kab/kota: Bogor

  • Ramai Pungli Ormas & Uang Palsu, Tanda-Tanda Ekonomi RI Memburuk?

    Ramai Pungli Ormas & Uang Palsu, Tanda-Tanda Ekonomi RI Memburuk?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Maraknya kasus-kasus kriminalitas di sektor ekonomi beberapa waktu terakhir ternyata memiliki korelasi dengan tekanan keuangan yang dialami masyarakat Indonesia saat ini.

    Kasus kriminalitas yang baru-baru ini terungkap misalnya temuan adanya “pabrik” uang palsu di Perumahan Griya Melati 1 RT 03 RW 13, Kelurahan Bubulak, Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat, hingga aksi Sekar Arum Widara, mantan aktris yang melakukan aksi peredaran uang palsu.

    Selain itu, adapula kasus premanisme seperti pungli oleh ormas-ormas yang juga marak dikeluhkan para pengusaha dan buruh, hingga dianggap sebagai salah satu penyebab penghambat investasi di Indonesia.

    “Ini hubungannya cukup linear, berbagai penelitian juga membuktikan itu,” kata Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita kepada CNBC Indonesia, Kamis (17/4/2025).

    “Kalau kondisi ekonomi memburuk, pendapatan masyarakat tertekan, peluang kerja makin kecil, pengangguran meningkat, dan tingkat kemiskinan meningkat, maka tingkat kriminalitas juga meningkat,” tegasnya.

    Sepanjang tahun lalu, memang terjadi data-data yang menunjukkan tekanan ekonomi terhadap masyarakat. Misalnya, tentang ambruknya jumlah kelas menengah di Indonesia hingga daya beli masyarakat yang terus melemah.

    Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2019 jumlah kelas menengah di Indonesia masih sebanyak 57,33 juta orang atau setara 21,45% dari total penduduk. Namun, pada 2024 hanya tersisa 47,85 juta orang atau setara 17,13%.

    Turunnya jumlah kelas menengah ini sejalan dengan meledaknya data pemutusan hubungan kerja atau PHK. Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat, sepanjang 2024, jumlah pekerja terkena PHK yang dilaporkan mencapai 77.965 orang. Angka ini melonjak 20,21% dibandingkan 2023 yang sebanyak 64.855 orang.

    Tanda-tanda masalah daya beli masyarakat pun ikut muncul. Di antaranya, Indeks Penjualan Riil (IPR) per Maret 2025 atau pada masa Lebaran bahkan hanya tumbuh 0,5% ke level 236,7.

    Di sisi lain, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang dikeluarkan Bank Indonesia dari hasil survei terhadap para konsumen juga telah turun beruntun dalam tiga bulan tahun ini. Per Maret 2025 bahkan hanya 121,1, Februari 126,4, dan Januari di level 127,2.

    “Jadi sama aja kalau ke negara yang cenderung terbelakang secara ekonomi tingkat kriminalitas kan juga tinggi,” tutur Ronny.

    “Karena itu saya pikir jawabannya kemungkinan besar iya ada relasi positif antara stagnasi ekonomi, memburuknya keadaan pendapatan masyarakat, memburuknya peluang lapangan kerja, dan turunnya daya beli, itu sebuah konsekuensi logis meningkatnya kriminalitas di sebuah negara, salah satunya uang palsu,” ungkapnya.

    Pernyataan serupa disampaikan oleh Direktur Riset Bright Institute Muhammad Andri Perdana. Ia bilang seretnya likuiditas perekonomian beberapa waktu terakhir, terutama akibat tingginya iklim suku bunga bisa membuat orang memilih jalan pintas untuk memanfaatkan aksi kriminalitas, seperti kasus uang palsu demi memenuhi kebutuhannya.

    “Dalam rezim suku bunga yang tinggi, uang menjadi jauh lebih sulit di dapat bagi masyarakat, sehingga bisa jadi menyebabkan sebagian orang mencari jalan pintas dengan menggunakan uang palsu,” tegas Andri.

    Untuk masalah kasus premanisme ormas bahkan turut mendapat perhatian Wakil Presiden periode ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla. Ia menganggap permasalahan itu disebabkan sulitnya mendapatkan pekerjaan formal di Indonesia saat ini.

    Mengutip catatan BPS teranyar per Agustus 2024, jumlah pekerja di sektor informal di Indonesia memang masih mendominasi, yakni sebesar 57,95%. Sisanya pekerja di sektor formal yang hanya 42,05%.

    “Jadi itu kan bukan karena ormas itu ingin apa, karena mereka nganggur,” kata pria yang akrab disapa JK itu dalam program Koneksi Cuap Cuap Cuan CNBC Indonesia, dikutip Rabu (16/4/2025).

    Wakil presiden era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo itu juga menganggap, biang kerok kehadiran ormas karena serapan tenaga kerja di Indonesia minim. Akibatnya para pengangguran memilih jalan untuk berkelompok dan melakukan aksi pungli untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

    “Kalau mereka kerja semua, mana ada ormas di jalan. Itu problemnya,” ucap politikus senior Partai Golkar itu.

    Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) periode Agustus 2024 jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,47 juta orang dengan persentase tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia 4,91% sedikit lebih tinggi dari periode Februari 2024 sebesar 4,82% dengan jumlah 7,2 juta orang pengangguran.

    “Jadi solusinya bukan tangkapin mereka, tapi buka lapangan pekerjaan. Makin banyak penganggur, makin banyak semacam ormas itu,” tutur JK.

    (arj/haa)

  • Langsung Dijejali ke Mulut Saya

    Langsung Dijejali ke Mulut Saya

    GELORA.CO – Butet, mantan pemain sirkus di Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Bogor mengaku kerap mendapat kekerasan fisik yang dilakukan oleh bos TSI bernama Frans Manansang.

    “Waktu itu yang paling sering (melakukan kekerasan) adalah Frans Manansang,” ujar Butet dikutip dari tayangan YouTube Forum Keadilan TV, Kamis, 17 April 2025.

    Salah satu pengalaman yang paling traumatis terjadi saat ia masih berusia 10 tahun. Kala itu, ia kedapatan mengambil sepotong empal dari dapur. Namun, alih-alih dimarahi secara wajar, Butet justru mendapat perlakuan mengerikan.

    “Dulu waktu saya masih anak-anak, sekitar umur 10 tahun, saya ambil daging empal. Dulu kan kita makannya nasi bungkus, kalau bos dimasakin, ada pembantunya. Saya ambil empalnya satu, langsung saya dijejali tahi gajah. Dipaksa, dipegang sama pembantunya terus saja dijejalin, di depan teman-teman,” ungkapnya.

    Butet menyebut bahwa setelah kejadian itu, ia terpaksa membersihkan mulutnya dengan berkumur menggunakan air sabun. Trauma yang begitu dalam itu ia simpan selama bertahun-tahun.

    “Saya sakit hati saat itu, terus saya pendam lama hingga saya punya keberanian untuk kabur,” tegasnya.

    Namun perjuangan Butet untuk melarikan diri dari sirkus tak semudah yang dibayangkan. Ia menyebut bahwa pelariannya selalu berhasil ditemukan, bahkan ketika sempat kabur hingga ke Malang, Jawa Timur.

    “Dulu waktu pertama kabur, saya ditemukan di Malang, dibwa balik lagi ke Taman Safari,” kata dia.

    “Sulit banget (untuk kabur), saya gak ngerti mereka terlalu pintar atau punya kuasa, sampai-sampai kemana kita kabur pasti ditemukan,” sambungnya.

    Tak hanya kekerasan saat kecil, Butet juga menceritakan penyiksaan fisik lainnya saat ia mulai beranjak dewasa. Di usia 18 tahun, Butet diketahui menjalin hubungan dengan seorang karyawan, yang kemudian membuatnya hamil. Ketika ketahuan, ia kembali menjadi sasaran kekerasan yang brutal.

    “Saya dipukulin pakai balok, tangan saya patah (menunjukkan bekas luka di tangan kiri). Saya juga dirantai selama dua bulan. Itu dirantai pada saat saya tidur malam, semua teman-teman tahu, sampai untuk buang air saja saya susah,” ucapnya sambil bergetar.

  • Ngaku Ayah Biologis Anak Lisa Mariana, Revelino Tuwasey Lebih Dulu ‘Begituan’ dari Ridwan Kamil

    Ngaku Ayah Biologis Anak Lisa Mariana, Revelino Tuwasey Lebih Dulu ‘Begituan’ dari Ridwan Kamil

    GELORA.CO –  Klaim Lisa Mariana soal memiliki anak dari hubungan bersama Ridwan Kamil, kini bias. Sebab muncul seseorang yang mengaku ayah biologis dari anak perempuan berinisial CA.

    Lelaki tersebut adalah Revelino Tuwasey, seorang pengusaha yang pernah menjalin hubungan dengan Lisa Mariana.

    Revelino Tuwasey, melalui pengacaranya, L Manik dan Fikri Wijaya menerangkan kronologi pertemuan kliennya dengan Lisa Mariana.

    “Perkenalan klien kami dengan LM terjadi pada awal tahun 2021 di kafe milik klien kami sendiri di Pamulang, Tangerang Selatan,” kata L Manik saat konferensi pers di Pagedangan, Tangerang Selatan pada Kamis (17/4/2025).

    Pertemuan itu berlanjut di Maret 2021, di mana keduanya pergi ke kelab malam kawasan Jakarta Selatan.

    “Kemudian dalam kondisi mabuk klien kami dan LM menginap di sebuah hotel yang berada di Sentul, Bogor. Di sinilah klien kami mengaku berhubungan badan dengan LM,” kata L Manik.

    L Manik lantas menegaskan, “Pertama kali klien kami berhubungan badan dengan LM itu di tahun 2021 bulan Maret.”

    Mei 2021, Lisa Mariana disebut menghubungi Revelino Tuwasey untuk mengabarkan bahwa dirinya sedang hamil.

    “LM memberi kabar bahwa dia sedang hamil 1 bulan. Ia menyebutkan bahwa bayi yang di kandungnya anak dari klien kami,” ucapnya.

    Lisa Mariana bahkan meminta Revelino Tuwasey untuk menemaninya selama hamil. Terbukti saat lelaki tersebut mendatangi LM karena alasan ngidam.

    “Klien kami sempat mendatangi LM yang sedang berada di rumah temannya kawasan Pondok Cabe. Kepada klien kami, LM ingin ditemui karena sedang ngidam dan beralasan bertemu ayahnya,” ucap Fikri Wijaya.

    Jika dicocokkan, maka saat Lisa Mariana mengaku hamil, ia berkenalan dengan Ridwan Kamil.

    Perempuan yang saat itu berusia 21 tahun tersebut baru berhubungan badan dengan mantan Gubernur Jawa Barat tersebut.

    Sebagai runtutan, Lisa Mariana dan Ridwan Kamil baru saling mengenal pada Mei 2021. Pertemuan perdana terjadi di Palembang, Juni 2021.

    “Dari bulan Mei lanjut ke bulan Juni. Saya ke Palembang, diundang sama pak RK, itu hubungannya sudah pacaran ya saat itu,” kata Lisa Mariana.

    Dari pertemuan tersebut, beberapa minggu kemudian Lisa Mariana hamil. “(Bertemu) 2 Juni 2021 di Palembang. Sekitar 3 minggu kemudian, Juli, hamil,” ucap mantan model dewasa tersebut.

    Lisa Mariana menghubungi Ridwan Kamil terkait kondisinya yang hamil. Suami Atalia Praratya pun kaget mendengar pacar gelapnya tersebut mengandung.

    “Kan saya telepon dia syok ‘hah’ gitu. Terus (kata Ridwan Kamil) ‘sebentar ya 5 menit lagi akang telpon’,” kata Lisa Mariana.

    Di sinilah kemudian Ridwan Kamil menyarankan Lisa Mariana menggugurkan kandungan. Ayah dua anak ini berpandangan, masa depan perempuan tersebut masih panjang.

    Tapi keterangan Lisa Mariana sempat ditepis Ridwan Kamil melalui keterangan dari kuasa hukumnya, Muslim Jaya Butarbutar. Dalam wawancara beberapa waktu lalu, pengacara suami Atalia Praratya membantah adanya hubungan sampai kliennya memiliki anak.

    “Kan memang tidak ada hubungan yang seperti tadi diceritakan,” jelas Muslim Jaya Butarbutar dalam wawancara virtual beberapa waktu lalu.

    “Beliau mengatakan sudah punya anak atau apa pun itu, kan itu sudah dibantah pak Ridwan Kamil. Jadi ya, itu tidak ada. Mau intimidasi atau apa pun,” lanjut pengacara Ridwan Kamil ini.

    Karena adanya perbedaan keterangan ini, Lisa Mariana melalui pengacaranya, Markus Kurniawan Nababan melayangkan somasi ke Ridwan Kamil.

    “Per hari ini tanggal 11 Maret 2025, kami tim kuasa hukum dari klien kami, Lisa sudah mengirimkan surat somasi kepada Bapak Ridwan Kamil,” kata Markus Kurniawan Nababan saat konferensi pers di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (11/4/2025).

  • Siapa Pemilik Taman Safari? Profil Keluarga Manansang, Diduga Eksploitasi Mantan Pemain Sirkus OCI

    Siapa Pemilik Taman Safari? Profil Keluarga Manansang, Diduga Eksploitasi Mantan Pemain Sirkus OCI

    PIKIRAN RAKYAT – Taman Safari Indonesia Group menarik perhatian usai sejumlah mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) mengaku mengalami penyiksaan dan eksploitasi selama bekerja di sana tahun 1970-an.

    Kisah pendiri Taman Safari Indonesia ternyata diabadikan dalam buku biografi berjudul “Tiga Macan Safari: Kisah Sirkus Ngamen Sebelum Permanen”.

    Buku Biografi ini mengisahkan bagaimana perjuangan dan sepak terjang keluarga Hadi Manansang beserta tiga putranya yakni Jansen Manansang, Frans Manansang dan Tony Sumampu dalam membangun Taman Safari.

    Berikut profil keluarga Manansang, pemilik Taman Safari Indonesia yang viral diduga eksploitasi mantan pemain sirkus OCI

    Profil Keluarga Manansang

    Hadi Manansang dan tiga anaknya mulai merintis kebun binatang dengan konsep taman safari yang luas dan memberi lingkungan alami untuk satwa-satwa yang hidup di dalamnya.

    Ini terjadi ketika para pengelola kebun binatang di Indonesia menghadapi masa sulit mengelola dan mencari dana menghidupi ratusan ekor satwa pada 1970.

    “Berawal dari Oriental Circus Indonesia, kami memelihara satwa yang merupakan makhluk ciptaan Tuhan dengan kasih sayang. Melalui karunia dan berkatNya pula, satwa-satwa itu dapat berhasil berkembang biak dengan baik,” kata Jensen Manansang seperti dikutip dari Antara.

    Sejarah pendirian Taman Safari menjadi salah satu bagian yang diangkat dalam buku “Tiga Macan Safari: Kisah Sirkus Ngamen Sebelum Permanen”.

    “Hal inilah yang kemudian membuat kami berpikir untuk melestarikan mereka dalam satu kawasan alami yang pada akhirnya dikenal dengan Lembaga Konservasi Taman Safari Indonesia yang berada di Cisarua, Bogor, Jawa Barat,” katanya.

    Buku ini mengungkapkan kecintaan keluarga besar Oriental Circus Indonesia pada dunia binatang dan jatuh bangun perjuangan mereka selama lebih dari 50 tahun.

    Taman Safari berkembang dengan membuat unit-unit lain seperti Taman Safari Indonesia II di Pringen, Jawa Timur, Bali Safari & Marine Park di Gianyar, Batang Dolphin Center serta Jakarta Aquarium.

    Pemilik Taman Safari

    Kepemilikan dan pengelolaan Taman Safari Indonesia saat ini kemungkinan melibatkan generasi penerus dan struktur perusahaan yang lebih kompleks.

    Namun, keluarga Manansang tetap memiliki peran penting dalam pengembangan dan visi Taman Safari Indonesia, terlebih lagi karena didirikan oleh mereka.

    Menurut berita terbaru, Jansen Manansang masih aktif dan bahkan mendapatkan penghargaan sebagai Father of Wildlife Conservation.

    Bahkan generasi ketiga, putra Jansen Manansang yakni Willem Manansang juga terlibat dalam pengelolaan Taman Safari Indonesia Group.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Pemasok Uang Palsu Sekar Arum Ternyata Sindikat Pabrik Pencetak di Bogor 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 April 2025

    Pemasok Uang Palsu Sekar Arum Ternyata Sindikat Pabrik Pencetak di Bogor Megapolitan 17 April 2025

    Pemasok Uang Palsu Sekar Arum Ternyata Sindikat Pabrik Pencetak di Bogor
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Mantan artis kolosal,
    Sekar Arum Widara
    (40), mendapatkan
    uang palsu
    dari seseorang bernama Bayu Setyo (40).
    Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Nurma Dewi mengungkapkan, Bayu saat ini sudah ditangkap oleh Polsek Tanah Abang.
    “SAW (Sekar Arum Widara) mengaku bahwa B (Bayu Setyo) yang memberikan (uang palsu). Kemudian kami mengejar inisial B, dan B sudah diamankan oleh Polsek Tanah Abang,” kata Nurma di Polres Metro Jakarta Selatan, Kamis (17/4/2025).
    Bayu diketahui merupakan anggota sindikat pabrik uang palsu di Bogor, Jawa Barat. Dia sempat bekerja sebagai karyawan Garuda Indonesia, namun sudah tidak aktif sejak 2022.
    Sebelum ditangkap, Bayu diketahui tengah menjalani program Cuti di Luar Tanggungan Perusahaan (CDTP). Dia belum kembali beraktivitas atau menjalankan tugas di lingkungan bandara sebelum akhirnya ditangkap.
    Meski begitu, Nurma belum bisa menyampaikan apakah Sekar termasuk dalam sindikat tersebut atau tidak.
    “Yang jelas, kami dalami dan dikembangkan. Keterangan-keterangan itulah yang kami harus kami kembangkan,” ujar Nurma.
    Adapun selain Bayu, sindikat pemalsu uang yang turut ditangkap Polsek Tanah Abang adalah Muh Sujari (45), Budi Irawan (50), Elyas (42), Babay Bahrum Ulum (42), Amir Yadi (70), Lasmino Broto (50), dan Dian Slamet (41).
    Kapolsek Tanah Abang Kompol Haris Akhmat Basuki menjelaskan, delapan tersangka sindikat pabrik uang palsu di Bogor ini memiliki peran masing-masing.
    Muh Sujari berperan mengambil uang palsu dalam tas yang diletakkan di gerbong KRL Stasiun Tanah Abang.
    Kemudian, tersangka Budi Irawan, Elyas, Bayu Setyo, dan Babay Bahrum Ulum berperan sebagai penjual uang palsu.
    “BS dan BBU adalah rekan yang sejak lama selalu bersama sama dalam peredaran ini dan sudah sering bersama dalam kesempatan cukup masif karena mereka teman akrab,” tutur Haris dalam konferensi pers di Polsek Tanah Abang, Kamis (10/4/2025).
    Sementara itu, Amir Yadi berperan sebagai perantara tim produksi dengan penjual uang palsu.
    Pelaku lainnya, Dian Slamet, berperan sebagai pencetak uang palsu. Aksi Dian Slamet dibantu oleh Lasmino Broto yang berperan sebagai penyedia tempat produksi atau pabrik uang palsu di Bogor.
    Diberitakan sebelumnya, mantan artis kolosal Sekar Arum Widara (40), ditangkap Polres Metro Jakarta Selatan karena kedapatan membelanjakan uang palsu, Rabu (2/4/2025) pukul 21.00 WIB.
    Sekar yang diketahui pernah berkecimpung di dunia seni peran ini diringkus petugas usai aksinya ketahuan oleh kasir toko di pusat perbelanjaan kawasan Bangka, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
    Dari penangkapan tersebut, polisi menyita barang bukti berupa 2.235 lembar uang palsu pecahan Rp 100.000 dengan total nilai Rp 223,5 juta serta dua unit ponsel, masing-masing iPhone Pro Max dan Xiaomi Redmi.
    Kini, Sekar Arum Widara telah mendekam di penjara. Ia dijerat dengan Pasal 26 ayat (2) dan (3) jo. Pasal 36 ayat (2) dan (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, dan/atau Pasal 244 KUHP, dan/atau Pasal 245 KUHP.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 21 Tahun Mengabdi, Empop Hasbulloh Akhirnya Dilantik Jadi PPPK

    21 Tahun Mengabdi, Empop Hasbulloh Akhirnya Dilantik Jadi PPPK

    JABAR EKSPRES -Honorer Kecamatan Klapanunggal, Empop Hasbulloh (50) akhirnya diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

    Empop mengawali kariernya sebagai tenaga sukarelawan di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, pada tahun 2004 silam.

    Lalu, ia menjadi tenaga outsourcing, perjalanan karier nya pun menghadapi banyak tantangan termasuk penghasilan yang sangat minim.

    “Kalau itu relatif, kita tidak bisa menyebutkan kalau masalah honorer,” ujarnya saat ditemui di Lapangan Tegar Beriman usai pelantikan PPPK dan CPSN, Kamis (17/4).

    BACA JUGA: Terungkap! Polisi sebut Oknum Dokter Kandungan di Garut Tidak hanya Sekali Melakukan Aksinya!

    Kini, setelah penantian panjang, pengangkatannya sebagai ASN PPPK akhirnya terwujud.

    Setelah dilantik, dirinya akan bertugas kembali di Kecamatan Klapanunggal bagiam seksi ekonomi dan pembangunan.

    Empop berjanji akan lebih meningkatkan kedisiplinan dan kinerja selama menjadi PPPK di Kecamatan Klapanunggal.

    Dia juga mengucapkan terima kasih kepada Bupati, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah, DPRD , dan BPKSDM Kabupaten Bogor atas perjuangan mereka dalam memperjuangkan nasib para honorer.

    BACA JUGA: Lakukan Pencarian Sejak Sabtu, Tim SAR Gabungan Temukan Korban Tertimbun Longsor di Subang Meninggal Dunia

    “Syukur Alhamdulillah dengan adanya bantuan pemerintah daerah terutama BPKSDM kita jadi tepat waktu diangkat menjadi PPPK,” pungkasnya.

  • Bentrok Massa Terjadi di Cilodong Depok, Polisi Amankan 7 Orang Hingga Sita Senjata Tajam – Halaman all

    Bentrok Massa Terjadi di Cilodong Depok, Polisi Amankan 7 Orang Hingga Sita Senjata Tajam – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, DEPOK – Bentrok massa terjadi Jalan Raya Bogor, depan gerbang RW 17 Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Cilodong,  Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (17/4/2025) sore.

    Massa yang berasal dari dua kelompok berbeda saling menyerang menggunakan batu, balok, bahkan beberapa orang kedapatan membawa senjata tajam.

    Tak hanya itu, bentrok tersebut tumpah ke Jalan Raya Bogor sehingga menyebabkan kemacetan parah.

    Lalu lintas di Jalan Raya Bogor, baik dari arah Bogor-Jakarta maupun sebaliknya sempat mengalami kemacetan parah.

    Seorang saksi mata, Maryono menjelaskan, bentrok massa terjadi sekira pukul 16.00 WIB.

    “Dari kelompok sana ada 25 orang, lawannya banyak banget enggak seimbang,” kata Maryono di lokasi.

    Maryono menambahkan, imbas dari bentrok tersebut lalu lintas di Jalan Raya Bogor sempat mengalami kemacetan parah.

    “Macet parah, sangat mengganggu warga pokoknya,” ujarnya.

    Saat ini, pihak kepolisian dari Polres Metro Depok sudah membubarkan bentrok dua kelompok massa tersebut.

    7 Orang Diamankan Polisi

    Polisi pun mengamankan tujuh orang yang terlibat dalam peristiwa bentrok massa tersebut.

    Kapolsek Sukmajaya, AKP Rizky Firmansyah Tontowiputra menjelaskan, ketujuh orang yang diamkan berasal dari dua kelompok massa berbeda.

    Tak hanya itu, pihak kepolisian juga mengamankan barang bukti yang digunakan para pelaku berupa senjata tajam jenis golok dan stick golf.

    “Untuk korban sementara masih nihil, sedang kita dalami juga korbannya ataupun sepertinya tidak ada korban,” kata Rizky di lokasi.

    Saat ini, pihak kepolisian masih menyelidiki kronologis kejadian dan motif bentrok dua kelompok massa tersebut.

    Rizky menambahkan, pihaknya masih mendalami apakah bentrok tersebut melibatkan organisasi masyarakat (ormas) atau tidak.

    “Iya, dua kelompok ya, namun kita masih dalam penyelidikan apakah dari warga atau ormas,” ujarnya.

    Penulis: M. Rifqi Ibnumasy

  • 2 Orang Warga Tertimbun Longsor di Bogor
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 April 2025

    2 Orang Warga Tertimbun Longsor di Bogor Megapolitan 17 April 2025

    2 Orang Warga Tertimbun Longsor di Bogor
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Dua orang warga tertimbun material
    longsor
    di Kelurahan Bondongan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (17/4/2025).
    Korban atas nama Titin Sutini (61) dan Fitriyah Handayani (13). Keduanya berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat, tetapi mengalami luka-luka.
    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, Hidayatulloh, mengatakan, Titin terluka di bagian punggung dan robek bagian kaki sebelah kanan.
    Sementara korban atas nama Fitriyah terluka di bagian paha sebelah kanan.
    “Korban sudah dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan,” kata Hidayatulloh.
    Longsor
    yang menerjang wilayah itu juga mengakibatkan empat rumah warga ikut rusak.
    Hal itu disebabkan tembok penahan tanah (TPT) tak kuat menahan material longsor. Akibatnya, tembok ikut ambruk dan menimpa rumah warga yang berada di bawah.
    “Tembok penahan tanah juga sudah keropos, jadi tidak kuat nahan,” ujar dia.
    “Untuk kondisi rumah warga yang rusak di bagian dapur,” sambung dia.
    Hidayatulloh menuturkan, warga yang terdampak bencana longsor ini sudah mendapat bantuan darurat berupa matras, terpal, paket sembako, serta perlengkapan obat-obatan.
    Ia juga meminta supaya warga untuk sementara pindah ke lokasi yang lebih aman.
    “Saya imbau masyarakat untuk tetap berhati-hati. Kita terus berkoordinasi dengan aparatur wilayah untuk mengantisipasi kejadian bencana,” ucap dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dua Kelompok Massa Bentrok di Tengah Jalan Raya Bogor, Saling Serang Batu hingga Senjata Tajam – Halaman all

    Dua Kelompok Massa Bentrok di Tengah Jalan Raya Bogor, Saling Serang Batu hingga Senjata Tajam – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, DEPOK – Kejadian mencekam terjadi di Jalan Raya Bogor, tepatnya di depan gerbang RW 17 Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat, pada Kamis (17/4/2025) sore, ketika dua kelompok massa terlibat bentrok sengit.

    Pertikaian ini tidak hanya melibatkan lemparan batu dan balok, tetapi juga ditemukan beberapa individu yang membawa senjata tajam, menambah suasana menjadi semakin tegang.

    Akibat bentrokan tersebut, Jalan Raya Bogor mengalami kemacetan parah, dengan lalu lintas dari arah Bogor ke Jakarta dan sebaliknya terhambat total.

    Saksi mata yang berada di lokasi, Maryono, menceritakan, “Bentrok dimulai sekitar pukul 16.00 WIB.

    Dari kelompok satu, terlihat ada sekitar 25 orang, sedangkan lawan mereka jumlahnya jauh lebih banyak. Ini jelas tidak seimbang.”

    Maryono menambahkan, imbas dari bentrok tersebut lalu lintas di Jalan Raya Bogor sempat mengalami kemacetan parah.

    “Macet parah, sangat menggangu warga pokoknya,” ujarnya.

    Kapolsek Sukmajaya, AKP Rizky, menjelaskan bahwa bentrok itu terjadi sekitar pukul 16.20 WIB dan pihak kepolisian dari Polres Metro Depok segera turun tangan untuk membubarkan kerusuhan.

    “Kami belum bisa menjelaskan secara rinci pemicu perselisihan ini, namun penyelidikan masih berlangsung,” ujar Rizky.

    Dijelaskan bahwa bentrokan awalnya terjadi di pinggir lahan ruko, namun dengan cepat meluas ke tengah jalan, menutup akses Jalan Raya Bogor yang menuju Jakarta.

    “Melebar ke tengah jalan, tapi awalnya di pinggir lahan ruko. Akhirnya melebar sampai ke tengah jalan,” jelas Rizky. 

    “Sempat sedikit menutup jalan karena memang warga atau pengendara motor takut dan akhirnya mereka menghentikan kendaraannya,” lanjut dia. 

    Polisi membubarkan bentrok kedua kelompok massa tersebut dan berhasil mengamankan tujuh orang yang diduga terlibat dalam bentrokan. 

    Saat ini, situasi di lokasi sudah kembali kondusif, namun petugas masih bersiaga untuk menghindari terulangnya insiden serupa. (Tribunnews.com/TribunDepok.com/Kompas.com)

  • Bentrok 2 Kelompok Pecah di Jalan Raya Bogor Depok, Ini Penjelasan Polisi

    Bentrok 2 Kelompok Pecah di Jalan Raya Bogor Depok, Ini Penjelasan Polisi

    TRIBUNJAKARTA.COM – Bentrokan antar dua kelompok masyarakat pecah di Jalan Raya Bogor, Ciledong, Depok, Kamis (17/4/2025).

    Mengutip TribunDepok, bentrokan yang terjadi di depan gerbang RW 17 Kelurahan Sukamaju itu dua kelompok massa saling lempar batu hingga balok.

    Beberapa orang juga membawa senjata tajam.

    Bentrokan yang tumpah ke Jalan Raya Bogor membuat arus lalu lintas macet bahkan lumpuh.

    Saksi mata, Maryono menjelaskan, bentrokan antara dua kelompok massa tersebut terjadi sekira pukul 16.00 WIB.

    “Dari kelompok sana ada 25 orang, lawannya banyak banget enggak seimbang,” kata Maryono di lokasi.

    Maryono merasa dirinya dan warga lain di sekitar lokasi sangat terganggu.

    “Macet parah, sangat menggangu warga pokoknya,” ujarnya.

    Aparat kepolisian pun terjun ke lokasi menangani bentrokan itu.

    Sebanyak tujuh orang yang terlibat bentrok diamankan.

    Kapolsek Sukmajaya, AKP Rizky Firmansyah Tontowiputra, menjelaskan, pihaknya juga menyita sejumlah senjata yang dibawa saat bentrok.

    “Untuk korban sementara masih nihil, sedang kita dalami juga korbannya ataupun sepertinya tidak ada korban,” kata Rizky di lokasi.

    Saat ini, pihak kepolisian masih menyelidiki kronologis kejadian dan motif bentrok antar dua kelompok massa tersebut.

    Rizky menambahkan, pihaknya masih mendalami apakah bentrok tersebut melibatkan organisasi masyarakat (ormas) atau tidak.

    “Iya, dua kelompok ya, namun kita masih dalam penyelidikan apakah dari warga atau ormas,” ujarnya.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya