kab/kota: Bogor

  • Rumah di Kebon Pala banjir dua meter akibat Kali Ciliwung meluap

    Rumah di Kebon Pala banjir dua meter akibat Kali Ciliwung meluap

    Pihak kepolisian mengevakuasi warga terdampak banjir di Jalan Kebon Pala II, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (4/3/2025). ANTARA/Siti Nurhaliza

    Rumah di Kebon Pala banjir dua meter akibat Kali Ciliwung meluap
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Selasa, 04 Maret 2025 – 11:59 WIB

    Elshinta.com – Permukiman warga di Jalan Kebon Pala II, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur masih dilanda banjir mencapai satu hingga dua meter, pada Selasa pagi, akibat Kali Ciliwung meluap.

    Banjir yang melanda sejak Senin (3/3) dini hari itu tak kunjung surut hingga menyebabkan aktivitas warga terganggu.

    Terlihat sejak pukul 08.00 WIB warga bolak balik menyelamatkan pakaian dan dokumen pentingnya dari rumah ke permukiman atas. Untuk menuju ke rumahnya pun ada yang harus menggunakan perahu karet atau baju pelampung.

    “Ya begini, kalau mau kemana-mana harus basah, pakai perahu karet, makin ke sana makin dalam soalnya. Yang mau kerja jadi terhambat juga kan keluarnya, motor di parkir di atas,” kata Ketua RT 12/RW 04, Rukimah (53) saat ditemui di lokasi, Jakarta Timur, Selasa.

    Terlihat beberapa warga masih bertahan di rumahnya.

    Petugas terus berusaha mengevakuasi warga yang hendak pindah ke pengungsian ataupun yang mau ke rumahnya untuk mengambil barang bawaannya.

    Tim dari kepolisian dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat bersiaga dengan perahu karet untuk mengevakuasi warga.

    Sementara, ada beberapa warga korban banjir yang mengungsi ke SDN 01 Kampung Melayu. Mereka yang mengungsi mayoritas ibu-ibu, anak-anak, dan lanjut usia (lansia).

    Hujan yang terjadi di DKI Jakarta dan sekitarnya pada Minggu (2/3) menyebabkan kenaikan Bendung Katulampa yang berada di Bogor, Jawa Barat, menjadi Siaga 3 atau Waspada pada pukul 20.20 WIB.

    Kemudian, di hari yang sama pada pukul 20.40 Siaga 2 dan pada pukul 20.40 WIB Bendung Katulampa menjadi Siaga 1 atau Bahaya sekitar pukul 21.30 WIB.

    Selanjutnya di Pos Pantau Depok berstatus Siaga 3 Waspada pukul 21.40 WIB, Siaga 2 pukul 00.00 WIB dan Siaga 1 atau Bahaya pukul 00.30 WIB.

    Lalu di Pos Pantau Angke Hulu menjadi siaga 3 pukul 23.00 WIB dan menyebabkan terjadinya beberapa banjir di wilayah DKI Jakarta.

    Hingga saat ini tujuh RT di Jakarta Timur masih tergenang banjir yakni tiga RT di Kelurahan Bicara Cina dengan ketinggian air 90-100 sentimeter (cm), dan empat RT di Kelurahan Kampung Melayu dengan ketinggian air mencapai 95 cm.

    Sumber : Antara

  • Cililitan Jakarta Timur Terdampak Banjir, Warga: Ketinggian Mencapai 3 Meter – Page 3

    Cililitan Jakarta Timur Terdampak Banjir, Warga: Ketinggian Mencapai 3 Meter – Page 3

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melaporkan ada 59 rukun tetangga (RT) dan 4 ruas jalan di wilayah Jakarta yang masih tergenang banjir pada Selasa (4/3/2025). Data ini tercatat per pukul 07.00 WIB.

    “BPBD mencatat saat ini genangan terjadi di 59 RT dan 4 ruas jalan,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta Mohammad Yohan dalam keterangan tertulis, Selasa (4/3/2025).

    Yohan menjelaskan, genangan terjadi imbas hujan yang melanda Bogor pada Minggu 2 Maret 2025 dan hujan yang melanda Jakarta pada Senin 3 Maret 2025.

    Adapun hujan menyebabkan kenaikan di sejumlah pintu air seperti Bendung Katulampa, Pos Pantau Depok, Pos Pantau Angke Hulu, hingga Pos Pantau Pesanggrahan menjadi siaga.

    Yohan menyampaikan, bantuan berupa makanan siap saji telah disalurkan kepada warga yang terdampak banjir.

    Selain itu, BPBD DKI Jakarta juga telah mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, hingga Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan.

    Tak hanya itu, para dinas terkait juga diminta untuk memastikan agar tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat serta menyiapkan kebutuhan dasar bagi penyintas.

    “Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat,” ucap Yohan.

    Lebih lanjut, BPBD DKI Jakarta juga mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan. Kemudian, dalam keadaan darurat dapat menghubungi nomor telepon 112.

  • Banjir Melanda Perumahan Ciledug Indah Kota Tangerang, Ketinggian Air 30-50 Cm – Page 3

    Banjir Melanda Perumahan Ciledug Indah Kota Tangerang, Ketinggian Air 30-50 Cm – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Perumahan Ciledug Indah di Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, menjadi permukiman yang paling parah terdampak banjir, akibat limpahan Kali Angke, sejak Selasa (4/3/2025) dini hari.

    Berdasarkan data BPBD Kota Tangerang, Ciledug Indah menjadi wilayah terparah dengan ketinggian air mencapai 30 hingga 50 cm. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Tangerang Andia S Rahman mengatakan, sampai pagi ini warga masih memilih bertahan di rumahnya masing-masing atau menumpang di rumah tetangga.

    “Saat ini, 85 petugas BPBD sudah disebar ke seluruh titik genangan dan banjir sejak malam tadi. Tercatat, semalam ada 13 titik genangan dan banjir, tapi kalau pagi ini sudah surut dan pukul 09.00 WIB tersisa di wilayah Ciledug dengan lima titik terdampak,” ungkapnya.

    Untuk sat ini, petugas dipusatkan di wilayah timur, yaitu Ciledug, Pinang, dan Larangan dengan membawa perahu evakuasi, jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk proses evakuasi. Di antaranya, wilayah Perum Ciledug Indah, Jalan Taman Asri Blok M Larangan, Jalan Gempol Kunciran, Jalan Teman Larangan Utara dan Perum Pinang Griya.

    “Berdasarkan data BMKG, hujan malam tadi benar-benar merata di wilayah Jabodetabek. Jadi, di Kota Tangerang terjadi antrean air dan di jalur Kali Angke terdapat kiriman dari Bogor,” katanya.

    Dua kondisi inilah yang mengakibatkan wilayah Ciledug dan beberapa wilayah Timur meluap pagi ini. Sehingga, untuk jadi perhatian dua hari ini ialah Sungai Cisadane dan Kali Angke..

     

  • BMKG Prediksi Puncak Hujan Ekstrem di Jabodetabek Terjadi pada 11-20 Maret 2025

    BMKG Prediksi Puncak Hujan Ekstrem di Jabodetabek Terjadi pada 11-20 Maret 2025

    loading…

    BMKG memprediksi puncak hujan ekstrem di Jabodetabek terjadi pada 11 hingga 20 Maret 2025. Foto/SindoNews

    JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) mengeluarkan peringatan dini puncak hujan ekstrem di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) terjadi pada 11 hingga 20 Maret 2025. Intensitas hujan para periode puncak ini akan mencapai 300 mm per 10 hari.

    “Ternyata tren puncaknya ada di sepuluh hari kedua (bulan Maret). Jadi dimulai tanggal 11 sampai kira-kira 20 Maret 2025. Jadi ini curah hujan tertinggi di hijau tua, sampai mencapai 300 mm dalam 10 hari. Ini termasuk berpotensi ekstrem, jadi nanti akan menggelontornya ke bawah (wilayah hulu),” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat Rapat Koordinasi Pengendalian Banjir Jabodetabek, Selasa (4/3/2025).

    Dwikorita mengungkapkan BMKG per tanggal 27 Februari 2025 lalu telah menyampaikan peringatan dini cuaca ekstrem dalam periode seminggu ke depan akibat adanya berbagai fenomena atmosfer.

    “Peringatan dini ini kami ulang-ulang. Kami update untuk potensi sepekan ke depan karena fenomenanya masih akan berlanjut, meskipun akan mengalami penurunan sebentar, namun kemudian tampaknya puncaknya di tanggal 11 Maret, meningkat, berangsur-angsur meningkat lagi sehingga kemungkinan akan ekstrem lagi,” katanya.

    Dwikorita mengimbau kepada Kepala Daerah agar terus mengupdate perkembangan informasi cuaca dari BMKG. “Ini informasinya selalu kami sampaikan sedini mungkin dan diulang-ulang setiap 3 jam, bahkan kalau sudah di hari H-nya itu kadang-kadang 30 menit itu ada update juga,” paparnya.

    Sehingga, kata Dwikorita, kepala daerah langsung menyampaikan ke masyarakat khususnya yang ada di bantaran sungai juga lereng-lereng untuk waspada. Sebelum mereka terjebak barangkali bisa ada upaya untuk ditolong. Atau mungkin ada jembatan-jembatan yang kemungkinan sudah sangat rawan itu bisa ditutup sementara.

    “Kemudian sebetulnya di daerah kan sudah mengenal lereng-lereng mana yang akan longsor itu kan sebetulnya sudah mulai kelihatan, mohon dengan hormat apabila ada peringatan dini hal-hal yang seperti itu mohon ditutup atau dialihkan, atau diupayakan agar jangan sampai ada masyarakat yang mendekat ke sana,” pungkasnya.

    (cip)

  • Jangan Sampai Merembet ke Masalah Politik

    Jangan Sampai Merembet ke Masalah Politik

    loading…

    Banjir yang melanda Perumahan Pondok Gede Permai, Jati Asih, Bekasi, Jawa Barat mencapai ketinggian hingga empat meter. Foto/Aldhi Chandra

    JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengingatkan semua pihak agar segera menangani banjir yang mengepung jantung nasional, di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi ( Jabodetabek ). Pratikno menyampaikan hal ini pada saat Rapat Koordinasi Pengendalian Banjir Jabodetabek, Selasa (4/3/2025).

    Dia juga mengingatkan jangan sampai kejadian banjir menjadi isu sosial dan politik. “Ini kejadian banjir di jantung nasional, Jabodetabek, mudah sekali isu ini akan bergelinding menjadi isu sosial, isu politik, dan seterusnya karena itu mohon ditangani secepat-cepatnya, koordinasi adalah kunci,” tegas Pratikno.

    Pratikno pun meminta agar Pemerintah Provinsi menyediakan anggaran khusus untuk pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC). “Jadi sudah jelas apa yang disampaikan oleh pak Kepala BNPB. Memang ini kalau bisa modifikasi cuaca bukan hanya dari BNPB tetapi juga dari pemprov. Jadi apakah memungkinkan pemprov menyediakan juga pendanaan untuk Operasi Modifikasi Cuaca ini dalam waktu singkat ini.”

    Apalagi, kata Pratikno, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati telah mengeluarkan peringatan dini potensi puncak cuaca ekstrem para periode 11-20 Maret 2025.

    “Karena kan Ibu Kepala BMKG sudah menyampaikan ada potensi untuk terus berlanjut minimal seminggu ke depan. Jadi kita (atasi) di hulu Sungai Ciliwung agar tidak terus menerus ada mengarah ke (hilir). Jadi kalau ini bisa dikurangi dengan menurunkan (awan) di laut mungkin yang urgent dalam waktu singkat,” katanya.

    Pratikno juga meminta penyelamatan warga harus diutamakan. “Selain urgent yang kedua penyelamatan warga. Jadi ini sudah dijelaskan dari BNPB, jadi mohon di sini untuk melakukan mengoordinasi ke BNPB.”

    “Kemudian Kemensos nanti kami akan juga koordinasi dengan Mensos untuk juga menambah kekuatan untuk turun ke lapangan, juga Kemenkes jadi kami akan cek juga dukungan Kemensos dan Kemenkes,” ujarnya.

    Selain itu, Pratikno mengingatkan jangan sampai masalah infrastruktur rusak akibat banjir menjadi masalah serius pada saat pelaksanaan mudik Idulfitri mendatang. “Juga tentu saja tadi kaitannya dengan pemulihan infrastruktur tadi Pak Kepala BNPB, apalagi kita juga mendekati Idulfitri dan tidak menjadi masalah serius di mudik.”

    “Nanti hal-hal yang di mana kami di Kemenko PMK perlu untuk terlibat lebih intens memobilisasi sumber daya dari kementerian lain kami siap, saya akan mengikuti apa yang tadi disampaikan oleh Kepala BNPB. Terima kasih atas respons cepat dan ini memang situasinya emergensi, bukan hanya isu bencana, tetapi jangan sampai bencana nanti merembet ke masalah-masalah sosial, masalah politik,” pungkasnya.

    (rca)

  • Bekasi Hari ini Dikepung Banjir dan Macet, Akses Jalan Terputus  – Halaman all

    Bekasi Hari ini Dikepung Banjir dan Macet, Akses Jalan Terputus  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BEKASI – Kota Bekasi Jawa Barat tak hanya dikepung banjir.

    Hingga Selasa (4/3/2025) sejumlah titik ruas jalan di Kota Bekasi ikut terputus akibat banjir.

    Alhasil timbul kemacetan dimana-mana, aktivitas warga pun terganggu.

    Kondisi ini banyak dikeluhkan warga Bekasi terutama para pekerja yang kantornya di Jakarta.

    Mereka harus putar otak bagaimana bisa terbebas dari banjir demi berangkat kerja.

    Sejumlah pekerja yang berangkat menggunakan kendaraan roda dua maupun empat banyak yang mogok karena nekat menerjang banjir.

     

    Banjir, Jalan Raya Narogong Lumpuh, Macet Total

    Arus lalu-lintas di Jalan Raya Narogong, Bekasi, Jawa Barat, macet akibat banjir sejak Senin (3/3/2025) malam.

    Berdasarkan pantauan Wartakotalive.com pada Selasa (4/3/2025) pagi, Jalan Raya Narogong yang menghubungkan wilayah Bekasi dan Jakarta hampir lumpuh total.

    Kemacetan terjadi hampir sepanjang lima kilometer.

    Kendaraan didominasi truk dan mobil sampah dari arah Bantar Gebang, Bekasi, menuju Jakarta hingga kendaraan roda dua maupun roda empat.

    Nina (20), satu pengendara yang melintasi Jalan Raya Narogong, mengatakan, kemacetan sudah terjadi sejak dari arah Bantar Gebang menuju Jakarta.

    Bahkan, motornya mogok karena melewati banjir hampir satu meter di kawasan Kemang, Rawalumbu, Bekasi.

    “Mau ke Jakarta macet banget, tadi sempat lewat Kemang, sekarang (motor) mogok,” kata Nina.

    Menurut warga, banjir ini merupakan luapan Kali Bekasi yang semakin parah setelah dapat kiriman air dari hulu Cileungsi dan Cikeas di Bogor.

    “Warga sudah diperingatkan sejak pukul 24.00 WIB untuk evakuasi saat hujan semakin deras,” ucap warga.

    Banjir di wilayah Bekasi sebelumnya pernah terjadi pada 2020.

    Namun, banjir Bekasi kali ini lebih parah karena debit air masih terus bertambah.

     

    Banjir, Akses Jalan Cipendawa Baru Kota Bekasi Terputus 

    Akses jalan Cipendawa Baru Bojong Menteng, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi terputus imbas terendam banjir pada Selasa (4/3/2025).

    Seorang warga, Krisdayadi (37) mengatakan akses jalan tersebut menghubungkan jalan dari Rawalumbu, Bojong Menteng menuju ke Pondok Gede, Jatiasih, Pekayon dan sebaliknya.

    “Ya jalan di Cipendawa ini terputus karena tidak bisa dilalui serta memang berdekatan dengan kali Bekasi jadi arusnya sangat kencang dan sangat membahayakan bagi para pengguna jalan,” kata Krisdayadi di lokasi, Selasa (4/3/2025).

    Krisdayadi menjelaskan akses jalan yang terputus ini mencapai lebih kurang satu kilometer (Km).

    Sepanjang jalan yang terputus itu terendam banjir dengan ketinggian 60 sentimeter (Cm) hingga 120 Cm.

    “Itu ketinggian paling dalam lebih kurang satu meter lebih ya karena satu sepinggang orang dewasa,” jelasnya.

    Krisdayadi menuturkan akses jalan terputus sudah terjadi sejak sekira pukul 03.00 WIB imbas luapan dari kali Bekasi yang diketahui kiriman dari wilayah Kabupaten Bogor.

    Tidak hanya itu, banjir juga disebabkan intensitas hujan tinggi di kawasan tersebut yang berlangsung lebih kurang enam jam.

    Kemudian puncak ketinggian banjir di lokasi terjadi sekira pukul 03.30 WIB dan saat itu warga langsung melakukan inisiatif evakuasi ke tempat dataran lebih tinggi.

    “Debit air itu mulai tinggi dan diketahui oleh warga masyarakat itu mulai sekira pukul 03.30 WIB dan warga sudah mulai bersiap-siap karena air sudah mulai naik ke pemukiman warga,” tuturnya.

    Krisdayadi mengungkapkan peristiwa serupa ini serupa dengan lima tahun lalu, persisnya 2020 ketika sejumlah wilayah di Kota Bekasi terendam banjir.

    Bahkan menurutnya tahun ini ketinggian banjir lebih tinggi jika dibandingkan 2020.

    “Yang kayak gini sudah lima tahun terakhir itu terakhir tahun 2020 kejadian seperti ini dan ini terbilang lebih parah karena sampai ke jalan-jalan,” tutupnya.

    Menanggapi hal itu, warga lainnya, Firman (28) menegaskan tidak dapat bekerja ke kantor karena akses jalan tertutup.

    Dirinya pun juga sempat terkejut karena baru pertama melihat akses jalan tersebut tertutup karena banjir.

    Sebab pada tahun 2020 yang dinilainya banjir terparah tidak sampai serupa saat ini. 

    “Ini lebih parah, kalau 2020 itu masih bisa lewat, sekarang udah benar-benar ditutup,” singkat Firman. 

     

    Berikut data lokasi terdampak banjir di Kota Bekasi:

    Kecamatan Bekasi Timur:

    – Gg. Mawar RT 8 RW 3 (TMA ± 150 cm, terdampak 100 KK 400 Jiwa); air mulai masuk pukul 00.31 WIB

    (Update terkini tinggi muka air ± 300 CM Pukul 07.00 WIB)

    – Gg. Semar RT 4 RW 4 TMA ± 70 CM; (air mulai masuk pukul 00.57 WIB)

    Update terbaru tinggi muka air akan segera terupdate

    – Kp. Lengkak RT 04 RW 8 TMA ± 80 CM. (air mulai masuk pukul 02.27 WIB)

    Update terbaru tinggi muka air akan segera terupdate

    Kecamatan Bekasi Utara:

    – Kp. Lebak, Kel. Teluk Pucung (TMA ± 110 cm, terdampak 47 KK 360 Jiwa mengungsi di Mushola). Air mulai masuk pukul 01.39 WIB

    (Update terkini TMA 180 cm di permukaan atas untuk permukaan bawah sekitar 210 Cm untuk listrik sudah di padamkan pukul 04.17 WIB).

    (Update terkini TMA 180 cm di permukaan atas untuk permukaan bawah sekitar 210 Cm untuk listrik sdh di padamkan Pukul 06.01 WIB).

    Kecamatan Bekasi Selatan:

    – Perumahan Bumi Satria Kencana TMA ± 110 CM. (air mulai masuk pukul 01.48 WIB)

    – Perumahan Jaka Kencana TMA ± 50 CM. (air mulai masuk pukul 04.03 WIB)

    – Update terkini TMA ± 300CM Pukul 07.00 WIB

    – Perumahan Depnaker TMA ± 150 CM. (air mulai masuk pukul pukul 04.10 WIB)

    – Ketinggian muka air akan segera diperbarui

    Kecamatan Medan Satria:

    – RT 1, 8 dan 9 RW 03 Kelurahan Kali Baru (TMA ± 100 cm, rumah terdampak 40KK). Air mulai masuk pukul 00.47 WIB

    – Tinggi muka air akan segera diperbarui

    Kecamatan Jatiasih:

    – Bumi Nasio Indah TMA ± 120 CM; (air mulai masuk pukul 23.46 WIB);

    – Perum Jatiluhur TMA ± 150 CM; (air mulai masuk pukul 00.44 WIB);

    – Perum Graha Indah TMA ± 150 CM; (air mulai masuk pukul 01.24 WIB);

    – Perum Buana TMA ± 150 CM; (air mulai masuk pukul 01.24 WIB);

    – Perum Pondok Gede Permai TMA ± 300 CM. (air menggenang Pukul 00.10 WIB dan mulai limpas dari tanggul pukul 03.15 WIB);

    – Perumahan Villa Jati Rasa jl. Merpati blok c. 10/no.15 TMA ± 300 CM. (air menggenang pukul 04.29 WIB)

    Pondok Gede:

    – Perumahan Taman Bougenville Fajar TMA ± 40 CM; (air mulai masuk pukul 00.26 WIB)

    – Komplek Dosen IKIP TMA ± 155 CM. ). Air mulai masuk pukul 23.42 WIB

    – Perum Jati Bening Permai TMA ± 50 CM. Air Mulai Masuk pukul 23.43 WIB

    Rawalumbu:

    – Perumahan Taman Narogong Indah TMA ± 40 CM; (Air mulai masuk pukul 00.30 WIB – pukul 05.00 air sudah berangsur angsur surut)

    – Jembatan II Rawalumbu TMA ± 20 CM; (Air mulai masuk pukul 00.35 WIB – pukul 03.30 air sudah surut)

    – Kemang Pratama TMA ± 50 CM. (Air mulai masuk pukul 02.13 WIB)

    (Tribun network/thf/Wartakotalive.com/TribunJakarta.com)

  • Banjir Parah Landa Jabodetabek, Ribuan Warga Terdampak – Page 3

    Banjir Parah Landa Jabodetabek, Ribuan Warga Terdampak – Page 3

    Banjir bandang yang melanda Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Minggu malam, (2/3/2025) merusak tujuh jembatan di Kecamatan Cisarua.

    Kerusakan tersebut membuat akses jalan terputus, memengaruhi mobilitas warga, dan mengancam kelancaran arus mudik menjelang Lebaran Idul Fitri 1446 Hijriyah. 

    Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, menargetkan menyelesaikan perbaikan jempatan tersebut sebelum Lebaran.

    “BNPB tidak ingin masyarakat terlalu lama mengalami kesulitan dalam mobilisasi, terlebih beberapa minggu lagi hari raya Idul Fitri akan tiba,” ujar Suharyanto dikutip dari Antara, Selasa, (4/3/2025).

    Berdasarkan hasil rapat koordinasi BNPB dengan Pemerintah Kabupaten Bogor, diketahui bahwa tujuh jembatan di Kecamatan Cisarua rusak berat, bahkan ada yang hilang akibat hantaman arus deras banjir bandang.

    BNPB pun meminta bantuan TNI untuk membangun jembatan rangka baja (bailey) sebagai solusi sementara agar jalan-jalan yang terputus bisa kembali dilalui masyarakat.

    Suharyanto optimistis pembangunan jembatan bailey oleh personel TNI dapat selesai dalam waktu kurang dari tiga minggu, menjelang libur Lebaran.

    “Kita pastikan nanti dalam waktu tidak terlalu lama, tiga minggu ini krusial, menjelang libur Idul Fitri dan libur nasional ini jangan sampai jembatan ini masih putus,” kata Suharyanto, yang juga melakukan peninjauan langsung di salah satu lokasi jembatan putus di Desa Tugu Selatan, Cisarua.

  • Akses Jalan Menuju Stasiun Batutulis Ambles, Penumpang KA Pangrango Dialihkan ke Stasiun Paledang – Page 3

    Akses Jalan Menuju Stasiun Batutulis Ambles, Penumpang KA Pangrango Dialihkan ke Stasiun Paledang – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1 Jakarta mengalihkan penumpang naik atau turun di Stasiun Batutulis. Kebijakan ini menyusul Jalan Saleh Danasasmita yang menjadi akses menuju Stasiun Batutulis ditutup karena ambles.

    Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko mengatakan, penumpang akan diarahkan untuk naik dan turun di Stasiun Paledang.

    “Sambil menunggu kabar selanjutnya, untuk naik turun penumpang dialihkan ke Stasiun Paledang maupun Stasiun Bogor,” kata, Ixfan, Selasa (4/3/2025).

    Berdasarkan hasil verifikasi di lapangan bahwa Jalan Saleh Danasasmita ambles cukup dalam dan panjang, sehingga tidak dapat dilalui kendaraan roda dua maupun empat. Ruas jalan tersebut akses satu-satunya menuju Stasiun Batutulis.

    “Sebagai tindak lanjut, PT KAI Daop 1 Jakarta telah melakukan koordinasi dengan unsur pimpinan terkait, termasuk Kepala Stasiun (KS), Polisi khusus Kereta Api (Polsuska), dan Koordinator Lapangan (Korlap),” ujar Ixfan.

    Adapun jarak antara titik jalan ambles dengan Stasiun Batutulis diperkirakan sekitar 300 meter.

     

  • Perjalanan KRL Lintas Bekasi Terganggu Banjir

    Perjalanan KRL Lintas Bekasi Terganggu Banjir

    Jakarta

    Perjalanan commuter line lintas Bekasi mengalami gangguan akibat banjir karena hujan lebat yang terjadi semalam hingga dini hari. Kondisi itu membuat jalur masuk dan keluar kereta rel listrik (KRL) di Stasiun Bekasi harus dilakukan bergantian. Demikian disampaikan KAI Commuter lewat media sosial X pagi hari ini.

    “Untuk Commuter Line yang melintasi Stasiun Bekasi saat ini adanya banjir serta luapan air. Sehingga perjalanan KA yang masuk dan keluar Stasiun Bekasi mengalami pergantian jalur ya,” tulis keterangan KAI Commuter dalam sosial media X, Selasa (4/3/2025).

    Selain itu, perjalanan KA 6019 – 6020 yakni lintas Bekasi-Pasar Senen-Kampung Bandan-Kampung Bandan-Manggarai-Cikarang mengalami perubahan operasional. Rangkaian kereta tersebut harus menjadi KA 5054 terlebih dahulu dan menuju Stasiun Bekasi karena kepadatan perjalanan di stasiun tersebut.

    Operator Commuter Line juga meminta maaf atas ketidaknyamanan yang dialami penumpang akibat gangguan ini. Penumpang diharapkan bersabar dan tetap memperhatikan informasi terkini terkait jadwal perjalanan.

    Informasi ini disampaikan saat menjawab pertanyaan dari salah satu akun terkait kondisi perjalanan KRL jalur Bekasi-Angke-Kampung Bandan.

    “Update kondisi perjalanan line bekasi-angke-bandan via Manggarai dong….kena dampak banjir di depan stasiun Bekasi nggak,” tulis @ste******.

    Sebagai informasi, saat ini banjir tengah melanda wilayah Jakarta, Bogor, Depot, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Banjir dipicu hujan deras yang mengguyur pada kemarin malam hingga dini hari.

    Banjir terjadi di wilayah Jabodetabek sejak Senin (3/3/2025) malam. Hujan baru reda sekitar pukul 05.00 WIB, Selasa (4/3/2025).

    Lihat juga Video: 19 Perjalanan KRL Jakarta Kota-Priok Batal gegara Banjir Rob

    (ada/fdl)

  • Banjir Parah Landa Jabodetabek, Ribuan Warga Terdampak – Page 3

    Puncak Cuaca Ekstrem Diprediksi Terjadi 10-11 Maret 2025, BMKG: Waspada Banjir dan Longsor – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait cuaca ekstrem yang berpotensi menyebabkan banjir di beberapa wilayah Indonesia. Peringatan ini disampaikan langsung oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Banjir Jabodetabek pada Selasa (4/3/2025).

    Peringatan ini mencakup wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), termasuk Banten, dan Lampung, yang diperkirakan akan mengalami dampak paling signifikan dari cuaca ekstrem tersebut. BMKG mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah-langkah antisipasi.

    Kepala BMKG menekankan pentingnya pemantauan informasi cuaca secara berkala. “Peringatan dini ini kami ulang-ulang. Terakhir tadi malam kami melakukan komunikasi langsung melalui telepon dengan Ibu Kalaksa BPBD Jawa Barat, SAR Bandung, serta beberapa BPBD di wilayah Banten dan Lampung. Wilayah-wilayah ini diperkirakan akan terdampak cuaca ekstrem,” ujar Dwikorita Karnawati.

    Meskipun sempat mengalami penurunan, kata dia, kondisi cuaca diprediksi akan kembali memburuk dan berpotensi ekstrem pada 10 hingga 11 Maret 2025 mendatang. BMKG meminta masyarakat untuk selalu memperbarui informasi cuaca setiap tiga jam, bahkan hingga setiap 30 menit sekali pada hari H.

    “Mohon tindak lanjutnya, terutama untuk masyarakat yang berada di bantaran sungai sebelum mereka terjebak (banjir),” ucap Dwikorita.

    Selain imbauan untuk memantau informasi cuaca, BMKG juga menyoroti pentingnya antisipasi terhadap infrastruktur yang rentan terhadap cuaca ekstrem. Hal ini penting untuk meminimalisir dampak buruk yang mungkin terjadi. 

    “Jika ada jembatan yang sangat rawan, sebaiknya ditutup sementara. Begitu juga dengan daerah lereng yang rawan longsor, sudah mulai bisa diprediksi. Mohon untuk ditutup atau dialihkan demi keselamatan masyarakat,” kata Dwikorita.