kab/kota: Berlin

  • Bus di Jerman Tabrak Pohon hingga Terbalik, 5 Penumpang Tewas

    Bus di Jerman Tabrak Pohon hingga Terbalik, 5 Penumpang Tewas

    Berlin

    Sebuah bus terbalik di jalan raya Jerman dekat Leipzig. Kecelakaan ini membuat setidaknya lima orang penumpang tewas dan sekitar 20 lainnya luka-luka.

    Dilansir AFP, Kamis (28/3/2024), insiden ini terjadi pada Rabu (27/3) pagi waktu setempat. Bus yang mengalami kecelakaan itu keluar dari jalan raya A9 antara Wiedemar dan persimpangan Schkeuditzer Kreuz.

    Operator Jerman Flixbus mengatakan bus tersebut sedang dalam perjalanan dari Berlin ke Zurich dengan 53 penumpang dan dua pengemudi di dalamnya. Flixbus menyebut kedua pengemudi bus selamat.

    “Kondisi pasti dari kecelakaan itu belum diketahui,” kata Flixbus dalam sebuah pernyataan.

    “Kami tentu saja bekerja sama dengan pihak berwenang setempat dan layanan darurat di lokasi dan akan melakukan segala daya kami untuk mengklarifikasi penyebab kecelakaan itu dengan cepat dan lengkap,” tambahnya.

    Foto-foto menunjukkan bus itu miring, tampaknya menabrak pohon di pinggir jalan. Pihak berwenang Jerman menyebut layanan darurat menangani korban luka di lokasi kejadian dan jalan raya ditutup di kedua arah.

    Menurut polisi, tidak ada indikasi ada kendaraan lain yang terlibat dalam kecelakaan tersebut.

    Kendaraan Flixbus lainnya jatuh di jalan raya yang sama pada Mei 2019. Dalam kecelakaan yang melibatkan bus perjalanan dari Berlin ke Munich itu, satu orang tewas dan lebih dari 60 orang luka-luka, tujuh di antaranya luka serius.

    (fas/fas)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Penemuan Benteng Tertua yang Bisa Guncang Sejarah Manusia

    Penemuan Benteng Tertua yang Bisa Guncang Sejarah Manusia

    Jakarta

    Para arkeolog belum lama ini telah menemukan bukti-bukti mengenai benteng yang diduga sebagai situs benteng tertua di dunia, yang dinamakan Amnya. Dikutip detikINET dari newsweek, Selasa (27/2/20242), sekelompok ilmuwan membentuk sebuah tim untuk meneliti penemuan tersebut di Siberia Barat.

    Diketahui bahwa situs tersebut merupakan benteng pertahanan purba yang berlokasi di wilayah paling utara Eurasia. Terdapat beberapa bangunan serupa yang terdiri dari palisade, tepian, dan parit. Para ilmuwan berasumsi bahwa konstruksi bangunan tersebut terlalu maju untuk dapat dikerjakan oleh manusia pada zaman pemburu dan pengumpul yang tinggal beberapa ribu tahun yang lalu.

    Berdasarkan riset terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Antiquity, menunjukkan bahwa Amnya pertama kali dibangun sekitar 8.000 tahun yang lalu, ketika penduduk lokal pada wilayah tersebut masih aktif sebagai pemburu, pengumpul makanan, dan memancing.

    Temuan ini tentunya menandakan bahwa penduduk yang berada di taiga Siberia Barat pada zaman tersebut telah berhasil membangun struktur pertahanan yang rumit di sekitar tempat tinggal mereka dan bahwa benteng ini sudah berdiri berabad-abad sebelum teknologi yang serupa muncul di Eropa. Hal ini bisa mengubah sejarah yang ada selama ini.

    “Tentunya hal ini bertentangan dengan kepercayaan umum yang percaya bahwa hanya masyarakat pertanian saja yang dapat membangun struktur monumen seperti itu, yang mana mengubah alur waktu tentang kemampuan manusia dalam membangun bangunan arsitektur yang canggih dalam masyarakat,” ucap Tanja Schreiber, seorang arkeologis dari Institute of Prehistoric Archaeology di Freie Universitat dan salah satu dari penulis studi tersebut.

    “Dari perspektif barat kami yang bersifat eurosentris, terdapat keyakinan yang kuat bahwa manusia pada zaman pemburu dan pengumpul secara signifikan tidak mampu untuk dapat membentuk lingkungan mereka,” tambahnya.

    Temuan tersebut memiliki potensi untuk dapat mengubah pandangan sejarah manusia dengan menujukkan bahwa pemburu dan pengumpul memiliki kemampuan untuk mendirikan bangunan benteng seperti itu. Sebelumnya, para bidang arkeologi meyakini adanya keterkaitan antara perkembangan sosial dan politik yang rumit dengan munculnya masyarakat agraris, yang termasuk bangunan permanen seperti benteng di Amnya.

    “Meski demikian, pandangan tersebut tidak memperhatikan inovasi dari masyarakat zaman pemburu-pengumpul yang telah tinggal di taiga Siberia 8.000 tahun yang lalu, termasuk beberapa pembangunan situs benteng yang tertua di dunia,” tulis para penulis dalam penelitian mereka.

    Selama bertahun-tahun, para penjelajah telah mencatat keberadaan struktur benteng di berbagai belahan dunia, mulai dari masa pra-sejarah hingga masa setelahnya, di berbagai jenis wilayah. Namun, apa yang terungkap di Siberia Barat ini sangat mengejutkan. Tim arkeolog dari Universitas Bebas Berlin di Jerman melakukan penelitian lapangan di situs Amnya pada tahun 2019

    “Melalui pemeriksaan arkeologis yang detail di Amnya, kami dapat mengumpulkan sampel untuk penanggalan radio karbon, memastikan situs prasejarah tersebut dan menetapkannya sebagai benteng tertua di dunia,” jelas Schreiber.

    Temuan tim mengungkap bahwa para masyarakat prasejarah yang berada di Siberia Barat mempunyai gaya hidup rumit, menguras sumber daya yang ada di taiga. Mereka menangkap ikan dari Sungai Amnya dan berburu binatang seperti rusa besar dan rusa kutub dengan menggunakan tombak yang berujung batu dan tulang. Mereka juga mampu menciptakan gerabah yang dihias dengan detail untuk menyimpan kelebihan minyak ikan dan daging, seperti yang dikatakan para peneliti.

    “Lingkungan dari Siberia Barat saat ini mungkin terlihat seperti kasar dan sangatlah tidak bersahabat, tetapi bagi para pemburu-pengumpul itu merupakan surga,” kata Ekaterina Dubovtesa, seorang peneliti dari Institute of History and Archaeology di Russian Academy of Science dan juga merupakan salah satu penulis.

    Banyaknya sumber daya alam yang ada di taiga Siberia, seperti panen ikan tahunan dan migrasi dari sekawanan hewan kemungkinan besar memainkan peran kunci dalam mempengaruhi pembangunan pemukiman berbenteng oleh pemburu-pengumpul, demikian disarankan oleh studi tersebut.

    Para peneliti juga mencatat bukti yang menunjukkan bahwa pemukiman tersebut beberapa kali mengalami kerusakan akibat kebakaran, fenomena yang terjadi di lokasi lain dan diduga terkait dengan konflik bersifat kekerasan.

    Sejalan dengan situs Gobekli Tepe di Turki, temuan di Siberia ini menunjukkan bahwa perubahan masyarakat dari kelompok pemburu-pengumpul yang sederhana menjadi masyarakat pertanian yang kompleks dapat mengambil jalur yang berbeda.

    “Saat ini kita dapat melihat banyak masyarakat dalam catatan arkeologi yang merupakan pemburu-pengumpul tetapi memiliki sesuatu hal yang diasumsikan terkait dengan petani.” jelas Graeme Barker, arkeologis dari University of Cambridge

    *Artikel ini ditulis oleh Mohammad Frizki Pratama, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

    (fyk/fyk)

  • Terungkap Tanggal Peluncuran dan Spesifikasi Asus Zenfone 11 Ultra

    Terungkap Tanggal Peluncuran dan Spesifikasi Asus Zenfone 11 Ultra

    Jakarta

    Asus baru saja mengonfirmasi tanggal peluncuran Zenfone 11 Ultra. Bersamaan dengan itu bocoran spesifikasi yang ditawarkan HP tersebut ikut terungkap.

    Asus akan menghelat acara peluncuran pada 14 Maret 2024 mendatang pukul 20.00 malam waktu setempat atau 19.00 WIB. Lantaran dalam undangannya menyematkan Berlin dan New York, kemungkinan Zenfone 11 Ultra bakal dipasarkan secara global.

    Zenfone 11 Ultra, kata Asus, bakal terintegrasi dengan AI. Namun vendor asal Taiwan ini belum diketahui seperti apa pengadopsiannya.

    Asus Zenfone 11 Ultra Foto: GSM ArenaBocoran Spesifikasi Asus Zenfone 11 Ultra

    Zenfone 11 Ultra mengusung layar LTPO AMOLED 6,78 inch. Resolusi layarnya FHD+ dan diberikan dukungan kecepatan refresh 1-144Hz.

    HP in bakal disokong chipset Snapdragon 8 Gen 3 yang diracik dengan RAM LPDDR5X 16GB. Asus memasang memori penyimpanan berjenis UFS 4.0 punya kapasitas hingga 512GB.

    Asus Zenfone 11 Ultra dibekali trio kamera yang sama yang ditemukan di ROG Phone 8 Pro. Komposisinya terdiri dari kamera utama 50MP dengan sensor IMX890, telefoto 32MP dengan zoom optik 3x, dan lensa ultrawide 13MP.

    Zenfone 11 Ultra akan menawarkan baterai 5.500 mAh dan akan mendukung dukungan pengisian kabel 65W dan pengisian nirkabel 15W. Uniknya HP ini masih menyuguhkan jack headphone yang jarang ditemukan pada ponsel flagship pada tahun 2024.

    Zenfone 11 Ultra akan tersedia dalam warna Eternal Black, Skyline Blue, Misty Grey, Verdure Warna Hijau, dan Gurun Sienna.

    (afr/afr)

  • Angka Putus Sekolah di Jerman Tinggi

    Angka Putus Sekolah di Jerman Tinggi

    Jakarta

    Dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya, sekian lamanya jumlah generasi muda yang tidak memiliki ijazah sekolah menengah atas atau pelatihan kejuruan di Jerman sangat tinggi. Sekarang masalah ini jadi perkara.

    Siapa pun yang mencari lowongan pekerjaan di Jerman, seharusnya dapat menemukan pekerjaan dengan cepat! Ada lebih dari 1,7 juta lowongan pekerjaan pada akhir tahun 2023. Permintaan akan pekerja terampil di 200 profesi melebihi jumlah pelamar. Tenaga kerja yang paling diincar: Tenaga medis dan keperawatan, pekerja konstruksi dan teknologi informasi, pengemudi profesional, guru dan masih banyak lagi.

    Secara matematis, seharusnya Jerman tidak kekurangan tenaga kerja. Pada awal tahun 2024, sekitar 4,8 juta orang yang mampu bekerja, menerima tunjangan pengangguran dari negara. Namun, lebih dari separuhnya belum menyelesaikan pelatihan kejuruan. Menurut Badan Ketenagakerjaan Jerman, tanpa pendidikan keterampilan peluang mereka untuk mendapatkan pekerjaan sangat kecil. Angka mencolok lainnya adalah: 25% pengangguran jangka panjang tidak memiliki ijazah sekolah apa pun!

    Selama bertahun-tahun, organisasi internasional seperti Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan OECD mengkritik betapa sedikitnya upaya yang dilakukan di Jerman untuk mengurangi jumlah orang yang tidak memiliki kualifikasi apa pun.

    Sistem pendidikan Jerman berhasil menyekolahkan lebih banyak generasi muda hingga sekolah menengah atas dan universitas dibandingkan masa lalu. Namun, masih banyak orang yang tidak dapat memenuhi persyaratan minimum yang ditetapkan oleh calon pemberi kerja.

    Peringkatnya sangat rendah

    Setiap tahun, Kantor Statistik Eropa, Eurostat, mengumpulkan data tentang berapa banyak anak muda berusia antara 18 dan 24 tahun di negara-negara Eropa yang tidak menyelesaikan sekolah atau pelatihan kejuruan. Pada tahun 2022, angkanya adalah 12,2%. Di antara 27 negara Uni Eropa (UE), Jerman berada di peringkat keempat — dari bawah.

    Statistik angka putus sekolah juga tinggi. Di Jerman, anak-anak belajar bersama selama empat hingga enam tahun sebelum ditempatkan di sekolah menengah yang berbeda-beda, berdasarkan prestasi akademik mereka.

    Banyaknya warga keturunan asing yang putus sekolah

    Hal yang memprihatinkan adalah fakta bahwa banyak anak putus sekolah dengan latar belakang migrasi, demikian menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Institut Penelitian Populasi, BiB.

    Pada tahun 2013, tidak ada perbedaan antara mereka yang berlatar belakang migrasi dan yang tidak. Namun pada tahun 2022, tercatat ada 3% laki-laki Jerman berusia 25 tahun dan 2% perempuan tanpa latar belakang migrasi, yang tidak memiliki ijazah sekolah sama sekali. Sedangkan generasi muda di usia yang sama dan memiliki latar belakang migrasi, angkanya mencapai 12% untuk laki-laki dan 10% untuk perempuan.

    Pakar pendidikan telah lama mengkritik sistem sekolah di Jerman karena mengabaikan terlalu banyak generasi muda. Dalam tes Pisa terbaru, yang membandingkan kemampuan membaca, matematika, dan sains anak-anak berusia 15 tahun secara internasional, siswa-siswa Jerman meraih nilai terendah.

    Di satu sisi, penurunan kinerja disebabkan oleh penutupan sekolah selama pandemi COVID-19. Namun di sisi lain, yang lebih signifikan adalah faktor ketimpangan hasil pendidikan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. “Di Jerman, keberhasilan akademis masih bergantung pada latar belakang sosial,” kata Anja Bensinger-Stolze, yang merupakan anggota dewan Serikat Pekerja Pendidikan dan Sains, kepada DW.

    Mereka yang “tidak memiliki lingkungan belajar yang baik di rumah” sangat rentan terkena dampaknya. “Kurangnya pembelajaran, kurangnya staf yang berkualitas dan kurangnya sistem pendukung membuat kesempatan pendidikan mereka menjadi semakin terbatas,” kata Bensinger-Stolze.

    Kurangnya kemampuan bahasa Jerman

    Permasalahan dimulai pada usia taman kanak-kanak. Satu dari lima anak berusia antara tiga dan enam tahun tidak berbahasa Jerman di rumah. Di negara bagian Hessen, Berlin dan Bremen, angka tersebut mencapai sepertiganya.

    Hal ini membuat semakin penting bagi anak-anak ini khususnya untuk bersekolah di taman kanak-kanak. Namun, menurut laporan pendidikan pemerintah Jerman, hanya 81% anak-anak dengan latar belakang migrasi yang terdaftar di sekolah TK.

    Hal ini sebagian besar disebabkan oleh kurangnya tempat penitipan anak, yang saat ini berjumlah sekitar 350.000 di seluruh Jerman. Jika anak-anak tidak bisa berbahasa Jerman dengan baik ketika mereka mulai bersekolah, mereka bisa tertinggal sejak awal. Hal ini dapat menurunkan motivasi mereka.

    Yang dibutuhkan adalah dukungan individual dan pengerahan pekerja sosial dan spesialis pendidikan. Tapi semuanya terbatas, sama halnya seperti jumlah guru.

    Kekurangan spesialis di sekolah

    Saat ini terdapat kekurangan 14.000 guru tambahan di seluruh negeri, dan jumlah tersebut tampaknya akan terus meningkat. “Kesenjangan antara permintaan akan guru dan pasokan guru akan meningkat menjadi 56.000 tenaga guru penuh waktu pada tahun 2035,” kata Bensinger-Stolze.

    “Sayangnya, para politisi terlalu lama menganggap enteng situasi ini. Oleh karena itu, sangat sulit untuk meringankan atau memperbaiki situasi dalam jangka pendek.”

    Ini adalah kabar buruk bagi siswa yang membutuhkan banyak dukungan. Selain itu, program-program yang bertujuan mengurangi jumlah anak yang putus sekolah pada usia dini juga terancam. Di beberapa negara bagian memang ada proyek “Pembelajaran Produktif”, yang bertujuan untuk memfasilitasi generasi muda yang berisiko gagal setelah kelas delapan.

    Ada banyak anak muda juga yang kesulitan dalam menafsirkan puisi dan poin-poin penting trigonometri misalnya, tetapi memiliki bakat dan keterampilan praktis lainnya. Tawaran untuk bekerja magang di perusahaan tiga hari seminggu ditujukan kepada mereka, guna menemukan jalan menuju karir yang sesuai.

    Kepala agen tenaga kerja, Andrea Nahles, kini menyarankan untuk memulai bimbingan karir di sekolah sejak kelas lima SD. Penempatan pengalaman kerja reguler dengan sistem magang dan pelatihan wajib dilakukan di semua jenis sekolah, dengan harapan masyarakat dapat menemukan dan membina lebih banyak bakat kejuruan. Mulai 1 April 2024 akan ada jaminan pelatihan wajib, juga bagi anak putus sekolah. (ap/hp)

    Jangan lewatkan konten-konten eksklusif berbahasa Indonesia dari DW. Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kenapa Orang Eropa Lebih Suka Bekerja Paruh Waktu?

    Kenapa Orang Eropa Lebih Suka Bekerja Paruh Waktu?

    Jakarta

    Buat Martin Stolze, 47, seorang guru sekolah menengah atas di barat daya Jerman, waktu pribadi lebih berharga dari uang. “Ada pepatah yang mengatakan, bekerjalah untuk hidup, jangan hidup untuk bekerja,” kata dia. “Saya kira, hal itu adalah moto zaman kita sekarang ini.”

    “Anda hanya bekerja untuk mencukupi kebutuhan pokok, sehingga Anda bisa mengabdikan diri kepada hal-hal yang lebih berharga,” imbuhnya. “Saya sebelumnya tidak begini.”

    Stolze mengurangi jam kerjanya sebanyak 50 persen. Status paruh waktu memungkinkan dia mengurus orang tuanya yang telah lanjut usia dan lebih memudahkan mengatasi stres pada jam sekolah. “Saya sadar masih ada potensi untuk mengurangi lebih banyak jam kerja, tapi saya yakin kolega saya di sekolah punya alasan yang sangat kuat untuk tidak beradaptasi dengan kerangka kerja seperti ini.”

    Tren kerja paruh waktu

    Kisah Stolze mencerminkan tren yang sedang populer di kalangan kelas pekerja Eropa. Di Jerman misalnya, meski mencatatkan tambahan tujuh juta tenaga kerja baru antara 2005 hingga 2022, jumlah jam kerja secara keseluruhan tidak banyak bertambah.

    Rata-rata, tenaga kerja di Jerman bekerja kurang dari 1.350 jam per tahun di 2022, yang terendah dibandingkan negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan, OECD.

    Saat ini, lebih dari sepertiga tenaga kerja di Jerman, Austria dan Swiss bekerja paruh waktu. Di Belanda, hampir separuh angkatan kerja mencatatkan maksimal 35 jam kerja per pekan. Sementara di Amerika Serikat, sebagai perbandingan, kurang dari seperlima bekerja paruh waktu atau kurang dari 35 jam per minggu.

    “Ini adalah contoh masyarakat yang makmur,” kata Clemens Fuest, Direktur Ifo Institute for Economic Research di Jerman, ketika “semakin sedikit orang bekerja dan semakin banyak waktu luang.”

    Disrupsi ekonomi?

    Pasalnya, tren kerja paruh waktu bisa melumpuhkan sektor yang saat ini pun sudah mengalami kelangkaan pekerja, seperti layanan kesehatan atau pendidikan. Jika pegawai mengurangi jam kerja, perusahaan acap kesulitan menemukan pengganti yang memadai karena sengitnya persaingan di pasar tenaga kerja.

    Fenomena ini dihadapi Maartje Lak-Korsten, kepala sekolah menengah atas di Amsterdam, Belanda. Dia mengaku menerima banyak permohonan kerja dengan syarat empat hari kerja per minggu.

    “Saya selalu mulai wawancara dengan bertanya, kenapa mereka ingin bekerja hanya empat hari sepekan, apa yang mereka butuhkan untuk bisa bekerja penuh?” kata dia.

    Di Belanda, tren paruh waktu muncul dalam bentuk “gaji satu setengah,” di mana salah seorang pasangan dalam sebuah rumah tangga hanya bekerja paruh waktu. “Fenomena ini belakangan kian populer,” kata Bastiaan Starink, seorang ekonom di Universitas Tilburg.

    “Mungkin adalah sebuah kemewahan bahwa kami di Belanda tidak perlu bekerja penuh,” kata dia.

    Tambahan jam kerja

    Demi memastikan kelangsungan ekonomi, pemerintah dan swasta kini berusaha mencari cara merangsang tenaga kerja agar menambah jam kerja. Di negara bagian Baden-Württemberg, Jerman, misalnya, mewajibkan guru memberikan alasan valid untuk bisa memangkas jam kerja kurang dari 75 persen.

    Pemerintah lain mencoba cara yang lebih lunak. Pemerintah Belanda berniat memperluas subsidi anak, meski tanggal mainnya ditunda hingga tahun 2027.

    Kendala juga ditemui pemerintah Austria, ketika harus membatalkan ide mengurangi pajak penghasilan setelah diprotes oposisi karena akan memotong anggaran sosial.

    Pemerintah Jerman sebaliknya menunda reformasi sistem perpajakan yang tadinya digagas untuk mengakomodasi kepentingan pekerja paruh waktu. Berlin kini dikabarkan sedang mempertimbangkan kewajiban bagi korporasi untuk mengizinkan pegawainya bekerja dari rumah.

    rzn/as

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pekerja Bus-Trem di Jerman Ramai-ramai Mogok Kerja

    Pekerja Bus-Trem di Jerman Ramai-ramai Mogok Kerja

    Berlin

    Tahun 2024 baru saja dimulai, tapi Jerman telah dilanda serangkaian pemogokan dan protes. Kali ini, pekerja angkutan umum lokal yang menggelar aksi mogok kerja selama 24 jam pada Jumat (02/02) hingga Sabtu dinihari (03/02). Ini tentu saja adalah mimpi buruk bagi mereka yang memerlukan transportasi umum untuk pergi ke sekolah, bekerja atau untuk kegiatan harian lainnya.

    Aksi yang didukung oleh serikat buruh Verdi ini telah menghentikan beroperasinya layanan bus dan trem di seluruh negara bagian di Jerman, kecuali di negara bagian Bayern. Verdi antara lain menuntut perbaikan kondisi kerja bagi pegawai angkutan umum. Serikat buruh ini juga sedang bernegosiasi dengan otoritas transportasi umum di tengah aksi ini.

    “Pemogokan akan dilakukan dari awal hingga akhir operasi, umumnya mulai pukul 03.00 pagi (waktu setempat) pada hari Jumat hingga pukul 03.00 pagi pada hari Sabtu (03/01),” kata Andreas Schackert, ketua federasi kelompok bus dan kereta api seluruh Jerman Verdi. Ada beberapa pengecualian, termasuk Berlin, yang mengumumkan pemogokan singkat selama tujuh jam pada pagi hari.

    Serikat pekerja Verdi mewakili sekitar 90.000 pekerja transportasi di sekitar 130 agen angkutan kota.

    Pemogokan ini bertujuan untuk menuntut perbaikan kondisi kerja, seperti minggu kerja yang lebih pendek dan hari kompensasi tambahan untuk kerja shift dan malam.

    Di Berlin, para pekerja di perusahaan transportasi BVG menuntut lebih banyak waktu libur dan waktu istirahat yang lebih lama. Pekerja di beberapa daerah lain, seperti negara bagian Brandenburg menuntut kenaikan gaji sebesar 20%.

    Pemogokan ini juga didukung oleh aktivis iklim Fridays for Future, yang melakukan protes dan unjuk rasa regional untuk menuntut kondisi kerja yang lebih baik dan perbaikan transportasi umum agar pekerjaan di sektor ini menjadi lebih menarik.

    Staf lapangan Bandara Hamburg juga mogok

    Selain pemogokan transportasi umum, warga Hamburg hari Jumat (02/02) ini juga menghadapi pemogokan di antara staf penanganan darat di Bandara Hamburg. Negosiasi saat ini sedang dilakukan untuk memperbarui perjanjian kolektif internal bagi perusahaan transportasi.

    Pemogokan ini telah membatalkan beberapa penerbangan di bandara di kota terbesar kedua di Jerman ini. Meski demikian, sebagian besar operasional penerbangan untuk saat ini masih tetap normal.

    Pihak bandara Hamburg meminta calon penumpang untuk merencanakan waktu yang cukup sebelum penerbangan karena efek pemogokan tersebut. Penumpang disarankan untuk terbang hanya dengan membawa barang bawaan seperlunya dan mengurangi jumlah tas saat check-in seminimal mungkin.

    Jerman terus dilanda protes dan pemogokan

    Pemogokan di Bandara Hamburg ini terjadi hanya selang sehari setelah staf keamanan di bandara-bandara utama Jerman di seluruh negeri berhenti bekerja pada Kamis (01/02).

    Selain Hamburg, staf keamanan di bandara Frankfurt, Bremen, Berlin, Leipzig, Kln/Bonn juga mogok, sehingga mengganggu perjalanan lebih dari 200.000 orang. Namun pemogokan di bandara tidak terjadi di Mnchen dan Nrnberg.

    Sementara pada akhir Januari lalu, Serikat Masinis Jerman (GDL) juga melakukan aksi mogok terlama dalam sejarah perkeretaapian Jerman, menuntut perbaikan upan dan kondisi kerja dari Perusahaan Kereta Api Deutsche Bahn.

    Aksi mogok selama enam hari tersebut dimulai pada Rabu (24/01) dan berakhir Senin (29/01). Sebelumnya, di awal Januari, pekerja kereta api Jerman juga melakukan mogok selama tiga hari.

    Selain pemogokan pekerja, para petani juga melakukan aksi demonstrasi di jalanan dan memblokir jalan bebas hambatan dengan traktor mereka, memprotes pemotongan subsidi bahan bakar Diesel untuk pertanian oleh pemerintah Jerman. Di akhir tahun, dokter di Jerman juga melakukan mogok selama tiga hari guna menuntut kenaikan gaji.

    ae/as (Reuters, dpa, ap)

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Akankah Eropa Mengembalikan Artefak Asia yang Dijarah?

    Akankah Eropa Mengembalikan Artefak Asia yang Dijarah?

    Paris

    Selama kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet ke Prancis pada bulan Januari, Presiden Emmanuel Macron menjanjikan dukungan untuk mengembalikan lebih banyak artefak Khmer dan bantuan teknis untuk memperluas Museum Nasional Kamboja.

    Macron sering disebut-sebut sebagai pemimpin Eropa pertama yang menyuarakan tuntutan lama dari negara-negara Asia untuk mengembalikan barang antik hasil penjajahan. Pada 2017, Macron memberikan pidato yang menyebut dirinya akan “melakukan segala kemungkinan” untuk mengembalikan warisan yang dijarah oleh kolonial Perancis.

    Beberapa bulan sebelumnya, Musee Guimet di Paris, museum nasional Prancis untuk seni Asia, setuju untuk mengembalikan kepala dan badan patung Khmer abad ketujuh, yang diambil pada tahun 1880-an, ke Kamboja dengan perjanjian pinjaman selama lima tahun.

    Pada 2017, Berlin mengikuti langkah tersebut dan setuju untuk mengembalikan artefak yang diambil selama genosida di awal abad ke-20 ke negara Namibia di Afrika bagian selatan.

    Sementara itu pada Juli 2023, dua museum di Belanda, termasuk Rijksmuseum, menyerahkan kembali ratusan artefak ke Indonesia dan Sri Lanka, bekas jajahan Belanda.

    Museum mempertimbangkan pengembalian artefak yang dijarah

    Pada Januari, pemerintah Jerman dan Prancis sepakat untuk menghabiskan €2,1 juta (sekitar Rp35,8 miliar) untuk meninjau benda-benda warisan Afrika yang ada di koleksi museum nasional mereka, dan ada rumor bahwa mungkin ada skema serupa untuk artefak Asia.

    Gelombang baru seruan pengembalian barang antik yang dicuri dimulai pada Desember 2023 ketika Metropolitan Museum of Art di New York akan mengembalikan 14 patung ke Kamboja dan dua patung ke Thailand yang diperoleh dari pedagang seni Inggris Douglas Latchford, yang didakwa dengan perdagangan barang antik yang dijarah pada 2019.

    Apa dasar hukum pengembalian artefak?

    Konvensi UNESCO tahun 1970 tentang Sarana Pelarangan dan Pencegahan Impor, Ekspor, dan Pengalihan Kepemilikan Benda-benda Budaya secara Ilegal merupakan sumber hukum utama ketika suatu negara mengklaim kepemilikannya dikembalikan.

    Namun, konvensi ini “tidak berlaku secara retrospektif sehingga tidak mencakup fase puncak kolonialisme,” menurut pernyataan German Lost Art Foundation, sebuah LSM.

    “Terlebih lagi, sejumlah besar negara perlu terlibat dalam perjanjian semacam itu. Sejak abad ke-15, hampir setiap wilayah di dunia telah menjadi bagian dari struktur kolonial, setidaknya untuk jangka waktu tertentu,” tambahnya.

    “Dengan demikian, benda dan koleksi budaya yang dibawa ke Eropa berasal dari berbagai konteks perolehan yang berbeda, yang masing-masing berpotensi melibatkan bentuk penanganan tertentu.”

    Akibatnya, beberapa pemerintah Eropa telah mengusulkan undang-undang nasional untuk menentukan nasib artefak di museum mereka.

    Tahun lalu, pemerintah Austria mengatakan akan mengusulkan undang-undang yang mengatur pengembalian benda-benda di museum nasional yang diperoleh kolonialisme pada Maret 2024.

    Pada saat itu, Weltmuseum di Wina mengakui bahwa banyak dari 200.000 objek yang dimilikinya mungkin sesuai dengan kriteria tersebut, termasuk barang antik dari Asia Tenggara.

    Namun, undang-undang serupa yang diusulkan di negara lain kandas karena adanya oposisi politik. Sementara itu, museum-museum di Eropa enggan mengembalikan beberapa koleksinya yang lebih berharga.

    Belanda meminta maaf atas perannya dalam perdagangan budak

    Tahun lalu, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte secara resmi meminta maaf atas pendudukan Belanda di Indonesia sebulan sebelum dua museum Belanda mengembalikan artefak yang dijarah ke Jakarta.

    “Ini adalah momen untuk menatap masa depan,” kata Gunay Uslu, Menteri Luar Negeri Belanda untuk Kebudayaan dan Media, pada saat itu, seraya menambahkan bahwa kepulangan ini akan melahirkan “masa kerja sama yang lebih erat dengan Indonesia” dalam bidang penelitian dan pertukaran akademis.

    Menurut Shapiro, jika museum-museum Eropa mengembalikan lebih banyak koleksinya, hal ini akan “mewakili langkah monumental menuju strategi soft power yang lebih besar di kawasan, terutama ketika tampaknya masih ada sisa sentimen anti-kolonial”.

    Namun, tambahnya, jika Eropa ingin mendapatkan pujian yang sama seperti Amerika Serikat di Asia Tenggara karena mengembalikan artefak, mereka harus “memperlihatkan upaya mereka secara lebih terbuka dan bersedia bekerja sama” dengan pemerintah di kawasan tersebut dalam penyelidikan mereka.

    (rs/ha)

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Bagaimana Meredam Kebangkitan Partai Ultrakanan AfD di Jerman?

    Bagaimana Meredam Kebangkitan Partai Ultrakanan AfD di Jerman?

    Jakarta

    Partai AfD yang anti imigran di beberapa negara bagian diklasifikasikan sebagai “partai ekstremis ultrakanan”. Tapi popularitasnya di Jerman belakangan terus meningkat. Beberapa hari terakhir, ratusan ribu orang turun ke jalan untuk berdemonstrasi menentang partai ini, setelah sebuah laporan investigatif mengungkap pertemuan rahasia membahas agenda pengusiran massal jutaan warga berlatar belakang migrasi dari Jerman.

    Di parlemen Jerman Bundestag, fraksi koalisi pemerintahan SPD, Partai Hijau dan Partai Liberaldemokrat FDP merencanakan mosi untuk menghentikan pendanaan negara bagi AfD. Rencana itu langsung ditolak keras oleh AfD yang sekarang merupakan partai oposisi. Dalam debat parlemen, Bernd Baumann dari AfD mengatakan, pertemuan yang dipermasalahkan itu tidak lebih dari sebuah “klub debat pribadi kecil”, bukan “pertemuan rahasia yang berbahaya bagi publik.”

    Menteri Dalam Negeri Nancy Faeser (SPD) mengatakan, dia juga bisa membayangkan pelarangan partai tersebut – tetapi hanya sebagai upaya terakhir. Mahkamah Konstitusi Jerman memang menetapkan kriteria yang sangat ketat untuk pelarangan partai politik, sehingga hal itu tidak mudah dilakukan.

    Christian Pestalozza, pakar hukum ketatanegaraan di Berlin, dalam wawancara dengan DW menjelaskan, salah satu prasyaratnya adalah, partai yang ingin dilarang punya agenda yang bertentangan dengan konstitusi. Selain itu partai- partai yang ingin melarang harus punya kekuatan cukup besar untuk mencapai tujuannya.

    Usulan menghentikan pendanaan negara untuk AfD

    “Cara yang lebih mudah adalah menghentikan pendanaan negara untuk partai yang anti-konstitusional”, kata Christian Pestalozza. Di Jerman, dana partai berasal dari iuran anggota, sumbangan, dan pendanaan dari negara. Pendanaan negara dihitung berdasarkan perolehan suara partai itu dalam pemilu. Tahun 2021 misalnya, ada 20 partai politik di Jerman yang menerima dana negara, yang sleuruhnya berjumlah 200 juta Euro. Saat ini, AfD mendapat dana negara lebih dari 10 juta euro per tahun.

    Menurut Chrsitian Pestalozza, akan lebih mudah untuk mengecualikan suatu partai dari pendanaan negara, jika terbukti partai politik itu punya tujuan atau agenda yang bertentangan dengan konstitusi. “Bahwa mereka berkomitmen terhadap tujuan-tujuan tersebut sudah cukup, tanpa harus membuktikan bahwa mereka mempunyai potensi untuk menerapkan hal tersebut, ” jelasnya.

    “Tetapi apakah syarat-syarat ini telah dipenuhi, masih merupakan sebuah spekulasi. Ini adalah sesuatu yang disebut oleh pihak berwenang di Badan Perlindungan Konstitusi, badan-badan intelijen dalam negeri Jerman, yang telah memantau partai tersebut dan beberapa afiliasinya,” katanya.

    Tapi untuk melakukan hal itu, pemerintah atau fraksi-fraksi di parlemen harus mengajukan mosi yang relevan. “Lalu harus ada keputusan dari Mahkamah Konstitusi, yang bisa saja mengambil kesimpulan berbeda dengan badan intelijen”, kata pakar hukum tata negara Christian Pestalozza.

    Mencabut hak pilih individu?

    Cara lain yang saat ini sedang ditempuh adalah mencabut hak pilih politisi dan pejabat publik yang dianggap melanggar konstitusi. Baru-baru ini, sebuah petisi online diluncurkan dengan tujuan untuk mencegah salah satu tokoh populer AfD, Bjrn Hcke, untuk menjadi Perdana Menteri di negara bagian Thringen, yang akan melakukan pemilu negara bagian bulan September 2024. Dalam jajak pendapat terkahir, AfD saat ini mendapat dukungan dari lebih 30% pemilih, dan kemungkinan besar muncul sebagai fraksi terkuat di parlemen.

    Pakar hukum tata negara Azim Semizoglu dari Universitas Leipzig meragukan bahwa hak pilih Bjrn Hcke bisa dicabut. Karena hak itu termasuk dalam hak-hak dasar individu. “Upaya serupa itu tidak pernah berhasil”, kata Azim Semizoglu. Kriteria dan hambatan dalam proses itu cukup tinggi. Namun dia menilai, upaya untuk menyelidiki dugaan anti-konstitusional bagi seorang pejabat atau politisi lebih mudah daripada mengajukan pelarangan sebuah partai politik.

    Terlepas dari perdebatan mengenai upaya-upaya pelarangan AfD atau tokoh politiknya, Azim Semizoglu menyatakan yakin bahwa demokrasi di Jerman cukup kuat untuk mempertahankan diri dari musuh-musuhnya. “Ini adalah momen yang menggembirakan, melihat begitu banyak orang (di Jerman) turun ke jalan menentang rasisme,” katanya.

    (hp/as)

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Arab Saudi Hadapi Posisi Sulit dalam Konflik di Gaza

    Arab Saudi Hadapi Posisi Sulit dalam Konflik di Gaza

    Jakarta

    Kanselir Jerman Olaf Scholz tidak ingin lebih lama lagi menghalangi pengiriman jet tempur Eurofighter ke Arab Saudi. Tindakan ini diambil meski ada kekhawatiran dari beberapa anggota partainya dan dari mitra koalisi pemerintahannya.

    Kanselir sependapat dengan penilaian Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, bahwa Arab Saudi mengambil “sikap yang sangat konstruktif” terhadap Israel dalam konflik Timur Tengah saat ini, kata juru bicara pemerintah Steffen Hebestreit, Senin (08/01) di Berlin. Angkatan Udara Saudi juga telah menggunakan Eurofighters untuk memblokir roket yang ditembakkan pemberontak Houthi di Yaman ke arah Israel.

    Bagi Scholz dan Baerbock, argumen tentang “sikap konstruktif” Arab Saudi melebihi kekhawatiran sebagian anggota partai koalisi tentang peran Arab Saudi dalam perang Yaman dan pelanggaran hak asasi manusia di Arab Saudi. Bukan mereka saja yang melakukan pendekatan ini.

    Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken juga memberikan komentar positif atas peran Arab Saudi setelah kunjungannya ke Riyadh pada hari Senin. Ada pembicaraan tentang normalisasi hubungan Arab Saudi dan Israel, lapornya dari percakapannya dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MbS). Menurut laporan lembaga tersebut, Saudi memiliki “kepentingan yang jelas untuk melanjutkan hal ini,” kata Blinken.

    Tertundanya pemulihan hubungan Israel-Arab Saudi

    Ini berarti Blinken, Scholz, dan Baerbock memberikan penilaian yang jauh lebih positif dibandingkan beberapa pakar Timur Tengah. Sejumlah pakar justru melihat jarak antara Israel dan Saudi kian jauh setelah serangan Hamas pada 7 Oktober dan perang Gaza. Hamas diklasifikasikan sebagai organisasi teroris oleh Uni Eropa, Amerika Serikat, Jerman dan beberapa negara lainnya.

    Menghentikan pemulihan hubungan ini jelas merupakan salah satu motif Hamas melakukan serangan skala besar. Pada awal Desember, beberapa peserta di Forum Doha (pertemuan para pakar Timur Tengah Arab dan internasional) mengatakan bahwa proses normalisasi Israel-Saudi tidak mungkin dilakukan.

    Arab Saudi memang telah menunda proses normalisasi hubungan, setidaknya untuk saat ini, mengingat perang yang menewaskan ribuan orang di Gaza. Namun, proses ini belum berakhir secara resmi. Pemulihan hubungan masih tertunda.

    Namun reaksi militer Israel terhadap serangan Hamas telah mengubah situasi. Seperti kebanyakan negara Arab dan Islam, Riyadh menilai tindakan militer Israel secara lebih kritis dibandingkan sebagian besar negara-negara Barat.

    Pada bulan November, di pertemuan puncak digital negara-negara BRICS, bin Salman menyerukan agar tidak ada lagi pengiriman senjata ke Israel. Beberapa pengamat bahkan berasumsi bahwa Arab Saudi akan semakin dekat dengan Iran karena pengaruh perang Gaza.

    Arab Saudi telah dengan jelas mengartikulasikan dirinya mengenai perang tersebut. Menteri Luar Negeri Saudi, Faisal bin Farhan al-Saud, mengambil alih kepemimpinan komite diplomatik yang diprakarsai oleh Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam, dan menganjurkan gencatan senjata segera. Hal ini bertentangan dengan keinginan Israel.

    Patut dicatat bahwa pertemuan pertama bin Farhan mengenai masalah ini terjadi di Beijing dan Moskow, bukannya di Washington, menurut jurnal Foreign Policy. “Sebuah sinyal yang jelas bagi Washington bahwa Arab Saudi memiliki pilihan lain di dunia multipolar yang terus berkembang ini,” tulis jurnal tersebut. Dan: “Elit kepemimpinan Saudi ingin menghindari keterlibatan dalam wacana Israel.”

    Kepentingan Arab Saudi tetap sama

    Terlepas dari semua retorika kritis terhadap Israel, ada satu hal yang jelas, kata Philipp Dienstbier, kepala program regional Negara-Negara Teluk di Yayasan Konrad Adenauer (KAS) yang berbasis di Yordania. Menurutnya, kepentingan kebijakan luar negeri Arab Saudi bahkan setelah dimulainya perang Gaza tidak berubah secara mendasar.

    Dengan cara ini, Kerajaan Saudi akan dapat memenuhi keinginan AS untuk menjalin hubungan baik dengan Israel karena Saudi masih terus bergantung pada kemitraan keamanan dengan Washington.

    “Setelah kecewa atas kurangnya respons AS terhadap penembakan fasilitas produksi minyak Saudi pada 2019, Arab Saudi kini mengharapkan respons yang lebih solid dan dapat diandalkan dari kemitraan keamanan dengan AS,” kata Dienstbier, “Riyadh mencari dukungan AS untuk program nuklirnya, serta kerja sama senjata.”

    Negara ini juga mempunyai kepentingan khusus sehubungan dengan Israel, kata Dienstbier. Sebagai bagian dari modernisasi ekonomi, Kerajaan Arab Saudi mengupayakan pertukaran ekonomi yang erat dengan negara-negara besar di kawasan.

    “Dan tentu saja Israel berada di garis depan, terutama dalam hal teknologi tinggi. Kedua negara juga memiliki kepentingan yang sama dalam proyek perdagangan dan infrastruktur,” kata pakar asal Jerman tersebut.

    Tergantung pada stabilitas regional

    Terlepas dari semua itu, Arab Saudi mempunyai kepentingan yang sangat besar untuk menjaga stabilitas kawasan sebaik mungkin, meskipun terjadi perang di Gaza. Krisis dan perang di lingkungan sekitar telah menghalangi rencana modernisasi Arab Saudi sendiri.

    Namun, serangan yang dilakukan milisi Houthi terhadap pelayaran internasional di Laut Merah menunjukkan betapa rapuhnya keamanan dan stabilitas saat ini di seluruh kawasan. “Arab Saudi belum mengonfirmasi, tapi juga tidak menyangkal” bahwa mereka juga mencegat beberapa roket yang ditembakkan oleh Houthi ke arah Israel, ujar Dienstbier.

    Selama bertahun-tahun, Arab Saudi telah memimpin aliansi militer internasional melawan milisi Houthi yang didukung Iran di Yaman. Gencatan senjata yang dinegosiasikan baru-baru ini sebagian besar masih berlaku, meskipun secara resmi telah berakhir.

    Arab Saudi akan terus melakukan upaya lebih besar untuk mengamankan wilayah perbatasannya. Oleh karena itu, instalasi militer yang digunakan kerajaan untuk mempertahankan diri dari serangan Yaman dalam beberapa tahun terakhir masih beroperasi. (ae/hp)

    Jangan lewatkan konten-konten eksklusif berbahasa Indonesia dari DW. Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Setelah Kebanjiran, Petani Jerman Hadapi Cuaca Beku

    Setelah Kebanjiran, Petani Jerman Hadapi Cuaca Beku

    Jakarta

    Dinas Cuaca Jerman (DWD) mengumumkan datangnya cuaca beku di bagian utara Jerman mulai hari Sabtu (06/01) saat sebagian besar wilayah ini masih tertutup air banjir.

    Meskipun suhu di bawah titik beku diperkirakan akan membantu tanggul yang kelebihan beban menahan air, para ahli memperingatkan dampak jangka panjangnya. Khususnya pada rumah yang sudah terendam banjir, genangan air yang membeku dapat memperparah kerusakan.

    Embun beku dapat lindungi tanggul

    Apakah cuaca beku memiliki dampak positif atau negatif? Ini tergantung pada masing-masing kasus, kata Anne Rickmeyer, direktur Badan Pengelolaan Air, Pertahanan Pesisir dan Konservasi Alam (NLWKN) di negara bagian Niedersachsen, kepada kantor berita Jerman, DPA.

    Embun beku dapat menguatkan tanggul, membuatnya lebih stabil dan kedap terhadap akumulasi air. Namun, di banyak tempat, air banjir masih terlalu tinggi dan ini dapat menekan tanggul.

    “Jika air yang relatif hangat sudah berada di belakang tanggul, bagian tanggul yang berada di bawah permukaan air tidak akan bisa membeku.” Ini artinya embun beku tidak akan memberikan banyak manfaat, kata Rickmeyer.

    Masalah jangka panjang

    Masalah selanjutnya,terutama bagi para petani yang telah berjuang selama berminggu-minggu menghadapi banjir, adalah air banjir yang menghalangi bekuan embun untuk mencapai permukaan tanah.

    “Bekuan embun biasanya adalah berkah bagi tanah,” kata Christoph Tebbe dari Institut Keanekaragaman Hayati Thnen di Brunswick kepada DPA.

    Selain dampak terhadap tanah, banjir juga merusak bangunan. Namun embun beku dapat memperparah kerusakan bangunan.

    “Ketika membeku, air mengembang sebesar 10%,” kata Norbert Gebbeken, pakar analisis struktural di Universitas Bundeswehr di Mnchen, kepada DPA.

    “Dan perluasan ini dapat menimbulkan tekanan yang sangat tinggi, sehingga material atau bagian bangunan benar-benar dapat hancur,” jelasnya.

    Mengapa banjir kali ini begitu meluas?

    Banjir besar yang terjadi di seluruh negara bagian Niedersachsen dan bagian utara Jerman lainnya disebabkan oleh menghilangnya lahan basah di sepanjang sungai, menurut Christian Wolter dari Institut Leibniz untuk Ekologi Air Tawar dan Perikanan Darat di Berlin.

    “Lebih dari 70% lahan basah di sepanjang sungai praktis sudah tidak ada lagi,” katanya kepada lembaga penyiaran publik Jerman, Tagesschau. “Hal ini tentu saja juga berarti bahwa lebih dari 70% kawasan retensi bersejarah, yang tadinya adalah tempat aliran air, sudah tidak ada lagi.”

    Selain hilangnya lahan basah, Wolter juga mencontohkan adanya pelurusan saluran air, terutama pelurusan hulu sungai untuk membawa curah hujan keluar dari pegunungan secepat mungkin.

    “Semakin lurus anak sungai kecilnya, semakin cepat pula aliran air ke hilir,” kata Wolter. “Dan jika terjadi sangat cepat, warga yang hidup di hilir tidak mempunyai kesempatan untuk bereaksi.”

    Upaya Jerman mencegah banjir di masa depan

    Wolter menyarankan bahwa alih-alih membangun tanggul yang lebih besar dan kuat untuk mengendalikan air, lebih baik merevitalisasi sungai dan lahan basah dan melindungi infrastruktur buatan manusia.

    Namun masalahnya adalah, perlindungan dan adaptasi lingkungan memerlukan dana. Pemerintah koalisi Jerman, yang Partai Hijau juga termasuk di dalamnya, baru-baru ini memotong pendanaan untuk perlindungan iklim dari €5 miliar (sekitar Rp85 triliun) menjadi €3,5 miliar akibat adanya pengurangan anggaran.

    Dana ini diperuntukkan bagi perlindungan ekosistem di hutan, tegalan, dan lahan basah yang juga mampu menyimpan CO2 dalam jumlah besar,

    Menteri Kehakiman Marco Buschmann, dari Partai Demokrat Bebas (FDP) yang dekat dengan pihak bisnis dan pengusaha telah mengesampingkan kebijakan “rem utang” guna membebaskan dana subsidi bagi para petani yang terkena dampak banjir baru-baru ini.

    Hal ini dapat dilakukan jika pemerintah mengumumkan situasi darurat, seperti yang terjadi setelah banjir besar di Lembah Ahr pada 2021. Baru-baru ini Buschmann mengutip putusan mahkamah konstitusi dan mengatakan bahwa ia tidak lagi yakin apakah keputusan tersebut dapat dibenarkan berdasarkan temuan pengadilan.

    “Persyaratan yang ditetapkan oleh Mahkamah Konstitusi Federal sangat ketat. Kita tidak boleh mengambil risiko hukum apa pun di sini,” kata Menteri Buschmann kepada surat kabar Die Welt am Sonntag. “Ini bukan soal pelit, ini soal keadilan antargenerasi.”

    (ae/hp)

    Jangan lewatkan konten-konten eksklusif berbahasa Indonesia dari DW. Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini