kab/kota: Blora

  • Kisah Perumahan Tawangrejo Asri Blora yang Kini Terbengkalai dan Dianggap Mistis
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        29 Mei 2025

    Kisah Perumahan Tawangrejo Asri Blora yang Kini Terbengkalai dan Dianggap Mistis Regional 29 Mei 2025

    Kisah Perumahan Tawangrejo Asri Blora yang Kini Terbengkalai dan Dianggap Mistis
    Tim Redaksi
    BLORA, KOMPAS.com
    – Sebuah perumahan di pinggir Jalan
    Blora
    – Kunduran, tepatnya di kawasan Pos Ngancar, Tunjungan, Kabupaten Blora, tampak terbengkalai.
    Perumahan yang dulunya dikenal dengan nama Tawangrejo Asri kini sepi tanpa penghuni dan dikelilingi semak belukar.
    Padahal, secara lokasi, perumahan tersebut cukup strategis karena berada di tepi jalan provinsi.
    Namun kini hanya kendaraan roda dua yang bisa melintasi portal masuknya, sementara jalan paving yang dibangun justru lebih sering digunakan warga menuju area persawahan.
    Perumahan yang dibangun sekitar tahun 2010 dan diresmikan pada 2011 itu memiliki sekitar 42 unit rumah di atas lahan seluas 3 hektar.
    Sayangnya, kondisi bangunan kini tidak terawat—dinding retak, plafon jebol, dan vegetasi liar menyelimuti rumah-rumah tersebut.
    “Diresmikannya sekitar tahun 2011,” ujar Kepala Dusun Karangtawang, Musiran, saat ditemui Kompas.com di Balai
    Desa Tawangrejo
    , Rabu (28/5/2025).
    Musiran mengisahkan bahwa sempat ada pembeli saat perumahan itu diresmikan, bahkan pembeli pertama mendapat hadiah sepeda motor.
    “Saya ingat betul waktu itu pembeli pertama mendapatkan sepeda motor,” katanya.
    Namun, seiring waktu, satu demi satu penghuni meninggalkan rumah. Aliran listrik dan tandon air sempat tersedia, tapi muncul kendala utama: tidak adanya sumber air di wilayah tersebut.
    “Iya benar, perumahan itu mangkrak karena susah air,” ujar Musiran.
    Selain kendala infrastruktur, perumahan ini juga disebut-sebut menyimpan aura mistis. Menurut Musiran, ada calon pembeli yang batal membeli karena merasa melihat penampakan misterius.
    “Ya memang terlihat angker, kabarnya sudah ada yang melihat-lihat rumah tersebut, tetapi malah diperlihatkan sosok orang berjalan tanpa kepala, dan mereka tidak jadi beli,” terang dia.
    Meski tidak dihuni,
    perumahan Tawangrejo Asri
    masih membayar pajak bumi dan bangunan (PBB) sekitar Rp 1 juta per tahun, melalui balai desa.
    “Tapi yang jelas tiap tahun bayar pajak hampir satu juta rupiah,” kata Musiran.
    Orang yang membayarkan pajak tersebut adalah Sujat, yang ditugaskan oleh pemilik untuk menjaga area perumahan. Namun, kini ia sudah jarang terlihat.
    “Tapi dia sudah jarang menjaga perumahan itu karena kabarnya dapat jimat dari situ malah digunakan untuk jadi tukang pijat,” tambah Musiran.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Berkunjung ke Blora Wajib Cicipi Es Jati Segar dan Unik, Yumi..

    Berkunjung ke Blora Wajib Cicipi Es Jati Segar dan Unik, Yumi..

    Meskipun terdengar sederhana, es jati memiliki makna yang lebih dalam bagi masyarakat Blora. Minuman ini tidak hanya dikenal sebagai pelepas dahaga, tetapi juga sebagai warisan budaya yang terus hidup dari generasi ke generasi.

    Di masa lalu, es jati kerap dibuat secara kolektif oleh warga desa, terutama saat panen atau perayaan tertentu, dan menjadi simbol kebersamaan serta hasil pemanfaatan alam yang bijak.

    Tidak ada bahan pengawet, tidak ada pewarna buatan—hanya daun jati dan gula jawa, dua unsur alami yang mencerminkan kesederhanaan dan kearifan lokal. Banyak orang tua di Blora mengenang masa kecil mereka dengan cerita tentang memetik daun jati bersama keluarga dan membuat es jati di dapur rumah.

    Bahkan hingga kini, minuman ini masih dapat ditemukan di warung-warung tradisional atau pedagang kaki lima yang setia menjaga resep turun-temurun tersebut.

    Selain menyegarkan, beberapa orang juga mempercayai bahwa es jati memiliki manfaat untuk meredakan panas dalam dan membantu menyegarkan tubuh dari dalam, meskipun manfaat tersebut lebih didasarkan pada pengalaman empiris dibanding penelitian ilmiah.

    Kini, di tengah gempuran minuman modern yang penuh dengan cita rasa artifisial, kehadiran es jati justru menjadi napas segar yang menawarkan sesuatu yang otentik dan berbeda. Bagi wisatawan atau siapa pun yang ingin mengenal Blora lebih dekat, mencicipi es jati adalah salah satu cara terbaik untuk menyelami identitas kuliner sekaligus budaya lokal yang unik.

    Minuman ini tidak hanya memperkenalkan rasa yang khas, tetapi juga menyampaikan cerita tentang bagaimana manusia bisa hidup berdampingan secara harmonis dengan alam. Maka dari itu, jangan ragu untuk mencari es jati saat berkunjung ke Blora.

    Di balik kesederhanaannya, es jati menawarkan pengalaman rasa dan budaya yang tak bisa ditemukan di tempat lain. Rasanya yang menyegarkan dengan sentuhan sedikit pahit akan meninggalkan kesan mendalam, tidak hanya di lidah, tapi juga di hati.

    Dan siapa tahu, setelah mencicipinya, kamu pun akan sepakat bahwa belum lengkap rasanya datang ke Blora tanpa menikmati segelas es jati yang autentik.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

    Pemuda Tenggelam di Sungai Pamali Brebes Ditemukan Meninggal

  • Bupati Bojonegoro Setop Hibah Antar Daerah, Fokus Anggaran untuk Pengentasan Kemiskinan

    Bupati Bojonegoro Setop Hibah Antar Daerah, Fokus Anggaran untuk Pengentasan Kemiskinan

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Bupati Bojonegoro Setyo Wahono menegaskan akan menghentikan pemberian hibah kepada daerah lain selama masa kepemimpinannya. Kebijakan ini diambil demi memfokuskan anggaran pada program-program pengentasan kemiskinan di Bojonegoro.

    “Angka kemiskinan kita masih tinggi di Jawa Timur. Maka dari itu, kita akan fokus pada upaya pengentasan kemiskinan dan tidak akan memberikan hibah ke daerah lain,” ujar Wahono dalam acara “Sapa Bupati” di Pendopo Malowopati, Pemkab Bojonegoro, Rabu (28/5/2025).

    Sebelumnya, Pemkab Bojonegoro sempat mengalokasikan dana hibah dalam jumlah besar ke beberapa daerah, antara lain Rp29,8 miliar ke Kabupaten Lamongan, Rp35 miliar ke Kabupaten Blora (Jawa Tengah), dan Rp1,2 miliar ke Kabupaten Sumedang.

    Meski demikian, Wahono menyebut masih ada pengecualian untuk Kabupaten Lamongan terkait pembelian lahan pembangunan Waduk Pejok. Alasannya, sebagian area waduk berada di wilayah Bojonegoro dan manfaatnya langsung dirasakan oleh warga Bojonegoro.

    “Karena sebagian wilayah Waduk Pejok masuk Bojonegoro dan penerima manfaatnya juga warga kita, maka hibah berupa pembelian lahan di Lamongan tetap akan dilakukan,” jelasnya.

    Selain menghentikan hibah, Wahono juga menyatakan bahwa Pemkab Bojonegoro tidak akan mengalokasikan anggaran untuk perbaikan jalan nasional yang rusak.

    “Kita masih punya banyak pekerjaan rumah, terutama dalam pengentasan kemiskinan. Masih banyak ruang kelas yang rusak, dan masih banyak warga Bojonegoro yang belum sejahtera,” pungkasnya. [lus/beq]

  • Buka Akses Pendidikan Pelayaran, APN Surakarta Siapkan Beasiswa untuk Warga Blora

    Buka Akses Pendidikan Pelayaran, APN Surakarta Siapkan Beasiswa untuk Warga Blora

  • Lima Kendaraan Terlibat Kecelakaan di Jalur Bojonegoro–Ngawi

    Lima Kendaraan Terlibat Kecelakaan di Jalur Bojonegoro–Ngawi

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Kecelakaan beruntun atau karambol melibatkan lima kendaraan terjadi di Jalan Raya Bojonegoro–Ngawi, tepatnya di Desa Ngraho, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro, Senin (26/5/2025) pagi sekitar pukul 08.10 WIB.

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Bojonegoro, Ipda Septian Nur Pratama mengungkapkan, insiden tersebut melibatkan satu truk, dua mobil pribadi, satu sepeda motor, dan satu truk tangki air.

    Kecelakaan dipicu oleh kendaraan bus yang belum diketahui nomor polisinya berhenti mendadak untuk menurunkan penumpang. Akibatnya, kendaraan yang berada di belakangnya tidak sempat mengantisipasi, sehingga terjadilah tabrakan beruntun.

    “Truk dari arah belakang tidak sempat mengerem dan menabrak truk tangki air, kemudian mendorong kendaraan-kendaraan di depannya,” ujar Ipda Septian.

    Meski kecelakaan tersebut mengakibatkan kerusakan material cukup parah, beruntung tidak ada korban jiwa maupun luka serius dalam kejadian tersebut. Petugas kepolisian yang tiba di lokasi langsung melakukan olah TKP dan mengatur lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan panjang.

    “Polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengidentifikasi bus yang diduga menjadi pemicu awal kecelakaan,” pungkasnya. [lus/suf]

    Adapun kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan beruntun yakni:

    1. Truk bernomor polisi S 8614 A yang dikemudikan Bayu Syaifudin (21), warga Desa Sekaran, Kecamatan Kasiman, Bojonegoro.
    2. Toyota Kijang Inova S 1442 ES yang dikemudikan Agus Surjono (62), warga Kabupaten Tuban.
    3. Sepeda motor Supra 125 AE 2813 JAB milik Purnomo, warga Kabupaten Ngawi.
    4. Toyota Avanza K 1228 KN dikemudikan Setyowati (48), seorang guru asal Blora.
    5. Truk tangki air AE 8121 UK yang dikemudikan Jhorgie Ikbal Bagus P (25), warga Kabupaten Ngawi.

  • Hangatnya Pecel Blora dan Sinergi di Balik Jeruji Lapas Kelas IIB Mojokerto

    Hangatnya Pecel Blora dan Sinergi di Balik Jeruji Lapas Kelas IIB Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Jumat pagi (16/6) yang biasanya hening di Lapas Kelas IIB Mojokerto berubah hangat oleh aroma bumbu kacang dari pecel khas Blora. Ratusan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) tampak antusias menyambut kegiatan sarapan bersama yang melibatkan petugas Lapas, jajaran TNI, dan Polri.

    Kegiatan ini bukan sekadar makan bersama. Di balik piring-piring pecel lengkap dengan ayam goreng dan kerupuk, terselip pesan kuat. Membangun sinergi dan suasana kekeluargaan sebagai fondasi ketertiban. Kegiatan ini melibatkan 970, petugas Lapas, serta jajaran TNI dan Polri.

    Sejak pukul 05.30 WIB, seluruh petugas dikerahkan untuk memastikan kegiatan berjalan tertib. Dengan semangat kekeluargaan yang mengemuka dalam tiap sendok pecel, Lapas Mojokerto memberi contoh bahwa pembinaan bisa dimulai dari hal sederhana, asal dilakukan bersama-sama dan dengan hati.

    Tak tanggung-tanggung, tiga pucuk pimpinan keamanan hadir langsung, Dandim Mojokerto, Kapolres Mojokerto, dan Kapolres Mojokerto Kota. Kehadiran mereka menjadi simbol kuat sinergitas antar lembaga. Kegiatan tersebut bertujuan mempererat hubungan emosional antar seluruh pihak demi menciptakan suasana yang aman, tertib, dan kekeluargaan.

    Kegiatan juga diisi dengan pembagian bantuan sosial berupa sabun dan peralatan mandi bagi seluruh WBP sebagai bentuk kepedulian terhadap kebersihan dan kesehatan mereka. Ini merupakan hasil kolaborasi Lapas dengan dua Polres di Mojokerto Raya. Aksi nyata yang menegaskan bahwa kesehatan dan kebersihan warga binaan juga jadi prioritas.

    Kepala Lapas (Kalapas) Kelas IIB Mojokerto, Rudi Kristiawan, menginisiasi kegiatan ini sebagai wujud komitmen menciptakan lingkungan Lapas yang aman dan kondusif. “Sarapan bersama ini menjadi momen untuk mempererat hubungan emosional antara WBP, petugas, dan aparat penegak hukum,” ujarnya, Jumat (16/5/2025).

    Kalapas menekankan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk mempererat hubungan emosional antara WBP, petugas, dan aparat penegak hukum. Menurutnya, kebersamaan yang terjalin dalam suasana kekeluargaan menjadi kunci utama dalam menciptakan suasana aman dan kondusif di lingkungan Lapas.

    “Kami sangat berterima kasih kepada jajaran TNI-Polri yang selalu siap membantu menjaga ketertiban dan keamanan di Lapas Mojokerto. Sarapan bersama ini bukan sekadar acara makan, tetapi menjadi ajang untuk memupuk rasa kekeluargaan dan kebersamaan antar semua pihak,” harapnya.

    Dengan sinergitas yang kuat tersebut, pihaknya berharap Mojokerto Raya tetap aman secara umum dan Lapas Kelas IIB Mojokerto selalu kondusif. Kehadiran Dandim Mojokerto, Kapolres Mojokerto, dan Kapolres Mojokerto Kota dalam kegiatan ini menjadi bukti kuat sinergitas antara Lapas Kelas IIB Mojokerto dengan jajaran TNI-Polri.

    “Over kapasitas bukan alasan untuk tidak memberi pembinaan yang layak. Kalau hubungan sudah harmonis, potensi pelanggaran pun bisa ditekan. Inilah bentuk pembinaan yang sebenarnya. Kami juga ingin WBP tetap sehat dan bersih, karena kebersihan adalah bagian dari disiplin dan ketertiban,” katanya.

    Antusiasme para WBP terlihat jelas saat mereka menikmati sarapan bersama dengan menu pecel khas Blora, lengkap dengan lauk ayam goreng dan kerupuk. Salah seorang WBP yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan rasa bahagianya dapat menikmati sarapan bersama dalam suasana kekeluargaan.

    “Hari ini rasanya seperti sarapan di rumah. Pecelnya enak, suasananya hangat. Kami merasa lebih dekat dengan petugas, tidak ada jarak. Insya Allah dengan kegiatan seperti ini, kami tidak akan berpikir macam-macam atau melakukan pelanggaran. Pelayanan dari petugas semuanya baik, ramah, dan gratis. Kami merasa aman dan nyaman,” tambahnya.

    Kegiatan ini bukan pertama kali digelar Lapas Kelas IIB Mojokerto. Sejak menjabat empat bulan lalu, Rudi telah tiga kali menggelar kegiatan serupa. Konsistensi ini menandai visi besar yang dibawahnya menjadikan Lapas Kelas IIB Mojokerto bukan sekadar tempat tahanan, tapi rumah pembinaan yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan. [tin/aje]

  • Pria 70 Tahun di Blora Ditemukan Tewas di Rumahnya, Penyebab Kematian Masih Diselidiki – Halaman all

    Pria 70 Tahun di Blora Ditemukan Tewas di Rumahnya, Penyebab Kematian Masih Diselidiki – Halaman all

    Warga Blora digegerkan dengan penemuan mayat pria berusia 70 tahun, Kamis (8/5/2025). Polisi selidiki penyebab kematian korban.

    Tayang: Kamis, 8 Mei 2025 14:25 WIB

    Kompas.com

    ILUSTRASI TEWAS – Warga Blora digegerkan dengan penemuan mayat pria berusia 70 tahun, Kamis (8/5/2025). Polisi selidiki penyebab kematian korban. 

    TRIBUNNEWS.COM – Warga Kelurahan Mlangsen, Kecamatan/Kabupaten Blora, Jawa Timur, digegerkan dengan penemuan mayat seorang pria berusia 70 tahun bernama Sunarto, di rumahnya, Kamis (8/5/2025).

    Kapolsek Blora Kota, AKP Rustam, mengungkapkan Sunarto ditemukan meninggal di dalam kamar rumahnya yang terletak di RT 6 RW 1 Kelurahan Mlangsen.

    “Pada hari ini telah ditemukan seorang warga yang meninggal dunia di kamar di rumahnya sendiri,” ucap AKP Rustam.

    Sunarto diketahui hidup seorang diri di rumahnya, sementara anaknya tinggal di Jakarta.

    Dari hasil pemeriksaan awal, jenazah Sunarto diperkirakan sudah meninggal dunia selama kurang lebih tiga hari.

    “Untuk kondisi jenazah sudah melepuh, dan sudah ada ulatnya, ini kita evakuasi ke ruang jenazah Rumah Sakit Blora,” tambahnya.

    Hingga saat ini, penyebab kematian Sunarto belum diketahui dan masih dalam proses penyelidikan.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Kiat Pelaku UMKM Jateng Hadapi Tantangan Pasar, Gencar Promosi Temukan Peluang Baru

    Kiat Pelaku UMKM Jateng Hadapi Tantangan Pasar, Gencar Promosi Temukan Peluang Baru

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Pelaku industri dan UMKM makin gencar melakukan promosi.

    Tak pilih diam di tengah kekhawatiran akan pengaruh perang dagang yang diterapkan Presiden Amerika Serikat ke beberapa negara, pelaku UMKM aktif memacu penjualan dengan mengikuti pameran.

    “Harapan kami ada sebuah goal entah di Semarang atau Jepara dengan dibuatnya event pameran furnitur atau handicraft,” kata satu produsen furnitur dan handicraft asal Jepara, Anas Hafidz di sela mengikuti pameran UMKM Gayeng 2025 yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Jawa Tengah kolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di Pollux Mall Paragon Semarang, Senin (5/5/2025).

    Pemilik usaha mebel Tsabit Gallery tersebut mengungkapkan, produk kerajinan memiliki daya tarik tersendiri baik di pasar domestik maupun luar negeri.

    Produk-produk yang diproduksinya pun bervariasi sesuai dengan pesanan dan jenis barang yang diminta konsumen.

    Anas menyebutkan, dalam sebulan, usahanya mampu memproduksi hingga 500 kursi, dengan pasar domestik yang lebih banyak tertuju ke Bali.

    Sedangkan ekspor, menurutnya sejauh ini tertuju ke Meksiko dan Spanyol.

    Anas menjual produk mulai Rp 20.000 untuk handicraft dan tak terbatas untuk produk mebel.

    “Yang banyak dicari kursi cafe. Rata-rata bahan dari kayu jati yang paling diminati, namun kami ada banyak varian (bahan kayu).

    Kalau harga, paling murah Rp 20.000 dan paling mahal Rp 5 juta seterusnya tidak terhingga, tergantung dari jenis barang,” bebernya.

    Ia melanjutkan, dalam menghadapi tantangan pasar, pelaku UMKM tetap optimis berinovasi.

    Ia berusaha untuk mempertahankan kualitas dan menyesuaikan produk sesuai permintaan konsumen.

    “Kalau bahan baku untuk produksi masih aman, dipasok dari berbagai daerah seperti Cepu, Blora, Jawa Timur, Jawa Barat, Batang, dan Cirebon,” sebutnya.

    Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian DPMPTSP Provinsi Jawa Tengah, Primasto Ardi Martono mengungkapkan, strategi diversifikasi diperlukan UMKM di tengah tantangan global.

    Ia menegaskan bahwa perang dagang yang berlangsung antara Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya pasti akan memberikan pengaruh, meskipun saat ini dampaknya belum terasa karena pemberlakuan tarif resiprokal terhadap Indonesia ditunda selama 90 hari.

    “Perang dagang Amerika Serikat pasti akan memberikan pengaruh, tetapi karena ditunda 90 hari, jadi sampai sekarang belum. Tapi pasti akan berpengaruh, karena sebagian besar ekspor Jateng 40 persenan ke Amerika Serikat.

    Persiapan pengusaha sekarang adalah melakukan alternatif pasar, jadi tidak semua konsen ke Amerika. Tujuannya mencari pasar lain, kalau seandainya nego buntu. Namun diharapkan tidak buntu sehingga ekspor kita tidak terganggu,” ungkapnya. (idy)

     

  • Pemuda Pancasila Blora Batal Demo, Anggota DPRD Tak Ada di Kantor
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 Mei 2025

    Pemuda Pancasila Blora Batal Demo, Anggota DPRD Tak Ada di Kantor Regional 7 Mei 2025

    Pemuda Pancasila Blora Batal Demo, Anggota DPRD Tak Ada di Kantor
    Tim Redaksi
    BLORA, KOMPAS.com –
    Organisasi masyarakat (Ormas)
    Pemuda Pancasila
    (PP) Kabupaten
    Blora
    batal menggelar demonstrasi ke tiga kantor pada Rabu (7/5/2025).
    Ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) PP Kabupaten Blora, Munaji menjelaskan alasannya membatalkan aksi demonstrasi tersebut.
    Awalnya, mereka berencana menggelar demonstrasi ketiga kantor yakni Gedung DPRD, Kantor Kejaksaan Negeri dan Gedung Dinas Pendidikan Kabupaten Blora.
    “Enggak ada yang di kantor, para anggota dewan masih berada di luar kota, pulangnya baru hari ini,” ucap Munaji saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (7/5/2025).
    Menurutnya, aksi demonstrasi tidak ada gunanya apabila tidak ada anggota dewan yang menemui massa tersebut.
    “Kalau di sana enggak ada orang, ya ngomong sama siapa,” kata dia.
    Sehingga, pihaknya berencana menggelar aksi demonstrasi pada Rabu, (14/5/2025) mendatang.
    “Enggak ada dicabut, di dalam surat itu ditunda, terus kita laksanakan tanggal 14 Mei,” terang dia.
    Sebelumnya diberitakan, Organisasi Masyarakat (Ormas) Pemuda Pancasila (PP) Kabupaten Blora berencana akan melakukan demonstrasi di sejumlah titik, seperti Gedung DPRD, Kantor Kejari dan Gedung Dinas Pendidikan (Disdik) Blora, Jawa Tengah, pada Rabu (7/5/2025) besok.
    Ketua MPC PP Kabupaten Blora, Munaji menjelaskan rencana aksi tersebut dilakukan untuk mengusut dugaan adanya oknum salah satu aparatur sipil negara (ASN) yang menjadi sindikat minyak solar ataupun pertalite industri.
    “Kaitan demo besok itu adalah adanya diawali dengan adanya salah satu ASN yang menjadi sindikat atau bandit minyak solar industri dan pertalite industri,” ucap dia saat ditemui wartawan di markasnya, Kecamatan Ngawen, Selasa (6/5/2025).
    Munaji menyebut oknum ASN yang diduga menjadi perantara minyak solar industri tersebut dilindungi oleh salah satu anggota
    DPRD Blora
    .
    “Di belakang ini memang ada salah satu oknum lah anggota DPRD di Blora, yang membekingi. Ini kan kita enggak kita benarkan lah apalagi Dinas Pendidikan jangan sampai ada unsur yang pidana seperti itu, jangan,” terang dia.
    Menurutnya, ASN dilarang untuk menjadi perantara minyak solar industri karena melanggar kode etik profesi.
    Sebab, apabila ASN tersebut benar terlibat dalam bisnis minyak solar industri, maka akan merugikan masyarakat.
    “Kalau per hari kemarin yang kita tahu di lapangan ada sekitar 27 ton, per hari. Berapa itu? Kalau kita mengacu ini kan juga yang dirugikan juga tidak hanya masyarakat, sebenarnya negara pun dirugikan, iya kan karena itu barang subsidi,” kata dia.
    Maka dari itu, dalam rencana demonstrasi besok, pihaknya mendesak agar Dinas Pendidikan memberikan sanksi kepada ASN tersebut.
    “Karena ya juga untuk efek jera di kepegawaian sendiri. Jangan sampai kasihan nanti ya bupati ya kasihan juga kan gitu,” jelas dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Beda Nasib GRIB Jaya: Di Jawa Tengah Diakui, di Bali Ditolak Mentah-Mentah oleh Pecalang – Halaman all

    Beda Nasib GRIB Jaya: Di Jawa Tengah Diakui, di Bali Ditolak Mentah-Mentah oleh Pecalang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG – Pernahkah kamu bayangkan sebuah ormas yang baru berdiri di satu provinsi, tiba-tiba mendapat penolakan keras dari komunitas adat di provinsi lain? 

    Itulah yang terjadi dengan GRIB Jaya, yang baru saja resmi beroperasi di Jawa Tengah sejak April 2025, namun langsung dibayang-bayangi kontroversi. 

    Di Bali, pecalang—petugas keamanan adat—tak terima begitu saja dengan kehadiran ormas ini, dan mereka bersikeras bahwa Bali sudah punya sistem sendiri untuk menjaga keamanan dan tatanan adat. 

    Apa yang membuat mereka begitu khawatir? Apa yang sebenarnya sedang dipertaruhkan di sini? Temukan jawabannya!

    Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya, ormas yang dibina oleh tokoh kontroversial Hercules, kini menyebar ke seluruh Indonesia, termasuk di Jawa Tengah. 

    Setelah resmi terdaftar secara legal sejak April 2025, GRIB Jaya kini telah memenuhi persyaratan administratif dan telah beroperasi di seluruh kota dan kabupaten di provinsi tersebut.

    Namun, meskipun tidak ada penolakan di Jawa Tengah, keberadaan mereka justru menuai perlawanan keras di Bali.

    Kepala Kesbangpol Jawa Tengah, Haerudin, mengungkapkan bahwa GRIB Jaya sudah terdaftar dengan sah sesuai prosedur yang berlaku. 

    “Sudah sesuai prosedur,” ujarnya pada Selasa (6/3/2025). 

    Haerudin juga menegaskan bahwa ormas ini diharapkan untuk menjaga ketertiban, mencerdaskan masyarakat, dan melindungi kehidupan bangsa.

    “Harus tunduk pada ADRT dan hukum,” imbuhnya.

    Penolakan Grib Jaya Oleh Pecalang di Bali 

    Namun, situasi berbeda terjadi di Bali. Kehadiran GRIB Jaya di Pulau Dewata menuai penolakan tegas dari pecalang, yang merupakan petugas keamanan adat Bali. 

    MARKAS GRIB JAYA – Ribuan anggota Organisasi Masyarakat (Ormas) Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya di Jawa Tengah rencananya akan menggelar aksi di Alun-alun Blora, Selasa (14/1/2025) siang ini. Hal itu buntut penolakan yang dilakukan oleh ormas Pemuda Pancasila, terhadap GRIB Jaya di Blora. (TribunJateng.com/M Iqbal Shukri) (TRIBUNJATENG.COM/M IQBAL SHUKRI)

    Penolakan ini viral setelah sebuah video pelantikan DPD GRIB Bali tersebar luas di media sosial, dibagikan oleh Senator RI Ni Luh Djelantik pada Minggu (4/5/2025).

    Dalam video tersebut, seorang pria bernama Rahmat, yang mengaku sebagai Panglima Satgas GRIB DPD Bali, memperkenalkan diri dalam sebuah acara. 

    Namun, perkenalan itu disambut dengan penolakan keras dari seorang pecalang yang mengatakan, “Kami bukan penjaga biasa. Kami bagian dari sistem adat yang diwariskan turun-temurun untuk menjaga Bali.”

    Pecalang tersebut menegaskan bahwa masyarakat Bali tidak membutuhkan ormas luar karena sudah memiliki sistem keamanan adat yang telah berjalan lama dan terbukti kuat.

    “Bali tidak butuh ormas luar, tidak butuh pihak asing yang datang membawa agenda,” tegas pecalang dalam video tersebut.

    Penolakan ini mengarah pada kekhawatiran akan rusaknya tatanan adat Bali yang telah dijaga oleh lebih dari 1.500 desa adat, di mana pecalang berperan aktif menjaga keamanan tanpa campur tangan pihak luar.

    Pecalang juga menegaskan bahwa mereka tidak digerakkan oleh politik, melainkan oleh tanggung jawab terhadap adat dan tanah kelahiran mereka. 

    “Kami ada di akar rumput, tahu apa yang kami jaga, dan apa yang kami lindungi,” tambahnya.

    Selain itu, penolakan terhadap GRIB Jaya juga tertuang dalam sebuah surat terbuka yang ditulis oleh Wayan Darmaya, Ketua Pecalang DA Sulanyah, Kecamatan Seririt, Buleleng.

    Surat tersebut ditujukan kepada Gubernur Bali, Bandesa Agung MDA Provinsi Bali, dan Manggala Agung Pasikian Pecalang Provinsi Bali, yang menyinggung Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 4 Tahun 2019 tentang Desa Adat.

    Dalam suratnya, Wayan menyampaikan bahwa kehadiran pecalang sudah cukup menjaga stabilitas Bali dan memohon untuk memperkuat lembaga Pasikian Pecalang dengan anggaran yang layak.

    “Kehadiran pecalang sudah cukup menjaga stabilitas Bali. Kami memohon penolakan atas keberadaan ormas luar dan penguatan lembaga Pasikian Pecalang Bali,” kata Wayan dalam surat terbuka tersebut.

    Dengan demikian, meskipun GRIB Jaya telah mendapatkan status legal di Jawa Tengah, perlawanan terhadap ormas ini di Bali menunjukkan ketegangan antara modernisasi dan pelestarian adat yang telah lama ada di masyarakat Bali.

    Konflik ini berpotensi memperuncing ketegangan antar kelompok yang berbeda pandangan mengenai peran ormas dalam menjaga keamanan dan tatanan masyarakat.