kab/kota: Bogor

  • Terungkap! Ini Fakta dan Motif Dibalik Tewasnya Satpam Rental

    Terungkap! Ini Fakta dan Motif Dibalik Tewasnya Satpam Rental

    JABAR EKSPRES – Serangkaian pemeriksaan dan gelar perkara kasus di balik tewasnya seorang petugas keamanan rental mobil di PT Laduta Car Rental, Lawanggintung, Kecamatan Bogor Selatan tuntas dilakukan Satreskrim Polresta Bogor Kota.

    Terungkap, dalang dibalik pembunuhan Septian (36) warga Pelabuhan Ratu, Sukabumi itu adalah AMM (27) yang merupakan anak dari majikan korban.

    “Saat ini tersangka sudah kami tetapkan dengan melalui proses gelar perkara. Tersangka majikannya dari korban, inisial AMM,” kata Kasatreskrim Polresta Bogor Kota, AKP Aji Riznaldi Nugroho dijutip Minggu, 19 Januari 2025.

    Aji menjelaskan, motif dibalik pembunuhan lantaran rasa sakit hati tersangka terhadap korban yang kerap melaporkan pulang malam ke orang tuanya.

    BACA JUGA:Satpam Rental Mobil di Bogor Tewas Tergeletak Bersimbah Darah, Polisi Amankan 5 Saksi

    “Motifnya sampai saat ini dikarenakan sakit hati. Karena korban sering melaporkan tersangka yang sering pulang malam kepada orang tuanya,” ungkap dia.

    Diketahui, aksi tindak pidana penganiayaan berat berujung tewasnya Septian terjadi di Pos Satpam rumah mewah sekaligus sekaligus kantor PT Laduta Car Rental pada Jumat, 17 Januari 2025 sekira pukul 02.30 WIB.

    Aji menjelaskan, peristiwa itu diketahui setelah korban tergeletak dalam kondisi bersimbah darah di Pos Satpam oleh seorang saksi W yang juga bekerja di rumah tersebut.

    Ketika saksi memeriksa, ia mendapati tersangka hendak menuju ke lantai dua rumah tersebut.

    BACA JUGA:Polisi Sita Mobil Milik Bos Rental yang Tewas di Pati

    “Saksi (mendengar) ada suara, kemudian ada darah. Pada saat saksi melihat, tersangka mencoba untuk naik ke lantai dua, dan di situ sempat terjadi pergumulan antara saksi dengan tersangka,” terang Aji.

    Untuk mengalihkan perhatian, saksi memecahkan kaca sehingga memantik keributan. Tersangka panik, hingga meninggalkan saksi, lalu masuk ke dalam rumah.

    “Atas kesaksiannya, saudara W kemudian melaporkan kejadian ini (Subuh) ke Polsek Bogor Selatan,” ucap Aji.

    Dia menambahkan, bahwa korban diduga sempat melawan tersangka sebelum akhirnya ditemukan tergeletak bersimbah darah.

    BACA JUGA:Komunitas Pengusaha Cuci dan Rental Mobil di Cirebon Deklarasi Dukung Ganjar Pranowo Jadi Bacapres

  • Keluarga: Dian Pamit Pergi ke Glodok Plaza, hingga Kini Belum Bisa Dihubungi – Page 3

    Keluarga: Dian Pamit Pergi ke Glodok Plaza, hingga Kini Belum Bisa Dihubungi – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Korban hilang dalam kebakaran Glodok Plaza, Jakarta Barat, Dian Cahyani (29) saat kejadian pamit kepada keluarga pergi ke Jakarta untuk bertemu teman-temanya. Hingga hari ini, mereka belum mendapatkan informasi keberadaan korban.

    “Rabu sore dia sempat kontak adik saya, mau pergi main ke Glodok Plaza dan hingga saat ini dia tidak bisa dihubungi,” kata keluarga Dian Cahyani, Ade Mulyani di Jakarta, Minggu (19/1/2025), seperti dilansir Antara.

    Ade hari ini ke RS Polri mengantarkan ayahnya yang juga ayah Dian Cahyani, Sukarna untuk mengantarkan sampel DNA.

    “Kemarin saya sudah berikan dokumen serta barang-barang milik Dian, dan hari ini mereka mau ambil sampel orangtua saya,” kata dia.

    Dian Cahyani berdomisili di Pontianak (Kalimantan Barat) dan pada tahun baru lalu pulang ke rumah orang tua di Bogor untuk berlibur.

    “Dia ambil cuti dari pekerjaan dan pulang ke rumah orang tua di Bogor. Hari itu dirinya pergi,” kata dia.

    Ade mengakui mengetahui adanya peristiwa kebakaran hebat di Glodok Plaza pada Rabu malam, 15 Januari 2025, dari siaran berita di televisi.

    Lalu adiknya menghubungi agar menghubungi korban karena sudah tidak bisa dihubungi sejak peristiwa tersebut.

    “Adik saya yang satu mengatakan Dian ada di Glodok Plaza bersama teman-temannya dan saya tidak mengenal mereka. Saya hubungi tapi tidak aktif,” kata dia.

  • PLN Beberkan Tantangan Simpan Karbon PLTU, Tarif Masih Tinggi

    PLN Beberkan Tantangan Simpan Karbon PLTU, Tarif Masih Tinggi

    Bisnis.com, BOGOR – PT PLN Enjiniring menyebutkan tarif untuk menangkap dan menyimpan karbon dengan teknologi carbon capture and storage (CCS) masih cukup mahal yakni sebesar US$40 per ton karbon yang disimpan. Hal ini menjadi tantangan bagi produsen emisi (emitter), termasuk PLN yang menghasilkan karbon dari PLTU.

    Presiden Direktur PLN Enjiniring Chairani Rachmatullah mengatakan, tarif tersebut masih jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan penerapan renewable energy atau energi terbarukan seperti pembangkit berbasis gas yang 2-3 kali lipat lebih murah.

    “Kalau ditanya sampai mana CCS dan CCUS di PLN, kita studi, biayanya masih US$40 per ton. Sementara kalau di gas itu mungkin bisa di US$12, US$15, US$20, jadi bisa masuk 2-3 kali lipatnya,” kata Chairani dalam agenda Understanding Carbon Capture and Storage (CCS), dikutip Minggu (19/1/2025). 

    Dia menerangkan, dengan tarif simpan karbon US$40 per ton tersebut, maka ongkos produksi yang harus dikeluarkan PLN mencapai US$12 sen per kWh. Sementara itu, biaya produksi ideal dari PLN maksimal US$8 sen per kWh untuk dapat mencapai tarif listrik Rp1.467 per kWh yang diterapkan saat ini. 

    “Jadi US$4 sen itu kelebihan itu yang harus ditanggung oleh subsidi, kita sayang kenapa negara harus menyubsidi PLN, sementara uang itu kita butuhkan untuk bangun sekolah, bangun jembatan, rumah sakit, kenapa nggak uangnya lari kesitu,” ujarnya. 

    Untuk itu, produksi listrik tetap perlu mempertimbangkan biaya produksi yang murah, terlebih untuk mendukung komitmen net zero emission (NZE) 2060. Kendati demikian, PLN tetap berencana untuk memulai pemasangan CCS pada sejumlah pembangkitnya mulai 2040. 

    Adapun, pembangkit yang direncanakan untuk dipasang CCS yaitu  PLTU Suralaya (batu bara) Unit 1-7, PLTU Indramayu (batu bara) Unit 1-3, PLTGU Tambak Lorok (gas) Block 1-2, PLTU Tanjung Jati B (batu bara) Unit 1-4.

    Sembari mengkaji keekonomian dari pemasangan CCS, PLN juga terus mengembangkan pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) mulai dari air, solar panel, geotermal, dan lainnya. 

    “Jadi ini challenge buat para engineer, bukan masalah, wong teknologinya ada, mau dipasang, pasang aja tapi kan biaya jadi naik, akhirnya subsidi listriknya jadi bertambah karena itu kita harus pilih betul beberapa lokasi yang kita mau pakai CCS,” terangnya.  

    Saat ini, PLN tengah mengkaji model perhitungan keekoomian yang lebih baik sehingga dapat mendapatkan harga yang paling rendah. Dia berharap harga pemasangan dan penyimpanan karbon dari PLTU dengan CCS bisa lebih murah. 

    “Usulan kami dari para engineer seperti itu, dengan begitu kita harapkan biaya sen per kWh kalau PLTU ditambahin sama kenaikan sen per kWh PLTU kalau ditambahin CCS itu masih bisa ditanggung secara sistem kelistrikan,” jelasnya. 

  • Dian pamit ke Jakarta dan hingga saat ini belum kembali

    Dian pamit ke Jakarta dan hingga saat ini belum kembali

    Jakarta (ANTARA) – Korban hilang dalam kebakaran Plaza Godok, Jakarta Barat, Dian Cahyani (29) saat kejadian pamit kepada keluarga pergi ke Jakarta untuk bertemu teman-temanya dan hingga hari ini mereka belum mendapatkan informasi keberadaan korban.

    “Rabu sore dia sempat kontak adik saya mau pergi main ke Glodok Plaza dan hingga saat ini dia tidak bisa dihubungi,” kata keluarga Dian Cahyani, Ade Mulyani di Jakarta, Minggu.

    Ade hari ini ke RS Polri mengantarkan ayahnya yang juga ayah Dian Cahyani, Sukarna untuk mengantarkan sampel DNA.

    “Kemarin saya sudah berikan dokumen serta barang-barang milik Dian dan hari ini mereka mau ambil sampel orang tua saya,” kata dia.

    Dian Cahyani berdomisili di Pontianak (Kalimantan Barat) dan pada tahun baru lalu pulang ke rumah orang tua di Bogor untuk berlibur.

    “Dia ambil cuti dari pekerjaan dan pulang ke rumah orang tua di Bogor. Hari itu dirinya pergi,” kata dia.

    Ade mengakui mengetahui adanya peristiwa kebakaran hebat di Glodok Plaza pada Rabu malam dari siaran berita di televisi.

    Lalu adiknya menghubungi agar menghubungi korban karena sudah tidak bisa dihubungi sejak peristiwa tersebut.

    “Adik saya yang satu mengatakan Dian ada di Glodok Plaza bersama teman-temannya dan saya tidak mengenal mereka. Saya hubungi tapi tidak aktif,” kata dia.

    Hingga saat ini dirinya beserta keluarga belum mendapatkan info apapun dan pihak RS Polri menyatakan data ini baru bisa diketahui satu hingga dua minggu. “Kami berharap cepat ketemu dan mudah-mudahan baik-baik saja,” kata dia.

    Rumah Sakit Polri Kramat Jati telah menerima 13 sampel “Deoxyribo Nucleic Acid” (DNA) dari keluarga korban meninggal dunia dan korban hilang akibat kebakaran Glodok Plaza Taman Sari Jakarta Barat pada Rabu (15/1).

    “Data yang kita terima sebanyak 13 sampel DNA sampai hari ini,” kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri, Kombes Pol Ahmad Fauzi di Jakarta, Minggu.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Polisi Bongkar Pabrik Rumahan Pembuatan Tembakau Sintetis di Depok Jabar, Omzet Mencapai Rp12 Miliar – Halaman all

    Polisi Bongkar Pabrik Rumahan Pembuatan Tembakau Sintetis di Depok Jabar, Omzet Mencapai Rp12 Miliar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polsek Metro Tanah Abang berhasil mengungkap pembuatan narkoba jenis tembakau sintetis yang dilakukan di sebuah pabrik rumah di wilayah Depok, Jawa Barat.

    Dari pengungkapan tersebut, polisi berhasil menangkap empat orang yang memiliki peran berbeda yakni TRW (27), FJ (23), DY (26) dan MS (30).

    Kapolsek Metro Tanah Abang, AKBP Aditya P Sembiring menjelaskan, pabrik rumahan tersebut diduga telah beroperasi sejak Agustus 2024 lalu dan memiliki omzet sekitar Rp 12 miliar.

    “Kami mendapati bahwa lokasi ini merupakan tempat produksi bahan baku bibit sintetis yang akan dijadikan tembakau sintetis siap edar. Ke empat tersangka memiliki peran berbeda mulai dari produsen hingga pengedar,” ucap Aditya dalam keteranganya, Minggu (19/1/2025).

    Lebih jauh Aditya menuturkan, bahwa pembengkakan itu bermula ketika pihaknya mendapatkan informasi adanya aktivitas mencurigakan di sebuah rumah Jalan Masjid Al Makmur, Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok pada Sabtu 18 Januari 2025 dini hari.

    Mendapat informasi itu tim Subnit 5 Reskrim Narkoba Polsek Tanah Abang pun kata dia langsung menuju ke lokasi dan menangkap TRW dan FJ beserta dua paket tembakau sintetis dan dua buah ponsel.

    Setelah dilakukan pengembangan, polisi pun kembali menangkap satu orang inisial DY di kontrakannya di wilayah Kalimulya, Depok.

    “Di lokasi tersebut tim menemukan berbagai barang bukti seperti lima kilogram bahan baku bubuk sintetis, tiga bungkus tembakau mentah, dan perlengkapan produksi lainnya termasuk cerobong heksos dan timbangan elektrik,” jelasnya.

    DY yang saat itu sudah diamankan, kemudian mengungkap keterlibatan pelaku MS.

    Berdasarkan keterangan DY, MS kata Aditya dalam kasus ini berperan sebagai pembuat bibit sintetis yang nantinya akan dicampurkan ke tembakau.

    Mendapat informasi itu tim lalu bergerak dan langsung menangkap MS di wilayah Bogor, Jawa Barat dengan barang bukti berupa satu paket tembakau sintetis seberat 15 kilogram.

    “Dia mengakui telah memproduksi bibit sintetis sejak pertengahan tahun lalu,” ujar Aditya.

    Kepada polisi para tersangka mengaku memanfaatkan kontrakan sebagai lokasi pembuatan narkoba dengan modus pabrik rumahan.

    Kemudian barang yang dihasilkan itu pun lalu dipasarkan melalui jaringan tertentu untuk diedarkan di wilayah Jakarta.

    “Para tersangka kini kami jerat dengan Pasal 113 ayat (1) Juncto Pasal 112 Ayat (1) UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika dengan ancaman hukuman penjara minimal 5 tahun dan maksimal 15 tahun,” pungkasnya.

  • Hamzah Minta Polisi Profesional Tangani Kasus Pembunuhan Satpam di Bogor oleh Anak Majikan – Halaman all

    Hamzah Minta Polisi Profesional Tangani Kasus Pembunuhan Satpam di Bogor oleh Anak Majikan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ketua Komisi 2 DPRD Kabupaten Sukabumi, Hamzah Gurnita meminta polisi untuk bertindak profesional dalam kasus pembunuhan satpam di Kota Bogor, Jawa Barat.

    Diketahui, korban bernama Septian yang merupakan warga Sukabumi. 

    Sementara pelaku pembunuhan adalah Abraham Michael yang merupakan anak majikan korban.

    Hamzah meminta tersangka dihukum setimpal. Sebab, korban adalah warga Sukabumi sekaligus konstituennya.

    “Ya saya sebagai anggota DPRD Kabupaten Sukabumi dan Ketua Komisi II, almarhum ini kan konstituen saya.”

    “Saya minta kepada Polresta Bogor, kepada Pak Kapolres ucapan terima kasih sudah mengamankan pelaku, sehingga proses ini bisa berjalan ke pengadilan,” kata Hamzah, dikutip TribunJabar.id, Sabtu (18/1/2025).

    Ia juga meminta Kejaksaan Kota Bogor untuk menghukum pelaku sesuai dengan tindakannya.

    “Saya meminta ke Kejaksan Kota Bogor untuk menghukum pelaku sesuai dengan tindakan-tindakannya karena sudah menghilangkan nyawa seseorang. Saya minta hukuman setimpal,” tegas Hamzah.

    Diberitakan sebelumnya, kasus pembunuhan itu terjadi di rumah mewah di Jl Lawan Gintung, Bogor Selatan, Kota Bogor, Jumat (17/1/2025).

    Abraham yang telah ditetapkan sebagai tersangka nekat Septian karena tak terima atas ucapan korban.

    Septian bekerja di rumah milik orang tua tersangka di Lawang Gintung, Bogor Selatan, Kota Bogor, Jabar.

    Sebelum ditusuk pakai pisau oleh anak majikannya, Septian mencatat jam kepulangan Abraham.

    Rupaya, Abraham sering pulang larut malam dan hal tersebut dilaporkan ke majikannya, Farida Felix.

    Abraham akhirnya ditegur oleh ibunya karena kerap pulang larut malam.

    “Abraham kena omel ibunya. Ditegurlah dia karena sering pulang malam,” kata Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, Kompol Aji Riznaldi Nugroho.

    Mengutip TribunnewsBogor.com, Abraham pun heran kenapa ibunya bisa tahu tindakannya.

    “Ia (merasa) aneh ibunya tahu,” katanya.

    Hingga akhirnya, Abraham mengetahui bahwa Septian yang melaporkan hal tersebut ke ibunya.

    “Ternyata dia dilaporkan satpam,” katanya.

    Karena emosi, Abraham lantas mengumpulkan sopir, ART, dan satpam.

    Dua ART lantas disuruh pulang ke kantor halaman.

    Sementara tersangka dan korban terlibat cekcok di pos satpam hingga akhirnya terjadi penganiayaan yang menghilangkan nyawa Septian.

    “Saat subuh si tersangka membunuh Septian,” katanya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul DPRD Kabupaten Sukabumi Minta Pembunuh Satpam di Bogor Diganjar Hukuman Setimpal dan di TribunnewsBogor.com dengan judul Terungkap Penyebab Anak Majikan Bunuh Satpam di Rumah Mewah Bogor, Kelakuan Pelaku Diadukan ke Ibu

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJabar.id, M Rizal Jalaludin)(TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat)

  • Video Anak Majikan Rumah Mewah Bogor Ternyata Kerap Aniaya Pekerja sebelum Bunuh Satpam – Halaman all

    Video Anak Majikan Rumah Mewah Bogor Ternyata Kerap Aniaya Pekerja sebelum Bunuh Satpam – Halaman all

    Sopir di rumah Lawang Gintung Bobor menjadi saksi saat anak majikan, Abraham Michael membunuh satpam, Septian pada Jumat (17/1/2025).

    Tayang: Minggu, 19 Januari 2025 14:16 WIB

    TRIBUNNEWS.COM – Sikap Abraham Michael yang menghabisi nyawa satpamnya, Septian mulai terungkap.

    Mantan sopir Abraham Michael, Arif mengaku sering kali mendapat tindak kekerasan selama bekerja.

    Jika salah jalan saat sedang mengemudi bersama Abraham, ia langsung dipukul.

    Tak hanya Arif, istri Septian juga mengungkap hal yang sama.

    Penderitaan yang ia rasakan bukan hanya dalam bentuk fisik, tapi juga perihal gaji.

    Dewi bercerita selama bekerja sebagai satpam di rumah mewah Lawang Gintung, suaminya sering telat menerima gaji.

    (*)

    Berita selengkapnya simak video di atas.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’2′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Anggota Brimob yang Gugur di Papua Dimakamkan di TPU Polri Cikeas

    Anggota Brimob yang Gugur di Papua Dimakamkan di TPU Polri Cikeas

    JABAR EKSPRES  – Jenazah Brigadir (anumatera) Iqbal Anwar Arif yang gugur di Papua dimakamkan di TPU Polri Cikeas.

    Jenazah tiba di Satuan Latihan Korps Brimob, Cikeas, Kabupaten Bogor pada Minggu (19/1) sekitar pukul 11.25 WIB diiringi keluarga dan pelayat.

    Terlihat, mereka memadati tempat yang disediakan maupun sekitaran wilayah Taman Makam Bahagia Cikeas tersebut.

    Bertindak sebagai Inspektur Upacara (Irup) Brigjen Pol Waris Agono.

    Sebelum dikebumikan, melaksanakan penghormatan terakhir dengan penembakan ke udara sebagai simbolis.

    BACA JUGA: Polresta Bandung Gelar Patroli KRYD, Sikat Preman dan Ribuan Botol Miras di Soreang

    Saat prosesi pengembalian putra bangsa yang gugur itu ke dalam bumi pertiwi, isak tangis dan suara parau terdengar dengan jelas.

    Ketika penaburan bunga diwakili oleh keluarga, hujan yang mengguyur cukup deras. Ibunda dari Iqbal tak kuasa menahan tangis dan badannya seketika lemas.

    Anggota brimob yang hadir bergerak cepat menyediakan payung bagi keluarga duka. Salah satu anggota menyediakan, kursi roda untuk Ibunda dari brimob yang gugur di Bumi Cendrawasih.

    Prosesi pemakaman diwarnai tabur bunga oleh pihak keluarga hingga penimbunan liang lahat itu selesai sekitar pukul 12.50 WIB.

    BACA JUGA: Sejumlah Desa dan Kecamatan di Kabupaten Cirebon Terendam Banjir Akibat Luapan Sungai Cipager 

    Sebagai informasi, Brigadir (anumatera) Iqbal Anwar Arif telah gugur saat melaksanakan kewajibannya sebagai anggota kesatuan brimob akibat luka tembak dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, pada Jumat (17/1) lalu.

    Ia gugur ketika melakukan patroli rutin di wilayah Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan.

    Saat itu, anggota brimob yang tergabung dalam Satgas Damai Cartenz sedang melintas di tanjakan menggunakan dua mobil, lalu menemukan sebuah kayu yang menghalang di jalan.

    Sebelum tiba di tanjakan, melintas sebuah motor dengan dua orang sebagai pengendara.

    BACA JUGA: Disnaker KBB Ancam Beri Sanksi Tegas Bagi Perusahaan yang Tak Menaikan UMK dan UMSK

    Korban terkena luka tembak pada bagian leher dan langsung terjatuh, lalu rekanannya melakukan evakuasi ke puskesmas terdekat tetapi tidak dapat tertolong.

    Diketahui, pelaku penembakan berasal dari kelompok pimpinan Aske Mabel seorang pecatan anggota polri.

  • Dilaporkan ke Ibunya karena Kerap Pulang Larut Malam Jadi Alasan Abraham Habisi Satpam Rumahnya – Halaman all

    Dilaporkan ke Ibunya karena Kerap Pulang Larut Malam Jadi Alasan Abraham Habisi Satpam Rumahnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Abraham Michael jadi tersangka setelah membunuh satpam rumahnya sendiri, Septian, Jumat (17/1/2025) dini hari.

    Abraham yang telah ditetapkan jadi tersangka ini nekat menghabisi nyawa warga Sukabumi, Jawa Barat ini karena tak terima atas ucapan Septian.

    Diketahui, Septian bekerja di rumah milik orang tua tersangka di Lawang Gintung, Bogor Selatan, Kota Bogor, Jabar.

    Sebelum Septian ditusuk pakai pisau oleh anak majikannya, ia mencatat jam kepulangan Abraham.

    Rupaya, Abraham sering pulang larut malam dan hal tersebut dilaporkan ke majikannya, Farida Felix.

    Abraham akhirnya ditegur oleh ibunya karena kerap pulang larut malam.

    “Abraham kena omel ibunya. Ditegurlah dia karena sering pulang malam,” kata Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol Aji Riznaldi Nugroho.

    Mengutip TribunnewsBogor.com, Abraham pun heran kenapa ibunya bisa tahu tindakannya.

    “Ia (merasa) aneh ibunya tahu,” katanya.

    Hingga akhirnya, Abraham mengetahui bahwa Septian yang melaporkan hal tersebut ke ibunya.

    “Ternyata dia dilaporkan satpam,” katanya.

    Karena emosi, Abraham lantas mengumpulkan sopir, ART, dan satpam.

    Dua ART lantas disuruh pulang ke kantor halaman.

    Sementara tersangka dan korban terlibat cekcok di pos satpam hingga akhirnya terjadi penganiayaan yang menghilangkan nyawa Septian.

    “Saat subuh si tersangka membunuh Septian,” katanya.

    Incar Sopir

    Tersangka juga ternyata mengincar sopirnya.

    Abraham mengincar sopirnya lantaran sang sopir, Wawan, melihat korban Septian (37) sudah tergeletak bersimbah darah, Jumat (17/1/2024)

    Mengetahui Wawan melihat korban, Abraham lantas menghampiri Wawan.

    Keduanya pun sempat cekcok sebelum akhirnya Wawan melaporkan hal tersebut ke kantor polisi.

    Demikian yang disampaikan Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, AKP Aji Rizaldi Nugroho.

    Ia menuturkan, mulanya Wawan mendengar adanya keributan di ruangan satpam.

    “Saksi Wawan mendengar ada keributan, kemudian melihat sudah ada darah,” jelasnya, dikutip dari TribunnewsBogor.com.

    Wawan juga tak sempat melerai keributan antara Abraham dan Septian.

    “Saksi sendiri ini melihat pada saat kejadian korban sudah tergeletak di lantai bawah,” kata dia.

    Abraham yang tahu Wawan menyaksikan aksinya pun langsung menghampiri saksi di lantai atas.

    Di sana, keduanya sempat cekcok hingga akhirnya Wawan langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek bogor Selatan.

    “Terjadi keributan dan teriakan, akhirnya si tersangka masuk ke dalam rumah dan saksi melaporkan kejadian ke polsek terdekat,” katanya.

    Abraham pun telah diamankan dan ditetapkan jadi tersangka.

    Ia dikenakan pasal 338 Sub 351 Ayat 3 KUHP dengan ancaman hukuman penjara maksimal 20 tahun.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Terungkap Penyebab Anak Majikan Bunuh Satpam di Rumah Mewah Bogor, Kelakuan Pelaku Diadukan ke Ibu

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat/Vivi Febrianti/Ardhi Sanjaya)

  • Lomba foto `Bogor Street Festival Cap Go Meh` 2025 dibuka

    Lomba foto `Bogor Street Festival Cap Go Meh` 2025 dibuka

    Humas Panpel CGM-BSF 2025, Ben Mbo\’oh (kiri), Anggota Dewan Pengawas Pewarta Foto Indonesia (PFI), Hermanus Prihatna (dua dari kiri) dan anggota panpel, melakukan diskusi lanjutan dalam \”coffee morning\” di Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (18/1/2025). (ANTARA/HO-Humas BSF-CGM)

    Lomba foto `Bogor Street Festival Cap Go Meh` 2025 dibuka
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Minggu, 19 Januari 2025 – 07:19 WIB

    Elshinta.com – Ajang pergelaran pariwisata tahunan, yang pada penyelenggaraan tahun 2025 menggagas lomba foto perdana “Bogor Street Festival Cap Go Meh” (BSF CGM) resmi dibuka. Humas Panpel CGM-BSF 2025 Ben Mbo’oh dalam keterangannya di Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu, menyebutkan panitia pelaksana (panpel) telah menyiapkan total hadiah senilai Rp10 juta untuk pemenang, yakni tiga pemenang utama dan tujuh nominator terpilih.

    Ia menjelaskan pihaknya dalam diskusi lanjutan melalui “coffee morning” yang dihadiri jurnalis foto senior Hermanus Prihatna, yang pernah menjabat Kepala Divisi Pemberitaan Foto Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA dan panpel lainnya, memutuskan sejumlah syarat dan kriteria bagi calon peserta yang berminat untuk mengikuti ajang itu.

    Ben Mbo’oh menambahkan bahwa masyarakat luas, khususnya di wilayah Bogor Raya atau siapapun yang tertarik bisa mengikuti lomba dengan menyertakan karya-karya foto terbaiknya.

    “Ini adalah ajang perdana lomba foto dalam CGM-BSF, harapannya ke depan akan terus berkembang dengan inovasi-inovasi baru setelah nanti dilakukan evaluasi,” katanya.

    Sebelumnya, diskusi perdana telah dilakukan pada Kamis (9/1),  yang dihadiri langsung penggagas pawai budaya Cap Go Meh, yakni budayawan sekaligus tokoh masyarakat Tionghoa Bogor, Guntur Santoso, Hermanus Prihatna dan Dandim) 0606 Kota Bogor, Letkol (Inf) Dwi Agung Prihanto, S.Sos, M.Tr (Han).

    Beberapa ketentuan yang diputuskan itu dalam lomba foto “Road to CapGoMeh – Bogor Street Festival 2025” itu sebagai berikut:

    1. Peserta merupakan warga negara Indonesia (WNI).
    2. Foto yang diikutsertakan dalam lomba adalah foto eksplorasi “Ekosistem Surya Kencana”, yakni objek-objek apapun yang berada di sepanjang Jalan Surya Kencana hingga Jalan Siliwangi dan sekitarnya, di Kota Bogor.
    3. Objek foto antara lain yang menggambarkan seni-budaya, UMKM, bangunan-bangunan bernilai budaya yang ada di sepanjang jalan Surya Kencana, di Kota Bogor dengan tema “Ekosistem Surya Kencana Bogor”.
    4. Foto yang diikutsertakan tidak mengandung unsur SARA, tidak melanggar norma kesusilaan, tidak mengandung unsur pornografi dan kekerasan, serta tidak mengandung merek komersial, maupun melanggar undang-undang yang berlaku.
    5. Foto berwarna (full colour) tanpa “watermark” atau simbol tertentu pada foto.
    6. Foto diperkenankan menggunakan kamera DSLR, kamera saku atau “smartphone” resolusi tinggi dan tidak diperkenankan menggunakan “drone”.
    7. Editing foto hanya sebatas edit minor, antara lain: crop, brightness, contrast.
    8. Foto dibuat pada periode 20 Januari 2025 sampai 7 Februari 2025.
    9. Foto dikirimkan melalui tautan https://bit.ly/LF_CGM2025 paling lambat tanggal 7 Februari 2025, pukul 23.59 WIB dengan melampirkan:
    a. Identitas yang meliputi: nama, alamat domisili, email, dan nomor ponsel/handphone
    b. Mencantumkan judul foto dan narasi singkat (caption) pada kolom yang telah disediakan.
    10. Pemenang diumumkan pada 11 Februari 2025 Pukul 15.00 WIB
    11. Tiap peserta dapat mengirimkan maksimal 3 karya foto.
    12. File yang dikirimkan/diunggah maksimal 10Mb/file.
    13. Foto tidak sedang diikutsertakan dan/atau tidak pernah menjadi pemenang pada lomba apapun. Foto juga tidak pernah digunakan sebagai materi publikasi komersial.
    14. Peserta wajib mengikuti (follow) akun instagram: @cgmbogor_fest
    15. Semua foto yang disertakan dalam lomba, wajib diunggah di akun instagram peserta — di feed bukan IG stories — dengan tag ke akun @cgmbogor_fest dan 
    menggunakan tagar #LF_RoadtoCGM2025 #CGMBogorStreetFestival2025.
    16. Foto yang dikirim original, tidak rekayasa, tidak duplikatif, tidak replikatif, dan tidak reproduksi. Nominasi pemenang akan dihubungi panitia untuk mengirimkan foto asli dan surat pernyataan keaslian foto.
    17. Panitia berhak menggugurkan karya foto serta membatalkan dan mengganti pemenang apabila diketahui tidak sesuai dengan kriteria lomba.
    18. Panitia berhak menggunakan/mempublikasikan foto yang masuk ke panitia untuk kepentingan nonkomersial Panitia Pelaksana. Panitia pelaksana dibebaskan dari tuntutan pihak ketiga apabila foto diperlukan untuk keperluan tersebut.
    19. Keputusan Panitia lomba tidak dapat diganggu gugat.
    20. Hadiah pemenang sebagai berikut:
    • Pemenang I  : Sertifikat dan Dana Pembinaan  Rp3.000.000
    • Pemenang II : Sertifikat dan Dana Pembinaan  Rp2.000.000 
    • Pemenang III : Sertifikat dan Dana Pembinaan Rp1.000.000 
    • 7 Nominasi Terbaik : @ Rp.500.000 

    Untuk Dewan Juri:
    • Hermanus Prihatna (Anggota Dewan Pengawas Pewarta Foto Indonesia/PFI)
    • Tagar Siagian (Pengajar Sekolah Jurnalisme Indonesia)
    • Andi Muh Ridwan (Ketua PFI Bogor)
    21. Lomba ini tidak dipungut biaya.
    Untuk pertanyaan seputar lomba dapat dikirimkan melalui email: bogorcapgomeh@gmail.com atau WA: 0881081506062.

     

    Sumber : Antara