kab/kota: Bogor

  • Merger Puluhan SD, Disdik Kota Bogor Tunggu Perwali Terbit
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 Agustus 2025

    Merger Puluhan SD, Disdik Kota Bogor Tunggu Perwali Terbit Megapolitan 14 Agustus 2025

    Merger Puluhan SD, Disdik Kota Bogor Tunggu Perwali Terbit
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com – 
    Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor masih menunggu terbitnya Peraturan Wali Kota (Perwali) terkait rencana merger atau penggabungan sekolah.
    Kepala Disdik Kota Bogor, Herry Karnadi, mengatakan bahwa setelah Perwali tersebut terbit, pihaknya akan segera menggabungkan 23 sekolah dasar (SD) negeri menjadi 11 sekolah.
    Herry menyampaikan, merger sekolah dilakukan untuk mengatasi persoalan krisis tenaga pengajar atau guru yang saat ini tengah melanda dunia pendidikan Kota Bogor.
    “Nah, yang pasti tahun depan akan ada yang kami merger supaya mengurangi kekurangan guru. Makin lama, semakin berkurang guru karena ada yang pensiun,” ungkap Herry, Kamis (14/8/2025).
    Herry mengungkapkan, saat ini Kota Bogor masih kekurangan banyak guru SD. Selain itu, sebanyak 43 SD di Kota Bogor juga belum memiliki kepala sekolah.
    Jika kondisi tersebut terus dibiarkan,ini akan membuat beban guru-guru menjadi makin berat.
    “Pak wali kota bilang kekurangan kepala sekolah 43 orang, kekurangan guru SD itu hampir 600 orang. Jadi, bagaimana mau bicara mutu pendidikan kalau pengajarnya saja kurang,” sebutnya.
    “Merger menjadi salah satu untuk menutupi kekurangan itu,”tuturnya.
    Herry berujar, dalam waktu dekat beberapa sekolah akan dilakukan merger, di antaranya SD Negeri Semeru 5 dengan SD Negeri Menteng.
    Kemudian, SD Negeri Pengadilan 2 dengan SD Negeri Pengadilan 5.
    Penggabungan juga akan dilakukan terhadap SD Negeri Polisi 1, SD Negeri Polisi 2, SD Negeri Polisi 4, dan SD Negeri Polisi 5.
    “Pembahasan soal merger ini sudah menjadi wacana lama dan tahun ini akan dipercepat,” imbuh dia.
    Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berencana akan melakukan penggabungan atau merger terhadap 23 sekolah dasar (SD) menjadi 11 sekolah.
    Secara teknis, merger akan dilakukan dengan perbandingan dua sekolah menjadi satu sekolah.
    Langkah tersebut diambil untuk mengatasi krisis tenaga pengajar atau guru yang saat ini tengah dialami dunia pendidikan di wilayah Kota Bogor.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bupati Bogor kukuhkan 60 anggota Paskibraka jelang HUT ke-80 RI

    Bupati Bogor kukuhkan 60 anggota Paskibraka jelang HUT ke-80 RI

    Kabupaten Bogor (ANTARA) – Bupati Bogor Rudy Susmanto mengukuhkan 60 anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang akan bertugas pada upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia di Lapangan Tegar Beriman, Cibinong, 17 Agustus 2025.

    Pengukuhan berlangsung di Aula Tegar Beriman, Cibinong, Kamis malam, dihadiri jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Bogor, termasuk perwakilan TNI, Polri, Ketua DPRD, Ketua Pengadilan Negeri, Ketua Pengadilan Agama, serta Danlanud Atang Sanjaya.

    Rudy Susmanto menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan terhadap proses pembinaan Paskibraka.

    “Dukungan ini menjadi bagian penting dalam mempersiapkan mereka menjalankan tugas mulia pada upacara nanti,” ujarnya.

    Ia menyebut keberadaan anggota Paskibraka bukan hanya menjadi kebanggaan bagi orang tua, tetapi juga bagi Kabupaten Bogor dan seluruh rakyat Indonesia.

    “Mereka adalah masa depan Kabupaten Bogor dan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, saya berpesan untuk memberikan yang terbaik saat bertugas,” katanya.

    Anggota Paskibraka yang dikukuhkan merupakan siswa kelas 10 SMA dari berbagai wilayah di Kabupaten Bogor. Mereka terpilih setelah menjalani proses seleksi dan pembinaan selama dua bulan.

    Menurut Rudy Susmanto, generasi muda seperti Paskibraka memegang peran penting dalam mewujudkan masa depan bangsa. Ia berharap semangat kebangsaan tetap tertanam di hati para anggota dan menjadi bekal dalam perjalanan mereka ke depan.

    “Selamat bertugas, berikan yang terbaik untuk bangsamu pada tanggal 17 Agustus 2025,” kata Rudy.

    Pewarta: M Fikri Setiawan
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Menhub Tunggu Investigasi KNKT soal Kecelakaan Kapal & Kereta Anjlok

    Menhub Tunggu Investigasi KNKT soal Kecelakaan Kapal & Kereta Anjlok

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwaghandi mengungkapkan sederet kecelakaan kapal maupun insiden kereta yang terjadi dalam beberapa waktu ke belakang disebabkan oleh sejumlah hal. 

    Dudy menekankan bahwa saat ini dirinya belum menerima laporan resmi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) karena masih melakukan proses investigasi.

    Namun, dirinya menyampaikan temuan awal dan pencegahan lanjutan atas kecelakaan kapal yang terjadi di Selat Bali, Manado, maupun Sanur. 

    Misalnya, pada kecelakaan kalap Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, pemerintah terpaksa untuk memeriksa 15 jenis kapal yang jenisnya sama untuk memitigasi kecelakaan lebih lanjut meski menyebabkan antrean panjang di Pelabuhan Ketapang.  

    “Walaupun ada keluhan, tapi demi keselamatan kami harus melakukan pemeriksaan ulang kurang lebih seminggu untuk memastikan bahwa kapal berjenis sama laik untuk dioperasionalkan,” kata Dudy dalam Media Briefing di Jakarta, Kamis (14/8/2025).  

    Sementara pada kejadian di Manado, pihaknya juga melakukan ramp check ulang kepada kapal yang berlayar di sekitar perairan wilayah tersebut sebagai bentuk pencegahan. Pasalnya, kapal yang tenggelam tersebut masih tergolong kapal baru. 

    “Di sana itu ternyata kapal baru [yang tenggelam] dan baru dilakukan pemeriksaan rutin, tetapi ternyata masih ada hal-hal yang membuat terjadinya kecelakaan dan kami minta evaluasi,” ujarnya.

    Sementara kecelakaan teranyar yang terjadi pekan lalu di Sanur, Bali, Dudy menegaskan kepada Direkorat Jenderal Hubungan Laut dan pengelola untuk memerhatikan keterampilan dari anak buah kapal (ABK). 

    Bukan tanpa sebab, kecelakaan tersebut terjadi di dekat dermaga dan bersiap masuk pelabuhan. Namun, kapal membelakangi ombak sehingga terdorong ombak dan terbalik. 

    “Training itu harus dipastikan secara betul dan benar. KNKT mungkin keterampilan ABK pelu diperhatikan, mestinya dia tidak melakukan manuver berlawanan dengan ombak. Kami evaluasi dan berusaha melakukan perbaikan,” tuturnya. 

    Insiden Kereta Anjlok

    Sementara insiden anjloknya lima gerbong kereta api yang terjadi dengan KA Bromo Anggrek relasi Surabaya Pasar Turi-Gambir di Subang, Jawa Barat, pihaknya bahkan melakukan pengecekan hingga produsen gerbong, yakni PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA. 

    Kemudian anjloknya kereta di empalsemen Stasiun Jakarta Kota dan di Sumatra Selatan, nyatanya terjadi usai dilakukan maintenance rel. 

    “Di sini harus dipastikan ada cek dan kontrol sehingga memastikan maintanance dilakukan dengan baik dan pengawasan yang baik,” tegas Dudy. 

    Meski dalam insiden tidak menimbulkan korban jiwa sebagaimana yang terjadi pada kecelakaan kapal, tetapi penumpang mengalami dampaknya secara langsung. Mulai dari keterlambatan kereta, pembatalan perjalanan KRL maupun KA jarak jauh, hingga rekayasa rute yang harus dilakukan dan mengganggu rencana perjalanan penumpang. 

    Misalnya, pada insiden anjloknya KA Bromo Anggrek, KAI membatalkan 80 perjalanan dan 42 perjalanan lainnya dialihkan melalui jalur memutar via Purwokerto – Kroya – Bandung akibat kejadian tersebut. 

    Sementara itu, imbas KRL anjlok, puluhan perjalanan dari arah Bogor/Depok/Nambo dari sekitar pukul 07.30 WIB hingga 12.00 WIB harus berhenti sebagian di Stasiun Jayakarta dan Manggarai.

    Meski demikian, Dudy kembali menyampaikan bahwa seluruh dugaan tersebut masih menanti laporan resmi dari KNKT, baik soal kereta maupun kapal.

  • Bawa Ribuan Pil Heximer dan Tramadol, Dua Pemuda Sukabumi Dibekuk Polisi di Bogor
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 Agustus 2025

    Bawa Ribuan Pil Heximer dan Tramadol, Dua Pemuda Sukabumi Dibekuk Polisi di Bogor Megapolitan 14 Agustus 2025

    Bawa Ribuan Pil Heximer dan Tramadol, Dua Pemuda Sukabumi Dibekuk Polisi di Bogor
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com –
    Kepolisian Resor Bogor Kota menangkap dua pemuda berinisial IW (29) dan J (22) karena diduga terlibat dalam penyalahgunaan obat keras golongan G.
    Dari tangan kedua pelaku, polisi menyita barang bukti berupa 1.000 butir pil heximer, 300 butir pil tramadol, dan 200 butir pil trihexyphenidyl.
    “Pelaku kami tangkap dini hari tadi,” kata Kasi Humas Polresta Bogor Kota Ipda Eko Agus saat dikonfirmasi, Kamis (14/8/2025).
    Eko menjelaskan, kedua pelaku merupakan warga Sukabumi, Jawa Barat. Mereka ditangkap setelah polisi mencurigai gerak-gerik mereka saat dalam perjalanan.
    Pemeriksaan lebih lanjut mengungkap bahwa para pelaku membawa ribuan butir obat keras tersebut.
    “Pelaku kami tangkap di Jalan Raya Sholeh Iskandar saat akan pulang dari Jakarta menuju Sukabumi,” ujarnya.
    Eko menambahkan, pelaku dan barang bukti saat ini telah diamankan di Mapolresta Bogor Kota. Proses penyelidikan sedang dilakukan oleh Satuan Narkoba.
    “Pelaku dan barang buktinya sudah diamankan ke Mapolres Bogor Kota. Sekarang sedang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh Satnarkoba,” ungkap dia.
    Menurut Eko, polisi akan terus mendalami kasus ini untuk mengungkap sumber ribuan pil obat keras tersebut.
    Selain itu, polisi juga meningkatkan pengawasan terhadap peredaran obat keras di wilayah Kota Bogor.
    “Kami juga imbau masyarakat untuk segera melapor apabila mengetahui ada peredaran narkoba atau obat keras di wilayahnya,” ucap dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Agar Izin Terbit, Dirut PT Inhutani V Minta Dibelikan Rubicon Baru Seharga Rp2,3 M kepada Direktur PT PML

    Agar Izin Terbit, Dirut PT Inhutani V Minta Dibelikan Rubicon Baru Seharga Rp2,3 M kepada Direktur PT PML

    GELORA.CO – Direktur Utama PT Inhutani V (INH) Dicky Yuana Rady (DIC) disebut minta dibelikan mobil baru, Jeep Rubicon bewarna merah seharga Rp2,3 miliar kepada Direktur PT Paramitra Mulia Langgeng (PML) Djunaidi (DJN).

    “Pada Juli 2025, terjadi pertemuan antara Sdr. DIC dan Sdr. DJN di lapangan golf di Jakarta. Dimana Sdr. DIC meminta mobil baru kepada Sdr. DJN. Kemudian Sdr. DJN menyanggupi keinginan Sdr. DIC untuk membeli satu unit mobil baru tersebut (Jeep Rubicon),” kata Plt Deputi Bidang Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu ketika jumpa pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Kamis (14/8/2025).

    Asep menjelaskan, alasan Dicky meminta mobil baru sebagai bentuk balas jasa karena telah menyetujui permintaan PT PML terkait izin Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hutan kawasan Lampung.

    Lalu, mobil tersebut diserahkan melalui perantara Djunaidi (DJN) yakni staf perizinan PT Sungai Budi (SB) yang merupakan perusahaan induk dari PT PML, Aditya (ADT) berserta uang RpSGD189.000 atau setara Rp2,4 miliar kepada Dicky di Kantor Inhutani.

    “Kemudian pada Agustus 2025, Sdr. DJN melalui Sdr. ADT menyampaikan kepada Sdr. DIC bahwa proses pembelian 1 unit mobil baru seharga Rp2,3 miliar telah diurus oleh Sdr. DJN. Pada saat bersamaan, Sdr. ADT mengantarkan uang senilai SGD189.000 dari Sdr. DJN untuk Sdr. DIC di Kantor Inhutani,” kata Asep

    Sebelumnya diberitakan, KPK telah menetapkan tiga tersangka kasus dugaan tindak pidana korupsi berupa suap pengurusan izin pemanfaatan hutan di kawasan Provinsi Lampung, yang melibatkan PT Eksploitasi dan Industri Hutan V (Inhutani V). Penetapan ini dilakukan setelah KPK menggelar operasi tangkap tangan (OTT).

    Ketiga tersangka tersebut adalah Direktur Utama PT Inhutani V (INH) Dicky Yuana Rady (DIC), Direktur PT Paramitra Mulia Langgeng (PML) Djunaidi (DJN), dan staf perizinan SB Grup Aditya (ADT).

    Untuk kebutuhan penyidikan lebih lanjut, para tersangka ditahan selama 20 hari ke depan. Terhitung tanggal 14 Agustus sampai dengan 1 September 2025 di Rumah Tahanan (Rutan) Cabang KPK Gedung Merah Putih.

    Atas perbuatannya, Dicky Yuana Rady sebagai pihak penerima suap diduga melanggar Pasal 12 huruf a atau b atau Pasal 11 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

    Sedangkan Djunaidi dan Aditya, sebagai pihak pemberi suap, diduga melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a atau b atau Pasal 13 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

    Sebelumnya, kegiatan OTT dilakukan sejak Rabu (13/8/2025) dengan mengamankan sembilan orang di empat lokasi berbeda: Jakarta, Bekasi, Depok, dan Bogor, termasuk ketiga tersangka.

    Barang bukti yang disita antara lain uang tunai SGD189.000 (sekitar Rp2,4 miliar), uang tunai Rp8,5 juta, satu unit mobil Jeep Rubicon di rumah Dicky Yuana Rady, dan satu unit mobil Pajero milik Dicky Yuana Rady di rumah Aditya.

    Dalam kontruksi perkara, PT Inhutani V memiliki hak pengelolaan areal hutan di Lampung seluas ±56.547 hektare, dengan ±55.157 hektare di antaranya dikerjasamakan dengan PT Paramitra Mulia Langgeng (PML) melalui perjanjian kerja sama (PKS). Meski pada 2018 terjadi permasalahan hukum terkait kewajiban pembayaran pajak dan dana reboisasi yang tidak dipenuhi PT PML, Mahkamah Agung pada 2023 memutuskan PKS tersebut tetap berlaku.

    Pada 2024, kedua perusahaan kembali melanjutkan kerja sama. PT PML disebut mengalirkan dana miliaran rupiah kepada PT INH, termasuk Rp100 juta untuk keperluan pribadi Dicky Yuana Rady. Pada November 2024, Dicky menyetujui perubahan rencana kerja usaha pemanfaatan hutan (RKUPH) yang mengakomodir kepentingan PT PML.

    Memasuki 2025, Dicky menandatangani Rencana Kerja Tahunan (RKT) PT Inhutani V yang kembali menguntungkan PT PML. Pada Juli 2025, Dicky meminta satu unit mobil baru yakni kepada Djunaidi, yang kemudian disanggupi. Pada Agustus 2025, Aditya mengantarkan uang SGD189.000 dari Djunaidi untuk Dicky di Kantor Inhutani, bersamaan dengan proses pembelian mobil baru senilai Rp2,3 miliar.

  • Nonton Merah Putih One For All, Warga: Sesuai Trailer tapi Alur Kurang Mulus
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 Agustus 2025

    Nonton Merah Putih One For All, Warga: Sesuai Trailer tapi Alur Kurang Mulus Megapolitan 14 Agustus 2025

    Nonton Merah Putih One For All, Warga: Sesuai Trailer tapi Alur Kurang Mulus
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com –
    Penayangan perdana film animasi
    Merah Putih: One For All
    di Cinema XXI Metropolitan Mall Cileungsi, Kabupaten Bogor, Kamis (14/8/2025), mendapat beragam tanggapan dari penonton.
    Salah satunya datang dari Irfan (26), warga Cikeas. Ia menilai isi film tersebut sesuai dengan apa yang ditampilkan dalam
    trailer
    .
    “Ya, sesuai ekspektasi lah ya. Sesuai prediksi di sini artinya ya seperti apa yang ditampilkan dalam
    trailer
    yang beredar,” kata Irfan kepada
    Kompas.com,
    Kamis.
    Menurut Irfan, baik isi cerita, gaya animasi, maupun humor yang disajikan dalam film ini sudah tergambar jelas dalam
    trailer
    yang sebelumnya dirilis.
    “Apa yang ditampilkan dalam trailer itulah yang ada dalam filmnya tadi,” ujarnya.
    Meski demikian, Irfan menyoroti eksekusi alur cerita yang menurut dia terasa kurang rapi. Ia merasa ada beberapa bagian yang terkesan meloncat sehingga membuat penyampaian cerita tidak mulus.
    “Mungkin ini lebih ke selera ya, tapi menurut saya alurnya sendiri jujur lompat-lompat, jadi sebenarnya kami paham apa yang mau diceritakan tapi kenapa dieksekusinya kaya gitu itu yang kita enggak ngerti,” katanya.
    “Bahkan waktu filmnya mulai kami ngira itu masih preview karena benar-benar enggak smooth lah ya bisa dibilang, enggak rapi gitu loh dikemasnya,” tambah dia.
    Adapun film
    Merah Putih: One For All
    mengisahkan petualangan sekelompok anak dalam Tim Merah Putih yang ditugaskan mencari bendera pusaka hilang menjelang peringatan Hari Kemerdekaan.
    Dalam perjalanan, mereka menghadapi berbagai rintangan, mulai dari menyusuri hutan, menapaki tepian sungai, hingga berhadapan dengan pemburu.
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com,
    jumlah penonton di Studio 7 Cinema XXI Metropolitan Mall Cileungsi pada penayangan sore ini hanya sekitar 12 orang. Mayoritas penonton yang hadir merupakan orang dewasa.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Nonton Merah Putih One For All, Warga: Sesuai Trailer tapi Alur Kurang Mulus
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 Agustus 2025

    Penayangan Perdana Merah Putih: One For All di Cileungsi Sepi Penonton Megapolitan 14 Agustus 2025

    Penayangan Perdana Merah Putih: One For All di Cileungsi Sepi Penonton
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com –
    Penayangan perdana film animasi
    Indonesia Merah Putih: One For All
    di Cinema XXI Metropolitan Mall Cileungsi, Kabupaten Bogor, pada Kamis (14/8/2025) sore, terpantau sepi penonton.
    Berdasarkan pengamatan
    Kompas.com
    , jumlah penonton yang memasuki Studio 7—lokasi pemutaran film tersebut—hanya sekitar 12 orang. Menariknya, mayoritas penonton justru adalah orang dewasa, bukan anak-anak.
    Dari luar studio, audio film terdengar cukup jelas. Dialog tokoh-tokohnya berpadu dengan musik latar yang mengiringi petualangan, sesekali diselingi efek suara aksi yang memecah kesunyian lorong bioskop.
    Film garapan sutradara Endiarto ini bercerita tentang sekelompok anak yang tergabung dalam Tim Merah Putih. Mereka mendapat misi mencari bendera pusaka yang hilang menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
    Perjalanan itu membawa mereka menghadapi beragam rintangan, mulai dari menyusuri hutan, menapaki tepian sungai, hingga berhadapan dengan pemburu, demi mengembalikan bendera tersebut.
    Suasana di area studio terbilang lengang. Tidak ada antrean panjang di depan pintu masuk, baik sebelum maupun saat pemutaran dimulai.
    Salah satu penonton, Nita (42), warga Cileungsi, mengaku sengaja mengajak anak-anaknya untuk memperkenalkan pengalaman menonton film di layar lebar.
    “Filmnya ya untuk anak-anak oke aja lah. Karena kan rame diomongin sama orang dewasa, cuma kalau untuk anak-anak sih saya pikir untuk pengenalan aja. Biar mereka tahu rasanya nonton bioskop tuh seperti apa, duduk di kursi, lihat layar gede, denger suara yang kenceng,” kata Nita.
    Ia menilai sepinya penonton justru membuat suasana lebih nyaman.
    “Mungkin juga karena bukan hari libur ya. Mungkin ramenya nanti malam, karena kan baru tayang juga kan. Tapi saya malah senang kalau agak sepi,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Alasan Sejumlah Warga Nonton Film Merah Putih: One for All di Bioskop
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 Agustus 2025

    Alasan Sejumlah Warga Nonton Film Merah Putih: One for All di Bioskop Megapolitan 14 Agustus 2025

    Alasan Sejumlah Warga Nonton Film Merah Putih: One for All di Bioskop
    Penulis

    BOGOR, KOMPAS.com –
    Hari pertama penayangan film Merah Putih: One for All di layar lebar Indonesia pada Kamis (14/8/2025) disambut beragam alasan dari penonton.
    Sebagian warga datang karena ingin mengenalkan pengalaman menonton bioskop kepada anak, sementara yang lain terdorong rasa penasaran setelah melihat ramainya perbincangan di media sosial.
    Salah satunya Nita (42), warga Cileungsi, Kabupaten Bogor, yang memilih menonton di Cinema XXI Metropolitan Mall Cileungsi bersama suami dan dua anaknya.
    Ia mengatakan momen tersebut menjadi kesempatan pertama si bungsu masuk ke studio bioskop.
    “Penasaran aja, pengen lihat langsung. Mumpung suami lagi bisa, jadi sekalian ajak anak-anak,” kata Nita kepada
    Kompas.com
    .
    Menurut Nita, film besutan sineas lokal itu aman untuk ditonton anak-anak, meski belakangan menjadi bahan diskusi di kalangan orang dewasa.
    Ia menilai ceritanya ringan dan dapat menjadi pengenalan dunia layar lebar untuk anak.
    “Biar mereka tahu rasanya nonton bioskop tuh seperti apa, duduk di kursi, lihat layar gede, denger suara yang kenceng,” ujarnya.
    Selama pemutaran, anak pertamanya fokus mengikuti jalan cerita, terutama pada adegan aksi.
    Namun, si bungsu kerap minta keluar, sehingga ia dan suami bergantian menemaninya di luar studio.
    Nita mengaku senang suasana bioskop tidak terlalu ramai karena hari kerja, sehingga anak-anak lebih nyaman.
    Berbeda dengan Nita, Diki (19) datang bersama temannya Bagas (19) tanpa rencana khusus.
    Ia mengatakan rasa penasaran muncul setelah media sosial dipenuhi pembahasan tentang film tersebut.
    “Awalnya enggak terlalu niat nonton, tapi gara-gara rame banget di media sosial, jadi penasaran juga pengen tahu langsung,” ujar Diki.
    Setelah menonton, ia menilai kualitasnya cukup baik, meski membandingkannya dengan film animasi Indonesia “Jumbo” yang tayang lebih dulu.
    Menurutnya, alur cerita Merah Putih: One for All mudah diikuti, walau ada bagian yang terasa berjalan cepat.
    “Rasanya cukup menyenangkan, apalagi karena penasaran awalnya, jadi terbayar juga,” kata dia.
    Film ini mengisahkan sekelompok anak yang terpilih menjadi “Tim Merah Putih” untuk menjaga bendera pusaka, bendera yang selalu dikibarkan setiap 17 Agustus.
    Tiga hari sebelum upacara, bendera tersebut hilang. Petualangan mereka membawa penonton menyusuri hutan, sungai, dan menghadapi konflik batin, sebelum mencapai klimaks cerita.
    (Reporter: Hafizh Wahyu Darmawan | Editor: Abdul Haris Maulana)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • KPK Pamerkan Uang Rp 2,4 Miliar dan Rubicon yang Disita Saat OTT Dirut Inhutani V
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        14 Agustus 2025

    KPK Pamerkan Uang Rp 2,4 Miliar dan Rubicon yang Disita Saat OTT Dirut Inhutani V Nasional 14 Agustus 2025

    KPK Pamerkan Uang Rp 2,4 Miliar dan Rubicon yang Disita Saat OTT Dirut Inhutani V
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memamerkan barang bukti berupa uang tunai sebesar 189.000 Dollar Singapura atau sekitar Rp 2,4 miliar – kurs hari ini dan satu unit mobil Rubicon yang disita dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) PT Inhutani V, pada Kamis (14/8/2025).
    OTT tersebut terkait dengan dugaan kasus suap pengurusan izin pemanfaatan kawasan hutan.
    “Kita akan tampilkan barang bukti dalam kegiatan tangkap tangan ini, sementara mobil Rubicon akan ditampilkan di parkiran belakang ya,” kata Juru Bicara KPK Budi Prasetyo di Gedung Merah Putih, Jakarta, Kamis.
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com
    , satu penyidik KPK lengkap dengan rompi, bermasker dan topi masuk ke ruangan konferensi pers.
    Dia membawa satu kotak kardus berwarna cokelat bertuliskan KPK.
    Ia kemudian membuka kardus tersebut dan menunjukkan tumpukan uang mata uang Singapura tersebut.
    Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu mengatakan, KPK mengamankan 9 orang dari empat lokasi dalam OTT tersebut.
    Mereka yang ditangkap di Jakarta di antaranya, Dicky Yuana Rady selaku Direktur Utama PT Inhutani V; Raffles selaku Komisaris PT Inhutani V; Djunaidi selaku Direktur PT Paramitra Mulia Langgeng (PT PML); Arvin selaku staf PT PML; Joko dari SB Grup; dan Sudirman dari PT PML.
    Kemudian satu yang ditangkap di Bekasi adalah Aditya selaku staf perizinan SB Grup.
    Lalu, satu orang di Depok yaitu Bakhrizal Bakri selaku Mantan Direktur PT INH, dan satu orang di Bogor yaitu Yuliana selaku eks Direktur PT Inhutani V.
    “Tim KPK juga mengamankan sejumlah barang bukti, berupa uang tunai senilai SGD189.000 (atau sekitar Rp2,4 miliar – kurs hari ini), uang tunai senilai Rp8,5 juta, 1 (satu) unit mobil RUBICON di rumah Dicky Yuana (DIC); serta 1 unit mobil Pajero milik DIC di rumah ADT (Aditya selaku staf perizinan SB Grup),” kata Asep.
    Dari OTT tersebut, KPK menetapkan tiga orang tersangka dalam kasus korupsi tersebut yakni, Direktur Utama PT Inhutani V Dicky Yuana Rady; Djunaidi selaku Direktur PT Paramitra Mulia Langgeng (PT PML); dan Aditya selaku staf perizinan SB Grup.
    Dalam konstruksi perkara ini, Asep mengatakan, permasalahan ini muncul pada 2018, saat PT Inhutani V dan PT PML menghadapi masalah hukum atas kerja sama mereka.
    PT PML tidak melakukan kewajiban membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) periode tahun 2018 – 2019 senilai Rp 2,31 miliar, dan pinjaman dana reboisasi senilai Rp 500 juta per tahun, serta belum memberi laporan pelaksanaan kegiatan kepada PT Inhutani V per bulannya.
    Pada Juni 2023, berdasarkan keputusan Mahkamah Agung (MA) yang telah inkracht atas permasalahan hukum antara PT Inhutani V dan PT PML menjelaskan bahwa Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang telah diubah pada tahun 2018 antara kedua belah pihak masih berlaku.
    Namun, PT PML wajib membayar ganti rugi sebesar Rp3,4 miliar.
    Meskipun dengan berbagai permasalahan tersebut, pada awal 2024, PT PML tetap berniat melanjutkan kerja sama dengan PT Inhutani V untuk kembali mengelola kawasan hutan di lokasi register 42, register 44, dan register 46 berdasarkan PKS kedua belah pihak yang telah diubah pada tahun 2018.
    Selanjutnya, pada Juni 2024, terjadi pertemuan di Lampung antara jajaran Direksi beserta Dewan Komisaris PT Inhutani V dan Direktur PT PML Djunaidi dan tim guna menyepakati pengelolaan hutan oleh PT PML dalam RKUPH (Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hutan).
    Lalu, pada Agustus 2024, Dirut PT PML Djunaidi mengeluarkan uang senilai Rp4,2 miliar untuk pengamanan tanaman dan kepentingan PT Inhutani V ke rekening PT Inhutani V.
    “Dalam kesempatan yang sama, Dicky Yuana diduga menerima uang tunai dari Djunaidi senilai Rp100 juta, yang digunakan untuk keperluan pribadi,” ujarnya.
    Pada Februari 2025, Dicky Yuana menandatangani Rencana Kerja Tahunan (RKT) PT Inhutani V yang di dalamnya juga mengakomodir kepentingan PT PML.
    Selanjutnya, Djunaidi meminta Sudirman selaku Staf PT PML membuat bukti setor yang direkap dengan nilai Rp3 miliar dan Rp4 miliar dari PT PML kepada PT Inhutani V.
    “Hal ini membuat laporan keuangan PT INH berubah dari “merah” ke “hijau”, dan membuat posisi Dicky Yuana “aman,” tuturnya.
    Kemudian Sudirman menyampaikan kepada Djunaidi, bahwa PT PML sudah mengeluarkan dana Rp21 miliar kepada PT Inhutani V untuk modal pengelolaan hutan.
    Pada Agustus 2025, KPK menemukan adanya pertemuan Direktur Utama PT Inhutani V Dicky Yuana Rady dan Direktur PT PML Djunaidi di lapangan golf di Jakarta pada Juli 2025.
    Dalam pertemuan itu, Dicky Yuana meminta dibelikan mobil baru kepada Djunaidi.
    Dalam beberapa hari, DJN (Djunaidi) melalui ADT (Aditya) menyampaikan kepada DIC (Dicky Yuana) bahwa proses pembelian 1 unit mobil baru seharga Rp2,3 miliar telah diurus oleh DJN (Djunaidi).
    “Pada saat bersamaan, Sdr. ADT (Aditya) mengantarkan uang senilai SGD189.000 dari Sdr. DJN (Djunaidi) untuk Sdr. DIC (Dicky) di Kantor Inhutani,” kata dia.
    Selanjutnya, Djunaidi melalui Arvin selaku Staf PT PML menyampaikan kepada Dicky Yuana bahwa pihaknya telah memenuhi seluruh permintaan Dicky, termasuk pemberian kepada salah seorang Komisaris PT Inhutani V.
    Atas rangkaian peristiwa tersebut, KPK melakukan pemeriksaan dan menetapkan Dicky Yuana, Djunaidi, dan Aditya sebagai tersangka. Ketiganya langsung dilakukan penahanan.
    “KPK selanjutnya melakukan penahanan untuk 20 hari pertama, terhitung tanggal 14 Agustus sampai dengan 1 September 2025 di Rumah Tahanan (Rutan) Cabang KPK Gedung Merah Putih,” tuturnya.
    Atas perbuatan Djunaidi dan Aditya sebagai pihak pemberi, diduga melakukan perbuatan tindak pidana korupsi sebagaimana diatur dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a atau b atau Pasal 13 UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
    Sedangkan Dicky, sebagai pihak penerima, diduga melakukan perbuatan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diatur dalam Pasal 12 huruf a atau b atau Pasal 11 UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bendera Merah Putih sepanjang 600 meter dikirab dari Stadion Pakansari

    Bendera Merah Putih sepanjang 600 meter dikirab dari Stadion Pakansari

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Bendera Merah Putih sepanjang 600 meter dikirab dari Stadion Pakansari
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 14 Agustus 2025 – 18:24 WIB

    Elshinta.com – Bupati Bogor Rudy Susmanto memimpin Kirab Bendera Merah Putih sepanjang 600 meter dari Stadion Pakansari menuju Lapangan Tegar Beriman, Cibinong, Kamis, sebagai bagian dari rangkaian peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia di Kabupaten Bogor.

    Kirab dimulai sejak pagi dengan rute Stadion Pakansari–Cikempong–Simpang Pengadilan Agama–Lapangan Tegar Beriman. Sepanjang perjalanan, bendera dikirab bergantian oleh peserta dari unsur TNI, Polri, pelajar, mahasiswa, pedagang, petani, hingga komunitas masyarakat.

    Rudy mengatakan kirab kain raksasa yang melibatkan ribuan peserta ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan telah dimulai sejak 9 Agustus 2025, diawali dengan penjemputan bendera pusaka di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, untuk kemudian dikirab dari satu kecamatan ke kecamatan lainnya.

    “Di setiap titik singgah, kirab bukan hanya seremonial, tapi momentum menggerakkan perekonomian masyarakat setempat,” ujarnya.

    Menurut dia, di titik pemberhentian, Pemkab Bogor menggelar berbagai kegiatan seperti gerakan pangan murah, layanan administrasi kependudukan, fasilitasi insentif pajak daerah, hingga berbagai kegiatan sosial. Langkah ini diharapkan memberi dampak langsung bagi warga sekaligus menghidupkan suasana peringatan kemerdekaan.

    Rudy menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat, mulai dari TNI/Polri, kelompok masyarakat, mahasiswa, pedagang, hingga petani yang bahu membahu menyukseskan kirab dari Stadion Pakansari hingga Lapangan Tegar Beriman.

    “Semua bergerak bersama dengan semangat gotong royong, mengingatkan kita pada perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan,” katanya.

    Kirab tahun ini juga dimeriahkan penampilan marching band Universitas Pertahanan dan SMK Penerbangan Angkasa, pasukan berkuda kavaleri, tari Reog, penampilan Sanggar Rahayu, dan flashmob yang melibatkan peserta dari berbagai komunitas. Rudy mengajak warga mengenakan pakaian merah putih dan mengibarkan bendera sepanjang rute sebagai wujud persatuan.

    Ia menegaskan, kekuatan Kabupaten Bogor dalam membangun hanya bisa terwujud bila semua elemen masyarakat bergerak bersama.

    “Bogor akan kuat ketika semua pihak mendukung dan saling menguatkan, sebagaimana para pejuang memberikan teladan bahwa kemerdekaan diraih lewat kekompakan dan kerukunan,” ujar Rudy.

    Sumber : Antara