kab/kota: Bogor

  • Abraham Michael Beli Pisau sebelum Bunuh Satpam, Korban Alami 22 Luka Tusukan – Halaman all

    Abraham Michael Beli Pisau sebelum Bunuh Satpam, Korban Alami 22 Luka Tusukan – Halaman all

    Abraham Michael membeli pisau sebelum melakukan pembunuhan sadis, simak kronologinya.

    Tayang: Senin, 20 Januari 2025 19:55 WIB

    TribunnewsBogor.com Rahmat Hidayat

    Abraham Michael, anak Pengacara Farida Felix, dihadirkan dalam rilis kasus dugaan pembunuhan satpam yang menjeratnya, di Polresta Bogor Kota Senin (20/1/2025). 

    TRIBUNNEWS.COM – Pembunuhan sadis yang menewaskan satpam Septian (37) terjadi di rumah mewah Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Timur, Jumat (17/1/2025).

    Tersangka, Abraham Michael, telah merencanakan aksi kejam tersebut enam jam sebelum kejadian.

    Menurut informasi dari pihak kepolisian, Abraham membeli pisau yang digunakan untuk membunuh Septian pada Kamis (16/1/2025) pukul 20.05 WIB.

    “Kita dapatkan struk pembelian pisau. Ini pada pukul 20.05. Tersangka ini membeli barang barang melakukan tindakan tersebut (pembunuhan),” kata Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota AKP Aji Riznaldi Nugroho kepada wartawan, Senin (20/1/2025).

    Aji menjelaskan, Abraham merasa kesal karena Septian sering mengadukan perilakunya yang kerap pulang malam kepada sang ibu.

    Pembunuhan terjadi pada Jumat sekira pukul 02.30 WIB saat Septian sedang tidur.

    Abraham langsung menikam Septian tanpa perlawanan, karena korban terbangun dalam keadaan terkejut.

    Sebanyak 22 tusukan terdapat di tubuh Septian.

    Adapun satu luka fatal di leher bagian kiri yang menjadi penyebab kematiannya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Abraham Michael Beli Pisau sebelum Bunuh Satpam, Korban Alami 22 Luka Tusukan – Halaman all

    Abraham Michael Sudah Rencanakan Bunuh Satpam Rumahnya, Dieksekusi saat Korban Tidur – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Abraham Michael mengaku sudah merencanakan aksinya untuk membunuh satpam rumahnya, Septian (37), di Bogor, Jawa Barat, pada Jumat (17/1/2025) pagi lalu. 

    Hal itu diungkapkan Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota AKP Aji Riznaldi Nugroho saat rilis kasus dugaan anak majikan bunuh satpam ini pada Senin (20/1/2025).

    Untuk diketahui, tersangka Abraham Michael adalah anak dari pengacara Farida Felix.

    Sedangkan korban Septian merupakan satpam yang bekerja di rumah Farida Felix di Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat.

    Berdasarkan penyelidikan polisi, Abraham Michael sempat membeli pisau sebelum digunakan untuk membunuh Septian.

    “Kita dapatkan struk pembelian pisau. Ini pada pukul 20.05. Tersangka ini membeli barang barang melakukan tindakan tersebut (pembunuhan),” kata Aji kepada wartawan di Mako Polresta Bogor Kota, Senin, dilansir dari TribunnewsBogor.com.

    Septian sendiri dihabisi nyawanya sekitar pukul 02.30 WIB, dengan cara ditusuk beberapa kali.

    Saat itu, korban sedang tertidur dan langsung ditikam oleh Abraham Michael.

    “Tidak ada perlawanan. Karena baru dibangunkan tidurnya dan dia (korban) kaget,” ungkapnya.

    Motif Abraham Michael tega menghabisi nyawa Septian yakni tersangka kesal pada korban yang disebut sering mengadukannya ke Farida Felix karena sering pulang larut malam.

    Hasil Autopsi Korban

    Dalam kesempatan itu, polisi juga mengungkapkan hasil autopsi korban Septian yang ditemukan tewas dengan sejumlah luka tusuk.

    Di tubuh korban, terdapat 22 tusukan pisau.

    “Hasil autopsi korban berdasarkan hasil autopsi terdapat 22 luka,” ujar Aji.

    Dari semua luka itu, ada satu luka yang membuat nyawa Septian melayang. Luka itu terdapat di leher bagian kiri korban.

    “Dari hasil ini, penyebab kematian berdasarkan gorokan terakhir yang dilakukan tersangka di bagian leher,” jelasnya.

    “Memang korban ini dalam keadaan tertidur. Kemudian, dibangunkan oleh tersangka dilakukan penusukan sampai terakhir di bagian leher,” pungkasnya.

    Atas perbuatannya, tersangka Abraham Michael dijerat Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan subsider Pasal 351 ayat (3) KUHP tentang penganiayaan yang berakibat kematian dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Sudah Berencana Membunuh Septian, Abraham Beli Pisau 6 Jam Sebelum Tusuk Satpam Rumah Mewah Bogor

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat)

  • Program Kesehatan Gratis, Bogor Segera Kumpulkan Kepala Puskesmas dan Camat
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        20 Januari 2025

    Program Kesehatan Gratis, Bogor Segera Kumpulkan Kepala Puskesmas dan Camat Bandung 20 Januari 2025

    Program Kesehatan Gratis, Bogor Segera Kumpulkan Kepala Puskesmas dan Camat
    Editor
    KOMPAS.com 
    – Penjabat Bupati Bogor,
    Bachril Bakri
    , menegaskan komitmennya untuk mendukung Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) yang merupakan salah satu prioritas
    Presiden Prabowo Subianto
    .
    Pernyataan tersebut disampaikan setelah ia mengikuti rapat koordinasi nasional mengenai sosialisasi program PKG dan pengendalian inflasi, yang dilaksanakan secara virtual di Sekretariat Daerah, Cibinong, pada hari Senin.
    Dalam rapat tersebut, Bachril beserta jajaran Pemerintah Kabupaten Bogor menerima arahan dari Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan terkait pelaksanaan program PKG.
     
    “Segera kita tindaklanjuti program tersebut, dengan memberikan arahan dan membuat surat edaran kepada seluruh jajaran perangkat daerah di Kabupaten Bogor untuk pelaksanaannya,” ungkap Bachril.
    Selanjutnya, ia menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Bogor akan mengadakan rapat koordinasi dengan seluruh kepala Puskesmas dan Camat se-Kabupaten Bogor untuk membahas pelaksanaan program ini.
    “Kami juga menerima arahan dari Menteri Dalam Negeri untuk mengendalikan inflasi di daerah, di antaranya melakukan inspeksi mendadak ke pasar guna mengawasi harga kebutuhan pokok di tengah masyarakat,” tambahnya.
    Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menjelaskan bahwa PKG merupakan bagian dari Astacita Presiden Prabowo, yang ditujukan untuk sekitar 280 juta rakyat Indonesia, mulai dari bayi hingga lansia.
    “Sebagian besar kasus kematian akibat penyakit di Indonesia merupakan kasus yang dapat dicegah,” kata Budi Gunadi.
    Ia menekankan bahwa Presiden Prabowo Subianto sangat memperhatikan pentingnya pencegahan penyakit dan pemeriksaan kesehatan gratis ini untuk mengurangi angka kematian akibat penyakit.
     
    “Dengan adanya deteksi dini, skrining kesehatan, dan cek kesehatan gratis untuk seluruh lapisan masyarakat, kesehatan tidak hanya sebatas mengobati orang sakit, melainkan juga menekankan upaya promotif dan preventif yang jauh lebih penting dibandingkan tindakan kuratif,” paparnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tangis Pengacara Farida Felix Ingin Berlutut Minta Maaf pada Keluarga Satpam yang Dibunuh Anaknya – Halaman all

    Tangis Pengacara Farida Felix Ingin Berlutut Minta Maaf pada Keluarga Satpam yang Dibunuh Anaknya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tangis pengacara Farida Felix pecah saat Polresta Bogor Kota merilis kasus dugaan pembunuhan yang menjerat anaknya, Abraham Michael, Senin (20/1/2025).

    Abraham Michael ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan terhadap Septian (37), satpam di rumah Farida Felix di Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/1/2025).

    Adapun dalam rilis kasus hari ini, Farida Felix mengungkapkan putranya itu dalam kondisi di bawah pengaruh obat-obatan saat menghabisi nyawa satpam rumahnya.

    Sambil menangis, Farida Felix juga mengungkap niatnya untuk bertemu dengan keluarga korban.

    “Itu membuat kepedihan yang sangat mendalam dalam hati saya,” kata Farida Felix, Senin, dilansir TribunnewsBogor.com.

    Pengacara tersebut mengaku ingin bertemu keluarga Septian untuk meminta maaf.

    Pengacara Farida Felix hadir saat Polresta Bogor Kota merilis kasus dugaan pembunuhan yang menjerat anaknya, Abraham Michael, Senin (20/1/2025). (TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat)

    “Saya sebenarnya ingin bertemu keluarga Septian, ingin sekali bertemu, tapi saya gak tahu rumahnya, saya gak tahu alamatnya, saya gak tahu nomor teleponnya, saya gak tahu menghubunginya,” ujar Farida Felix.

    “Kalau bisa bagaimana orang tuanya saya bertemu, saya berlutut minta maaf kepada ibunya Septian, karena anak saya melakukan itu di bawah kontrol obat-obat yang dimakannya,” imbuhnya.

    Menurut Farida Felix, Septian merupakan sosok yang baik.

    “Jadi saya sangat sedih, Septian itu anak baik, dia selalu mengucapkan selamat pagi Bu, selamat malam Bu. Saya berharap saya bisa bertemu dengan orang tua Septian dengan istri Septian, saya meminta maaf berlutut di hadapan mereka,” ungkap Farida Felix.

    Motif Tersangka

    Diberitakan sebelumnya, polisi mengungkap penyebab Abraham Michael tega menusuk Septian berkali-kali hingga tewas.

    Sebagai informasi, Septian adalah warga Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat, yang sudah 5 bulan bekerja sebagai satpam di rumah Farida Felix di Bogor.

    Sebagai seorang satpam, Septian setiap harinya harus mencatat siapa saja yang keluar masuk ke rumah tersebut.

    Catatan itu kemudian dilaporkan kepada majikannya, Farida Felix.

    Diketahui, dua malam terakhir, Septian mencatat jam kepulangan tersangka Abraham Michael yang sering pulang larut malam.

    Atas laporan Septian, Farida Felix pun menegur tersangka.

    “Abraham kena omel ibunya. Ditegurlah dia karena sering pulang malam,” kata Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, Kompol Aji Riznaldi Nugroho, Sabtu (18/1/2025).

    Abraham Michael merasa heran ibunya bisa mengetahui tindakannya.

    “Ia (merasa) aneh ibunya tahu,” ucapnya.

    Kemudian, Abraham Michael mengetahui, Septianlah yang melaporkan kepada ibunya.

    “Ternyata dia dilaporkan satpam,” sebutnya.

    Karena emosi, Abraham Michael langsung mengumpulkan sopir, ART juga satpam.

    Dua asisten rumah tangga (ART) bahkan ia suruh pulang ke kampung halaman.

    Malam itu kemudian terjadi cekcok antara Abraham Michael dengan sang satpam Septian.

    Sampai Abraham Michael nekat menghabisi nyawa Septian di ruang satpam.

    “Saat subuh si tersangka membunuh Septian,” jelasnya.

    Akibat hujaman pisau, Septian mengalami luka pada perut. Disebutkan tersangka menusuk korban hingga 20 kali.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Tangis Pemilik Rumah Mewah Bogor Bongkar Alasan Anak Bunuh Satpam Septian, Bukan Gangguan Jiwa

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunnewsBogor.com/Sanjaya Ardhi)

  • Kapolresta Bogor Pastikan Anak Pengacara Pembunuh Satpam Tak Diistimewakan

    Kapolresta Bogor Pastikan Anak Pengacara Pembunuh Satpam Tak Diistimewakan

    Bogor

    Kapolresta Bogor Kota Kombes Eko Prasetyo memastikan tidak ada perlakuan khusus kepada Abraham Michael Mangaraja Gandatua (26), tersangka kasus pembunuhan satpam Septian (37). Eko mengatakan Abraham akan diperlakukan sebagaimana tahanan lainnya.

    “Tidak ada, tidak ada perilaku istimewa (terhadap Tersangka Abraham), tidak ada,” kata Eko ketika menggelar jumpa pers pengungkapan kasus majikan bunuh satpam di Mapolresta Bogor Kota, Jawa Barat, Senin (20/1/2025).

    Sebelumnya, Kombes Eko menegaskan pihaknya tidak akan memberi ruang terhadap pelaku tindak kejahatan di Kota Bogor. Kombes Eko juga menyatakan tidak akan pandang bulu dalam menegakkan hukum.

    “Pada intinya jajaran Polresta Bogor Kota tidak ada ruang bagi pelaku, bagi semua tindak pidana kekerasan dan lainnya di Kota Bogor, semua akan kami tindak tegas dan tidak pandang bulu,” tegasnya.

    Abraham sendiri saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan itu. Dia dijerat dengan pasal pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati.

    Penjelasan Abrahan Tak Diborogol

    Eko kemudian menjelaskan terkait foto dan video yang beredar yang memperlihatkan Abraham Michael tak diborgol ketika dibawa ke Pokresta Bogor Kota. Eko menyebutkan saat itu Abraham masih berstatus saksi dan pihaknya belum mengetahui siapa pelaku pembunuhan tersebut.

    “Bahwa kemudian kami mintai keterangan, pada saat kami mintai keterangan, kemudian proses naik ke pemeriksaan, kita bisa mengerucut bahwa saudara A (Abraham) ini adalah tersangka utamanya, baru kita lakukan penahanan dan sebagainya,” lanjutnya.

    Polisi menghadirkan tersangka Abraham Michael, majikan yang tega membunuh satpam di Kota Bogor. (M Solihin/detikcom)

    Hal serupa juga diungkap Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota AKP Aji Riznaldi. Menurutnya, momen Abraham berjalan tampa borgol dibukakan pintu mobil oleh polisi ketika akan dimintai keterangan.

    “Nah untuk istilah diistimewakan kenapa pintu itu harus dibukakan (oleh anggota), harus dibuka dari luar, karena pintu mobil patroli itu ada safety door-nya. Tidak bisa dibuka dari dalam, jadi hanya bisa dibuka dari luar,” imbuhnya.

    Farida Felix Minta Maaf

    Pengacara Farida Felix selaku ibunda Abraham menyampaikan permintaan maafnya. Sambil bercucuran air mata, Farida Felix pun menyampaikan keinginannya untuk bertemu dengan keluarga Septian untuk meminta maaf secara langsung.

    “Saya (akan) berlutut saya minta maaf kepada ibunya Septian, karena anak saya melakukan itu di bawah kontrol obat-obat yang dimakannya,” kata Farida Felix di Mapolresta Bogor Kota, Senin (20/1).

    Farida Felix mengaku sangat merasa sedih atas peristiwa ini. Di matanya, Septian adalah satpam yang baik.

    “Jadi saya sangat sedih, sangat sedih. Septian itu anak yang baik, dia selalu mengucapkan ‘Selamat pagi bu, selamat malam bu’, itu yang selalu diucapkan dia kepada saya,” ucapnya.

    (mea/bar)

  • Dodol Imlek di Rangkasbitung Laris Manis, Keluarga Uung Raup Cuan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        20 Januari 2025

    Dodol Imlek di Rangkasbitung Laris Manis, Keluarga Uung Raup Cuan Regional 20 Januari 2025

    Dodol Imlek di Rangkasbitung Laris Manis, Keluarga Uung Raup Cuan
    Tim Redaksi
    LEBAK, KOMPAS.com
    – Usaha pembuatan dodol di
    Rangkasbitung
    , Kabupaten Lebak, Banten, semakin sibuk menjelang perayaan Tahun Baru
    Imlek
    2025. Dodol menjadi penganan khas yang identik dengan perayaan Imlek bagi warga Tionghoa.
    Keluarga Uung, salah satu perajin dodol di Rangkasbitung. Mereka sudah memproduksi dodol sejak 1980. Usaha tersebut dijalankan di rumah mereka, di Kampung Bang Arum, Desa Jatimulya, Kecamatan Rangkasbitung.
    Uung mengatakan bahwa mereka hanya memproduksi dodol setahun sekali, menjelang Imlek.
    “Dua minggu sebelum Imlek, kami sudah mulai buat karena pesanan mulai masuk. Setiap tahun hanya saat Imlek saja kami buat,” kata Uung kepada
    Kompas.com
    , Senin (20/1/2025).
    Dalam satu hari, Uung dan istrinya, Pince, dapat membuat hingga 25 kilogram dodol. Mereka memulai produksi dua kali sehari, yaitu pukul 01.00 dini hari dan pukul 09.00 pagi.
    Satu adonan dodol dapat selesai dalam waktu sekitar lima jam, mulai dari pengadukan hingga pengemasan.
    “Kami menjual dodol kemasan, khasnya di sini dodol kemasan ini, laris manis dicari karena kata pembeli sih rasanya enak dan khas,” kata Uung.
    Pembeli dodol buatan Uung tidak hanya berasal dari Rangkasbitung, tetapi juga dari luar kota, seperti Pandeglang, Serang, Bogor, hingga Sukabumi.
    Dodol ini menjadi penganan wajib yang harus ada di setiap rumah warga Tionghoa saat Imlek dan Cap Go Meh.
    “Dodol dipakai untuk hantaran dan suguhan antar warga Tionghoa atau persembahan bagi orang yang sudah meninggal,” ujar Uung.
    Dodol buatan keluarga Uung tersedia dalam dua rasa, yakni original dan durian, dengan harga satu buah dodol dijual seharga Rp 20.000.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ibunda Abraham Ingin Berlutut Minta Maaf kepada Keluarga Septian, Sebut Anaknya dalam Pengaruh Obat – Halaman all

    Ibunda Abraham Ingin Berlutut Minta Maaf kepada Keluarga Septian, Sebut Anaknya dalam Pengaruh Obat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Farida Felix, ibunda Abraham Michael, tak kuasa menahan kesedihan. Ia menangis.

    Baginya, pembunuhan Septian, satpam yang bekerja di rumah mewah miliknya, yang dilakukan oleh Abraham, adalah sebuah kepedihan.

    Secara pribadi, sebagai ibunda Abraham, ia ingin menyampaikan maaf kepada keluarga Septian.

    “Kalau bisa, saya ingin bertemu orang tuanya, saya berlutut minta maaf kepada ibunya Septian,” ucap Farida yang diketahui berprofesi sebagai pengacara, seperti diberitakan Tribunnewsbogor.com.

    Farida Felix dan Abraham Michael, anaknya.(kolase Tribunnewsbogor.com)

     

    Menurut dia, Septian adalah sosok yang baik dan selalu menyapanya dengan takzim.

    “Saya sangat sedih, Septian itu anak baik. Saya berharap bertemu orang tua Septian dan istri Septian, saya meminta maaf, berlutut di hadapan mereka,” sambungnya.

    Farida menduga Abraham kehilangan kendali dan nekat menghabisi nyawa Septian karena tak lepas dari pengaruh obat-obatan.

    “Anak saya melakukan itu di bawah kontrol obat-obat yang dimakannya,” kata Farida Felix.

    Namun, Farida mengaku tidak tahu alamat keluarga Septian. Ia juga tak memiliki nomor kontak mereka.

    Keluarga Septian minta pelaku dihukum setimpal perbuatannya

    Dewi, istri Septian, menuntut keadilan. Ia berharap pelaku pembunuhan suaminya dihukum setimpal perbuatannya.

    Sebab, kehilangan Septian sangat berat baginya. Apalagi Septian adalah tulang punggung keluarga.

    “Minta keadilan buat pelaku, dihukum setimpal. Karena suami saya tulang punggung keluarga saya,” kata Dewi.

    Selama bekerja di rumah mewah Lawang Gintung Bogor, Septian kerap menerima perlakuan tidak etis.

    Bahkan gaji yang menjadi haknya pun sering kali telat dibayar.

    “Nanti abis lebaran mau pindah kerja udah gak betah di sini, ibu mulai cerewet, mulai arogan. Kalau gaji iya telat 2 minggu kadang lebih,” ungkap Dewi.

    Septian juga sempat mengungkap kejadian tak mengenakkan yang dialaminya sebelum tewas dibunuh anak pengacara di rumah mewah Lawang Gintung Bogor.

    Farida Felix memerintahkan Septian mencatat semua orang yang keluar dan masuk rumah mewah Bogor.

    Sedangkan Abraham Michael sering kali pulang dan pergi sampai larut malam.

    Hal tersebut memicu kemarahan Farida pada Abraham.

    Tak terima kenal omel ibunya, Abraham melampiaskan kemarahannya pada Septian.

    Sementara Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota AKP Aji Riznaldi mengungkap bahwa sebenarnya Abraham Michael merupakan seorang pengangguran.

     

    Sumer: Tribunnewsbogor

  • Ini Tampang Anak Majikan Tanpa Penyesalan Bunuh Sekuriti di Bogor

    Ini Tampang Anak Majikan Tanpa Penyesalan Bunuh Sekuriti di Bogor

    loading…

    Tersangka pembunuhan sekuriti di Kota Bogor bernama Abraham ditampilkan di Polresta Bogor Kota, Senin (20/1/2025). Foto: SINDOnews/Putra Ramadhani Astyawan

    BOGOR – Tersangka pembunuhan sekuriti di Kota Bogor bernama Abraham ditampilkan ke publik. Tidak ada raut wajah penyesalan dari pria berumur 27 tahun itu.

    Abraham digiring polisi menuju Aula Polresta Bogor Kota untuk dihadirkan dalam konferensi pers. Abraham mengenakan baju tahanan berwarna oranye dan kedua tangan diborgol.

    Lalu, masker yang dikenakan Abraham dilepas. Tersangka berdiri dengan tegap sembari menatap tajam ke arah depan dan tidak terlihat ekspresi penyesalahan atas pembunuhan yang telah dilakukannya kepada korban Septian.

    “Motif tersangka kesal terhadap korban. Septian mengadu kepada ibu tersangka karena pulang malam sehingga tersangka sering dimarahi ibunya,” ujar Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Eko Prasetyo, Senin (20/1/2025).

    Saat ini, tersangka Abraham ditahan di Polresta Bogor Kota. Atas perbuatannya, tersangka dijerat pasal berlapis yakni Pasal 340 KUHP dan atau Pasal 338 KUHP dan atau Pasal 351 Ayat 3 KHUP.

    “Dengan ancaman hukuman paling lama 20 tahun atau penjara seumur hidup,” ucapnya.

    Seperti diberitakan, sekuriti Septian ditemukan tewas bersimbah darah di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jumat, 17 Januari 2025.

    Korban ditemukan dalam kondisi bersimbah darah di pos sekuriti rumah mewah yang dijaganya pukul 04.30 WIB. Polisi yang mendapat laporan bergegas menuju lokasi kejadian.

    Polisi menetapkan anak majikan sebagai tersangka. Tersangka juga menjalani tes urine dan hasilnya positif menggunakan tembakau sintetis.

    (jon)

  • Anak Majikan Bunuh Satpam di Bogor karena Diadukan ke Ibunya Sering Pulang Malam
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        20 Januari 2025

    Anak Majikan Bunuh Satpam di Bogor karena Diadukan ke Ibunya Sering Pulang Malam Megapolitan 20 Januari 2025

    Anak Majikan Bunuh Satpam di Bogor karena Diadukan ke Ibunya Sering Pulang Malam
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Abraham, membunuh satpam bernama Septian (37) di Kota Bogor, karena diduga kesal sering dilaporkan ke ibundanya sering pulang malam oleh korban.
    Abraham merupakan anak majikan tempat Septian bekerja.
    “Motifnya untuk sementara karena sakit hati karena korban ini sering melaporkan tersangka ke ibunya suka pulang malam,” ujar Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota AKP Aji Riznaldi, di Mapolresta Bogor Kota, Senin (20/1/2025).
    Karena kesal, Abraham saat itu membangunkan Septian yang tengah tertidur. Kemudian, keduanya sempat terlibat percekcokan.
    “Jadi memang tidak ada perlawanan karena korban ketika itu sedang tidur, kemudian dibangunkan oleh tersangka lalu dilakukan penusukan,” kata Aji.
    Berdasarkan hasil pemeriksaan, Abraham sempat membeli pisau sebelum akhirnya membunuh Septian. Peristiwa pembunuhan ini diketahui oleh karyawan lainnya.
    “Kejadian (pembunuhan) itu sempat disaksikan oleh karyawan yang lain. Kemudian mereka langsung melaporkan ke pihak kepolisian,” ucap dia.
    Akibat kejadian ini, korban mengalami luka tusuk di beberapa bagian tubuhnya.
    “Hasil otopsi terdapat 22 luka di tubuh korban,” ungkap Aji.
    Sebelumnya, Kepolisian Resor Bogor Kota menetapkan A alias Abraham sebagai tersangka kasus pembunuhan terhadap Septian (37), seorang satpam rental mobil di Lawang Gintung, Bogor Selatan, Kota Bogor.
    Hubungan antara pelaku dengan korban adalah majikan dan karyawan. Korban bekerja di PT Laduta Car Rental, sebuah perusahaan rental mobil yang merupakan milik orangtua pelaku.
    Akibat perbuatannya, Abraham terancam dijerat Pasal 338 subsider Pasal 351 ayat 3 tentang pembunuhan dengan ancaman penjara 15 tahun.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Perampok Toko Kosmetik di Cempaka Putih Sempat Culik dan Siksa Pegawai
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        20 Januari 2025

    Perampok Toko Kosmetik di Cempaka Putih Sempat Culik dan Siksa Pegawai Megapolitan 20 Januari 2025

    Perampok Toko Kosmetik di Cempaka Putih Sempat Culik dan Siksa Pegawai
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kawanan perampok toko kosmetik di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, sempat membawa karyawan toko berinisial DS (30) usai mereka melancarkan aksinya.
    “Pelapor (DS) dimasukkan ke dalam mobil Avanza milik terlapor,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi dalam keterangannya, Senin (20/1/2025).
    Kepada korban, salah satu pelaku mengatakan bahwa mereka akan membawanya ke Polsek Cempaka Putih.
    “Tetapi (korban malah) dibawa ke sekitar Bogor, Jawa Barat. Ketika di dalam mobil, pelapor dipukuli, disiksa,” ujar Ade Ary.
    Pada saat di dalam mobil, DS menghubungi pemilik toko kosmetik berinisial ZH (43) karena para pelaku meminta uang tebusan senilai Rp 30 juta.
    “Karena tidak dituruti, akhirnya pelapor diturunkan di tengah jalan di wilayah Bogor, Jawa Barat. Selanjutnya, kejadian tersebut dilaporkan ke Polsek Metro Cempaka Putih,” ungkap dia.
    Diberitakan sebelumnya, sebuah toko kosmetik di Jalan Pangkalan Asem, RT 01/RW 01, Cempaka Putih Barat, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, dirampok pada Jumat (17/1/2025) pukul 18.00 WIB.
    Peristiwa
    perampokan
    bermula ketika sebanyak tiga pelaku tiba-tiba turun dari mobil Toyota Avanza berwarna silver lalu memasuki toko. Salah satu pelaku menemui korban sekaligus karyawan berinisial DS (30).
    “Lalu (pelaku) memukuli pelapor, menunjukkan senpi (senjata api),” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi dalam keterangannya, Senin (20/1/2025).
    Sementara itu, pelaku lain mengacak-acak toko dan mengambil barang yang mereka perlukan.
    Tanpa banyak bicara, pelaku langsung merampas uang tunai sebesar Rp 1.200.000 milik toko serta mengambil dompet milik DS yang berisi kartu tanda penduduk dan uang tunai senilai Rp 200.000.
    “(Mereka juga) mengambil ponsel merek Infinix Smart 8 Pro warna hitam dan mengambil yang yang ada di aplikasi (ponsel tersebut) sebesar Rp 1,1 juta,” ungkap Ade Ary.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.