kab/kota: Biak

  • Kisah Perempuan Tangguh di Tengah Banjir Denpasar

    Kisah Perempuan Tangguh di Tengah Banjir Denpasar

    Liputan6.com, Jakarta Rabu dini hari, air mulai naik di kawasan Pulau Biak II nomor 11, Denpasar. Hujan deras yang mengguyur sejak malam sebelumnya membuat debit sungai meluap, merendam permukiman hingga ketinggian air mencapai dua meter.

    Jalan Pulau Biak merupakan salah satu wilayah yang terdampak air bah cukup parah, selain dari 231 titik banjir lain yang ada di Bali.

    Dalam hitungan jam, kontrakan dan indekos yang biasanya menjadi tempat tinggal nyaman berubah menjadi genangan besar penuh lumpur.

    Hari berganti, suasana Kamis pagi kemarin tampak kacau. Warga bergegas menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi. Kendaraan yang terparkir di halaman direndam oleh air bah.

    Pengungsi didominasi anak-anak dan wanita. Sementara para lelaki, bertahan di tengah rendaman banjir.

    Sekira pukul 10.00 hari itu, banjir mulai surut dengan intensitas hujan yang rendah. Warga mulai menyelamatkan apa saja yang masih bisa diambil dari rumah mereka.

    Kursi, kasur, lemari, bahkan alat dapur dikeluarkan ke halaman atau pinggir jalan. Semuanya basah kuyup, beberapa bahkan sudah tidak bisa dipakai lagi.

    Warga terlihat sibuk mengangkat barang, mencari benda yang bisa diselamatkan, dan membersihkannya dari lumuran lumpur.

    Ari Ardani (47), perempuan pemilik lahan dan indekos bertutur, terdapat sekitar 50 kepala keluarga (KK) yang menghuni kawasan itu.

    “Kos-kosan ini semua ada sekitar 47 rumah. Kalau sama yang di depan, ada 50-an orang tinggal di sini. Semuanya terdampak,” kata Ari, Kamis (11/09/2025).

    Bagi Ari, banjir kali ini adalah yang terparah dalam hidupnya. Ia masih ingat, pernah juga mengalami banjir pada 12 tahun lalu, tetapi tidak sampai menggenangi kamar, apalagi mencapai atap rumah. Kali ini, air naik begitu cepat hingga melampaui kepala orang dewasa.

    “Ini adalah banjir yang terparah untuk tahun ini. Pernah banjir sekitar 12 tahun lalu, itu enggak sampai naik ke kamar. Tapi hari ini sampai di atas kepala,” cerita Ari.

    Saat kejadian, Ari sedang berjualan di Pasar Badung. Air sudah mulai masuk ke pasar, membuatnya cemas. Ia segera menelepons anak dan suaminya di rumah.

    Dari ujung telepon, keluarganya panik memberi kabar bahwa air terus naik. Waktu itu masih pukul dua dini hari.

    “Di Pasar Badung itu udah naik airnya, terus saya telepon anak saya, suami saya. Mereka kaget, katanya, air udah naik, Bu. Itu jam 2 pagi,” kenangnya.

    Perbesar

    Kondisi rumah warga usai banjir terjang Denpasar… Selengkapnya

    Ia pun mencoba pulang. Namun perjalanan menuju rumah penuh rintangan. Motor terpaksa ditinggal jauh dari rumah, lalu ia melanjutkan dengan berjalan kaki di tengah air setinggi dada orang dewasa.

    “Saya harus taruh motor jauh dari rumah, jalan kaki ke sini. Di jalan raya air sudah segini (dada orang dewasa). Arus deras sekali,” ujarnya.

    Ketika akhirnya tiba di depan rumah, Ari sempat diliputi ketakutan. Membuka pintu bisa membuat lumpur dan kotoran masuk semakin banyak. Tetapi yang terpenting baginya hanya satu: bertemu keluarga.

    “Pokoknya saya berusaha biar ketemu sama suami, sama anak saya. Udah enggak enak hati. Saya harus melawan arus. Astungkara saya bisa sampai di rumah,” kata Ari.

    Syukurlah, keluarga Ari berhasil menyelamatkan diri dengan naik ke bangunan tingkat yang belum rampung. Namun, harta benda dan usahanya luluh lantak diterjang banjir.

    Ari bukan sekadar pemilik indekos. Ia juga seorang pengusaha kue yang sudah 10 tahun berjualan di Pasar Badung. Dari usaha inilah ia menopang keluarganya, terutama karena suaminya sakit-sakitan.

    Namun, banjir kali ini memporak-porandakan semua peralatan dan bahan yang ia miliki.

    “Motor saya mati, elektronik saya habis. Rice cooker tiga rusak, kulkas dua enggak bisa dipakai lagi. Blender, semua alat kue, bahan kue habis. Usaha yang saya rintis juga hancur lebur,” katanya.

    Ari menjual berbagai macam kue basah, bolu, dan jajanan pasar yang biasa dibutuhkan masyarakat Bali untuk acara adat. Kini, semua tidak bisa lagi ia produksi.

    “Itu usaha kue saya sudah 10 tahun. Karena saya tulang punggung keluarga, suami sakit-sakitan. Saya punya anak dua, masih kecil, dua lagi sudah kerja untuk dirinya sendiri. Saya nanggung semuanya,” ujarnya lirih.

    Meski terpukul, Ari berusaha tetap tabah. “Saya menata lagi dari nol. Dari nol, saya tidak mau nyerah. Harus tetap senang-senang, karena anak-anak masih butuh ibu,” tegasnya.

    Perbesar

    Kondisi rumah warga usai banjir terjang Denpasar… Selengkapnya

    Di kontrakan yang sama, Ibu Aldo (57) juga menanggung kerugian besar. Usaha herbal dan alat terapi yang ia jalani sejak 2013 luluh lantak diterjang banjir.

    “Herbal sama alat terapi semuanya hancur. Stok susu kambing, berapa karton, semua enggak bisa dijual. Kerugian di atas Rp 100 juta. Belum laptop, elektronik lain. Semua habis,” ujarnya.

    Ironisnya, sebelum banjir, Aldo baru saja datang dari Jawa dengan membawa stok baru. Ia berniat melengkapi persediaan agar anak-anaknya tidak kekurangan. Namun, semua yang disimpannya kini rusak.

    “Ini terparah. Pernah banjir besar dulu, tapi tidak separah ini. Semua hancur,” tambahnya.

    Saat ditemui, ia sibuk membersihkan rumah yang penuh lumpur. Kardus-kardus susu kambing harus dibongkar satu per satu, sementara alat-alat terapi tergeletak rusak.

    “Yang paling dibutuhkan sekarang makan, baju, air bersih. Bajunya enggak ada yang kering. Semua basah,” katanya.

    Teteh Tarini (53), perantau asal Cimahi, Jawa Barat, sudah 15 tahun tinggal di Bali dan 10 tahun menetap di kontrakan Pulau Biak. Ia menggeluti usaha pembuatan korden. Namun, banjir kali ini membuat semua hasil kerjanya rusak.

    “Ini yang paling parah. Kalau dulu enggak sampai separah ini. Air mulai naik jam 3 pagi, deras sekali,” ujarnya.

    Meski usaha dan rumahnya terdampak, Tarini masih berusaha membantu tetangganya. Ia bersama teman-teman membagikan nasi bungkus.

    “Alhamdulillah kalau makanan enggak kekurangan. Tapi yang dibutuhkan sekarang selimut, air minum, air bersih. Anak-anak kecil kasihan, semua kerendam, kasur dan selimut juga basah,” katanya.

    Hingga hari kedua pascabanjir, warga masih mengandalkan bantuan dari sesama. Ada yang membawakan makanan, ada pula yang sekadar membantu membersihkan lumpur.

    Di antara puing-puing dan barang rusak, terlihat ikatan kuat antarwarga. “Teman-teman ada yang datang ke sini bawain makan. Saya bagi-bagiin, dikasih 100 bungkus. Ada 50 lebih orang di sini. Sisanya saya bagikan ke warga lain,” kata Ari.

    Perbesar

    Kondisi rumah warga usai banjir terjang Denpasar… Selengkapnya

    Meskipun banyak yang kehilangan mata pencaharian, semangat gotong royong menjadi penguat. Saling berbagi dan menolong membuat mereka masih bisa bertahan di tengah keterpurukan.

    Ia berharap bantuan pemerintah dapat segera diberikan secara merata terhadap masyarakat yang terdampak banjir di Bali.

    “Harapan saya ada bantuan dari pemerintah. Terus cepat ada petugas kebersihan ke sini. Kita nggak mungkin begini terus. Kalau petugasnya nggak gercep, makin parah masalah di sini,” ujarnya.

    Meski banyak kehilangan, warga sepakat bahwa keselamatan keluarga jauh lebih berharga. Bagi Ari, kebersamaan dengan suami dan anaknya menjadi penguat untuk kembali bangkit.

    “Anak saya senang, bapaknya juga senang karena bisa berkumpul lagi. Usaha hancur masih bisa dicari, tapi keluarga itu yang utama,” tuturnya.

    Kisah Ari, Aldo, dan Tarini hanyalah sebagian dari ratusan cerita warga Denpasar yang terdampak banjir. Mereka adalah pelaku UMKM yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi keluarga, bahkan penopang ekonomi lokal.

  • Spesies Ikan Baru Terekam di Laut Dalam, Ada yang Mirip Pokemon

    Spesies Ikan Baru Terekam di Laut Dalam, Ada yang Mirip Pokemon

    Jakarta

    Pada 2019, sekelompok peneliti menemukan sesuatu yang aneh ribuan meter di bawah permukaan laut. Di sana, mereka merekam gumpalan merah muda bergelombang dengan mata besar seperti gambar kartun dan sirip dada yang lebih banyak dibandingkan ikan lain pada umumnya.

    Kini, mereka berhasil memastikan bahwa ini adalah spesies baru dalam sains. Itu adalah ikan siput, dan lebih hebatnya lagi, ia adalah salah satu dari tiga spesies baru dalam sains yang dideskripsikan dalam sebuah studi baru.

    Ada lebih dari 400 spesies ikan siput di seluruh dunia, beberapa di antaranya merupakan ikan yang hidup di kedalaman terdalam yang diketahui sains. Kini, kita memiliki tiga spesies lagi untuk ditambahkan ke daftar tersebut: ikan siput bergelombang, Careproctus colliculi, yang berwarna merah muda, sementara dua spesies baru lainnya, ikan siput gelap, C. yanceyi, dan ikan siput ramping, Paraliparis em, keduanya berwarna hitam.

    “Dua di antaranya adalah ikan siput hitam yang dikumpulkan pada penyelaman yang sama oleh kapal selam Alvin. Ketika saya mengamati spesimen-spesimen ini lebih dekat, saya sangat terkejut melihat betapa berbedanya kedua individu ini,” kata pemimpin studi dan Associate Professor Biologi Mackenzie Gerringer dari SUNY Geneseo dikutip dari IFLScience.

    Foto: MBARI

    “Keduanya bukanlah ikan dewasa dan ikan muda dari spesies yang sama, mereka sangat berbeda baik secara morfologis maupun genetik. Kedua spesies ini ditemukan di Stasiun M, sebuah lokasi penelitian yang sangat berharga dengan data eksplorasi dan deret waktu selama puluhan tahun,” jelasnya.

    Ia menambahkan, fakta bahwa dua spesies ikan siput yang belum terdeskripsikan dikumpulkan dari tempat yang sama, pada penyelaman yang sama, di salah satu bagian laut dalam yang paling banyak diteliti di dunia, menunjukkan betapa banyak yang masih harus kita pelajari tentang Bumi.

    Ketiga ikan siput ini ditemukan ribuan meter di bawah permukaan laut, tetapi untungnya terabadikan melalui foto dan video mereka. Tim ilmuwan yang bekerja sama dengan Monterey Bay Research Institute and Aquarium (MBARI) telah membawa mereka ke permukaan untuk kita nikmati bersama.

    Foto: MBARI

    Seperti yang kalian lihat, ikan siput bergelombang ini sangat menggemaskan dibandingkan makhluk laut dalam lainnya, terlihat sangat berbeda dengan ikan siput yang gelap dan ramping. Kalau dilihat-lihat, tampangnya mirip salah hewan di cerita kartun Pokémon.

    “Pada kedalaman ini, tidak ada sinar Matahari, sehingga warna menjadi kurang penting untuk bersembunyi. Ikan siput ini kemungkinan merasakan satu sama lain dan lingkungan mereka menggunakan cara lain, terutama dengan menangkap getaran di dalam air dan dengan mencium serta merasakan lingkungan sekitar mereka,” kata pemimpin studi Mackenzie Gerringer dari SUNY Geneseo.

    Banyak ikan sebenarnya dapat ‘merasakan’ dengan siripnya, kemungkinan spesies ini menggunakan sirip dada yang cekatan untuk merasakan. Meskipun tidak ada sinar Matahari di kedalaman ini, ada beberapa kilatan cahaya dari bioluminesensi. Peneliti belum tahu apakah atau seberapa banyak spesies ini menggunakan penglihatan, ini akan menjadi area yang bagus untuk penelitian di masa mendatang.

    Berbicara tentang pari sirip, ikan siput bergelombang sangat mengesankan. Di sekujur tubuhnya terdapat 22 pari sirip, dan ilmuwan penasaran untuk mengetahui apa sebenarnya yang bisa dilakukan oleh begitu banyak pari sirip. Ternyata, mereka memiliki banyak manfaat.

    “Video indah dari kendaraan kendali jarak jauh MBARI menunjukkan betapa aktif dan anggunnya ikan ini mengendalikan pari sirip dada ini. Pari-pari ini sangat penting untuk berenang, terutama untuk berputar, tetapi juga berperan dalam bagaimana ikan merasakan lingkungan sekitarnya,” kata Gerringer.

    Ikan siput termasuk dalam famili Liparidae, dan mereka dapat menghuni habitat yang sangat berbeda. Beberapa hidup di kolam pasang surut yang dangkal sementara yang lain bersembunyi di kedalaman laut terdalam, tetapi mereka cenderung memiliki bentuk tubuh yang cukup mirip yang terdiri dari kepala besar dan tubuh seperti jeli.

    Beberapa menumpang pada hewan yang lebih besar menggunakan bantalan hisap di perut mereka, sementara yang lain menempel di batu dan meringkuk seperti siput.

    Penelitian Gerringer yang ekstensif dalam taksonomi, morfologi fungsional, dan fisiologi, telah membawa pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana mereka mampu bertahan hidup di bawah tekanan yang begitu dahsyat, yang airnya sangat dingin dan tidak ada cahaya, tetapi sungguh menyenangkan mengetahui masih ada ikan siput yang dapat ditemukan di alam liar.

    “Kita sering menganggap lingkungan laut dalam sebagai lingkungan yang keras atau ekstrem karena betapa berbedanya tekanan, suhu, cahaya, dan kondisi lainnya dari yang kita alami. Namun bagi banyak organisme, laut dalam, ruang hidup terbesar di planet kita, adalah rumah. Bagi saya, menemukan spesies yang tampak begitu rapuh berkembang biak di habitat ini menyoroti keindahan laut dalam dan tanggung jawab kita untuk memahami dan melindungi ekosistem yang luar biasa ini,” tutup Gerringer.

    (rns/rns)

  • Gibran ingatkan Menteri KKP punya PR percepat bangun kampung nelayan

    Gibran ingatkan Menteri KKP punya PR percepat bangun kampung nelayan

    Batam (ANTARA) – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka meminta agar Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono melakukan percepatan dalam membangun kampung nelayan Merah Putih (KNMP) di berbagai titik, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.

    Gibran mengatakan bahwa dalam sidang kabinet dan rapat terbatas terakhir bersama Presiden Prabowo di Istana Kepresidenan Jakarta, Trenggono mendapat mandat untuk segera merealisasikan KNMP yang termasuk dalam salah satu program prioritas Presiden.

    “Sesuai pesan dan perintah Pak Presiden di sidang kabinet dan ratas terakhir, Pak Menteri masih punya PR untuk membuat kampung nelayan di berbagai titik,” kata Wapres Gibran saat memberikan keterangan usai melakukan panen budidaya lobster di Balai Perikanan Budidaya Laut di Batam, Kepulauan Riau, Rabu (10/9).

    Gibran meminta Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Hariyadi atau Titik Soeharto dan Kepala Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus (Bappisus) Aris Marsudiyanto, yang turut hadir dalam kesempatan tersebut untuk mengawal program Presiden itu.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, KKP akan membuat 100 Kampung Nelayan Merah Putih sebagai tahap awal di tahun ini.

    “Ini nanti tolong dikawal betul. Nanti dari Bu Ketua Komisi, Bapak Kepala Bappisus ikut mengawal, ikut memonitor, agar program ini bisa berjalan dengan baik. Ini potensinya besar dan tanpa dukungan Bapak, Ibu semua ini enggak mungkin bisa berjalan dengan baik,” kata Gibran.

    Secara keseluruhan, KKP menargetkan pembangunan 1.100 Kampung Nelayan Merah Putih secara bertahap hingga 2027, dengan target 100 kampung pada 2025 untuk meningkatkan kesejahteraan pesisir dan ekonomi kelautan nasional.

    Program itu dirancang khusus untuk mengubah wajah desa pesisir dan kampung budi daya menjadi lebih produktif dan terintegrasi dalam menghasilkan produk perikanan yang berdaya saing, seperti di Kalamo, Biak, Papua.

    KKP memiliki percontohan dalam membangun KNMP seperti di Kampung Nelayan Modern (Kalamo) Samber-Binyeri, Biak Numfor, Papua. Kampung itu direplikasi menjadi percontohan dalam pembangunan Kampung Nelayan Merah Putih di seluruh wilayah Indonesia.

    Program Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP) dihadirkan sebagai langkah strategis mengubah kampung nelayan tradisional menjadi kawasan modern, produktif dan berdaya saing tinggi.

    Oleh karenanya, KKP juga akan membangun sarana prasarana pendukung kegiatan perikanan, hingga infrastruktur sosial bagi nelayan dalam satu kawasan.

    Pewarta: Mentari Dwi Gayati
    Editor: M Razi Rahman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kondisi Terkini Banjir di Bali, 2 Warga Jembrana Meninggal Dunia Terseret Arus

    Kondisi Terkini Banjir di Bali, 2 Warga Jembrana Meninggal Dunia Terseret Arus

    Kepala Kantor Basarnas Bali, I Nyoman Sidakarya, mengaku kesulitan mengakses lokasi-lokasi yang dipetakan BPBD Bali. Sebab banjir terjadi pada hampir seluruh wilayah Denpasar akibat hujan ekstrem selama lebih dari 24 jam.

    “Tim sulit akses ke lokasi banjir, di mana-mana banjir, setinggi truk saja sulit lewati banjir, kami masih berupaya menuju lokasi-lokasi terdampak,” kata dia.

    Hingga pukul 11.00 WITA, Basarnas Bali sudah menyebarkan personel ke lokasi banjir terparah di Denpasar yaitu di kawasan Pulau Misol, Pulau Biak 1, Pura Demak, dan wilayah Teuku Umar.

    “Posisi tim Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar dan unsur SAR lainnya dari BPBD dan PMI yang berada di Pulau Misol, sampai pukul 11.00 Wita, telah mengevakuasi dua balita, dua lansia, dan tiga orang dewasa. Informasi lain di Pulau Biak 1, seluruh warganya telah berada di posisi aman di Balai Banjar,” kata dia.

  • 5
                    
                        Denpasar Lumpuh akibat Banjir di Bali, Balita dan Lansia Dievakuasi
                        Denpasar

    5 Denpasar Lumpuh akibat Banjir di Bali, Balita dan Lansia Dievakuasi Denpasar

    Denpasar Lumpuh akibat Banjir di Bali, Balita dan Lansia Dievakuasi
    Tim Redaksi
    DENPASAR, KOMPAS.com
    – Petugas siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar telah menerima laporan permintaan bantuan evakuasi korban banjir sejak Rabu (10/9/2025) dini hari.
    Sebagian besar wilayah Denpasar lumpuh terendam banjir akibat intensitas hujan tinggi yang mulai terjadi pada Selasa (9/9/2025).
    Di Perumahan Wiraraja, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara, tim melakukan evakuasi warga yang memerlukan penanganan medis.
    Daerah lainnya yang tergenang banjir, di antaranya area Laksamana, Nuansa Kori, Lembusora, Ahmad Yani Utara, Bedahulu, Kampung Jawa, Kebo Iwa, Sutomo, Gunung Agung, Pulau Biak I, dan Angantaka.
    “Awal pergerakan personel sempat menemui kendala karena banyak akses jalan yang tergenang banjir hingga tidak bisa dilintasi
    rescue truck.
    Tapi saat ini sudah ada di lokasi,” ungkap Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, I Nyoman Sidakarya.
    Sampai saat ini, tim SAR dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar menyebar di lokasi yang terdampak parah.
    Area tersebut di antaranya Pulau Misol, Pulau Biak 1, Pura Demak, dan wilayah Teuku Umar.
    Tim Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar dan unsur SAR lainnya dari BPBD serta PMI yang berada di Pulau Misol, hingga pukul 11.00 Wita, telah mengevakuasi dua balita, dua lansia, dan tiga orang dewasa.
    “Informasi lain dari klian di Pulau Biak 1, seluruh warganya telah berada di posisi aman di Balai Banjar. Kami mengalami keterbatasan jumlah personel dan rubber boat untuk bisa meng-cover seluruh daerah banjir. Upaya koordinasi dengan unsur SAR juga sudah dilakukan,” kata Sidakarya.
    Sementara itu, Kepala Kasi Operasi dan Kesiapsiagaan SAR Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, Juni Antara, bersama tim melaksanakan upaya evakuasi di Teuku Umar.
    “Sampai dengan saat ini kami masih terus meng-
    update
    data dengan BPBD, terkait permintaan evakuasi atau pun data korban yang sudah terevakuasi, sehingga keseluruhannya bisa tersisir dan data pun tidak simpang siur,” ucap Juni Antara.
    Hingga siang hari ini, hujan deras masih mengguyur sebagian wilayah di Bali. Sejumlah akses jalan di Denpasar juga ditutup.
    Juni Antara meminta kepada warga yang berada di wilayah rawan banjir agar tetap berada di tempat aman.
    Apabila sudah ada tanda-tanda bahaya, agar segera evakuasi mandiri sebelum kondisi semakin parah.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • KKP perkuat pembangunan fasilitas perikanan tangkap di Indonesia timur

    KKP perkuat pembangunan fasilitas perikanan tangkap di Indonesia timur

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkuat pembangunan fasilitas perikanan tangkap di Indonesia timur, meliputi Papua, Maluku dan Nusa Tenggara Timur guna meningkatkan tata kelola, produktivitas, serta kesejahteraan nelayan setempat.

    “KKP terus melalukan berbagai upaya penguatan tata kelola dan pembangunan fasilitas perikanan tangkap di Papua, Maluku dan Nusa Tenggara Timur (NTT),” kata Plt. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP, Ridwan Mulyana di Jakarta, Selasa.

    Dia menyampaikan berbagai program dan pembiayaan dilakukan secara masif, baik yang dilakukan langsung KKP maupun melalui mekanisme transfer dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.

    Bantuan yang disalurkan secara langsung maupun dalam bentuk dana alokasi khusus (DAK) kepada pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota bertujuan meningkatkan produktivitas usaha perikanan tangkap dan kesejahteraan nelayan.

    “Bentuknya berupa pengembangan fasilitas pelabuhan perikanan, bantuan sarana produksi di kampung nelayan, serta bantuan kapal perikanan dan alat penangkapan ikan bagi nelayan kecil,” ujarnya.

    Sepanjang tahun 2020 hingga 2024, KKP mengucurkan dana dari APBN untuk Indonesia Timur sebesar Rp70,9 miliar, DAK provinsi sebesar Rp415,13 miliar, dan DAK kabupaten/kota sebesar Rp502,16 miliar.

    “Selain melalui DAK, pembangunan di Indonesia Timur juga dilakukan melalui anggaran yang di kelola KKP,” katanya.

    Tahun 2023, KKP berhasil membuat kampung nelayan modern (Kalamo) percontohan di Samber Binyeri Biak yang sukses dan menjadi inspirasi model pembangunan Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP) yang akan dilaksanakan secara masif di tahun 2025-2027.

    “Dari 65 lokasi yang direncanakan dapat dibangun tahun 2025, beberapa calon lokasi berada di Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua,” tuturnya.

    Demikian pula dengan pengembangan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, dari jumlah Kopdes Merah Putih yang memiliki unit bisnis di sektor kelautan perikanan sebanyak 34.606 lokasi, 5.077 diantaranya berada di wilayah Maluku, Nusa Tenggara dan Papua.

    Lebih lanjut, Ridwan menerangkan pembangunan di Indonesia timur juga dibiayai melalui dana bagi hasil (DBH) yang berasal dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Sumber Daya Alam (SDA) Perikanan.

    Baik Pungutan Pengusahaan Perikanan (PPP) maupun Pungutan Hasil Perikanan (PHP) dikelola dan hasilnya dikembalikan lagi ke masyarakat dalam bentuk pembiayaan pembangunan dan sebagian besar dikelola langsung oleh pemerintah daerah melalui mekanisme DBH.

    Sesuai amanat UU Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (HKPD), 80 persen dari realisasi PNBP SDA Perikanan ditransfer langsung kepada pemerintah daerah melalui mekanisme DBH.

    KKP mencatat pada tahun 2024, realisasi PNBP SDA Perikanan mencapai Rp951,01 miliar. Dari penerimaan tahun 2024 tersebut, pada APBN 2025 sebesar Rp737 miliar diantaranya ditransfer ke daerah melalui mekanisme DBH. Untuk wilayah Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua mencapai Rp195,9 miliar.

    Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menegaskan transformasi tata kelola perikanan tangkap melalui kebijakan penangkapan ikan terukur menjadi strategi KKP untuk menopang ketahanan pangan yang berkelanjutan, selain menyeimbangkan aspek ekonomi dan ekologi.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Endang Sukarelawati
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • China Pakai Protokol COVID-19 untuk Hentikan Penyebaran Chikungunya

    China Pakai Protokol COVID-19 untuk Hentikan Penyebaran Chikungunya

    Jakarta

    Selama hampir dua bulan, pejabat kesehatan di China selatan telah mengobarkan perang terhadap nyamuk, menghidupkan kembali taktik top-down dengan pedoman nol-Covid negara itu.

    Sejak Juli, provinsi Guangdong sendiri telah melaporkan lebih dari 10.000 kasus demam chikungunya, penyakit virus bawaan nyamuk yang sebagian besar beredar di daerah tropis. Foshan, sebuah pusat manufaktur di Guangdong yang padat penduduknya, telah menjadi kota di China yang paling terpukul, mencatat lebih dari 600 infeksi baru per hari pada puncaknya, lebih dari total gabungan 519 kasus yang dilaporkan di seluruh daratan China dari tahun 2010 hingga 2019.

    Diberitakan NBC News, wabah chikungunya yang belum pernah terjadi sebelumnya mendorong pihak berwenang China untuk mengadopsi strategi penahanan yang mirip dengan kebijakan nol-Covid yang ketat di negara itu – pendekatan “mendeteksi dan menghilangkan”.

    Untuk mengekang penyebaran, pekerja dikirim untuk menyemprot insektisida di daerah yang terkena dampak beberapa kali sehari. Pemerintah juga mewajibkan pasien yang dicurigai untuk segera melaporkan kasus mereka dan mematuhi mandat karantina.

    “Dalam dunia yang berubah dengan cepat ini, penyakit menular dapat menyebar dengan sangat cepat,” kata Jasper Chan, seorang profesor mikrobiologi klinis dan infeksi di Universitas Hong Kong.

    Pakai protokol COVID-19

    Demi menghentikan penyebaran, otoritas lokal telah meminta pekerja akar rumput untuk menyebarkan insektisida di jalan-jalan dan membersihkan genangan air yang tergenang tempat nyamuk berkembang biak. Klinik dan rumah sakit telah menyiapkan tempat tidur anti nyamuk untuk mengisolasi pasien, dan penduduk telah didesak untuk memasang jendela layar dan menyalakan kumparan nyamuk di rumah.

    Orang-orang dan organisasi di China terikat oleh hukum untuk mengikuti instruksi dari pejabat kesehatan dalam menahan virus. Kegagalan untuk mematuhi dapat menyebabkan peringatan, denda, dan bahkan tanggung jawab perdata.

    Beberapa telah mengkritik kampanye pemerintah sebagai berlebihan yang mengingatkan pada kontrol kesehatan masyarakat era Covid, sementara yang lain memuji tindakan cepat dan berskala besar.

    “Sangat menyenangkan melihat akumulasi sampah lama selama bertahun-tahun dihapus,” tulis seorang pengguna di RedNote, sebuah platform media sosial Cina yang mirip dengan Instagram. “Tapi agak terlalu banyak untuk membuang bahkan mangkuk air kucing. Itu adalah kasus klasik dari pendekatan satu ukuran yang cocok untuk semua.”

    Kontrol ketat China telah mengekang wabah tersebut. Pada 25 Agustus, Foshan mencatat kasus harian baru di bawah 50 selama sembilan hari. Pejabat kesehatan mengumumkan bahwa kota berpenduduk lebih dari 9 juta orang telah mengakhiri respons darurat kesehatan masyarakatnya, yang berlangsung selama sekitar satu bulan.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Wabah Chikungunya di Jawa Barat: 6000 Orang Terjangkit”
    [Gambas:Video 20detik]
    (kna/kna)

  • Serangga Kecil Bikin Negara Ini Diserang Wabah Ganas, 123 Meninggal

    Serangga Kecil Bikin Negara Ini Diserang Wabah Ganas, 123 Meninggal

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bangladesh menghadapi masalah kesehatan serius yang kondisinya semakin memburuk seiring penyebaran penyakit yang ditularkan nyamuk, dengue dan chikungunya, yang terjadi bersamaan. Rumah sakit kewalahan menerima pasien, kondisi ini meningkatkan kekhawatiran akan penyebaran wabah yang lebih mengerikan dalam beberapa minggu mendatang.

    Menurut Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, yang dikutip Reuters, Bangladesh telah mencatat lebih dari 33.800 kasus dengue dan 132 kematian tahun ini. Pada minggu pertama bulan September saja, setidaknya 10 orang meninggal dunia dan lebih dari 1.500 orang dirawat di rumah sakit karena demam akibat dengue.

    Sementara chikungunya, yang sebelumnya hilang selama bertahun-tahun, muncul kembali dan mewabah dengan cepat. Pada Januari hingga Juli, empat laboratorium di Dhaka mengonfirmasi 785 kasus virus chikungunya, dengan tingkat deteksi mencapai lebih dari 30% di beberapa fasilitas. Di kota pelabuhan Chittagong, para pejabat melaporkan 30 kasus hanya dalam 24 jam, sehingga jumlah kasus di kota itu menjadi hampir 3.000 tahun ini.

    Rumah sakit berjuang untuk mengatasi wabah ini. Di Rumah Sakit Dhaka Medical College, rumah sakit umum terbesar di Bangladesh, bangsal-bangsalnya penuh sesak, jumlah pasien tiga kali lipat lebih banyak dari yang seharusnya.

    Para ahli memperingatkan bahwa krisis ini dapat semakin parah kecuali kampanye pengendalian nyamuk diintensifkan.

    “Nyamuk Aedes beradaptasi dengan cepat di kota-kota kita,” kata Kabirul Bashar, ahli entomologi medis di Universitas Jahangirnagar. “Air yang tergenang di lokasi konstruksi, atap, dan bahkan pot bunga berubah menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Jika kita tidak menghancurkan habitat nyamuk secara sistematis, wabah seperti demam berdarah dan chikungunya hanya akan semakin besar setiap tahunnya.”

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menandai demam berdarah sebagai salah satu ancaman global yang berkembang paling pesat, diperburuk oleh perubahan iklim dan kepadatan penduduk perkotaan. WHO menyarankan untuk mengenali tanda-tanda peringatan dini, termasuk nyeri perut, muntah, pendarahan, atau berkurangnya frekuensi buang air kecil.

    (hsy/hsy)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ini yang Terjadi Pada Tubuh Saat Setop Minuman Manis Selama 30 Hari

    Ini yang Terjadi Pada Tubuh Saat Setop Minuman Manis Selama 30 Hari

    Jakarta

    Minuman manis bagi banyak orang kini mulai menjadi ‘gaya hidup’. Padahal, gula dalam minuman tersebut bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

    Dikutip dari Times of India, minuman manis menambah kalori tanpa nutrisi yang memadai, meningkatkan gula darah, serta membuat seseorang ingin lagi dan lagi.

    Sebuah studi dari Harvard University pada 2023 menemukan bahwa mengganti satu minuman manis per hari dengan air putih, kopi, atau teh menurunkan risiko kematian dini sebesar 18 persen dan menurunkan risiko kematian terkait kardiovaskular sebesar 24 persen pada pengidap diabetes.

    Saat seseorang mencoba untuk berhenti sejenak selama 30 hari mengonsumsi minuman manis, ini perubahan yang bisa terjadi pada tubuh.

    1. Metabolisme Lebih Baik

    Ketika seseorang berhenti minum minuman manis, maka tubuh tidak akan mengalami lonjakan gula darah berulang. Hal ini memungknkan insulin bekerja lebih efisien dan mengurangi risiko resistensi insulin.

    Dalam beberapa minggu semenjak berhenti, seseorang mungkin merasakan energi yang lebih stabil sepanjang hari karena gula darah tidak turun drastis.

    Banyak orang juga mengalami lebih sedikit rasa lesu di sore hari setelah mereka mengganti minuman manis dengan air putih, teh hijau, atau kopi hitam pahit.

    2. Gigi Lebih Sehat

    Makanan atau minuman manis merupakan salah satu penyebab utama gigi berlubang. Paparan gula yang terus menerus akan ‘memberi makan’ bakteri di mulut.

    Dokter gigi sering memerhatikan bahwa pasien yang menghindari soda, jus, atau minuman manis lainnya memiliki gusi lebih sehat, napas lebih segar, dan email gigi lebih kuat.

    3. Kulit Lebih Bersih

    Salah satu perubahan yang pertama terlihat setelah berhenti mengonsumsi minuman manis adalah kulit yang menjadi lebih sehat. Ini karena gula dapat memicu peradangan yang dapat memperparah jerawat dan kulit kusam.

    Asupan gula tinggi juga terkait pada glikasi, yakni proses yang melemahkan kolagen dan mempercepat munculnya garis-garis halus di kulit.

    4. Berat Badan Terkontrol

    Minuman manis tidak membuat kenyang, tapi tetap akan meningkatkan asupan kalori harian. Seperti contoh satu kaleng soda, mengandung lebih dari 150 kalori, dan umumnya seseorang bisa minum beberapa kaleng.

    Banyak orang melaporkan mengalami penurunan berat badan ketika mencoba menghindari minuman manis.

    5. Saluran Pencernaan Lebih Sehat

    Minuman manis dapat memicu pertumbuhan bakteri berbahaya di saluran pencernaan yang dapat menyebabkan kembung, rasa tidak nyaman, dan peradangan. Sebaliknya, menghindari minuman manis justru memungkinkan bakteri baik berkembang biak, sehingga membuat saluran pencernaan lebih sehat.

    Halaman 2 dari 3

    (dpy/up)

  • Fenomena Gerhana Bikin Hewan Berperilaku Aneh

    Fenomena Gerhana Bikin Hewan Berperilaku Aneh

    Jakarta

    Bagi sebagian besar hewan, struktur hari mereka, dan bahkan tahun mereka, bergantung pada siklus terang-gelap. Siklus teratur dan berirama dalam panjang hari ini memberi tahu hewan kapan mereka harus mencari makan, kapan mereka harus tidur, kapan waktunya bermigrasi, dan kapan waktunya berkembang biak.

    Hewan dapat mengetahui semua ini dari berapa jam siang hari yang mereka alami. Namun, siklus Bulan juga sangat memengaruhi perilaku mereka.

    Siklus sinodis Bulan, perjalanan Bulan yang teratur dari Bulan purnama ke Bulan purnama berikutnya selama 28 malam, menyebabkan perubahan medan magnet Bumi, tarikan gravitasi Bulan terhadap Bumi, dan tingkat cahaya di malam hari.

    Banyak spesies dapat mendeteksi hal ini dan menggunakannya untuk menyelaraskan perkembangbiakan mereka. Pemijahan massal di karang menyebabkan puluhan juta telur dilepaskan sekaligus di terumbu bertepatan dengan fase Bulan purnama atau Bulan baru. Namun, apa yang terjadi pada hewan ketika Bulan atau Matahari melakukan sesuatu yang tidak biasa atau tak terduga, seperti gerhana misalnya?

    Gerhana Matahari

    Dari semua peristiwa kosmik, gerhana Matahari mungkin memicu perubahan terbesar dalam perilaku hewan. Hewan-hewan yang aktif di siang hari kebingungan dan kembali ke tempat tinggal malam mereka, sementara hewan-hewan nokturnal mengira mereka kesiangan.

    Gerhana Matahari terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi sejajar pada sumbu yang sama sehingga Bulan sepenuhnya menghalangi Matahari. Di seluruh dunia, kejadian-kejadian perilaku yang tidak biasa biasanya dilaporkan saat semua orang menyaksikan gerhana.

    Saat peristiwa ini terjadi, beberapa spesies laba-laba mulai merusak jaring mereka, seperti yang biasa mereka lakukan di penghujung hari. Setelah gerhana berlalu, mereka mulai membangunnya kembali, mungkin meratapi kurangnya waktu istirahat di antaranya.

    Demikian pula, ikan dan burung yang aktif di siang hari menuju tempat peristirahatan malam mereka, sementara kelelawar nokturnal muncul, seolah tertipu oleh kegelapan yang tiba-tiba.

    Kuda nil di Zimbabwe terlihat meninggalkan sungai mereka saat terjadi gerhana, menuju tempat makan malam mereka di daratan. Di tengah perjalanan, gerhana berlalu, siang hari kembali, dan kuda nil-kuda nil tersebut menghentikan aktivitas mereka. Hewan-hewan tersebut tampak gelisah dan stres setelah gerhana sepanjang sisa hari itu.

    Gerhana Bulan

    Sementara itu, gerhana Bulan terjadi ketika Bulan, Bumi, dan Matahari berada pada posisi yang sangat sejajar, dengan Bumi berada di antara keduanya.

    Saat Bulan melintas tepat di belakang kita, Bumi menghalangi sinar Matahari untuk mencapai Bulan secara langsung, sehingga muncul cahaya kemerahan. Fenomena yang disebut Blood Moon atau Bulan Darah ini hanya dapat terjadi saat purnama, sehingga sulit untuk membedakan dampak gerhana Bulan terhadap hewan dibandingkan dengan Bulan purnama pada umumnya.

    Sebuah studi pada 2010 menemukan bahwa monyet burung hantu Azara, spesies yang umumnya nokturnal, berhenti mencari makan di Argentina selama gerhana Bulan karena dunia mereka tiba-tiba menjadi lebih gelap. Mereka mungkin kesulitan melihat makanan mereka, atau merasa terlalu gugup untuk bergerak dengan aman di antara pepohonan.

    Sekitar tiga kali setahun, supermoon terjadi, yaitu ketika purnama bertepatan dengan perigee, titik ketika Bulan berada paling dekat dengan Bumi. Jarak Bulan ke Bumi bervariasi sepanjang Bulan, karena orbit Bulan bukanlah lingkaran sempurna. Selama perigee, Bulan berada sekitar 46.000 km lebih dekat ke Bumi dibandingkan saat apogee, yakni saat Bulan berada pada posisi terjauh dari Bumi.

    Selama supermoon, tingkat cahaya di malam hari sekitar 30% lebih terang daripada titik mana pun dalam siklus bulanan Bulan, dan tampak jauh lebih besar di langit.

    Dikutip dari The Conversation, Senin (1/9/2025) studi terbaru yang dilakukan Steve Portugal, ahli dalam biologi dan fisiologi hewan dari Royal Holloway University of London, Inggris, menemukan bahwa angsa teritip liar merespons fenomena supermoon ini saat mereka melewati musim dingin di Skotlandia barat daya.

    “Kami memasang perangkat kecil pada hewan tersebut untuk mengukur perilaku mereka dan menemukan bahwa detak jantung dan suhu tubuh angsa meningkat di malam hari selama supermoon, padahal biasanya pada waktu tersebut mereka akan tenang,” tulisnya.

    Burung-burung tidak merespons fenomena supermoon ketika Bulan tertutup awan tebal dan malam tetap gelap. Jadi, tampaknya, mirip seperti manusia, cahaya terang supermoon membangunkan angsa-angsa, menyebabkan detak jantung dan suhu tubuh mereka meningkat, kemungkinan sebagai persiapan untuk siang hari.

    Siklus Bulan dan Makhluk Hidup

    Selama berabad-abad, orang-orang telah terpesona oleh hubungan antara perilaku manusia dan siklus Bulan. Banyak cerita rakyat dan fabel yang dikaitkan dengan interaksi kita dengan Bulan, contoh paling ekstrem mungkin adalah makhluk mitos seperti manusia serigala.

    Maka, tidak mengherankan jika sebelumnya istilah ‘lunatic’ (dari bahasa Latin ‘lunaticus’ yang berarti Bulan), digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang dianggap sakit jiwa, gila, atau tidak terduga, hingga 1930, ketika istilah yang lebih tepat dan sensitif diperkenalkan.

    Dahulu, siklus Bulan dipercaya memengaruhi berbagai perubahan aneh pada fisiologi seseorang dan perilaku masyarakat luas, mulai dari angka kelahiran, kesuburan, epilepsi, hingga sifat argumentatif secara umum. Banyak yang masih percaya bahwa insiden kejahatan kekerasan dan gangguan umum meningkat sekitar waktu purnama.

    Serangkaian studi yang diterbitkan pada akhir 1980-an tidak menemukan bukti sama sekali adanya hubungan antara siklus Bulan dan perilaku manusia. Pengaruh Bulan terhadap manusia mungkin masih menjadi legenda, tetapi kebingungan yang ditimbulkannya di antara hewan liar memang nyata.

    Halaman 2 dari 2

    (rns/fay)