kab/kota: Bogor

  • Top 3 News: Penyebab Banjir Jakarta karena Rob dan Hujan Deras – Page 3

    Top 3 News: Penyebab Banjir Jakarta karena Rob dan Hujan Deras – Page 3

    Seorang notaris asal Kota Bogor, Jawa Barat (Jabar) berinisial SA (60) ditemukan meninggal dunia di Sungai Citarum, Kedungwaringin, Bekasi, Jabar.

    Rupanya, sebelum ditemukan tewas, korban sempat dilaporkan hilang oleh keluarganya ke Polsek Tanahsareal, Kota Bogor.

    “Jenazah itu kita amankan kemarin siang ke sore. Dibawa ke Rumah Sakit Kramat Jati, habis itu sudah dibawa sama keluarga untuk dimakamkan,” ujar Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi AKBP Agta Bhuwana Putra saat dihubungi, Jakarta, Sabtu 5 Juli 2025.

    Penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya pun telah menangkap terduga pelaku dugaan pembunuhan notaris.

    “Sudah diamankan unit 1,” kata Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Ressa Fiardy Marasabessy.

     

    Selengkapnya…

  • Jakarta Banjir Lagi, Pramono Tak Malu Minta Maaf hingga Enggan Salahkan Bogor
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        9 Juli 2025

    Jakarta Banjir Lagi, Pramono Tak Malu Minta Maaf hingga Enggan Salahkan Bogor Megapolitan 9 Juli 2025

    Jakarta Banjir Lagi, Pramono Tak Malu Minta Maaf hingga Enggan Salahkan Bogor
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com

    Banjir
    lagi-lagi melanda sejumlah wilayah Jakarta sejak Sabtu (5/7/2025). Ribuan rumah terendam, warga pun terpaksa mengungsi.
    Gubernur Jakarta Pramono Anung angkat bicara terkait ini. Ia mengatakan,
    banjir
    Jakarta bukanlah sesuatu yang bisa dihindari sepenuhnya.
    Pernyataan itu ia sampaikan saat memimpin apel dan memberi arahan kepada jajaran petugas penanganan banjir di Tanggul Inspeksi Kali Ciliwung, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (8/7/2025).
    “Kalau melihat banjir yang kemarin terjadi di Jakarta, maka setelah saya merenung, banjir itu terkadang memang tidak bisa dilawan,” kata Pramono.
    Menurut Pramono,
    banjir Jakarta
    disebabkan oleh tiga faktor alam yang terjadi bersamaan.
    “Di Jakarta sendiri curah hujannya juga tinggi. Sedangkan pada saat itu di laut sedang terjadi pasang atau yang disebut dengan rob. Airnya tidak bergerak,” jelasnya.
    Meski demikian, Pramono mengaku enggan menyalahkan daerah hulu atas banjir kiriman. Ia menyebut banjir sebagai kondisi yang harus disiasati bersama, bukan dikambinghitamkan.
    “Kadang kala kondisinya cerah seperti ini, tiba-tiba banjir seringkali terjadi. Karena memang kiriman dari atas. Tetapi saya sekali lagi tidak akan pernah menyalahkan kiriman ini. Ini adalah
    given
    ,” ujar Pramono.
    Alih-alih saling menyalahkan, Pramono lebih memilih untuk memperkuat koordinasi lintas daerah.
    Ia menyebut akan menjalin kerja sama dengan kepala daerah penyangga Jakarta seperti Wali Kota dan Bupati Bogor, Wali Kota Depok, dan Wali Kota Bekasi.
    “Karena memang tidak bisa menyelesaikan persoalan (banjir) di Jakarta itu sendirian,” kata dia.
    Di hadapan para petugas lapangan seperti pasukan oranye (PPSU), pasukan biru (SDA), dan pasukan hijau (Dinas Pertamanan), Pramono menyampaikan permintaan maaf kepada warga Jakarta yang terdampak banjir.
    Ia menyebut, meski banjir bukan sesuatu yang direncanakan, permintaan maaf tetap penting sebagai bentuk empati.
    “Kita enggak usah malu untuk meminta maaf kepada warga. Karena itu adalah apa? Ini bukan sesuatu yang kita rencanakan, kita akan kerja keras untuk itu,” ungkap Pramono.
    “Saudara-saudara juga harus bekerja dengan hati. Kalau tidak bekerja dengan hati, maka akan ada hal yang menekan diri kita,” lanjut Pramono.
    Pramono meminta jajaran dinas terkait seperti SDA dan Bina Marga untuk siaga dalam menghadapi banjir ekstrem.
    Selain itu, ia meminta bangunan liar yang berdiri di atas saluran air maupun yang mengganggu jalur transportasi ditertibkan.
    “Saya sudah meminta kepada dinas terkait, untuk bedeng-bedeng yang mengganggu jalannya transportasi di Jakarta, harus mulai kita rapikan, harus mulai kita tertibkan,” ungkap Pramono.
    Sebagai langkah jangka panjang, Pramono menyebut telah menandatangani empat penetapan lokasi (penlok) untuk proyek normalisasi Sungai Ciliwung, yakni dua berada di Jakarta Selatan, dan dua lainnya di Jakarta Timur.
    Ia mendesak agar proses pembebasan lahan dipercepat.
    “Kami mengharapkan tim ATR-BPN (Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Negara) bersama-sama nanti dengan pemerintah DKI segera melakukan pembebasan lahan dan sebagainya,” kata Pramono.
    Adapun hingga Rabu (9/7/2025) pagi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta mencatat sebanyak sembilan rukun tetangga (RT) di Jakarta masih terendam banjir.
    Sembilan wilayah itu, terdiri dari tujuh RT di Jakarta Barat dan dua RT di Jakarta Timur. Ketinggian banjir bervariasi, mulai dari 20-100 centimeter.
    Banjir disebabkan karena curah hujan tinggi, meluapnya kali, atau air rob.
    Selain itu, hingga Rabu pagi, terdapat dua jalan di Jakarta Barat yang masih banjir dengan ketinggian 10-15 centimeter. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cerita di Balik Polisi Kawal Mobil Pribadi Diprotes Pemobil Lain

    Cerita di Balik Polisi Kawal Mobil Pribadi Diprotes Pemobil Lain

    Jakarta

    Polisi yang tengah mengawal kendaraan pribadi diadang oleh pemobil. Berikut ini cerita di baliknya.

    Polisi lalu lintas yang tengah mengawal sebuah mobil diadang oleh pengendara lainnya. Dalam video yang beredar dinarasikan polisi tersebut tengah mengawal anak laki-laki yang sakit dan menumpangi Suzuki Baleno. Karena kondisinya macet, anak itu mendapat pengawalan dari kepolisian.

    Namun saat sedang dikawal, polisi justru diprotes pemobil dari lawan arah karena dianggap mengawal mobil pribadi biasa yang tak punya kepentingan darurat.

    “Kau kawal sipil, lihat dong protokolernya, saya dari sana semua ikut aturan,” kata pemobil yang mengadang tersebut.

    “Oke bapak tahu nggak yang saya bawa siapa, silakan dilihat,” sahut polisi yang memberi pengawalan.

    Kemudian terlihat, di Suzuki Baleno merah itu memang tengah membawa anak sakit. Terlihat di kursi depan, anak dipangku seorang wanita dan menggunakan kompres di kepalanya.

    Dikutip detikNews, KBO Satlantas Polres Bogor Iptu Ardian Novianto mengatakan, peristiwa terjadi pada Senin (7/7) siang. Mulanya, polisi menerima info adanya anak sakit terjebak macet di Puncak.

    Sesampainya di sekitar rest area Desa Cikopo, ada pengendara yang tak terima karena polisi dianggap mengawal kendaraan pribadi. Kemudian polantas yang memberi pengawalan itu memberi penjelasan bahwa dia tengah mengawal orang sakit. Barulah setelah itu pemobil yang sempat protes langsung membiarkannya lewat.

    “Maka dia menyampaikan protes, tidak terima, mengapa polisi mengawal kendaraan pribadi. Padahal dia tidak tau bahwa yang dikawal itu adalah memang yang dalam posisi urgent untuk membawa masyarakat yang anaknya itu nge-drop kondisi kesehatannya itu demam tinggi,” ujarnya lagi.

    Kendaraan pribadi memang bukan termasuk dalam tujuh kendaraan prioritas yang boleh mendapat pengawalan seperti tercantum dalam Undang-undang no.22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

    Dalam aturan itu disebutkan ada kendaraan yang bisa mendapat pengawalan. Pertama ada kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas. Urutan kedua ada ambulans yang mengangkut orang sakit. Urutan ketiga ada kendaraan untuk memberikan pertolongan pada kecelakaan lalu lintas.

    Selanjutnya di urutan keempat ada kendaraan pimpinan Lembaga Negara Republik Indonesia, diikuti kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing serta lembaga internasional yang menjadi tamu negara, iring-iringan pengantar jenazah, dan konvoi dan/atau kendaraan untuk kepentingan tertentu menurut pertimbangan petugas kepolisian. Adapun yang dimaksud kendaraan dengan kepentingan tertentu adalah kepentingan yang memerlukan penanganan segera antara lain, kendaraan untuk penanganan ancaman bom, kendaraan pengangkut pasukan, kendaraan untuk penanganan huru-hara, dan kendaraan untuk penanganan bencana alam.

    (dry/din)

  • Terbongkar Siasat 2 Pria di Tangsel Jual Barang Kedaluwarsa via Bazar

    Terbongkar Siasat 2 Pria di Tangsel Jual Barang Kedaluwarsa via Bazar

    Tangerang Selatan

    Dua pedagang culas di Tangerang Selatan (Tangsel), Banten diringkus polisi. Kedua pelaku tersebut menjual barang hingga makanan yang sudah kedaluwarsa.

    Dua pelaku yang ditangkap anggota Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya itu berinisial A alias B (45) dan SA (49). Keduanya menjual kembali barang expired yang seharusnya dimusnahkan.

    “Berdasarkan informasi dari masyarakat terdapat kegiatan yang dijadikan tempat penghapusan masa berlaku produk pangan yang sudah expired dari berbagai jenis bahan pangan maupun kosmetik serta kemudian diedarkan atau dijual kembali,” kata Dirreskrimsus Polda Metro Jaya, Kombes Ade Safri Simanjuntak, Selasa (8/7/2025).

    Ulah kedua tersangka tentu membahayakan kesehatan konsumen. Polisi lalu mendatangi tempat penghapusan masa berlaku produk di Kampung Gardu, Buaran, Serpong, Tangsel pada Jumat (4/7) dini hari. Polisi mendapati A alias B sedang menghapus keterangan kedaluwarsa dari makanan hingga kosmetik untuk dijual kembali.

    Pelaku menjual barang kedaluwarsa dalam partai besar. Polisi menemukan dua truk berisi barang kedaluwarsa yang akan dikemas untuk dijual lagi oleh pelaku.

    “Kemudian petugas melakukan pemeriksaan dan interogasi terhadap Saudara A yang sedang menurunkan barang dari dua unit truk serta kemudian menghapus masa kedaluwarsa (expired/sudah habis masa berlakunya) barang,” jelasnya.

    Kongkalikong dengan Jasa Pemusnah

    Foto: Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menetapkan dua pria, A alias B (45) dan SA (49) sebagai tersangka penjual produk kedaluwarsa. (dok Istimewa)

    Tersangka lainnya, SA, ialah pihak yang menjual barang kedaluwarsa kepada tersangka A. SA bekerja di perusahaan yang semestinya memusnahkan barang tersebut.

    Polisi mengatakan barang kedaluwarsa itu semestinya dimusnahkan. Namun, SA yang bekerja sebagai admin di PT L malah kongkalikong dengan A untuk mendapatkan keuntungan.

    “Setelah ada kesepakatan dengan pihak PT L, barang yang harusnya dimusnahkan tersebut langsung dikirimkan ke sebuah rumah yang beralamat di Kampung Gardu, Serpong, Tangsel,” kata Ade Safri.

    Barang kedaluwarsa yang dihapus masa berlakunya itu terdiri dari produk pangan, minuman, kosmetik, dan farmasi. Barang-barang tersebut dijual kembali kepada masyarakat.

    Di lokasi, polisi menyita barang kedaluwarsa yang belum sempat dijual pelaku ke pasaran.

    “(Cara menghapus tanggal kadaluwarsa) Dengan menggunakan tinner maupun lotion,” katanya.

    Tersangka A alias B dan SA telah ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat pasal berlapis. Keduanya dipersangkakan dengan Pasal 8 ayat (1) huruf a dan huruf g dan atau ayat 2 dan atau ayat 3 juncto Pasal 62 ayat (1) Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan atau Pasal 140 juncto Pasal 86 ayat (2) dan atau Pasal 143 juncto Pasal 99 UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan dan atau Pasal 435 juncto Pasal 138 ayat (2) dan ayat (3) UU Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.

    Jualan via Bazar di Serpong-Bogor

    Foto: Polisi bongkar penjualan barang kedaluwarsa di Tangsel. (Dok. ist)

    Tersangka A alias B dan SA berkomplot menjual barang kedaluwarsa. Keduanya sudah melakukan aksinya selama 9 bulan.

    “Menurut pengakuan kedua tersangka, yang bersangkutan telah melaksanakan kegiatan tersebut kurang lebih 9 bulan,” kata Ade Safri.

    Dia mengatakan barang kedaluwarsa itu dijual melalui bazar. Tersangka menjual barang-barang kedaluwarsa di Tangerang Selatan hingga Bogor.

    “Barang-barang kedaluwarsa tersebut dijual melalui bazar yang diadakan oleh pelaku pada hari Rabu dan Sabtu (setiap seminggu) di lingkungan sekitar tempat tinggal pelaku,” jelas Ade Safri.

    Selain itu, pelaku juga menjual barang-barang kedaluwarsa itu ke pedagang kelontong di wilayah Bogor dan kepada beberapa pembeli perorangan untuk konsumsi pribadi.

    Polisi masih menghitung keuntungan yang didapat kedua tersangka dari hasil penjualan barang-barang kedaluwarsa selama 9 bulan. Polisi juga mendalami dugaan keterlibatan pihak lain.

    Halaman 2 dari 3

    (jbr/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Begini Kronologi Pembunuhan Notaris Wanita di Bekasi

    Begini Kronologi Pembunuhan Notaris Wanita di Bekasi

    Jakarta: Polisi mengungkap kronologi pembunuhan seorang notaris bernama Sidah Alatas (60), yang ditemukan tewas dalam kondisi terikat di aliran Sungai Citarum, Bekasi, Jawa Barat, pada Kamis, 3 Juli 2025.

    Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, menjelaskan bahwa peristiwa itu diawali dari rencana pencurian kendaraan milik korban oleh dua pelaku, salah satunya adalah mantan sopir pribadi korban.

    Pelaku berinisial A alias W telah merencanakan aksi pencurian bersama rekannya AWK sejak dini hari tanggal 30 Juni. “Pada saat itu tersangka A alias W sudah mempersiapkan peralatan berupa sebuah gunting,” kata Wira kepada wartawan, Selasa, 8 Juli 2025.
    Pelaku ajak korban bertemu

    Menurut Wira, AWK yang mengenal korban karena pernah bekerja sebagai sopir, menghubungi korban dan mengajaknya bertemu di Stasiun Bojong Gede, Bekasi, pada siang hari.

    Korban menyetujui ajakan tersebut. Setelah bertemu, keduanya berkeliling menggunakan mobil milik korban hingga larut malam. Saat itu, korban berinisiatif mengantar AWK ke Stasiun Bogor untuk kembali ke kontrakannya di daerah Cibitung. Namun, setibanya di stasiun, kereta menuju Cibitung sudah tidak tersedia.
     

     

    Aksi pembunuhan di dalam mobil

    Keesokan harinya, korban kembali bersama kedua pelaku, A dan AWK, menggunakan mobil yang sama. Mereka disebut hendak menuju kantor notaris milik korban di wilayah Bojong Gede.

    Namun dalam perjalanan, pelaku A tiba-tiba mengeluarkan gunting dari tas selempangnya dan menusuk dada kanan korban. 

    “Setelah ditusuk, karena melihat korban masih bergerak atau masih hidup, tersangka A kemudian mencekik leher korban dengan menggunakan kedua tangan selama kurang lebih 15 menit,” terang Wira.
    Jasad dibuang ke sungai

    Usai kejadian, kedua pelaku membawa jasad korban ke daerah Cikarang dan meminta bantuan pelaku ketiga, berinisial H. Ketiganya kemudian membuang jasad korban ke Sungai Citarum pada Rabu, 2 Juli.

    “Tersangka A turun membuka bagasi mobil serta membawa keluar korban dengan posisi tersangka A mengangkat bagian tengah badan, tersangka AWK mengangkat bagian kepala korban, dan tersangka H mengangkat bagian kaki. Selanjutnya mereka melemparkan ke sungai,” tuturnya.

    Ketiga pelaku saat ini telah diamankan dan menjalani pemeriksaan intensif. Polisi masih mendalami kemungkinan motif lain serta keterlibatan pihak tambahan dalam kasus ini.

    Jakarta: Polisi mengungkap kronologi pembunuhan seorang notaris bernama Sidah Alatas (60), yang ditemukan tewas dalam kondisi terikat di aliran Sungai Citarum, Bekasi, Jawa Barat, pada Kamis, 3 Juli 2025.
     
    Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, menjelaskan bahwa peristiwa itu diawali dari rencana pencurian kendaraan milik korban oleh dua pelaku, salah satunya adalah mantan sopir pribadi korban.
     
    Pelaku berinisial A alias W telah merencanakan aksi pencurian bersama rekannya AWK sejak dini hari tanggal 30 Juni. “Pada saat itu tersangka A alias W sudah mempersiapkan peralatan berupa sebuah gunting,” kata Wira kepada wartawan, Selasa, 8 Juli 2025.

    Pelaku ajak korban bertemu

    Menurut Wira, AWK yang mengenal korban karena pernah bekerja sebagai sopir, menghubungi korban dan mengajaknya bertemu di Stasiun Bojong Gede, Bekasi, pada siang hari.

    Korban menyetujui ajakan tersebut. Setelah bertemu, keduanya berkeliling menggunakan mobil milik korban hingga larut malam. Saat itu, korban berinisiatif mengantar AWK ke Stasiun Bogor untuk kembali ke kontrakannya di daerah Cibitung. Namun, setibanya di stasiun, kereta menuju Cibitung sudah tidak tersedia.
     

     

    Aksi pembunuhan di dalam mobil

    Keesokan harinya, korban kembali bersama kedua pelaku, A dan AWK, menggunakan mobil yang sama. Mereka disebut hendak menuju kantor notaris milik korban di wilayah Bojong Gede.
     
    Namun dalam perjalanan, pelaku A tiba-tiba mengeluarkan gunting dari tas selempangnya dan menusuk dada kanan korban. 
     
    “Setelah ditusuk, karena melihat korban masih bergerak atau masih hidup, tersangka A kemudian mencekik leher korban dengan menggunakan kedua tangan selama kurang lebih 15 menit,” terang Wira.

    Jasad dibuang ke sungai

    Usai kejadian, kedua pelaku membawa jasad korban ke daerah Cikarang dan meminta bantuan pelaku ketiga, berinisial H. Ketiganya kemudian membuang jasad korban ke Sungai Citarum pada Rabu, 2 Juli.
     
    “Tersangka A turun membuka bagasi mobil serta membawa keluar korban dengan posisi tersangka A mengangkat bagian tengah badan, tersangka AWK mengangkat bagian kepala korban, dan tersangka H mengangkat bagian kaki. Selanjutnya mereka melemparkan ke sungai,” tuturnya.
     
    Ketiga pelaku saat ini telah diamankan dan menjalani pemeriksaan intensif. Polisi masih mendalami kemungkinan motif lain serta keterlibatan pihak tambahan dalam kasus ini.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)

  • Dukung Ketahanan Pangan, Purnawirawan Polri Gagas Penebaran 100.000 Benih Ikan

    Dukung Ketahanan Pangan, Purnawirawan Polri Gagas Penebaran 100.000 Benih Ikan

    Jakarta

    Irjen Purnawirawan Sisno Adiwinoto telah menebar 100.000 benih ikan di Kali Cibalok, Pandansari, Ciawi, Bogor, Jawa Barat (Jabar). Dia mengatakan ibarat peribahasa ‘sekali mendayung, dua-tiga pulau terlampaui’, maka penebaran bibit ikan ini bentuk dukungan terhadap ketahanan pangan, serta mengampanyekan kepada warga untuk memelihara kebersihan kali.

    “Di suatu hari saya melihat beberapa orang memancing di Sungai Cibalok, dan di suatu kesempatan lain saya lihat anak-anak kecil mencari ikan menyusuri sungai tersebut. Namun tidak kulihat seorang pemancing pun yang mendapatkan ikan karena mungkin ikannya tidak ada, dan anak- anak tadi hanya mendapat beberapa ekor ikan kecil,” cerita dia mengawali kegiatan berkonsep proyek sosial ini, Selasa (8/7/2025).

    Sisno lalu membayangkan perasaan kecewa orang yang mencari ikan di Kali Cibalok. “Padahal keluarganya mungkin sudah menantikan ikan yang mereka buru di Kali Cibalok untuk makan bersama,” sambung dia.

    Sisno mengaku ironis melihat kondisi tersebut, dan secara spontan mengorelasikan momen tersebut dengan misi Indonesia Emas 2025. Dia kemudian memiliki impian Kali Cibalok dipenuhi ikan-ikan sehingga dapat bermanfaat bagi kebutuhan sehari-hari warga.

    “Tergerak hati saya untuk membuat ‘Proyek Sosial Penaburan 100.000″ benih ikan di Kali Cibalok, hal ini diharapkan bisa menjadi bagian perwujudan Ketahanan Nasional Desa dalam membangun Swasembada Pangan di bidang pengadaan ikan di Kali Cibalok. Dan untuk bisa mendapatkan makanan sehat dari Kali Cibalok agar masyarakat bisa menikmatinya,” jelas Ketua Tim Penasihat Ahli Kapolri ini.

    Singkat cerita dirinya bercerita dengan kedua teman lamanya. Kedua teman Sisno langsung menyambut baik.

    Aturan yang kemudian dibuat di antaranya mengambil ikan di Kali Cibalok hanya boleh dengan cara memancing. Dan dilarang mengambil ikan dengan cara meracuni, menyetrum, menjala, membendung dan menguras sungai yang dapat mematikan benih ikan kecil.

    “Bersyukur warga menyambut baik. Kualitas air di Kali Cibalok cocok untuk jenis ikan Nila dan Mujair,” ucap dia.

    “Bila bibit ikan 10 persen saja yang hidup, maka akan ada 1.000 ekor ikan besar siap untuk dipanen, dan Kali Cibalok. Ini bisa menjadi salah satu tempat wisata memancing ikan. Bila bibit ikan mencapai 100.000 ekor maka penaburannya akan dilaksanakan menyebar di sepanjang Kali Cibalok, disesuaikan dengan situasi lapangan sehingga ikan akan secara alami menyebar di hulu maupun hilir sungai,” terang Sisno.

    Pada Kamis, 22 Mei 2025, penebaran perdana pun digelar. Sisno menyebut sebanyak 15.000 ekor benih dari Wali Kota Sukabumi A. Zaki ,dan 5.000 ekor benih dari seorang perwira menengah kepolisian.

    “Masyarakat Cibalok mengharapkan di samping untuk tempat wiasata memancing, bisa juga menjadi wahana untuk perlombaan dalam rangka merayakan Hari Kemerdekaan 17 Agustus. Bagi kita semua proyek sosial ini bisa dijadikan sarana menumbuhkembangkan dedikasi dan pengabdian membangun Ketahanan Nasional, Ketahanan-Pangan, Swasembada Pangan, Program Kali Bersih dan semangat gotong royong,” ungkap dia.

    Setelah itu, Sisno mengaku sejumlah elemen masyarakat turut menyumbangkan benih ikan di Kali Cibalok. Yakni sebanyak 45.000 ekor benih ikan, sehingga total ikan yang ditebar mencapai 65.000 ekor.

    “Optimis banyak yang menyusul,” pungkas dia.

    (aud/wnv)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Lubang Galian Kabel di Pondok Gede Makan Korban, Ibu dan Bayi Tercebur Nyaris Tenggelam

    Lubang Galian Kabel di Pondok Gede Makan Korban, Ibu dan Bayi Tercebur Nyaris Tenggelam

    JAKARTA – Seorang ibu sambil menggendong bayi dilaporkan terjatuh ke dalam lubang ‘main hole’ bekas proyek galian penempatan kabel udara di Jalan Raya Pondok Gede, tepatnya di seberang terminal Pinang Ranti, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur.

    Lubang galian itu ditemukan tanpa penutup sehingga warga yang melintas dapat dengan mudah terjautuh atau tercebur ke dalam lubang tersebut. Wanita itu terjatuh saat berjalan kaki, hingga sekujur tubuhnya basah terendam air.

    Kejadian itu pun direkam oleh kamera amatir warga dan viral di media sosial, kejadian juga menuai kecaman dari masyarakat kepada pemerintah.

    Berdasarkan unggahan akun Instagram @info.jakartatimur, kejadian terjadi pada Senin malam, 7 Juli sekitar pukul 20.55 WIB.

    “Gara-gara galian lobang gak kelihatan ada yang nyemplung ke dalam, sampai seleher. Ini galiannya gak ditutup,” kata warga perekam video tersebut dikutip pada Selasa, 8 Juli.

    Lubang tanpa penutup tersebut diduga merupakan program milik Suku Dinas Bina Marga (Sudin BM) Jakarta Timur. Bahkan korban terjeblos ke dalam lubang berisi air sampai seleher orang dewasa.

    “Ada yang nyemplung ibu-ibu bawa anak kecil ke dalam galian kabel. Ini berbahaya gak ditutup, lubangnya gak ditutup ada yang nyemplung ke dalam,” katanya.

    Unggahan ini mendapat kecaman dari para netizen yang ditujukan kepada Gubernur DKI Jakarta.

    Akun @we.hanggs menulis akan melakukan aksi class action ketika melihat kejadian tersebut. “Gugat class action bisa kali,” tulisnya.

    Sementara akun @ayu_reyzz menulis “Proyek ga jelas..apalagi yg d jln raya Bogor…di diemin Ampe berbulan2 BKIN macett…pada ga becus urus jkt…mundur aja wirrrr”.

    Kritik lainnya juga ditulis akun @ajo.egitanjung19 menulis kritik yang ditujukan kepada Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.

    “@pramonoanungw @si.rano gimana pak? Tanggung jawab kah? Tolong bgt proyek galian selesaikan cuman bikin macet, banjir, & infrastruktur jalan jadi rusak saja cuman hanya timbun asal-asalan tidak sempurna lagi jalan nya,” tulisnya.

    “@binamargadki,” tulis akun @dumb.kod.

    Sementara netizen @claaarkkk menulis kritik yang sama dengan para netizen lainnya.

    “Hadeh kalau begini bingung mau pukul siapa kocak lu @pramonoanungw”.

    Terkait kejadian tersebut, Kepala Suku Dinas Bina Marga (Kasudin BM) Jakarta Timur, Benhard Hutajulu belum menjawab saat dikonfirmasi VOI pada Selasa pagi, 8 Juli.

  • Ketua DPR Minta Pemerintah Lakukan Mitigasi Bencana Banjir dan Longsor

    Ketua DPR Minta Pemerintah Lakukan Mitigasi Bencana Banjir dan Longsor

    JAKARTA- Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti berbagai bencana alam yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia belakangan ini, termasuk banjir dan tanah longsor. Ia mendorong Pemerintah untuk sigap menangani korban bencana serta melakukan mitigasi kebencanaan.

    “Atas nama DPR, saya menyampaikan keprihatinan atas sejumlah bencana alam yang terjadi di beberapa wilayah di Tanah Air. Negara harus hadir saat warganya mengalami bencana,” kata Puan, Selasa, 8 Juli.

    “Pemerintah harus sigap menangani bencana alam dan membantu warga yang menjadi korban. Baik berupa tempat pengungsian, bantuan logistik, dan evakuasi darurat untuk memastikan keselamatan warga,” imbuhnya.

    Puan meminta pemerintah setempat untuk memberikan informasi terbaru dan melakukan langkah-langkah lanjutan demi menjaga keselamatan dan kenyamanan warga di tengah situasi darurat ini. Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan apabila hujan kembali turun.

    “Kami mengajak seluruh warga untuk segera melaporkan kejadian kedaruratan dan mengikuti instruksi dari petugas demi keselamatan bersama,” ucap Puan.

    Seperti diberitakan, bencana hidrometeorologi basah seperti banjir mendominasi pada pekan pertama Juli 2025. Misalnya banjir di sejumlah wilayah di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) akibat hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang mengguyur sejak Sabtu, 5 Juli hingga Minggu, 6 Juli.

    Akibat bencana banjir, banyak masyarakat di wilayah Jabodetabek terpaksa harus mengungsi karena rumahnya teredam air yang cukup tinggi. Bahkan ada juga rumah warga yang mengalami kerusakan akibat banjir.

    Selain di Jabodetabek, banjir juga merendam Kota Mataram dan Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sejumlah warga terpaksa mengungsi ke tempat-tempat yang lebih tinggi. Mereka juga mengungsi ke rumah-rumah ibadah dan kantor pemerintahan.

    Banjir di Kota Mataram dan Lombok Barat juga menelan korban jiwa di mana 2 orang warga tewas akibat tersengat listrik. Selain merenggut korban jiwa, sejumlah motor dan mobil juga dilaporkan hanyut terbawa arus. Banyak warga yang kehilangan harta benda karena rumah mereka terendam banjir setinggi dada orang dewasa.

    Sementara itu di wilayah Sulawesi, banjir juga terjadi di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, dan Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Banjir besar juga melanda Kendari, Sulawesi Tenggara, sejak pekan lalu yang menyebabkan sejumlah daerah di wilayah tersebut lumpuh.

    Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pun melaporkan banjir bandang melanda wilayah Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan pada Sabtu, 5 Juli pukul 03.00 WITA, dipicu hujan dengan intensitas tinggi.

    Selain banjir, bencana longsor juga terjadi di sejumlah wilayah di Tanah Air. Seperti di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, yang menyebabkan 40 rumah warga rusak serta 6 jembatan akses konektivitas antar-wilayah terdampak. Longsor pun terjadi di Kabupaten Sinjai, Sulsel yang tak hanya menyebabkan banyak rumah warga dan fasilitas umum rusak, tapi juga menyebabkan 2 warga luka berat.

    Di Jawa Barat, Longsor terjadi di Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bogor. Longsor di Bandung Barat menyebabkan seorang warga meninggal dunia. Bencana longsor di sejumlah daerah menyebabkan kerusakan rumah warga dan fasilitas umum.

  • Legislator NasDem dorong penambahan anggaran Kementerian BUMN

    Legislator NasDem dorong penambahan anggaran Kementerian BUMN

    “Padahal, Kementerian BUMN memiliki peran penting sebagai pemegang saham pengendali di BUMN yang sudah dialihkan ke Danantara, sekaligus sebagai regulator dan pengawas, termasuk untuk beberapa BUMN berbentuk Perum seperti Bulog dan Perumnas,”

    Kabupaten Bogor (ANTARA) – Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Asep Wahyuwijaya, mendorong penambahan anggaran bagi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam Rapat Kerja bersama Menteri BUMN Erick Thohir di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa.

    Menurut Asep, alokasi anggaran sebesar Rp150 miliar dalam pagu indikatif Tahun Anggaran 2026 dinilai tidak memadai untuk mendukung pelaksanaan fungsi strategis Kementerian BUMN. Ia menilai besaran tersebut hanya cukup untuk membiayai gaji pegawai dan keperluan operasional administratif.

    “Padahal, Kementerian BUMN memiliki peran penting sebagai pemegang saham pengendali di BUMN yang sudah dialihkan ke Danantara, sekaligus sebagai regulator dan pengawas, termasuk untuk beberapa BUMN berbentuk Perum seperti Bulog dan Perumnas,” ujar wakil rakyat asal Daerah Pemilihan Jabar V (Kabupaten Bogor) itu.

    Ia mengingatkan pentingnya penguatan fungsi regulator oleh Kementerian BUMN, seiring dengan rencana pengurangan jumlah BUMN melalui Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara. Ia meminta agar kementerian menerbitkan regulasi yang mencegah anak usaha BUMN memasuki sektor-sektor yang dapat dijalankan oleh pelaku usaha rakyat atau swasta.

    “Kementerian BUMN harus mempersiapkan regulasi yang kondusif agar ekosistem bisnis antara BUMN, UMKM, dan swasta tetap sehat. Jangan sampai BUMN justru mematikan pelaku usaha rakyat,” tegas politisi daerah pemilihan Jawa Barat V itu.

    Dalam hal pengawasan, Asep juga menekankan pentingnya pemanfaatan anggaran tambahan untuk memperkuat fungsi pengawasan internal Kementerian BUMN, sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang.

    Ia menyampaikan apresiasi terhadap langkah Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga yang berencana melaporkan dugaan fraud di Kimia Farma ke Kejaksaan Agung. Dugaan penyelewengan tersebut disebut berpotensi merugikan keuangan negara hingga Rp1,8 triliun.

    “Kementerian BUMN harus lebih sigap dan ketat dalam melakukan audit internal. Sekecil apapun potensi fraud, harus bisa dideteksi sejak awal. Untuk itu, penambahan anggaran mutlak diperlukan,” tutupnya.(KR-MFS)

    Pewarta: M Fikri Setiawan
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • DPR dorong Polri tingkatkan patroli digital berantas grup menyimpang

    DPR dorong Polri tingkatkan patroli digital berantas grup menyimpang

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mendorong Polri untuk meningkatkan patroli digital guna memberantas keberadaan grup-grup komunitas yang menyimpang di media sosial.

    Hal itu disampaikan Sahroni dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, menyusul berhasil terbongkarnya komunitas gay di media sosial oleh Polda Lampung.

    Dia mengatakan bahwa grup semacam itu di media sosial sangat meresahkan karena bisa memengaruhi banyak kalangan, termasuk anak muda.

    “Saya lihat juga belakangan komunitasnya terus berkembang dan ini sangat bahaya. Sebelumnya ada komunitas sedarah, kini gay. Itu yang baru ketahuan di Facebook, belum di aplikasi dan media sosial lain seperti X, Telegram, dating app, dan lain-lain,” katanya.

    Maka dari itu, dirinya mendukung langkah tegas Polri dalam memberantas para pelaku penyimpangan seksual yang bergabung di media sosial serta meminta kepolisian untuk meningkatkan patroli digital.

    “Saya minta polisi betul-betul meningkatkan patroli digitalnya. Ini menakutkan, mengerikan, dan sangat membahayakan bagi anak-anak kita,” ujarnya.

    Sahroni selaku wakil ketua dari komisi DPR RI yang membidangi urusan hukum, HAM, dan keamanan itu juga mengingatkan bahwa fenomena serupa bukan kali ini saja terjadi. Terlebih, fenomena ini telah terbukti membawa dampak negatif bagi kesehatan masyarakat.

    “Kita lihat dari kasus sebelumnya, ketika aparat membongkar pesta penyimpangan seksual di kawasan Puncak, Bogor. Hasil pemeriksaan menunjukkan banyak dari peserta yang positif HIV dan sifilis. Jadi, ini bukan lagi sekedar soal preferensi pribadi, tapi soal tanggung jawab kolektif terhadap kesehatan publik,” ucapnya.

    Diketahui, pada Senin (7/7), Polda Lampung mengumumkan telah berhasil mengamankan tiga orang yang terdiri dari satu admin dan dua anggota grup Facebook gay Lampung yang telah meresahkan masyarakat.

    “Tiga orang yang kami amankan ini diduga melakukan tindak pidana Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) serta pornografi melalui grup media sosial,” kata Dirkrimsus Polda Lampung Kombes Pol. Dery Agung Wijaya.

    Dia menjelaskan bahwa pengungkapan kasus ini berawal dari informasi masyarakat Lampung yang merasa resah karena adanya sejumlah akun Facebook yang sehubungan dengan hal tersebut.

    “Grup gay tersebut seperti grup gay Lampung dan Bandar Lampung. Terkait hal tersebut kami melaksanakan penyelidikan dan melaksanakan patroli siber dan menemukan beberapa akun yang menganut dan mengandung unsur pornografi, dan menangkap admin dan anggota grup tersebut,” kata dia.

    Adapun jumlah pengikut dalam grup gay Lampung tersebut sebanyak 16.000 akun.

    Pewarta: Nadia Putri Rahmani
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.