kab/kota: Blitar

  • Keteladanan Gemar Baca Bung Karno Harus Terus Hidup di Blitar

    Keteladanan Gemar Baca Bung Karno Harus Terus Hidup di Blitar

     

    Liputan6.com, Jakarta – Kota Blitar memiliki magnet tersendiri dalam hal literasi, mengingat di tempat inilah sosok manusia Indonesia yang sangat literat lahir: Bung Karno. Hal itu setidaknya diungkapkan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) E Aminudin Aziz saat acara Gebyar Literasi Peresmian Gedung Layanan Perpustakaan Kota Blitar yang digelar di Kota Blitar, Jawa Timur, pada Kamis (30/1/2025).

    Gedung Layanan Perpustakaan Kota Blitar sendiri dibangun menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Bidang Pendidikan Subbidang Perpustakaan Daerah Tahun Anggaran 2024 dengan pagu sebesar Rp10 miliar. Selain itu, diberikan bantuan sarana prasarana meliputi menu perabot Rp500 juta dan menu TIK Rp300 juta.

    “Bung Karno di usia yang sangat muda sudah membaca dan menulis banyak buku. Beliau juga tampil sebagai sosok pemimpin yang sangat dihormati dan diandalkan, serta tampil sebagai seorang proklamator bangsa,” ujarnya.

    Amin menambahkan, hubungan antara perpustakaan dan budaya baca adalah perpustakaan menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan, kreativitas, dan ruang untuk mengonfirmasi kegalauan berpikir bagi masyarakat.

    “Melalui pemikiran tadi, maka saya katakan perpustakaan harus hadir demi martabat bangsa karena sebuah bangsa hanya dapat dibangun dengan tingkat literasi tinggi,” urainya.

    Dia menjelaskan 50 persen anak Indonesia dapat membaca, tetapi tidak mengerti isi yang terkandung dalam bacaan tersebut. Selain itu, dua per tiga anak Indonesia tidak dapat memahami masalah numerasi.

    “Bohong kalau pembangunan literasi dapat berjalan dengan optimal saat keberadaan perpustakaan ditelantarkan dan dinomor sekian kan. Sehingga, perpustakaan yang dibangun melalui DAK, saya harapkan bisa menjadi pusat untuk kegiatan belajar masyarakat,” harapnya.

    Menurutnya, keteladanan yang telah dicontohkan Bung Karno dalam hal membaca dapat membangkitkan semangat kebudayaan membaca sehingga tingkat literasi Indonesia meningkat.

     

  • Pemkab Tulungagung Perpanjang Penutupan Pasar Sapi

    Pemkab Tulungagung Perpanjang Penutupan Pasar Sapi

    Tulungagung (beritajatim.com) – Pemkab Tulungagung memutuskan memperpanjang penutupan aktivitas penjualan di pasar sapi. Mereka memperpanjang penutupan ini hingga 9 Februari mendatang.

    Awalnya penutupan ini dilakukan mulai tanggal 10-25 Januari. Namun masih tingginya kasus PMK di beberapa daerah lain membuat Pemkab memutuskan untuk memperpanjang penutupan ini.

    Kabid Kesehatan Hewan, Disnakeswan Tulungagung, Tutus Sumaryani mengatakan keputusan untuk memperpanjang penutupan pasar hewan ini dilakukan setelah melihat kondisi tingginya kasus PMK di daerah sekitar seperti Blitar dan Trenggalek.

    Meskipun di Tulungagung masih ditemukan kasus PMK, namun angkanya diklaim cenderung melandai. “Hingga saat ini total ada 123 kasus PMK, dari jumlah ini 10 ekor sapi mengalami potong paksa sedangkan 3 ekor mati karena PMK,” ujarnya, Kamis (30/1/2025).

    Penutupan aktivitas di pasar hewan ini dilakukan guna mengantisipasi peredaran PMK di Tulungagung. Menurutnya di beberapa daerah baru diberlakukan kebijakan penutupan pasar hewan.

    Sehingga dikhawatirkan jika aktivitas di pasar hewan Tulungagung dibuka kembali akan banyak masuk hewan dari luar kota. “Salah satu penyebab penyebaran PMK adalah hewan dari luar kota yang masuk,” tuturnya.

    Penutupan aktvitas pasar hewan ini hanya berlaku untuk ternak jenis sapi saja. Sedangkan untuk ternak kambing sudah diperbolehkan beraktivitas. Selama ini tidak ada laporan penyakit PMK pada hewan ternak kambing.

    Nantinya mereka akan melakukan evaluasi untuk menentukan kebijakan pembukaan pasar hewan tersebut. “Yang masih kita tutup pasar sapi saja, untuk kambing sudah boleh,” pungkasnya. [nm/beq]

  • 6 Pelaku Komplotan Pencuri Mobil dan Perhiasan di Malang Ditangkap

    6 Pelaku Komplotan Pencuri Mobil dan Perhiasan di Malang Ditangkap

    Malang beritajatim.com — Tim Satreskrim Polres Malang berhasil meringkus enam orang komplotan residivis kasus pencurian dengan pemberatan (curat) di sebuah rumah di Dusun Njeglong, Desa Tegalwaru, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

    Salah satu pelaku terpaksa dilumpuhkan dengan tindakan tegas dan terukur karena menjadi otak kejahatan tersebut.

    Aksi Bobol Rumah, Gasak Mobil dan Perhiasan
    Kejadian ini terjadi pada Jumat, 24 Januari 2025. Komplotan tersebut menyatroni rumah milik Djamal (65) saat dalam keadaan kosong karena ditinggal pemiliknya ke mushola sekitar pukul 04.30 WIB. Para pelaku menggasak satu unit mobil Wuling hitam dengan nomor polisi N 999 DJ serta lebih dari 100 gram perhiasan emas.

    Wakapolres Malang, Kompol Bayu Halim Nugroho, menyampaikan bahwa satu pelaku harus dilumpuhkan karena merupakan otak di balik aksi pencurian tersebut.

    “Satu pelaku kami beri tindakan tegas terukur karena menjadi otak pencurian,” tegas Kompol Bayu, Kamis (30/1/2025).

    Kronologi Penangkapan
    Setelah melakukan aksi pencurian, pelaku sempat meninggalkan mobil hasil curian di wilayah Turen. Polisi yang melakukan pengejaran akhirnya berhasil menangkap seluruh pelaku, termasuk dua penadah barang hasil curian di wilayah Malang dan Jember.

    Daftar Pelaku:
    Faizin Amin alias Rudi (53) – Warga Desa Tanggung, Turen
    Dodik Darmawan alias Gini (48) – Warga Desa Amadanom, Dampit
    Imron Makruf (49) – Warga Desa Pontang, Ambulu, Jember
    Angga Sulistianto (35) – Warga Batang, Jawa Tengah
    Dwi Priono (45) – Penadah, warga Dusun Kedawung, Dampit
    Antono (42) – Penadah, warga Dusun Kedawung, Dampit
    Pengakuan Polisi dan Barang Bukti

    Kasatreskrim Polres Malang AKP Muhammad Nur menjelaskan bahwa dari hasil pengungkapan tersebut, barang bukti berupa uang tunai Rp 74 juta berhasil diamankan.

    “Seluruh perhiasan sudah dijual oleh pelaku. Satu pelaku yang dilumpuhkan adalah residivis kambuhan atas nama Dodik,” ungkap AKP Muhammad Nur.

    Menurutnya, keenam pelaku adalah residivis yang telah beraksi di Malang, Blitar, dan Kediri. Modus operandi mereka adalah berkeliling menggunakan mobil untuk mencari target, kemudian membobol rumah korban dan menggasak barang-barang berharga.

    Pasal Hukum yang Dikenakan
    Para pelaku dijerat dengan Pasal 363 ayat (2) KUHP tentang Pencurian dengan Pemberatan yang memiliki ancaman hukuman penjara hingga 9 tahun. Selain itu, penadah dijerat dengan Pasal 480 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 4 tahun penjara.

    Dengan keberhasilan penangkapan ini, Polres Malang kembali mengingatkan masyarakat agar selalu waspada dan meningkatkan keamanan rumah, terutama saat ditinggalkan kosong. (ted)

  • PMII Blitar Desak Penertiban Tambang Pasir

    PMII Blitar Desak Penertiban Tambang Pasir

    Blitar (beritajatim.com) – Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Blitar mendesak aparat penegak hukum (APH) untuk tegas dalam menegakkan aturan terkait pemanfaatan tambang. Hal itu disampaikan PMII Blitar saat menggelar Forum Reboan dengan tema “Bagaimana Peran APH dalam Pengawasan Eksploitasi Tambang di Blitar?” di Sekretariat PC PMII Blitar, Rabu, (29/01/2025), malam.

    Dalam Forum Reboan itu, PC PMII Blitar mendesak aparat penegak hukum (APH) di Blitar untuk tegas dalam menegakkan aturan terkait pemanfaatan tambang. Karena dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat Bumi Penataran.

    PMII mendesak APH melakukan patroli dan inspeksi secara berkala di kawasan wilayah lahar (KWL). APH juga didesak melakukan penertiban aktivitas pertambangan yang tidak memiliki izin sesuai peraturan yang berlaku.

    “Blitar dilewati oleh sungai yang jadi aliran lahar Gunung Kelud, seperti Kali Putih dan Kali Bladak. Namun, pemanfaatan yang asal-asalan hanya akan memberi banyak mudharat daripada manfaatnya,” kata Ketua PC PMII Blitar, Muhammad Thoha Ma’ruf.

    Dalam kesempatan itu, juga ditampilkan potret di lapangan terkait kerusakan akibat eksploitasi tambang. Tanah longsor, kerusakan sawah petani, kerusakan jalan, polusi udara, jadi beberapa dampak buruk eksploitasi tambang.

    “Bahkan, beberapa waktu lalu sampai ada orang yang meregang nyawa di lokasi pertambangan di Blitar. Kalau tidak diawasi secara ketat, bukan tidak mungkin ada nyawa manusia lagi yang melayang,” ujar pria jebolan Fakultas Pertanian Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar ini.

    Oleh karena itu, PC PMII Blitar mendesak aparat penegak hukum (APH) di Blitar untuk tegas dalam menegakkan aturan terkait pemanfaatan tambang. Karena dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat Bumi Penataran.

    “Apabila aktivitas tambang yang menyalahi aturan tetap berjalan, maka aparat penegak hukum telah gagal dalam menjalankan tugasnya. Lebih baik mundur saja dari jabatannya,” ucapnya.

    PMII Blitar memiliki pandangan, harusnya keberadaan tambang ini benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Pertambangan menggunakan alat manual dinilai lebih meminimalisir dampak buruk dibandingkan menggunakan alat berat, seperti eskavator.

    “Jangan sampai yang mendapatkan untung malah masyarakat luar Blitar. Karena setelah kami tracking, ada beberapa perusahaan yang beralamat di luar Blitar. Sedangkan yang terkena imbas buruk, seperti jalan rusak dan debu kita (masyarakat Blitar),” pungkasnya. [owi/beq]

  • Kasus Mayat Dalam Koper Merah di Ngawi, Modus Kejahatan yang Berulang

    Kasus Mayat Dalam Koper Merah di Ngawi, Modus Kejahatan yang Berulang

    GELORA.CO – Kasus penemuan mayat wanita dalam koper di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur mengejutkan publik. Identitas korban diketahui bernama Uswatun Khasanah berusia 29 tahun, seorang sales kosmetik asal Kabupaten Blitar.

    Kasus pembunuhan disertai mutilasi ini terungkap setelah warga menemukan koper berisi potongan tubuh yang tidak lengkap di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi pada Kamis 23 Januari 2025. Koper ditemukan terbungkus plastik rapi tergeletak di area pembuangan sampah.

    Penyelidikan polisi mengungkap, pelaku bernama Rohmad Tri Hartanto, alias Antok berusia 33 tahun. Pembunuhan ini telah direncanakan jauh sebelumnya. Antok memutilasi tubuh korban menjadi beberapa bagian yang dikemas dalam koper dan dua kantong plastik.

    Potongan tubuh korban dibuang menyebar di tiga lokasi, yakni Ponorogo, Ngawi dan Trenggalek. Sementara proses pembunuhan hingga mutilasi dilakukan di hotel wilayah Kediri.

    Motif pembunuhan keji ini terungkap setelah polisi menangkap Antok di Madiun. Dalam pemeriksaan, Antok mengungkap aksi keji dilakukan karena cemburu dan sakit hati terhadap korban yang diakuinya sebagai istri siri.

    Modus kejahatan serupa sebelumnya juga terjadi di beberapa daerah. Beberapa yang menggemparkan, yaitu di Bekasi pada April 2024. Mayat wanita bernama Rini Mariany ditemukan dalam koper di Jalan Raya Inspeksi Kalimalang. 

    Kasus lainnya pernah terjadi di Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan pada Agustus 2024. Korban seorang wanita bernama Ramla, penjual gorengan keliling, ditemukan tewas dalam koper merah di gudang samping rumah kontrakannya. 

    Modus kejahatan dengan cara mutilasi dalam koper merupakan salah satu bentuk kekerasan sangat mengerikan. Kasus-kasus seperti ini sering kali melibatkan perencanaan yang matang dan pelaku memiliki niat jahat yang mendalam. 

    Berkaca dari kasus-kasus serupa sebelumnya, mutilasi dalam koper biasanya dilakukan untuk menyembunyikan identitas korban dan mempersulit proses penyelidikan. Pelaku berharap dengan memotong-motong tubuh korban dan menyimpannya dalam koper, dapat menghindari deteksi polisi. 

    Modus kejahatan seperti ini menunjukkan kekejaman yang luar biasa dan tidak manusiawi

  • Tindakan Antok usai Jasad Uswatun Ditemukan, Curhat ke Teman Polisi hingga Ingin Kabur ke Taiwan – Halaman all

    Tindakan Antok usai Jasad Uswatun Ditemukan, Curhat ke Teman Polisi hingga Ingin Kabur ke Taiwan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rohmad Tri Hartanto (33) alias Antok terancam hukuman mati setelah melakukan pembunuhan berencana terhadap Uswatun Khasanah (29).

    Setelah membunuh, Antok memutilasi jasad korban dan membuangnya ke Ngawi, Ponorogo serta Trenggalek.

    Saat menjalani pemeriksaan di Mapolda Jatim, Antok sempat menangis teringat dua anaknya di Tulungagung, Jawa Timur.

    Kasus pembunuhan yang terjadi Minggu (19/1/2025) terungkap setelah jasad terbungkus koper ditemukan di Ngawi, Jawa Timur pada Kamis (23/1/2025).

    Mendengar kabar penemuan jasad di Ngawi, Antok langsung meninggalkan rumah untuk melarikan diri.

    Ia sempat berpamitan ke ibu, istri dan dua anak perempuannya.

    “Saya sempat ke Blitar, berhenti di pom istirahat, terus saya ke Ponorogo, terus pulang sebentar. Pulang jam 19.00 WIB, pukul 21.00 WIB keluar (lagi),” ucap Antok saat diperiksa.

    Pria 33 tahun itu sempat ingin kabur ke Taiwan lantaran pernah bekerja di sana selama 6 tahun.

    Antok kemudian curhat ke temannya yang berprofesi polisi, namun Antok tak mengaku melakukan pembunuhan.

    “Meskipun kita lari dari masalah pasti tetap merasa dihantui.”

    “Jadi lebih baik pasrah, apa yang kita perbuat harus dipertanggungjawabkan,” kata Antok menirukan ucapan temannya.

    Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, AKBP Arbaridi Jumhur, mengatakan salah satu motif pembunuhan yakni ucapan korban yang menyumpahi anak Antok.

    “Sama itu, korban mengumpat soal anak pelaku. Itu yang bikin pelaku sedih,” bebernya.

    AKBP Arbaridi Jumhur menjelaskan tersangka dan korban menjalin hubungan gelap selama tiga tahun.

    Berdasarkan keterangan tersangka, korban berulang kali minta dinikahi dengan syarat Antok menceraikan istri pertama.

    Lantaran permintaan tak segera dipenuhi, korban mendatangi rumah Antok di Tulungagung dan melabrak istrinya.

    “Korban perempuan ini minta dinikahi resmi, dan segera pelaku menceriakan istri sahnya. Pelaku tersinggung soal itu.” 

    “Intinya banyak yang bikin pelaku marah. Yang terakhir si korban datang ke rumah pelaku, mendobrak tempat istri sah pelaku, iya kepingin segera dinikahi,” tukasnya.

    Korban semakin geram saat mengetahui istri tersangka hamil anak kedua.

    “Korban itu kecewa dengan pelaku karena istri sahnya punya anak lagi. Dan disumpah serapah kalau lahir didoain jadi ini dan itu (doa buruk),” terangnya.

    Sebagian artikel telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Isi Curhatan Antok ke Temannya Seorang Polisi Setelah Mutilasi Uswatun Khasanah, Merasa Dihantui

    (Tribunnews.com/Mohay) (SuryaMalang.com/Frida Anjani)

  • Jasad Uswatun Khasanah Dimakamkan Utuh, sang Ayah Sampaikan Pesan Haru

    Jasad Uswatun Khasanah Dimakamkan Utuh, sang Ayah Sampaikan Pesan Haru

    Kediri (beritajatim.com) – Nur Khalim, ayah dari Uswatun Khasanah (29), korban pembunuhan mutilasi, ungkap pesan haru setelah jasad putrinya ditemukan dalam kondisi lengkap. Pria asal Garum, Blitar, ini menyampaikan rasa lega dan rasa terima kasih kepada pihak kepolisian atas kerja cepat dalam mengungkap kasus tersebut.

    “Alhamdulillah, saya sangat berterima kasih atas bantuan pihak kepolisian, termasuk dari Polda Jatim atas bantuannya, sudah mengungkap kasus anak saya yang bernama Uswatun Khasanah,” kata Nur Khalim saat berada di Rumah Sakit Bhayangkara Kediri.

    Meski masih dirundung duka, Nur Khalim mengaku merasa sedikit lega karena jenazah putrinya kini sudah lengkap dan bisa dimakamkan dengan layak. Sebelumnya, bagian kepala dan kaki korban sempat terpisah dan baru ditemukan setelah penyelidikan intensif oleh kepolisian.

    Jasad Lengkap Dimakamkan di TPU Desa Sidodadi

    Setelah dilakukan autopsi di RS Bhayangkara Kediri, bagian tubuh yang sebelumnya hilang akhirnya dinyatakan cocok dengan jasad Uswatun Khasanah. Potongan tubuh sales kosmetik asal Tulungagung ini kemudian dipulangkan dan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.

    Menurut Nur Khalim, bagian kepala dan kaki anaknya tiba di TPU Desa Sidodadi menggunakan ambulans dari RS Bhayangkara. Setibanya di lokasi, bagian tubuh tersebut langsung dimakamkan dalam satu liang lahat bersama anggota tubuh lainnya yang lebih dulu dimakamkan pada Jumat (24/1/2025) malam.

    “Begitu tiba, langsung dimakamkan satu lahat dengan tubuh lainnya,” ujarnya.

    Prosesi pemakaman dilakukan dengan pendampingan perangkat desa dan keluarga. Warga setempat turut membantu menyiapkan proses pemakaman.

    “Semua diberi kemudahan dan kelancaran, berkat kerjasama semua warga lingkungan di sini,” terang Narno, Kepala Desa Sidodadi.

    Setelah bagian tubuh korban lengkap, pemakaman dilakukan sesuai syariat.

    “Prosesi pemakaman sesuai syariat, anggota tubuh korban disatukan kembali,” ujar Narno.

    Kepolisian Fokus Menyelesaikan Kasus

    Kerja maraton pihak kepolisian, dalam hal ini Polda Jawa Timur dan Satreskrim jajaran, akhirnya membuahkan hasil dengan ditemukannya seluruh bagian tubuh korban. Saat ini, penyidik tengah fokus menyelesaikan kasus pembunuhan yang menjerat Rohmad Tri Hartanto alias Anto (33), warga Pakel, Tulungagung.

    Uswatun Khasanah (29) sebelumnya ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan. Jasadnya ditemukan di dalam koper merah di Kabupaten Ngawi pada Kamis (23/1/2025). Saat ditemukan, bagian kepala dan kaki korban tidak ada. Setelah penyelidikan lebih lanjut, kepala korban ditemukan di Kabupaten Trenggalek, sementara bagian kaki ditemukan di Kabupaten Ponorogo.

    Kini, tersangka yang merupakan teman dekat korban telah diamankan oleh Polda Jawa Timur dan tengah menjalani proses hukum lebih lanjut. [nm/aje]

  • Asal Muasal Koper Merah yang Dipakai Antok Simpan Jasad Uswatun Khasanah – Halaman all

    Asal Muasal Koper Merah yang Dipakai Antok Simpan Jasad Uswatun Khasanah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah koper ikut diperlihatkan saat Ditreskrimum Polda Jatim menggelar konferensi pers terkait kasus pembunuhan disertai mutilasi terhadap Uswatun Khasanah, Senin (27/1/2025).

    Koper tersebut berwarna merah dengan aksen garis di sekelilingnya. Koper merah itu berdiri di antara meja dan plastik kresek hitam berisi bubble wrap.

    Tampak ada goresan-goresan di badan koper tersebut. Pada handle koper, terdapat plastik wrap yang tampak mulai memudar.

    Koper merah itu rupanya dipakai tersangka Rohmad Tri Hartanto (RTH) alias Antok untuk menyimpan jasad Uswatun Khasanah yang telah dibunuhnya.

    Diketahui, Antok membunuh lalu melakukan mutilasi Uswatun Khasanah di sebuah hotel di Kediri, Minggu (19/1/2025).

    Potongan tubuh Uswatun Khasanah lantas disimpan Antok ke dalam koper merah.

    Lalu, darimana ia mendapatkan koper merah tersebut?

    KOPER MERAH: Koper yang digunakan Antok untuk membawa potongan tubuh Uswatun Khasanah saat diperlihatkan dalam konferensi pers di Polda Jatim, Senin (27/1/2025).

    Ternyata, koper merah yang dipakai untuk menyimpan potongan tubuh Uswatun Khasanah adalah koper milik Antok sendiri.

    Koper merah itu pernah dipakai Antok saat bekerja di Korea Selatan. Koper merah tersebut, dulunya dipakai untuk menyimpan pakaian selama di perantauan.

    PS Kanit III Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, AKP Fauzi menjelaskan, koper merah itu disimpan di dalam rumahnya di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur (Jatim). 

    “Itu koper pelaku pribadi. Diambil sendiri sama pelaku,” kata Fauzi, dikutip dari Surya.co.id.

    Rupanya, Antok tak sendirian mengambil koper merah tersebut. Ia ditemani seorang temannya.

    Selain koper merah, ia juga mengambil tali pramuka dan kantong kresek 10 buah pada Senin (20/1/2025) atau satu hari setelah membunuh Uswatun Khasanah.

    Dalam perjalanannya ke hotel usai mengambil koper merah, Antok sempat mampir ke minimarket untuk membeli sebuah pisau yang dipakai untuk memutilasi.

    Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman mengatakan, tersangka sempat mencoba untuk memasukkan tubuh korban ke dalam koper secara utuh, tapi tidak cukup. 

    Hingga akhirnya, ia melakukan mutilasi dengan memotong jasad korban menjadi beberapa bagian pada Selasa (21/1/2025) dini hari.

    Setelah memotong, bagian tubuh korban dimasukkan ke dalam koper, sedangkan bagian-bagian lainnya dimasukkan ke dalam kantong kresek yang berbeda-beda.

    “Setelah itu tersangka merencanakan untuk membuang beberapa potongan baik kepala maupun kaki,” kata Farman, dikutip Tribunnews.com dari Instagram @jatanraspoldajatim, Rabu (29/1/2025).

    Sekitar pukul 05.00 WIB, Antok bersama temannya menggunakan mobil korban membawa koper dan kantong plastik berisi potongan tubuh menuju rumah nenek tersangka di Tulungagung.

    Di rumah itulah, potongan tubuh korban sempat menginap. Sebab tersangka menuju Sidoarjo untuk menjual mobil korban.

    Sekira pukul 08.00 WIB, koper merah yang berisi tubuh korban diberi lakban dan plastik wrap. 

    Lalu, sekitar pukul 18.30 WIB, tersangka mengangkut koper dan plastik berisi potongan tubuh korban ke dalam mobil yang disewanya.

    Sekitar pukul 22.00 WIB, tersangka tiba pada lokasi pembuangan pertama di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Ngawi.

    Satu jam kemudian, ia menuju lokasi pembuangan kedua di daerah hutan Sampung Jalan Raya Parang, Ponorogo. Di tempat itulah kaki korban dibuang.

    Keesokan harinya, Rabu (22/1/2025) sekitar pukul 19.00 WIB, tersangka membuang kresek berisikan kepala korban di Jalan Raya Desa Gemahharjo, Kecamatan Watulimo, Trenggalek.

    “Mayat ini sempat nginap di beberapa tempat, di rumah kosong di Tulungagung. Tanggal 21 itu pembuangan tahap pertama, baru dilanjutkan tanggal 22,” ujar Farman.

    Sempat Bekerja di Bagian Packing Barang

    Selain itu, terungkap sisi lain dari Antok yang ternyata pernah bekerja di sebuah pabrik pengemasan barang di Korea Selatan selama 8 tahun.

    Tersangka bekerja di Korea Selatan sebanyak dua kali. Sekali berangkat, tersangka menjalani kontrak kerja selama 4 tahun. 

    “Delapan tahun di Korea, bungkus-bungkus packing. Makanya cara dia packing potong mayat korban sangat rajin dan rapi. Iya kemampuan itu didapatkan selama kerja di Korea,” ujar PS Kanit III Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, AKP Fauzi. 

    Menurut Fauzi, cara pengemasan potongan tubuh korban, terutama bagian kedua kaki dan kepala begitu canggih. Sebab teknik pelapisan plastik begitu rapat dan efisien. 

    Saat menganalisis temuan kantong plastik paket berisi kepala dan kedua kaki korban, Fauzi meyakini tersangka memiliki kemampuan lebih dalam teknik pengemasan (packing). 

    “Sangat rapi. Ketemu kakinya. Sama kayak packing pabrik. Kepalanya juga. Kayak packing paket barang. Bukan seperti orang panik, santai,” ungkapnya. 

    Kini, pelaku tidak hanya dijerat pasal pembunuhan, tetapi juga pencurian terkait mobil milik Uswatun yang dijualnya. 

    Pasal 340 KUHP Subsider 338 KUHP lebih subsider 351 ayat 3 KUHP dan Pasal 365 ayat 3 KUHP dengan kurungan penjara maksimal seumur hidup. 

    Dengan tindak pidana pembunuhan berencana subsider, pembunuhan lebih subsider penganiayaan berat yang mengakibatkan korban mati, serta pencurian dengan menggunakan kekerasan yang mengakibatkan korban mati.

    Kronologi Kasus Mayat dalam Koper di Ngawi

    Diketahui, peristiwa pembunuhan dan mutilasi terhadap Uswatun Khasanah diketahui usai penemuan mayat dalam koper merah di Ngawi.

    Jasad korban ditemukan warga di dalam koper yang dibuang di sebuah selokan di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Kamis (23/1/2025) sekitar pukul 09.00.

    Korban ternyata seorang warga Blitar yang berprofesi sebagai Sales Promotion Girl (SPG) kosmetik di Tulungagung.

    Ia adalah seorang janda dengan dua anak. Rupanya, korban dibunuh teman lelakinya yaitu Antok yang ditangkap polisi pada Minggu (26/1/2025) sekitar pukul 00.00 WIB.

    Adapun motif pembunuhan disertai mutilasi itu adalah Antok tak terima dengan ucapan yang dilontarkan korban.

    (Tribunnews.com/Sri Juliati) (Surya.co.id/Luhur Pambudi)

  • Hamil Duluan Masih Jadi Momok untuk Remaja Kota Blitar

    Hamil Duluan Masih Jadi Momok untuk Remaja Kota Blitar

    Blitar (beritajatim.com) – Angka pernikahan dini di Kota Blitar cukup tinggi. Tercatat pada tahun 2024 kemarin terdapat 22 remaja di Bumi Bung Karno yang mengajukan dispensasi nikah dini.

    Data tersebut dihimpun dari tiga kantor urusan agama (KUA) yang ada di wilayah Kota. Dari data yang ada tersebut dapat diketahui bahwa pengajuan dispensasi nikah ini mayoritas disebabkan oleh faktor marriage by accident (MBA) atau terjadi kehamilan di luar nikah.

    Kepala Seksi (Kasi) Bimbingan Masyarakat Islam (Binmais) Kementerian Agama (Kemenag) Kota Blitar, Purnomo menyebut bahwa selama tahun 2024, 14 remaja perempuan yang mengajukan dispensasi nikah.

    Para remaja ini umumnya masih berusia sekolah dan dipaksa oleh keadaan untuk menjalani pernikahan karena faktor marriage by accident. Tentu tujuan pernikahan dini ini adalah untuk menutupi aib dan mempertanggungjawabkan kehamilan.

    “Sebagian besar kasus ini terjadi karena hamil duluan. Ini sangat disayangkan karena masa depan mereka, terutama yang masih di usia sekolah,” kata Kepala Seksi (Kasi) Bimbingan Masyarakat Islam (Binmais) Kementerian Agama (Kemenag) Kota Blitar, Purnomo, Rabu (29/01/2025).

    Kasus ini pun menjadi pembelajaran berharga untuk para orang tua dan lembaga pendidikan dalam pencegahan pergaulan bebas yang beresiko pada anak remaja. Orang tua diharapkan dapat aktif memantau aktivitas dan pergaulan anak-anak mereka.

    Para orang tua diharapkan bisa menjadi teman atau sahabat untuk anaknya. Sehingga anak nyaman dalam bercerita termasuk perihal asmara dan pergaulannya.

    Diharapkan dengan adanya pendekatan tersebut, anak-anak atau remaja pergaulannya bisa terkontrol sehingga tidak terjerumus dalam hal-hal negatif. Termasuk perihal hamil di luar nikah.

    “Iya, orang tua harus sebisa mungkin dekat dengan anak. Ketika terjadi kasus seperti ini,” ujarnya. (owi/ian)

  • Korban Banjir Tagih Bantuan yang Dijanjikan Pemkab Blitar

    Korban Banjir Tagih Bantuan yang Dijanjikan Pemkab Blitar

    Blitar (beritajatim.com) – Masyarakat Kabupaten Blitar yang terdampak banjir dan tanah longsor saat ini menunggu uluran tangan dari Pemerintah Kabupaten Blitar. Mereka kini masih menanti realisasi bantuan yang dijanjikan oleh Pemerintah Kabupaten Blitar.

    Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar, ada 78 rumah masyarakat yang terdampak bencana banjir dan tanah longsor. Kondisi paling parah terjadi di Desa Sambigede sebanyak 25 rumah, Desa Birowo sebanyak 27 rumah, dan Desa Kedungwungu sebanyak 12 rumah.

    Ketiga desa tersebut berada di wilayah Kecamatan Binangun. Rumah yang terdampak bencana lainnya ada di Desa Krisik, Kecamatan Gandusari, sebanyak 2 rumah, Desa Wates sebanyak 7 rumah, dan Desa Mojorejo, Kecamatan Wates, sebanyak 5 rumah.

    “Ada puluhan rumah terdampak banjir di Desa Sambigede. Namun terparah ada dua rumah yang hancur akibat banjir. Semua korban saat ini belum menerima bantuan dari individu atau Pemkab Blitar,” ujar Kades Sambigede, Roihan Al Madzhar, Rabu (29/01/2025).

    Kini warga terdampak banjir dan tanah longsor pun masih menunggu kapan bantuan itu benar diberikan. Pemerintah Desa Sambigede pun memastikan bantuan bencana banjir ini akan diterima pada Februari.

    Kepastian itu didapat dari Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (Disperkimtan) Kabupaten Blitar. Tentu saja bantuan untuk korban bencana alam dari Pemkab Blitar ini diharapkan oleh masyarakat terdampak.

    Pasalnya sejauh ini ada dua korban banjir yang rumahnya hancur dan masih menumpang di rumah saudaranya. Kondisi itu dirasakan sejak dua bulan terakhir usai tempat tinggal mereka tidak bisa dihuni lagi. Mereka hanya mendapatkan bantuan asupan makanan dari tetangganya.

    “Bantuan itu sangat penting, karena korban hanya mengandalkan uluran tangan dari Pemkab Blitar,” ungkapnya.

    Sementara itu, Kepala Disperkimtan Kabupaten Blitar, Iwan Dwi Winarto, menjelaskan bahwa bantuan stimulan untuk bencana alam belum bisa diberikan saat ini. Namun, hal itu bukannya tanpa alasan. Pihaknya mengaku terkendala pada pengadaan barang dan jasa yang kini belum bisa dilakukan oleh Pemkab Blitar. Maka dari itu, pemerintah hanya menjanjikan memberikan bantuan itu pada bulan depan.

    Disperkimtan Kabupaten Blitar sudah melakukan pemberkasan administrasi terkait bantuan tersebut. Selanjutnya hanya tinggal penyerahan bantuan kepada penerima manfaat. Pihaknya telah berkoordinasi dengan kepala desa untuk fasilitasi bantuan itu.

    “Dana stimulan untuk korban banjir yang rumahnya roboh Rp 30 juta dalam bentuk non cash atau tabungan. Sedangkan, rumah yang terdampak ringan dapat bantuan Rp 15 juta. Karena uang itu bisa digunakan secara fleksibel. Untuk beli material dan kebutuhan lainnya,” pungkasnya. (owi/ian)