kab/kota: Bireuen

  • Kembali ke Aceh, Prabowo Gerak Cepat Atasi Dampak Banjir Sumatra

    Kembali ke Aceh, Prabowo Gerak Cepat Atasi Dampak Banjir Sumatra

    Bisnis.com, JAKARTA – Pada awal Desember 2025, Sumatra diguncang bencana besar. Hujan ekstrem berhari-hari memicu banjir bandang, longsor, dan putusnya sejumlah jembatan vital, membuat akses darat terisolasi dan layanan dasar lumpuh di banyak wilayah.

    Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Bireuen, Aceh Tamiang, hingga sebagian Aceh Besar menjadi titik-titik yang mengalami kerusakan paling parah. Ribuan rumah hanyut, ribuan lainnya rusak berat. Puluhan fasilitas publik tidak lagi berfungsi. Sawah, ladang, dan tambak lenyap tersapu arus. 

    Balutan awan rendah tak mampu menyembunyikan kerusakan yang ditinggalkan banjir besar—jalan-jalan terputus, jembatan tergerus, dan rumah-rumah warga yang masih menyimpan lumpur.

    Di antara aktivitas evakuasi dan mobilisasi alat berat, sebuah genset listrik berkapasitas 250 KWH diturunkan dari helikopter. Mesin itu menjadi simbol kecil dari upaya besar pemerintah memastikan layanan vital tetap berdiri meski akses darat menuju wilayah ini masih belum pulih.

    Di Jakarta, pada Sabtu (6/12/2025) Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menyampaikan laporan resmi mengenai pengiriman darurat tersebut melalui helikopter Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). 

    “Sabtu 6 desember 2025, melalui helikopter BNPB, telah diangkut Genset listrik 250 KWH untuk Rumah Sakit di Aceh Tengah, Takengon,” ujarnya.

    Menurut Teddy, Takengon termasuk wilayah yang paling sulit dijangkau karena serangkaian longsor dan putusnya jembatan di berbagai jalur. Di tengah situasi itu, pemerintah melalui PLN dan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) bergerak simultan membuka kembali akses transportasi dan memulihkan kelistrikan.

    “PLN dan Kementerian PU terus memperbaiki seluruh gardu listrik dan terus memberikan pasokan listrik serta membuka jalur darat secepat mungkin,” ujar Teddy.

    Bagi warga di rumah sakit, keberadaan genset tersebut berarti layanan kesehatan dapat tetap berjalan, operasi darurat bisa dilakukan, dan obat-obatan tetap tersimpan sesuai standar.

    Namun genset hanyalah satu bagian kecil dari upaya nasional yang lebih luas dan gerak cepat pemerintah. Pada Minggu (7/12/2025), Presiden Prabowo Subianto kembali bertolak menuju Provinsi Aceh untuk meninjau langsung penanganan bencana—kunjungannya yang kedua dalam sepekan.

    Dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, pesawat yang membawa Kepala Negara lepas landas pukul 07.55 WIB menuju Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar.

    Tanah rencong sedang berada dalam masa-masa berat. Banjir, longsor, dan kerusakan infrastruktur merata di berbagai wilayah. Di atas kertas, laporan-laporan masuk ke meja Presiden setiap hari; tetapi di lapangan, kebutuhan penanganan darurat menuntut kehadiran pemimpin negara. Prabowo memilih berada di garis depan memastikan semua berjalan.

    Setibanya di Aceh, Presiden langsung meninjau sejumlah titik kerusakan paling parah, sekaligus menerima laporan terbaru dari pemerintah daerah serta instansi terkait. Fokus utamanya: mempercepat evakuasi, memperlancar distribusi bantuan, membuka akses jalan, dan memastikan keamanan warga.

    Turut mendampingi dalam rombongan tersebut adalah Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Luar Negeri Sugiono, Seskab Teddy Indra Wijaya, serta Kepala Badan Komunikasi Pemerintah Angga Raka Prabowo.

    Salah satu lokasi yang dikunjungi Presiden adalah Jembatan Bailey Teupin Mane di Kabupaten Bireuen, salah satu jalur penghubung penting menuju Bener Meriah dan Takengon. Di sana, Prabowo berdiri di tengah pekerja, alat berat, petugas TNI, dan tim Kementerian PU yang bekerja tanpa henti.

    “Ya, saya kira kita lihat ya, salah satu jembatan yang mereka kerja terus diharapkan satu minggu sudah bisa buka dan darisini bisa terus untuk membuka tiga jembatan lagi ya menuju bener meriah dan takengon ke atas,” ujar Prabowo di depan warga dan petugas yang hadir.

     

    Lebih lanjut, Presiden Ke-8 RI itu juga menerima laporan tentang kerusakan sawah, irigasi, hingga jebolnya beberapa bendungan yang menjadi penopang pertanian di wilayah tersebut. Dengan tegas dia menyampaikan bahwa negara akan membantu memulihkan semua lahan yang rusak akibat kejadian ini—karena kerusakan tersebut merupakan bencana alam, bukan kesalahan petani. 

    “Petani gak usah khawatir karena ini bukan kelalaian, tapi force majure,” katanya.

    Di lokasi yang sama, Kepala negara memerintahkan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Maruli Simanjuntak untuk memimpin satuan tugas percepatan perbaikan jembatan dan akses darat. 

    “Kasad kerahkan semua ya, saya tunjuk kasad sebagai satgas percepatan perbaikan jembatan dan pemda,” perintah Prabowo.

    TNI memiliki pasukan konstruksi dan teritorial yang kuat, sehingga pengerahan mereka diyakini dapat mempercepat proses rehabilitasi. Panglima TNI dan Kapolri pun mendapat instruksi serupa untuk mengerahkan seluruh kekuatan.

     

    Di Dapur Pengungsian: Menjaga Gizi Korban Banjir

    Di sela-sela kunjungan, Prabowo pun menyempatkan diri mengunjungi dapur pengungsian di Desa Balee Panah. Di tengah aroma ikan tongkol pedas yang dimasak untuk makan siang, orang nomor satu di Indonesia itu pun meminta izin untuk mencicipinya.

    Petugas dapur—ibu-ibu yang sudah sejak pagi memasak untuk ratusan warga—menyodorkan sepiring masakan 

    “Pedes ya ini,” ucap Prabowo spontan. Kehangatan pun muncul dari interaksi sederhana itu. 

    Usai mengunjungi dapur, di hari yang sama, Prabowo menggelar rapat terbatas (ratas) bersama Gubernur Aceh, para bupati, dan sejumlah menteri. Rapat berlangsung sederhana tetapi padat, dengan fokus utama mengevaluasi kondisi aktual dan menentukan langkah berikutnya.

    Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto melaporkan progres pemulihan listrik dari 23 kabupaten/kota, 81% sudah menyala dan ditargetkan mencapai 100% pada esok siang. Menteri ESDM Bahlil menambahkan detail waktu penyalaan di setiap kabupaten, memastikan bahwa Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Aceh Tamiang menyala malam itu.

    Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian melaporkan kondisi anggaran belanja tak terduga (BTT) di 52 kabupaten/kota tiga provinsi terdampak—Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Dana daerah sangat minim, padahal kebutuhan kecil seperti popok bayi, pembalut, dan kebutuhan perempuan sangat diperlukan di pengungsian.

    Tito mengusulkan tambahan Rp2 miliar per kabupaten/kota. Namun, Prabowo mengambil keputusan lebih besar.

    “Pak Mendagri, Anda minta Rp 2 miliar per kabupatennya. Saya kasih Rp 4 miliar,” ucap Prabowo.

    Selain itu, orang nomor satu di Indonesia itu pun meminta alokasi tambahan untuk pemerintah provinsi hingga Rp20 miliar, menyesuaikan tingkat kerusakan.

    Tak hanya itu, isu penyediaan lahan untuk hunian sementara (huntara) muncul sebagai hambatan. Kepala BNPB melapor bahwa beberapa daerah kesulitan menyediakan lahan karena status kepemilikan yang disambut oleh Prabowo dengan memberikan instruksi tegas agar tanah dengan Hak Guna Usaha (HGU) dicabut sementara.

    “Kalau perlu HGU-HGU bisa dicabut sementara, dikurangi. Ini kepentingan rakyat yang lebih penting. Lahan harus ada,” kata Prabowo

    BNPB menjelaskan spesifikasi huntara tipe 36 berharga Rp30 juta per unit—lengkap dengan kamar mandi dan sanitasi. Durasi pembangunan ditargetkan enam bulan, tetapi Prabowo meminta dipercepat kurang dari satu semester.

    Termasuk, Satgas TNI–Polri akan dilibatkan untuk percepatan, mengulang keberhasilan mereka saat membangun ribuan huntara di Lewotobi. 

    Suharyanto juga memaparkan dampak kerusakan di tiga provinsi—Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Data sementara mencatat Aceh sebanyak 37.546 rumah rusak, jembatan, sekolah, rumah ibadah, kesehatan dan fasilitas pertanian. Total kebutuhan pemulihan: Rp 25,41 triliun.

    Sementara itu, Sumatra Utara dengan estimasi kebutuhan rekonstruksi Rp 12,88 triliun dan Sumatra Barat dengan kebutuhan pemulihan Rp 13,52 triliun dengan beberapa nagari masih terisolasi. Adapun, total keseluruhan estimasi nasional mencapai Rp 51,82 triliun 

    Angka itu menggambarkan skala bencana yang sangat besar—salah satu yang terbesar di Sumatra dalam dekade terakhir.

  • Prabowo dan Makna 2 Kali Kunjungi Rakyat Aceh

    Prabowo dan Makna 2 Kali Kunjungi Rakyat Aceh

    Jakarta, Beritasatu.com – Dalam dua pekan terakhir, Presiden Prabowo Subianto sudah menginjakkan kakinya dua kali di Aceh. Kunjungan pertama Prabowo di Serambi Makkah itu terjadi pada Selasa (25/12/2025) dan kedua pada Minggu (7/12/2025).

    Kunjungan kedua itu bukan sekadar meninjau kerusakan wilayah yang terdampak banjir bandang dan longsor, khususnya di Bireuen, Aceh, tetapi melihat secara langsung progres penanganan bencana.

    Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menjelaskan alasan Prabowo dua kali mengunjungi Aceh. Ia mengaku, Aceh merupakan salah satu provinsi dengan kabupaten yang paling banyak terdampak bencana banjir Sumatera.

    Menurut Pras, panggilan akrab Prasetyo, presiden juga memimpin langsung rapat koordinasi di Posko Terpadu Penanganan Bencana Alam Aceh, Lanud Sultan Iskandar Muda, Aceh, Minggu malam. 

    “Setelah 10 hari, beberapa daerah di Aceh memang kondisinya belum (sebaik, red.) sebagaimana kabupaten-kabupaten (di dua provinsi, red.) yang lain,” kata Prasetyo Hadi.

    Hapus Utang KUR

    Salah satu keputusan terbesar yang diumumkan Prabowo adalah penghapusan utang kredit usaha rakyat (KUR) untuk petani yang sawahnya rusak. Ia menegaskan keadaan tersebut sepenuhnya merupakan bencana alam, bukan kelalaian atau kesalahan petani. Terkait hal itu, pemerintah mengambil alih seluruh dampak ekonomi yang ditimbulkan.

    “Ini keadaan terpaksa, force majeure. Utang-utang KUR akan kita hapus. Petani tidak perlu khawatir,” ujarnya saat meninjau Jembatan Bailey Teupin Mane yang menjadi salah satu akses vital di kawasan tersebut.

    Keputusan ini disambut hangat para petani yang selama berminggu-minggu dihantui kecemasan akibat kerusakan lahan dan tanggung jawab kredit yang masih berjalan. Prabowo menegaskan, negara hadir untuk mengurangi beban rakyat di tengah kondisi sulit.

    Rehabilitasi Sawah dan Bendungan

    Selain urusan kredit, presiden juga memastikan pemerintah akan mempercepat pemulihan lahan pertanian. Banyak bendungan dan irigasi yang jebol akibat derasnya arus banjir. Tanpa perbaikan cepat, proses tanam padi bisa terhenti dan berdampak pada ketahanan pangan daerah.

    Prabowo mengatakan Kementerian PUPR akan bergerak segera memperbaiki sarana pertanian yang rusak. Rehabilitasi sawah yang terdampak turut diprioritaskan agar petani dapat kembali berproduksi dalam waktu dekat. “Kalau sawahnya rusak, kita bantu perbaiki. Petani tidak usah cemas, semua akan kita tangani,” tegasnya.

    Di tengah kerusakan lahan pertanian, Prabowo memastikan akses pangan untuk masyarakat Aceh tetap aman. Selama produksi lokal belum kembali normal, pemerintah akan mengirim suplai dari daerah-daerah yang tidak terdampak bencana.

    “Kita punya cadangan pangan yang cukup. Kita kirimkan sampai kondisi kembali pulih,” ucapnya.

    Listrik Aceh Menyala 93%

    Selain infrastruktur pertanian, pemulihan aliran listrik juga menjadi fokus utama Prabowo. Ia mendapatkan laporan langsung dari Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, yang menyebutkan hingga Minggu malam, 93% wilayah Aceh sudah siap kembali dialiri listrik.

    Dalam percakapan singkat yang terekam media, Prabowo menanyakan kondisi listrik dengan nada penuh perhatian. “Lampu menyala sudah cepat?” tanya Prabowo.
    “Malam ini nyala, Pak, semua,” jawab Bahlil.

    Perbaikan 477 Kerusakan

    Sementara itu, Kementerian PU menegaskan pemulihan konektivitas jalan dan jembatan di Aceh menjadi prioritas utama. Dari 477 lokasi bencana, kerusakan terbesar terjadi pada tanggul kritis dan jalan nasional. Sebanyak 30 ruas jalan nasional dan 15 jembatan nasional mengalami kerusakan berat.

    “Kami memastikan pemulihan akses utama di Aceh menjadi prioritas. Tim di lapangan bergerak maksimal, termasuk pemasangan jembatan bailey dan pembersihan material longsoran,” ujar Menteri PU Dody Hanggodo dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (7/12/2025).

    Hingga kini, penanganan darurat telah mencapai 48,34%. Sejumlah jalan strategis sudah kembali bisa dilalui, seperti Banda Aceh-Meureudu, Lhokseumawe-Langsa, dan Kuala Simpang-Perbatasan Sumut.

    Untuk percepatan, jembatan bailey sedang dipasang di Teupin Mane, Alue Kulus, Enang-enang, Weihni Rongka, hingga Timang Gajah. Sebagian material sudah tiba di lokasi, sisanya dalam proses mobilisasi.

    Kerusakan juga menghantam infrastruktur air minum dan permukiman. Sebanyak 20 SPAM di 10 kabupaten/kota terdampak, termasuk instalasi pengolahan air di Kota Langsa, mengalami kerusakan. Fasilitas sanitasi masyarakat seperti TPS3R dan Sanimas pun tak luput dari dampak.

    Kementerian PU mengerahkan alat berat seperti 41 ekskavator dan 25 dump truck, serta berbagai logistik darurat untuk mendukung percepatan penanganan.

    Apresiasi Semua Pihak

    Di tengah berbagai tantangan, Prabowo menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras, mulai dari pemda, relawan, hingga aparat TNI-Polri. Menurutnya, kolaborasi semacam ini menjadi kunci mempercepat pemulihan Aceh.

    “Saya lihat semua instansi bekerja dengan baik. Ini contoh kolaborasi yang harus kita jaga,” ungkapnya.

    Dengan beragam langkah cepat ini, pemerintah menegaskan komitmen penuh untuk memulihkan Aceh secara menyeluruh. Mulai dari ekonomi petani, listrik, pangan, jalan nasional, hingga layanan dasar, semuanya dipastikan bergerak secara paralel. Harapannya, masyarakat Aceh dapat segera bangkit dan kembali menjalani kehidupan yang aman serta produktif.

  • Prabowo Kebut Pembangunan Jembatan Bailey di Bireun Aceh

    Prabowo Kebut Pembangunan Jembatan Bailey di Bireun Aceh

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto telah tiba di lokasi terdampak bencana di Aceh. Salah satu lokasi yang dikunjungi Prabowo dalam kunjungannya itu yakni pembangunan jembatan bailey di Kabupaten Bireuen, Aceh.

    Prabowo mengatakan pembangunan jembatan bailey ini bakal rampung dalam satu pekan. Setelah itu, pembangunan jembatan juga bakal dilakukan di tiga lokasi agar bisa menjangkau wilayah yang aksesnya sempat terputus akibat banjir.

    “Ya, saya kira kita lihat ya, salah satu jembatan yang mereka kerja terus diharapkan satu minggu sudah bisa buka dan dari sini bisa terus untuk membuka tiga jembatan lagi ya menuju Bener Meriah dan Takengon ke atas,” ujar Prabowo di Aceh, Minggu (7/12/2025). 

    Kemudian, Prabowo juga memastikan pembangunan jembatan ini akan dipercepat agar distribusi bantuan bisa mencapai seluruh wilayah Aceh yang terdampak banjir.

    “Kita lihat semua usaha kita kerahkan nanti semua jembatan kita perbaiki. Mudah-mudahan dua minggu ya kita kerja terus. Karena masalahnya adalah tembus ini baru kita bisa kerja,” imbuhnya.

    Di lain sisi, Prabowo telah menginstruksikan Kementerian atau Lembaga terkait agar memperbaiki bendungan yang rusak akibat bencana banjir ini. Selain itu, orang nomor satu di Indonesia ini menyatakan sawah-sawah yang terdampak juga akan direhabilitasi.

    Sementara sawah diperbaiki, Prabowo memastikan bahwa distribusi bantuan bahan pangan akan terus dikirim untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

    “Jadi, tadi dilaporkan bendungan-bendungan juga banyak nanti bapak ibu ya segera akan memperbaiki kemudian sawah-sawah yang rusak akan kita rehabilitasi dan sudah dilaporkan ke saya petani-petani gausah khawatir,” pungkasnya.

    Sekadar informasi, jembatan bailey tengah dipasang di area sungai Teupin Mane, Aceh Bireuen. Jembatan menjadi salah satu titik kritis jalur darat penghubung Medan–Banda Aceh. 

    Jembatan bailey yang dipasang ini memiliki bobot sekitar 50 ton dan berfungsi sebagai jembatan sementara namun dapat difungsikan sebagai jembatan permanen dalam kondisi darurat.

  • Prabowo Soroti Irigasi yang Rusak Akibat Banjir Sumatera

    Prabowo Soroti Irigasi yang Rusak Akibat Banjir Sumatera

    Banda Aceh, Beritasatu.com – Presiden Prabowo Subianto menyoroti serius kerusakan masif pada jaringan irigasi dan ribuan hektare lahan pertanian sawah akibat banjir bandang yang melanda Aceh dan sekitarnya.

    Presiden meminta menteri pertanian, menteri pekerjaan umum dan jajaran pemerintah daerah untuk segera melakukan pendataan terperinci. Tujuannya agar proses pemulihan lahan pertanian dapat segera dimulai, mengingat pentingnya sektor pangan.

    Hal tersebut disampaikan Presiden Prabowo Subianto saat memimpin rapat terbatas (ratas) di Aceh, menyusul kunjungan langsung ke lokasi terdampak di Bireuen dan Aceh Tengah pada Minggu (7/12/2025).

    Meskipun menaruh perhatian besar pada sektor pangan, Presiden Prabowo Subianto menegaskan, prioritas utama pemerintah adalah percepatan operasi penyelamatan dan pemulihan akses dasar di tiga provinsi yang terdampak, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    Menurut Prambowo, pembukaan jalur darat yang terputus adalah kunci utama dalam penanganan bencana. Akses jalan darat sangat menentukan kelancaran distribusi logistik, pelayanan kesehatan darurat, hingga penyaluran energi ke wilayah terisolasi.

    “Begitu jalan darat tembus, semua akan lebih cepat. Kita harus mempercepat perbaikan jembatan dan ruas jalan yang rusak,” tegasnya dalam rapat.

    Saat ini, setidaknya terdapat tiga titik jalan nasional di Aceh yang masih terputus. Ini termasuk jembatan vital Teupin Mane yang menghubungkan Bireuen dengan Bener Meriah, serta ruas jalan antara Bireuen dan Aceh Utara.

    Presiden menggarisbawahi pentingnya langkah yang cepat, terukur, dan tepat sasaran. “Prioritas kita tetap penyelamatan masyarakat, serta memastikan kebutuhan dasar mereka terpenuhi,” tambahnya.

    Laporan terbaru dari BNPB menyebutkan skala bencana ini sangat besar, dengan total korban meninggal di tiga provinsi mencapai 921 jiwa, sementara 392 orang masih dalam proses pencarian. Diperkirakan hampir satu juta warga saat ini masih sangat membutuhkan bantuan logistik dan kebutuhan dasar.

  • Politik-Hukum Terkini: Prabowo Rapat Darurat Banjir Sumatera

    Politik-Hukum Terkini: Prabowo Rapat Darurat Banjir Sumatera

    Jakarta, Beritasatu.com– Bencana alam hebat berupa banjir bandang dan longsor melanda tiga provinsi di Sumatera, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Tragedi ini menjadi ujian berat bagi kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang baru berjalan 1 tahun. Skala kerusakan yang masif memicu desakan dari DPR agar status bencana segera ditingkatkan menjadi bencana nasional.

    Menanggapi situasi darurat ini, Presiden Prabowo Subianto bergerak cepat dengan memimpin rapat koordinasi di Aceh. Presiden Prabowo Subianto mengumpulkan seluruh jajaran Kabinet Merah Putih. Pertemuan tingkat tinggi ini bertujuan memastikan penanganan logistik, pemulihan infrastruktur, dan keamanan berjalan terpadu. Pemerintah berkomitmen penuh mengatasi kesulitan yang dialami rakyat.

    Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) juga bertindak dengan mengirimkan tim inspektorat ke lokasi bencana. Pengawasan ini untuk memastikan kepala daerah bertindak sesuai prosedur dan hukum. Wamendagri bahkan mengancam akan menjatuhkan sanksi jika ditemukan pelanggaran dalam penanganan darurat di tiga wilayah terdampak tersebut.

    Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah mengintensifkan penyidikan kasus dugaan korupsi yang melibatkan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko. Kasus ini mencakup suap, terkait mutasi jabatan, proyek pembangunan, serta gratifikasi. Proses hukum ini menunjukkan komitmen KPK dalam memberantas praktik culas di tingkat pemerintahan daerah.

    Berikut lima isu politik-hukum terkini Beritasatu.com:

    Presiden Prabowo Subianto menyatakan, serangkaian bencana alam, termasuk banjir bandang dan tanah longsor yang menerjang sejumlah wilayah di Sumatera, merupakan ujian kepemimpinan yang signifikan di awal masa jabatannya.

    Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Prabowo Subianto saat melakukan kunjungan kerja ke Aceh, Minggu (7/12/2025). Kunjungan ini untuk memantau langsung penanganan dampak musibah yang melanda Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    Di hadapan Gubernur Aceh Muzakir Manaf dan Bupati Bireuen Mukhlis Takabeya, Prabowo mengakui, ia dan jajaran pemerintahan daerah baru menjabat selama 1 tahun. Namun, ia menegaskan, tujuan utama mereka dipilih adalah untuk mengatasi berbagai kesulitan dan tantangan yang muncul.

    “Ini adalah musibah, tantangan yang kita hadapi bersama. Meskipun baru 1 tahun menjabat, baik presiden, gubernur, maupun bupati, kita semua dipilih oleh rakyat untuk bertugas mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada,” kata Prabowo.

    Pemerintah pusat didesak segera menetapkan status bencana nasional atas musibah banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Provinsi Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar). Desakan tegas ini disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ansory Siregar.

    Menurut Ansory, perkembangan data kerusakan terbaru menunjukkan skala tragedi pada tiga provinsi tersebut telah melampaui kemampuan penanganan yang dimiliki oleh pemerintah daerah masing-masing.

    Politikus PKS tersebut menilai, bencana yang melanda kawasan Sumatera tidak lagi bisa dikategorikan sebagai masalah regional. Situasi saat ini, menurutnya, sudah memenuhi kriteria sebagai darurat kemanusiaan berskala nasional yang memerlukan intervensi dan mobilisasi sumber daya penuh dari pemerintah pusat.

    “Laporan-laporan dari lapangan menyebutkan banyak wilayah terdampak yang masih terisolasi dan sulit dijangkau, bahkan beberapa hanya bisa diakses melalui jalur udara atau alur logistik yang sangat terbatas,” ujar Ansory dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Minggu (7/12/2025).

    Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat koordinasi (rakor) mendesak di Aceh pada Minggu (7/12/2025) malam. Tindakan ini merupakan respons cepat pemerintah pusat untuk memastikan penanganan bencana banjir bandang dan tanah longsor di wilayah Sumatera berjalan efektif dan terpadu.

    Rapat penting tersebut diadakan di posko terpadu penanganan bencana alam Aceh yang berlokasi di Pangkalan Udara (Lanud) Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar. Rapat digelar tak lama setelah kedatangan Presiden Prabowo Subianto sekitar pukul 19.00 WIB. Pertemuan ini menunjukkan mobilisasi penuh dari jajaran eksekutif dan keamanan negara.

    Pada awal rakor, Presiden Prabowo memberikan arahan strategis kepada seluruh peserta sebelum Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan laporan mendalam mengenai situasi terkini di lapangan. Kehadiran para menteri yang dikenal sebagai Kabinet Merah Putih dalam jumlah besar menegaskan komitmen nasional terhadap pemulihan wilayah terdampak.

    Menteri-menteri kunci yang hadir, antara lain Menko PMK Pratikno, Mensesneg Prasetyo Hadi, Mendagri Tito Karnavian, dan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin. Selain itu, sektor vital seperti menteri pekerjaan umum , menteri kesehatan, menteri sosial, dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjamin penanganan infrastruktur, logistik, dan layanan publik dapat segera dilakukan.

    Aspek keamanan dan koordinasi di lapangan juga menjadi prioritas. Rapat ini dihadiri oleh pimpinan tertinggi TNI-Polri, termasuk Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, beserta seluruh kepala staf angkatan.

    Gubernur Aceh Muzakir Manaf turut hadir untuk menjembatani koordinasi antara pusat dan daerah. Konsolidasi kepemimpinan ini bertujuan untuk memastikan tidak ada hambatan dalam pengerahan sumber daya militer dan kepolisian untuk membuka akses yang terisolasi serta mendistribusikan bantuan kemanusiaan.

    Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengumumkan telah mengintensifkan penyidikan kasus dugaan suap yang menjerat Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko. Sebanyak 80 saksi telah dimintai keterangan dalam rangkaian pemeriksaan yang berlangsung maraton sejak akhir November hingga awal Desember 2025.

    Juru Bicara KPK Budi Prasetyo mengungkapkan, pemeriksaan saksi dilakukan pada 29 November 2025, dan dilanjutkan secara berkesinambungan mulai 1 hingga 5 Desember 2025. Kasus yang disidik KPK meliputi dugaan suap terkait pengurusan mutasi jabatan, suap proyek pembangunan, hingga penerimaan gratifikasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

    Puluhan saksi yang diperiksa KPK berasal dari spektrum yang sangat luas di internal Pemkab Ponorogo. Mereka yang dimintai keterangan meliputi pejabat eselon tinggi hingga tingkat daerah, seperti kepala dinas, kepala badan, camat, lurah, bahkan kepala desa.

    “Dalam proses pemeriksaan yang telah dilakukan penyidik mendalami, salah satunya mengenai mekanisme dan prosedur mutasi bagi para aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Ponorogo,” jelas Budi Prasetyo kepada awak media, Minggu (7/12/2025).

    Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengambil langkah tegas dengan mengirimkan inspektur khusus ke wilayah Sumatera yang dilanda bencana banjir bandang dan tanah longsor. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya, yang memastikan pengawasan ketat terhadap kinerja kepala daerah di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    Menurut Bima, jajaran inspektorat khusus telah diturunkan ke daerah terdampak untuk melakukan pemeriksaan mendalam terhadap penanganan darurat yang dilakukan pemerintah daerah.

    “Kemendagri sudah menurunkan inspektur khusus ke sana (wilayah terdampak bencana) untuk melakukan pemeriksaan,” tegas Bima, dilansir dari Antara, Minggu (7/12/2025).

    Lebih lanjut, Wamendagri Bima Arya tidak menutup kemungkinan adanya sanksi administratif yang akan dijatuhkan kepada kepala daerah. Sanksi ini akan diberikan apabila ditemukan bukti adanya pelanggaran prosedur atau ketidakpatuhan terhadap ketentuan hukum yang berlaku dalam proses penanganan situasi darurat bencana.

  • Prabowo Sentil Bupati yang Lepas Tangan dari Bencana: Kalau Mau Lari Saja, Copot Langsung

    Prabowo Sentil Bupati yang Lepas Tangan dari Bencana: Kalau Mau Lari Saja, Copot Langsung

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto menyentil sejumlah bupati yang melepas tanggung jawab dalam penanganan bencana yang terjadi di Sumatra.

    Dalam rapat pengarahan terkait penanganan dan pemulihan bencana yang digelar pada Minggu (7/12/2025), Prabowo sempat menyinggung para kepala daerah lari dari tanggung jawab.

    “Kalau yang mau lari, lari saja, dicopot langsung, Mendagri bisa ya diproses. Itu kalau di tentara namanya desersi, dalam keadaan bahaya meninggalkan anak buah. Itu tidak bisa tuh,” ujar Prabowo.

    Dalam kesempatan tersebut, Prabowo menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada para kepala daerah yang sigap menangani bencana.

    Prabowo menuturkan, bencana yang terjadi sebagai suatu tantangan dan ujian bagi kepala daerah. Namun, dia meyakini jika para kepala daerah dan bangsa Indonesia memiliki kekuatan untuk melaluinya.

    “Pengalaman kita pernah mengalami cobaan besar dan musibah besar, tapi kita kerja sama dengan kekompakan kita bisa melewatinya,” jelasnya.

    Sebelumnya, Prabowo mengatakan bencana banjir bandang dan tanah longsor yang menimpa tiga provinsi, yakni Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat merupakan tantangan yang dihadapi saat satu tahun kepemimpinannya.

    Di sela meninjau jembatan bailey (jembatan darurat portabel) di Sungai Teupin Mane, Kabupaten Bireuen, Aceh, Prabowo mengatakan di hadapan Gubernur Aceh Muzakir Manaf dan Bupati Bireuen Mukhlis Takabeya, untuk menguatkan wilayah mereka yang terdampak bencana.

    “Ya ini musibah, tantangan yang kita coba, ini pimpinan baru satu tahun. Presiden satu tahun, gubernur satu tahun, bupati satu tahun, tapi kita dipilih untuk mengatasi kesulitan,” kata Prabowo.

  • Prabowo Soroti Irigasi yang Rusak Akibat Banjir Sumatera

    Prabowo Ingin Seluruh Akses Aceh dan Sumatera Pulih dalam Waktu Dekat

    Aceh, Beritasatu.com – Presiden Prabowo Subianto menegaskan, pemerintah menaruh fokus pada percepatan operasi penyelamatan serta pemulihan akses dasar di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat yang terdampak banjir dan longsor. Hal tersebut disampaikan dalam rapat terbatas setelah Presiden Prabowo meninjau langsung kondisi lapangan di Bireuen dan Aceh Tengah, Minggu (7/12/2025).

    Presiden menekankan, pembukaan jalur darat menjadi prioritas utama karena akses tersebut menentukan kelancaran distribusi logistik, pelayanan kesehatan, hingga penyaluran energi ke daerah terdampak.

    “Kita harus memastikan jalur darat segera terbuka. Begitu akses itu tembus, percepatan bantuan akan jauh lebih optimal. Perbaikan jembatan dan ruas jalan yang rusak harus dikebut,” tegasnya.

    Saat ini masih terdapat sedikitnya tiga titik jalan nasional di Aceh yang terputus, termasuk Jembatan Teupin Mane penghubung Bireuen–Bener Meriah serta ruas Bireuen–Aceh Utara.

    Selain infrastruktur jalan, Prabowo juga menyoroti kerusakan saluran irigasi dan ribuan hektare sawah yang terdampak banjir bandang. Ia meminta Menteri Pertanian bersama pemerintah daerah mempercepat pendataan agar pemulihan lahan dapat segera dilakukan.

    “Saya minta seluruh langkah dilakukan cepat, terukur, dan tepat sasaran. Prioritas kita tetap keselamatan masyarakat dan pemenuhan kebutuhan dasar,” ujar Presiden Prabowo.

    BNPB melaporkan korban meninggal di tiga provinsi mencapai 921 jiwa, dengan 392 orang masih dalam pencarian. Hampir 1 juta warga juga masih membutuhkan bantuan logistik dasar.

  • Saat Suara Prabowo Gemetar Tutup Ratas Penanganan Banjir di Aceh… 
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        7 Desember 2025

    Saat Suara Prabowo Gemetar Tutup Ratas Penanganan Banjir di Aceh… Nasional 7 Desember 2025

    Saat Suara Prabowo Gemetar Tutup Ratas Penanganan Banjir di Aceh…
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden RI Prabowo Subianto menutup rapat terbatas (ratas) penanganan dan pemulihan bencana Sumatera yang digelar di Aceh, Minggu (7/12/2025) malam.
    Ratas ini dilakukan bersama menteri-menteri Kabinet Merah Putih dan
    Gubernur Aceh
    Muzakir Manaf, yang biasa disapa Mualem.
    Namun, suara Prabowo terdengar gemetar seperti akan menangis saat berterima kasih kepada seluruh menteri dan kepala daerah yang membantu
    penanganan bencana
    .
    “Dan sekali lagi, saya terima kasih, saya bangga, saya bangga dengan pengabdian saudara-saudara, terima kasih, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,” kata Prabowo yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (7/12/2025).
    Seluruh menteri dan kepala lembaga serta Gubernur Aceh bertepuk tangan mendengar ucapan Presiden Prabowo tersebut.
    Prabowo merespons tepuk tangan tersebut dengan mengucapkan selamat malam.
    “Baik, selamat malam,” ucap dia.
    Pada kesempatan itu, Prabowo mengingatkan bahwa bencana banjir yang terjadi di Sumatera harus dihadapi dengan penuh kepecayaan diri dan semangat. 
    Dia juga memastikan akan memonitor langsung penanganan bencana banjir tersebut. 
    “Saya akan terus monitor. Mungkin setiap beberapa hari saya akan datang ke semua daerah. Saya hanya memberi moril saya mau tahu, dengar langsung apa yang dibutuhkan sehingga ada keputusan cepat,” ungkapnya. 
    “Jadi ratas-ratas kita ada di daerah susah. Jadi kita harus melihat perspektif yang besar,” tuturnya, 
    Diketahui, Presiden Prabowo kembali mengunjungi Aceh untuk meninjau penanganan bencana pada Minggu (7/12/2025).
    Dalam kunjungan ini, Prabowo meninjau penanganan banjir di Kabupaten Bireuen.
    Sebelumnya, Prabowo bertolak dari Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta menuju Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Kabupaten Aceh Besar, pada pukul 07.55 WIB.
    Dalam penerbangan tersebut, Presiden turut didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Luar Negeri Sugiono, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, serta Kepala Badan Komunikasi Pemerintah Angga Raka Prabowo.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bantu Kami, Rumah Sudah Hilang…

    Bantu Kami, Rumah Sudah Hilang…

     

    Liputan6.com, Aceh – Ada pemandangan haru saat Presiden Prabowo turun langsung lokasi warga yang terdampak banjir bandang di Desa Balee Panah, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, Aceh, Minggu (7/12/2025). Warga yang semuanya kehilangan tempat tinggal berharap Presiden Prabowo memberikan bantuan rumah pengganti.

    “Sekarang tidak tahu tinggal di mana, rumah sudah hilang. Bantu lah kami untuk, walaupun hanya bangunan shelter,” kata  Sulamunhadi (51), seorang warga terdampak di Bireuen.

    Pernyataan itu disampaikan Sulamunhadi saat ditemui di tenda pengungsiannya usai dikunjungi dan diserahkannya bantuan oleh Presiden Prabowo Subianto.

    Di lokasi pengungsian, Prabowo menyapa seluruh para pengungsi, serta ikut mencicipi makanan yang tersedia di tenda pengungsian dengan lauk seadanya yaitu ikan tongkol goreng sambalado.

    Sulamunhadi menjelaskan, rumahnya berada di pinggir sungai Teupin Mane Desa Balee Panah kini hanya tinggal kenangan pada satu tiang tersisa, selebihnya sudah terbawa banjir.

    Dirinya menceritakan, pada Selasa sore (25/11/2025), ia melihat air sungai mulai naik saat hujan deras melanda wilayah mereka, saat ini belum diketahui juga terjadi longsoran tanah.

    Lalu keesokan harinya, Sulamunhadi melihat rumah tetangga sudah tak terlihat, hanya rumahnya yang masih tersisa. Tetapi, juga sudah mulai miring terkikis sungai.

    “Kemudian, saya ke belakang dan melihat tanah saya sudah mulai digerus air pada bagian bawahnya,” ujarnya.

    Saat itu, ia tetap memberanikan diri masuk ke rumah dan berhasil menyelamatkan satu benda atau hartanya yaitu kulkas.

    Setelah itu, rumah semakin miring, akhirnya dia lari menjauh, tak lama berselang, tempat tinggalnya hancur dan dibawa banjir, hanya tersisa satu tiang bagian depan.

    “Kita berharap kepada pemerintah, Presiden yang sudah hadir ke sini dapat membantu kami. Tanah pun sudah tidak ada, hanya tinggal surat, tapi rumah saya sudah hilang,” kata Sulamunhadi.

     

  • Prabowo Sebut Bencana Sumatera Jadi Ujian 1 Tahun Kepemimpinannya

    Prabowo Sebut Bencana Sumatera Jadi Ujian 1 Tahun Kepemimpinannya

    Jakarta, Beritasatu.com – Presiden Prabowo Subianto menegaskan bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat menjadi ujian berat pada tahun pertama masa kepemimpinannya. Hal itu disampaikan Prabowo saat meninjau pembangunan jembatan bailey di Sungai Teupin Mane, Kabupaten Bireuen, Aceh, Minggu (7/12/2025).

    Di hadapan Gubernur Aceh Muzakir Manaf dan Bupati Bireuen Mukhlis Takabeya, Presiden Prabowo menyatakan meski baru satu tahun menjabat, seluruh jajaran pemerintah daerah dan pusat dipilih untuk bekerja menghadapi tantangan.

    “Ini musibah, tantangan yang kita hadapi. Presiden satu tahun, gubernur satu tahun, bupati satu tahun, tetapi kita dipilih untuk mengatasi kesulitan,” ujar Prabowo di lokasi.

    Dalam kunjungan ke wilayah banjir di Aceh, Prabowo meninjau pembangunan jembatan darurat bailey Teupin Mane, salah satu ruas penting yang menghubungkan Bireuen dan Takengon di Aceh Tengah. Jembatan dengan bentang 30 meter ini menjadi akses vital setelah jalur darat putus akibat derasnya arus sungai.

    Setibanya di lokasi, Prabowo langsung mengecek lokasi konstruksi di tepi sungai. Ia menyaksikan operasi alat berat, seperti ekskavator dan loader yang bekerja memperkuat pondasi serta timbunan batu gajah sebagai oprit jembatan.

    “Mereka kerja terus. Diharapkan satu minggu sudah bisa dibuka, dan dari sini bisa terus membuka tiga jembatan lagi menuju Bener Meriah dan Takengon,” kata Prabowo.

    Presiden menegaskan pemerintah mengerahkan seluruh kemampuan untuk memulihkan mobilitas warga dan distribusi logistik. Selain jembatan, Prabowo turut menerima laporan detail mengenai kerusakan infrastruktur lain, termasuk bendungan jebol dan area persawahan yang rusak.

    “Bendungan-bendungan banyak yang jebol. PU segera memperbaiki. Sawah-sawah yang rusak akan direhabilitasi. Petani tidak usah khawatir, semuanya akan diperbaiki,” tegasnya.

    Kunjungan Presiden ini menjadi bagian dari upaya pemerintah memastikan percepatan pemulihan fasilitas publik dan sektor pertanian pascabencana.