kab/kota: Biak

  • Makan Rebusan-Kukusan yang Keburu Dingin? Hati-hati, Ini Risikonya

    Makan Rebusan-Kukusan yang Keburu Dingin? Hati-hati, Ini Risikonya

    Jakarta

    Makanan rebusan-kukusan begitu nikmat disantap ketika masih hangat. Selain sensasi memakannya akan berbeda, jika terlalu lama didiamkan di suhu ruang, maka bisa menyebabkan pertumbuhan bakteri.

    Spesialis gizi klinis, dr Ardian Sandhi Pramesti, SpGK mengatakan, makanan kukusan-rebusan yang didiamkan di suhu ruang bisa menimbulkan risiko. Salah satunya adalah pertumbuhan bakteri yang dapat menyebabkan keracunan makanan, seperti mual, muntah, dan diare.

    “Ini karena makanan rebus atau kukus punya kadar air tinggi, yang membuatnya rentan terhadap bakteri jika dibiarkan di “danger zone” suhu, yaitu antara 4°C hingga 60°C. Di rentang suhu ini, bakteri seperti Salmonella, E. coli, atau Bacillus cereus bisa berkembang biak dengan cepat, bahkan dua kali lipat setiap 20 menit,” katanya kepada detikcom, Kamis (13/12/2025).

    dr Ardian menuturkan, ada studi yang menunjukkan bahwa salah satu penyebab utama dari penyakit akibat makanan adalah pendinginan yang tidak benar setelah dimasak.

    “Jadi, kalau makanan masak yang panasnya dibiarkan dingin perlahan di suhu ruang, bakteri di makanan itu bisa menghasilkan toksin yang tahan panas, artinya, meski dipanaskan ulang, toksinnya tetap ada dan ini yang menyebabkan infeksi,” tuturnya.

    “Khusus untuk makanan karbohidrat tinggi seperti singkong atau kentang, Bacillus cereus sering jadi masalah karena bisa tumbuh di makanan yang didinginkan lambat,” tambahnya.

    Namun, jika makanan sudah dingin karena disimpan disimpan dengan benar di kulkas dengan suhu

    “Jadi risiko muncul kalau dibiarkan dingin di meja atau suhu ruang terlalu lama,” katanya.

    Oleh karena itu, disarankan untuk mengonsumsi makanan rebus atau kukus seperti ubi, singkong, kentang, atau jagung secara langsung setelah matang. Hal ini untuk memaksimalkan manfaat nutrisi dan meminimalisir risiko keracunan.

    “Tapi, kalau nggak bisa langsung habis, nggak masalah kok, asalkan dinginkan cepat dan simpan langsung di kulkas, terus durasi maksimal 2 jam di suhu ruang, lalu masukkan kulkas, terus bisa dimakan dingin atau dipanaskan ulang sebelum dikonsumsi,” tuturnya.

    Menurut dr Ardian, yang terpenting adalah jangan sering-sering memanaskan dan mendinginkan makanan secara berulang, Hal ini bisa menurunkan kualitas kandungan nutrisinya.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/up)

    Tren Rebusan-Kukusan

    16 Konten

    Tren sarapan pakai menu rebus-rebusan dan kukusan tengah digandrungi Gen-Z. Diklaim lebih sehat karena minim tambahan minyak. Ya lumayan sih, dibanding sarapan nasi-lontong yang tinggi kalori ya kan?

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Awas Basi! Kenali Tanda-tanda Rebusan dan Kukusan Sudah Tak Layak Konsumsi

    Awas Basi! Kenali Tanda-tanda Rebusan dan Kukusan Sudah Tak Layak Konsumsi

    Jakarta

    Makanan rebusan maupun kukusan seperti ubi, singkong, kentang kini digemari oleh kalangan Gen Z. Jenis makanan ini memang sehat sebab rendah lemak dan mempertahankan nutrisi yang lebih baik daripada dengan gorengan.

    Kendati demikian, dibandingkan dengan gorengan, makanan rebusan maupun kukusan cenderung lebih cepat basi. Menurut spesialis gizi klinik, dr Ardian Sandhi Pramesti, SpGK, hal ini karena gorengan memiliki minyak yang bertindak sebagai pengawet alami dan mengurangi kadar air, berbeda dengan kukusan.

    “Kukusan punya kadar air tinggi yang memudahkan bakteri, jamur, atau ragi berkembang biak,” katanya kepada detikcom, Kamis (13/11/2025).

    Karenanya, penting untuk mengetahui tanda-tanda rebusan atau kukusan yang sudah tidak layak konsumsi. Menurut dr Ardian, tanda-tanda pembusukan pada umbi-umbian kukus biasanya muncul dalam 1-3 hari di suhu ruang atau lebih lama jika di kulkas.

    “Jangan konsumsi jika ada gejala berikut, karena bisa menandakan kontaminasi bakteri seperti Salmonella atau E. coli yang berpotensi menyebabkan keracunan makanan (food poisoning),” ungkapnya.

    Adapun beberapa gejala atau tanda pada umbi-umbian tak layak konsumsi yang dimaksud yaitu:

    Perubahan warna: Kulit atau dagingnya menghitam, kecoklatan, atau muncul bintik hitam atau hijau. Misalnya, ubi atau kentang yang mulanya oranye/kuning jadi gelap dan lembek.Bau tidak sedap: Aroma asam, busuk, atau seperti alkohol, bukan bau alami makanan segar. Ini sering disebabkan oleh fermentasi bakteri.Tekstur berubah: Menjadi lembek, berlendir (slimy), atau berair berlebih. Jagung kukus yang biasanya kenyal bisa jadi lembab dan berjamur, sementara singkong atau kentang bisa berubah jadi seperti bubur.Muncul jamur atau gelembung: Bercak putih/hijau (mold) atau gelembung gas di permukaan, tanda aktivitas mikroba yang menghasilkan gas.Rasa aneh: Jika dicicipi (tapi sebaiknya jangan jika sudah curiga), rasanya asam atau pahit tidak wajar.

    Sementara, untuk singkong khususnya, pastikan sudah direbus lalu dikukus dengan matang sempurna. Umbi-umbian ini mengandung senyawa sianida alami yang bisa beracun jika kurang matang.

    “Tapi ini bukan persoalan kondisi basi, melainkan persiapan awal,” tuturnya.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/up)

    Tren Rebusan-Kukusan

    16 Konten

    Tren sarapan pakai menu rebus-rebusan dan kukusan tengah digandrungi Gen-Z. Diklaim lebih sehat karena minim tambahan minyak. Ya lumayan sih, dibanding sarapan nasi-lontong yang tinggi kalori ya kan?

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Sudinkes Jaktim tekankan pentingnya gunakan pelindung diri saat banjir

    Sudinkes Jaktim tekankan pentingnya gunakan pelindung diri saat banjir

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Timur (Jaktim) menekankan pentingnya menggunakan alat pelindung diri (APD) saat beraktivitas di lingkungan yang tergenang air atau banjir.

    “Kami selalu mengingatkan warga untuk menggunakan alat pelindung diri apabila sedang melakukan aktivitas di genangan air ataupun banjir, apalagi sekarang musim hujan,” kata Kepala Sudin Kesehatan Jakarta Timur Herwin Meifendy kepada ANTARA di Jakarta, Senin.

    Dia menyarankan warga untuk mengenakan sepatu boot dan sarung tangan apabila harus berjalan atau bekerja di area yang terkena banjir.

    “Gunakan sepatu boot dan sarung tangan bila melakukan aktivitas di genangan air. Hal ini penting untuk mencegah kulit terpapar langsung oleh air yang mungkin terkontaminasi bakteri atau virus,” ujarnya.

    Selain itu, Herwin mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan menggunakan air bersih dan detergen setiap selesai beraktivitas di luar rumah atau setelah kontak dengan air banjir.

    Kebiasaan sederhana itu dapat mencegah penyebaran penyakit melalui tangan yang kotor. “Setelah beraktivitas di luar rumah, pastikan mencuci tangan dengan air bersih dan detergen sebelum makan atau menyentuh wajah. Ini langkah kecil tapi sangat penting untuk mencegah penyakit menular,” paparnya.

    Dia juga mengingatkan masyarakat agar menghindari kontak dengan air banjir apabila memiliki luka terbuka di kulit. Luka kecil sekalipun dapat menjadi pintu masuk bagi bakteri penyebab leptospirosis yang sering muncul setelah banjir.

    Gejala penyakit ini biasanya berupa demam tinggi, nyeri otot, dan sakit kepala, dan bisa berujung fatal bila tidak segera ditangani.

    Selain itu, kata dia, menjaga kebersihan lingkungan menjadi kunci penting lainnya dalam upaya pencegahan penyakit.

    Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di lingkungan masing-masing, seperti menjaga kebersihan rumah dan halaman, tidak membuang sampah sembarangan, serta memastikan saluran air tidak tersumbat.

    “Selalu menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan PHBS. Ini sangat penting agar lingkungan tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk atau tikus yang dapat membawa penyakit,” ucap Herwin.

    Adapun penyakit menular yang sering muncul saat musim hujan dan banjir di antaranya Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditularkan oleh nyamuk dan Leptospirosis ditularkan melalui tikus.

    Selain itu, ada penyakit yang disebabkan oleh kondisi sanitasi lingkungan yang kurang baik seperti diare, penyakit kulit (gatal-gatal) dan penyakit lainnya.

    Kelompok masyarakat yang paling rentan terkena penyakit tersebut seperti anak-anak, lanjut usia (lansia), dan petugas kebersihan yang sering bersentuhan langsung dengan air atau lumpur di wilayah banjir.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • KKP Berdayakan Masyarakat Pesisir Secara Berkelanjutan Lewat Program KNMP

    KKP Berdayakan Masyarakat Pesisir Secara Berkelanjutan Lewat Program KNMP

    Jakarta

    Di bawah langit biru dan di atas lautan yang tak bertepi, Indonesia tumbuh sebagai negeri maritim yang diberkahi kekayaan alam melimpah. Laut menjadi urat nadi perekonomian bangsa-dari hasil tangkapan nelayan, budidaya perikanan, hingga pariwisata bahari yang menopang kesejahteraan rakyat.

    Namun, di balik gemerlap potensi itu, masih banyak masyarakat pesisir yang belum merasakan sepenuhnya manfaat dari kekayaan laut negeri sendiri. Banyak nelayan masih hidup dalam keterbatasan fasilitas, akses ekonomi, dan peluang untuk berkembang.

    Berangkat dari kondisi tersebut, Presiden RI Prabowo Subianto mencanangkan program Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP). Program ini merupakan sebuah inisiatif besar yang dirancang untuk membangkitkan kembali martabat nelayan dan memperkuat ekonomi pesisir.

    “Kita ingin petani dan nelayan kita kembali bangga menjadi tulang punggung bangsa, menjadi produsen makanan. Hidup petani dan nelayan kita harus baik, harus bagus,” ujar Prabowo, beberapa waktu lalu.

    “Untuk itu kita akan bangun 1.100 desa nelayan,” sambungnya.

    Bangun Ekonomi dari Laut, Kuatkan Rakyat dari Pesisir

    Program KNMP menjadi salah satu wujud nyata pelaksanaan Asta Cita Prabowo dalam memperkuat ekonomi desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan RI (KKP), pemerintah membangun 1.100 kampung nelayan yang tidak hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga pada peningkatan kapasitas manusia di dalamnya.

    “KNMP merupakan program terobosan pemerintah untuk mengubah wajah kampung nelayan tradisional menjadi lebih modern dan produktif,” kata Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono.

    “Program ini merupakan arahan langsung Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat pesisir. Kami harus pastikan program ini berjalan dengan benar dan bermanfaat,” sambungnya.

    Fasilitas yang dibangun mencakup area tambat kapal, tempat pelelangan ikan, ruang penyimpanan dingin (cold storage), stasiun pengisian bahan bakar nelayan, serta sarana pengolahan hasil laut.

    Namun, esensi dari program ini jauh melampaui bangunan fisik. Infrastruktur hadir bukan sekadar berdiri, tetapi menjadi ruang yang menumbuhkan harapan, melindungi aktivitas, dan membuka kesempatan. Adapun pembangunan 65 dari 100 titik KNMP ditargetkan rampung pada akhir tahun ini.

    Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Lotharia Latif menjelaskan pembangunan infrastruktur perlu didukung oleh SDM yang kompeten dan kreatif, sehingga melalui kegiatan ini para pengelola KNMP di 65 lokasi dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.

    “Kita menyadari bahwa sebaik apapun infrastruktur dibangun tanpa dukungan SDM yang kompeten dan kreativitas hasilnya tidak akan optimal. Melalui kegiatan ini, diharapkan seluruh pengelola operasi desa Kampung Nelayan Merah Putih di 65 lokasi KNMP akan mendapatkan pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi manajerial koperasi secara optimal,” ucapnya.

    Nelayan Mandiri, Ekonomi Berdaya

    Di setiap KNMP, rasa aman dan kemandirian menjadi fondasi. Melalui pelatihan dan pendampingan, para nelayan dibekali keterampilan baru mulai dari cara menangkap dan mengolah hasil laut, hingga memasarkan produknya secara mandiri. Langkah ini menjadikan nelayan bukan lagi sekadar pekerja, melainkan wirausaha pesisir yang memahami seluruh rantai nilai ekonomi perikanan.

    Integrasi kelembagaan juga dilakukan lewat Koperasi Desa Merah Putih (KDMP), yang berperan mengelola fasilitas, memastikan keberlanjutan usaha, dan menjamin manfaat ekonomi kembali langsung ke masyarakat. Tak hanya fasilitas, kolaborasi ini juga membangun pemberdayaan di dalamnya.

    “Dengan infrastruktur yang baik dan sumber daya manusia yang berdaya, kita bisa melahirkan ekonomi pesisir yang tangguh,” demikian pesan semangat yang mewarnai pelaksanaan KNMP.

    Perkuat Sektor Ekonomi di Biak Numfor

    Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Biak Numfor, Papua menyebut program ini bertujuan untuk meningkatkan ekonomi keluar nelayan di pesisir.

    “Biak Numfor diharapkan bisa mendapatkan program pembangunan Kampung Nelayan Merah Putih dari KKP, seperti halnya replikasi Kampung Nelayan Modern (Kalamo) Samber-Binyeri,” ujar Kepala DKP Biak Numfor Effendi Igrisa, dikutip dari Antara.

    Senada dengan Trenggono, Effendi mengatakan KNMP dirancang khusus untuk mengubah wajah kampung atau desa pesisir menjadi kampung budidaya lebih produktif dan terintegrasi. Keberadaan KNMP di Biak Numfor sendiri telah menjadi percontohan dalam KNMP di seluruh wilayah di Indonesia.

    (akd/ega)

  • Awal Mula Wanita Umur 24 Kena Kanker Stadium 3, Sempat Dikira Cuma Wasir

    Awal Mula Wanita Umur 24 Kena Kanker Stadium 3, Sempat Dikira Cuma Wasir

    Jakarta

    Wanita berusia 24 tahun, Meagan Meadows didiagnosis kanker usus besar stadium 3. Tidak merasakan gejala aneh, Meagan hanya melihat ada darah di tinjanya.

    Dikutip dari laman Business Insider, Meagan baru saja memulai aktivitas mengajar mahasiswa dengan gelar master pendidikan yang baru diperolehnya. Suatu ketika dia melihat ada sedikit darah di tinjanya. Meski samar dan hampir tidak membuanya takut, dia tetap menceritakan kekhawatirannya kepada beberapa teman.

    Dia menduga darah tersebut disebabkan oleh wasir, stres, atau ada yang salah dengan pola makannya. Dokter mengatakan, kemungkinan besar hal tersebut bukan masalah serius, sebab usianya yang masih muda.

    Semua tes dan pemindaian awal menunjukkan hasil yang hampir normal, kecuali kekurangan zat besi ringan dan penebalan dinding usus yang mungkin disebabkan karena dehidrasi atau kekurangan serat. Meski demikian, dia tetap melakukan kolonoskopi.

    Prosedur tersebut mengungkap adanya tumor seukuran kacang kenari di usus besarnya. Biopsi kemudian menunjukkan bahwa itu adalah kanker. Serangkaian tes lanjutan menunjukkan kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya.

    “Ketika saya bangun, mereka meminta ibu saya untuk masuk dan menjemput saya agar kami semua bisa berada di ruangan bersama dokter,” ujarnya.

    “Sulit untuk mencernanya.”

    Dia mengaku terkejut dengan diagnosa tersebut dan senang karena telah memperjuangkan dirinya dan menjalani kolonoskopi, meski berharap pemeriksaan tersebut dilakukan lebih cepat. Sejak itu, dia terus membagikan pengalamannya di TikTok menceritakan tetang diagnosanya. Dia berharap, dirinya bisa mendorong anak muda lain untuk memeriksakan diri, meski mereka mungkin berpikir tidak ada masalah.

    “Jika saya tahu banyak anak muda yang didiagnosis kanker usus besar, saya akan menganggap gejalanya lebih serius,” kata Meagan.

    Menjalani Kemoterapi

    Kemoterapi dan operasi bisa memengaruhi kesuburan di kemudian hari. Meagan harus segera memutuskan sebelum menjalani perawatan apakah dia ingin memiliki anak.

    Ia tetap memilih untuk melakukan tindakan tersebut dan menjalani perawatan kesuburan yang mahal. Prosedur yang dilakukan termasuk pengambilan sel telur dan obat-obatan yang dibutuhkan.

    “Semuanya terasa begitu surealis. Saya berubah dari seorang gadis normal berusia 24 tahun menjadi sekarang harus merencanakan sesuatu yang bahkan tidak saya pertimbangkan selama bertahun-tahun,” ujarnya.

    Meagan terpaksa menunda kariernya dan menjadi guru pengganti tanpa bayaran. Sistem kekebalan tubuhnya yang melemah membuatnya berisiko di sekolah, tempat kuman bisa berkembang biak dengan cepat.

    Di tengah rangkaian kemoterapi, dia mengatakan bisa bertahan dengan bantuan keluarga, teman, dan pacarnya. Dia juga mengadopsi seekor anak anjing dari penampungan hewan setempat.

    Dalam mengelola sesi kemoterapi yang berlangsung selama berjam-jam dan waktu istirahat setelahnya dia punya beberapa buku untuk dibaca. Dia juga berharap bisa mempelajari hobi baru seperti merenda.

    “Kemoterapi jelas sangat membebani, baik secara mental maupun fisik. Dan sulit rasanya mengetahui bahwa tidak ada kemungkinan 100% kanker itu tidak akan kambuh. Saya hanya menjalaninya hari demi hari dan berusaha menikmati apa yang saya bisa,” kata Meagan.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/kna)

  • Hasil Super League 2025/2026: PSBS Tumbangkan Persita 2-1

    Hasil Super League 2025/2026: PSBS Tumbangkan Persita 2-1

    JAKARTA – PSBS Biak berhasil meraih tiga poin penuh saat menjamu Persita Tangerang pada pekan ke-12 Super League 2025/2026. Hasil itu dipastikan setelah tim Badai Pasifik menang 2-1 di kandang.

    PSBS Biak menjamu Persita Tangerang di Stadion Maguwoharjo pada Kamis, 6 November 2025, sore WIB. Pada laga itu, Persita yang bertindak sebagai tim tamu lebih dulu mengejutkan tuan rumah karena unggul 1-0 saat laga baru berjalan 10 menit.

    Skor itu tercipta lewat aksi Rayco Rodriguez menusuk dari sisi kiri dan melaju ke depan kotak penalti. Sandro Anibal berupaya membuang bola dari kaki Rayco, tapi malah menjebol gawang sendiri.

    Tertinggal lewat gol bunuh diri, PSBS beberapa kali coba menyerang pertahanan Persita, tapi selalu gagal. Skor 1-0 bertahan sampai babak pertama usai.

    Masuk ke babak kedua, PSBS menaikkan intensitas serangan untuk segera menyamakan skor. Tim tuan rumah akhirnya bisa menyamakan skor pada menit ke-69 lewat Ruyery Blanco.

    Kala itu, Blanco melepaskan tembakan keras yang tak bisa dihalau Igor Rodrigues di bawah mistar Persita. Skor pun berubah jadi 1-1.

    Setelah imbang, PSBS terus mencari peluang. Kali ada kans terbuka lewat upaya Yano yang akhirnya sukses mencatatkan perdana namanya di papan skor.

    Aksinya pada menit ke-90+2 berhasil membuat skor berubah unggul bagi PSBS jadi 2-1 hingga akhir laga.

    Dengan tambahan tiga poin, PSBS keluar dari zona merah untuk merangkak ke posisi ke-15 dengan sembilan poin dari 11 laga, unggul satu angka dari Persijap Jepara di posisi ke-10.

    Persita turun ke posisi kelima klasemen Super League dengan 18 poin, selisih satu angka dari Persib Bandung di urutan keempat.

  • Polda Papua Salurkan 165 Ton Beras di 3 Provinsi untuk Jaga Stabilitas Harga

    Polda Papua Salurkan 165 Ton Beras di 3 Provinsi untuk Jaga Stabilitas Harga

    Jayapura

    Kepolisian Daerah (Polda) Papua melaksanakan Gerakan Pangan Murah dengan menyalurkan sebanyak 165 ton beras SPHP ke tiga Provinsi Papua, Provinsi Papua Selatan, dan provinsi Papua Pegunungan. Tujuannya, untuk memastikan masyarakat di tiga provinsi tersebut memperoleh beras dengan harga yang terjangkau menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2026.

    Pelepasan pendistribusian dilakukan secara simbolis oleh Wakapolda Papua Brigjen Faizal Ramadhani di Mapolda Papua, Kamis (6/11/2025). Acara ini juga dihadiri Irwasda Polda Papua, DirReskrimsus Polda Papua, Kabid Humas Polda papua, Kakanwil Bulog Papua, Kepala Dinas Tanaman pangan,holtikultura dan pangan Provinsi Papua, Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Papua, Kepala Dinas DPMPTSP Provinsi Papua, Kapolreta Jayapura, Kapolres Jayapura, Kapolres Sarmi dan Kapolres Keerom.

    Dari total 165 ton beras, sebanyak 95 ton akan disalurkan di wilayah Provinsi Papua. Penyaluran dilakukan melalui Ditreskrimsus Polda Papua sebanyak 20 ton, serta delapan Polres di antaranya Polresta Jayapura Kota, Polres Jayapura, polres Keerom, polres Sarmi, polres Biak Numfor, polres Supiori, polres Waropen, dan polres Kepulauan Yapen. Distribusi ke wilayah Jayapura hingga Sarmi menggunakan 12 truk.

    Sementara itu, Provinsi Papua Selatan mendistribusikan beras SPHP sebanyak 40 ton beras yang akan disalurkan masing-masing 10 ton melalui Polres Merauke, 10 ton polres Boven Digoel, 10 ton polres Asmat, dan 10 ton polres Mappi. Adapun Provinsi Papua Pegunungan juga menyalurkan sebanyak 30 ton beras SPHP Bulog yang akan disalurkan melalui Polres Jayawijaya 10 ton, polres Mamberamo Tengah 10 ton , dan polres Lanny Jaya 10 ton.

    Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Papua Kombes I Gde Era Adhinata mengatakan Gerakan Pangan Murah merupakan kerja sama Polri dengan Perum Bulog. Dia mengatakan tujuan kegiatan ini menjaga stabilitas harga beras di pasaran dan membantu meringankan beban masyarakat.

    “Kami tidak hanya bertugas menjaga keamanan dan menegakkkan hukum tetapi juga menjamin ketahanan pangan masyarakat. Melalui kegiatan ini, diharapkan fluktuasi harga beras dapat terkendali dan kebutuhan warga tetap terpenuhi,” ujar Era Adhinata.

    Ia mengatakan harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah untuk wilayah Papua sebesar Rp 13.500/Kg. Namun, penjualan beras SPHP hanya dikemas menggunakan karung ukuran5 Kg dijual dengan harga HET 67.500.

    Dalam Keputusan Kapolri Nomor : KEP/ 1296/VII/2025, tanggal 27 Agustus 2025, telah ditetapkan target penyaluran beras SPHP untuk Polda Papua sebanyak 2.507.029 Kg atau sama dengan 2.508 Ton.

    Terakhir, ia berharap melalui pendistribusian beras ini mampu memperkuat ketersediaan stok pangan di daerah-daerah dan mencegah potensi kelangkaan menjelang periode akhir tahun.

    “Dengan adanya gerakan ini, Polda Papua berharap distribusi beras di tiga provinsi yakni Papua, Papua Selatan, dan Papua Pegunungan dapat berjalan merata dan berkontribusi dalam menjaga stabilitas harga pangan di tengah masyarakat,” pungkas Era.

    (zap/isa)

  • Gatal Bisa Jadi Salah Satu Gejala Diabetes, Seperti Ini Ciri-cirinya

    Gatal Bisa Jadi Salah Satu Gejala Diabetes, Seperti Ini Ciri-cirinya

    Jakarta

    Diabetes adalah penyakit parah dan biasanya seumur hidup yang menyebabkan kadar gula darah tinggi yang berbahaya. Ada dua jenis, yakni tipe 1 dan tipe 2, dengan diabetes tipe 2 yang lebih umum yakni sekitar 90 persen kasus.

    Hal ini dipicu oleh berbagai faktor, seperti kelebihan berat badan, kurang aktivitas fisik, atau kecenderungan genetik terhadap penyakit diabetes. Sementara, penyebab pasti dari diabetes tipe 1 masih belum jelas.

    Dengan mempertimbangkan hal ini, seorang profesional medis memberikan indikator peringatan diabetes yang perlu diwaspadai.

    “Diabetes terkadang tidak terdeteksi karena beberapa gejala tidak disadari. Tetapi, sebaiknya diabetes diidentifikasi lebih dini agar Anda dapat menghindari komplikasi di kemudian hari atau bahkan terhindar dari diabetes sama sekali,” terang dokter umum di Lloyds Pharmacy Online, Dr Neel Patel, dikutip dari Mirror UK.

    Dr Patel menyoroti satu indikasi diabetes tipe 2 yang kurang diperhatkan dan perlu diwaspadai, yakni gatal pada area alat kelamin atau sariawan. Hal ini terjadi karena kadar gula darah yang terlalu tinggi.

    Gatal dan rasa terbakar pada alat kelamin dapat mengindikasikan infeksi jamur pada wanita atau pria. Infeksi jamur yang sering terjadi merupakan tanda diabetes tipe 2.

    Pada diabetes, kadar glukosa darah bisa sangat tinggi, yang dapat menciptakan kondisi ideal bagi pertumbuhan jamur alami dan juga mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.

    Diabetes juga dapat menyebabkan kadar glukosa yang lebih tinggi dalam urine, yang merupakan tempat lain yang sangat cocok bagi jamur untuk berkembang biak. Hal ini dapat dengan mudah disalahartikan sebagai infeksi menular seksual (IMS), yang dapat menyebabkan gatal di area tersebut.

    Namun, jika dirasakan bersamaan dengan gejala diabetes lainnya, kemungkinan besar rasa gatal itu adalah tanda seseorang mengidapnya. Dr Patel menyampaikan gejala-gejala lain yang perlu diwaspadai, yakni:

    Buang air kecil lebih sering dari biasanya, terutama saat malam.Rasa haus yang tidak biasa.Merasa lelah.Berat badan turun tanpa disadari.Luka sembuh dalam waktu yang lebih lama.

    Dr Patel mengungkapkan kelompok yang paling berisiko terkena diabetes. Termasuk juga orang dengan ukuran pinggang yang tidak sehat dan orang-orang yang menyimpan terlalu banyak lemak di sekitar pankreas dan hati.

    “Umumnya, orang yang kelebihan berat badan atau obesitas lebih berisiko terkena diabetes tipe 2,” tuturnya.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/naf)

  • Pemuda Banyuwangi Ciptakan Aplikasi Identifikasi Spesies Hiu Berbasis AI
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        4 November 2025

    Pemuda Banyuwangi Ciptakan Aplikasi Identifikasi Spesies Hiu Berbasis AI Surabaya 4 November 2025

    Pemuda Banyuwangi Ciptakan Aplikasi Identifikasi Spesies Hiu Berbasis AI
    Tim Redaksi
    BANYUWANGI, KOMPAS.com
    – Seorang pemuda asal Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, Jawa Timur, Oka Bayu Pratama menciptakan inovasi berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk membantu pelestarian hiu di Indonesia.
    Aplikasi tersebut bernama SeeShark yang diklaim mampu mengidentifikasi spesies hiu secara cepat dan akurat, bahkan dari potongan tubuh seperti sirip atau kulit, dengan tingkat akurasi mencapai 95,3 persen.
    Inovasi itu diciptakan karena keprihatinannya terhadap kondisi darurat konservasi hiu di Indonesia meski diketahui sebagai negara dengan keanekaragaman hiu tertinggi di dunia yang menyimpan 114 dari sekitar 500 jenis hiu di planet ini.
    Namun, Indonesia juga menjadi penangkap hiu terbesar secara global, dengan tangkapan rata-rata mencapai 110.000 ton per tahun, yang disebutnya mengkhawatirkan karena sebagian besar spesies hiu memiliki reproduksi yang lambat.
    “Banyak spesies baru bisa berkembang biak setelah berumur belasan tahun. Jika terus dieksploitasi tanpa data yang akurat, populasi mereka akan punah,” kata Oka, Selasa (4/11/2025).
    Masalah utama yang ia temukan di lapangan yakni lemahnya sistem identifikasi spesies hiu di pelabuhan pendaratan ikan, karena petugas enumerator kerap kesulitan mencatat data spesies karena hiu yang didaratkan sering kali sudah dalam bentuk potongan.
    Menurutnya, jika petugas harus menebak, kebijakan konservasi tak bisa efektif.
    Oleh karena itu, ia kemudian mengembangkan SeeShark bersama timnya di organisasi kepemudaan Garda Lestari.
    Aplikasi SeeShark
    dibangun menggunakan teknologi
    deep learning
    dengan basis data lebih dari 9.600 foto dari 10 spesies hiu paling rentan.
    “Selain memberikan hasil identifikasi cepat, SeeShark juga menampilkan status konservasi berdasarkan IUCN dan perlindungan CITES secara otomatis,” kata dia.
    Pengembangan SeeShark dilakukan secara mandiri. Oka membiayai risetnya dari hasil usaha budidaya lele yang dijalankan di
    Banyuwangi
    .
    “Untuk operasional di lapangan dan pengumpulan data, saya gunakan keuntungan usaha budidaya lele. Dari situ kami mulai bisa uji coba langsung ke pelabuhan,” ucap dia. 
    Kini, aplikasi tersebut telah diuji coba di tiga pelabuhan utama, yakni Banyuwangi, Lamongan, dan Lombok Timur, dan berhasil mengidentifikasi lebih dari 1.000 gambar hiu di lapangan.
    Proyek ini juga telah mendapatkan validasi teknis dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta dua hak cipta dan satu permohonan hak paten.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kodok Ajaib yang Berubah Kuning Cerah Hanya Dua Hari Setahun

    Kodok Ajaib yang Berubah Kuning Cerah Hanya Dua Hari Setahun

    Jakarta

    Ada banyak rahasia alam yang belum kita ketahui, salah satunya bagaimana spesies kodok tertentu bisa berubah warna menjadi kuning di waktu khusus. Ini terjadi pada Asian Common Toads.

    “Asian Common Toads (Duttaphrynus melanostictus) adalah katak yang sangat cepat berkembang biak. Katak jantan akan berubah warna dari cokelat menjadi kuning cerah selama dua hari ketika memasuki masa kawin,” demikian penjelasan sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Ichthyology & Herpetology.

    Studi ini dilakukan untuk menjawab mengapa amfibi ini berubah warna menjadi kuning neon selama 48 jam setiap tahunnya. Jawabannya, sesuai dugaan sebelumnya, perubahan tersebut untuk menarik kodok betina.

    “Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa warna kuning yang ditunjukkan oleh kodok jantan ditujukan agar dapat dengan mudah dibedakan dari kodok betina berwarna cokelat dari sudut pandang kodok,” tulis para peneliti seperti dikutip dari IFL Science, Selasa (4/11/2025).

    Secara intuitif, hal ini mungkin masuk akal, tetapi bukan berarti tidak perlu dibuktikan. Jadi untuk membuktikannya, tim tersebut mengambil pendekatan bercabang dua. Pertama, mereka membuat simulasi menjadi kodok. Menggunakan model komputer dan data spektrometer tentang warna hewan, mereka mengembangkan semacam simulator penglihatan kodok yang memungkinkan mereka melihat dunia melalui mata amfibi.

    “Kami menduga bahwa dikromatisme seksual dinamis pada Asian Common Toads telah berevolusi sebagai sinyal visual yang memediasi pengenalan pasangan secara cepat dalam kelompok perkembangbiakan yang padat dan terbatas waktu,” beber para penulis.

    Mereka menambahkan fakta bahwa dikromatisme seksual dinamis bertindak sebagai sinyal visual untuk memungkinkan pengenalan pasangan secara cepat dengan cara yang kemungkinan mengurangi ketidakcocokan jantan-jantan yang merugikan.

    Ketika kodok ingin kawin, mereka tidak punya waktu untuk hal-hal seperti memastikan kodok yang diincarnya benar-benar betina. Bahkan, mereka hampir tidak punya waktu untuk memastikan itu benar-benar kodok.

    “Kodok jantan mengamplifikasi (menempel) segala sesuatu yang berwarna cokelat, bahkan kumbang kacang sekalipun,” ujar Doris Preininger, seorang peneliti dan herpetologis di Vienna Zoo dan salah satu penulis makalah baru tersebut.

    Ketika tim menciptakan dua model kodok, satu cokelat dan satu kuning cerah, dan menempatkannya di dekat beberapa kodok yang ingin kawin, buktinya tampak jelas. “Selama eksperimen model, kodok jantan melakukan kontak fisik dua kali lebih banyak dengan model kodok berwarna cokelat dan memeluknya 40 kali lebih banyak dibandingkan model kodok kuning,” kata para peneliti.

    Namun menariknya, warna kuning tidak menandakan kesesuaian untuk berkembang biak. Singkatnya, kodok betina tidak punya banyak pilihan dalam seluruh pesta kawin kodok. Jadi kodok jantan tidak perlu menunjukkan betapa kuat atau sehatnya mereka.

    “Kami membandingkan ukuran, berat, dan kondisi tubuh. Kodok jantan kuning belum tentu lebih kuat atau lebih besar,” kata para peneliti.

    “Warnanya hanya menunjukkan bahwa itu jantan, tidak lebih tidak kurang. Tapi bagaimana hormon-hormon ini mempertahankan rona kuning itu selama satu atau dua hari masih belum sepenuhnya kami pahami,” kata mereka.

    Dengan kata lain, jika seekor katak jantan berubah menjadi kuning cerah, hal itu sementara hanyalah cara mudah untuk memastikan kodok jantan lain tidak mencoba kawin dengannya. Demikian pula, jika semua kodok berwarna kuning neon, mereka akan lebih mudah dihindari dan fokus hanya tertuju pada kodok betina.

    “Kodok jantan akan berkelahi, menendang, dan mencoba mengusir kodok jantan lain yang sudah menunggangi kodok betina,” ujar ahli herpetologi dan peneliti Vienna Zoo Susanne Stückler.

    Begitu bebas dan bertelur, kodok betina akan menyelam secepat mungkin. Mereka meninggalkan area kawin, mencoba bersembunyi di lubang-lubang dari gerombolan kodok jantan yang mengejar mereka saat keluar.

    “Terkadang, beberapa kodok jantan mencoba berkawin secara bersamaan dengan kodok betina yang sama. Hal itu bahkan dapat menyebabkan kodok betina tenggelam,” kata Stückler.

    Setidaknya, peristiwa ini akan berlangsung selama kurang lebih dua hari. “Sehari setelah kejadian, hanya akan terlihat untaian telur di air. Sekitar seminggu kemudian, kecebong akan menetas dan menyebar. Lalu tepat pada waktunya di tahun depan, mereka akan ‘berpesta’ mengulang siklus serupa,” tutup para peneliti.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: BRIN Temukan Spesies Tumbuhan Baru Homalomena chikmawatiae dari Riau”
    [Gambas:Video 20detik]
    (rns/fay)