kab/kota: Blora

  • Wow, Harta Kekayaan Bupati Pati Sudewo Tembus Rp31,5 miliar

    Wow, Harta Kekayaan Bupati Pati Sudewo Tembus Rp31,5 miliar

    Bisnis.com, JAKARTA — Berikut jumlah harta kekayaan Bupati Pati Sudewo yang tengah didemo oleh warganya, karena mau menaikkan PBB hingga 250%.

    Masyarakat Pati, Jawa Tengah menggelar aksi unjuk rasa untuk menuntut Bupati Pati Sudewo mengundurkan diri dari jabatannya hari ini, Rabu (13/8/2025).

    Aksi unjuk rasa itu dipicu oleh sikap arogansi Bupati Pati Sudewo terkait penyesuaian tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sebesar 250 persen pada tahun 2025. Aksi demo Pati itu berlangsung anarkis dan diduga menelan korban jiwa. Petugas kepolisian pun membubarkan aksi dengan menembakkan gas air mata.

    Berapa jumlah harta kekayaan Bupati Pati Sudewo?

    Berdasarkan data situs laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN), jumlah kekayaan Bupati Pati Sudewa alias Sudewo adalah Rp31,5 miliar.

    Sudewo melaporkan hartanya itu saat awal menjabat pada 11 April 2025. Adapun, harta kekayaan Sudewo mayoritas berasal dari aset tanah dan bangunan sebesar Rp17 miliar.

    Aset itu tersebar di Pati, Surakarta, Yogyakarta, Bogor, Depok, Blora hingga Tuban. Total, aset tanah dan bangunan milik Sudewo mencapai 31 aset.

    Kemudian, aset transportasi dan mesin Sudewo toral mencapai Rp6,3 miliar. Dalam membantu mobilitasnya, dia memiliki enam mobil seperti Toyota Alphard (2024) Rp1,7 miliar, Toyota Land Cruiser (2019) Rp1,9 miliar.

    Selanjutnya, Toyota Harrier (2014) Rp400 juta, BMW X5 (2023) Rp1,9 miliar, Mitsubishi Pajero (2019) dan Toyota Innova (2013) Rp120 juta. Selain mobil, Sudewo juga memiliki dua motor Honda Beat Rp4 juta dan Suzuki TS125 Rp25 juta 

    Selain kedua aset itu, Sudewo juga memiliki harta bergerak lainnya sebesar Rp795 juta, surat berharga Rp5,3 miliar dan harta kas setara kas Rp1,9 miliar. Tercatat, Sudewo juga tidak memiliki utang.

    Sejak pekan lalu, Bupati Pati, Sudewo menjadi viral karena mau menaikkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) tahun 2025 hingga 250 persen. Dia mengatakan bahwa bahwa penyesuaian ini PBB di Pati bertujuan untuk meningkatkan pendapatan daerah guna mendukung berbagai program pembangunan infrastruktur dan pelayanan publik.

    Namun, rencana Sudewo ini mendapat penolakan dari warga Pati, sebab kenaikan tersebut terlalu tinggi dan mempersulit masyarakat, apalagi di tengah maraknya badai PHK dan sulitnya mencari kerja.

  • Polresta Sidoarjo Ungkap Modus Sindikat Penjualan Data Pribadi untuk Judol
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        11 Agustus 2025

    Polresta Sidoarjo Ungkap Modus Sindikat Penjualan Data Pribadi untuk Judol Surabaya 11 Agustus 2025

    Polresta Sidoarjo Ungkap Modus Sindikat Penjualan Data Pribadi untuk Judol
    Tim Redaksi
    SIDOARJO, KOMPAS.com
    – Polresta Sidoarjo mengungkap sindikat penjualan data pribadi untuk sarana judi online (judol). Delapan orang yang tergabung dalam sindikat sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.
    Delapan tersangka itu adalah RAK (31) warga Sidoarjo, BA (28), RWD (36), MRF (27), FI (40) warga Mojokerto, JP (29) warga Blora, ASW (25) warga Blitar dan FY (31) warga Surabaya.
    Mereka mendapatkan data pribadi berupa data KTP dan rekening bank ratusan korban dengan iming-iming imbalan uang.
    Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Christian Tobing mengatakan, para tersangka mengambil data pribadi korban dengan cara mengiming-imingi imbalan uang.
    “Jadi tersangka menyasar ke orang random, dia datangi, ‘Pak mau enggak KTP-nya saya pakai kemudian saya kasih uang jutaan’” kata Tobing, Senin (11/8/2025).
    Tobing menjelaskan, tersangka menargetkan korban secara acak dari berbagai daerah dengan kedok mencari nasabah.
    Setelah korban dirayu dengan imbalan uang sebesar Rp 500.000 hingga Rp 1 juta, tersangka beralibi menggunakan data pribadi berupa KTP dan rekening korban untuk pendaftaran serta pengaktifan M-Banking.
    “Setelah rekening nasabah tersebut jadi, akan diambil dan dijual oleh pelaku,” katanya.
    Setidaknya, total ada ratusan data KTP dan rekening yang dijual-belikan oleh tersangka. Angka tersebut bersifat sementara karena polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.
    Mayoritas korban yang disasar adalah orang-orang tergolong ekonomi rendah dan sedang membutuhkan uang.
    Tersangka yang pertama kali ditangkap adalah RAK yang merupakan warga Kecamatan Porong, Sidoarjo. Kemudian dalam pengembangannya ditangkap tersangka lain.
    Barang bukti yang diamankan yakni 61 kartu ATM dari beberapa bank, 25 buku ATM, dan 14
    handphone
    yang digunakan sebagai sarana komunikasi.
    Tersangka ini telah ditahan di Rutan Polresta Sidoarjo dan dijerat dengan Pasal 67 Ayat (1) UU RI Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi Jo Pasal 55 KUHP.
    “Dengan ancaman hukuman pidana penjara paling lama lima tahun dan denda paling banyak Rp 5 miliar,” pungkasnya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Marak Tren Pendaki Fomo, Usaha Sewa Alat Camping Banjir Pesanan, Ingin Rasakan Sensasi 17an di Gunung
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        9 Agustus 2025

    Marak Tren Pendaki Fomo, Usaha Sewa Alat Camping Banjir Pesanan, Ingin Rasakan Sensasi 17an di Gunung Surabaya 9 Agustus 2025

    Marak Tren Pendaki Fomo, Usaha Sewa Alat Camping Banjir Pesanan, Ingin Rasakan Sensasi 17an di Gunung
    Editor
    MAGETAN, KOMPAS.com
    – Pemilik Usaha Persewaan Alat Camping Van Adventure, Kecamatan Sidorejo, Magetan, Jawa Timur, Ika Yuliana, menyebut ada lonjakan pesanan rental alat camping mulai meningkat setelah bulan Puasa 2025.
    Lonjakan terus bertambah pada libur panjang sekolah,dan menjelang HUT Kemerdekaan RI ke-80.
    “Bisa mencapai hampir dua kali lipat dibanding hari biasa. Kalau hari biasa 30 order penyewaan per hari, sekarang 30 sampai dengan 50 order per hari,” ujar Ika, Jumat (8/8/2025).
    Dirinya tidak memungkiri, jika rata rata para penyewa mengikuti fenomena Fomo, demi merasakan sensasi mendaki gunung.
    Pasalnya, banyak anak muda mengikuti tren mendaki karena viral di media sosial.
    “Mereka menyewa alat dengan sistem tektok, tidak menginap. Barang yang paling laris disewa itu trekking pole, hydropack, sepatu gunung, sama jaket. Mayoritas penyewa adalah pelajar dan mahasiswa dari daerah seperti Ngawi, Bojonegoro, Pati, hingga Blora,” imbuhnya.
    Ika juga memperkirakan, jumlah penyewa bisa tembus lebih dari 100 orang.
    Mengingat, HUT RI Ke 80 selalu identik, dengan pelaksanaan upacara di Gunung.
    Salah satu penyewa alat pendaki, Najwa Ramadhani, 18, pelajar asal Dolopo Kabupaten Madiun, mengaku akan mendaki Gunung Lawu bersama lima temannya.
    “Rencana naik Sabtu ini, tapi cuma tektok saja, tidak menginap. Ini pertama kali saya naik gunung. Kami sewa jaket, jas hujan, sama trekking pole. Kami penasaran saja bagaimana rasanya naik gunung. Memilih jalur Cemoro Kandang yang dikenal lebih ramah bagi pemula,” tuntasnya .
    Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul
    Tren Pendaki ‘Fomo’ Naik Signifikan, Usaha Sewa Alat Camping di Magetan Banjir Pesanan
    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dari Teras Rumah ke Panggung Nusantara: Kisah Kak Awam dan Kampung Dongeng
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        7 Agustus 2025

    Dari Teras Rumah ke Panggung Nusantara: Kisah Kak Awam dan Kampung Dongeng Megapolitan 7 Agustus 2025

    Dari Teras Rumah ke Panggung Nusantara: Kisah Kak Awam dan Kampung Dongeng
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
    – Di ujung Jalan Musyawarah, Kelurahan Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, berdiri sebuah rumah sederhana bercat putih.
    Meski tampak biasa dari luar, rumah ini menyimpan keajaiban yang tidak banyak orang tahu, tempat di mana imajinasi anak-anak tumbuh dan hidup.
    Saat melewati pagar rumah, suasana teduh langsung menyambut siapa pun yang datang.
    Sepoi angin membelai pepohonan, menciptakan suasana sejuk dan asri di halaman seluas sekitar 140 meter persegi itu.
    Di halaman itu pula, terpampang papan kayu bertuliskan “Kampung Dongeng”.
    Inilah rumah yang menjadi panggung bagi cerita-cerita ajaib. Rumah yang menjadi pusat pergerakan literasi berbasis komunitas bagi para pendongeng.
    Tepat di teras rumah, berdiri empat rak tingkat yang dipenuhi aneka buku, mulai dari cerita rakyat, dongeng nusantara, hingga buku pengetahuan.
    Warna-warni sampul buku yang tersusun rapi seolah-olah memanggil para tamu, baik anak-anak maupun dewasa, untuk membaca dan larut dalam dunia cerita.
    Di panggung itulah, sang pemilik rumah kerap berbagi cerita yang menyenangkan untuk anak-anak lewat suara dan ekspresi.
    Siapa pun yang mendengar sang pemilik rumah bercerita bakal larut dalam dunia dongeng yang seru dan mendidik.
    Pemilik rumah itu adalah Muhammad Awam Prakoso atau akrab dipanggil Kak Awam. Ia lahir di Blora, Jawa Tengah, 18 Mei 1973.
    “Saya bikin panggung kecil di rumah. Jadi sebelum mulai ke luar itu, saya mulai melakukan ke istri dan anak saya. Saya pokoknya setiap hari Senin dulu ya, maksudnya Senin malam itu saya suka mendongeng bersama anak-anak di rumah,” kenang Awam saat ditemui
    Kompas.com,
    Kamis (7/8/2025).
    Cerita-cerita itu awalnya hanya untuk buah hati Awam. Namun, perlahan, suara Awam menarik perhatian anak-anak tetangga.
    Lingkaran ini kemudian membesar, menjangkau anak-anak di RW, kelurahan, kecamatan, hingga kabupaten/kota dan provinsi. Awam menyebut gerakan ini seperti obat nyamuk bakar.
    “Saya melakukan analogi obat nyamuk bakar. Obat nyamuk yang mau dibakar itu biasanya dibakar dari pinggir, ini saya bakar dari tengah. Jadi semangat literasi itu dimulai dari keluarga saya,” kata dia.
    Meski kini dikenal sebagai pendongeng nasional, jalan hidup Awam tidak bermula dari dunia literasi. Ia justru menempuh pendidikan di jurusan Keuangan dan Perbankan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ahmad Dahlan Jakarta.
    Namun, ketertarikan pada seni peran sudah muncul sejak masa SMP dan SMA. Awam aktif di panggung-panggung teater hingga perguruan tinggi.
    Perjumpaannya dengan tokoh-tokoh seperti Pak Raden dan Kak Seto memperkuat panggilan hatinya untuk terjun ke dunia anak.
    Sejak itu, ia giat mendalami teknik bercerita, mencari referensi dari dalam dan luar negeri.
    Tidak hanya itu, ia juga mengembangkan gaya mendongengnya sendiri dengan menggunakan tiga lapis suara, yaitu narasi, tokoh, dan ilustrasi efek suara.
    Kemudian, suara alam, binatang, hingga suara lucu seperti sapi kejepit, semua menjadi bagian dari pertunjukan yang hidup dan mendidik.
    Namun, seiring waktu, undangan mendongeng dari berbagai daerah semakin banyak. Dari sekolah hingga instansi pemerintahan Awam terima sehingga tak jarang membuatnya kewalahan.
    “Masa iya semuanya saya yang tangani? Capek juga,” kata dia.
    Lalu, muncul ide untuk membuka kelas pelatihan bagi pendongeng pemula. Awam memulainya dari Jabodetabek, lalu meluas.
    Dari sinilah lahir gerakan Kemah Dongeng, tempat para calon pendongeng digembleng. Sebagian besar dari mereka kemudian ikut bergabung dalam komunitas yang dibentuk Awam pada 2009 bernama Kampung Dongeng.
    Kini, Kampung Dongeng punya lebih dari 300 titik di seluruh Indonesia, tersebar dari Pulau Jawa hingga Maluku dan Papua.
    Bagi Awam, dongeng bukan sekadar hiburan. Menurutnya, dongeng adalah media literasi yang bisa menyampaikan pesan-pesan penting secara halus dan menyenangkan.
    Contohnya, kata dia, melalui dongeng, anak-anak bisa belajar nilai gizi, mencintai rupiah, bahkan memahami konsep hak cipta.
    “Ternyata dongeng ini sebuah kendaraan, dongeng itu sebuah kendaraan apa pun bidangnya. Setelah saya pelajari betul itu semuanya bisa disampaikan melalui dongeng,” kata dia.
    Ia pun tak segan menyuarakan kritik terkait literasi yang dianggap belum sepenuhnya merdeka.
    Alasannya, masih banyak anak-anak yang terpaku dengan ponsel dibandingkan buku atau aktivitas apa pun yang ramah anak.
    “Apabila kita kaitkan dengan merdeka literasi ya sebetulnya mereka harus mendapatkan berbagai layanan akses. Makanya terkait dengan buku, apakah buku itu mudah ditemukan? dan pada kenyataannya tidak,” tegas dia.
    Awam menekankan pentingnya akses dan aktivasi relawan literasi di seluruh negeri. Bukan sekadar menyalurkan buku, tapi juga membangun hubungan antara anak dan cerita.
    Kini, dua dekade lebih sejak Awam mendongeng untuk anaknya sendiri, semangatnya tak padam.
    Awam terus memberikan dari satu panggung ke panggung lain. Bagi Awam, rumah menjadi panggung pertama yang paling penting.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Profil Komjen Syahardiantono, Kabareskrim Baru yang Ditunjuk Kapolri

    Profil Komjen Syahardiantono, Kabareskrim Baru yang Ditunjuk Kapolri

    Bisnis.com, JAKARTA — Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah menunjuk Komisaris Jenderal (Komjen) Syahardiantono menjadi Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri.

    Penunjukan itu berdasarkan surat telegram Nomor:ST/1764/VIII/KEP./2025, per tanggal 5 Agustus 2025 yang diteken oleh As SDM Polri, Irjen Anwar.

    Penunjukan Syahardiantono itu dilakukan setelah Kabareskrim Komjen Wahyu Widada mengisi jabatan Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri.

    “Kabareskrim Polri Komjen Pol Syahardiantono,” ujar Kadiv Humas Polri, Irjen Sandi Nugroho saat dihubungi, Selasa (5/8/2025).

    Lantas, bagaimana profil Syahardiantono?

    Syahardiantono lahir di Blora, Jawa Tengah pada 2 Februari 1970. Pria yang lulus dari akademi kepolisian pada 1991 ini memiliki jabatan strategis di korps Bhayangkara.

    Misalnya, Kapolres Pasuruan (2010); Wadirreskrimsus Polda Jawa Timur (2011); Kasubdit VI Dittipideksus Bareskrim Polri (2012); Dirreskrimsus Polda Kepri (2014).

    Pada 2018, Syahar sempat menjabat di kehumasan Mabes Polri. Kala itu, Syahar menjabat sebagai Kabag Penum Divisi Humas. Selang setahun, dia menjabat sebagai Karo Pengelolaan Informasi dan Data (PID) Div Humas Polri.

    Selanjutnya, dia juga sempat menjabat sebagai Dirtipidter Bareskrim Polri pada 2020. Pada direktorat penangan pidana tertentu itu, Syahar sempat menangani penyelewengan budi daya dan ekspor benih lobster dengan membekuk tersangka Kusmianto alias Lim Swie King.

    Kariernya yang cemerlang di korps Bhayangkara telah membuatnya diangkat menjadi Wakabareskrim pada 2021. Tahun berikutnya, Syahar ditunjuk sebagai Kadiv Propam Polri setelah Ferdy Sambo terjerat kasus pembunuhan Brigadir J.

    Adapun, jabatannya terakhir sebelum memegang pucuk pimpinan di Bareskrim Polri, Syahardiantono sempat menjabat sebagai Kabaintelkam Polri pada 2024.

  • Perbandingan Pendapatan Daerah Pati dengan Blora, Jepara, dan Rembang – Page 3

    Perbandingan Pendapatan Daerah Pati dengan Blora, Jepara, dan Rembang – Page 3

    Dilansir dari laman resmi Pemkab Pati, Sudewo menjelaskan alasan menaikkan tarif PBB-P2 250%. Penyesuaian ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan daerah guna mendukung berbagai program pembangunan infrastruktur dan pelayanan publik. Lagipula, kata Sudewo, tarif sebelumnya belum mengalami kenaikan selama 14 tahun.

    “Kami saat ini sedang berkoordinasi dengan para camat dan PASOPATI untuk membicarakan soal penyesuaian Pajak Bumi Bangunan (PBB). Telah disepakati bersama bahwa kesepakatannya itu sebesar ±250% karena PBB sudah lama tidak dinaikkan, 14 tahun tidak naik,” ujar Sudewo Kantor Bupati Pati pada Minggu (18/5/2025) lalu.

    Sudewo juga menyoroti penerimaan PBB Kabupaten Pati saat ini hanya sebesar Rp29 miliar. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan Kabupaten Jepara yang mencapai Rp75 miliar, Kabupaten Rembang dan Kudus masing-masing Rp50 miliar.

    Padahal, menurut dia, secara geografis dan potensi, Kabupaten Pati lebih besar dari ketiga kabupaten tersebut.

    “PBB Kabupaten Pati hanya sebesar Rp29 Miliar, di Kabupaten Jepara Rp75 miliar. Padahal, Kabupaten Pati lebih besar daripada Kabupaten Jepara. Kabupaten Rembang itu Rp50 miliar, padahal Kabupaten Pati lebih besar daripada Kabupaten Rembang. Kabupaten Kudus Rp50 miliar, padahal Kabupaten Pati lebih besar daripada Kabupaten Kudus,” tambahnya.

    Oleh sebab itu, dia mengklaim, penyesuaian tarif PBB-P2 ini dapat memenuhi kebutuhan anggaran untuk pembangunan infrastruktur jalan, pembenahan RSUD RAA Soewondo, serta sektor pertanian dan perikanan yang membutuhkan dana besar.

    “Beban kami pembangunan infrastruktur jalan, pembenahan RSUD RAA Soewondo, pertanian, perikanan, semuanya membutuhkan anggaran yang sangat tinggi. Alhamdulillah, para camat dan kepala desa sepakat untuk melaksanakan ini,” kata Sudewo.

    Bupati Pati juga meminta dukungan dari seluruh pihak dan masyarakat Kabupaten Pati atas kebijakan ini, yang semata-mata ditujukan untuk meningkatkan pembangunan daerah, bukan untuk kepentingan pribadi.

  • Pernah Gantikan Ferdy Sambo, Intip Karir Mentereng Komjen Syahardiantono, Kabareskrim Baru

    Pernah Gantikan Ferdy Sambo, Intip Karir Mentereng Komjen Syahardiantono, Kabareskrim Baru

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kembali merombak jajaran struktural Polri melalui mutasi dan rotasi sejumlah perwira tinggi.

    Salah satu nama yang mencuri perhatian dalam daftar rotasi itu adalah Komjen Syahardiantono.

    Jenderal bintang tiga kelahiran Blora, Jawa Tengah, tersebut kini resmi mengisi jabatan Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri.

    Ia menggantikan Komjen Wahyu Widada yang sebelumnya menduduki posisi tersebut.

    Mutasi tersebut tertuang dalam Surat Telegram Kapolri dengan nomor: ST/1764/V/KEP./2025, yang diterbitkan pada 5 Agustus 2025.

    Sebelum dipercaya memimpin Bareskrim, Komjen Syahardiantono menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri.

    Kini, posisi Kabaintelkam yang ia tinggalkan diisi oleh Komjen Akhmad Wiyagus, yang sebelumnya menjabat sebagai Asisten Operasi (Asops) Kapolri.

    Komjen Syahardiantono merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1991.

    Pria kelahiran 2 Februari 1970 itu dikenal memiliki rekam jejak panjang dan beragam dalam penugasan di kepolisian, khususnya di bidang reserse dan intelijen.

    Ia memulai karier strategisnya sebagai Kapolres Pasuruan pada 2010, kemudian melanjutkan ke posisi Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus (Wadirreskrimsus) Polda Jatim pada 2011.

    Setahun berselang, Syahar, sapaan akrabnya, ditarik ke Mabes Polri sebagai Kasubdit VI Dittipideksus Bareskrim, lalu dipercaya memimpin sebagai Dirreskrimsus Polda Kepulauan Riau pada 2014.

    Kariernya terus menanjak. Pada 2016, ia menjadi Widyaiswara Muda Sespimmen Sespim Lemdiklat Polri, sebelum berpindah ke Divisi Humas Polri sebagai Kabag Penum dan Karo PID pada 2018 hingga 2019.

  • Pemkab Blora pastikan usulan pokir DPRD sesuai prosedur

    Pemkab Blora pastikan usulan pokir DPRD sesuai prosedur

    “Kami pastikan tidak ada kegiatan yang muncul tiba-tiba tanpa dasar perencanaan,”

    Blora (ANTARA) – Pemerintah Kabupaten Blora, Jawa Tengah, memastikan semua proses pengusulan Pokok Pikiran (Pokir) DPRD Blora dilakukan sesuai sistem perencanaan yang berlaku, sehingga pokir yang diajukan dewan masuk dalam dokumen perencanaan yang sah.

    “Kami pastikan tidak ada kegiatan yang muncul tiba-tiba tanpa dasar perencanaan,” kata Inspektur Daerah Blora Irfan Agustian Iswandaru menanggapi sorotan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia terhadap mekanisme pengusulan pokir DPRD di Blora, Selasa.

    Ia mengungkapkan sorotan tersebut muncul dalam rangka penilaian Survei Penilaian Integritas (SPI) yang menjadi salah satu indikator pengukuran tata kelola pemerintahan bersih dari praktik korupsi.

    Ia menjelaskan pembangunan di Kabupaten Blora dirancang melalui empat jalur utama, yakni Pokir DPRD, hasil Musrenbang, Forum OPD, dan skala prioritas pembangunan daerah. Semua jalur tersebut dipadukan mulai dari dokumen RPJMD, KUA-PPAS, RAPBD, hingga menjadi APBD.

    Menurut Irfan, salah satu indikator awal yang dapat mengarah pada dugaan korupsi adalah adanya kegiatan yang tidak memiliki dokumen perencanaan.

    “Jika suatu kegiatan tidak bisa dirunut ke dalam dokumen perencanaan resmi, itu bisa menjadi indikasi perilaku koruptif. Tapi di Blora, semua kegiatan sudah terstruktur dan terdokumentasi,” jelasnya.

    Penilaian SPI dari KPK sendiri disusun berdasarkan tiga komponen utama, yaitu responden internal (dari dalam OPD), eksternal (pengguna layanan), dan expert (pihak pengawas atau ahli seperti aparat penegak hukum dan kepala dinas). Nilai akhir SPI merupakan hasil akumulasi dari ketiga kategori tersebut.

    Meskipun nilai Monitoring Center for Prevention (MCP) Blora tercatat cukup tinggi, Irfan menyebutkan bahwa nilai SPI masih menjadi tantangan yang harus ditingkatkan.

    “Kalau MCP kita sudah bagus, SPI-nya yang masih perlu kita dorong. Karena responden SPI punya karakteristik yang berbeda, terutama dari sisi persepsi dan pengalaman,” imbuhnya.

    KPK menilai bahwa pokir bisa menjadi celah yang rawan disalahgunakan apabila tidak masuk dalam sistem perencanaan resmi. Oleh karena itu, Pemkab Blora diundang untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan pembangunan yang bersumber dari pokir sudah sesuai jalur dan dokumen perencanaan yang sah.

    Pewarta: Akhmad Nazaruddin
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pesona Goa Terawang, Destinasi Wisata Alam Unik di Blora

    Pesona Goa Terawang, Destinasi Wisata Alam Unik di Blora

    Liputan6.com, Blora – Indonesia merupakan negara yang kaya akan alam sehingga memiliki banyak pilihan wisata alam menarik. Mulai dari pantai berpasir putih yang membentang luas, danau yang tenang, air terjun yang menyegarkan, hingga pegunungan yang memukau bisa jadi pilihan.

    Namun di antara destinasi tersebut, goa-goa alami di Indonesia juga menjadi salah satu pilihan wisata yang mulai diminati karena menawarkan pengalaman eksplorasi dan pengetahuan yang berbeda. Mengunjungi goa bisa menjadi aktivitas wisata alam yang menarik karena memberikan pengalaman menjelajahi bagian bumi yang jarang tersentuh. Goa-goa di Indonesia menyajikan pesona alami yang unik.

    Formasi batuan yang terbentuk selama ribuan tahun menciptakan keindahan tersendiri yang tidak bisa ditemukan di tempat lain. Selain keindahan bentuk geologisnya, goa juga menyimpan nilai sejarah dan budaya. Tidak sedikit ada goa yang dulunya digunakan sebagai tempat perlindungan atau tempat ibadah oleh masyarakat zaman dahulu. Beberapa goa bahkan memiliki lukisan purba di dindingnya yang menjadi bukti kehidupan manusia prasejarah.

    Sementara itu, dari sisi petualangan menjelajahi goa memberikan sensasi tersendiri karena memerlukan semangat eksplorasi dan keberanian. Wisatawan sering kali diajak menyusuri lorong sempit, melewati genangan air, hingga menyaksikan cahaya masuk dari celah gua. Adapun di Blora terdapat destinasi wisata gua yang menarik untuk dikenal yaitu Goa Terawang atau Gua Srawang.

  • Polisi Masih Bungkam soal Aksi Brutal Remaja di Blora

    Polisi Masih Bungkam soal Aksi Brutal Remaja di Blora

    Liputan6.com, Jakarta Pembunuhan sadis terhadap seorang nenek yang akrab disapa Mbah Pat oleh cucunya sendiri berinisial T, asal warga Dukuh Kalisangku, Desa Gempolrejo, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora, menyisakan cerita yang memilukan. Pasalnya, korban disembelih di kamar tidurnya.

    Kasatreskrim Polres Blora ,  AKP Selamet, sebelumnya telah mengkonfirmasi dan berjanji akan memberikan informasi lebih lanjut setelah dari tempat kejadian perkara (TKP).

    “Nanti kalau sudah ada informasi saya kabari,” katanya pada awak media ini saat dihubungi melalui selularnya, Jumat (25/7/2025) malam.

    Pada Sabtu (26/7/2025) pagi, awak media ini juga kembali mengkonfirmasi dan belum mendapatkan informasi lebih lanjut dari versi Satuan Korps Bhayangkara.

    Meski begitu, versi warga mengungkapkan bahwa pelakunya setelah kejadian ini dibawa untuk berobat ke Rembang karena mengalami depresi .

    ” Bocahe depresi , iseh cilik lagi lulus SMA tahun iki (Bocahe depresi, masih kecil lagi lulus SMA tahun ini),” ujar warga yang enggan disebut namanya, kepada awak media ini.

    Ia mengemukakan bahwa pelaku adalah orang tidak punya dan bapaknya sudah meninggal dunia. Sementara ibu, kerja kesehariannya cuman bikin sujen (tusuk sate).

    “ Ndekne duwe adik, iku adik e wonge berkebutuhan khusus,” katanya.