kab/kota: Bogor

  • Siapa Pendiri Oriental Circus Indonesia? Viral Aduan Eks Pemain Sirkus Diduga Disiksa

    Siapa Pendiri Oriental Circus Indonesia? Viral Aduan Eks Pemain Sirkus Diduga Disiksa

    PIKIRAN RAKYAT – Nama Oriental Circus Indonesia (OCI), atau yang akrab dikenal sebagai OCI Taman Safari, kembali mencuat ke permukaan.

    Namun, kali ini bukan karena sorak sorai penonton yang terkesima oleh atraksi spektakuler, melainkan oleh pengakuan getir para mantan pemainnya.

    Di balik kilauan kostum dan gemuruh tepuk tangan masa lalu, tersembunyi cerita tentang dugaan kekerasan fisik, tekanan mental, upah yang tak layak, hingga paksaan untuk terus tampil meski tubuh merintih kesakitan.

    Sebelum tabir kelam ini tersibak, Oriental Circus Indonesia adalah ikon hiburan keliling yang berjaya di Tanah Air, sebuah mimpi yang dirajut oleh satu sosok visioner Hadi Manansang.

    Dilansir Pikiran-Rakyat.com dari berbagai sumber, Hadi Manansang, sang pendiri, memulai perjalanan OCI dari kerasnya jalanan kota. Jauh sebelum dekade 1960-an, ia dikenal sebagai seniman jalanan yang gigih, seorang pegiat obat tradisional yang tak gentar mempertontonkan atraksi ekstrem yang memukau sekaligus mendebarkan.

    Salto berbahaya, lemparan trisula yang mengancam, hingga aksi menancapkan besi ke dada menjadi santapan sehari-hari bagi para pejalan kaki yang berkerumun di sekelilingnya. Jiwa seni dan keberanian yang membara dalam diri Hadi menjadi cikal bakal lahirnya sebuah legenda hiburan.

    Oriental Circus Indonesia, di bawah kepemimpinan Hadi Manansang, menjelma menjadi sebuah tontonan yang memadukan keajaiban akrobatik yang memukau, ilusi sulap yang membingungkan, kelihaian juggling yang menakjubkan, hingga interaksi yang mendebarkan dengan hewan-hewan liar.

    Era 1990-an menjadi puncak kejayaan OCI. Mereka tak hanya merajai panggung-panggung hiburan di berbagai pelosok Indonesia, tetapi juga melebarkan sayap ke kancah internasional. China, Inggris, dan Amerika Serikat menjadi saksi bisu kehebatan para seniman OCI.

    Saat itu, Oriental Circus Indonesia bukan hanya sekadar grup hiburan, melainkan juga representasi kebanggaan Indonesia di mata dunia.

    Nama Hadi Manansang pun tak terpisahkan dari kesuksesan ini, menjadi motor penggerak yang mengubah pertunjukan jalanan sederhana menjadi hiburan berskala global yang mampu memukau penonton dari berbagai latar belakang budaya.

    Namun, roda kehidupan terus berputar. Memasuki dekade 2010-an, gaung pertunjukan OCI Taman Safari mulai meredup. Tingginya biaya produksi, tekanan yang semakin kuat dari kelompok pemerhati satwa terkait penggunaan hewan dalam pertunjukan, serta perubahan selera dan tren hiburan menjadi tantangan berat yang dihadapi.

    Salah satu penampilan terakhir mereka yang tercatat adalah “Hanoman The Dreamer” pada tahun 2016 di Jakarta Utara, sebuah kolaborasi artistik dengan para pemain sirkus dari Eropa.

    Namun, pada April 2025, sejumlah mantan pemain perempuan memberanikan diri untuk menyampaikan pengalaman traumatis mereka kepada Wakil Menteri HAM (Wamenham), mengungkap dugaan kekerasan fisik, tekanan mental yang menghimpit, upah yang seringkali tak dibayarkan sesuai perjanjian, hingga paksaan untuk terus tampil di bawah sorot lampu panggung meskipun tubuh mereka dilanda sakit dan kelelahan.

    Butet, salah satu mantan pemain sirkus OCI Taman Safari, dengan suara bergetar menceritakan perlakuan kasar yang kerap ia terima selama menjalani latihan keras dan tampil di bawah tekanan.

    “Kalau main saat show tidak bagus, saya dipukuli. Pernah dirantai pakai rantai gajah di kaki, bahkan untuk buang air saja saya kesulitan,” ungkap Butet di Kantor Kementerian HAM, Jakarta, pada Selasa, 15 April 2025.

    Bantahan dari Pihak Taman Safari

    Rombongan Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa berfoto bersama pengelola Taman Safari Indonesia di lingkungan Taman Safari Indonesia di Puncak, Bogor, Jawa Barat, Rabu (25/12/2024). (ANTARA/HO-Kemenpar)

    Di tengah badai pengakuan yang viral di berbagai platform media sosial dan pemberitaan, salah satu pendiri Taman Safari Indonesia, Tony Sumampau, tampil untuk memberikan jawaban atas tudingan yang dilayangkan.

    Dalam konferensi pers yang digelar di Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Rabu, 17 April 2025, Tony Sumampau dengan nada tegas membantah seluruh tuduhan kekerasan fisik, eksploitasi, dan perlakuan tidak manusiawi yang dialami oleh para mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI).

    “Sama sekali tidak benar. Kalau memang itu benar kejadiannya karena tahun 1997 itu kan ada yang melapor,” ujar Tony Sumampau.

    Ia juga menyangkal adanya penyiksaan yang dilakukan oleh pihak TSI terhadap para mantan pemain sirkus OCI yang telah bertahun-tahun beratraksi di berbagai tempat, termasuk di dalam kawasan Taman Safari Indonesia.

    “Itu sama sekali apa yang disampaikan kayaknya tidak masuk di akal juga gitu ya. Seperti dipukul pakai besi, mati mungkin kalau dipukul. Jadi nggak benar itu hanya, apa, suatu difitnahkan seperti itu. Nah itu kan akan kita klarifikasi juga,” lanjutnya.

    Lebih lanjut, Tony Sumampau menantang para mantan pemain sirkus tersebut untuk menunjukkan bukti-bukti konkret yang mendukung klaim mereka mengenai adanya perilaku kekerasan yang dilakukan oleh pihak Taman Safari Indonesia.

    Ia menekankan bahwa tuduhan tanpa bukti yang jelas tidak dapat diterima dan pihak TSI siap untuk melakukan klarifikasi lebih lanjut guna meluruskan permasalahan yang berkembang di masyarakat.

    Tak hanya itu, Tony Sumampau juga mengungkapkan narasi yang berbeda mengenai latar belakang para mantan pemain sirkus tersebut.

    Ia mengklaim bahwa mereka telah dirawat oleh pihaknya sejak usia bayi, setelah diselamatkan dari lingkungan prostitusi di kawasan Kalijodo, Jakarta.

    “Dari bayi, masih bayi. Membesarkan mereka bukannya gampang, ada suster yang jagain,” ungkapnya.

    Tony Sumampau juga menyinggung pernyataan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) beberapa tahun lalu, yang menurutnya memberikan apresiasi terhadap langkah Taman Safari Indonesia dalam menampung anak-anak dari Kalijodo.

    “Ingat saya dari Komnas HAM itu menyatakan, sudah ditampung saja sudah bagus itu sehingga sehat-sehat gitu. Waktu itu kan, kalau kamu tidak ditampung mungkin kamu orang sudah nggak ada kali.

    “Siapa yang mau kasih makan kamu orang dari bayi. Sampai kamu besar gini, kenapa tidak ucapkan terima kasih,” pungkasnya.

    Polemik ini semakin menarik perhatian publik dan memunculkan pertanyaan mendasar mengenai etika bisnis di industri hiburan, perlindungan hak-hak pekerja seni, serta tanggung jawab sosial sebuah institusi besar seperti Taman Safari Indonesia terhadap individu-individu yang pernah bekerja di bawah naungannya.

    Investigasi yang komprehensif dan transparan diharapkan dapat mengungkap kebenaran di balik kisah yang kontradiktif ini dan memberikan keadilan bagi pihak-pihak yang dirugikan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Terkuak Asal Usul Pemain Sirkus OCI Taman Safari, Ada yang Ngaku Dipisahkan dari Orangtua Sejak Bayi

    Terkuak Asal Usul Pemain Sirkus OCI Taman Safari, Ada yang Ngaku Dipisahkan dari Orangtua Sejak Bayi

    TRIBUNJAKARTA.COM — Terkuak asal usul pemain mantan pemain sirkus dari Oriental Circus Indonesia (OCI) Taman Safari Indonesia yang sempat misterius.

    Pada pertemuan dengan Wakil Menteri Hukum dan HAM, Mugiyanto, di Jakarta, Selasa (15/4/2025), para mantan pemain sirkus tersebut mengaku kerap disiksa dan tidak tahu soal identitas asli diri mereka sendiri.

    Mereka tidak pernah diberi tahu nama lengkap, usia, bahkan siapa keluarganya, karena sejak kecil sudah dibesarkan di lingkungan sirkus.

    Vivi salah satu mantan pemain sirkus OCI mengaku sudah sejak kecil dipekerjakan di sirkus tersebut.

    “Saya nggak tau orang tua. Saya kan dari kecil sudah diambil sama yang punya Oriental Circus Indonesia itu,” katanya.

    Vivi melanjutkan ceritanya, selama bekerja sebagai pemain sirkus, ia tinggal di rumah milik Frans Manansang, keluarga pendiri Taman Safari Indonesia.

    Rumah Frans berada di area Taman Safari Cisarua Bogor.

    Terkuak Asal Usulnya

    Founder Oriental Circus Indonesia (OCI) yang juga menjabat sebagai Komisaris Taman Safari Indonesia, Tony Sumampau, mengungkapkan asal-usul para pemain sirkus tersebut.

    Menurut Tony, banyak di antara pemain sirkus tersebut berasal dari panti asuhan dan diasuh sejak mereka masih bayi oleh ibunya. 

    Sebelumnya Tony juga membantah melakukan penyiksaan dan eksploitasi kepada para pemain sirkus.

    “Orang tua suka menampung anak. Waktu saya tanya dari mana asalnya, katanya dari panti asuhan di daerah sekitar Kalijodo,” ujar Tony saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (17/4/2025). 

    Tony menambahkan, sebagian anak-anak itu dibesarkan sejak usia dini di lingkungan keluarga sirkus sebelum mulai dikenalkan pada latihan akrobat. 

    Biasanya, setelah mencapai usia sekitar 6 hingga 7 tahun, mereka mulai dilatih keterampilan sirkus. 

    “Jadi dari bayi dibesarkan, usia 6-7 tahun baru dibawa ke sirkus untuk mulai dilatih,” jelas Tony. 

    Ia juga mengaku tidak hanya anak-anak dari panti asuhan yang berada di lingkungan sirkus, melainkan juga anak-anak dari keluarga pemain sirkus sendiri, termasuk anak-anaknya. 

    “Saya sendiri juga waktu main sirkus, anak saya tinggal di Jakarta bersama ibu saya. Karena hidup di sirkus itu tidak mudah. Hujan, angin, dan kondisi yang keras buat anak-anak,” ungkap Tony. 

    Lebih lanjut, ia mengungkapkan pada tahun 1997, ketika Komnas HAM turun melakukan investigasi, barulah diketahui lebih pasti asal panti asuhan beberapa anak tersebut. 

    “Waktu itu tim dari Komnas HAM yang menelusuri, dan ternyata panti asuhannya memang ada di sekitar Kalijodo,” ujarnya.

    Tony menegaskan, anak-anak yang dibesarkan di lingkungan sirkus juga mendapatkan perhatian, termasuk pendidikan, seperti pelajaran bahasa Inggris sejak usia dini. 

    “Dari umur 7-8 tahun mereka sudah diajar bahasa Inggris, karena sering bertemu turis yang datang menonton pertunjukan,” kata Tony.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Kesiapan Taman Safari Indonesia Kelola Kebun Binatang Bandung

    Kesiapan Taman Safari Indonesia Kelola Kebun Binatang Bandung

    PIKIRAN RAKYAT – Taman Safari Indonesia (TSI) adalah taman hiburan satwa yang berfungsi sebagai tempat konservasi dan edukasi. Lokasi TSI sendiri memiliki beberapa tempat diantaranya Bogor, Prigen, dan Bali.

    Pihak dari Taman Safari Indonesia memberikan pernyataan terkait pengelolaan Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoo. Perlu diketahui, sejak 25 Maret 2025 sudah tidak dikelola Yayasan Margasatwa Tamansari (YMT) setelah tanggal 21 Maret 2025 pengurus yayasan mengundurkan diri.

    Keberlangsungannya saat ini, Bandung Zoo selanjutnya akan dikelola oleh tokoh-tokoh dari Taman Safari Indonesia seperti Jhon Sumampouw, termasuk juga Tony Sumampouw yang pernah menjadi bagian pengurus YMT pada tahun 2017.

    “Kami siap karena sudah terlanjur dari tahun 2017 sudah siap,” ujar Tony Sumampouw, yang merupakan Komisaris TSI. Pernyataan telah dikonfirmasi di Bandung, Jawa Barat, Kamis.

    Pengelola Bandung Zoo tidak akan berbentuk yayasan, kedepannya akan berbentuk perseroan seperti yang diminta oleh Wali Kota Bandung Muhammad Farhan, dengan tujuan agar lebih proporsional.

    “Sesuai Permen Nomor 22 Tahun 2019 yakni untuk lembaga konservasi umum, harus berbentuk badan usaha (PT), atau koperasi. Pak Farhan inginnya PT karena bisa dikenakan berbagai macam kewajiban, termasuk pajak,” ungkap Tony lebih lanjut.

    Konsep yang digunakan dalam mengelola Bandung Zoo adalah menggunakan konsep open zoo yang membuat hewan yang ada akan merasa nyaman dan bisa lebih aktif, interaksi dengan pengunjung bersama satwa juga akan meningkat.

    Pihak TSI melakukan pembenahan secara menyeluruh pada tata letak dan rancangan di Bandung Zoo, mulai dari gerbang tiket, ruang makan, sampai kandang, hal ini juga merupakan dukungan akan Kota Bandung agar keberadaan dari Bandung Zoo memiliki pagelaran kebudayaan didalamnya.

    Target dari Bandung Zoo adalah untuk menarik jumlah wisatawan dari kota-kota besar seperti Jakarta, yang disebut Toni sebagai barometer tingkat kualitas pariwisata di Indonesia.

    Kemungkinan untuk harga tiket akan mengalami peningkatan, dari harga tiket saat ini sekitar akan naik Rp50 ribu. Harga tiket merupakan penyesuaian dari target pasar dan juga berbagai pembenahan yang ada, kenaikan ini tidak bisa disebut mahal.

    “Buktinya ada tempat lain di atas Rp100 ribu tapi dia lebih ramai dari kita, tapi memang harus maju,” ujar Toni menjelaskan.

    “Jika ini berhasil, Pemkot Bandung juga akan menghasilkan pajak yang luar biasa. Contoh Taman Safari Bogor ya, setiap tahunnya kita minimal Rp50 miliar sumbangan ke PAD di luar pajak lainnya seperti penghasilan,” kata Tony memberikan gambaran mengenai pendapatan pajak yang akan didapat.

    Total utang yang harus diselesaikan oleh Kebun Binatang Bandung pada Pemkot Bandung adalah Rp59 miliar, pada saat Romly Bratakusuma selaku Pembina YMT meninggal, pihak Pemkot Bandung memberi keringanan berupa potongan utang sehingga totalnya sekitar Rp25 miliar lebih.

    “Padahal ketika kita ikut mengelola di sana 2017 sampai 2021, kita bayar satu tahunnya Rp2 miliar ke ibu Sri (janda Romly) karena beliau meyakini bisa. Tapi akhirnya itu jadi temuan kejaksaan dana angsuran itu tidak dibayar. Itu jadi kendala. Kami sudah bayar ketika ngelola, jadi ya tinggal sisanya,” ungkap Tony.

    Kedepannya, Bandung Zoo dengan pengelola dari TSI membuat kebun binatang ini semakin banyak wisatawan yang datang dan memberikan nuansa baru yang lebih menarik untuk siapa saja yang datang ke tempat ini. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Rukun Raharja Kembali Gelar Bimbel Intensif Masuk PTN di 8 Kota

    Rukun Raharja Kembali Gelar Bimbel Intensif Masuk PTN di 8 Kota

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) kembali menggelar bimbingan belajar intensif masuk perguruan tinggi negeri atau PTN melalui program PINTAR RAHARJA.

    Program bimbingan ini diselenggarakan di delapan kota, yaitu Jakarta, Bogor, Bandung, Serang, Surabaya, Semarang, Jambi, dan Pekanbaru selama satu bulan, dengan masing-masing 50 peserta di setiap kota.

    “Alhamdulillah, program ini sudah berhasil mewujudkan mimpi banyak adik-adik yang sebelumnya bercita-cita masuk PTN tetapi minim dukungan dan informasi,” kata Direktur Rukun Raharja Sumantri Suwarno yang didampingi corporate secretary perusahaan saat menyambut peserta yang melakukan kunjungan ke kampus Universitas Indonesia, Kamis (17/4/2025).

    Direktur Rukun Raharja Sumantri Suwarno memberikan sambutan saat kunjungan peserta program PINTAR RAHARJA di Universitas Indonesia, Kamis (17/4/2025). /Bisnis

    Sumantri yang mewakili Direktur Utama Rukun Raharja menyambut peserta bimbingan intensif masuk perguruan tinggi negeri yang melakukan kunjungan ke kampus Universitas Indonesia. Dia menjelaskan, program PINTAR RAHARJA ini berupa pemberian bimbingan belajar gratis untuk 50 pelajar setiap kota selama sebulan penuh, termasuk untuk konsumsi.

    Program ini bekerja sama dengan Bimbel Tea Universitas Indonesia dan diharapkan bisa membantu sebagian anak bangsa untuk bisa meraih masa depan yang lebih cerah melalui akses pendidikan di PTN.

    “Saya berulang-ulang menyampaikan ke mereka bahwa tidak ada ‘tiket’ sebaik pendidikan yang bisa mengantar manusia ke titik terjauh dan impian terbesar yang mereka miliki,” ungkap alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang aktif di PMII ini.

    Dalam acara pembukaan program ini, Yuni Pattinasarani selaku Corporate Secretary Rukun Raharja juga menyampaikan bahwa tahun ini merupakan tahun keempat pelaksanaan PINTAR RAHARJA, dan hingga saat ini program tersebut telah berhasil membantu lebih dari 1.000 siswa untuk lolos dan diterima di perguruan tinggi negeri di seluruh Indonesia.

    Program PINTAR RAHARJA merupakan bagian dari komitmen tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) di bidang pendidikan. Melalui program ini, Rukun Raharja ingin membuka akses seluas-luasnya bagi generasi muda dari berbagai daerah, khususnya mereka yang berasal dari keluarga prasejahtera, untuk mendapatkan kesempatan pendidikan tinggi yang layak.

    Hal itu sejalan dengan visi perusahaan untuk tumbuh dan berkembang bersama masyarakat melalui pemberdayaan di bidang pendidikan, sebagai fondasi utama pembangunan bangsa.

    Ke depan, Rukun Raharja berharap program PINTAR RAHARJA dapat menjangkau lebih banyak kota di Indonesia, sehingga semakin banyak pelajar dari berbagai daerah dapat merasakan manfaat dan dukungan nyata dari program ini.

  • Seorang Pria Ngaku Ayah Kandung Anak Pertama Lisa Mariana Hingga Bawa Bukti

    Seorang Pria Ngaku Ayah Kandung Anak Pertama Lisa Mariana Hingga Bawa Bukti

    TRIBUNJATENG.COM – Seorang pria bernama Revelino Tuasei tiba-tiba mengaku sebagai ayah dari anak pertama Lisa Mariana.

    Bahkan pria tersebut membawa bukti bahwa dirinya adalah ayah biologis dari anak Lisa berinisial CA.

    Lewat kuasa hukumnya, pria yang akrab disapa Ino menegaskan jika ia 100 persen adalah ayah dari CA, yang selama ini diklaim Lisa anak dari Ridwan Kamil.

    “Klien kami atau yang biasa dipanggil Ino yakin 100 persen sebagai ayah kandung dari balita inisial CA, yang selama ini diklaim anak Ridwan Kamil oleh Lisa Mariana,” kata Kuasa Hukum Revelino, Helmani dikutip dari Official Inews, Kamis (17/4/2025).

    Helmi menambahkan, kliennya kenal dengan Lisa pada awal tahun 2021.

    Ino dan Lisa bertemu di sebuah cafe milik Ino di Pamulang, Tangerang Selatan.

    “Pada Maret 2021 klien kami dan LM pergi ke tempat hiburan malam (THM) kawasan SCBD Jaksel,” terang Helmani dikutip dari Tribunnews Bogor.

    LM dan Ino sama-sama dalam kondisi mabuk.

    Keduanya lalu memutuskan bermalam dan terjadilah hubungan badan.

    “Klien kami mengaku berhubungan badan dengan LM. Jadi pertama kali klien kami berhubungan badan dengan LM pada Maret 2021,” jelas Helmani.

    Kemudian pada Mei 2021, Lisa menghubungi Ino dan mengaku hamil.

    Saat itu usia kandungan Lisa sudah menginjak satu bulan.

    “Kemudian Mei 2021, LM memberi kabar bahwa dia sedang hamil dengan usia kandungan satu bulan, dan ia menyebut anak yang dikandungnya anak dari klien kami,” katanya.

    Lisa juga meminta Ino untuk mendampingi selama masa kehamilan.

    Kuasa hukum Ino yang lain, Fikri Wijaya mengatakan memiliki bukti percakapan antara Indo dengan LM melalui DM Instagram.

    “Kan lu yang bilang nangis-nangis ke gw, CA itu ketemu di jalan bilang di depan Berni kalau CA itu tetap anak saya,” kata Fikri membacakan chat dari Ino.

    Lisa pun menjawab santai chat dari Ino tersebut.

    “Namanya juga mabuk,” jawab Lisa Mariana pada chat yang dibacakan Fikti.

    Ino lalu mengirim pesan lagi pada Lisa untuk mengingatkan.

    “Sampai di rumah temen lu dulu yang ada di daerah Pondok Cabe juga tetep lu kekuh bahwa CA itu adalah anak saya,” kata Fikri membaca chat dari Ino.

    Lisa Mariana pun lagi-lagi menjawab santai hal itu dan tak mau ambil pusing.

    “Udah, gak penting lagi sekarang,” katanya membacakan jawaban Lisa.

    Sementara itu, Lisa Mariana langsung memberikan tanggapan melalui Instagramnya.

    Ia membantah dan mengaku tak kenal dengan sosok tersebut.

    “Sumpah ini ada lagi dong, nggak tahu manusia dari alam mana, mau viral apa gimana. Tiba-tiba keluar dengan ngaku sebagai ayah biologis CA,” kata dia.

  • Mantan Artis Sekar Arum Diduga Gabung Sindikat Pengedar Uang Palsu di Bogor

    Mantan Artis Sekar Arum Diduga Gabung Sindikat Pengedar Uang Palsu di Bogor

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

    TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU – Mantan artis drama kolosal Sekar Arum Widara diduga tergabung dalam sindikat pengedar uang palsu di Bogor.

    Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Nurma Dewi mengatakan, Sekar Arum mengaku mendapatkan uang palsu dari seseorang berinisial B.

    B merupakan satu dari delapan tersangka sindikat uang palsu di Bogor yang diringkus Polsek Metro Tanah Abang.

    “Jadi dari SAW mengaku yang memberikan adalah inisial B, dan B sudah diamankan di Polsek Tanah Abang,” kata Nurma, Kamis (17/4/2025).

    Namun, Nurma menyebut penyidik masih mendalami pengakuan Sekar Arum dan menelusuri tempat-tempat pelaku mengedarkan uang palsu.

    “Kita harus mencari jaringan-jaringan mana saja yang menyebarkan tentunya dan yamg mencetak uang yang diduga palsu itu,” ujar dia.

    Sebelumnya, Kanit Ranmor Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan Iptu Teddy Rohendi mengatakan, Sekar berbelanja di beberapa toko di Lippo Mall Kemang menggunakan uang palsu yang dibawanya.

    Saat mengetahui transaksi pertama berhasil, Sekar kembali berbelanja di toko yang sama namun dengan kasir berbeda.

    Kali ini, kasir lebih dulu mengecek uang yang dibawa pelaku menggunakan alat pendeteksi dari sinar UV. Hasilnya, uang tersebut dinyatakan palsu.

    “Pada sat melakukan pembayaran di kasir Toko melakukan pemeriksaan terlebih dahulu dengan mesin pendekteksi uang sinar UV , dan diketahui uang tersebut Palsu dan transaksi dibatalkan,” ungkap Teddy, Minggu (13/4/2025).

    Sekar lalu mencoba ke toko lain. Namun transaksinya kembali gagal hingga akhirnya diamankan petugas sekuriti mall.

    Dari tangan pelaku, polisi menyita uang palsu pecahan Rp 100 ribu sebanyak 2.235 lembar senilai Rp 223.500.000.

    “Kemudian pihak kemanaan mall memberitahukan kepada polisi dan pelaku dibawa ke Polres Metro Jakarta Selatan,” ujar Teddy.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Kadis LH Tangsel Tersangka Korupsi, Wakil Ketua DPRD Ingatkan Wali Kota Ketat Seleksi Pejabat

    Kadis LH Tangsel Tersangka Korupsi, Wakil Ketua DPRD Ingatkan Wali Kota Ketat Seleksi Pejabat

    TRIBUNJAKARTA.COM – Wakil Ketua DPRD Tangerang Selatan (Tangsel), Maria Teresa Suhardja, angkat bicara soal kasus korupsi di tubuh Dinas Lingkungan Hidup (LH) Tangsel.

    Seperti diketahui, Kepala Dinas (Kadis) LH, Wahyunoto Lukman dan Kepala Bidang (Kabid) Kebersihan Dinas LH, TB Apriliadhi Kusumah Perbangsa, ditetapkan sebagai tersangka korupsi pengelolaan sampah oleh Kejaksaan Tinggi Banten. Hasil penyidikan menunjukkan, keduanya kongkalikong dengan Direktur PT Ella Pratama Perkasa (EPP), Sukron Yuliadi Mufti, yang juga tersangka, dalam menjalankan aksinya.

    Maria mengingatkan kepada Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie, agar lebih ketat dalam menyeleksi pejabat, terutama untuk level kadis.

    “Wali Kota dalam mengangkat pejabat di lingkaran dinas harus  lebih ketat lagi dalam profiling person untuk menduduki jabatan tertentu,” kata Maria saat dihubungi TribunJakarta, Kamis (17/4/2025).

    Pejabat pemerintah kota harus memiliki keahlian sesuai bidang kerjanya dan antikorupsi.

    “Selain kemampuan literasi teknokrasi, juga perilaku jujur dan bersih dari perilaku koruptif,” jelasnya.

    Politikus Gerindra itu juga meminta Wali Kota memagari para pejabatnya dari penyalahgunaan wewenang dengan menggandeng penegak hukum, termasuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

    “Wali Kota juga harus bisa bekerja sama dengan institusi penegak hukum seperti KPK, kejaksaan dan lain sebagainya untuk sering-sering melaksanakan pembinaan. Wali Kota juga harus menciptakan pemerintahan yang clean and clear menuju good government,” kata Maria.

    Maria pun menyoroti sektor pengelolaan sampah di Tangsel, yang proyeknya sedang dalam pusaran korupsi.

    Dalam sehari, produksi sampah di kota satelit Jakarta itu mencapai 1.000 ton lebih.

    Menurutnya, pemerintah kota harus lebih serius memikirkan permasalahan sampah yang sudah darurat.

    “Ini yang harus dipikirkan secara serius,  karena masalah sampah di Tangsel sudah masuk ke kategori darurat.”

    “Pemkot harus segera mencarikan solusi cepat,” tegas Maria.

    Anggota dewan termuda itu menyerahkan kasus korupsi yang melibatkan dua pejabat Dinas LH Tangsel berjalan sesuai hukum yang berlaku.

    “Yang jelas saya turut prihatin atas kasus yang menimpa Kadis LH yang sudah menjadi tersangka korupsi, terkait persoalan hukum yang menjerat beliau tentu saja itu menjadi ranah hukum dan penegakan hukum,  saya tidak bisa terlalu banyak komentar, ikuti saja alurnya sesuai hukum, jika tidak bersalah pasti bebas, kalau bersalah ya ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku,” kata Maria.

    “Namun ada sisi positif yang bisa diambil bahwa ini bisa menjadi sebuah pelajaran bagi kita bersama untuk selalu berhati-hati dalam menjaga amanah jabatan dan berjalan sesuai dengan koridor,” pungkasnya.

    Kasus Korupsi 2 Pejabat Dinas LH Tangsel

    Diberitakan sebelumnya, Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejati Banten, Rangga Adekresna, menjelaskan peran Kadis LH Tangsel, Wahyunoto Lukman dan Kabid Kebersihan DInas LH Tangsel, TB Apriliadhi Kusumah Perbangsa, dalam kasus korupsi proyek pengelolaan sampah tahun 2024.

    Wahyunoto ditetapkan tersangka setelah pemeriksaan selama lima jam di Kantor Kejati Banten, Serang, sejak pukul 09.00 WIB, Selasa (15/4/2025).

    Rangga mengatakan, Wahyunoto langsung ditahan di Rutan Kelas II B Pandeglang selama 20 hari ke depan.

    Kasus korupsi yang melibatkan Wahyunoto ini terkait proyek pengelolaan sampah senilai Rp 75 miliar.

    Wahyunoto terlibat aktif dalam menentukan lokasi pembuangan dan pemrosesan sampah yang tak sesuai standar.

    “Pada saat pelaksanaan pekerjaan, tersangka WL bersama-sama dengan saudara Zeki Yamani, telah secara aktif berperan dalam menentukan titik lokasi buang sampah.”

    “Lokasi-lokasi itu tidak memenuhi kriteria tempat pemrosesan tempat akhir pembuangan sebagaimana ketentuan yang berlaku,” papar Rangga.

    Rangga menjelaskan, titik lokasi yang dijadikan tempat sampah ilegal tersebut tersebar di sejumlah wilayah, mulai dari Kabupaten Tangerang, Bogor dan Bekasi.

    “Itu lahan-lahan tersebut merupakan lahan-lahan orang per orangan, jadi bukan lahan tempat pemrosesan akhir,” jelasnya.

    Rangga menambahkan, dampak dari pembuangan sampah ke lokasi tidak semestinya telah merugikan warga sekitar, terutama terkait pencemaran lingkungan.

    “Yang jelas dampak yang dirasakan itu justru di Kabupaten Tangerang. Di tempat dilakukannya pembuangan sampah. Di mana itu warga di sekitar Desa Gintung, area Desa Gintung itu komplain. Karena di wilayahnya terjadi tempat pembuangan sampah ilegal,” ujarnya.

    Sebelumnya, Wahyunoto juga kongkalikong dengan Direktur PT EPP, Sukron Yuliadi Mufti.

    Wahyunoto bersekongkol dengan Sukron untuk mengurus Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) PT EPP agar memiliki KBLI pengelolaan sampah, bukan hanya KBLI pengangkutan.

    “Padahal, PT EPP tidak memiliki fasilitas, kapasitas, atau kompetensi sebagai perusahaan yang dapat melakukan pekerjaan pengelolaan sampah sesuai ketentuan yang berlaku.”

    “Agar dapat mengikuti proses pengadaan tersebut, tersangka SYM telah bersekongkol dengan WL,” ungkap Rangga, dikutip dari Kompas.com.

    Mengenai aliran dana yang masuk ke Wahyunoto, Rangga menyatakan bahwa penyidik masih mendalami hal tersebut.

    “Untuk sementara, tim masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap aliran dananya,” katanya.

    Sukron juga telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus yang sama dan saat ini ditahan di Rumah Tahanan Kelas IIB Serang.

    Sementara itu, ditetapkan sebagai tersangka pada Rabu (16/4/2025).

    Rangga menjelaskan, Apriliadhi merupakan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sekaligus Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada proyek pengelolaan sampah yang sedang diusut ini.

    “Tim penyidik kembali melakukan penahanan terhadap tersangka TAKP yang menjabat KPA dan merangkap PPK dalam perkara tindak pidana korupsi kegiatan pekerjaan jasa layanan pengangkutan dan pengelolaan sampah,” kata Rangga kepada wartawan di kantornya, Serang, Banten, Rabu (16/4/2025), dikutip dari Kompas.com.

    Menurut Rangga, sejak tahap awal pemilihan penyedia jasa, Apriliadhi dinilai telah menyalahi aturan.

    Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang disusun tersangka sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) tidak disusun secara profesional dan tidak berdasarkan data yang bisa dipertanggungjawabkan.

    Selain itu, Apriliadhi tidak melakukan klarifikasi teknis maupun evaluasi fungsi dan kinerja produk pada katalog elektronik kepada PT EPP selaku penyedia.

    “Rancangan kontrak yang disahkan oleh tersangka dan dijadikan dokumen kontrak juga tidak disusun dengan benar. Tidak mengatur tujuan lokasi pengangkutan sampah dan tidak mengatur teknis pengelolaan sampah yang harus dilakukan PT EPP,” ujar Rangga.

    Pada tahap pelaksanaan, Apriliadhi disebut mengetahui bahwa PT EPP tidak menjalankan pekerjaan sebagaimana mestinya, namun tetap membiarkan kondisi tersebut.

    Tersangka juga tidak melakukan pengawasan maupun monitoring terhadap lokasi pembuangan sampah.

    “Faktanya, PT EPP tidak membuang sampah ke lokasi yang sesuai kriteria tempat pemrosesan akhir sebagaimana ketentuan peraturan perundang-undangan,” katanya.

    Meski PT EPP tidak melengkapi persyaratan administrasi, TAKP tetap menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) dan melakukan pembayaran 100 persen.

    “Akibat perbuatannya, TAKP dikenakan Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18 Undang-Undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 KUHP,” tandas Rangga.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Cerita Kapolsek Cileungsi Saat Nyamar Jadi Kurir Demi Tangkap Pengoplos LPG

    Cerita Kapolsek Cileungsi Saat Nyamar Jadi Kurir Demi Tangkap Pengoplos LPG

    Jakarta

    Kapolsek Cileungsi Kompol Edison menangkap pengoplosan gas elpiji 3 kg di Desa Cileungsi Kidul, Cileungsi, Kabupaten Bogor, setelah menyamar menjadi kurir. Edison menyebut pelaku pengoplosan gas elpiji di Desa Cileungsi Kidul sulit tertangkap tangan.

    “Jadi kenapa kalau kita masuk ke situ harus menyamar, karena kalau kita tidak nyamar, mereka pasti tahu, sehingga kita sulit melakukan tangkap tangan. Makanya, beberapa kali saya nyamar jadi kurir, jadi petugas PLN, sehingga ada yang tertangkap,” kata Edison kepada wartawan, Kamis (17/4/2025).

    “Jadi ketika orang baru masuk ke situ, mereka sudah curiga, sudah melihat. Kenapa? Karena hampir satu kampung di situ semua main (mengoplos gas),” imbuhnya.

    Edison menyebut, lokasi penggerebekan pengoplosan gas elpiji di Cileungsi seperti ‘kampung narkoba’. Sejumlah orang di dalam kampung tersebut saling bekerjasama untuk mengawasi dan melindungi para pelaku.

    “Jadi kalau datang begitu saja (berseragam) mereka sudah tahu tuh. Saling kontak via handphone, pesan berantai, sehingga ketika masuk ke titik lokasi yang kita target itu sudah tidak ada orang (pelaku). Paling hanya (amankan) kendaraan, tabung, alat suntik, seperti itu sulitnya seperti begitu,” bebernya.

    “Jadi gini, itu kampung itu sudah seperti macam ‘kampung narkoba’, jadi semua rata-rata bermain di situ. Jadi kayak UMKM, penduduk sekitar ada yang buat es batu, nanti dijual ke situ. Karena kan pakai es batu ketika prosesnya (pengoplosan gas) itu,” imbuhnya.

    “Saya itu setiap gerak (ke lokasi), pasti saya nangkap, yang tertangkap tangan yang sudah proses, satu sudah proses naik (ke pengadilan). Yang kedua, kita mendapatkan kayak kemarin tuh hanya tabung yang lagi disuntik ada dua kali, tiga kali dengan penggerebekan kemarin,” kata Edison.

    Diberitakan sebelumnya, polisi menggerebek salah satu rumah yang diduga jadi tempat pengoplosan gas elpiji (LPG) di Cileungsi, Kabupaten Bogor. Sebanyak 152 tabung gas elpiji disita.

    Edison menyebut, penggerebekan dilakukan ketika ia mendatangi lokasi pengoplosan gas yang sempat meledak dan memakan satu korban jiwa. Tak jauh dari lokasi, tercium bau gas yang diduga berasal dari aktivitas pengoplosan gas.

    (sol/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 2 Badan Hukum yang Berbeda

    2 Badan Hukum yang Berbeda

    PIKIRAN RAKYAT – Taman Safari Indonesia (TSI) Group menyatakan, perusahaan tak ingin dikaitkan dengan aduan para mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) ke Wakil Menteri HAM Mugiyanto pada Selasa, 15 April 2025.

    Menurut Head of Media and Digital Taman Safari Indonesia Group Finky Santika Nh, TSI Group tak memiliki keterkaitan atau hubungan bisnis dengan para mantan pemain sirkus yang tergabung dalam OCI.

    “Kami memahami bahwa dalam forum tersebut terdapat penyebutan nama-nama individu,” kata Finky di Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 17 April 2025 seperti dikutip dari Antara.

    Reputasi Taman Safari

    Pihaknya meminta nama dan reputasi Taman Safari Indonesia Group tak disangkutpautkan dalam permasalahan yang bukan menjadi bagian dari tanggung jawab perusahaan.

    “Namun, kami menilai bahwa permasalahan tersebut bersifat pribadi dan tidak ada kaitannya dengan Taman Safari Indonesia Group secara kelembagaan,” lanjut Finky.

    Menurutnya aduan tersebut disampaikan tanpa bukti yang jelas karena bisa berimplikasi pada pertanggungjawaban hukum.

    “Kami mengajak masyarakat untuk bersikap bijak dalam menyikapi informasi yang beredar di ruang digital dan tidak mudah terpengaruh oleh konten yang tidak memiliki dasar fakta maupun keterkaitan yang jelas,” lanjutnya.

    2 Badan Hukum Berbeda

    Komisaris TSI Tony Sumampau yang juga aktif di OCI bertindak sebagai pelatih hewan mengatakan OCI dan Taman Safari Indonesia adalah 2 badan hukum yang berbeda.

    Isu ini pernah mencuat tahun 1997, ditangani Komnas HAM yang dipimpin Ali Said. Hasil penelusurannya ditemukan, anak-anak tersebut berasal dari satu daerah di Jakarta.

    Menurut Tony, saat itu anak-anak memang harus menghabiskan waktu di lingkungan sirkus seperti makan, mandi, istirahat dan belajar.

    “Ketika itu memang bekerja semua, anak-anak makan, istirahat, show, sampai belajar ada waktunya. Kalau ada kekerasan mungkin saya juga kena karena saya kan di sana juga,” kata Tony.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Properti Investasi Paling ‘Seksi’ di Tengah Gonjang-ganjing Ekonomi

    Properti Investasi Paling ‘Seksi’ di Tengah Gonjang-ganjing Ekonomi

    Jakarta, Beritasatu.com – Sektor properti disebut menjadi salah satu tujuan investasi yang paling menjanjikan di tengah adanya kondisi perekonomian yang dipenuhi ketidakpastian.

    Ketua Umum Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (Arebi) Clement Francis mengungkapkan, hal tersebut telah terbukti pada periode-periode dengan kondisi perekonomian di Indonesia mengalami pelemahan.

    Sebagai contoh, saat perekonomian nasional tengah mengalami penurunan saat pandemi Covid-19 dan konsumsi masyarakat anjlok, beberapa orang menjual aset propertinya dengan harga yang relatif rendah pada tahun 2021. Dengan demikian, hal tersebut merupakan momen yang tepat.

    Terbukti, ketika situasi ekonomi membaik, harga properti kembali normal, bahkan mengalami peningkatan. Di saat itu lah, keuntungan mulai terlihat bagi para pelaku yang berkecimpung di dunia properti.

    Clement melanjutkan, saat ini kondisi ekonomi di Indonesia juga tengah menghadapi ketidakpastian imbas adanya perang dagang antara Amerika Serikat dan China, sehingga dapat dikatakan bahwa momen tersebut merupakan hal yang tepat.

    Hal ini diungkapkan Clement dalam Forum Group Discussion bertajuk Meracik Portofolio Investasi di Tengah Ketidakpastian Tarif Trumph, di kantor B-Universe, PIK 2, Tangerang, Banten, Kamis (17/4/2025).

    “Kalau kita lihat dengan adanya ketidakpastian ekonomi global, tentang pajak, perang dagang AS-China, properti masih menjadi instrumen yang seksi untuk investasi,” ungkapnya.

    Mengingat prospek investasi properti sangat menjanjikan dalam kurun waktu jangka panjang, Clement mengingatkan agar para calon investor berhati-hati.

    Faktor yang perlu diperhatikan adalah, bagaimana para calon investor sebelum masuk ke sektor properti harus pandai dalam mengatur keuangan pribadinya.

    Lantaran, investasi di sektor properti memerlukan modal yang cukup besar. Jangan sampai, para calon investor ini memaksakan kesanggupan kas keuangannya.

    “Namun, untuk investasi ini harus berhati-hati. Kita harus mengatur cashflow, jangan sampai berinvestasi long term tetapi mengganggu cashflow kita. Namun, kalau ada ekstra uang, ini waktunya untuk membeli,” beber Clement.

    Terkait untuk jenis properti yang paling potensial bagi para calon investor, menurut Clement adalah rumah tapak dan properti untuk kebutuhan komersial, seperti ruko. Adapun, lokasi yang masih menjanjikan dan tinggi peminatnya adalah kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi.

    Mengingat, wilayah tersebut merupakan kawasan pusat perekonomian, layaknya kota-kota besar lainnya.

    “Jenis properti yang bagus saat ini adalah rumah. Dan juga properti komersial yang bisa menghasilkan uang, karena bisa disewakan, dan long term bisa bagus,” pungkasnya.