Peneliti dari Institut Hasso Plattner sedang menguji kamera pelacak gorila berbasis teknologi AI. Ada 6 gorila di Kebun Binatang Berlin yang menjadi objek penelitian ini. Kamera tersebut bisa membantu dalam memantau pergerakan hingga kesehatan gorila.
kab/kota: Berlin
-

Israel Tutup Seluruh Kantor Kedutaan di Seluruh Dunia Usai Serang Iran
Tel Aviv –
Israel menutup kedutaan besarnya di seluruh dunia usai melancarkan serangan ke Iran. Israel juga memperingatkan warganya agar waspada dan tidak memajang simbol Yahudi atau Israel.
Dilansir Reuters, Jumat (15/6/2025), pernyataan ini diunggah di situs web kedutaan Israel pada hari Jumat (14/6) setelah Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap Iran.
Israel tidak akan menyediakan layanan konsuler dan mendesak warganya untuk bekerja sama dengan dinas keamanan setempat jika menghadapi aktivitas yang bermusuhan.
Tidak disebutkan jangka waktu penutupan kedutaan besar. Seseorang narasumber kedutaan besar di Berlin tidak memberikan rincian lebih lanjut. Selain itu, kementerian luar negeri Israel tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Warga Israel di luar negeri didorong untuk mengisi formulir guna memberi tahu kementerian luar negeri tentang lokasi mereka. Hal ini juga dilakukan setelah serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023 terhadap Israel untuk mengoordinasikan pemulangan pasukan cadangan dan mengatur penerbangan penyelamatan.
“Mengingat perkembangan terkini, misi Israel di seluruh dunia akan ditutup dan layanan konsuler tidak akan disediakan,” kata pernyataan tersebut.
Tonton juga “Iran Bakal Hentikan Serangan ke Israel, Asalkan…” di sini:
(rdp/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
-

Tak Ada Jakarta di Jadwal Sementara Formula E Musim Depan
Jakarta –
Fédération Internationale de l’Automobile (FIA) telah merilis jadwal Formula E musim depan. Menariknya, dalam daftar sementara atau provisional schedule tersebut, tak ada nama Jakarta!
Formula E musim depan akan punya 18 seri yang dimulai dari Sao Paolo, Brazil pada Desember 2025. Sementara ada beberapa lokasi yang mendapat jatah double header atau dua kali balapan, misalnya seperti Jeddah, Berlin, Monaco, Shanghai, Tokyo dan London.
Dua tahun lalu, Formula E Jakarta juga mendapat jatah double header. Namun, musim ini, balapan hanya digelar sekali. Bahkan, Jakarta menghilang dari daftar Formula E musim depan.
Jadwal Formula E musim depan yang tanpa Jakarta. Foto: Pradita Utama
Berdasarkan kontrak, Formula E Jakarta memang hanya digelar tiga tahun, yakni mulai musim 2022 hingga 2024. Namun, mengingat tahun lalu ada kontestasi politik, jatah balapan terakhir diundur ke tahun ini.
Hingga sekarang, belum ada keterangan resmi, apakah kontrak tersebut akan diperpanjang musim depan. Sebab, melalui jadwal yang telah dirilis, masih ada dua slot kosong untuk Jakarta, yakni di seri ke-11 atau 12.
Jika merujuk jadwal sementara yang dirilis, praktis hanya ada tiga negara Asia yang akan menggelar Formula E musim depan, yakni Arab Saudi, China dan Jepang. Sedangkan sisanya bertempat di Eropa dan Amerika Selatan.
Berikut Jadwal Formula E 2025/2026Sao Paulo: 6 DesemberMexico City: 10 JanuariMiami: 31 JanuariJeddah: 13-14 Februari (double header)Jarama (Madrid): 21 MaretBerlin: 2-3 Mei (double header)Monaco: 16-17 Mei (double header)Belum Diumumkan: 20 MeiBelum Diumumkan: 20 JuniShanghai: 4-5 Juli (double header)Tokyo: 25-26 Juli (double header)London: 15-16 Agustus (double header).
(sfn/din)
-

Ancaman Bom Bekas Perang Dunia Masih Mengintai
Jakarta –
Lima belas pasangan telah menantikan momen spesial untuk mengucapkan janji pernikahan mereka. Namun, pernikahan yang seharusnya berlangsung di balai kota bersejarah Kln, Jerman, pada 4 Juni harus dibatalkan karena gedung tersebut berada tepat di tengah zona evakuasi. Untungnya, mereka tetap bisa menikah di balai kota distrik lain.
Tiga bom peninggalan Perang Dunia II yang tidak meledak, adalah penyebab dilakukannya evakuasi tersebut. Sedikitnya 20.500 warga dalam radius satu kilometer persegi, harus diungsikan ke tempat aman. Evakuasi ini disebut yang terbesar sejak 1945. Tiga bom ditemukan saat persiapan pembangunan di Jembatan Deutz, Kln. Bom buatan Amerika Serikat (AS) ini terdiri dari satu bom seberat 450 kilogram dan dua bom seberat 900 kilogram.
Ketiganya menggunakan sumbu pemicu tumbukan sehingga tidak bisa dipindahkan demi alasan keamanan. Oleh sebab itu, bom harus dijinakkan di lokasi, yang membuat beberapa distrik di kota Nordrhein-Westfalen, Jerman Barat, harus dievakuasi.
Ribuan orang dievakuasi
Sekitar 20.500 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka pada hari Rabu (04/06). Pasien satu rumah sakit dan dua panti wreda juga dievakuasi, di mana para pasien serta penghuni dipindahkan ke fasilitas lain. Hampir 60 hotel ditutup sementara dan tamu-tamunya dipindahkan ke tempat lain.
Penjinakan bom adalah tugas yang sangat kompleks dan rumit, tapi Jerman sudah sangat terbiasa dengan hal ini. Tahun 2024 lalu, lebih dari 1.600 bom berhasil dijinakkan hanya di negara bagian Nordrhein-Westfalen saja. Saat proyek pembangunan terus berlangsung, seperti pemasangan kabel serat optik baru, renovasi jembatan, atau perbaikan jalan, penggalian sering kali menemukan bom yang belum meledak dari era tahun 1930-an dan 1940-an.
Masalah serupa di Prancis, Belgia dan Polandia
Kawasan metropolitan seperti Hamburg dan Berlin adalah target utama pengeboman Sekutu selama Perang Dunia II. Infrastruktur sipil juga menjadi sasaran, sehingga daerah-daerah ini sangat terpengaruh. Selain negara bagian Nordrhein-Westfalen, negara bagian Brandenburg juga sangat terkontaminasi bom peninggalan perang Dunia Kedua. Pada tahun 2024, tim penjinak bom menemukan 90 ranjau, 48.000 granat, 500 bom api, 450 bom seberat lebih dari 5 kilogram, dan sekitar 330.000 peluru artileri yang tidak meledak dari PD II.
Masalah ini juga ada di negara tetangga seperti Prancis dan Belgia, terutama bom sisa dari Perang Dunia I di wilayah Verdun dan Somme. Tiga tahun lalu, kekeringan di Lembah Po, Italia, mengungkap sejumlah bom yang belum meledak. Di Inggris pada 2021, sebuah bom udara Jerman seberat 1.000 kilogram diledakkan secara terkendali di Exeter, dan lebih dari 250 bangunan mengalami kerusakan.
Bahaya mematikan di Vietnam, Laos, dan Gaza
Di Asia, situasinya juga mengkhawatirkan. Di Vietnam, Laos, dan Kamboja, orang-orang masih menjadi korban bom cluster buatan AS yang digunakan pada tahun 1960-an dan 1970-an. Menurut PBB, ada sekitar 80 juta bom yang belum meledak di Laos akibat 500.000 serangan AS yang dilakukan secara rahasia antara tahun 1964 hingga 1973.
Masih banyak juga bom yang belum meledak dan mengancam keselamatan wargai di Suriah dan Irak. Namun, kedua negara ini belum memiliki sistem penjinakan bom yang memadai.
PBB juga menyatakan bahwa bom yang belum meledak di wilayah Gaza, Palestina, telah menimbulkan bahaya mematikan, meskipun Israel terus melakukan pengeboman di wilayah tersebut.
Seperempat wilayah Ukraina terkontaminasi
Situasi di Ukraina pun sangat dramatis. Sejak invasi besar-besaran Rusia pada tahun 2022, sekitar seperempat wilayah Ukraina diduga tercemar ranjau, bom kluster, dan alat peledak lainnya.
Lebih dari setengah juta alat peledak sudah berhasil dijinakkan, tapi jutaan lainnya masih tersisa. Konsekuensi kemanusiaan dan ekonomi sangat besar: Ratusan warga sipil meninggal, lahan pertanian luas menjadi tidak bisa digunakan, dan gagal panen semakin memperparah krisis ekonomi.
Saat perang berakhir, penjinakan ranjau akan menjadi salah satu tugas utama selama bertahun-tahun ke depan.
Jerman menanggung biaya terbesar
Di Jerman, sebagian besar bom yang dijinakkan adalah peninggalan Perang Dunia II dan dibuat oleh Sekutu. Negara-negara bagian di Jerman menanggung sebagian besar biaya penjinakan bom ini. Jerman sendiri bertanggung jawab atas bom-bom buatannya dari era Kekaisaran Jerman (1871-1945). Upaya untuk membuat pemerintah bertanggung jawab atas semua bom yang belum meledak di Jerman sejauh ini belum berhasil. Tahun lalu, biaya penjinakan bom di negara bagian Nordrhein-Westfalen saja mencapai 20 juta euro (sekitar Rp320 miliar).
Sementara biaya terus naik, teknologi penjinakan bom juga berkembang. Jika dulu pada tahun 1990-an petugas menggunakan tangan, palu, dan pahat, dan tang air, sekarang mereka memakai alat pemotong air bertekanan tinggi yang dapat memotong bom dari jarak aman dan menmbuat sumbu pemicunya tidak berfungsi.
Para ahli memperkirakan, ada puluhan ribu bahan peledak yang belum meledak di Jerman, dengan total berat mencapai 100.000 ton.
Meskipun teknik pendeteksian modern dan foto udara digital bisa mengurangi risiko, setiap operasi penjinakan bom adalah perlombaan melawan waktu. Semakin tua bom, semakin tinggi risiko korosi dan ledakan tidak terkendali. Menjinakkan bom yang lebih tua juga lebih sulit karena perubahan kimia dalam bom antara selongsong dan sumbu pemicunya.
Penjinakan tiga bom di Kln bukan hanya soal gangguan pernikahan dan aktivitas warga, tapi juga menjadi pengingat nyata akan kehancuran perang — baik di Jerman, Prancis, Vietnam, Laos, Suriah, Ukraina, maupun Gaza.
Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Jerman
Diadaptasi oleh Melisa Lolindu
Editor: Agus Setiawan
Tonton juga “Detik-detik Setelah Bom Meledak di Klinik California, FBI: Terorisme!” di sini:
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
-

3 Bom Era Perang Dunia II Picu Evakuasi Besar-besaran di Jerman
Berlin –
Tiga bom bekas Perang Dunia II yang belum meledak ditemukan di pusat kota Cologne, Jerman. Temuan bom bekas perang ini memicu evakuasi besar-besaran terhadap sekitar 20.000 orang di kota tersebut.
Para teknisi regu penjinak bom, seperti dilansir AFP, Rabu (4/6/2025), berencana untuk menjinakkan tiga bom perang buatan Amerika tersebut, yang ditemukan saat pekerjaan pembangunan di area Deutz, tepi timur Sungai Rhine, pada Senin (2/6) waktu setempat.
Dua bom di antaranya berbobot hingga 1.000 kilogram dan satu bom lainnya berbobot 500 kilogram.
Ini akan menjadi operasi penjinakan bom terbesar di kota Cologne sejak berakhirnya perang.
Ruas jalanan dan jalur kereta api ditutup sementara, dengan para pejabat kota Cologne mendatangi rumah-rumah untuk membersihkan zona evakuasi yang luasnya mencapai sekitar 10.000 meter persegi, yang mencakup tiga jembatan di atas Sungai Rhine.
Evakuasi besar-besaran itu membuat jantung kota Cologne menjadi kosong, dengan sebuah rumah sakit, dua panti jompo, sembilan sekolah, sebuah studio TV dan puluhan hotel terkena dampak evakuasi.
Pekerjaan pembangunan di wilayah Jerman cukup sering berujung temuan persenjataan era Perang Dunia II yang belum meledak.
Temuan bom terbesar terjadi di kota Frankfurt tahun 2017 lalu, ketika bom bekas prang seberat 1,4 ton memaksa evakuasi besar-besaran sebanyak 65.000 orang. Itu tercatat sebagai evakuasi terbesar di Eropa sejak perang berakhir tahun 1945 silam.
Tahun 2021 lalu, sedikitnya empat orang mengalami luka-luka ketika sebuah bom bekas Perang Dunia II meledak di sebuah lokasi pembangunan di dekat stasiun kereta api utama di Munich, yang menyebarkan puing-puing hingga sejauh ratusan meter.
Lihat juga Video ‘Horor Penikaman di Stasiun Jerman Buat Belasan Orang Terluka’:
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
-

Israel Terdiam oleh Kritik Kanselir Jerman Soal Gaza
Jakarta –
Hingga Rabu sore, belum ada tanggapan resmi dari pejabat tinggi Israel terhadap kritik tajam yang dilontarkan Kanselir Jerman Friedrich Merz awal pekan ini terhadap operasi militer Israel di Jalur Gaza.
Dalam pidatonya pada Europaforum yang digelar Westdeutscher Rundfunk di Berlin , Merz menyebut situasi di wilayah Palestina itu sebagai “tragedi kemanusiaan dan bencana politik.” Dia mengaku “tak lagi memahami tujuan” Israel menggelar operasi militer teranyar, dan menekankan bahwa meski menyadari beban sejarah, Jerman tidak bisa diam saat “hukum humaniter internasional jelas-jelas dilanggar.” Menurut Merz, “jika batas-batas itu dilewati, maka kanselir Jerman juga harus bersuara.
Pernyataan Merz merupakan ungkapan paling sengit dari seorang pejabat tinggi Jerman terhadap tindakan Israel di Gaza. Ucapannya itu sontak direspon Duta Besar Israel untuk Jerman, Ron Prosor, yang menyatakan bahwa “kata-kata Kanselir Friedrich Merz memiliki bobot” dan karena Merz adalah sahabat Israel, ucapannya dianggap serius, berbeda dengan pihak yang, menurut Prosor, “hanya mengkritik Israel secara sepihak.”
Namun dia menegaskan, usai serangan Hamas pada 7 Oktober, Israel “tidak dapat menerima terbentuknya negara teror Hamas kedua.” Dia menyebut Israel berada dalam dilema, antara menyelamatkan sandera, menjamin bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza, dan sekaligus melawan terorisme.
Prosor menuduh Hamas mengubah sekolah menjadi gudang senjata, masjid menjadi barak, dan rumah sakit menjadi pusat komando. Gerakan perlawanan Islam, yang diklasifikasikan sebagai organisasi teror oleh Israel, Jerman, dan sejumlah negara lain itu, membantah tuduhan tersebut.
“Kritik yang mengena”
Simon Wolfgang Fuchs, pakar Islam dari Universitas Ibrani Yerusalem, mencatat minimnya reaksi pejabat pemerintah Israel terhadap Merz di tengan ramainya liputan media nasional. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa komentar sang kanselir dianggap serius, namun tetap disampaikan dengan hati-hati. “Kemungkinan karena Merz, meski mengkritik, tetap menyampaikan pandangannya dengan cukup hati-hati terkait konsekuensi yang mungkin timbul,” ujarnya.
Fuchs membandingkan sikap Merz dengan negara-negara Eropa lain yang telah lebih tegas mengecam Israel. “Kanselir Merz justru selama ini sangat berhati-hati. Diamnya elit politik Israel saat ini kemungkinan menjadi tanda bahwa komentar Merz sangat mengena, dan menunjukkan betapa seriusnya kata-katanya disikapi di Yerusalem Barat,” ujarnya merujuk kepada ibu kota baru Israel.
“Seperti dalam kasus Presiden AS Donald Trump, hanya politisi sayap kanan yang bisa memengaruhi Perdana Menteri yang keras kepala ini,” tulis Haaretz soal kanselir partai konservatif CDU tersebut.
Kemunduran diplomatik bagi Israel
Haaretz menuduh, betapa Netanyahu memimpin “perang pemusnahan bermotif politik” terhadap warga Palestina di Jalur Gaza, dengan puluhan warga sipil tewas setiap hari menurut data otoritas kesehatan Gaza. Haaretz menilai sikap hati-hati Duta Besar Prosor, yang biasanya melabeli kritik terhadap Israel sebagai antisemitisme, mengungkap kenyataan pahit bahwa “Israel hanya mendengar sahabat konservatifnya.”
Peter Lintl, pakar Israel dari lembaga think tank Wissenschaft und Politik di Berlin, menilai bahwa pernyataan Merz tak bisa dilepaskan dari konteks yang lebih besar. Menurutnya, sebagian besar negara anggota Uni Eropa kini mendukung usulan meninjau ulang Perjanjian Asosiasi dengan Israel (Assoziierungsabkommen), yang mempererat hubungan ekonomi, tetapi juga mewajibkan penghormatan terhadap hak asasi manusia.
Menurut Lintl, fakta bahwa perjanjian ini kini dipertanyakan menunjukkan bahwa tekanan global mulai dirasakan pemerintahan Benjamin Netanyahu. Ditambah lagi, kritik terhadap Israel juga datang dari pemerintahan dan senator Amerika Serikat yang dikenal pro-zionisme. “Dalam konteks ini, perubahan nada dari Jerman pasti akan didengar,” ujarnya.
Fuchs menambahkan, kekhawatiran juga dirasakan di dalam negeri. “Banyak warga Israel takut bahwa negara mereka tengah kehilangan reputasi secara drastis, sampai-sampai tak lagi dianggap sebagai bagian dari nilai Barat,” kata Fuchs. “Padahal mayoritas warga Israel merasa menjadi bagian dari Barat dan ingin mempertahankan ikatan tersebut.”
Tekanan dari arah balik
Namun, menurut Lintl, kecil kemungkinan pernyataan Merz akan cukup kuat untuk menghentikan jalannya perang. Dia mencatat, tekanan politik terbesar terhadap Netanyahu justru datang dari barisan sendiri, dengan sejumlah anggota kabinetnya menuntut pendudukan permanen Jalur Gaza. Netanyahu sangat bergantung secara politik kepada kelompok ultranasionalis Yahudi, sehingga arah kebijakan sangat bergantung pada kekuatan internal tersebut.
Haaretz mengakhiri komentarnya dengan seruan kepada para politisi Jerman, untuk tidak lagi secara buta menjamin “hak eksistensi Israel,” tanpa mempertanyakan bagaimana hak itu digunakan. “Tanggung jawab mereka justru terletak pada mempertanyakan bagaimana eksistensi itu dijalankan – terutama karena eksistensi tersebut juga berdiri di atas dukungan mereka.”
“Sebagai sahabat Israel,” tulis Haaretz, “Merz harus memilih: apakah sasarannya hanya menjadi viral di Instagram atau dia ingin benar-benar bertindak untuk menghentikan pembantaian brutal terhadap anak-anak Palestina di Gaza, yang tampaknya tidak akan segera dihentikan oleh Netanyahu.”
Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Jerman
Diadaptasi oleh Rizki Nugraha
Editor: Agus Setiawan
Lihat juga Video ‘Wujud Pesawat Komersial Terakhir di Bandara Yaman Dihancurkan Israel’:
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
-

Indonesia Punya Senjata Baru Hadapi Krisis Iklim & Pangan
Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia dinilai memiliki peluang besar menjadi pemain kunci dalam industri bioteknologi global, berkat kekayaan hayati atau megabiodiversity yang dimiliki.
Hal ini mengemuka dalam webinar The 51st IPB Strategic Talks bertajuk “Inovasi Bioteknologi untuk Indonesia Maju: Harapan, Realita, dan Solusi”, yang digelar IPB University belum lama ini.
Wakil Rektor IPB University bidang Riset, Inovasi, dan Pengembangan Agromaritim, Prof Ernan Rustiadi, mengatakan, bioteknologi bisa menjadi kunci ketahanan nasional di masa depan.
“Indonesia memiliki kekayaan hayati luar biasa yang bisa diolah menjadi inovasi bioteknologi. Ini penting untuk menghadapi tantangan kompleks, mulai dari krisis pangan hingga perubahan iklim,” ujarnya melansir website resmi IPB University, Kamis (29/5/2025).
Sebagai bentuk nyata komitmen terhadap inovasi, IPB University baru saja meluncurkan empat varietas padi unggul terbaru: IPB 12S, 13S, 14S, dan 15S, yang diklaim tahan terhadap perubahan iklim dan memiliki produktivitas tinggi.
Tak hanya untuk pertanian, IPB juga mengembangkan bioteknologi reproduksi hewan melalui berbagai riset lanjutan. Guru Besar Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University, Prof Bambang Purwantara, mengungkapkan, teknologi seperti inseminasi buatan, transfer embrio, dan produksi embrio in vitro telah digunakan untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas hewan ternak.
Bahkan, IPB turut menggandeng mitra internasional seperti Leipzig Zoo dan AZW Berlin untuk konservasi Badak Sumatera menggunakan pendekatan Assisted Reproductive Technology (ART) dan pengembangan biobank.
Dosen Fakultas Pertanian IPB, Dr Sintho Wahyuning Ardie, menambahkan bahwa bioteknologi molekuler dapat membantu menciptakan tanaman serealia yang tahan terhadap stres iklim dan gulma resisten.
“Lebih dari 60% kebutuhan energi pangan dunia bergantung pada tanaman seperti padi, jagung, dan gandum. Ketahanannya terhadap perubahan iklim jadi sangat krusial,” jelasnya.
(mkh/mkh)
-

Ukraina-Jerman Bakal Produksi Rudal Jarak Jauh, Tambah Tekanan ke Rusia
JAKARTA – Jerman dan Ukraina bakal mengembangkan produksi industri rudal jarak jauh. Kanselir Jerman Friedrich Merz berjanji untuk terus memberikan tekanan lebih besar kepada Rusia atas invasinya ke Ukraina.
Berbicara selama kunjungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy ke Berlin, Merz mengatakan pemerintahnya tidak akan memberlakukan batasan jangkauan apa pun pada rudal yang dapat diproduksi di Ukraina dan Jerman.
“Kami ingin mengaktifkan senjata jarak jauh, kami juga ingin mengaktifkan produksi bersama, dan kami tidak akan berbicara tentang rinciannya secara terbuka tetapi akan mengintensifkan kerja sama,” katanya dalam konferensi pers bersama dengan Zelenskyy dilansir Reuters, Kamis, 28 Mei.
Zelenskyy mengatakan keduanya sepakat untuk bekerja sama dalam produksi senjata di Ukraina, termasuk pesawat nirawak. Pejabat pemerintah telah menandatangani perjanjian tentang pembangunan dan pengembangan fasilitas produksi.
“Proyek-proyek baru ini sudah ada,” katanya.
“Kami hanya ingin jumlahnya sesuai dengan yang kami butuhkan,” sambung Zelenskyy.
Kunjungan Zelenskyy ke Jerman dilakukan setelah pejabat Ukraina dan Rusia bertemu bulan ini untuk negosiasi tatap muka, di bawah tekanan dari Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri perang.
Namun, perundingan tersebut gagal menghasilkan kesepakatan gencatan senjata dan Rusia melancarkan tiga malam serangan udara besar-besaran terhadap Ukraina selama akhir pekan.
Moskow juga telah mengumpulkan 50.000 tentara di dekat wilayah Sumy di utara Ukraina, kata Zelenskiy kepada wartawan.
Langkah-langkah militer tersebut tidak “berbicara dalam bahasa perdamaian”, timpal Merz.
“Ini adalah tamparan di wajah bagi semua orang yang berjuang untuk gencatan senjata, di Ukraina sendiri, tetapi juga di Eropa dan AS.” katanya.
Rusia menuduh Ukraina secara signifikan meningkatkan serangan pesawat nirawak dan rudal di wilayah Rusia selama seminggu terakhir dengan menggunakan amunisi yang dipasok Barat.
TEKANAN TERHADAP RUSIA
Merz mengatakan Eropa akan terus meningkatkan tekanan pada Rusia untuk terlibat dalam perundingan damai guna mengakhiri konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia Kedua – termasuk memastikan bahwa jaringan pipa Nord Stream 2 tidak dapat beroperasi.
Persyaratan Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina mencakup tuntutan agar para pemimpin Barat berjanji secara tertulis untuk menghentikan perluasan NATO ke arah timur, tiga sumber Rusia mengatakan kepada Reuters.
Zelenskyy mengatakan beberapa mitra telah mengisyaratkan dukungan mereka agar Ukraina bergabung dalam KTT NATO mendatang.
“Jika Ukraina tidak menghadiri KTT, itu akan menjadi kemenangan Putin bukan atas Ukraina, tetapi atas NATO,” ujar dia.
Dengan Trump mengisyaratkan dukungan yang goyah untuk Ukraina dalam beberapa bulan terakhir, Jerman dapat memainkan peran yang semakin penting sebagai pendukung militer dan keuangan terbesar Ukraina setelah Amerika Serikat.
Merz, seorang konservatif yang menjabat bulan ini, berjanji untuk mengambil lebih banyak peran kepemimpinan dalam memastikan dukungan untuk Ukraina daripada pendahulunya dari Partai Sosial Demokrat Olaf Scholz.
Merz mengunjungi Ukraina bersama para pemimpin Eropa lainnya dalam beberapa hari setelah menjadi kanselir dan dukungannya terhadap hak Ukraina untuk meluncurkan serangan rudal jarak jauh ke wilayah Rusia telah kontras dengan retorika hati-hati Scholz tentang masalah tersebut.
Namun, pemerintahnya mengatakan tidak akan lagi secara terbuka merinci senjata apa yang akan dikirim ke Ukraina, dan lebih memilih sikap “ambiguitas strategis”.


