kab/kota: Biak

  • Apa Itu Kamitetep, Kenapa Hewan Ini Banyak Muncul di Rumah?

    Apa Itu Kamitetep, Kenapa Hewan Ini Banyak Muncul di Rumah?

    Jakarta

    Kamitetep hewan apa cukup banyak dicari di internet. Sebabnya, hewan ini sering ditemukan di rumah dan bentuknya sangat aneh.

    Wujudnya begini. Kamitetep seperti ulat berkepompong yang menyerupai biji labu, berbentuk pipih, lunak, dan berwarna cokelat muda. Pasti kamu pernah lihat deh, sebab hewan ini suka ditemukan di dinding, lantai, sudut lemari, kasur, hingga kolong tempat tidur.

    Jadi, kamitetep hewan apa? Sebenarnya, kamitetep adalah spesies ngengat (lepidoptera). Nama ilmiah kamitetep ialah Phereoeca uterella dan penyebarannya meliputi sebagian Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur.

    Penyebab Kamitetep Muncul

    Makhluk ini termasuk hama yang menyukai tempat lembap, berdebu, dan kurang sinar Matahari, sehingga rumah atau tempat yang jarang dibersihkan dan memiliki kelembapan tinggi menjadi tempat yang ideal bagi mereka untuk berkembang biak. Celah dan retakan di dinding, jendela, dan pintu pun bisa menjadi tempat masuk bagi kamitetep.

    Apalagi, makanan kamitetep adalah debu dan kotoran. Selain itu, dia juga melahap serat sutera dan jaring laba-laba. Itulah mengapa rumah menjadi daya tarik bagi kamitetep.

    Yang parahnya lagi, kamitetep juga suka merusak pakaian dan barang-barang. Misalnya, barang-barang berbahan alami yakni kain sutera dan kain wol.

    Cara Mencegah Kamitetep Muncul

    Di samping geli melihat kamitetep yang wujudnya seperti itu, hewan yang satu ini juga dapat menyebabkan berbagai permasalahan kulit. Jika terkena langsung, gangguan yang dapat dialami termasuk bentol-bentol, gatal, dan ruam.

    Nah, karena itu, penting sekali untuk mencegah kamitetep masuk dan berkembang biak di dalam rumah. Adapun hal-hal yang bisa kamu coba, antara lain:

    Rutin bersihkan rumah. Pastikan rumah selalu bersih dan bebas dari debu dan kotoranJaga tingkat kelembapan rumah dengan menggunakan pendingin ruangan, dehumidifier, atau mengupayakan ventilasi yang baik untuk menjaga kelembapan rumahBersihkan sarang laba-laba. Hilangkan sarang laba-laba di rumah, karena ini adalah salah satu sumber makanan kamitetepTutup celah dan retakan di dinding, jendela, dan pintu untuk mencegah kamitetep masukBasmi dengan bahan kimia atau insektisida. Jika kamitetep sangat banyak, kalian bisa menggunakan bahan kimia atau pestisida untuk membunuhnya, seperti menggunakan larutan air sabun atau memakai insektisida alami seperti minyak neem, minyak alami dari biji mimba.

    Lihat juga Video ‘Gemasnya Robot Hewan Peliharaan Buatan Casio’:

    (ask/afr)

  • Viral Day 3 Nikah Berujung Masuk RS usai Honeymoon, Inikah Pemicunya?

    Viral Day 3 Nikah Berujung Masuk RS usai Honeymoon, Inikah Pemicunya?

    Jakarta

    Viral curhat wanita di TikTok sebagai pasangan suami istri baru, berakhir dirawat di rumah sakit pasca honeymoon di Jepang. Ia mengaku mengalami infeksi saluran kemih pasca honeymoon. Kondisi ini juga kerap dikaitkan dengan fenomena ‘honeymoon cystitis’.

    “Honeymoon berujung masuk RS di Jepang. Infeksi saluran kemih,” tuturnya dalam video viral yang dilihat detikcom Kamis (20/11/2025).

    “Pengalaman apa yang kalian rasain pas jadi pengantin baru?” tanyanya dalam konten tersebut, dikutip atas izin yang bersangkutan.

    Sontak postingan ini mengundang beragam reaksi netizen. Salah satunya mengaku khawatir menghadapi malam pertama, beberapa yang lain juga mempertanyakan pemicu yang bersangkutan sampai harus dirawat di RS.

    Spesialis urologi dr Nur Rasyid menjelaskan kondisi viral yang disebut-sebut honeymoon cystitis ini sebenarnya merupakan infeksi kandung kemih atau infeksi saluran kemih (ISK) yang terjadi ketika bakteri masuk dan berkembang biak di saluran kemih.

    “Disebut ‘honeymoon cystitis’ itu lebih karena fenomenanya sering terjadi setelah aktivitas seksual, termasuk saat honeymoon. Tapi sebenarnya, infeksi ini bisa terjadi kapan saja, tidak hanya ketika baru menikah,” beber dr Rasyid kepada detikcom Rabu (19/11/2025).

    Ia menerangkan, saluran kemih wanita memang secara anatomi lebih pendek ketimbang laki-laki. Jarak antara lubang saluran kemih (uretra) dan kandung kemih hanya sekitar dua sentimeter. Kondisi ini membuat bakteri lebih mudah masuk ke kandung kemih.

    “Pada tubuh manusia, terutama di saluran cerna dan vagina, ada bakteri yang sebenarnya normal berada di sana. Namun saat berhubungan seksual, gerakan yang terjadi bisa mendorong bakteri tersebut masuk ke kandung kemih,” jelasnya.

    Ia menyebut Escherichia coli (E. coli) sebagai bakteri yang paling sering menyebabkan ISK. Bakteri ini normal hidup di usus, tetapi ketika masuk ke kandung kemih, ia dapat memicu infeksi dan perlu diobati.

    Faktor risiko honeymoon cystitis

    Selain karena aktivitas seksual, risiko ISK juga meningkat pada kelompok usia lanjut atau wanita yang sudah memasuki masa menopause.

    “Setelah menopause, kadar estrogen menurun sehingga pelumasan alami berkurang. Jaringan di area genital juga menjadi lebih rapuh. Itu membuat bakteri lebih mudah masuk dan menyebabkan infeksi,” tambahnya.

    Namun pada wanita muda, fenomena honeymoon cystitis biasanya terjadi karena kurangnya pelumasan saat berhubungan seksual, terutama pada pasangan baru.

    “Kadang-kadang hubungan sudah dimulai sebelum pelumasan cukup. Itu bisa menyebabkan iritasi pada saluran kemih, dan iritasi ini memudahkan bakteri masuk,” kata dr Rasyid.

    Ia menegaskan, kondisi ini umum terjadi dan bisa dialami siapa saja. Namun bila menimbulkan keluhan, seperti nyeri saat buang air kecil, anyang-anyangan, demam, atau kencing berdarah, segera periksa ke dokter agar mendapat penanganan tepat.

    Tonton juga video “Honeymoon Maut di Solok Sumbar, Istri Tewas Diduga Keracunan Gas”

    Halaman 2 dari 2

    (naf/naf)

  • Spesies Baru ‘Kaki Seribu Naga’ Ditemukan di Thailand

    Spesies Baru ‘Kaki Seribu Naga’ Ditemukan di Thailand

    Jakarta

    Para ilmuwan mendokumentasikan perkawinan seekor kaki seribu naga berduri di dinding gua di Thailand utara dan mengonfirmasinya sebagai spesies baru. Tim melaporkan setidaknya terdapat kesenjangan DNA sebesar 10% dari kerabat dekatnya.

    Penemuan ini berasal dari survei keanekaragaman hayati pada 2024 di Gua Pha Daeng di Provinsi Mae Hong Son. Hewan ini hidup di permukaan batu yang lembap dan bergerak di celah-celah sempit tempat lumut menjaga kelembapan batu.

    Anggota baru Desmoxytes

    Penelitian ini dipimpin oleh Ruttapon Srisonchai, seorang ahli biologi di Universitas Khon Kaen dan Universitas Chulalongkorn. Penelitiannya berfokus pada sistematika kaki seribu dan keanekaragaman hayati Asia Tenggara.

    Dikutip dari Earth.com, spesies ini termasuk dalam Desmoxytes, kelompok yang dikenal karena duri lateral yang tajam dan bentuk tubuh yang rumit yang didokumentasikan dalam revisi komprehensif. Duri-duri tersebut tidak membentuk sayap, tetapi menonjol dari setiap cincin dan menciptakan siluet bergerigi.

    Tubuhnya berwarna cokelat tua, yang membantunya menyatu dengan batu kapur basah. Kaki dan antenanya yang panjang dan ramping memungkinkannya menjelajahi celah-celah tempat air merembes.

    Populasinya sejauh ini terbatas di gua dan beberapa situs terdekat di Mae Hong Son. Jejak sempit itu menandakan bahwa mereka adalah spesies spesialis yang bergantung pada iklim mikro dinding batu yang stabil.

    Bagaimana ilmuwan menyebutnya Desmoxytes

    Para peneliti menggunakan taksonomi integratif, sebuah metode yang menggabungkan ciri-ciri yang terlihat dengan bukti DNA untuk menguji batas-batas spesies, untuk membuat keputusan. Mereka memeriksa detail bentuk, lalu menambahkan pengurutan gen untuk memeriksa apakah garis keturunannya berbeda.

    Dengan menggunakan pendekatan integratif yang menggabungkan data morfologi dan molekuler, para peneliti membandingkan tiga wilayah gen dan membangun filogeni, pohon keluarga yang memetakan bagaimana spesies saling terkait.

    Satu gen, COI, adalah pekerja keras untuk identifikasi hewan karena segmen pendek sering kali memisahkan spesies dengan jelas.

    Pendekatan terhadap identifikasi genetik tersebut, yang dikenal sebagai analisis kode batang DNA, membantu menandai keberagaman tersembunyi pada hewan yang mirip.

    Dalam kumpulan data mereka, urutan COI kaki seribu baru ini berbeda sekitar 11 hingga 19% dari tetangga terdekatnya, Desmoxytes. Perbedaan ini cukup besar bagi hewan yang hidup berdampingan di bebatuan yang sama.

    Ciri-ciri penentu bukan hanya DNA. Para penulis juga mempelajari gonopoda jantan, kaki reproduksi yang digunakan untuk mentransfer sperma, yang seringkali membawa sinyal bentuk tingkat spesies pada kaki seribu.

    Kehidupan di dinding batu kapur

    Spesies ini hidup di batu kapur di lanskap karst, batuan yang larut dalam air dan membentuk gua, lubang runtuhan, dan mata air. Medan ini menciptakan labirin permukaan lembap, tepian kecil, dan kantong-kantong teduh.

    Hewan-hewan tersebut terlihat bergerak di sepanjang batuan lembap sementara lumut menahan kelembapan di permukaannya. Berdasarkan data saat ini, spesies ini tampaknya merupakan spesies endemik sempit yang hanya berkembang biak di habitat dinding batu kapur, bergantung pada kelembapan yang konstan dan kondisi gua yang teduh.

    Para ahli biologi menggunakan istilah endemik, yang berarti hanya ditemukan di satu tempat dan tidak ditemukan di tempat lain, ketika suatu spesies memiliki wilayah jelajah yang sangat sempit. Spesialis dinding gua seperti ini bisa punah jika situs mereka yang sedikit rusak.

    Thailand terletak di wilayah yang di dalamnya terdapat pertambangan batu kapur dan tekanan pembangunan yang berpadu dengan keanekaragaman hayati gua yang kaya.

    Beberapa penelitian mengidentifikasi sistem karst di seluruh Asia Tenggara sebagai rumah bagi endemisme yang sangat tinggi dan sebagai titik panas yang menghadapi risiko penggalian.

    Wujud kaki seribu naga

    Kaki seribu naga memiliki lempengan yang menonjol di setiap cincinnya, dan banyak spesies menunjukkan duri-duri dramatis yang menonjol dari sisi-sisinya. Lapisan pelindung ini memberi tubuh garis luar bergigi yang tampak seperti deretan sirip kecil.

    Spesies baru ini, yang diberi nama Desmoxytes chaofa, memiliki warna cokelat tua dengan tonjolan bergerigi yang mencerminkan ciri khas kelompok tersebut. Kakinya yang panjang dan antena rampingnya cocok untuk hidup di bebatuan licin di mana kontak yang stabil lebih penting daripada kecepatan.

    Warna dan proporsi tubuh membantu membedakannya dari kerabat dekatnya, tetapi detailnya terletak pada anatomi reproduksinya. Ciri-ciri tersebut, setelah dibuat sketsa dan dibandingkan, dicocokkan dengan pohon DNA untuk mendukung status spesiesnya.

    Para penulis juga mendeskripsikan spesies kedua dalam makalah yang sama, spesies berkaki merah muda dari provinsi lain di Thailand. Temuan ini menggarisbawahi betapa banyak keanekaragaman hayati yang masih tersembunyi di habitat bebatuan sempit.

    Setiap spesialis dinding gua menambahkan sepotong informasi ke dalam peta kehidupan, terutama di tempat-tempat yang jarang disurvei yang mencapai permukaan batu yang curam atau redup. Hewan-hewan ini menyimpan petunjuk tentang bagaimana isolasi dan kelembapan mengukir jalur evolusi dalam jarak pendek.

    Mendokumentasikannya juga menjadi dasar untuk pemeriksaan di masa mendatang. Jika penambangan, pariwisata, atau kekeringan memengaruhi beberapa lokasi ini, para ilmuwan akan mengetahui apa yang berisiko dan di mana harus diwaspadai terlebih dahulu.

    Kasus ini menunjukkan bagaimana catatan lapangan, gambar yang cermat, dan urutan gen bekerja paling baik bersama-sama. Celah DNA menerangi jalan, dan kecocokan anatomi mengonfirmasi langkah tersebut.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video Peneliti BRIN Temukan Spesies Baru, Kadal Buta dari Pulau Buton”
    [Gambas:Video 20detik]
    (rns/fay)

  • Brimob Polda Papua Akan Tambah 2 Batalion di Wamena dan Biak
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        15 November 2025

    Brimob Polda Papua Akan Tambah 2 Batalion di Wamena dan Biak Regional 15 November 2025

    Brimob Polda Papua Akan Tambah 2 Batalion di Wamena dan Biak
    Editor
    JAYAPURA, KOMPAS.com
    – Komandan Satuan Brimob Polda Papua Kombes John Huntal Sitanggang mengatakan, Brimob Polda Papua akan menambah dua batalion untuk mempermudah penanganan gangguan keamanan.
    Dua
    batalion
    baru tersebut dibangun di
    Wamena
    , Kabupaten Jayawijaya,
    Papua
    Pegunungan dan
    Biak
    , Kabupaten Biak Numfor, Papua.
    “Berbagai persiapan saat ini dilakukan,” kata John Huntal Sitanggang di Jayapura, Sabtu (15/11/2025).
    Menurut dia, saat ini
    Brimob
    Polda Papua membawahi dua batalion, yakni di Jayapura dan Merauke serta satu detasemen gegana.
    Dengan bertambahnya jumlah batalion, ia berharap dapat memudahkan dalam pergeseran personel, terutama saat menangani gangguan keamanan.
    Jumlah anggota Brimob Polda Papua saat ini tercatat sebanyak 2.063 personel yang tersebar di wilayah hukum Polda Papua.
    “Bila pembentukan batalion di dua wilayah dapat terealisasi maka dipastikan jumlah personel juga bertambah,” kata Kombes John Sitanggang.
    Personel Brimob Polda Papua siap membantu Polda Papua dalam menangani gangguan keamanan yang terjadi di beberapa wilayah.
    Untuk itu, seluruh anggota Brimob selalu berlatih agar siap sedia melaksanakan tugas di mana dan kapan pun dibutuhkan.
    “Anggota Brimob memang harus siap untuk ditugaskan ke mana saja juga membantu memulihkan dan menjaga keamanan,” kata John Sitanggang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ilmuwan Peringatkan Arus Teluk Bisa Runtuh, Bumi Bakal Kembali ke Zaman Es

    Ilmuwan Peringatkan Arus Teluk Bisa Runtuh, Bumi Bakal Kembali ke Zaman Es

    Jakarta

    Arus utama Atlantik berada di ambang kehancuran dalam beberapa dekade, yang diduga akan memicu zaman es baru dan secara dramatis meningkatkan permukaan air laut, demikian klaim ilmuwan iklim dalam sebuah studi baru yang kontroversial yang diterbitkan dalam jurnal Communications Earth & Environment.

    Prediksi apokaliptik itu muncul sebagai hasil kerja sama antara peneliti di Institute of Oceanology of the Chinese Academy of Sciences (IOCAS) dan University of California, San Diego, beberapa minggu setelah Bill Gates, yang kini menjadi mantan penggiat isu perubahan iklim, secara terbuka meremehkan dampak fluktuasi suhu terhadap planet ini.

    Berdasarkan temuan baru ini, arus yang berisiko adalah Atlantic Meridional Overturning Circulation (AMOC) atau Sirkulasi Terbalik Meridian Atlantik. AMOC ibarat sabuk ban berjalan di samudra yang menyalurkan air hangat menuju permukaan samudra, dari daerah tropis ke Belahan Bumi Utara.

    Arus ini, yang meliputi Arus Teluk yang mengalir dari Teluk Meksiko ke Pantai Timur AS dan melintasi Atlantik ke Eropa, membantu menjaga iklim sedang di Eropa, Inggris, dan Pantai Timur AS.

    Studi tersebut menyatakan bahwa sumber pengatur suhu laut ini, lapisan es Greenland, sedang mencair di tengah meningkatnya suhu, yang menyebabkan limpasan air lelehan merembes ke Atlantik Utara, yang mengakibatkan stagnasi. Hal ini menghasilkan sidik jari suhu khas yang terletak sekitar 975 hingga 2.000 meter di bawah permukaan laut.

    “Di sini kami mengidentifikasi sidik jari suhu yang khas di Atlantik khatulistiwa yang menandakan perubahan AMOC,” kata para peneliti seperti dikutip dari The New York Post.

    “Mekanisme fisik yang kuat dan deteksi yang andal menjadikan sidik jari ini metrik yang berharga untuk pemantauan AMOC di iklim yang memanas,” tambah mereka.

    Kehadiran kantong panas laut tampaknya menunjukkan bahwa perlambatan saat ini telah terjadi selama beberapa dekade dan dapat memicu penurunan total sebelum akhir abad ini.

    Para peneliti menemukan titik hangat tersebut dengan menggunakan Massachusetts Institute of Technology General Circulation Model (MITgcm), sebuah model komputer yang mensimulasikan lautan, atmosfer, dan iklim, untuk memantau bagaimana sinyal terkait AMOC seperti gelombang energi beriak cepat menuju ekuator.

    Saat mereka sampai di rumah, mereka berkembang biak di sepanjang wilayah ekuator, yang secara efektif menciptakan titik panas samudra ini.

    Perlambatan AMOC mendorong pemanasan bawah permukaan di Atlantik Utara subkutub, wilayah antara subtropis di selatan dan Laut Nordik di utara, yang menghasilkan gelombang energi yang bergerak di sepanjang Atlantik Utara Barat menuju khatulistiwa.

    Dengan memeriksa data observasi sejak 1960, tim peneliti menemukan tren pemanasan kedalaman menengah yang meningkat pada akhir 2000-an, menunjukkan penurunan AMOC dimulai pada akhir abad ke-20.

    Jika AMOC melambat terlalu drastis, klaim mereka, hal itu dapat menimbulkan konsekuensi yang signifikan. Salah satunya adalah dugaan ekstrem bahwa suhu di seluruh Eropa akan turun hampir 60 derajat.

    “Musim dingin akan lebih khas di Kanada Arktik dan curah hujan juga akan berkurang,” ujar Jonathan Bamber, profesor observasi Bumi di University of Bristol.

    Secara kebetulan, terakhir kali AMOC runtuh adalah sebelum Zaman Es terakhir yang berakhir sekitar 12.000 tahun yang lalu.

    (rns/rns)

  • Makan Rebusan-Kukusan yang Keburu Dingin? Hati-hati, Ini Risikonya

    Makan Rebusan-Kukusan yang Keburu Dingin? Hati-hati, Ini Risikonya

    Jakarta

    Makanan rebusan-kukusan begitu nikmat disantap ketika masih hangat. Selain sensasi memakannya akan berbeda, jika terlalu lama didiamkan di suhu ruang, maka bisa menyebabkan pertumbuhan bakteri.

    Spesialis gizi klinis, dr Ardian Sandhi Pramesti, SpGK mengatakan, makanan kukusan-rebusan yang didiamkan di suhu ruang bisa menimbulkan risiko. Salah satunya adalah pertumbuhan bakteri yang dapat menyebabkan keracunan makanan, seperti mual, muntah, dan diare.

    “Ini karena makanan rebus atau kukus punya kadar air tinggi, yang membuatnya rentan terhadap bakteri jika dibiarkan di “danger zone” suhu, yaitu antara 4°C hingga 60°C. Di rentang suhu ini, bakteri seperti Salmonella, E. coli, atau Bacillus cereus bisa berkembang biak dengan cepat, bahkan dua kali lipat setiap 20 menit,” katanya kepada detikcom, Kamis (13/12/2025).

    dr Ardian menuturkan, ada studi yang menunjukkan bahwa salah satu penyebab utama dari penyakit akibat makanan adalah pendinginan yang tidak benar setelah dimasak.

    “Jadi, kalau makanan masak yang panasnya dibiarkan dingin perlahan di suhu ruang, bakteri di makanan itu bisa menghasilkan toksin yang tahan panas, artinya, meski dipanaskan ulang, toksinnya tetap ada dan ini yang menyebabkan infeksi,” tuturnya.

    “Khusus untuk makanan karbohidrat tinggi seperti singkong atau kentang, Bacillus cereus sering jadi masalah karena bisa tumbuh di makanan yang didinginkan lambat,” tambahnya.

    Namun, jika makanan sudah dingin karena disimpan disimpan dengan benar di kulkas dengan suhu

    “Jadi risiko muncul kalau dibiarkan dingin di meja atau suhu ruang terlalu lama,” katanya.

    Oleh karena itu, disarankan untuk mengonsumsi makanan rebus atau kukus seperti ubi, singkong, kentang, atau jagung secara langsung setelah matang. Hal ini untuk memaksimalkan manfaat nutrisi dan meminimalisir risiko keracunan.

    “Tapi, kalau nggak bisa langsung habis, nggak masalah kok, asalkan dinginkan cepat dan simpan langsung di kulkas, terus durasi maksimal 2 jam di suhu ruang, lalu masukkan kulkas, terus bisa dimakan dingin atau dipanaskan ulang sebelum dikonsumsi,” tuturnya.

    Menurut dr Ardian, yang terpenting adalah jangan sering-sering memanaskan dan mendinginkan makanan secara berulang, Hal ini bisa menurunkan kualitas kandungan nutrisinya.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/up)

    Tren Rebusan-Kukusan

    16 Konten

    Tren sarapan pakai menu rebus-rebusan dan kukusan tengah digandrungi Gen-Z. Diklaim lebih sehat karena minim tambahan minyak. Ya lumayan sih, dibanding sarapan nasi-lontong yang tinggi kalori ya kan?

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Awas Basi! Kenali Tanda-tanda Rebusan dan Kukusan Sudah Tak Layak Konsumsi

    Awas Basi! Kenali Tanda-tanda Rebusan dan Kukusan Sudah Tak Layak Konsumsi

    Jakarta

    Makanan rebusan maupun kukusan seperti ubi, singkong, kentang kini digemari oleh kalangan Gen Z. Jenis makanan ini memang sehat sebab rendah lemak dan mempertahankan nutrisi yang lebih baik daripada dengan gorengan.

    Kendati demikian, dibandingkan dengan gorengan, makanan rebusan maupun kukusan cenderung lebih cepat basi. Menurut spesialis gizi klinik, dr Ardian Sandhi Pramesti, SpGK, hal ini karena gorengan memiliki minyak yang bertindak sebagai pengawet alami dan mengurangi kadar air, berbeda dengan kukusan.

    “Kukusan punya kadar air tinggi yang memudahkan bakteri, jamur, atau ragi berkembang biak,” katanya kepada detikcom, Kamis (13/11/2025).

    Karenanya, penting untuk mengetahui tanda-tanda rebusan atau kukusan yang sudah tidak layak konsumsi. Menurut dr Ardian, tanda-tanda pembusukan pada umbi-umbian kukus biasanya muncul dalam 1-3 hari di suhu ruang atau lebih lama jika di kulkas.

    “Jangan konsumsi jika ada gejala berikut, karena bisa menandakan kontaminasi bakteri seperti Salmonella atau E. coli yang berpotensi menyebabkan keracunan makanan (food poisoning),” ungkapnya.

    Adapun beberapa gejala atau tanda pada umbi-umbian tak layak konsumsi yang dimaksud yaitu:

    Perubahan warna: Kulit atau dagingnya menghitam, kecoklatan, atau muncul bintik hitam atau hijau. Misalnya, ubi atau kentang yang mulanya oranye/kuning jadi gelap dan lembek.Bau tidak sedap: Aroma asam, busuk, atau seperti alkohol, bukan bau alami makanan segar. Ini sering disebabkan oleh fermentasi bakteri.Tekstur berubah: Menjadi lembek, berlendir (slimy), atau berair berlebih. Jagung kukus yang biasanya kenyal bisa jadi lembab dan berjamur, sementara singkong atau kentang bisa berubah jadi seperti bubur.Muncul jamur atau gelembung: Bercak putih/hijau (mold) atau gelembung gas di permukaan, tanda aktivitas mikroba yang menghasilkan gas.Rasa aneh: Jika dicicipi (tapi sebaiknya jangan jika sudah curiga), rasanya asam atau pahit tidak wajar.

    Sementara, untuk singkong khususnya, pastikan sudah direbus lalu dikukus dengan matang sempurna. Umbi-umbian ini mengandung senyawa sianida alami yang bisa beracun jika kurang matang.

    “Tapi ini bukan persoalan kondisi basi, melainkan persiapan awal,” tuturnya.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/up)

    Tren Rebusan-Kukusan

    16 Konten

    Tren sarapan pakai menu rebus-rebusan dan kukusan tengah digandrungi Gen-Z. Diklaim lebih sehat karena minim tambahan minyak. Ya lumayan sih, dibanding sarapan nasi-lontong yang tinggi kalori ya kan?

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Sudinkes Jaktim tekankan pentingnya gunakan pelindung diri saat banjir

    Sudinkes Jaktim tekankan pentingnya gunakan pelindung diri saat banjir

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Timur (Jaktim) menekankan pentingnya menggunakan alat pelindung diri (APD) saat beraktivitas di lingkungan yang tergenang air atau banjir.

    “Kami selalu mengingatkan warga untuk menggunakan alat pelindung diri apabila sedang melakukan aktivitas di genangan air ataupun banjir, apalagi sekarang musim hujan,” kata Kepala Sudin Kesehatan Jakarta Timur Herwin Meifendy kepada ANTARA di Jakarta, Senin.

    Dia menyarankan warga untuk mengenakan sepatu boot dan sarung tangan apabila harus berjalan atau bekerja di area yang terkena banjir.

    “Gunakan sepatu boot dan sarung tangan bila melakukan aktivitas di genangan air. Hal ini penting untuk mencegah kulit terpapar langsung oleh air yang mungkin terkontaminasi bakteri atau virus,” ujarnya.

    Selain itu, Herwin mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan menggunakan air bersih dan detergen setiap selesai beraktivitas di luar rumah atau setelah kontak dengan air banjir.

    Kebiasaan sederhana itu dapat mencegah penyebaran penyakit melalui tangan yang kotor. “Setelah beraktivitas di luar rumah, pastikan mencuci tangan dengan air bersih dan detergen sebelum makan atau menyentuh wajah. Ini langkah kecil tapi sangat penting untuk mencegah penyakit menular,” paparnya.

    Dia juga mengingatkan masyarakat agar menghindari kontak dengan air banjir apabila memiliki luka terbuka di kulit. Luka kecil sekalipun dapat menjadi pintu masuk bagi bakteri penyebab leptospirosis yang sering muncul setelah banjir.

    Gejala penyakit ini biasanya berupa demam tinggi, nyeri otot, dan sakit kepala, dan bisa berujung fatal bila tidak segera ditangani.

    Selain itu, kata dia, menjaga kebersihan lingkungan menjadi kunci penting lainnya dalam upaya pencegahan penyakit.

    Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di lingkungan masing-masing, seperti menjaga kebersihan rumah dan halaman, tidak membuang sampah sembarangan, serta memastikan saluran air tidak tersumbat.

    “Selalu menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan PHBS. Ini sangat penting agar lingkungan tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk atau tikus yang dapat membawa penyakit,” ucap Herwin.

    Adapun penyakit menular yang sering muncul saat musim hujan dan banjir di antaranya Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditularkan oleh nyamuk dan Leptospirosis ditularkan melalui tikus.

    Selain itu, ada penyakit yang disebabkan oleh kondisi sanitasi lingkungan yang kurang baik seperti diare, penyakit kulit (gatal-gatal) dan penyakit lainnya.

    Kelompok masyarakat yang paling rentan terkena penyakit tersebut seperti anak-anak, lanjut usia (lansia), dan petugas kebersihan yang sering bersentuhan langsung dengan air atau lumpur di wilayah banjir.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • KKP Berdayakan Masyarakat Pesisir Secara Berkelanjutan Lewat Program KNMP

    KKP Berdayakan Masyarakat Pesisir Secara Berkelanjutan Lewat Program KNMP

    Jakarta

    Di bawah langit biru dan di atas lautan yang tak bertepi, Indonesia tumbuh sebagai negeri maritim yang diberkahi kekayaan alam melimpah. Laut menjadi urat nadi perekonomian bangsa-dari hasil tangkapan nelayan, budidaya perikanan, hingga pariwisata bahari yang menopang kesejahteraan rakyat.

    Namun, di balik gemerlap potensi itu, masih banyak masyarakat pesisir yang belum merasakan sepenuhnya manfaat dari kekayaan laut negeri sendiri. Banyak nelayan masih hidup dalam keterbatasan fasilitas, akses ekonomi, dan peluang untuk berkembang.

    Berangkat dari kondisi tersebut, Presiden RI Prabowo Subianto mencanangkan program Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP). Program ini merupakan sebuah inisiatif besar yang dirancang untuk membangkitkan kembali martabat nelayan dan memperkuat ekonomi pesisir.

    “Kita ingin petani dan nelayan kita kembali bangga menjadi tulang punggung bangsa, menjadi produsen makanan. Hidup petani dan nelayan kita harus baik, harus bagus,” ujar Prabowo, beberapa waktu lalu.

    “Untuk itu kita akan bangun 1.100 desa nelayan,” sambungnya.

    Bangun Ekonomi dari Laut, Kuatkan Rakyat dari Pesisir

    Program KNMP menjadi salah satu wujud nyata pelaksanaan Asta Cita Prabowo dalam memperkuat ekonomi desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan RI (KKP), pemerintah membangun 1.100 kampung nelayan yang tidak hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga pada peningkatan kapasitas manusia di dalamnya.

    “KNMP merupakan program terobosan pemerintah untuk mengubah wajah kampung nelayan tradisional menjadi lebih modern dan produktif,” kata Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono.

    “Program ini merupakan arahan langsung Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat pesisir. Kami harus pastikan program ini berjalan dengan benar dan bermanfaat,” sambungnya.

    Fasilitas yang dibangun mencakup area tambat kapal, tempat pelelangan ikan, ruang penyimpanan dingin (cold storage), stasiun pengisian bahan bakar nelayan, serta sarana pengolahan hasil laut.

    Namun, esensi dari program ini jauh melampaui bangunan fisik. Infrastruktur hadir bukan sekadar berdiri, tetapi menjadi ruang yang menumbuhkan harapan, melindungi aktivitas, dan membuka kesempatan. Adapun pembangunan 65 dari 100 titik KNMP ditargetkan rampung pada akhir tahun ini.

    Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Lotharia Latif menjelaskan pembangunan infrastruktur perlu didukung oleh SDM yang kompeten dan kreatif, sehingga melalui kegiatan ini para pengelola KNMP di 65 lokasi dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.

    “Kita menyadari bahwa sebaik apapun infrastruktur dibangun tanpa dukungan SDM yang kompeten dan kreativitas hasilnya tidak akan optimal. Melalui kegiatan ini, diharapkan seluruh pengelola operasi desa Kampung Nelayan Merah Putih di 65 lokasi KNMP akan mendapatkan pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi manajerial koperasi secara optimal,” ucapnya.

    Nelayan Mandiri, Ekonomi Berdaya

    Di setiap KNMP, rasa aman dan kemandirian menjadi fondasi. Melalui pelatihan dan pendampingan, para nelayan dibekali keterampilan baru mulai dari cara menangkap dan mengolah hasil laut, hingga memasarkan produknya secara mandiri. Langkah ini menjadikan nelayan bukan lagi sekadar pekerja, melainkan wirausaha pesisir yang memahami seluruh rantai nilai ekonomi perikanan.

    Integrasi kelembagaan juga dilakukan lewat Koperasi Desa Merah Putih (KDMP), yang berperan mengelola fasilitas, memastikan keberlanjutan usaha, dan menjamin manfaat ekonomi kembali langsung ke masyarakat. Tak hanya fasilitas, kolaborasi ini juga membangun pemberdayaan di dalamnya.

    “Dengan infrastruktur yang baik dan sumber daya manusia yang berdaya, kita bisa melahirkan ekonomi pesisir yang tangguh,” demikian pesan semangat yang mewarnai pelaksanaan KNMP.

    Perkuat Sektor Ekonomi di Biak Numfor

    Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Biak Numfor, Papua menyebut program ini bertujuan untuk meningkatkan ekonomi keluar nelayan di pesisir.

    “Biak Numfor diharapkan bisa mendapatkan program pembangunan Kampung Nelayan Merah Putih dari KKP, seperti halnya replikasi Kampung Nelayan Modern (Kalamo) Samber-Binyeri,” ujar Kepala DKP Biak Numfor Effendi Igrisa, dikutip dari Antara.

    Senada dengan Trenggono, Effendi mengatakan KNMP dirancang khusus untuk mengubah wajah kampung atau desa pesisir menjadi kampung budidaya lebih produktif dan terintegrasi. Keberadaan KNMP di Biak Numfor sendiri telah menjadi percontohan dalam KNMP di seluruh wilayah di Indonesia.

    (akd/ega)

  • Awal Mula Wanita Umur 24 Kena Kanker Stadium 3, Sempat Dikira Cuma Wasir

    Awal Mula Wanita Umur 24 Kena Kanker Stadium 3, Sempat Dikira Cuma Wasir

    Jakarta

    Wanita berusia 24 tahun, Meagan Meadows didiagnosis kanker usus besar stadium 3. Tidak merasakan gejala aneh, Meagan hanya melihat ada darah di tinjanya.

    Dikutip dari laman Business Insider, Meagan baru saja memulai aktivitas mengajar mahasiswa dengan gelar master pendidikan yang baru diperolehnya. Suatu ketika dia melihat ada sedikit darah di tinjanya. Meski samar dan hampir tidak membuanya takut, dia tetap menceritakan kekhawatirannya kepada beberapa teman.

    Dia menduga darah tersebut disebabkan oleh wasir, stres, atau ada yang salah dengan pola makannya. Dokter mengatakan, kemungkinan besar hal tersebut bukan masalah serius, sebab usianya yang masih muda.

    Semua tes dan pemindaian awal menunjukkan hasil yang hampir normal, kecuali kekurangan zat besi ringan dan penebalan dinding usus yang mungkin disebabkan karena dehidrasi atau kekurangan serat. Meski demikian, dia tetap melakukan kolonoskopi.

    Prosedur tersebut mengungkap adanya tumor seukuran kacang kenari di usus besarnya. Biopsi kemudian menunjukkan bahwa itu adalah kanker. Serangkaian tes lanjutan menunjukkan kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya.

    “Ketika saya bangun, mereka meminta ibu saya untuk masuk dan menjemput saya agar kami semua bisa berada di ruangan bersama dokter,” ujarnya.

    “Sulit untuk mencernanya.”

    Dia mengaku terkejut dengan diagnosa tersebut dan senang karena telah memperjuangkan dirinya dan menjalani kolonoskopi, meski berharap pemeriksaan tersebut dilakukan lebih cepat. Sejak itu, dia terus membagikan pengalamannya di TikTok menceritakan tetang diagnosanya. Dia berharap, dirinya bisa mendorong anak muda lain untuk memeriksakan diri, meski mereka mungkin berpikir tidak ada masalah.

    “Jika saya tahu banyak anak muda yang didiagnosis kanker usus besar, saya akan menganggap gejalanya lebih serius,” kata Meagan.

    Menjalani Kemoterapi

    Kemoterapi dan operasi bisa memengaruhi kesuburan di kemudian hari. Meagan harus segera memutuskan sebelum menjalani perawatan apakah dia ingin memiliki anak.

    Ia tetap memilih untuk melakukan tindakan tersebut dan menjalani perawatan kesuburan yang mahal. Prosedur yang dilakukan termasuk pengambilan sel telur dan obat-obatan yang dibutuhkan.

    “Semuanya terasa begitu surealis. Saya berubah dari seorang gadis normal berusia 24 tahun menjadi sekarang harus merencanakan sesuatu yang bahkan tidak saya pertimbangkan selama bertahun-tahun,” ujarnya.

    Meagan terpaksa menunda kariernya dan menjadi guru pengganti tanpa bayaran. Sistem kekebalan tubuhnya yang melemah membuatnya berisiko di sekolah, tempat kuman bisa berkembang biak dengan cepat.

    Di tengah rangkaian kemoterapi, dia mengatakan bisa bertahan dengan bantuan keluarga, teman, dan pacarnya. Dia juga mengadopsi seekor anak anjing dari penampungan hewan setempat.

    Dalam mengelola sesi kemoterapi yang berlangsung selama berjam-jam dan waktu istirahat setelahnya dia punya beberapa buku untuk dibaca. Dia juga berharap bisa mempelajari hobi baru seperti merenda.

    “Kemoterapi jelas sangat membebani, baik secara mental maupun fisik. Dan sulit rasanya mengetahui bahwa tidak ada kemungkinan 100% kanker itu tidak akan kambuh. Saya hanya menjalaninya hari demi hari dan berusaha menikmati apa yang saya bisa,” kata Meagan.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/kna)