kab/kota: Biak

  • OpenAI Perkenalkan GPT-5.2, Jawaban atas Tantangan Gemini 3 Pro

    OpenAI Perkenalkan GPT-5.2, Jawaban atas Tantangan Gemini 3 Pro

    Liputan6.com, Jakarta – OpenAI resmi meluncurkan GPT-5.2, model kecerdasan buatan (AI) terbaru disebutka memiliki respons lebih cepat ketimbang generasi sebelumnya dan penantang utama Gemini 3 Pro.

    Peluncuran ini dilakukan bertepatan dengan pengumuman kerja sama lisensi Sora bersama Disney, menandai langkah agresif OpenAI di tengah persiangan AI global kiat ketat.

    Mengutip newsroom di situs OpenAI, Minggu (21/12/2025), GPT-5.2 membawa peningkatan signifikan dalam pembuatan spreadsheet, penyusunan presentasi, penulisan kode, pemahaman gambar, hingga pengelolaan konteks panjang dan proyek kompleks multi-tahap.

    Varian paling canggih, GPT-5,2 Thinking, diklaim unggul jauh dibanding GPT-5.1. OpenAI menyebut, model AI ini menghasilkan kesalahan faktual 30 persen lebih sedikit. Peningkatan ini menyasar kebutuhan profesional seperti riset, penulisan, analisis, dan dukungan pengambilan keputusan.

    “Bagi para profesional, ini berarti lebih sedikit kesalahan saat menggunakan model untuk penelitian, penulisan, analisis, dan dukungan pengambilan keputusan, menjadikan model ini lebih dapat diandalkan untuk pekerjaan berbasis pengetahuan sehari-hari,” tulis OpenAI.

    Model baru ini juga diklaim lebih biak dalam hal percakapan. OpenAI mengatakan GPT-5.2 Instant disebut mengalami peningkatan jelas dan menjawab pertanyaan informasi, panduan langkah, penulisan teknis, hingga terjemahan yang dibangun berdasarkan nada percakapan yang lebih hangat seperti yang dikenalkan pada GPT-5.1 Instant.

    OpenAI memikul ekspektasi besar setelah rilis GPT-5 pada awal 2025 menuai kritik. Banyak pengguna mengeluhkan jawaban yang “kurang cerdas” dan karakter model yang terasa datar, hingga muncul seruan agar OpenAI mengembalikan GPT-4o.

    Kini, lewat GPT-5.2, OpenAI berupaya memulihkan kepercayaan pengguna sekaligus menunjukkan keseriusannya menghadapi tekanan dari kompetitor seperti Gemini 3 Pro.

  • Sidang Landak Jawa di Madiun, Saksi Ungkap Terdakwa Aktif di LSM dan Sering Laporkan Proyek ke Kejaksaan

    Sidang Landak Jawa di Madiun, Saksi Ungkap Terdakwa Aktif di LSM dan Sering Laporkan Proyek ke Kejaksaan

    Madiun (beritajatim.com) – Fakta mengejutkan terungkap dalam sidang perkara kepemilikan Landak Jawa dengan terdakwa Darwanto.

    Dua saksi yang dihadirkan jaksa menyebut, satwa yang kini menyeret Darwanto hingga ke meja hijau justru dipelihara untuk melindungi tanaman pertanian, bukan untuk diperjualbelikan.

    Saksi Sukardi, petani Desa Tawangrejo, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun, mengungkapkan bahwa Darwanto memelihara landak sejak 2021 setelah satwa tersebut kerap merusak tanaman warga.

    Selama bertahun-tahun bertetangga, ia tidak pernah melihat adanya aktivitas perburuan atau praktik komersialisasi satwa liar oleh terdakwa.

    “Landaknya dikandangkan di depan rumah. Awalnya dua ekor, terus berkembang biak jadi enam. Sehat semua,” kata Sukardi di hadapan majelis hakim.

    Menurutnya, di wilayah tersebut landak dikenal sebagai hama pertanian. Hampir semua petani memasang jaring di kebun untuk mencegah serangan landak dan tupai. Ia menilai pemeliharaan landak oleh Darwanto justru dilakukan agar satwa itu tidak kembali merusak tanaman.

    “Landak itu merusak jagung dan singkong. Semua petani pasang jaring. Setahu saya, Pak Darwanto memelihara supaya tidak masuk kebun lagi,” ujarnya.

    Sukardi juga mengaku tidak mengetahui bahwa Landak Jawa merupakan satwa dilindungi. Selama bertahun-tahun, kata dia, tidak pernah ada warga yang dirugikan, tidak ada penjualan, apalagi penyembelihan satwa tersebut.

    “Tidak pernah ada masalah. Saya sering lihat langsung diberi makan,” tegasnya.

    Saksi lain, Agus Jaya Budi Utomo, warga asal Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, turut memperkuat keterangan tersebut.

    Ia mengenal Darwanto sejak 2022 melalui aktivitas di LSM MAKIM dan menyebut keseharian terdakwa hanya bertani dan beternak ayam.

    Agus mengaku sama sekali tidak mengetahui adanya pemeliharaan landak tersebut hingga Darwanto dilaporkan ke Polres Madiun pada Desember 2024.

    “Saya tidak pernah lihat landaknya, tidak pernah cerita. Baru tahu setelah ada laporan polisi,” ungkap Agus.

    Dalam persidangan, Agus juga menyebut bahwa sebelum kasus landak mencuat, Darwanto sempat aktif melaporkan dugaan persoalan proyek desa mulai rabat jalan hingga pipanisasi ke Kejaksaan Negeri Kabupaten Madiun, yang kemudian dilimpahkan ke Inspektorat.

    Namun ia menegaskan, laporan proyek desa dan perkara landak adalah dua hal berbeda.

    “Soal proyek dan soal landak tidak ada kaitannya. Terdakwa berdalih juga tidak tahu kalau itu dilarang,” katanya.

    Menjawab pertanyaan majelis hakim, kedua saksi sepakat bahwa landak tersebut bukan hasil perburuan. Mereka kompak berdalih bahwa satwa terperangkap jaring di kebun dan kemudian dipelihara. Pakan yang diberikan pun sederhana, berupa jagung, singkong, dan kacang-kacangan hasil pertanian.

    Hakim juga menggali fakta soal keberadaan landak liar di sekitar desa. Sukardi menyebut, landak liar masih banyak ditemukan di kebun dan hutan sekitar, namun hanya landak milik Darwanto yang dipelihara di kandang.

    Sidang perkara kepemilikan satwa dilindungi ini masih akan berlanjut. Majelis hakim akan mendalami unsur kesengajaan dan pengetahuan terdakwa, termasuk sejauh mana pemahaman warga desa terhadap status perlindungan Landak Jawa satwa yang bagi petani setempat justru dikenal sebagai hama. (rbr/ted)

  • Lebih dari 95 Persen Hewan di Bumi, Ini Fakta Menarik tentang Invertebrata

    Lebih dari 95 Persen Hewan di Bumi, Ini Fakta Menarik tentang Invertebrata

    YOGYAKARTA – Hewan yang tidak memiliki tulang belakang (invertebrata) merupakan kelompok hewan terbesar di bumi. Jenis hewan ini hidup di berbagi habitat, mulai dari daratan hingga lautan dalam. Populasinya mencapi lebih dari 95 persen keseluruhan hewan yang ada di planet ini.

    Berikut akan dibahas pengertian invertebrata dan karakteristik utamanya. Selain itu juga akan disajikan beragam contoh hewan yang termasuk dalam kelompok hewan yang tidak memiliki tulang belakang untuk mepermudah pemahaman. Terakhir akan dibagas enam filum hewan invertebrata.

    Hewan yang Tidak Memiliki Tulang Belakang: Ciri-ciri dan Klasifikasinya

    Invertebrata adalah hewan yang tidak memiliki tulang punggung atau kolom vertebral. Sebagian besar hewan yang hidup di bumi termasuk dalam kategori ini. Istilah ini berasal dari kata Latin “vertebra” yang berarti sendi tulang belakang, ditambah awalan “in” yang berarti tidak.

    Konsep invertebrata pertama kali diperkenalkan oleh ilmuwan Chevalier de Lamarck. Kelompok ini mencakup hampir semua hewan. Diperkirakan terdapat sekitar 12 juta spesies invertebrata yang masih hidup hingga saat ini.

    Ciri utama invertebrata adalah tidak memiliki tulang punggung. Invertebrata merupakan organisme multiseluler tanpa dinding sel seperti tumbuhan. Sebagian besar invertebrata berukuran kecil dan bergerak lambat karena tidak memiliki rangka internal yang keras.

    Banyak invertebrata memiliki eksoskeleton dari kitin untuk melindungi tubuh mereka. Sebagian besar bernapas melalui kulit karena tidak memiliki paru-paru. Selain itu, banyak invertebrata berkembang biak secara seksual melalui peleburan gamet jantan dan betina.

    Hampir semua invertebrata memiliki bentuk tubuh simetris. Mereka ditemukan di berbagai lingkungan, termasuk wilayah ekstrem seperti laut dalam dan gurun. Beberapa invertebrata hidup menetap, contohnya Spons (Porifera), sementara lainnya sangat motil seperti serangga.

    Menurut data Uni Internasional untuk Konservasi Alam (International Union for Conservation of Nature/IUCN) pada 2009, terdapat lebih dari 1,3 juta spesies invertebrata yang telah diidentifikasi. Jumlah sebenarnya mungkin mencapai puluhan juta spesies, terutama dari kelompok serangga. Contoh umum invertebrata termasuk kerang, laba-laba, siput, cacing, bintang laut, dan gurita.

    Hewan tidak bertulang belakang terbagi menjadi enam filum yakni Porifera, Coelenterata, Vermes, Arthropoda, Mollusca, dan Echinodermata. Setiap filum memiliki ciri khasnya masing-masing yang membedakannya dari kelompok lainnya. Berikut penjelasannya.

    Porifera (Hewan Berpori)

    Porifera merupakan hewan dengan tubuh berpori seperti spons. Mereka hidup di perairan dengan warna tubuh yang beragam seperti merah, kuning, dan hijau. Contohnya adalah Spongilla, Euspongia, Poterion, dan Scypha.

    Coelenterata (Hewan Berongga)

    Coelenterata memiliki tubuh berongga dan tentakel untuk menangkap mangsa. Tentakel mereka dilengkapi sel beracun untuk melindungi diri. Contohnya adalah ubur-ubur, Obelia, Hydra, dan Anemon laut.

    Vermes (Cacing)

    Vermes adalah hewan bertubuh lunak dan simetris bilateral. Kelompok ini terbagi menjadi tiga jenis yakni cacing pipih, cacing gilig, dan cacing gelang. Contohnya adalah cacing hati, cacing perut, cacing kremi, cacing tanah, dan pacet.

    Mollusca (Hewan Lunak)

    Mollusca memiliki tubuh lunak dan banyak lendir. Beberapa memiliki cangkang yang berfungsi sebagai pelindung. Contohnya adalah cumi-cumi, gurita, siput, kerang, dan tiram.

    Arthropoda (Hewan Berkaki Beruas-ruas)

    Arthropoda memiliki tubuh berbuku-buku dan eksoskeleton keras dari kitin. Mereka memiliki alat indra yang sangat peka dan mata majemuk. Contohnya adalah belalang, lebah, kepiting, laba-laba, kalajengking, dan kaki seribu.

    Echinodermata (Hewan Berkulit Duri)

    Echinodermata memiliki tubuh berbentuk simetri radial dan diselimuti duri. Mereka memiliki sistem ambulakral untuk bergerak, bernapas, dan menangkap mangsa. Contohnya adalah bintang laut, landak laut, bintang ular, lilia laut, dan teripang.

    Demikian penjelasan soal hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Dengan memahami penjelasan tersebut, Anda bisa mengenali berbagai jenis invertebrata yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

  • Nasib Petani di Madiun, Disidang gara-gara Selamatkan dan Rawat Landak di Rumah
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        17 Desember 2025

    Nasib Petani di Madiun, Disidang gara-gara Selamatkan dan Rawat Landak di Rumah Surabaya 17 Desember 2025

    Nasib Petani di Madiun, Disidang gara-gara Selamatkan dan Rawat Landak di Rumah
    Tim Redaksi
    MADIUN, KOMPAS.com
    – Darwanto, pria asal Dusun Gemuruh, Desa Tawangrejo, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, kini ditahan.
    Pria yang kesehariannya bertani ini berhadapan dengan hukum setelah menyelamatkan dua
    landak jawa
    lalu merawatnya hingga berkembang biar menjadi enam ekor.
    Nasib Darwanto saat ini berada ditangan majelis hakim Pengadilan Negeri Kabupaten
    Madiun
    .
    Pria itu didakwa melanggar Pasal 40A ayat (1) huruf d juncto Pasal 21 ayat (2) huruf a Undang-undang Nomor 32 Tahun 2024 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
    Apalagi, landak yang dipelihara Darwanto merupakan Landak Jawa yang masuk kategori satwa dilindungi. Aturan menyatakan bahwa setiap orang dilarang menangkap, menyimpan, memiliki, memelihara, hingga memperdagangkan satwa dilindungi tanpa izin resmi.
    Darwanto mengatakan, ia memelihara landak lantaran dianggapnya sebagai hama perusak tanaman kebun miliknya.
    Darwanto menyebut, awalnya dua ekor landak jawa itu mulai dipelihara setelah terjebak jaring yang dipasangnya untuk melindungi tanaman.
    Ia mengaku tidak mengetahui bila memelihara landak jawa akan dapat menjeratnya ke ranah hukum. Pasalnya saat itu niatnya hanya untuk mengamankan tanamannya dari landak.
    “Niat saya sebenarnya hanya untuk mengamankan tanaman dari hama. Tetapi saya tidak tahu kalau landak jawa itu
    hewan dilindungi
    . Dan kalau memelihara landak jawa itu ternyata melanggar hukum,” ujar Darwanto usai mengikuti persidangan di Pengadilan Negeri Kabupaten Madiun, Selasa (16/12/2025).
    Setelah dipelihara sejak tahun 2021, landak itu berkembang biak hingga menjadi enam ekor. Selama dipelihara, Darwanto menyatakan tidak pernah memperjualbelikan satwa tersebut.
    “Saya memelihara itu karena kasihan. Tapi sekarang saya malah dipenjara. Dan sampai saat ini saya masih ditahan di Lapas Kelas I Madiun,” kata Darwanto.
    Saat persidangan, Darwanto meminta bantuan Bupati Madiun Hari Wuryanto hingga Presiden Prabowo Subianto lantaran dirinya hanyalah petani kecil yang tinggal di wilayah pinggir hutan.
    Dengan demikian, dirinya tidak mengetahui aturan terkait satwa dilindungi.
    “Kami ini hanyalah petani kecil. Kami tinggal di pinggir hutan dan tidak tahu aturan. Saya mohon Pak Bupati, Pak Presiden Prabowo tolong nasib kami sebagai petani kecil diperhatikan,”ungkap Darwanto.
    Kuasa hukum Darwanto dari LKBH UIN Ponorogo, Suryajiyoso menyatakan tidak terdapat unsur kesengajaan maupun motif ekonomi pada perbuatan kliennya.
    “Klien saya ini seorang petani. Ia tidak memahami status hukum Landak Jawa. Saat landak itu terperangkap, pilihan klien saya adalah merawat. Jadi tidak ada jual beli dan tidak ada keuntungan ekonomi,” ujar Suryajiyoso, Selasa (16/12/2025).
    Surya menilai, kasus ini merupakan masalah klasik dalam penegakan hukum lingkungan. Hal itu terjadi lantaran minimnya literasi hukum masyarakat desa dan pendekatan hukum pidana yang kaku.
    Untuk itu, Surya berharap majelis hakim mempertimbangkan konteks sosial, latar belakang terdakwa. Selain itu dalam kasus tersebut tidak ada niat jahat dalam diri terdakwa saat memelihara landak jawa.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Petani Madiun Disidang atas Kasus Pemeliharaan Landak Jawa

    Petani Madiun Disidang atas Kasus Pemeliharaan Landak Jawa

    Madiun (beritajatim.com) – Niat Darwanto untuk melindungi kebunnya dari hama justru menyeretnya ke ruang sidang. Petani asal Dusun Gemuruh, Desa Tawangrejo, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun itu kini harus menghadapi proses hukum akibat memelihara satwa yang belakangan diketahui berstatus dilindungi.

    Peristiwa bermula saat Darwanto memasang jaring sederhana di lahan belakang rumahnya. Dua ekor Landak Jawa tertangkap hidup. Bukannya dibunuh atau dibuang, Darwanto memilih merawat keduanya. Seiring waktu, landak tersebut berkembang biak hingga jumlahnya menjadi enam ekor.

    Keberadaan enam ekor Landak Jawa itu terungkap saat petugas gabungan melakukan pemeriksaan pada 27 Desember 2024. Dari temuan tersebut, kasus berlanjut ke penyidikan hingga akhirnya disidangkan di Pengadilan Negeri Kabupaten Madiun.

    Dalam persidangan yang digelar Senin (8/12/2024), majelis hakim mendengarkan keterangan ahli dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang menyatakan bahwa Landak Jawa termasuk satwa yang dilindungi undang-undang.

    Kuasa hukum terdakwa, Suryajiyoso dari LKBH UIN Ponorogo, menegaskan bahwa kliennya tidak memiliki niat melanggar hukum. Ia menyebut perbuatan Darwanto dilakukan tanpa pengetahuan tentang status satwa tersebut dan sama sekali tidak bertujuan untuk mencari keuntungan.

    “Klien kami adalah petani desa. Tidak ada unsur kesengajaan, apalagi motif ekonomi. Ia justru memilih merawat hewan yang terperangkap karena rasa iba,” ujar Suryajiyoso, Selasa (16/12/2025).

    Jaksa menjerat Darwanto dengan Pasal 40A ayat (1) huruf d juncto Pasal 21 ayat (2) huruf a Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2024 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

    Pihak pembela berharap majelis hakim tidak hanya melihat perkara ini dari aspek normatif hukum semata, tetapi juga mempertimbangkan kondisi sosial, keterbatasan pemahaman hukum masyarakat pedesaan, serta tidak adanya niat jahat dari terdakwa.

    Sidang perkara ini akan dilanjutkan dalam waktu dekat dengan agenda pemeriksaan saksi-saksi lainnya. (rbr/ian)

  • Cuaca Buruk Turunkan Daya Tahan Tubuh, Ini Penjelasan Ilmiahnya

    Cuaca Buruk Turunkan Daya Tahan Tubuh, Ini Penjelasan Ilmiahnya

    Jakarta, Beritasatu.com – Fenomena cuaca buruk yang bisa menurunkan daya tahan tubuh merupakan kondisi yang sering dirasakan banyak orang.

    Saat suhu menurun atau cuaca menjadi dingin dan tidak menentu, tubuh terasa lebih mudah lelah, tenggorokan tidak nyaman, hingga akhirnya terserang flu atau pilek.

    Selama bertahun-tahun, kondisi ini kerap dikaitkan dengan kebiasaan berada lebih lama di dalam ruangan sehingga penularan virus menjadi lebih mudah.

    Dikutip dari The Scientist, sayangnya penelitian ilmiah terbaru menunjukkan anggapan tersebut belum sepenuhnya menjelaskan penyebabnya.

    Penurunan suhu ternyata memiliki dampak langsung terhadap sistem kekebalan tubuh, khususnya pada saluran pernapasan.

    Artinya, melemahnya imun saat cuaca buruk bukan hanya soal perilaku, tetapi juga berkaitan erat dengan mekanisme biologis tubuh.

    Memahami bagaimana tubuh bereaksi terhadap suhu rendah menjadi kunci penting untuk menjaga kesehatan.

    Temuan ini menjelaskan secara ilmiah mengapa tubuh lebih rentan terhadap infeksi ketika cuaca memburuk, dengan hidung sebagai garis pertahanan pertama yang paling terdampak.

    Hidung sebagai Pertahanan Awal Sistem Imun

    Penelitian terbaru mengungkap bahwa hidung berperan sebagai pintu gerbang utama masuknya virus dari udara. Bagian ini dilengkapi dengan sistem pertahanan lokal yang sangat sensitif terhadap perubahan suhu lingkungan.

    Ketika seseorang menghirup udara dingin, suhu di bagian depan rongga hidung dapat turun secara drastis. Penurunan suhu inilah yang kemudian memengaruhi cara sel-sel di hidung menjalankan fungsi pertahanan terhadap virus dan patogen lainnya.

    Pelemahan Respons Imun Lokal di Saluran Pernapasan

    Pada kondisi normal, sel-sel yang melapisi bagian depan hidung akan melepaskan kantong kecil berisi cairan yang disebut vesikel ekstraseluler.

    Vesikel ini memiliki peran penting dalam sistem imun karena bertugas mengikat virus dan membawanya ke bagian belakang hidung untuk kemudian dibersihkan melalui lendir atau mukus sebelum mencapai paru-paru.

    Namun, saat suhu udara dingin, produksi vesikel ekstraseluler ini menurun secara signifikan. Penelitian menunjukkan jumlahnya dapat berkurang hingga hampir 42%. Tidak hanya itu, pergerakan vesikel juga menjadi lebih lambat.

    Akibatnya, kemampuan tubuh untuk meluncurkan respons imun cepat di hidung ikut melemah, sehingga virus lebih mudah bertahan dan berkembang biak.

    Kondisi inilah yang menjelaskan secara biologis mengapa cuaca buruk turunkan daya tahan tubuh, terutama terhadap infeksi saluran pernapasan.

    Dampak Suhu Dingin pada Sel Pemicu Kekebalan

    Pengaruh suhu rendah tidak berhenti pada vesikel ekstraseluler saja. Sel-sel lain yang berfungsi memicu respons kekebalan juga ikut terdampak.

    Dalam kondisi normal, ketika sel-sel ini mendeteksi keberadaan virus, mereka akan melepaskan sinyal peringatan berupa interferon.

    Interferon berfungsi menghambat replikasi virus sekaligus memberi peringatan kepada sel-sel lain agar bersiap melawan infeksi. Namun, penelitian menemukan penurunan suhu di rongga hidung mengurangi kemampuan sel untuk melepaskan interferon secara optimal.

    Akibatnya, pertahanan kimiawi tubuh terhadap virus menjadi lebih lemah saat cuaca dingin atau buruk.

    Pengaruh Kelembapan Udara terhadap Penyebaran Virus

    Selain suhu, cuaca buruk sering kali disertai dengan tingkat kelembapan udara yang rendah. Udara kering telah lama dikaitkan dengan meningkatnya penyebaran virus pernapasan. Dalam kondisi ini, partikel virus dapat bertahan lebih lama di udara.

    Saat seseorang batuk atau bersin, partikel virus tidak cepat jatuh ke permukaan tanah jika udara kering. Hal ini membuat virus lebih mudah terhirup oleh orang lain, sehingga risiko penularan meningkat.

    Faktor lingkungan ini semakin memperkuat alasan mengapa cuaca buruk turunkan daya tahan tubuh secara tidak langsung.

    Perubahan Perilaku dan Peran Vitamin D

    Di samping faktor biologis, perubahan perilaku saat cuaca buruk juga turut berkontribusi terhadap penurunan daya tahan tubuh.

    Saat hujan, dingin, atau cuaca ekstrem, orang cenderung lebih banyak berada di ruang tertutup dengan sirkulasi udara yang kurang baik. Kondisi ini meningkatkan kontak dekat antarindividu dan mempermudah penyebaran virus.

    Selain itu, paparan sinar matahari juga berkurang selama periode cuaca buruk. Sinar matahari berperan penting dalam membantu tubuh memproduksi vitamin D, yang diketahui memiliki fungsi pendukung sistem kekebalan tubuh.

    Kekurangan vitamin D dapat membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi, meskipun mekanismenya berbeda dengan respons imun lokal di hidung.

    Mengapa Cuaca Buruk Menurunkan Daya Tahan Tubuh?

    Secara keseluruhan, anggapan cuaca buruk turunkan daya tahan tubuh bukanlah mitos. Kondisi ini terjadi akibat kombinasi beberapa faktor yang saling berkaitan.

    Penurunan suhu secara langsung melemahkan pertahanan imun di hidung dengan mengurangi produksi vesikel dan pelepasan interferon.

    Di sisi lain, faktor lingkungan seperti udara kering serta perubahan perilaku saat cuaca buruk turut meningkatkan risiko penyebaran virus.

    Dengan memahami bagaimana suhu dan lingkungan memengaruhi sistem kekebalan tubuh, kita dapat lebih waspada dan bijak dalam menjaga kesehatan.

    Langkah pencegahan sederhana, seperti menjaga tubuh tetap hangat, memastikan asupan nutrisi yang baik, serta memperhatikan kebersihan dapat membantu mengurangi risiko sakit selama musim hujan atau periode cuaca buruk.

  • Flu hingga Bronkitis, Ancaman 5 Infeksi Pernapasan Saat Musim Hujan

    Flu hingga Bronkitis, Ancaman 5 Infeksi Pernapasan Saat Musim Hujan

    Jakarta, Beritasatu.com – Musim hujan, baik curah hujan rendah atau pun tinggi datang lengkap dengan suhu kelembapan yang lebih tinggi, kondisi yang ideal untuk berkembang biaknya berbagai macam kuman dan virus penyebab penyakit.  Hujan gerimis meningkatkan risiko jatuh sakit, terutama infeksi saluran pernapasan. 

    Oleh karena itu, kita harus siap menghadapi dan mencegahnya masuk ke saluran pernapasan kita. Salah satunya dengan mengetahui apa saja jenis penyakit infeksi saluran pernapasan yang sering datang pada musim hujan. Berikut paparan lengkapnya, dilansir dari laman resmi Bangkok Hospital, Jumat (12/12/2025). 

    Rinofaringitis akut atau lebih dikenal sebagai flu biasa adalah salah satu jenis infeksi pernapasan yang paling umum. Beberapa jenis virus dapat menyebabkan flu biasa, terutama selama musim hujan, musim dingin, atau saat pergantian musim. Siapa pun dapat terinfeksi. Anak-anak kecil dapat terinfeksi beberapa kali dalam setahun. Orang dewasa akan lebih jarang terinfeksi karena telah mengembangkan kekebalan. Rata-rata, anak-anak dapat terinfeksi 6-12 kali per tahun, sedangkan orang dewasa bisa terkena flu biasa 2-4 kali per tahun. Penyakit ini tidak terlalu parah dan umumnya bisa sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari karena infeksi virus. 

    Cara Penyebarannya

    Ada lebih dari 100 virus berbeda yang dapat menyebabkan flu biasa, sebagian besar termasuk dalam keluarga virus coryza, seperti rhinovirus dan lainnya yang dapat ditularkan melalui pilek, air liur, dan dahak. Dengan bersin atau batuk, orang yang terinfeksi dapat menyebarkan tetesan atau aerosol ke orang lain yang berada di dekatnya atau menyentuh permukaan yang terkontaminasi lalu menggosok mata atau hidung. Infeksi dapat menyebar dari orang tanpa gejala hingga dalam waktu 1-2 hari setelah gejala muncul.

    Gejala

    Ketika virus memasuki saluran hidung, virus akan menempel dan memasuki sel di lapisan hidung dan mulai berkembang biak. Setelah sel inang hancur, peradangan pada saluran hidung dimulai lalu berkembang sebagai pembengkakan dan kemerahan. Pilek akan segera menyusul. Masa inkubasi membutuhkan waktu 1–3 hari dengan rata-rata 10–12 jam) sebelum gejala muncul. Gejala flu biasa ini meliputi hidung tersumbat, batuk, bersin, sakit tenggorokan, suara serak, demam ringan, sakit kepala ringan biasanya berlangsung 2–5 hari, kecuali pilek yang bisa sampai 10–14 hari.

    Influenza adalah penyakit menular yang sangat mudah menular. Penyakit ini disebabkan oleh virus influenza yang cenderung berkembang biak selama musim hujan atau musim dingin. Siapa pun, terutama anak-anak, bisa terserang influenza. Orang dewasa dengan usia lebih tua bisa mengalami gejala yang lebih parah jika terinfeksi. Gejalanya pun berbeda-beda pada setiap orang, ada yang mengalami demam tinggi, batuk, dan nyeri badan, sementara yang lain mungkin juga mengalami pneumonia. Obat untuk meredakan gejala dapat mengatasi beberapa pasien, sementara obat antivirus mungkin diperlukan pada pasien dengan gejala parah. Vaksin influenza sangat efektif untuk mengurangi keparahan penyakit.

    Cara Penyebaran

    Ada beberapa jenis virus influenza, pertama virus influenza A menyebabkan 80% dari semua infeksi.  Virus influenza B adalah jenis yang paling umum, lalu virus influenza C yang termasuk dalam kategori kurang parah dan tidak terlalu menular.

    Ketiganya menyebar melalui cairan hidung, air liur, dan dahak. Dengan bersin atau batuk, orang yang terinfeksi dapat menyebarkan tetesan atau aerosol ke orang lain yang berada di dekatnya atau menyentuh permukaan yang terkontaminasi lalu menggosok mata atau hidung mereka. Infeksi dapat menyebar dari orang tanpa gejala hingga 3-5 hari setelah gejala muncul atau tanpa gejala. 

    Gejala Umum

    Setelah virus masuk ke saluran pernapasan, dibutuhkan waktu 1–7 hari untuk masa inkubasi sebelum gejala muncul. Gejalanya meliputi demam tinggi akut 39–40 derajat Celcius, sakit kepala, sakit mata, nyeri otot, nyeri pada badan, kelelahan

    Sebagai catatan, beberapa orang mungkin mengalami pilek, batuk, bersin, sakit tenggorokan, lendir bening, dan bronchitis. Sebagian orang juga bisa mengalami masalah pencernaan seperti kehilangan nafsu makan, diare, mual, muntah. Gejala akan hilang dengan sendirinya dalam 1–2 minggu pada sebagian besar orang yang tidak mengalami komplikasi.

    Infeksi pernapasan ini menyebabkan peradangan pada selaput yang melapisi amandel atau laring. Ini adalah infeksi umum yang dapat menyerang siapa saja dengan anak-anak sebagai kelompok yang lebih rentan meski gejalanya tidak terlalu parah. Kebanyakan orang akan mengalami nyeri saat menelan dan sakit tenggorokan yang akan hilang dalam beberapa hari. Namun, infeksi bakteri dapat membuat gejala berlangsung lebih lama. 

    Gejala Umum

    Faring terletak di antara ujung rongga hidung dan laring. Setelah patogen masuk ke faring yang terletak di antara ujung rongga hidung dan laring.  Patogen akan berkembang biak dan menghancurkan sel. Virus cenderung membutuhkan waktu inkubasi 1–3 hari, sedangkan bakteri (misalnya Streptococcus) mungkin membutuhkan waktu inkubasi 2–5 hari.

    Gejala faringitis akut meliputi sakit tenggorokan, sulit menelan, batuk, sakit kepala, demam, pembengkakan kelenjar getah bening. Jika disebabkan oleh infeksi bakteri, gejala yang menyertainya mungkin berupa demam tinggi, sakit tenggorokan parah, kemerahan, dan nanah. Gejala faringitisaku umumnya akan membaik dalam 7–10 hari. Namun, infeksi Streptococcus bisa menyebabkan komplikasi.

    Pneumonia adalah kondisi pernapasan akibat infeksi paru-paru oleh virus atau bakteri yang menimbulkan peradangan dan pembengkakan akibat cairan atau abses di alveoli. Kondisi ini mengganggu kemampuan paru-paru dalam melakukan pertukaran oksigen secara optimal. Pneumonia umum terjadi pada musim hujan dan musim dingin, serta dapat menyerang siapa saja. Anak-anak di bawah usia 4 tahun dan orang berumur di atas 65 tahun cenderung mengalami gejala yang lebih berat. Batuk, mengi, dan sesak napas yang parah dapat berakibat fatal.

    Penyebab
    Penyakit ini disebabkan oleh virus atau bakteri. Virus penyebabnya adalah adenovirus, influenza, parainfluenza, dan virus respiratory syncytial (RSV). Sementara untuk bakteri, streptococcus pneumoniae, haemophilus influenzae, moraxella catarrhalis, dan mycoplasma pneumoniae adalah sejumlah bakteri penyebab pneumonia. 

    Cara Penularan
    Pneumonia menyebar melalui lendir, air liur, dan dahak. Saat penderita batuk atau bersin, tetesan atau aerosol yang mengandung patogen dapat menginfeksi orang di sekitarnya. Pada lansia, tersedak makanan atau air liur juga bisa membawa kuman ke paru-paru. Masa penularan bergantung pada jenis infeksi, dan seseorang dapat menularkan penyakit hingga beban virus atau bakterinya berkurang. 

    Gejala

    Saat seseorang terinfeksi pneumonia, umumnya demam, batuk, napas pendek dan cepat, sesak napas, mengi (napas berbunyi), nyeri saat bernapas.

    Ialah infeksi saluran pernapasan utama di paru-paru yang menyebabkan lapisan bronkus membengkak, sehingga menghambat aliran udara. Bronkus adalah saluran besar yang bercabang menjadi saluran lebih kecil hingga mencapai alveoli. Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, terutama selama musim hujan dan musim dingin, dan biasanya menimbulkan batuk berlebihan, produksi lendir, serta kesulitan bernapas.

    Pengobatan bronkitis akut bertujuan meredakan gejala hingga pasien pulih.

    Penyebab dan Penularan
    Bronkitis akut sebagian besar disebabkan oleh virus, seperti adenovirus, rhinovirus, influenza, parainfluenza, dan virus respiratory syncytial (RSV). Sebagian kecil disebabkan oleh bakteri, misalnya mycoplasma dan chlamydia.

    Penularan terjadi melalui lendir, air liur, dan dahak. Saat penderita batuk atau bersin, tetesan atau aerosol yang mengandung patogen dapat menular ke orang di sekitarnya. Penularan bisa terjadi baik dari pasien yang bergejala maupun tanpa gejala.

  • Bangun Konektivitas Nasional, Susi Pudjiastuti Raih Penghargaan BIG 40 Awards

    Bangun Konektivitas Nasional, Susi Pudjiastuti Raih Penghargaan BIG 40 Awards

    Bisnis.com, JAKARTA — Founder PT ASI Pudjiastuti Aviation, Susi Pudjiastuti memperoleh penghargaan dalam Bisnis Indonesia Group (BIG) 40 Awards 2025 dengan kategori Leadership for Excellence in National Connectivity.

    Penghargaan ini diberikan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan 2014–2019 itu atas kepemimpinannya yang penuh semangat juang dalam membangun konektivitas nasional melalui sayap-sayap penerbangan yang menyentuh pelosok negeri.

    “Langkah tersebut menjadikan akses udara sebagai jembatan persatuan dan kemakmuran bagi bangsa maritim terbesar di dunia,” ungkap Dewan Juri.

    Keberanian Susi dalam mengambil keputusan dan komitmennya pada standar operasional terbaik dinilai menghadirkan layanan penerbangan yang menjangkau daerah-daerah terpencil, membuka akses logistik, evakuasi, dan transportasi yang sebelumnya tidak terlayani dengan optimal. Selain itu, gaya kepemimpinannya yang tegas dan visioner menjadi inspirasi bagi pembangunan kedaulatan dan konektivitas udara Indonesia.

    Dilansir dari laman resmi Susiair.com, PT ASI Pudjiastuti Aviation yang didirikan Susi Pudjiastuti merupakan operator pesawat Susi Air yang telah menggenggam Operator Certificate AOC 135-028.

    Maskapai yang didirikan pada 2004 ini mulanya beroperasi hanya dengan berbekal 2 pesawat. Pada tahun tersebut, Susi Air kali pertama beroperasi di Medan. Kala itu, Susi Air diturunkan sebagai bentuk respons atas gempa bumi dan tsunami yang meluluhlantakkan wilayah tersebut.

    Mulanya, Susi Air diperuntukkan charter dan melayani kegiatan bantuan yang ingin disalurkan berbagai organisasi kepada korban gempa. Namun karena kesuksesan Susi Pudjiastuti mengatur manajemen, Susi Air akhirnya melayani rute ke luar Kota Medan pada 2006.

    Saat ini, Susi Air mengoperasikan 48 armada pesawat dengan layanan 120 penerbangan per hari, 500 rute domestik, 26 rute komersial, dan 304 destinasi terjadwal.

    Susi Air memiliki 20 basis operasional utama di Medan, Banda Aceh, Padang, Dabo, Bengkulu, Jakarta, Pangandaran, Palangkaraya, Samarinda, Tarakan, Malinau, Kupang, dan Masamba. Kemudian terdapat basis operasional di Manokwari, Biak, Nabire, Timika, Jayapura, Wamena, dan Merauke.

    Soal operasional, Susi Pudjiastuti tak sembarangan memilih orang. Susi Air diawasi dan dioperasikan oleh total lebih dari 140 pilot, 75 insinyur dan mekanik pesawat terbang, serta 650 staf darat dan pendukung lainnya.

  • Diplomasi Istimewa Ala Prabowo Libatkan Kucing, Anjing, hingga Panda

    Diplomasi Istimewa Ala Prabowo Libatkan Kucing, Anjing, hingga Panda

    Bisnis.com, JAKARTA — Diplomasi biasanya dibayangkan berlangsung melalui ruang rapat tertutup, naskah perjanjian tebal, atau rangkaian pidato resmi di podium kenegaraan. Namun di era Presiden Prabowo Subianto, pendekatan itu memperlihatkan warna baru lebih hangat, lebih personal, tetapi tetap penuh kalkulasi strategis.

    Saat melakukan pertemuan dengan tokoh-tokoh negara diplomasi dari kucing peliharaan, hadiah untuk anjing kepala pemerintahan negara sahabat, hingga bayi panda hasil kolaborasi konservasi menjadi pintu masuk diplomasi Indonesia yang tak biasa.

    Mulai dari kucing kesayangan Prabowo, Bobby Kertanegara, telah lama menjadi bagian dari keseharian sang presiden. Keberadaan Bobby kerap muncul dalam beberapa percakapan informal Prabowo dengan tamu negara. Kehangatan ini dinilai sebagian analis sebagai bentuk diplomasi personal upaya memperlihatkan sisi manusiawi seorang kepala negara saat membangun keakraban dengan mitra luar negeri.

    Meski tampak sederhana, pendekatan seperti ini memperkuat impresi bahwa diplomasi Indonesia tidak hanya berjalan di atas protokol, tetapi juga relasi antarmanusia.

    Misalnya, pemilik Gates Foundation Bill Gates memberikan hadiah berupa boneka paus kepada kucing milik Presiden Prabowo Subianto, Bobby Kertanegara saat keduanya bertemu di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/5/2025).

    Lalu, Kedutaan Besar China di Indonesia pernah menghadiahkan rumah kucing berukuran besar tingkat tiga yang dilengkapi dengan tangga panjat, terowongan, tempat bersantai, dan tiang garuk.

    Belum lagi, Ratu Maxima dari Belanda menghadiahkan Bobby boneka dengan jersey oranye khas Belanda, yang diterima dengan baik dalam suasana diplomatik yang hangat.

    Terakhir, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese pernah mengalungkan syal kecil untuk Bobby. Ini menunjukkan bahwa aksesori pakaian yang lucu dan nyaman juga bisa menjadi pilihan hadiah.

    Hadiah untuk Toto: Menjalin Persahabatan lewat Anjing Peliharaan

    Momen serupa terjadi ketika Prabowo berkunjung ke Australia. Alih-alih hanya membawa dokumen pertemuan, dia memberikan hadiah khusus untuk Toto yaitu anjing peliharaan Anthony Albanese. Hadiah berupa kaus dan tali harness itu langsung jadi sorotan publik Australia dan Indonesia.

    Gestur ini disambut hangat oleh Albanese dan dipandang sebagai simbol persahabatan. Para pengamat menilai pendekatan tersebut memperhalus berbagai isu bilateral yang sedang dibahas, sambil menciptakan ruang percakapan yang lebih cair antara dua pemimpin.

    “Iya benar, [Presiden memberikan cinderamata untuk Toto, peliharaan kesayangan dari PM Albanese saat kunjungan di Australia],” ujarnya kepada Bisnis melalui pesan teks, Kamis (13/11/2025).

    Dalam unggahannya, Teddy menggambarkan bahwa diplomasi tidak selalu harus dilakukan melalui jalur formal seperti perundingan, negosiasi, atau forum bisnis dan internasional.

    Diplomasi juga bisa hadir melalui berbagai bentuk lain, mulai dari kerja sama di bidang pendidikan, pertahanan, kebudayaan, hingga dalam wujud simbolis yang sarat makna persahabatan.

    Kemudian diplomasi lewat hewan peliharaan bukan sekadar romantika; dia menjadi gestur goodwill yang mampu membangun rasa saling percaya sebelum masuk ke diskusi lebih serius.

    Panda dari China: Simbol Kepercayaan dan Kerja Sama Jangka Panjang

    Jika hadiah untuk Toto adalah diplomasi hangat, maka panda adalah diplomasi strategis. Dalam pertemuan dengan Ketua MPR China Wang Huning di Istana Merdeka, Kamis (4/12/2025) Prabowo menunjukkan foto bayi panda yang baru lahir di Indonesia, hasil program peminjaman panda dari China.

    Panda telah lama menjadi simbol hubungan kepercayaan China dengan negara mitranya. Fakta bahwa pasangan panda sudah tinggal di Indonesia selama hampir satu dekade dan kini berhasil berkembang biak, dipandang sebagai keberhasilan kerja sama konservasi antara kedua negara.

    Dalam pertemuan itu, Prabowo menggunakan kisah kelahiran bayi panda sebagai jembatan percakapan untuk membangun kedekatan sebelum membahas isu geopolitik dan ekonomi. Diplomasi panda ini memperlihatkan bagaimana hubungan Indonesia–China tidak lagi semata soal perdagangan dan investasi, tetapi juga kolaborasi ekologi dan soft power.

    Prabowo lalu menceritakan permintaan Taman Safari agar dirinya memberi nama bagi bayi panda tersebut.

    “Habis itu, Taman Safari minta saya kasih nama. Saya kasih nama Satrio Wiratama. Artinya pejuang, mulia, yang berani, dan berbudi luhur. Itu nama panjang. Tiap hari kita akan panggil Rio,” tutur Prabowo.

    Dalam pertemuan itu, tampak Kepala Negara memperlihatkan foto bayi panda Rio kepada Ketua Wang usai pertemuan tête-á-tête.

    “Kami dapat laporan, kemarin. Jadi panda ini diberi 10 tahun yang lalu. Baru kemarin melahirkan satu bayi. Sepuluh tahun, lahir waktu saya Presiden,” kata Prabowo sambil menunjukkan foto hewan endemik China itu.

    Bayi panda Rio merupakan keturunan induk Hu Chun dan pejantan Cai Tao, pasangan panda raksasa yang dihadiahkan oleh Presiden China Xi Jinping kepada Indonesia pada 2017 melalui kerja sama konservasi internasional.

    Hingga saat ini, hanya sekitar 20 negara di dunia yang menerima panda melalui mekanisme antarkepala negara, menempatkan Indonesia pada posisi terhormat dalam kolaborasi konservasi global.

    Kelahiran bayi panda ini merupakan hasil proses reproduksi alami yang dimulai sejak Agustus 2025. Tim medis melakukan pengawasan ketat melalui pemeriksaan hormon, analisis urin, dan observasi intensif.

    “Terima kasih banyak. Panda kami bisa melahirkan anak di Indonesia. Karena, tidak mudah sekali,” kata Wang.

    Di bagian akhir percakapan, Wang menyampaikan sebuah pepatah China kepada Prabowo, yakni “Ji ren tian xiang,” atau orang yang akan selalu bertemu dengan hal-hal baik.”

    Kucing, anjing, dan panda mungkin terdengar seperti materi dongeng anak-anak. Namun dalam konteks diplomasi Indonesia, ketiganya menjadi simbol hubungan luar negeri yang dibangun tidak hanya lewat kekuatan atau kepentingan ekonomi, tetapi juga lewat kedekatan emosional dan komunikasi yang lebih manusiawi.

    Dari Istana Merdeka hingga Canberra; dari pusat konservasi panda hingga ruang pertemuan bilateral. Diplomasi hewan ini memperlihatkan bahwa strategi Prabowo terlihat luwes, personal, dan menghargai sisi kemanusiaan.

  • BRIN Dorong Pembangunan Bandara Antariksa Nasional di Biak

    BRIN Dorong Pembangunan Bandara Antariksa Nasional di Biak

    Jakarta

    Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menegaskan komitmen kuat untuk mewujudkan kemandirian keantariksaan Indonesia dengan membangun bandara antariksa (spaceport) nasional pertama. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Kepala BRIN, Prof. Arif Satria

    “Kami sudah menyampaikan kepada Bapak Presiden terkait persiapan pembuatan bandara antariksa. Naskah akademis sudah disusun, kajiannya lengkap, dan saat ini kami menunggu penetapan lokasi secara resmi,” ujar Arif Satria dikutip dari keterangan resmi.

    Ia menegaskan bahwa BRIN akan mengusulkan proyek bandara antariksa ini menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN) agar mendapatkan prioritas pendanaan dan percepatan realisasi.

    “Jika bandara antariksa ini terwujud, ini akan menjadi tonggak sejarah baru bagi keantariksaan Indonesia. Kalau India saja sudah punya, masa Indonesia tidak punya? Memang belum banyak negara berkembang yang memiliki fasilitas seperti ini,” tegasnya.

    Arif Satria menambahkan, BRIN sudah siap dari sisi teknologi. “Kami sudah bisa menghasilkan satelit yang bagus. Saat ini sedang dipersiapkan Satelit NEO-1 yang rencananya akan diluncurkan tahun depan. Kalau kita sudah punya bandara antariksa sendiri – terutama yang kami harapkan di Biak – maka kita tidak perlu lagi tergantung pada negara lain untuk meluncurkan satelit. Ini akan sangat membanggakan bagi bangsa,” paparnya.

    Ia juga mengungkapkan bahwa kajian lokasi sudah dilakukan secara komprehensif dan dirinya akan segera melakukan kunjungan lapangan untuk memastikan progres.

    “Proyek ini membutuhkan investasi besar dan keterlibatan banyak pihak. Karena itu, status PSN sangat penting agar pendanaan lebih terstruktur dan terjamin,” tambah Arif.

    Kepala BRIN Prof. Arif Satria Foto: BRIN

    Sementara itu, Ayom Widipaminto, Direktur Fasilitasi Riset Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), menjelaskan alasan pemilihan Pulau Biak, Papua, sebagai kandidat utama.

    “Biak sangat strategis karena berada sangat dekat dengan garis khatulistiwa. Peluncuran roket dari lokasi ini jauh lebih efisien dari segi energi dibandingkan lokasi yang lebih jauh dari ekuator. Kajian ini sebenarnya sudah dimulai sejak era LAPAN, dan kini akan difinalisasi oleh BRIN,” ujar Ayom.

    Menurutnya, minat terhadap Biak bukan hal baru. “China dan Rusia sejak puluhan tahun lalu sudah menunjukkan ketertarikan terhadap lokasi ini karena keunggulan geografisnya,” tambahnya.

    (afr/afr)