kab/kota: Berlin

  • Jerman Identifikasi Akun Disinformasi Rusia Dikendalikan dari Turki

    Jerman Identifikasi Akun Disinformasi Rusia Dikendalikan dari Turki

    Jakarta

    Sudah bukan rahasia lagi bahwa Jerman, sebagai negara yang terletak strategis dengan populasi terbesar di Uni Eropa, semakin sering menjadi sasaran kampanye disinformasi, terutama dari Rusia.

    Kini untuk pertama kalinya pemerintah di Berlin berhasil melakukan apa yang disebut “atribusi” atau penelusuran terhadap pelaku penyebaran disinformasi. Dalam kasus terbaru ini, tudingan diarahkan langsung kepada platform media daring bernama RED.

    Tingkat keyakinan pemerintah terhadap keabsahan temuan tersebut sebegitu tinggi, sampai-sampai laporannya diumumkan secara terbuka.

    Seperti disampaikan Kementerian Luar Negeri Jerman dalam konferensi pers pada Rabu (2/7) di Berlin, proses atribusi tersebut merupakan hasil kerja sama antara kemenlu, Kantor Kanselir, Kementerian Dalam Negeri, serta sejumlah lembaga pemerintah lainnya.

    Dari serangan siber ke disinformasi publik

    Sejak 2021, menurut keterangan dari sumber pemerintahan, terdapat 11 kasus di mana pelaku penyebaran informasi palsu berhasil diidentifikasi secara pasti. Namun, sebagian besar dari kasus tersebut adalah serangan siber seperti peretasan. Kini, pemerintah berhasil mengidentifikasi pelaku kasus manipulasi informasi asing berskala luas.

    Dalam pernyataan tertulis, Kementerian Luar Negeri menjelaskan bahwa RED, platform media yang terdaftar di Turki, menampilkan diri sebagai situs dokumentasi kiri revolusioner. Namun, menurut Jerman, terdapat kaitan erat secara personal dan finansial antara RED dan media milik pemerintah Rusia, Russia Today (RT).

    Rusia ingin lemahkan kohesi sosial Eropa

    Martin Giese, juru bicara Menteri Luar Negeri Johann Wadephul (CDU) menyatakan, tujuan utama kampanye semacam ini sangat jelas: ” Rusia menggunakan platform seperti RED untuk melemahkan kohesi sosial di Jerman dan di Eropa secara keseluruhan.”

    Fokus utama: Konflik di Timur Tengah

    Menurut Kementerian Luar Negeri, RED dalam beberapa tahun terakhir secara intensif memberitakan konflik di Timur Tengah, terutama dengan perspektif yang memecah belah.

    Dalam pernyataan tertulis disebutkan: “RED melaporkan secara langsung dari demonstrasi di Jerman, termasuk kejadian vandalisme dan penggunaan simbol Hamas. Dalam liputan tersebut, juga muncul tuduhan kekerasan polisi, sebagian tanpa dasar faktual.”

    Konten ini kemudian menyebar secara masif, terutama di kalangan pengguna media sosial berbahasa Arab.

    Uni Eropa jatuhkan sanksi

    Bahkan sebelum pengumuman dari pemerintah Jerman, Uni Eropa sudah lebih dulu mengambil tindakan. Pada Mei 2025, perusahaan RED yang secara resmi bernama Red/Afa Media dan pendirinya, Hüseyin Doru, dikenai sanksi oleh Uni Eropa.

    Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri, Doru telah dijatuhi larangan masuk ke wilayah Uni Eropa, dan seluruh asetnya di UE telah dibekukan.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Jerman

    Diadaptasi oleh Rizki Nugraha

    Editor: Agus Setiawan

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Di Papua Barat Tim Peneliti UGM Menemukan Tujuh Spesies Baru Lobster Air Tawar

    Di Papua Barat Tim Peneliti UGM Menemukan Tujuh Spesies Baru Lobster Air Tawar

    Liputan6.com, Yogyakarta – Tim peneliti Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada berhasil mengidentifikasi tujuh spesies baru lobster air tawar genus Cherax dari wilayah Papua Barat. Penelitian yang dipublikasikan secara terbuka pada 6 Juni 2025 dalam artikel berjudul “Seven New Species of Crayfish of the Genus Cherax (Crustacea, Decapoda, Parastacidae) from Western New Guinea, Indonesia” yang diterbitkan di jurnal Quartil 2 (Q2) Arthropoda ini melibatkan kolaborasi antara UGM, peneliti independen dari Jerman, serta lembaga riset di Berlin.

    “Papua adalah hotspot keanekaragaman hayati yang masih menyimpan banyak misteri. Penemuan ini hanya sebagian kecil dari potensi luar biasa yang belum tereksplorasi,” ungkap Rury Eprilurahman, Dosen Fakultas Biologi UGM sekaligus penulis kedua dalam publikasi ini, Kamis 19 Juni 2025.

    Rury menyatakan penemuan ketujuh spesies itu, Cherax veritas, Cherax arguni, Cherax kaimana, Cherax nigli, Cherax bomberai, Cherax farhadii, dan Cherax doberai, di lokasi terpencil di Misool, Kaimana, Fakfak, dan Teluk Bintuni yang masih memiliki ekosistem air tawar yang relatif alami. Proses identifikasinya dilakukan secara integratif, menggabungkan pendekatan morfologi dan filogeni molekuler berbasis gen mitokondria 16S dan COI untuk memastikan hasil yang kuat secara ilmiah dan akurat dari sisi taksonomi.

    “Kami tidak hanya melihat bentuk tubuh dan warna, tetapi juga membandingkan DNA-nya untuk memastikan bahwa ini benar-benar spesies yang berbeda,” jelas Rury.

    Rury mengatakan lobster air tawar di Papua ini awalnya berasal dari perdagangan akuarium hias internasional dengan nama dagang seperti Cherax sp. “Red Cheek”, Cherax sp. “Amethyst”, dan Cherax sp. “Peacock” sebelum diidentifikasi secara ilmiah. Melihat fakta ini, pentingnya kerja sama antara peneliti dan penghobi hewan air dalam mengungkap keanekaragaman spesies dan bahkan beberapa kolektor lokal bahkan terlibat dalam pencarian spesimen di lapangan.

    “Komunitas pecinta lobster hias justru sering menjadi sumber awal informasi kami, yang kemudian kami tindak lanjuti dengan riset sistematis,” ujarnya.

    Hasil analisis DNA dan morfologi, ketujuh spesies tersebut tergolong dalam kelompok Cherax bagian utara (northern lineage), yang sebelumnya telah mencakup 28 spesies dan kini bertambah menjadi 35. Klasifikasi ini menurutnya penting, karena menunjukkan bahwa wilayah Papua Barat merupakan pusat evolusi bagi kelompok ini, berbeda dari spesies yang ada di Australia atau Papua Nugini dengan ciri khasnya, baik dari warna tubuh, bentuk capit (chelae), maupun struktur rostrumnya untuk membedakan spesies baru dari kerabat dekatnya.

    “Misalnya Cherax arguni memiliki tubuh dominan biru gelap dengan belang krem, serta capit dengan patch putih transparan yang khas,” kata Rury sambil menunjukkan foto spesimen.

    Hasil filogeni molekuler menunjukkan bahwa Cherax arguni merupakan kerabat dekat Cherax bomberai, dengan jarak genetik yang cukup signifikan untuk diklasifikasikan sebagai spesies tersendiri. Analisis ini dilakukan dengan metode Bayesian dan Maximum Likelihood menggunakan data DNA mitokondria.

    Penanda genetik ini menjadi landasan utama dalam menentukan batas antarspesies secara objektif. Temuan ini memperkuat pentingnya pendekatan genetik dalam taksonomi modern, terutama di wilayah tropis yang biodiversitasnya sangat tinggi.

    “Perbedaan pada sekuens DNA mitokondria bisa mencapai 11%, yang menunjukkan adanya isolasi evolusioner yang cukup lama,” ujar Rury.

    Penemuan ini sekaligus menunjukkan urgensi konservasi spesies lobster air tawar di Papua yang rentan terhadap eksploitasi dan degradasi habitat. Menurut Rury, banyak dari spesies ini hidup di sungai kecil dan anak-anak sungai yang belum banyak terpetakan secara ekologis.

    Beberapa di antaranya bahkan baru diketahui dari satu titik lokasi, membuatnya sangat rentan terhadap perubahan lingkungan sekecil apapun. Lokasi asal spesimen tidak sepenuhnya diungkap dalam publikasi demi menjaga kelestarian populasi alami. Ke depan, riset lanjutan dan pemetaan sebaran spesies akan sangat diperlukan untuk mendukung kebijakan konservasi yang berbasis data.

    “Kami harus menjaga keseimbangan antara eksplorasi ilmiah dan perlindungan habitat, apalagi banyak dari spesies ini hidup di wilayah yang mulai terjamah aktivitas manusia,” tambah Rury.

    Publikasi ini tidak hanya memperkaya pengetahuan ilmiah tentang keanekaragaman fauna Indonesia, tetapi juga mempertegas posisi UGM sebagai pusat unggulan riset hayati tropis. Terlibatnya Fakultas Biologi UGM dalam proyek lintas negara ini menunjukkan kapasitas akademik yang berdaya saing global. Dengan publikasi di jurnal bereputasi tinggi, UGM memperlihatkan komitmen terhadap riset yang berpihak pada pelestarian lingkungan dan penguatan basis data biodiversitas nasional.

     

    Modus Penipuan Bagi Untung Jual Beli HP, Pria Pemalang Ditangkap Polisi

  • Berstandar Kualifikasi World Marathon Majors, Bintan Marathon 2025 Targetkan 2 Kali Kenaikan Peserta

    Berstandar Kualifikasi World Marathon Majors, Bintan Marathon 2025 Targetkan 2 Kali Kenaikan Peserta

    JAKARTA – Bintan Marathon 2025 akan kembali digelar dengan menargetkan peningkatan peserta dua kali lipat.

    Optimisme itu didukung dengan Bintan Marathon 2025 yang kini bersertifikasi Association of Internasional Marathon and Distance Races (AIMS).

    AIMS bisa menjadi bagian kualifikasi bagi para peserta yang ingin berlaga di Boston, Berlin, dan London Marathon. Hal ini seperti disampaikan oleh Race Director iSport, Pandu Bagus Buntaran.

    “Catatan waktu peserta dapat digunakan sebagai kualitas ke Boston, Berlin, dan London Marathon,” kata Pandu saat konferensi pers di Jakarta, Rabu, 2 Juli 2025.

    Pada edisi 2024, Bintan Marathon sukses menggaet 2.400 peserta dan pada tahun ini dengan bermodal sertifikasi AIMS, penyelenggara menargetkan 5.000 partisipasi peserta.  

    Selain itu, optimistisme menghadirkan peserta lebih banyak juga didukung dengan lokasi event yang strategis untuk peserta dari dalam negeri maupun luar negeri.

    Bintan Marathon 2025 bakal digelar di Lagoy Bay, Pulau Bintan, Kepulauan Riau, pada 8-9 November 2025. 

    “Bintan itu strategis. Banyak penerbangan domestik langsung ke Bintan, seperti dari Jakarta atau Yogyakarta. Sementara yang dari luar negeri bisa datang lewat Singapura.”

    “Jadi lewat event ini, kami juga ingin meningkatkan tourism di Bintan,” kata Head Commercial Bintan Resorts, Raja Azmizal Usman.

    Tidak hanya menghadirkan full marathon (FM) dan half marathon (HM) di Bintan Marathon 2025 juga menggelar perlombaan untuk 10K, di mana ketiga kategori itu akan digelar pada 9 November 2025.

    Sementara untuk tanggal 8 November 2025, selain menjadi momen pengambilan race pack, juga digelar fun run 3K dan 5K.

  • Apple Music Rayakan 10 Tahun, Luncurkan Studio dan 500 Lagu Terpopuler

    Apple Music Rayakan 10 Tahun, Luncurkan Studio dan 500 Lagu Terpopuler

    Jakarta

    Apple Music resmi merayakan ulang tahunnya yang ke-10 dengan meriah. Dalam perayaan ini, Apple mengumumkan peluncuran studio kreatif baru serta merilis daftar 500 lagu yang paling banyak diputar sepanjang sejarah layanan streaming musik tersebut.

    Studio baru yang dibuat Apple bukan sembarang. Raksasa teknologi asal Cupertino ini menyebutnya sebagai salah satu proyek kreatif paling ambisius mereka.

    Berlokasi di Los Angeles, fasilitas tersebut dibangun khusus untuk mendukung artis dalam proses berkarya-mulai dari rekaman musik, pertunjukan langsung, hingga pembuatan konten sosial media.

    Bangunan tiga lantai seluas lebih dari 1.400 meter persegi ini dilengkapi dengan:

    Dua studio radio berteknologi tinggi dengan dukungan Audio SpasialPanggung pertunjukan live seluas 370 meter persegiRuang mixing profesional, lab foto, ruang podcast, dan ruang kreatif lainnyaApple Studio Foto: Apple

    Studio ini juga menjadi pusat dari jaringan kreatif Apple Music secara global, melengkapi studio-studio mereka yang telah beroperasi di New York, Tokyo, Paris, Berlin, dan Nashville.

    “Apple Music selalu menjadi rumah untuk bercerita dan berkesenian, menjadi ruang untuk percakapan yang berani dan momen-momen yang mengejutkan,” kata Rachel Newman, co-head Apple Music.

    “Dengan studio baru ini, kami makin memperkuat komitmen untuk menciptakan ruang bagi para artis untuk berkreasi, terhubung, dan berbagi visi mereka.”

    500 Lagu Terpopuler Sepanjang Masa

    Apple Music Foto: Apple

    Sebagai bagian dari perayaan, Apple Music juga mengumumkan countdown 500 Lagu Terbanyak Diputar sejak layanan ini diluncurkan. Mulai 1 Juli 2025, Apple akan menghitung mundur 100 lagu per hari, hingga mencapai Top 100 pada 5 Juli. Daftar lengkap akan tersedia dalam playlist 10 Tahun Apple Music: Lagu-lagu Terbaik.

    Tak hanya itu, Apple juga memperkenalkan fitur Replay All Time, yang memungkinkan pengguna melihat dan memutar lagu yang paling sering mereka dengarkan sejak bergabung dengan Apple Music.

    Perayaan ini juga disiarkan secara global melalui Apple Music Radio, yang akan menayangkan program spesial selama satu minggu penuh. Acara dimulai pada 30 Juni pukul 20.00 WIB dengan “Don’t Be Boring: The Birth of Apple Music Radio”, dipandu oleh Zane Lowe dan Ebro Darden, serta sejumlah bintang tamu.

    Program kemudian berlanjut dengan siaran delapan jam bertanjuk 10 Tahun Apple Music pada 1 Juli.

    Sejak diluncurkan pada 2015, Apple Music berkembang menjadi salah satu layanan streaming musik terbesar di dunia, dengan katalog lebih dari 100 juta lagu, konten orisinal, dan pengalaman mendengarkan premium seperti audio lossless dan Audio Spasial Dolby Atmos.

    Kini hadir di 167 negara dan wilayah, Apple Music terus memperluas inovasinya, tidak hanya dalam cara musik dinikmati, tapi juga bagaimana musik dibuat dan dibagikan oleh para artis.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Bocoran Playlist Lagu Raja Charles”
    [Gambas:Video 20detik]
    (afr/afr)

  • Menlu Jerman Ingin Lebih Banyak Industri Patungan Bikin Senjata di Ukraina

    Menlu Jerman Ingin Lebih Banyak Industri Patungan Bikin Senjata di Ukraina

    Jakarta

    Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul baru saja tiba di Kyiv, dan langsung merilis pernyataan lewat kantor pers kementerian luar negeri, yang berisi satu kalimat yang mungkin membuat orang yang mendengar terperangah: “Kebebasan dan masa depan Ukraina adalah tugas paling utama dari kebijakan luar dan keamanan kami.”

    Wadephul menegaskan lebih jauh: “Warga Ukraina bukan hanya mempertahankan kebebasan dan kedaulatan tanah air mereka, melainkan juga menjaga keamanan dan kebebasan Eropa dari agresi Putin. Oleh karena itu, kami akan tetap sepenuhnya memusatkan perhatian kami untuk mendukung Ukraina.”

    Timur Tengah justru menjadi perhatian besar

    Namun dipertanyakan, apakah memang benar Ukraina jadi pusat perhatian Jerman? Pasalnya beberapa minggu terakhir, fokus kebijakan luar negeri Jerman justru secara kentara teralihkan pada eskalasi konflik di Timur Tengah dan wilayah sekitarnya.

    Ketika Israel menyerang fasilitas nuklir di Iran sekitar dua pekan lalu, Wadephul tengah melakukan perjalanan ke kawasan Timur Tengah dan negara-negara tetangganya.

    Di ibukota Mesir, ia mencoba menjajaki kemungkinan solusi damai untuk konflik tersebut. Namun saat brada di Kairo, ia dibuat terkejut oleh serangan Israel, dan terpaksa mengubah rencana perjalanannya.

    Tak lama setelahnya, seminggu kemudian, ia berupaya melakukan mediasi di Jenewa bersama sejawatnya dari Prancis, Inggris, dan Iran, tapi Presiden AS Donald Trump malah mengirim bom ke Iran. Tema Ukraina juga hanya mendapatkan porsi yang relatif kecil dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) NATO di Den Haag.

    Perjalanan kereta di malam hari tanpa pemberitahuan

    Wadephul sudah tiba di Ukraina, dalam kunjungan perdananya ke Kyiv dua bulan setelah didapuk sebagai menteri luar negeri Jerman. Perjalanan keretanya menuju Kyiv “seperti biasanya” tidak diumumkan sebelumnya, demi alasan keamanan.

    Ukraina saat ini tengah mengalami serangan terberat dari Rusia dalam beberapa bulan terakhir. Pasukan Rusia, menurut informasi yang didapat Menteri Luar Negeri Jerman itu, pada malam menjelang hari Minggu (29/06) lalu meluncurkan lebih dari 500 drone, roket, dan misil jelajah ke seluruh negeri. ini angka tertinggi sejak perang dimulai pada musim semi 2022. Demikian disampaikan kolega Ukraina Wadephul, Andrij Sybiha. Setelah itu, politikus dari partai Uni Kristen-CDU Jerman itu mengunjungi sebuah rumah-rumah tinggal yang hancur akibat serangan.

    “Kondisi ini kembali membuka matanya, tentang apa sebenarnya yang ingin dicapai Presiden Rusia lewat serangannya terhadap warga sipil”, ujar Wadephul. “Ini adalah kalkukasi dingin Vladimir Putin. Ia ingin melemahkan tekad rakyat Ukraina dalam mempertahankan diri. Hal ini tidak boleh terjadi, karena di sini ada orang tak berdosa, anak-anak, perempuan, orang sakit yang mungkin tak sempat melarikan diri tepat waktu, dan akhinya meninggal dunia,” papar menlu Jerman itu.

    Kanselir Merz: Ukraina tujuan utama kebijakan luar negeri Jerman

    Ukraina tetap menjadi pusat perhatian kebijakan luar negeri Jerman. Hal ini juga ditegaskan juru bicara Kanselir Jerman, Stefan Kornelius pada hari Senin (30/06) di Berlin.

    Meskipun seluruh upaya diplomatik diarahkan untuk meredakan konflik di Timur Tengah dan sekitarnya, Friedrich Merztetap memegang prinsip: “Ukraina adalah perang paling penuh konflik yang paling dekat dengan kita, yang paling banyak membatasi kapasitas Eropa. Perang ini mengancam tatanan perdamaian kita sendiri paling besar. Oleh sebab itu, Kanselir selalu menekankan bahwa perdamaian yang langgeng di Ukraina adalah tujuan utama kami.”

    Pengiriman senjata berkurang, bantuan di tempat meningkat

    Di Kyiv, Wadephul menegaskan, betapa pentingnya kehadiran sejumlah perwakilan industri persenjataan Jerman yang mendampinginya.

    Pemerintahan baru yang terdiri dari koalisi partai konservatif dan sosial demokrat, sebelumnya sudah mulai sedikit menggeser aksen dukungan kepada Ukraina: Mereka ingin mengurangi pembicaraan soal sistem senjata Jerman yang dikirim ke Ukraina, dan lebih menekankan produksi di dalam negeri Ukraina sendiri, yang masih memiliki ruang besar untuk berkembang.

    Pabrik-pabrik persenjataan di negara itu masih jauh dari kapasitas penuh. Oleh karena itu, industri Jerman ingin mulai aktif berpartisipasi langsung dengan berbagai usaha patungan (joint ventures) di Ukraina.

    Wadephul mengatakan, ia mengamati sistem pertahanan udara Jerman “Iris-T” yang kini digunakan Ukraina. Minatnya juga karena ia “dulu pernah menjadi perwira pertahanan udara Angkatan Bersenjata Jerman,” tambah Wadephul.

    Ke depannya, akan lebih sedikit senjata Jerman yang dikirim ke Ukraina, namun lebih banyak dukungan bagi industri di sana. “Ini adalah kelanjutan logis dari pengiriman material kami, dan kita bahkan bisa saling menguntungkan. Dengan kekayaan ide dan pengalaman kalian, kami juga bisa memetik manfaat,” ujar Menteri Luar Negeri Jerman itu kepada tuan rumahnya di Ukraina.

    Sementara itu, di Berlin dan Brussels, dalam waktu bersamaan berlangsung perdebatan sengit mengenai paket sanksi ke-18 Uni Eropa terhadap Rusia.

    Pada KTT Uni Eropa pekan lalu, pengesahan paket tersebut sempat gagal karena perlawanan Slovakia. Namun pemerintah negara anggota UE bertekad melakukan segala cara ,agar paket itu bisa segera disetujui.

    Artikel ini pertama kali dirilis dalam bahasa Jerman
    Diadaptasi oleh: Ayu Purwaningsih
    Editor: Agus Setiawan

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Eropa Dibekap Musim Gelombang Panas Lebih Dini

    Eropa Dibekap Musim Gelombang Panas Lebih Dini

    Jakarta

    Peringatan bahaya panas ekstrem, sudah diterbitkan sejak akhir pekan di sejumlah wilayah di Spanyol, Portugal, Italia, Jerman, dan Inggris. Suhu udara diperkirakan naik drastis pada Rabu (2/7), sebelum hujan menjelang akhir pekan akan membawa sedikit keteduhan di beberapa area.

    “Panas ekstrem bukan lagi peristiwa langka. Hal ini telah menjadi kondisi normal yang baru,” cuit Sekretaris Jenderal PBB Antnio Guterres dari Seville, Spanyol, di mana suhu di hari-hari belakangan ini mencapai lebih 42 derajat Celsius.

    Dia menyerukan aksi nyata untuk memerangi perubahan iklim, seraya memperingatkan bahwa “planet ini semakin panas dan berbahaya.”

    Kepala kantor regional Eropa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr. Hans Kluge, juga menyampaikan peringatan, gelombang panas “secara diam-diam mengancam mereka yang paling rentan, yakni orang lanjut usia, anak-anak, pekerja lapangan, dan siapa pun dengan kondisi kesehatan kronis.”

    Jerman dituntut berlakukan perlindungan panas

    Serikat guru dan tenaga pendidik Jerman pada Senin (30/6) menyerukan regulasi nasional perlindungan panas di sekolah. “Harus ada peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang seragam bagi siswa dan pegawai sekolah,” ujar Anja Bensinger-Stolze, anggota dewan serikat Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan (GEW), kepada surat kabar jaringan Redaktionsnetzwerk Deutschland (RND). Dia menambahkan , sekolah perlu dimodernisasi dengan atap hijau, tirai peneduh, serta pasokan air minum gratis untuk semua siswa dan staf. Pelatihan pertolongan pertama, serta keselamatan terkait penanganan panas ekstrem, juga wajib diselenggarakan secara luas.

    Gerhard Brand, Ketua Asosiasi Pendidikan dan Pengasuhan (VBE), menyarankan pemanfaatan ruang terbuka di luar sekolah saat cuaca panas, jika kurikulum memungkinkan. Dia menekankan, otoritas sekolah bertanggung jawab memastikan proses belajar tetap berlangsung, meski suhu luar ruangan sangat tinggi.

    Sementara itu, Federasi Rumah Sakit Jerman (DKG) menuntut dana tambahan untuk merenovasi bangunan rumah sakit lawas. “Panas ekstrem menjadi tantangan besar bagi rumah sakit dan staf. Karena kekurangan dana investasi, hanya sedikit rumah sakit yang memiliki ruang rawat, kantor, dan ruang tunggu berpendingin,” ujar Ketua DKG, Gerald Ga.

    Kebakaran hutan merajalela

    Sementara itu, kebakaran hutan mulai menjalar di kawasan Dresden, negara bagian Sachsen, Jerman timur. Petugas pemadam kebakaran dengan cepat berhasil mengendalikan sebagian besar api di lahan seluas satu hektar itu.

    Sebanyak dua puluh enam petugas pemadam dikerahkan dan berhasil memperkecil area kebakaran menjadi 8.000 meter persegi, menurut laporan outlet lokal Tag24.

    Di selatan Eropa, situasi berlangsung lebih dramatis. Prancis melaporkan kebakaran hutan pertama musim ini dengan sekitar 400 hektare hangus di wilayah Aude. Pemerintah mengerahkan pesawat pembom air dan 300 petugas pemadam.

    Langkanya pendingin udara di rumah tangga Prancis juga diwaspadai oleh pemerintah dengan memperketat pengawasan terhadap kelompok rentan, termasuk lansia dan tunawisma.

    Di Turki, kebakaran hutan memaksa penutupan sementara Bandara Izmir dan evakuasi empat desa. Di Hatay, 1.500 orang dievakuasi akibat api yang mendekati kawasan permukiman.

    Spanyol dan Portugal mencatat suhu hingga 43°C, dengan Spanyol mencatat suhu rata-rata nasional tertinggi untuk 29 Juni sejak pencatatan dimulai pada 1950. Italia menetapkan status siaga merah di 21 kota dan memberlakukan pembatasan kerja luar ruangan di Liguria dan Sisilia.

    Inggris: Rekor suhu udara di Wimbledon

    Di London, hari pertama turnamen tenis Wimbledon mencatat suhu mendekati 30°C, salah satu yang terpanas dalam sejarah. Aturan turnamen mengizinkan jeda 10 menit jika suhu melebihi 30,1°C saat pertandingan berlangsung.

    Sejumlah wilayah Inggris saat ini sedang dilanda gelombang panas kedua dalam sebulan, dengan suhu diperkirakan mencapai 34°C di London dan kawasan tenggara Inggris pada hari Senin.

    Suhu terpanas pada bulan Juni di Inggris tercatat mencapai 35,6°C di London pada 28 Juni 1976. Tingginya suhu di utara Eropa tahun ini menandakan rutinitas baru di belahan Bumi utara.

    Menurut Layanan Cuaca Jerman (DWD), suhu di Jerman diperkirakan memuncak pada Rabu (3/7), dengan angka lokal mendekati 40°C dan suhu umum berkisar antara 34°C hingga 38°C.

    Di Berlin yang juga dilanda panas, Kanselir Jerman Friedrich Merz dijadwalkan bertemu Perdana Menteri Luksemburg Luc Frieden pada Selasa (1/7) untuk membahas kebijakan luar negeri, Eropa, dan kerja sama bilateral, di tengah suhu udara yang mendidih.

    rzn/as (AFP,AP)

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 400 Tewas Sejak GHF Dimulai

    400 Tewas Sejak GHF Dimulai

    PIKIRAN RAKYAT – Serangan terbaru pasukan Israel penjajah terhadap warga sipil Palestina di Gaza kembali mengguncang dunia. Dalam satu hari, setidaknya 86 warga Palestina tewas, sebagian besar dari mereka saat sedang mencari bantuan kemanusiaan.

    Lokasi-lokasi distribusi bantuan yang semestinya menjadi tempat penyelamatan justru berubah menjadi ladang pembantaian, dengan puluhan korban jatuh di sekitar pusat distribusi yang dikelola oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF), yayasan kontroversial yang mendapat dukungan Israel penjajah dan Amerika Serikat.

    Dari Rafah hingga Salah al-Din: Bantuan Berujung Kematian

    Pada Selasa 24 Juni 2025, dunia kembali menyaksikan kekerasan brutal di Jalur Gaza. Di Rafah, selatan Gaza, 27 warga sipil yang sedang mengantre bantuan tewas ditembak militer Israel penjajah. Di Jalan Salah al-Din, wilayah tengah Gaza, setidaknya 25 orang tewas dan lebih dari 140 lainnya luka-luka, dengan 62 di antaranya dalam kondisi kritis.

    Rekaman yang diverifikasi oleh Sanad Al Jazeera menunjukkan tubuh korban dibawa ke Rumah Sakit al-Awda di kamp pengungsi Nuseirat. Di Kota Gaza, rumah sakit al-Shifa juga kewalahan menerima korban. Menurut jurnalis Al Jazeera, Hani Mahmoud, suasana di rumah sakit tersebut penuh darah dan keputusasaan.

    “Bangsal gawat darurat di sana berubah menjadi pertumpahan darah, dan banyak yang meninggal menunggu perawatan medis,” ujarnya.

    Saksi Mata: “Itu Pembantaian”

    Saksi mata menggambarkan kekejaman tanpa ampun di lokasi bantuan. 

    “Itu adalah pembantaian. Tank dan drone menembaki bahkan saat kami melarikan diri,” ucap Ahmed Halawa, salah satu warga yang selamat.

    Sementara itu, militer Israel penjajah berdalih masih meninjau laporan korban, dan menuduh warga mendekati tentara di zona militerisasi Netzarim. Namun, pernyataan ini bertolak belakang dengan kesaksian di lapangan dan kecaman dari berbagai lembaga kemanusiaan.

    PBB: Sistem Bantuan Israel Adalah “Kengerian”

    Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric, menyampaikan kemarahan dan kekecewaan atas apa yang terjadi di Gaza.

    “Orang-orang dibunuh hanya karena mencoba mendapatkan makanan akibat sistem distribusi kemanusiaan yang dimiliterisasi. Ini tidak memenuhi prasyarat sistem yang adil, independen, dan tidak memihak,” kata Dujarric dalam konferensi pers.

    “Sudah saatnya para pemimpin di kedua belah pihak menemukan keberanian politik untuk menghentikan pembantaian ini,” tuturnya menambahkan.

    “Jebakan Maut” Bernama GHF

    Yayasan Gaza Humanitarian Foundation (GHF), yang didukung oleh Israel penjajah dan AS, menjadi sorotan utama. Sejak peluncuran program bantuannya akhir Mei lalu, yang dimaksudkan untuk mengatasi kelaparan akibat blokade total Israel penjajah, lokasi distribusi GHF justru berubah menjadi ladang pembunuhan.

    “Mekanisme bantuan ini adalah keburukan. Ini perangkap maut yang mengorbankan lebih banyak nyawa daripada menyelamatkannya,” kata Kepala UNRWA Philippe Lazzarini tegas saat konferensi pers di Berlin.

    Lebih dari 400 Tewas sejak Bantuan GHF Dimulai

    Data menunjukkan bahwa sejak GHF mengambil alih sistem distribusi bantuan di Gaza, lebih dari 400 orang tewas dan 1.000 lainnya luka-luka akibat serangan pasukan Israel penjajah di lokasi bantuan. Banyak pihak menilai sistem GHF lebih memprioritaskan tujuan militer Israel penjajah dibanding kebutuhan rakyat sipil.

    PBB sendiri telah menolak bekerja sama dengan GHF. Sementara itu, Komisi Internasional Juri dan 14 organisasi hak asasi manusia lainnya menyerukan penutupan total operasi GHF di Gaza.

    Ancaman Penuntutan Kejahatan Perang

    Philip Grant dari TRIAL International memperingatkan bahwa sistem GHF, yang mengandalkan kontraktor militer dan logistik swasta AS, melanggar prinsip-prinsip kemanusiaan internasional.

    “Siapa pun yang terlibat dalam pembentukan dan pelaksanaan sistem ini menghadapi risiko nyata penuntutan atas keterlibatan dalam kejahatan perang,” ujarnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Al Jazeera.

    AS Beri Dana, Dunia Bereaksi

    Meski mendapat kritik internasional yang kian tajam, Amerika Serikat justru mengucurkan dana sebesar 30 juta dolar AS (Rp490,3 miliar) untuk GHF. Ini adalah dukungan finansial pertama Washington secara terbuka untuk yayasan tersebut. Dana itu digunakan untuk mendanai operasi bantuan melalui perusahaan militer dan logistik swasta asal AS.

    Langkah ini memicu reaksi keras dari berbagai kalangan. Banyak yang melihat pendanaan tersebut sebagai bentuk pembiaran terhadap sistem yang secara sistematis membunuh rakyat sipil di bawah kedok distribusi bantuan.***

  • Kenapa Kita Cepat Bosan Baca Artikel Tapi Bisa Scroll TikTok Berjam-jam?

    Kenapa Kita Cepat Bosan Baca Artikel Tapi Bisa Scroll TikTok Berjam-jam?

    Jakarta

    Penelitian menunjukkan semakin banyak orang, khususnya remaja, cepat bosan membaca artikel berita dan mendapatkan berita dari media sosial.

    Dikutip detikINET dari BBC, jumlah orang yang mengonsumsi konten berita di TikTok meningkat dari 800.000 pada tahun 2020 menjadi 3,9 juta pada tahun 2022.

    Yih-Choung Teh, direktur grup Ofcom, mengatakan dalam bahwa remaja saat ini semakin tidak membaca koran atau menonton berita TV. “Mereka lebih suka mendapatkan informasi dengan menelusuri feed media sosial mereka,” cetusnya.

    “Dan meskipun anak muda menganggap berita di media sosial kurang dapat diandalkan, mereka menilai layanan ini lebih tinggi karena menyajikan berbagai opini tentang berita hari itu,” tambahnya.

    Jadi, mengapa orang menghabiskan begitu banyak waktu online? Salah satu alasan mendasarnya adalah platform seperti TikTok mempromosikan pengguliran atau scroll tak terbatas. Halaman terus memuat aliran konten yang tidak pernah berakhir. Video juga mungkin lebih menghbiur dan menyenangkan dibanding membaca.

    Menggulir konten tanpa sadar mungkin tampak seperti aktivitas yang tidak berbahaya dan alasan yang bagus untuk membuang-buang waktu. Namun, penelitian menunjukkan bahwa hal itu dapat memengaruhi otak dan kesehatan mental secara negatif.

    Siapa pun dapat menjadi korban pengguliran tanpa sadar. Lisa Pion-Berlin, psikolog dan presiden Parents Anonymous, menyebut bahwa orang yang lebih muda khususnya rentan karena otak tidak berkembang sepenuhnya hingga usia 25 tahun.

    Pada akhirnya, bagaimana media sosial membuat orang merasa bergantung pada cara mereka menggunakannya. Misalnya, penggunaan media sosial yang berlebihan dikaitkan dengan perasaan yang lebih cemas, kesepian, dan secara umum buruk tentang diri sendiri.

    “Semakin kita terikat pada perangkat kita, semakin bermasalah jadinya,” kata Lisa Strohman, psikolog dan pendiri Digital Citizen Academy.

    Gulir tanpa henti juga dapat menyebabkan pola tidur terganggu pada remaja dan orang dewasa. Cahaya biru pada layar dapat membuat sulit untuk tertidur, dan konten yang terus-menerus mencegah otak beristirahat di malam hari.

    (fyk/fyk)

  • Makin Banyak Warga Turki yang Ingin Paspor Jerman

    Makin Banyak Warga Turki yang Ingin Paspor Jerman

    Ankara

    Jerman menjadi semakin menarik bagi migran asal Turki – baik untuk tinggal, belajar, atau bekerja. Menurut statistik resmi Jerman Statista, pada tahun 2024, sebanyak 22.525 warga negara Turki yang memperoleh kewarganegaraan Jerman.

    Jumlah ini merupakan peningkatan sekitar 110 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dalam daftar negara asal, Turki menempati peringkat kedua setelah Suriah.

    Alaz Smer juga memutuskan untuk menjadi warga negara Jerman. Dia datang sekitar delapan tahun lalu untuk meraih gelar master. Pengacara itu sekarang bekerja untuk sebuah organisasi non-pemerintah di Berlin dan sedang menyelesaikan gelar doktornya dalam hukum tata negara.

    Dalam wawancara dengan DW, dia mengatakan bahwa untuk alasan praktis, tujuan hampir setiap migran adalah kewarganegaraan. “Kalau tidak, Anda akan terus-menerus harus berhadapan dengan birokrasi—dan di sini birokrasinya sangat ketat. Bahkan, mendapatkan izin tinggal pun bisa menjadi tantangan berat.”

    Burak Keceli, ilmuwan komputer dan lulusan Universitas Bogazici di Istanbul, datang ke Jerman tahun 2016. Setelah beberapa tahun bekerja di sektor swasta, dia menetap di Berlin – awalnya untuk berkarier.

    “Saya telah tinggal di Jerman selama bertahun-tahun dan fasih berbahasa Jerman. Setelah sekian lama, saya ingin dapat bersuara dalam politik. Paspor Jerman yang kuat juga merupakan faktor penting: Dengan paspor itu, saya dapat bepergian ke banyak negara tanpa visa.”

    Menurut Indeks Paspor Global 2025, paspor Jerman menempati peringkat kelima di dunia – di belakang Uni Emirat Arab, Spanyol, Singapura, dan Prancis. Dengan paspor Jerman, orang dapat bepergian bebas visa atau dengan visa on arrival ke 122 negara, dengan paspor Turki hanya ke 69 negara.

    Kewarganegaraan ganda insentif penting

    Alaz Smer juga tidak ingin menyerahkan paspor Turki miliknya: “Saya tidak ingin kehilangan hak untuk memilih,” katanya. Paspor Turki juga menawarkan keuntungan ketika bepergian ke negara-negara yang memiliki hubungan dekat dengan Turki – keuntungan yang tidak dimiliki paspor Jerman.

    Burak Keceli juga berkewarganegaraan ganda. Dia menggambarkan kemungkinan kewarganegaraan ganda sebagai “sangat positif.” Kemungkinan untuk mempertahankan kewarganegaraan asli adalah hak yang sangat penting bagi banyak orang dengan latar belakang migrasi.

    Hingga kini, kecuali bagi warga negara Uni Eropa dan warga negara Swiss, seseorang harus melepaskan kewarganegaraan sebelum mendapat paspor Jerman. Tapi dengan opsi kewarganegaraan ganda, keputusan naturalisasi jadi lebih mudah. Namun opsi itu hanya bisa ditawarkan, jika negara asal juga mengizinkan kewarganegaraan ganda. Indonesia misalnya, selama ini menolak opsi itu.

    Tekanan politik di Turki makin meningkat, situasi ekonomi memburuk

    Situasi politik, sosial dan ekonomi di Turki juga memainkan peran utama dalam proses naturalisasi. “Saya sebenarnya ingin menjadi akademisi,” kata Alaz Smer.

    “Tetapi saya merasa bahwa hal ini tidak mungkin dilakukan secara bebas di Turki. Ketika situasi terus memburuk, saya memilih tetap tinggal (di Jerman).”

    Organisasi hak asasi manusia secara teratur melaporkan tekanan terhadap kebebasan berekspresi dan kebebasan pers di Turki. Kasus besar terbaru, penangkapan Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu pada bulan Maret lalu yang menimbulkan kehebohan – sebuah langkah drastis yang diambil oleh pemerintah Erdogan. Imamoglu dianggap sebagai calon presiden kubu oposisi yang menjanjikan untuk mengganti Erdogan.

    Selain itu, Turki juga telah menghadapi krisis ekonomi akut selama bertahun-tahun: pada tahun 2015, nilai tukar satu euro sekitar 2,3 lira Turki. Saat ini, satu euro sekitar 46 lira Turki.

    Meskipun telah dinaturalisasi dan bertahun-tahun tinggal di Jerman, banyak warga Jerman asal Turki tetap menyebut Turki sebagai kampung halaman mereka. Alaz Smer menekankan bahwa dia “sangat menikmati” kehidupan di Jerman, tetapi dia tidak benar-benar merasa menjadi bagian dari masyarakat.

    Dia menggambarkan pengalaman negatif yang dialami banyak orang dengan latar belakang migran. Dia juga melaporkan rasisme dan diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari. Setelah dinaturalisasi, dia misalnya mencari apartemen tetapi tidak mendapat tanggapan apapun di aplikasi daring karena menggunakan nama aslinya.

    “Jika nama Anda bukan nama Jerman, paspor Jerman tidak akan berguna bagi Anda,” katanya.

    Artikel ini pertama kali dirilis dalam bahasa Jerman
    Diadaptasi oleh: Hendra Pasuhuk
    Editor: Rizki Nugraha

    Tonton juga Video Culture Shock Setelah #KaburAjaDulu ke Jerman

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Misteri Suara Robot Saat Telepon ke Iran: Perang AI Dimulai?

    Misteri Suara Robot Saat Telepon ke Iran: Perang AI Dimulai?

    Jakarta

    Pascaserangan Israel ke Iran seminggu lalu, dunia digemparkan tak hanya oleh gejolak geopolitik, tetapi juga oleh fenomena aneh yang menimpa warga Iran di diaspora. Mereka melaporkan pengalaman ganjil saat mencoba menghubungi keluarga di Teheran dan kota-kota lain: suara robot misterius yang menjawab panggilan, memicu spekulasi apakah ini merupakan permulaan dari perang kecerdasan buatan (AI).

    Salah satunya adalah Ellie, seorang warga Inggris-Iran berusia 44 tahun yang tinggal di Inggris. Ketika ia menelepon ibunya di Teheran, suara robot perempuan menjawab, “Alo? Alo? Siapa yang menelepon?” dalam bahasa Inggris yang kurang sempurna.

    Suara yang mengaku bernama “Alyssia” itu melanjutkan, “Saya tidak bisa mendengar Anda. Anda ingin bicara dengan siapa? Saya rasa saya tidak tahu siapa Anda.”

    Ellie bukan satu-satunya. Setidaknya sembilan warga Iran di diaspora, termasuk di Inggris dan Amerika Serikat, melaporkan pengalaman serupa kepada The Associated Press. Mereka memilih untuk merahasiakan identitas atau hanya menggunakan nama depan karena kekhawatiran akan keselamatan keluarga di Iran.

    Fenomena ini muncul berbarengan dengan serangan Israel yang menargetkan situs nuklir dan militer Iran, yang kemudian dibalas oleh Iran dengan ratusan rudal dan drone. Pemerintah Iran juga memberlakukan pemblokiran internet besar-besaran, yang diklaim untuk melindungi negara, namun justru mengisolasi warga Iran dari dunia luar.

    Suara Robot: AI, Chatbot, atau Rekaman?

    Lima ahli yang menganalisis rekaman suara tersebut untuk AP menduga itu bisa berupa kecerdasan buatan berteknologi rendah, chatbot, atau pesan rekaman yang mengalihkan panggilan dari luar negeri. Namun, siapa dalang di baliknya masih menjadi misteri besar. Empat ahli menduga pemerintah Iran sebagai pelaku, sementara satu ahli menunjuk Israel sebagai pihak yang lebih mungkin.

    Amir Rashidi, pakar keamanan siber Iran yang berbasis di AS, menyebut suara itu sebagai bagian dari pola pemerintah Iran dalam menangani situasi darurat, seperti pesan suara dan teks massal yang dikirimkan untuk menyebarkan kepanikan selama dua hari pertama serangan Israel. “Ini mirip dengan taktik yang digunakan selama perang Iran-Irak pada 1980-an,” ujar Rashidi, direktur Miaan, sebuah kelompok yang memantau hak digital di Timur Tengah.

    Namun, Marwa Fatafta dari Access Now, sebuah organisasi hak digital di Berlin, berpendapat bahwa ini bisa menjadi bentuk perang psikologis oleh Israel. Ia melihat kemiripan dengan pesan langsung yang pernah dikirimkan ke warga Lebanon dan Palestina selama konflik di Gaza dan melawan Hizbullah. “Pesan ini seolah dirancang untuk menyiksa warga Iran di diaspora yang sudah cemas,” katanya.

    Dampak Emosional pada Diaspora Iran

    Foto: Getty Images/miniseries

    Bagi warga Iran di luar negeri, pengalaman ini sangat mengganggu. Seorang wanita berusia 30 tahun di New York menyebutnya sebagai “perang psikologis.” “Menelepon ibumu, berharap mendengar suaranya, tapi malah mendengar suara AI adalah salah satu hal paling menakutkan,” ujarnya.

    Pesan-pesan yang sering muncul pun aneh, seperti satu rekaman yang mengucapkan, “Terima kasih telah meluangkan waktu untuk mendengarkan. Hidup ini penuh dengan kejutan yang tak terduga…” atau bahkan meminta penelepon membayangkan “berjalan di hutan yang tenang” atau “di tepi pantai.”

    Ellie, yang ibunya menderita diabetes dan kekurangan insulin di pinggiran Teheran, merasa putus asa karena tak bisa menyampaikan pesan untuk mengungsi. “Saya tidak tahu mengapa mereka melakukan ini,” katanya. Ia akhirnya berhasil berkomunikasi melalui seseorang di perbatasan Iran-Turki yang memiliki dua kartu SIM, memungkinkan panggilan domestik di Iran disambungkan ke luar negeri.

    Upaya Menembus Blokade Komunikasi

    Pemblokiran internet oleh pemerintah Iran telah mempersulit komunikasi. Banyak panggilan hanya berdering tanpa jawaban atau diarahkan ke pesan robot. Beberapa warga Iran terpaksa menggunakan antena parabola ilegal untuk mengakses berita internasional. Di sisi lain, Elon Musk mengklaim telah mengaktifkan Starlink di Iran, meskipun penggunaannya dianggap ilegal dan diawasi ketat oleh otoritas setempat.

    Bagi sebagian diaspora, seperti M., seorang wanita di Inggris, pengalaman ini meninggalkan rasa tak berdaya. Ia gagal menghubungi ibu mertuanya, yang kini dirawat di ICU di Teheran akibat masalah pernapasan setelah serangan Israel. “Ketika saya menelepon, saya hanya mendengar pesan aneh tentang hutan dan ombak. Itu hanya membuat saya merasa semakin tidak berdaya,” katanya.

    Siapa di Balik Suara Robot?

    Hingga kini, belum ada kejelasan tentang tujuan atau pelaku di balik suara robot ini. Colin Crowell, mantan wakil presiden Twitter, menduga perusahaan telekomunikasi Iran mengalihkan panggilan ke sistem pesan default. Sementara itu, Mehdi Yahyanejad, aktivis kebebasan internet, menyebut sistem telekomunikasi Iran yang diawasi ketat oleh Kementerian Informasi dan Teknologi Komunikasi membuat peretasan oleh pihak luar, termasuk Israel, menjadi sulit.

    Baik misi Iran di PBB maupun militer Israel tidak memberikan tanggapan atas permintaan komentar terkait fenomena ini. Yang jelas, fenomena suara robot ini telah memperdalam kecemasan dan isolasi warga Iran, baik di dalam negeri maupun di diaspora, di tengah ketegangan geopolitik yang terus memanas.

    Apakah ini pertanda awal dari perang AI yang semakin canggih, ataukah hanya taktik psikologis di tengah konflik yang memanas? Misteri ini masih menunggu jawaban.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Iran Usai Diserang AS: Kami Akan Konsultasi dengan Putin”
    [Gambas:Video 20detik]
    (afr/afr)