mengatakan dua ART yang bekerja di rumahnya disuruh pulang ke kampung halaman.

    Lalu, pada Jumat malam, Abraham dan Septian pun akhirnya saling cekcok yang berujung terjadinya pembunuhan.

    “Saat subuh si tersangka membunuh Septian,” ucapnya.

    Dalam pembunuhan tersebut, Abraham menikam Septian dengan pisau ke arah perut korban.

    Atas kasus ini, Abraham resmi ditetapkan sebagai tersangka atas kasus pembunuhan terhadap Septian.

    “Statusnya sudah naik tersangka,” kata Kapolresta Bogor, Kombes Pol Eko Prasetyo, Sabtu.

    Pasca-ditetapkan menjadi tersangka, Abraham dijerat Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan.

    Terpisah, Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, Kompol Aji Riznaldi Nugroho mengatakan Abraham terancam hukuman maksimal 20 tahun penjara.

    “Atau Pasal 351 ayat 3 yang mengatur tentang penganiayaan yang mengakibatkan kematian,” ujarnya.

    Bahkan, kata Aji, Abraham juga terancam hukuman lebih berat karena saat ini masih berlangsung penyelidikan terkait ada atau tidaknya pembunuhan berencana terhadap Septian.

    “Untuk itu (pembunuhan berencana) kita masih lakukan pendalaman. Sementara ini kita tetapkan sebagai tersangka dulu dan dijerat Pasal 338 KUHP,” jelasnya.

    (Tribunnews.com/Falza/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Bogor/Sanjaya Ardhi/Rahmat Hidayat)