kab/kota: Bogor

  • Bangkai anjing jadi alibi adik pelaku saat warga curigai jasad Alvaro

    Bangkai anjing jadi alibi adik pelaku saat warga curigai jasad Alvaro

    Jakarta (ANTARA) – Keluarga menyebutkan bangkai anjing menjadi alibi adik pelaku saat tetangga mencurigai jasad anak laki-laki bernama Alvaro Kiano Nugroho (6) yang hilang di Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

    “Jadi, tetangga di situ pada ngomong katanya, kok bau apa, ya, katanya bukan, itu mah bangkai anjing,” kata nenek Alvaro, Sayem kepada wartawan di Jakarta, Senin.

    Dia mengatakan kemungkinan adik maupun keluarga pelaku juga terlibat dalam pembunuhan anak laki-laki tersebut.

    Awalnya, kata dia, pelaku mengajak Alvaro membeli mainan, namun ternyata korban dibekap dengan handuk.

    Korban lalu dibawa ke Bogor oleh orang suruhan dan ditemukan tewas dalam bentuk kerangka.

    Terlebih, pelaku melibatkan orang suruhan untuk mengamankan tulang dan plastik serta menggunakan sarung tangan sehingga sidik jarinya tidak ketahuan.

    Kemudian, plastik yang diduga berisi tubuh Alvaro itu dibuang dengan mengikat bungkusan tersebut di pohon dekat kali.

    “Jadi, kalo nggak diikat, mungkin itu udah nganyut. Jadi mungkin sampai sekarang kan udah delapan bulan,” ujar Sayem.

    Pihak keluarga mengatakan ayah tiri sekaligus pelaku pembunuhan anak laki-laki bernama Alvaro Kiano Nugroho (6) yang hilang di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, itu sempat membantu proses pencarian.

    Pihak keluarga pun mengaku tidak menyangka Alex merupakan pelaku pembunuhan Alvaro.

    Saat ini, Alex dinyatakan telah meninggal dunia di Polres Metro Jakarta Selatan.

    Sebelumnya, polisi menemukan Alvaro yang hilang sejak Maret 2025 di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, itu dalam kondisi meninggal dunia di Kali Cilalay, Bogor, Jawa Barat.

    Alvaro diduga ditemukan dalam keadaan sudah berbentuk kerangka, yang kemudian akan dipastikan oleh kepolisian melalui tes DNA.

    Alvaro terhitung hilang selama delapan bulan. Keberadaannya sudah tidak terdeteksi sejak Kamis, 6 Maret 2025.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • RS Polri mulai lakukan pemeriksaan terhadap jenazah Alvaro

    RS Polri mulai lakukan pemeriksaan terhadap jenazah Alvaro

    Jakarta (ANTARA) – Rumah Sakit Polri Kramat Jati di Jakarta Timur mulai melakukan serangkaian pemeriksaan terhadap jenazah Alvaro yang sebelumnya diserahkan kepada pihak forensik untuk proses identifikasi.

    “Saat ini sedang proses identifikasi jenazah Alvaro,” kata Kepala RS Polri Brigjen Polisi Prima Heru Yulih saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.

    Pemeriksaan tersebut termasuk tahapan pemeriksaan luar dan dalam, serta persiapan menuju pengambilan sampel DNA.

    “Betul, saat ini sedang dilaksanakan pemeriksaan luar dan dalam,” ucap Prima.

    Dia menyebutkan RS Polri menerima jenazah Alvaro pada Senin (24/11) sekitar pukul 00.45 WIB.

    Pemeriksaan luar dan dalam merupakan prosedur awal yang wajib dilakukan tim forensik RS Polri untuk mengetahui kondisi jenazah, memastikan dugaan penyebab kematian, sekaligus menjadi dasar pengambilan sampel DNA dan pemeriksaan laboratorium lainnya.

    Hingga berita ini diturunkan, proses identifikasi masih berlangsung dan RS Polri belum menyampaikan hasil maupun estimasi waktu pemeriksaan.

    Sebelumnya, polisi menemukan Alvaro yang hilang sejak Maret 2025 di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, itu dalam kondisi meninggal dunia di Kali Cilalay, Bogor, Jawa Barat.

    Alvaro diduga ditemukan dalam keadaan sudah berbentuk kerangka, yang kemudian akan dipastikan oleh kepolisian melalui tes DNA.

    Alvaro terhitung hilang selama delapan bulan. Keberadaannya sudah tidak terdeteksi sejak Kamis, 6 Maret 2025.

    Kepolisian telah mengungkap pelaku pembunuhan merupakan ayah tiri dari anak laki-laki tersebut.

    “Pelaku adalah ayah tirinya Alvaro,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ary Lilipaly kepada wartawan di Jakarta, Senin.

    Dia menjelaskan polisi sudah menangkap pelaku tersebut, kemudian menemukan kerangka yang diduga sebagai Alvaro.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bahlil berkomitmen tertibkan tambang ilegal seusai temui Prabowo

    Bahlil berkomitmen tertibkan tambang ilegal seusai temui Prabowo

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan dirinya berkomitmen menertibkan tambang ilegal seusai melakukan rapat terbatas (ratas) dengan Presiden Prabowo Subianto di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (23/11/2025).

    “Kami, di ESDM fokus menertibkan tambangnya. Banyak penambang yang melakukan penambangan tidak ada izinnya, tidak ada IPPKH (izin pinjam pakai kawasan hutannya),” kata Bahlil ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin.

    Sejumlah temuan yang ia paparkan adalah penambang yang sudah memiliki izin usaha pertambangan (IUP), namun belum memiliki IPPKH.

    Dengan demikian, pertambangan tersebut digolongkan sebagai pertambangan ilegal, meskipun sudah memiliki IUP.

    Kegiatan pertambangan tanpa IPPKH tersebut lantas menyebabkan kawasan hutan dipenuhi oleh lubang-lubang dan mengalami kerusakan lingkungan.

    “Itu semuanya akan diberikan sanksi sesuai dengan aturan yang ada. Kami tidak ingin (lebih parah), jadi kami tertibkan semuanya. Jangan sampai ada gerakan-gerakan tambahan lagi,” tutur dia.

    Bahlil menyampaikan pertambangan ilegal tanpa IPPKH itu menjadi salah satu poin bahasan dalam ratas di Hambalang.

    Ratas itu, sambung dia, membahas mengenai hasil kerja dan rencana tindak lanjut Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH), penertiban kawasan pertambangan, serta konsekuensi hukum atas berbagai pelanggaran dan aktivitas ilegal di kedua sektor tersebut.

    Penertiban kawasan hutan pun dibagi menjadi dua fokus, yakni kawasan hutan yang terkait dengan perkebunan, serta kawasan hutan yang terkait dengan tambang.

    “Kemarin, kami membahas betul, karena berbagai macam dinamika lapangan. Saya juga kan turun terus ke lapangan,” ujar Bahlil.

    Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto dalam rapat terbatas di kediamannya, Minggu (23/11/2025), memfokuskan pembahasan pada penanganan kawasan-kawasan ilegal yang selama ini sulit dijangkau aparat.

    Presiden menekankan perlunya langkah terpadu lintas lembaga untuk memastikan penegakan hukum dapat dilakukan secara efektif di wilayah-wilayah rawan tersebut.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Heboh Pria Ini Pakai Mobil yang Disebut Sitaan Polisi Terekam Dipakai Jalan-Jalan, Polda Metro Angkat Bicara

    Heboh Pria Ini Pakai Mobil yang Disebut Sitaan Polisi Terekam Dipakai Jalan-Jalan, Polda Metro Angkat Bicara

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Sebuah video yang menampilkan seorang pria mengendarai mobil yang ia klaim sebagai barang bukti sitaan polisi ramai beredar di media sosial. Dalam rekaman itu, pria berbaju kemeja dengan celana hitam terlihat santai memakai mobil tersebut untuk berbelanja di beberapa pusat perbelanjaan di Bogor.

    Dalam video itu, ia menyebut kendaraan yang dipakainya adalah barang bukti Polsek dan dipinjamkan kepada ayahnya yang disebut bertugas di Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Metro Jaya.

    “BB Polsek, ini BB-nya. Ada surat BB-nya, surat pinjaman BB-nya. Dipinjam sama bapak saya, bapak saya Propam di Polda Metro,” ujar pria itu dalam video yang beredar, dikutip antara, Senin (24/11/2025).

    Pernyataan tersebut memicu tanda tanya publik, apalagi mobil yang disebut sebagai barang bukti itu justru digunakan untuk aktivitas pribadi.

    Menanggapi viralnya rekaman itu, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto, memastikan pihaknya langsung melakukan pemeriksaan awal. Ia menegaskan bahwa klaim pria dalam video tidak sesuai fakta.

    “Propam sudah diperiksa terkait video itu. Tidak benar bahwa orang tua yang bersangkutan bertugas di Propam Polda Metro Jaya. Kami masih menyelidiki maksud pernyataannya,” ujar Budi saat dikonfirmasi.

    Dikatakan Budi, polisi akan memanggil pria tersebut untuk memberikan penjelasan langsung mengenai ucapannya.

    “Yang bersangkutan ada di Jogja. Tentu harus diminta menjelaskan apa maksud pernyataannya,” jelasnya.

    Budi menegaskan bahwa kendaraan yang terlihat dalam video itu juga bukan barang bukti yang disita kepolisian.

  • Penampakan Lokasi Temuan Jasad Bocah Alvaro di Tenjo Bogor, Sepi dari Permukiman Warga
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        24 November 2025

    Penampakan Lokasi Temuan Jasad Bocah Alvaro di Tenjo Bogor, Sepi dari Permukiman Warga Bandung 24 November 2025

    Penampakan Lokasi Temuan Jasad Bocah Alvaro di Tenjo Bogor, Sepi dari Permukiman Warga
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Alvaro Kiano Nugroho (6), bocah asal Pesanggrahan, Jakarta Selatan, yang sempat dilaporkan hilang sejak 8 bulan lalu, ditemukan tewas di Jembatan Cilalay, Desa Singabraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
    Ia diduga menjadi
    korban pembunuhan
    dan jasadnya dibuang di jembatan tersebut.
    Pantauan Kompas.com,
    Jembatan Cilalay
    yang menjadi lokasi temuan jasad Alvaro berada di jalan raya yang menghubungkan antara wilayah Kecamatan Tenjo dengan Kecamatan Jasinga.
    Untuk menuju lokasi, perjalanan dari pusat Kota Bogor menempuh waktu kurang lebih 2 jam.
    Wilayah ini sendiri berada di ujung barat Bogor yang berbatasan dengan wilayah Banten.
    Suasana di lokasi cukup sepi dari permukiman penduduk.
    Kendaraan yang lalu lalang juga tidak terlalu ramai seperti jalan raya pada umumnya.
    Adapun jasad atau kerangka Alvaro ditemukan oleh polisi di antara tumpukan sampah di bawah jembatan, tepat di pinggir Kali Cilalay.
    Saat ini, lokasi temuan terlihat sepi dan tidak ada kerumunan warga seperti saat pencarian.
    Di sekelilingnya juga sudah terpasang garis polisi agar tidak ada warga yang mendekat.
    Salah satu warga sekitar, A. Sunaryo (67), membenarkan di lokasi tersebut ditemukan jasad Alvaro yang sempat dilaporkan hilang 8 bulan lalu.
    “Saya juga kaget kedatangan aparat, katanya ada yang dicari minta bantuan sama saya, terus dia
    nyeritain
    kronologinya, katanya (Alvaro) dibuang di kali ini,” kata Sunaryo saat berbincang dengan Kompas.com di lokasi, Senin (24/11/2025).
    Sebelumnya, Alvaro (6) sempat dilaporkan hilang oleh keluarganya di wilayah Pesanggrahan, Jakarta Selatan, pada Kamis (6/3/2025).
    Setelah sekian lama, polisi menemukan Alvaro dalam kondisi sudah meninggal dunia di Jembatan Cilalay, Desa Singabraja, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, pada Minggu (24/11/2025).
    Polisi juga telah menangkap satu terduga pelaku dalam kasus kematian Alvaro ini.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Kritisi Macet Depan Stasiun Citayam: Kendaraan Tambah, Lebar Jalan Segini Terus
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 November 2025

    Warga Kritisi Macet Depan Stasiun Citayam: Kendaraan Tambah, Lebar Jalan Segini Terus Megapolitan 24 November 2025

    Warga Kritisi Macet Depan Stasiun Citayam: Kendaraan Tambah, Lebar Jalan Segini Terus
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com – 
    Sejumlah warga mengkritisi kemacetan di sekitar Stasiun Citayam, Jalan Raya Citayam, Kota Depok, yang disebut terjadi selama 30 tahun terakhir.
    Hal itu disampaikan Anhar (56), warga setempat, yang menyaksikan kemacetan di ruas jalan tersebut sejak dirinya pertama kali tiba di
    Citayam
    pada 1996.
    “Saya dari Garut, sudah 30 tahunan di sini, itu kondisinya sudah macet,” ucap Anhar saat ditemui di lokasi, Senin (24/11/2025) pagi.
    Meski kemacetan saat itu belum separah sekarang dan jenis kendaraannya lebih sedikit, kemacetan sudah menjadi pemandangan sehari-hari bagi Anhar pada pagi maupun sore.
    Terlebih, angkot yang kerap mengetem di beberapa titik membuat kendaraan di belakangnya ikut terhenti.
    “Dari dulu sudah macet, tapi sekarang ya nambah (parah). Ada motor, mobil, angkot, ya sepeda listrik, motor listrik, tapi jalan mah lebarnya segini terus,” ujarnya.
    Kemacetan terjadi di kedua arah, baik menuju Depok maupun ke Bogor, sehingga suasananya terlihat semrawut.
    Tak jauh berbeda, seorang pejalan kaki bernama Gina juga menilai kemacetan di Citayam semakin tidak tertolong.
    Pada waktu tertentu ia bisa merasa muak menghadapi macet yang begitu semrawut.
    “Ya saya udah biasa, tapi kalau lagi pas pulang kerja bisa sesekali merasa capek lihat macet doang tuh, padahal saya bukan yang bawa motor ya cuma dijemput,” tutur Gina.
    Selain macet, Gina kesulitan mencari ruang untuk berjalan kaki menuju atau dari stasiun.
    Tak jarang ia harus menyeberang atau menyalip di antara motor karena trotoar yang tersedia tidak memadai untuk pejalan kaki.
    “Lebih ke susah buat jalan kaki saja karena enggak punya tempat (trotoar), kita kan jalan se pinternya kita saja,” jelas Gina.
    “Kayaknya macet di sini bukan cuma karena penumpang KRL yang mau ke stasiun, tapi jumlah pengendara ke arah Depok memang banyak,” lanjut dia.
    Pengamatan
    Kompas.com
    di lokasi pada Senin pagi menunjukkan kepadatan kendaraan mulai terlihat sebelum pintu rel kereta menuju Stasiun Citayam arah Depok, dan terus berlangsung hingga sekitar 100–120 meter di ruas jalan yang lebarnya hanya 5–6 meter untuk dua arah.
    Kendaraan yang padat didominasi motor pribadi, ojek
    online
    , dan angkot yang mengetem mencari penumpang. Sempat terlihat angkot berwarna merah berhenti tepat di pintu masuk Stasiun Citayam arah Depok, diikuti oleh pengemudi ojek
    online
     (ojol) yang menurunkan penumpang.
    Titik pengeteman angkot lainnya terlihat sebelum pintu rel arah Bogor. Kedua titik ini menyebabkan arus kendaraan di kedua arah tersendat karena angkot memakan bahu jalan hingga satu meter.
    Sesekali terdengar bunyi klakson dari pemotor kepada beberapa sopir angkot yang menghalangi jalan, tetapi hal itu tak begitu digubris.
    Antar pemotor juga terlihat saling adu klakson dan meluapkan kemarahan setelah berhasil menyalip.
    Kemacetan baru mulai berkurang sekitar pukul 08.00 WIB setelah seorang polisi lalu lintas menepi untuk melakukan pengaturan jalan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kapolri Resmi Buka Apel Kasatwil Polri 2025, Samakan Visi Dukung Kebijakan Pemerintah

    Kapolri Resmi Buka Apel Kasatwil Polri 2025, Samakan Visi Dukung Kebijakan Pemerintah

    Kabupaten Bogor

    Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menghadiri Apel Kasatwil Polri Tahun 2025 di Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kapolri secara resmi membuka dan memberikan arahan kepada jajaran. Agenda ini bertujuan untuk menyamakan visi dalam mendukung kebijakan pemerintah Presiden Prabowo Subianto serta meningkatkan pelayanan publik.

    Kapolri hadir di agenda Apel Kasatwil Polri Tahun 2025 yang digelar di Mako Satuan Latihan Korbrimob Polri, Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (24/11/2025). Kegiatan ini diikuti 631 peserta yang terdiri dari pejabat utama Mabes Polri, para Kapolda, Karo Ops dan seluruh Kapolres dari berbagai wilayah Indonesia.

    Usai para peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya, Kapolri secara resmi membuka Apel Kasatwil Polri 2025 dengan menancapkan tongkat ke podium seremoni. Kapolri didampingi Ketua Komisi Percepatan Reformasi Polri Prof Jimly Asshiddiqie dan Wakapolri Komjen Dedi Prasetyo.

    Dalam agenda ini hadir pula Irwasum Polri Komjen Wahyu Widada, Kabaintelkam Polri Komjen Yuda Gustawan, Kabaharkam Polri Komjen Karyoto, Kabareskrim Polri Komjen Syahardiantono, Dankorbrimob Polri Komjen Ramdani Hidayat, Astamaops Kapolri Komjen Fadil Imran, Kadivpropam Polri Irjen Abdul Karim, dan Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri.

    Hadir pula Tim Transformasi Reformasi Polri, atase kepolisian negara sahabat di antaranya dari Australia, Amerika Serikat, China, Filipina, Jepang, Malaysia, dan Prancis.

    Acara turut dihadiri Ketua Komisi Percepatan Reformasi Polri Prof Jimly Asshiddiqie (dok Istimewa)

    Usai Kapolri, Prof Jimly Asshiddiqie sebagai Ketua Komisi Percepatan Reformasi Polri juga akan memberikan sambutan di agenda ini. Setelah itu ada pemutaran video prototipe bangunan Polri dilanjutkan dengan penandatanganan maket prototipe bangunan polda, polres dan polsek oleh Kapolri.

    Apel Kasatwil Polri Tahun 2025 ini akan digelar selama tiga hari hingga Rabu (26/11). Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko menuturkan Apel Kasatwil tahun ini mengusung tema ‘Transformasi Polri yang Profesional untuk Masyarakat’. Peserta apel akan mendapatkan paparan dari berbagai narasumber strategis.

    “Apel Kasatwil merupakan momentum penting bagi jajaran kepolisian untuk memperkuat arah kebijakan dan meningkatkan kualitas pelayanan publik,” kata Trunoyudo melalui keterangan tertulis, Senin (24/11/2025).

    Agenda ini bertujuan untuk menyamakan visi dalam mendukung kebijakan pemerintah Presiden Prabowo Subianto serta meningkatkan pelayanan publik (dok Istimewa)

    “Apel Kasatwil Polri ini diselenggarakan sebagai forum strategis untuk merumuskan langkah konkret dalam memperkuat profesionalisme Polri dan memastikan sinergi dengan arah kebijakan nasional,” lanjut dia.

    Trunoyudo menegaskan bahwa melalui kegiatan ini, Polri diharapkan semakin siap menjalankan peran sebagai instrumen negara. Khususnya dalam menjaga stabilitas keamanan sekaligus menjadi mitra masyarakat.

    “Dengan adanya Apel Kasatwil 2025 ini, Polri diharapkan dapat berperan optimal sebagai instrumen negara yang menjaga keamanan, sekaligus sebagai mitra masyarakat dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan,” harapnya.

    (hri/jbr)

  • Patroli Rutin Tak Pernah Buat Warga Kolong Terusir dari Menteng
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 November 2025

    Patroli Rutin Tak Pernah Buat Warga Kolong Terusir dari Menteng Megapolitan 24 November 2025

    Patroli Rutin Tak Pernah Buat Warga Kolong Terusir dari Menteng
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Sejumlah warga kolong, sebutan untuk orang-orang yang hidup di jalanan, di Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, mencoba terus bertahan tinggal di tepi rel kereta dan trotoar sempit meski sudah berulang kali ditertibkan aparat.
    Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Selatan, Nanto Dwi Subekti, menegaskan, keberadaan
    warga kolong
    terus dipantau melalui patroli rutin.
    “Saat ini kita hanya penjangkauan atau patroli rutin. Kalau ada yang bandel baru kita lakukan penertiban. Kalau kedapatan saat operasi PMKS, kita kirim ke panti sosial,” ujarnya saat dihubungi, Jumat (21/11/2025).
    Nanto menambahkan, pihaknya rutin melakukan patroli melalui pendekatan yang humanis dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
    “Kalau patroli rutin tiap hari. Kalau hambatan selama ini belum ada, hanya harus rajin di patroli saja,” kata dia.
    “Mereka pergi sebentar saat razia, tapi begitu patroli selesai, biasanya balik lagi ke kolong atau trotoar. Kami sudah terbiasa melihat itu,” kata Ningsih.
    Sementara itu, Riyan (31), pengemudi ojek pangkalan yang mangkal tak jauh dari lintasan rel, merasa kasihan dengan warga kolong.
    “Kasihan sih, tapi hidup di Jakarta memang harus siap punya duit buat tempat tinggal. Kalau tidak ada alternatif, ya mereka kembali ke trotoar atau kolong. Mereka sudah biasa hidup di jalan,” ucapnya.
    Sejumlah warga kolong yang ditemui
    Kompas.com
    mengungkapkan alasannya tetap bertahan di trotoar dan tepi rel meski sering didatangi aparat.
    Salah satunya adalah Ale (40), warga asal Bogor, Jawa Barat, yang sudah hampir dua tahun tinggal di tepi rel dekat Latuharhary.
    “Awalnya cuma numpang lewat, nyari barang bekas. Lama-lama susah, jadi bertahan di sini saja. Uang enggak cukup buat kontrakan. Mau ke mana kalau pergi jauh?” katanya.
    Sehari-hari Ale mencari botol plastik dan kardus dari kantor serta pasar sekitar untuk dijual kembali.
    “Kalau ramai, satu gerobak bisa dapat Rp 15.000. Kalau sepi, cuma Rp 7.000,” ujarnya.
    Sukinem (38), perempuan asal Brebes, Jawa Tengah, menuturkan pengalaman serupa.
    “Kadang pagi-pagi Satpol PP datang, suruh bubar. Saya ngerti, tapi mau pindah ke mana? Gerobak berat, barang banyak. Setelah mereka pergi, kami balik lagi,” katanya.
    Warga kolong lainnya, Sarwono (42) bercerita bahwa dirinya tinggal bersama istri dan anaknya di pertigaan dekat Kantor Komnas HAM.
    “Tempat ini agak aman, lampunya terang, dekat kantor pemerintah. Kalau malam tetap waspada, tapi di sini dekat jalur kerja mulung. Anak dan istri ikut, jadi pilih lokasi yang memungkinkan semua aman,” kata dia.
    Meski begitu, ia tak menampik bahwa tidur di atas trotoar tidaklah nyaman.
    “Pakai kardus atau terpal seadanya, sambil menaruh gerobak sebagai penghalang agar barang tidak dicuri,” ujarnya.
    Pengamat perkotaan Yayat Supriyatna menekankan bahwa warga kolong memilih lokasi secara strategis.
    “Mereka paham wilayah secara teritorial, menempati lokasi yang relatif aman dari razia Satpol PP, dan dekat dengan mata pencaharian,” kata Yayat.
    “Kalau mereka punya komunitas, ada keberanian untuk mencari ruang yang bisa digunakan bersama,” ujarnya.
    Yayat menjelaskan bahwa mobilitas warga kolong cukup terukur.
    “Radius aktivitas sekitar 1–3 km, dan biasanya mereka menempati lokasi yang dianggap paling aman mulai jam 8 pagi hingga malam,” tuturnya.
    Dengan strategi ini, warga kolong bisa menjaga barang-barang, bekerja, dan bertahan di ruang publik dengan risiko minimal.
    Fenomena ini menunjukkan keterkaitan erat antara perilaku warga kolong dengan kondisi ekonomi dan kemampuan adaptasi terhadap ruang kota.
    “Kelompok ini termarjinalkan, namun mereka paham memilih tempat tinggal yang efisien, dekat mata pencaharian, aman dari gangguan, dan memiliki kemudahan sanitasi,” ujar Yayat.
    Di trotoar Latuharhary, Ale memilah-milah botol plastik dan kardus yang dikumpulkan dari kantor-kantor sekitar. Barang-barang ini dijual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
    “Kalau sepi, hanya cukup buat makan. Kalau ramai, bisa sedikit lebih. Tapi tetap hidup seadanya,” kata Ale.
    Sukinem biasanya memulai pagi dengan berkeliling trotoar dan kantor-kantor Menteng untuk mengumpulkan plastik dan kardus.
    “Kalau hujan atau banyak penertiban, tidak dapat apa-apa. Tapi yang penting bisa hidup, bisa kirim sedikit ke anak di Brebes,” ujarnya.
    Ia tidur di kolong jembatan dekat terowongan kecil, menggunakan kardus dan terpal sebagai alas, sambil menjaga barang-barang agar tidak hilang.
    Sarwono menekankan pentingnya lokasi bagi keselamatan keluarganya.
    “Kalau jauh dari sini, istri dan anak saya susah kalau hujan atau ada apa-apa. Jadi kami bertahan di sini, walau tiap malam was-was. Gerobak kami taruh di depan sebagai penghalang,” katanya.
    Hidup di tepi rel dan trotoar membuat warga kolong harus menghadapi berbagai risiko, di antaranya hujan, kebisingan kereta, hingga potensi kehilangan barang.
    “Tidur malam selalu waspada. Kalau ada suara keras, langsung bangun. Barang-barang kami harus dijaga, gerobak jadi penghalang sekaligus tempat penyimpanan,” tutur Sarwono.
    Sukinem menambahkan, anak-anaknya tetap tinggal di kampung halaman karena keterbatasan ekonomi.
    “Kalau anak ikut, lebih sulit menjaga barang dan keamanan. Saya bertahan sendiri, kirim sedikit uang ke rumah. Hidup ini cuma buat makan dan bertahan,” katanya.
    Ale pun sependapat dengan Sukinem.
    “Kalau pergi jauh, mau tidur di mana. Uang enggak cukup buat kontrakan. Jadi tetap di sini, cari makan seadanya,” ujarnya.
    Yayat menekankan bahwa pilihan lokasi warga kolong sangat pragmatis.
    “Tempat itu relatif aman, tidak mengganggu warga, dekat mata pencaharian, dan ada kemudahan untuk kebutuhan sanitasi. Mereka memahami wilayah secara teritorial, mengatur hidup secara kolektif, dan menempati lokasi pada jam-jam paling aman,” ujarnya.
    Ketimpangan ekonomi dan keterbatasan akses terhadap hunian layak membuat warga kolong harus mengisi ruang publik yang tersedia, sekaligus menyesuaikan diri dengan patroli aparat dan perubahan lingkungan sekitar.
    Menurut Yayat, adaptasi warga kolong mencakup berbagai strategi pemilihan lokasi yang aman, pengelolaan barang dan gerobak, mobilitas terukur, serta pembentukan jaringan komunitas untuk saling menjaga.
    “Mereka mengisi ruang kota yang gratis dengan strategi adaptasi yang sangat terukur,” ujarnya.
    Yayat menambahkan, komunitas ini memudahkan warga kolong menyesuaikan diri dengan patroli aparat. Dengan mengetahui lokasi yang aman, mereka dapat menghindari razia sementara dan kembali menempati ruang ketika situasi aman.
    “Mobilitas mereka terbatas, tapi efektif. Radius aktivitas hanya 1–3 km, cukup untuk mencari nafkah dan bertahan hidup,” tuturnya.
    Yayat menambahkan Patroli rutin Satpol PP tidak mengubah pola hidup mereka secara signifikan.
    Keberadaan mereka adalah hasil adaptasi terhadap kondisi ekonomi, keterbatasan ruang, dan kemampuan membentuk jaringan sosial yang memungkinkan bertahan hidup di kota besar.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Kritisi Macet Depan Stasiun Citayam: Kendaraan Tambah, Lebar Jalan Segini Terus
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 November 2025

    Underpass Citayam Segera Dibangun untuk Atasi Kemacetan Akut Kawasan Tersebut Megapolitan 24 November 2025

    Underpass Citayam Segera Dibangun untuk Atasi Kemacetan Akut Kawasan Tersebut
    Penulis

    DEPOK, KOMPAS.com –
    Kemacetan di kawasan Stasiun Citayam menjadi salah satu titik paling ruwet di Depok dan Bogor, terutama pada jam sibuk pagi hari.
    Situasi ini menunjukkan tekanan mobilitas yang makin tinggi di ruas jalan sempit yang menjadi simpul perjalanan warga kedua wilayah.
    Kondisi tersebut kini mendorong pemerintah daerah menyiapkan pembangunan
    underpass
    sebagai solusi jangka panjang.
    Rencana itu mulai bergerak setelah Pemerintah Kota Depok dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyelaraskan langkah pembebasan lahan dan penyusunan rancangan teknis proyek.
    Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan pada April 2025 silam, Pemerintah Kota Depok akan melakukan pembebasan lahan untuk pembangunan
    underpass
    Citayam pada 2026.
    Ia menjelaskan hal itu merupakan tindak lanjut setelah dirinya menginstruksikan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) untuk merancang
    detail engineering design
    (DED)
    underpass
    .
    “Kemudian tahun depan pembebasan tanahnya dilakukan oleh Pemkot Depok, tahun depan (2026) Insya Allah
    underpass
    Citayam akan dianggarkan di Provinsi Jawa Barat,” kata Dedi kepada wartawan di Balai Kota Depok, Selasa (29/4/2025).
    Dedi menyebut belum dapat memastikan berapa nilai anggaran yang dibutuhkan.
    “Kan DED-nya dulu, kan saya belum bisa bilang angka, yang angka itu teknis. Nanti salah lagi angkanya, yang penting nanti jadi,” lanjutnya.
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, selama 45 menit pada Senin (24/11/2025) pagi memperlihatkan antrean kendaraan yang sudah mengular sejak sebelum pintu perlintasan kereta menuju stasiun dari arah Depok.
    Jalan yang lebarnya hanya sekitar 5–6 meter untuk dua arah dipadati sepeda motor, ojek
    online
    , dan angkot yang berhenti sembarangan untuk menaikkan serta menurunkan penumpang.
    Sebuah angkot berwarna merah terlihat mengetem tepat di pintu masuk Stasiun Citayam dari arah Depok.
    Angkot lain serta sejumlah pengemudi ojek
    online
    mengikuti pola serupa dan mempersempit badan jalan.
    Titik pengeteman juga tampak di dekat pintu rel arah Bogor, sehingga arus kendaraan tersendat karena angkot memakan bahu jalan hingga sekitar satu meter.
    Sesekali terdengar klakson panjang dari pengendara yang kesal. Beberapa di antaranya saling adu klakson dan melontarkan komentar saat berdesakan menyalip.
    Kemacetan mulai sedikit terurai sekitar pukul 08.00 WIB setelah seorang polisi lalu lintas tiba untuk mengatur arus kendaraan, meski sejumlah angkot tetap terlihat mengetem.
    Pembangunan
    underpass
    Citayam disebut menjadi bentuk kooperatif Pemkot Depok dalam mendukung visi dan misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Supian Suri–Chandra Rahmansyah untuk meminimalisir kemacetan.
    Rencana pembangunan
    underpass
    ini diharapkan menjadi solusi permanen atas kemacetan berkepanjangan di sekitar Stasiun Citayam, yang selama ini disumbang oleh sempitnya ruas jalan, aktivitas angkot, dan tingginya mobilitas harian warga Depok serta Bogor.
    (Reporter: Dinda Aulia Ramadhanty | Editor: Abdul Haris Maulana, Larissa Huda )
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ayah Tiri Alvaro Ditangkap, Tersangka Ternyata Sempat Ikut Cari Alvaro
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 November 2025

    Ayah Tiri Alvaro Ditangkap, Tersangka Ternyata Sempat Ikut Cari Alvaro Megapolitan 24 November 2025

    Ayah Tiri Alvaro Ditangkap, Tersangka Ternyata Sempat Ikut Cari Alvaro
    Penulis

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Polisi menetapkan ayah tiri Alvaro Kiano Nugroho, AI, sebagai tersangka utama dalam kasus hilangnya bocah enam tahun itu yang berakhir dengan temuan kerangka manusia di Tenjo, Bogor.
    “Terduga pelaku adalah ayah tirinya Alvaro,” kata Nicolas saat dikonfirmasi, Senin (24/11/2025).
    Nicolas menyampaikan bahwa penyidik telah menemukan kerangka manusia yang diduga merupakan Alvaro.
    Tersangka juga turut menunjukkan lokasi tempat ditemukannya kerangka yang diduga merupakan Alvaro.
    Untuk lebih memastikan bahwa kepolisian akan melakukan pengecekan DNA.
    Arumi, ibu Alvaro, akan bertolak dari Medan ke Jakarta hari ini, Senin (24/11/2025), untuk menjalani tes DNA.
    Tugimin, kakek Alvaro, mengungkapkan bahwa selama 8 bulan pencarian Alvaro, AI beberapa kali ikut, termasuk ke wilayah Bogor hingga larut malam.
    “Bapak tirinya itu juga ikut membantu mencari. Misalkan, ‘Pak, saya mau ke daerah Bogor, katanya ada informasi ke Bogor, suruh nelusurin Jalan Raya Bogor sampai terminal sampai stasiun.’ Nah itu nyari berdua sampai malam baru pulang,” tutur Tugimin, Minggu (23/11/2025).
    Ia menambahkan bahwa AI telah berkali-kali diperiksa polisi namun tidak pernah mengungkapkan kondisi Alvaro yang sebenarnya.
    “Saya itu enggak sangka, ternyata kebaikan dia itu hanya ibaratnya ya buat kedok saja,” ucap dia.
    Kerangka yang diduga merupakan Alvaro ditemukan di sekitar Kali Cilalay, Tenjo, Bogor, setelah AI diminta menunjukkan lokasi keberadaan korban.
    Berdasarkan keterangan Tugimin, tersangka mengarahkan penyidik ke lokasi tersebut hingga akhirnya ditemukan kerangka yang diduga kuat merupakan Alvaro.
    “Sehingga akhirnya diketemukan dan diinterogasi diajak ke Tenjo, mungkin untuk menemukan tempatnya,” ujar dia.
    Tugimin mengaku sempat mencurigai adanya perkembangan signifikan saat mengantarkan dokumen tambahan ke penyidik. Ia mendengar percakapan internal polisi yang mengarah pada penangkapan pelaku.
    “Saya curiga ada omongannya menjurus ke pelaku itu tadi, ada omongan ‘Oh dia belum tahu,’ terus langsung diem. Pas saya mau pulang, saya salaman dengan penyidik, ‘Pak memang pelaku ada di sini?’ ‘udah’ begitu aja, terus saya pulang,” jelasnya.
    Arumi, ibu Alvaro, akan bertolak dari Medan ke Jakarta untuk menjalani tes DNA setelah mendapat kabar bahwa kerangka anaknya ditemukan.
    Tugimin mengatakan, Arumi baru dapat pulang pada Senin karena kendala ketersediaan tiket pesawat.
    “Bahkan mau diadakan tes DNA juga, tapi nunggu ibunya pulang dari luar (negeri), karena ini tadi (hari Minggu) enggak bisa pulang sekarang, mungkin besok baru berangkat, katanya begitu,” ungkap Tugimin.
    Ia menerima informasi temuan kerangka langsung dari Kapolsek Pesanggrahan AKP Seala Syah Alam yang datang ke rumahnya pada Minggu sore.
    Tugimin mengatakan, keluarga tidak menyangka bahwa ayah tiri Alvaro merupakan pelaku di balik peristiwa ini.
    “Kami enggak sangka-sangka bapak tirinya sendiri yang melakukan hal sekeji ini. Alvaro belum punya dosa, kok dijadikan korban? itu yang sangat disesalkan,” ucapnya.
    Informasi yang diterima keluarga menyebutkan AI pula yang mengarahkan polisi ke lokasi temuan kerangka.
    “Saya itu enggak sangka, ternyata kebaikan dia itu hanya ibaratnya ya buat kedok saja,” kata Tugimin menegaskan.
    Kasus hilangnya Alvaro yang berlangsung sejak Maret 2025 kini memasuki tahap lanjutan penyelidikan setelah penetapan tersangka dan temuan kerangka di Tenjo.
    Proses identifikasi melalui pemeriksaan DNA menjadi langkah utama untuk memastikan identitas korban sebelum kepolisian melanjutkan pendalaman motif serta rekonstruksi lengkap peristiwa.
    (Reporter: Hanifah Salsabila | Editor: Abdul Haris Maulana, Faieq Hidayat)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.