kab/kota: Bogor

  • BPBD DKI kerahkan personel guna monitor kondisi banjir

    BPBD DKI kerahkan personel guna monitor kondisi banjir

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan pihaknya telah mengerahkan personel untuk memonitor kondisi banjir di setiap wilayah Jakarta.

    “BPBD juga memberikan bantuan logistik bagi masyarakat terdampak banjir yang mengungsi,” kata Isnawa dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

    Selain itu, BPBD DKI Jakarta juga berkoordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan serta memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat.

    “Genangan ditargetkan surut dalam waktu cepat,” katanya.

    BPBD DKI juga telah menyalurkan bantuan makanan, air mineral, selimut dan perlengkapan keluarga, termasuk peralatan anak-anak atau “kidsware” kepada korban banjir.

    BPBD DKI Jakarta mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan. Dalam keadaan darurat, segera hubungi nomor telepon 112.

    Sejumlah wilayah di Jakarta masih tergenang pada Selasa pagi ini. Genangan disebabkan tingginya intensitas hujan yang terjadi di kawasan hulu pada Minggu (2/3) dan Senin (3/3) malam hingga status Bendung Katulampa di Bogor, Jawa Barat sempat menyentuh level siaga 1.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat genangan terjadi di 62 RT dan empat ruas jalan hingga Selasa (4/3) pukul 09.00 WIB.

    Berikut wilayah terdampak:

    • Jakarta Barat: 10 RT, ketinggian 30-90 cm (Rawa Buaya, Kedoya Selatan, Kembangan Selatan).

    • Jakarta Selatan: 30 RT, ketinggian 30-330 cm (Pondok Pinang, Pengadegan, Rawajati, Cilandak Timur, Pejaten Timur, Bintaro, Kebon Baru).

    • Jakarta Timur: 22 RT, ketinggian 60-500 cm (Bidara Cina, Cipinang Muara, Kampung Melayu, Bale Kambang, Cawang, Cililitan, Gedong).

    Sementara jalan tergenang sebagai berikut:

    1. Jalan Basoka Raya, Joglo, Jakarta Barat (50 cm)

    2. Jalan Strategi Raya, Joglo, Jakarta Barat (50 cm)

    3. Jalan Puri Kembangan, Kedoya Selatan, Jakarta Barat (20 cm)

    4. Jalan Puri Mutiara, Cilandak Barat, Jakarta Selatan (100 cm).

    Genangan di beberapa wilayah juga diketahui sudah surut, termasuk 23 RT di Kampung Melayu, 4 RT di Tanjung Barat, 3 RT di Lenteng Agung, dan 2 RT di Srengseng Sawah.

    Isnawa mengatakan, tercatat 1.201 jiwa mengungsi di sekolah, masjid, RPTRA dan ruko. Lokasi pengungsian berada di Kampung Melayu, Bidara Cina, Cawang, Pejaten Timur dan Cilandak Timur.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • 6 Jembatan Putus Imbas Banjir Bandang Cisarua, Wamen PU Wanti-wanti Hal Ini

    6 Jembatan Putus Imbas Banjir Bandang Cisarua, Wamen PU Wanti-wanti Hal Ini

    Jakarta

    Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana Kusumastuti menemukan terdapat enam jembatan yang putus akibat bencana banjir di Desa Tugu, Cisarua, Kabupaten Bogor. Salah satu di antara keenam jembatan tersebut ialah Jembatan Hankam.

    Jembatan Hankam berada di jalan kabupaten yang menjadi akses utama penghubung Desa Lewimalang dan Jogjogan. Diana mengingatkan, pembangunan jembatan yang menyeberangi sungai harus terlebih dahulu mendapat rekomendasi teknis dari Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PU.

    “Terdapat 6 jembatan yang putus,” kata Diana, dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (4/2/2025).

    “Saya juga menghimbau dalam membangun jembatan yang menyeberangi aliran air/sungai, harus terlebih dahulu mendapat rekomendasi teknis dari Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PU. Saya lihat sungai-sungai ini terhalang oleh konstruksi jembatan,” sambungnya.

    Hal ini disampaikan Diana saat meninjau lokasi pengungsian masyarakat terdampak bencana banjir di Desa Tugu, Cisarua, Kabupaten Bogor. Intensitas hujan yang tinggi di wilayah Puncak Bogor mengakibatkan debit air di wilayah hulu Sungai Ciliwung terus meningkat sehingga sungai air menggenangi permukiman warga dan merusak beberapa jembatan.

    Diana juga menyampaikan rasa prihatin atas peristiwa bencana banjir yang menimpa masyarakat karena hujan deras yang cukup tinggi mengakibatkan banjir bandang dan kerusakan jembatan sebagai akses warga.

    “Saya mengucapkan prihatin kepada masyarakat yang terdampak bencana, baik yang masih di pengungsian atau pun yang sudah pulang ke rumah,” ujar Diana.

    Ia juga menaruh perhatian pada penyempitan sungai lantaran banyak rumah di kawasan tersebut. Ia pun mengimbau kepada warga agar tidak tinggal di bantaran sungai karena akan mempersempit badan sungai.

    “Saya melihat bahwa sungai yang dulunya lebar, sekarang menjadi sempit karena banyak sekali rumah-rumah di bantaran sungai. Air itu tentunya mencari jalannya sendiri, sehingga harapan saya jangan dihuni,” katanya.

    Menurutnya, langkah-langkah penanganan pasca banjir Sungai Ciliwung di wilayah Cisarua ini harus segera dilakukan dengan berkoordinasi lintas sektoral bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat maupun Pemerintah Kabupaten Bogor, termasuk upaya relokasi warga yang tinggal di badan sungai.

    Lihat juga Video: Banjir Bandang-Longsor Terjang Kawasan Puncak Bogor

    (shc/kil)

  • Hujan Lebat dan Banjir Mengancam, BMKG Tekankan Ini

    Hujan Lebat dan Banjir Mengancam, BMKG Tekankan Ini

    JABAR EKSPRES – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan pentingnya respons cepat dari pemerintah daerah dalam menindaklanjuti peringatan dini cuaca ekstrem yang telah dikeluarkan.

    Dalam beberapa hari terakhir, hujan dengan intensitas sangat lebat hingga ekstrem telah terjadi di sejumlah wilayah, termasuk Provinsi Jawa Barat.

    Bahkan, hujan deras yang terjadi menyebabkan luapan air di beberapa daerah, seperti Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kota Cirebon, Kota Bandung, hingga Kabupaten Bogor.

    Menanggapi hal tersebut, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati melalui Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu mengatakan, peran serta pemerintah daerah dalam mitigasi bencana sangat krusial.

    BACA JUGA: Kali Ciliwung Meluap! Permukiman di Kampung Melayu Jakarta Timur Terendam Banjir Setinggi 1-2 Meter

    “Terutama dalam memastikan bahwa setiap peringatan dini ditindaklanjuti dengan langkah antisipatif di lapangan,” katanya melalui keterangan tertulis, Selasa (4/3).

    Diketahui, belum lama ini musibah bencana banjir bandang menerjang wilayah Kampung Pensiunan, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor pada Minggu, 2 Maret 2025 kemarin.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Jabar Ekspres, banjir bandang terjadi akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut. Adapun data korban tercatat, sebanyak 119 kepala keluarga (KK) dan 423 jiwa yang terdampak bencana.

    Rahayu atau akrab disapa Ayu menerangkan, peringatan dini bukan sekadar informasi, tetapi juga seruan untuk tindakan nyata.

    Menurutnya, kecepatan dan kesiapan dalam merespons peringatan dini cuaca ekstrem sangat menentukan upaya mitigasi risiko, baik dari segi korban jiwa maupun kerugian materiil.

    “Kami terus menyampaikan peringatan dini cuaca ekstrem melalui berbagai kanal komunikasi resmi, termasuk website, aplikasi mobile, sms blasting dan media sosial BMKG,” terang Ayu.

    “Namun, efektivitas peringatan dini ini sangat bergantung pada kesiapan daerah dalam meresponsnya dengan langkah konkret,” tambahnya.

    Dalam keterangan tertulisnya, Ayu memaparkan, diperlukan koordinasi yang lebih erat antara pemerintah daerah dan masyarakat guna meminimalkan risiko bencana hidrometeorologi secara lebih cepat dan efektif.

    “Dengan meningkatnya aktivitas atmosfer ini, BMKG mengimbau masyarakat di wilayah terdampak untuk tetap waspada terhadap potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat, angin kencang, hingga kemungkinan banjir di daerah rawan,” pungkasnya. (Bas)

  • 5 Cerita Warga Jakarta yang Rumahnya Kebanjiran, Ani: Awalnya Saya Pikir Nggak Usah Ngungsi – Halaman all

    5 Cerita Warga Jakarta yang Rumahnya Kebanjiran, Ani: Awalnya Saya Pikir Nggak Usah Ngungsi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sejumlah warga menceritakan kisahnya yang terdampak banjir di wilayah Jakarta.

    Saat ini, Jakarta tengah diterjang banjir kiriman yang melanda sejumlah wilayah, termasuk sekitar Kali Ciliwung, pada Senin (3/3/2025) pagi.

    Sebelumnya, hujan deras yang mengguyur kawasan Bogor pada Minggu (2/3/2025) malam, yang menyebabkan kenaikan air Bendung Katulampa.

    Kondisi tersebut, memicu luapan Kali Ciliwung hingga merendam permukiman warga. 

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta mencatat, sebanyak 59 RT terdampak banjir hingga Senin pukul 10.00 WIB.

    Seorang warga yang tinggal di bantaran Kali Ciliwung, pun merasakan rumahnya terdampak banjir. 

    Tepatnya, di Kebon Pala RT 15 RW 08, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur.

    Sudah beberapa hari puasa Ramadhan ini, Ani (55) harus menghadapi banjir yang masuk ke rumahnya 

    “Iya udah kebanjiran rumah saya dari hari pertama puasa karena air kiriman dari Bogor,” kata Ani ditemui di SDN Kampung Melayu 01, lokasi pengungsian, Senin (3/3/2025), dilansir TribunJakarta.com. 

    Pada awal puasa, Ani mengaku tetap bertahan di rumahnya. Sebab, ia merasa banjir masih dalam batas wajar.

    “Hari pertama puasa itu awalnya cuma sebetis makanya biasa aja,” kata Ani.

    Namun, ia dan memutuskan mengungsi ketika air sudah menggenangi empat anak tangga di dalam rumahnya.

    “Rumah saya kan tingkat, awalnya saya pikir gausah ngungsi tapi udah empat anak tangga kebanjiran akhirnya saya jalan keluar gapake perahu karet,” cerita Ani.

    Meski menghadapi banjir berulangkali, Ani dan warga lainnya merasa sudah betah tinggal di kawasan tersebut.

    Sebab, ia merupakan asli warga Kebon Pala dan sudah tinggal sejak zaman orang tuanya.

    “Makanya udah biasa aja,” imbuhnya. 

    Hal senada juga disampaikan warga Kebon Pala lainnya, yakni Imas (63). 

    “Pas hari pertama puasa itu yang banjirnya cuma yang di dekat kali aja. Tapi kalau dari semalam, rumah saya udah kemasukan air,” kata Imas.

    Diketahui, Senin (3/3/2025) siang, banjir hingga ketinggian lebih dari satu meter masing menggenangi wilayah bantaran Kali Ciliwung.

    Petugas dan perahu karet disiagakan jika ada warga yang minta dievakuasi.

    Sebagian dari warga masih memilih bertahan di lantai dua rumah masing-masing, sedangkan warga yang ingin mengungsi ditempatkan di SDN 01 Kampung Melayu.

    Warga Jaksel Terdampak Banjir

    Tak hanya Jaktim, Sudrajat (58) yang merupakan salah satu warga RW 08, Pejaten Timur, Jakarta Selatan, rumahnya turut terendam banjir.

    Banjir di area rumahnya ini imbas luapan Kali Ciliwung, Senin.

    Awalnya, Sudrajat mengaku mendapat informasi, wilayah Pejaten Timur berstatus waspada setelah Bendung Katulampa ditetapkan dalam status Siaga 1.

    “Saya juga enggak ngeh. Kirain bohong atau apa. Pas saya melihat Google, di daerah Bogor ada banjir bandang. Saya percaya atau enggak percaya,” kata Sudrajat saat ditemui di Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta, Senin (3/3/2025). 

    “Akhirnya saya setel televisi, ‘oh benar’. Makanya air yang banjir bandang itu tumpah ke Kali Ciliwung semua, ke situ,” lanjutnya. 

    Setelah memastikan kebenaran informasi tersebut, Sudrajat dan keluarganya bergegas mengamankan barang-barang berharga. 

    Sudrajat memindahkan barang-barang dari lantai satu ke lantai dua untuk menghindari banjir

     “Alhamdulillah, barang-barang sudah diselamatkan ke atas, ke ranjang, tempat tidur. Naik-naikin saja, sementara gitu. Di lantai dua di semua barang. Karena barang itu kan barang warung,” jelasnya.

    Banjir juga merendam sejumlah titik di Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

    Ketinggian air di beberapa titik mencapai empat meter, terutama di RW 07 dan RW 08, Kelurahan Pejaten Timur, Pasar Minggu.

    Bahkan, akses Jembatan Condet yang menghubungkan Jakarta Selatan dan Jakarta Timur sempat lumpuh.

    Sementara itu, banjir setinggi 1,2 meter yang sempat merendam permukiman warga di Jalan Kemang Selatan X A, Jakarta Selatan, mulai surut pada Sabtu (1/3/2025). 

    Menurut Tomi (48), warga setempat, banjir mulai meluap ke rumah-rumah warga sejak Jumat (28/2/2025) sore sekitar pukul 18.00 WIB. 

    Lantas, banjir baru mulai surut pada Sabtu dini hari, sekitar pukul 03.30 WIB. 

    “Air surut sudah dari sekitar pukul 02.00 WIB kali ya, tapi air sudah enggak menggenang di dalam rumah tuh ya baru pas sahur,” kata Tomi, Sabtu.

    Namun, saat banjir terjadi, Sunayah yang merupakan warga Kemang mengaku, tidak bisa melaksanakan shalat Tarawih lantaran terjebak semalaman di rumahnya. 

    “Saya tuh abis shalat Isya mau Tarawih di mushala, tapi tinggi air masih setinggi dada saya, ya masa saya paksain?” ucap Sunayah saat ditemui Kompas.com di lokasi, Sabtu.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Cerita Warga Kebon Pala Rumahnya Kebanjiran Sejak Awal Ramadan, Baru Ngungsi Saat Air Lewati Tangga

    (Tribunnews.com/Suci Bangun DS, TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra, Kompas.com)

  • Atasi Banjir di Jabodetabek, BNPB Akan Gelar Operasi Modifikasi Cuaca hingga 8 Maret

    Atasi Banjir di Jabodetabek, BNPB Akan Gelar Operasi Modifikasi Cuaca hingga 8 Maret

    loading…

    BNPB akan menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk menangani banjir yang melanda Jabodetabek. Foto/istimewa

    JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB ) akan menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk menangani banjir besar yang melanda wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). OMC ini akan digelar hingga 8 Maret 2025.

    “Operasi Modifikasi Cuaca, ini BNPB akan melaksanakan sampai tanggal 8 Maret. Dengan adanya OMC ini paling tidak hujan bisa kita kurangi untuk hari-hari kedepan,” kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto saat Rapat Koordinasi Pengendalian Banjir Jabodetabek, Selasa (4/3/2025).

    Diketahui, OMC dilakukan dengan menaburkan garam NaCl food grade ke kumpulan awan untuk mengurangi intensitas curah hujan di suatu kawasan. Lokasi penyemaian pun bisa berubah-ubah tergantung di mana awan bertumbuh.

    Suharyanto mengatakan OMC akan dilaksanakan seperti pada saat antisipasi cuaca ekstrem di Tahun Baru. Dia juga meminta agar wilayah seperti DKI Jakarta bisa ikut melaksanakan OMC.

    “Mungkin OMC, Operasi Modifikasi Cuaca seperti yang dilakukan seperti saat Tahun Baru, kita lakukan BNPB bekerjasama dengan DKI, kita selenggarakan mungkin dalam waktu hari ini,” kata Suharyanto.

    Suharyanto mengharapkan agar OMC ini bisa menurunkan intensitas hujan sehingga penanganan banjir bisa maksimal. “Seandainya nanti dari DKI melaksanakan, itu akan lebih cepat lagi. Sehingga tidak lagi menambah air lagi dari atas gitu supaya yang masih tergenang di beberapa titik juga di kali pesanggrahan, kawasan yang masih tergenang bisa surut,” katanya.

    (cip)

  • Pemdaprov Jabar Gerak Cepat Tangani Robohnya Jembatan Loji

    Pemdaprov Jabar Gerak Cepat Tangani Robohnya Jembatan Loji

    JABAR EKSPRES – Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBPMR) segera bergerak cepat menangani robohnya Jembatan Jembatan Loji, yang menghubungkan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Karawang. Sebagai langkah awal, Pemdaprov Jabar akan memasang jembatan darurat (Bailey) untuk memastikan akses masyarakat tetap terhubung.

    Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyatakan selain karena hujan deras, robohnya Jembatan Loji disebabkan oleh usia konstruksi yang sudah sangat tua dan melebihi masa pakainya.

    “Saya meminta kepada Kepala Dinas DBMPR Provinsi Jabar untuk segera memasang jembatan darurat (Bailey) hari ini juga, agar masyarakat tetap bisa beraktivitas tanpa terganggu,” ujar Dedi melalui akun Instagram resminya, @dedymulyadi71.

    Lebih lanjut, Dedi memastikan bahwa pembangunan ulang Jembatan Loji akan dilakukan tahun ini agar masalah ini terselesaikan secara permanen.

    “Kami akan segera membangun Jembatan Loji tahun ini juga. In Syaa Allah, prosesnya akan segera dimulai sehingga masyarakat dapat kembali menggunakan jembatan dengan aman dan nyaman,” imbuhnya.

    Sebagai langkah pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang, Dedi juga menginstruksikan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang untuk segera mendata seluruh jembatan di Jawa Barat yang telah melebihi usia konstruksi.

    “Ini langkah penting agar kita bisa mencegah insiden serupa di masa depan. Jangan sampai jembatan-jembatan yang sudah tua tiba-tiba ambruk dan membahayakan masyarakat,” katanyanya.

    Di akhir pernyataannya, Dedi mengapresiasi partisipasi masyarakat Jawa Barat yang turut berperan aktif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada saat ini.

    “Terima kasih semoga seluruh masyarakat, bisa bekerja sama untuk sama-sama menyelesaikan seluruh problem ini, antara Pemerintah Provinsi dengan seluruh rakyat Jawa Barat,” kata Dedi.

  • Permukiman di Kampung Melayu Jakarta Timur Terendam Banjir

    Permukiman di Kampung Melayu Jakarta Timur Terendam Banjir

    JABAR EKSPRES – Permukiman warga di Jalan Kebon Pala II, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, masih terendam banjir dengan kedalaman 1 hingga 2 meter pada Selasa pagi, akibat luapan Kali Ciliwung.

    Banjir yang melanda sejak dini hari Senin (3/3) tersebut belum juga surut, menyebabkan aktivitas warga terganggu. Sejak pukul 08.00 WIB, warga terlihat bolak-balik menyelamatkan pakaian dan dokumen penting dari rumah ke permukiman yang lebih tinggi. Beberapa warga bahkan harus menggunakan perahu karet atau mengenakan pelampung untuk menuju rumah mereka.

    “Begini keadaannya, kalau mau kemana-mana harus basah, pakai perahu karet, makin ke sana makin dalam. Yang mau kerja juga terhambat, motor harus diparkir di atas,” kata Ketua RT 12/RW 04, Rukimah (53), saat ditemui di lokasi pada Selasa pagi.

    Beberapa warga masih bertahan di rumah mereka, sementara petugas terus berusaha mengevakuasi warga yang hendak pindah ke pengungsian atau mengambil barang dari rumah mereka. Tim dari kepolisian dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat telah bersiaga dengan perahu karet untuk membantu evakuasi.

    BACA JUGA: Sempat Dinyatakan Hilang, Korban Banjir Bandang di Puncak Ditemukan Meninggal Dunia

    BACA JUGA: Malang! Seorang Warga Harus Kehilangan 20 Ekor Kambingnya Akibat Banjir di Puncak Bogor 

    Beberapa warga yang terpaksa mengungsi, terutama ibu-ibu, anak-anak, dan lansia, kini berteduh di SDN 01 Kampung Melayu.

    Hujan yang mengguyur DKI Jakarta dan sekitarnya pada Minggu (2/3) memicu kenaikan debit air di Bendung Katulampa, Bogor, Jawa Barat. Pada pukul 20.20 WIB, status Bendung Katulampa mencapai Siaga 3 (Waspada), dan pada pukul 21.30 WIB meningkat menjadi Siaga 1 (Bahaya).

    Selain itu, pada Pos Pantau Depok, status Siaga 3 terpantau pada pukul 21.40 WIB, berlanjut menjadi Siaga 2 pada tengah malam, dan Siaga 1 pada pukul 00.30 WIB.

    Pos Pantau Angke Hulu juga terpantau pada status Siaga 3 pada pukul 23.00 WIB, yang menyebabkan banjir di beberapa wilayah DKI Jakarta.

    Hingga saat ini, tujuh RT di Jakarta Timur masih terendam banjir, dengan tiga RT di Kelurahan Bicara Cina terendam air setinggi 90-100 cm, dan empat RT di Kelurahan Kampung Melayu dengan ketinggian air mencapai 95 cm.

  • Ciliwung meluap, permukiman warga Kebon Pala banjir hingga dua meter

    Ciliwung meluap, permukiman warga Kebon Pala banjir hingga dua meter

    Jakarta (ANTARA) – Permukiman warga di Jalan Kebon Pala II, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur masih dilanda banjir mencapai satu hingga dua meter, pada Selasa pagi, akibat Kali Ciliwung meluap.

    Banjir yang melanda sejak Senin (3/3) dini hari itu tak kunjung surut hingga menyebabkan aktivitas warga terganggu.

    Terlihat sejak pukul 08.00 WIB warga bolak balik menyelamatkan pakaian dan dokumen pentingnya dari rumah ke permukiman atas. Untuk menuju ke rumahnya pun ada yang harus menggunakan perahu karet atau baju pelampung.

    “Ya begini, kalau mau kemana-mana harus basah, pakai perahu karet, makin ke sana makin dalam soalnya. Yang mau kerja jadi terhambat juga kan keluarnya, motor di parkir di atas,” kata Ketua RT 12/RW 04, Rukimah (53) saat ditemui di lokasi, Jakarta Timur, Selasa.

    Terlihat beberapa warga masih bertahan di rumahnya.

    Petugas terus berusaha mengevakuasi warga yang hendak pindah ke pengungsian ataupun yang mau ke rumahnya untuk mengambil barang bawaannya.

    Tim dari kepolisian dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat bersiaga dengan perahu karet untuk mengevakuasi warga.

    Sementara, ada beberapa warga korban banjir yang mengungsi ke SDN 01 Kampung Melayu. Mereka yang mengungsi mayoritas ibu-ibu, anak-anak, dan lanjut usia (lansia).

    Hujan yang terjadi di DKI Jakarta dan sekitarnya pada Minggu (2/3) menyebabkan kenaikan Bendung Katulampa yang berada di Bogor, Jawa Barat, menjadi Siaga 3 atau Waspada pada pukul 20.20 WIB.

    Kemudian, di hari yang sama pada pukul 20.40 Siaga 2 dan pada pukul 20.40 WIB Bendung Katulampa menjadi Siaga 1 atau Bahaya sekitar pukul 21.30 WIB.

    Selanjutnya di Pos Pantau Depok berstatus Siaga 3 Waspada pukul 21.40 WIB, Siaga 2 pukul 00.00 WIB dan Siaga 1 atau Bahaya pukul 00.30 WIB.

    Lalu di Pos Pantau Angke Hulu menjadi siaga 3 pukul 23.00 WIB dan menyebabkan terjadinya beberapa banjir di wilayah DKI Jakarta.

    Hingga saat ini tujuh RT di Jakarta Timur masih tergenang banjir yakni tiga RT di Kelurahan Bicara Cina dengan ketinggian air 90-100 sentimeter (cm), dan empat RT di Kelurahan Kampung Melayu dengan ketinggian air mencapai 95 cm.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • 3.000 Sapi Perah Impor Asal Australia Masuk RI, Brasil Menyusul

    3.000 Sapi Perah Impor Asal Australia Masuk RI, Brasil Menyusul

    Jakarta

    Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengatakan 3.000 sapi perah impor dari Australia telah masuk Indonesia. Importasi ini dilakukan oleh pelaku usaha sebagai bentuk investasi.

    Untuk diketahui, pemerintah tengah mendorong pelaku usaha berinvestasi di bidang peternakan, yakni importasi sapi perah. Langkah ini dilakukan demi meningkatkan produksi susu dan mendukung Program Makan Bergizi Gratis.

    “Kalau nggak salah sudah ada 3.000-an (sapi perah impor). (Asal negara) Dari Australia. Dari Brasil belum, aturannya sudah bisa, tinggal nunggu,” kata Sudaryono ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (3/3/2025) malam.

    Sudaryono mengatakan target tahun ini importasi sapi perah mencapai 200.000 ekor. Pihaknya berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang baik bagi investor, baik itu perizinan hingga lahan peternakannya.

    Sementara ini, peternak sekaligus pabrik susu yang sudah ada tengah diupayakan untuk terlibat dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Tujuannya, agar investor tertarik untuk mengimpor sapi dan membangun peternakan.

    “Kita harus dorong industri susu yang existing agar bisa mendapatkan porsi di Makan Bergizi Gratis. Yang existing kan sudah ada di Baturaden, Bogor, Puncak, itu bisa diserap Makan Bergizi Gratis. Itu bisa jadi trigger, ternyata Makan Bergizi Gratis akan menaikkan demand susu, sehingga orang mau berinvestasi,” terang dia.

    Sebagai informasi, Kementan melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mengungkapkan 211 perusahaan berkomitmen untuk mengimpor sapi perah dan sapi pedaging untuk mendukung MBG.

    Adapun impor yang dilakukan ini bukan untuk langsung dikonsumsi, tetapi dikembangkan guna meningkatkan produksi susu dan daging sapi dalam negeri. Dengan begitu Indonesia tak lagi impor susu dan daging sapi.

    “(Perusahaan yang komitmen) 141 untuk yang perah, yang 70 sapi pedaging,” kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan, Agung Suganda, usai melalukan FGD dengan Kementerian/Lembaga tentang Investasi Pengembangan Sapi Perah dan Sapi Pedaging di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (11/12/2024) lalu.

    Agung menyebut, total target impor sapi perah dan pedaging sebanyak 2 juta ton selama lima tahun ke depan. Rinciannya, sebanyak 141 investor berkomitmen mengimpor 1,2 juta ekor sapi perah dan 70 investor mengimpor sapi pedaging 800 ribu ekor.

    (ada/rrd)

  • VIDEO: Warga Hanyut dan Jembatan Amblas Akibat Banjir Longsor di Puncak Bogor

    VIDEO: Warga Hanyut dan Jembatan Amblas Akibat Banjir Longsor di Puncak Bogor

    Hujan deras yang mengguyur sejak Minggu sore mengakibatkan tembok penahan tanah setinggi lima meter di Jalan Raya Puncak, Bogor, longsor dan menutup sebagian badan jalan. Tiang listrik nyaris roboh, memperparah kondisi di lokasi.

    Ringkasan