kab/kota: Bekasi

  • Ini klaster 17 tersangka penculikan berujung kematian Kacab bank

    Ini klaster 17 tersangka penculikan berujung kematian Kacab bank

    Jakarta (ANTARA) – Kepolisian membeberkan peran dan klaster 17 tersangka kasus penculikan yang berujung kematian Kepala Cabang Pembantu (KCP) salah satu bank di Jakarta Pusat berinisial MIP (37).

    Dari 17 orang itu, dua diantaranya merupakan oknum anggota TNI, yakni Kopda FH dan Serka N.

    Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Wira Satya Triputra dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Selasa. mengungkapkan, 17 tersangka terbagi menjadi empat klaster.

    Yakni otak perencana, eksekutor penculikan, pelaku penganiayaan serta tim surveilans yang membuntuti korban. “Ada empat orang yang berperan otak perencana. C alias K,” katanya

    Pelaku ini yang mengatur pertemuan dengan DH, merancang rencana, hingga menyiapkan perangkat IT untuk memindahkan uang dari rekening dormant ke rekening penampung. C pula yang mengklaim punya data rekening-rekening dormant yang siap dipindahkan.

    Lalu ada DH yang menghadiri pertemuan, menghubungi JP untuk mencari tim penculik, menyiapkan orang-orang yang akan membuntuti korban, sekaligus mengatur skenario penculikan. Untuk operasional, DH menyiapkan uang yang disetorkan kepada JP.

    “Berikutnya, AAM, juga ada di dalam perencanaan. Ia turut hadir dalam pertemuan bersama C dan DH, membantu merancang penculikan, serta menyiapkan tim pengintai,” kata Wira.

    Sementara JP berperan mengumpulkan tim eksekutor bersama N, mengawasi jalannya pembuntutan, hingga ikut membuang korban di Cikarang. JP bahkan menggelontorkan uang kepada Serka N untuk memperlancar operasi.

    “Klaster pertama merupakan otak perencana pelaku penculikan. Ini terdiri dari empat orang,” kata Wira.

    Kemudian, klaster kedua, polisi menyebut lima orang sebagai eksekutor penculikan. Di awali E, orang yang memaksa korban masuk ke Avanza putih, melilitkan lakban ke wajah MIP serta mengikat tangannya dengan tali.

    Dari Kopda FH, ia menerima Rp45 juta yang kemudian dibagi-bagi ke rekan-rekannya.

    REH membantu dengan memegangi korban dari belakang saat proses pengikatan. JRS menahan tangan kanan korban, sementara AT menahan dari sisi kiri.

    Perlawanan MIP dilumpuhkan dengan kerja sama tiga orang ini. Sedangkan EWB menjadi sopir Avanza putih yang melarikan korban dari parkiran sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Timur (Jaktim).

    “Klsster yang kedua ini adalah klaster eksekutor penculikan terhadap korban, di mana di dalam klaster penculikan terhadap korban ini kami berhasil mengamankan sebanyak 5 orang tersangka,” katanya.

    Klaster ketiga terdiri atas lima orang yang terlibat dalam penganiayaan hingga korban meninggal dunia. JP juga ikut dalam klaster ini. JP adalah menginjak kaki korban di dalam Fortuner hitam dan ikut membuang jasadnya.

    “JP ini berada di dalam mobil Fortuner hitam, yang mana korban ketika diculik itu dipindahkan dari Avanza putih ke Fortuner warna hitam,” katanya.

    Adapun peran JP, yaitu menginjak kaki korban di mobil Fortuner dan membuang korban pada saat bersama saudara N.

    Ada juga NU, sopir Fortuner yang membawa korban dari Kemayoran ke Bekasi serta DSD yang menggantikan NU saat laju mobil mulai oleng.

    Terakhir, klaster keempat adalah tim surveilans yang terdiri atas empat orang yang khusus ditugaskan membuntuti gerak-gerik MIP. Mereka adalah AW, EWH, RS, l dan AS.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 5.729 Kartu Layanan Gratis sudah didistribusikan di Jakarta 

    5.729 Kartu Layanan Gratis sudah didistribusikan di Jakarta 

    Jakarta (ANTARA) – PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) telah mendistribusikan 5.729 Kartu Layanan Gratis (KLG) di Jakarta Barat dan Jakarta Utara bekerjasama dengan pemerintah kota di dua wilayah tersebut.

    Direktur Utama PT Transjakarta, Welfizon Yuza di Jakarta, Selasa menyebutkan, KLG yang didistribusikan di Jakarta Barat (Jakbar) sebanyak 3.368 kartu, sementara di Jakarta Utara (Jakut) 2.361 KLG.

    Saat ini, sebanyak 2.651 kartu siap didistribusikan ke pendaftar sekaligus penerima manfaat di Jakarta Pusat (Jakpus).

    Welfizon menyampaikan, kolaborasi dengan pemerintah wilayah Jakarta merupakan upaya percepatan pendistribusian KLG kepada masyarakat sesuai arahan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.

    Pihaknya berkoordinasi dengan semua wilayah untuk percepatan pendistribusian KLG dan Jakarta Pusat adalah wilayah ketiga, setelah sebelumnya Jakarta Barat dan Jakarta Utara.

    Dengan kerja sama ini, distribusi dilakukan melalui kecamatan, yang kemudian diturunkan ke kelurahan sampai ke pada penerimanya langsung.

    Sebelumnya, pengambilan KLG hanya bisa dilakukan terbatas di kantor pusat Transjakarta, Cawang, Jakarta Timur, dan beberapa halte Transjakarta saja.

    Sebagai informasi tambahan, pendaftaran KLG bisa dilakukan secara online melalui situs klg.transjakarta.co.id.

    Adapun KLG diperuntukkan bagi 15 golongan, yakni Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemprov DKI Jakarta dan pensiunannya, tenaga kontrak yang bekerja di Pemprov DKI Jakarta, peserta didik penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP).

    Kemudian, karyawan swasta tertentu atau pekerja dengan gaji sesuai Upah Minimum Provinsi (UMP) melalui Bank Jakarta, penghuni Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa), tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

    Lalu, penduduk pemilik KTP Kepulauan Seribu, penerima beras Keluarga Sejahtera (Raskin) yang berdomisili di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri).

    Berikutnya, Veteran Republik Indonesia, penyandang disabilitas, penduduk lanjut usia (lansia) di atas 60 tahun, pengurus masjid (marbut/marbot), pendidik dan tenaga kependidikan pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) serta juru pemantau jentik (Jumantik).

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kacab bank dianiaya hingga lemas di dalam mobil

    Kacab bank dianiaya hingga lemas di dalam mobil

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Cabang Pembantu (KCP) salah satu bank di Jakarta Pusat berinisial MIP (37) sempat dianiaya hingga lemas di dalam mobil usai diculik dari parkiran sebuah pusat perbelanjaan di Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada Rabu (20/8).

    Kepala Sub Direktorat Kejahatan dan Kekerasan (Kasubdit Jatantas) Polda Metro Jaya AKBP Abdul Rahim menjelaskan bahwa saat hendak dilakban dan diikat, korban melakukan perlawanan sehingga para penculik memukul korban hingga lemas.

    “Di mobil terjadi pemukulan yang dilakukan oleh tim yang kami katakan tim penculik,” kata dia menjawab pers di Jakarta, Selasa.

    Saat hendak dilakban dan diikat korban ini melakukan perlawanan sehingga tim yang melakukan penculikan atau penjemputan ini melakukan pemukulan sampai korban lemas.

    Kemudian dalam kondisi sudah lemas, korban dipindahkan dari mobil Avanza ke mobil Fortuner di wilayah Kemayoran, Jakarta Pusat.

    “Menurut hasil investigasi kami, korban ini terus dipukuli (di dalam mobil Fortuner) sehingga korban lemas sehingga tidak berdaya lagi, kemudian di buang (di areal persawahan Serang Baru, Kabupaten Bekasi),” kata Abdul.

    Berdasarkan pengakuan para tersangka, korban yang sudah lemas masih bergerak usai dibuang. “Menurut pengakuan para tersangka pada saat dibuang masih bergerak tali sudah lemas,” kata dia.

    Keesokan harinya, pada Kamis (21/8), korban ditemukan tewas di areal persawahan wilayah Serang Baru, Kabupaten Bekasi, dengan kondisi wajah, kaki dan tangan terlilit lakban hitam.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Penculikan Kepala KCP BRI Berujung Maut, Polisi Tak Terapkan Pasal Pembunuhan

    Penculikan Kepala KCP BRI Berujung Maut, Polisi Tak Terapkan Pasal Pembunuhan

    Bisnis.com, JAKARTA — Polda Metro Jaya menjelaskan para tersangka dalam kasus penculikan Kepala KCP Bank BRI, MIP (37) tidak dikenakan pasal pembunuhan.

    Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra mengatakan para pelaku itu hanya dipersangkakan pasal penculikan atau merampas kemerdekaan.

    Secara terperinci, tersangka dijerat dengan Pasal 328 KUHP tentang Penculikan dan/atau Pasal 333 KUHP tentang tindakan merampas kemerdekaan seseorang dengan ancaman maksimal 12 tahun penjara.

    “Pasal yang kita sangkakan pasal 328 ayat 3 itu adalah penculikan yang mengakibatkan meninggal dunia,” ujarnya di Polda Metro Jaya, Selasa (16/9/2025).

    Dia menambahkan, pasal itu dipersangkakan kepada para pelaku lantaran kondisi terakhir korban saat ditinggalkan di area sawah Bekasi masih hidup.

    “Untuk kondisi korban pada saat ditinggalkan atau diturunkan di wilayah Bekasi, menurut keterangan tersangka kondisinya masih lemas,” pungkasnya.

    Diberitakan sebelumnya, penculikan Kepala KCP Bank BUMN ini terjadi di parkiran Lotte Grosir Pasar Rebo, Jakarta Timur pada (20/8/2025).

    Penculikan itu dilakukan dengan memaksa MIP ke mobil penculik Avanza berkelir putih. Dalam mobil itu, MIP dilakban dan dianiaya oleh tim penculikan. Kemudian, penganiayaan juga terjadi saat dipindahkan ke mobil Fortuner oleh klaster penganiayaan.

    Keesokan harinya, mayat MIP ditemukan di Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi pada Kamis (22/8) sekitar 05.30 WIB. Jenazah kemudian ditemukan dalam keadaan kaki dan tangan terikat, serta mata dilakban. 

  • Penculikan kacab bank, dua oknum anggota TNI dijanjikan Rp100 juta

    Penculikan kacab bank, dua oknum anggota TNI dijanjikan Rp100 juta

    Jakarta (ANTARA) – Polisi Militer (PM) Kodam Jayakarta menyebut, dua oknum anggota TNI Angkatan Darat terlibat dalam kasus penculikan kepala cabang pembantu (KCP) salah satu bank di Jakarta Pusat berinisial MIP (37) karena dijanjikan imbalan Rp100 juta oleh tersangka JP.

    Komandan Polisi Militer Kodam Jayakarta Kolonel CPM Donny Agus Priyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa menyebutkan, keduanya adalah Sersan Kepala (Serka) N dan Kopral Dua (Kopda) FH.

    “Pada hari Minggu (17/8), saudara JP mendatangi rumah saudara N. Terkait berapa uang yang dijanjikan (kepada) Kopda FH dan Serka N ini untuk melakukan pembuatan tersebut dan berdasarkan hasil keterangan saksi dijanjikan nominal Rp100 juta, kalau bahasanya ‘silahkan diatur’,” kata Agus.

    Tersangka JP meminta N untuk menjemput paksa seseorang untuk dibawakan kepada bosnya, tersangka DH.

    “Pada 18 Agustus 2025, Serka N menelepon kepada Kopda FH, ini juga merupakan oknum Angkatan Darat, untuk meminta Kopda FH membantu melaksanakan kegiatan penjemputan terhadap seseorang yang diminta oleh saudara DH tadi,” kata Agus.

    Kopda FH pun meminta uang operasional sebesar Rp5 juta dan disanggupi oleh Serka N.

    “Selanjutnya pada Rabu (20/8) Serka N bertemu saudara JP dan saudara JP menyerahkan uang tunai sebanyak Rp95 juta yang akan digunakan kegiatan itu. Setelah diterima Serka N, uang itu diberikan kepada Kopda FH di sebuah kafe, Rawamangun,” kata Agus.

    Singkatnya, dengan pelibatan sejumlah tersangka lainnya, penculikan korban MIP (27) pun dieksekusi di parkiran Lotte Mart Pasar Rebo, Jakarta Timur, masih pada Rabu (20/8).

    Korban MIP pun ditemukan tewas keesokan harinya di areal persawahan wilayah Serang Baru, Kabupaten Bekasi dalam keadaan kondisi kaki dan tangan masih terikat dan mulut terlakban.

    Agus menambahkan, beberapa waktu sebelum kejadian penculikan, kedua oknum TNI itu berstatus tidak hadir tanpa izin (THTI) dan dicari oleh kesatuannya.

    Kendati sudah ditetapkan tersangka, keduanya belum dikategorikan sebagai desersi.

    “Belum desersi. Tapi di THTI. Itu sudah masuk dalam pidana militer. Kaitannya dengan masalah THTI-nya nanti akan kami jelaskan lebih lanjut,” kata Agus.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 3
                    
                        Kronologi Lengkap Keterlibatan Dua Prajurit Kopassus dalam Penculikan Kacab Bank BUMN
                        Megapolitan

    3 Kronologi Lengkap Keterlibatan Dua Prajurit Kopassus dalam Penculikan Kacab Bank BUMN Megapolitan

    Kronologi Lengkap Keterlibatan Dua Prajurit Kopassus dalam Penculikan Kacab Bank BUMN
    Tim Redaksi
    J
    AKARTA, KOMPAS.com –
    Polisi Militer Kodam Jaya mengungkap keterlibatan dua prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD dalam kasus penculikan Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta (37), yang berujung pada kematian korban.
    Komandan Polisi Militer Kodam Jaya Kolonel Cpm Donny Agus Priyanto membeberkan kronologi keterlibatan dua prajurit tersebut. Untuk diketahui, Ilham ditemukan tewas di wilayah Bekasi pada Kamis (21/8/2025).
    17 Agustus 2025
     
    JP, salah satu tersangka, menawarkan pekerjaan penculikan kepada prajurit Kopassus Serka N. Tawaran tersebut dilakukan agar korban dihadapkan kepada atasan JP, yakni Dwi Hartono.
    18 Agustus 2025
    Serka N menghubungi Kopda FH, prajurit Kopassus lainnya, untuk dimintai bantuan. Keduanya bertemu JP di sebuah kafe di Jakarta Timur. Lokasi pekerjaan, penculikan, beserta imbalannya dijelaskan.
    “Pada saat itu, saudara JP sudah berada di kafe. Jadi, mereka sudah ada bertiga berdasarkan hasil pemeriksaan saksi,” kata Donny dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Selasa (16/9/2025).
    19 Agustus 2025
    Sekitar pukul 09.30 WIB, Serka N menghubungi Kopda FH. Ia bertanya apakah Kopda FH bersedia atau tidak menjalani pekerjaan ini.
    Kopda FH menyatakan kesediaannya ikut serta. Ia bertugas menyiapkan tim penculikan.
    “Kopda F meminta uang operasional sejumlah Rp 5 juta dan pada saat itu disanggupi oleh Serka N dan uang tersebut dari pemberian saudara JP,” ungkap Donny.
    20 Agustus 2025
    Keesokan harinya, JP memberikan Rp 95 juta kepada Serka N di sebuah bank swasta di Jakarta Timur. 
    “Setelah diterima Serka N, uang tersebut dibawa dan diberikan kepada Kopda F di sebuah kafe wilayah Rawamangun,” ucap Donny.
    Kopda FH kemudian menghubungi tersangka Eras (EW) untuk mengatur eksekusi. Kemudian, Eras bersama empat rekannya datang ke kafe di Rawamangun menggunakan Toyota Avanza putih.
    Pada pukul 13.45 WUB, JP memberi tahu FH bahwa Ilham berada di Lotte Mart Pasar Rebo, Jakarta Timur. FH kemudian menuju lokasi penculikan.
    Sekitar pukul 16.30 WIB, EW dan seorang pelaku lain menyergap korban di area parkir supermarket tersebut. Ilham dipaksa masuk ke mobil Avanza putih.
    “Pada saat kejadian tersebut, Kopda F berada di lokasi parkir, namun tidak ada di satu kendaraan yang sama,” tambah dia.
    Setelah penculikan, Kopda FH menghubungi JP untuk menanyakan tim yang akan menjemput Ilham. Ia sempat mengancam JP, apabila tim tidak datang, korban akan diturunkan.
    “Kemudian saudara EW (Eras) mengirimkan
    share location
    kepada Kopda F dan meneruskannya kepada JP, sehingga mereka bertemu di bawah
    flyover
    daerah Kemayoran,” ucap Donny.
    Pada pukul 19.45 WIB di Kemayoran, korban dipindahkan ke Toyota Fortuner hitam yang ditumpangi Serka N, JP, dan MU. Dalam perjalanan, Ilham yang sudah terikat lakban sempat melakukan perlawanan.
    “Pada saat itu Serka N ikut memegangi korban, menahan dada korban agar korban tidak berontak,” kata Donny.
    Namun, tim penjemput yang dijanjikan tidak pernah datang. Karena korban terus melawan dan kondisinya makin lemah, mobil Fortuner akhirnya berhenti di area persawahan di Bekasi.
    Di tempat itu, korban diturunkan dan ditinggalkan.
    Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra menambahkan, motif penculikan ini adalah upaya memindahkan dana dari rekening
    dormant
    ke rekening penampungan atas nama pelaku Candy alias Ken.
    Proses itu memerlukan otorisasi KCP, sehingga Ilham dijadikan target.
    “Namun setelah satu bulan, mereka tidak menemukan KCP. Hingga akhirnya, kartu nama korban diberikan ke Dwi Hartono untuk ditelusuri,” kata Wira.
    Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Abdul Rahim menegaskan, penganiayaan terhadap korban terjadi di dua kendaraan berbeda, Avanza putih dan Fortuner hitam.
    Awalnya korban direncanakan dibawa ke sebuah
    safe house
    , tetapi lokasi itu sudah disewa pihak lain.
    Ilham ditemukan tewas di area persawahan Kampung Karangsambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Bekasi, pada Kamis (21/8/2025) pukul 05.30 WIB.
    Jasadnya pertama kali dilihat seorang warga yang sedang menggembala sapi.
    Saat ditemukan, tubuh korban dalam kondisi tangan dan kaki terikat, mata dilakban, serta penuh luka lebam.
    Rekaman CCTV memperlihatkan detik-detik penculikan di parkiran Lotte Mart Pasar Rebo. Korban yang mengenakan batik cokelat sempat melawan, tetapi dipaksa masuk ke mobil Avanza putih dan dibawa kabur.
    Dalam kasus ini, polisi menetapkan 15 tersangka, tak termasuk dua prajurit Kopassus TNI AD. Satu pelaku lainnya masih buron, yakni EG alias B, yang berasal dari klaster pengintai.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi Ungkap Peran Dwi Hartono, Motivator yang Tentukan Nasib Kacab Bank

    Polisi Ungkap Peran Dwi Hartono, Motivator yang Tentukan Nasib Kacab Bank

    Jakarta

    Dwi Hartono, pengusaha sekaligus motivator menjadi salah satu tersangka terkait kasus penculikan dan pembunuhan Kacab Bank M Ilham Pradipta (37). Polisi mengungkap peran penting Dwi Hartono di kasus tersebut.

    Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra menjelaskan diminta tolong oleh tersangka C alias Ken untuk mencari Kacab Bank yang bisa diajak kerja sama memindahkan dana dari rekening dormant. Ken sendiri mendapat informasi rekening dormant ini dari sosok S.

    “Sehingga pelaku atas nama C alias K mengajak DH unjuk mencari kepala cabang atau cabang pembantu yang bisa diajak bekerjasama dalam rangka pemindahan uang tersebut dari rekening dormant ke rekening yang sudah disiapkan atau rekening penampungan,” kata Wira dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Selasa (16/9/2025).

    Pada 31 Juli 2025, C alias Ken bersama pelaku Dwi Hartono dan AAM melakukan pertemuan untuk mencari Kacab Bank yang mau membatu aksi mereka. Dalam pertemuan, ada dua opsi yang dibahas.

    Pertama, melakukan pemaksaan dengan ancaman kekerasan dan setelah itu korban akan dilepaskan. Sementara kedua, melakukan pemaksaan dan kekerasan dan berujung membunuh korban.

    “Pada tanggal 12 Agustus 2025, C alias K bersama dengan DH (Dwi Hartono) berkomunikasi melalui WhatsApp dan di dalam komunikasi tersebut. Mereka memutuskan untuk memilih opsi 1, yaitu melakukan pemaksaan dengan kekerasan ataupun ancaman kekerasan. Setelah itu, korban dilepaskan,” jelaskan.

    Dwi kemudian berkomunikasi dengan tersangka JP untuk dicarikan preman yang bisa membantu melakukan penculikan. Dwi tak masalah status tersebut sipil ataupun aparat agar bisa memuluskan rencananya. JP lantas mengenalkan Dwi dengan Serka N yang merupakan anggota Kopassus.

    “Pelaku DH ini perannya adalah menghadiri pertemuan dengan saudara C alias K. Kemudian, pelaku DH menghubungi saudara JP untuk mencari tim penculik. Kemudian, yang berikutnya, menyiapkan tim yang bertugas untuk membuntuti korban,” kata Wira.

    “Kemudian yang berikutnya lagi, saudara DH yang merencanakan penculikan terhadap korban. Lalu memberikan uang sebesar Rp 60 juta kepada JP untuk operasional daripada penculikan,” imbuhnya.

    Saat ini sudah 15 orang tersangka sipil diamankan di kasus tersebut. Selain itu, ada dua orang prajurit Kopassus berinisial Kopda FH dan Serka N yang juga terlibat dan sudah diamankan Pomdam Jaya. Polisi juga masih memburu satu pelaku lainya berinisial EG.

    Kacab Bank Ilham Pradipta ditemukan tewas di semak-semak di Serang Baru, Kabupaten Bekasi, pada Kamis (21/8) lalu dengan kondisi wajah, kaki, dan tangan terikat lakban hitam.

    Halaman 2 dari 2

    (wnv/eva)

  • Syarat Capai Pertumbuhan Ekonomi 8%, Industri Harus Tumbuh Segini – Page 3

    Syarat Capai Pertumbuhan Ekonomi 8%, Industri Harus Tumbuh Segini – Page 3

    Jababeka sendiri bukan hanya kawasan industri swasta pertama yang dibangun dengan pembiayaan investasi badan usaha, tetapi juga kawasan yang memiliki infrastruktur terlengkap dan terintegrasi.

    Mulai dari pembangkit listrik (power plant), pelabuhan darat (Cikarang Dry Port), hingga fasilitas pendidikan, kesehatan, olahraga, hotel, leisure, lapangan golf, perumahan pekerja, perumahan ekspatriat, condotel, pusat perbelanjaan, dan fasilitas komersial lainnya.

    Dengan kelengkapan tersebut, Kawasan Jababeka berkembang dari sekadar kawasan industri menjadi kawasan perkotaan terpadu, tempat orang bekerja, tinggal, dan beraktivitas dalam satu ekosistem yang menyeluruh.

    “Cikarang Dry Port juga menjadi satu-satunya pelabuhan darat yang sistemnya terintegrasi dengan Bea Cukai serta simpul-simpul keluar masuk barang. Mulai dari pelabuhan, bandara, transportasi darat hingga layanan shipping, yang seluruhnya terhubung dalam satu platform yang dikembangkan oleh Cikarang Dry Port,” tambahnya.

    Didik Purbadi menyampaikan Cikarang Dry Port merupakan salah satu fasilitas strategis yang lokasinya berada di dalam Kawasan Industri Jababeka untuk mendukung kawasan industri, terutama di koridor Bekasi dan Karawang.

    “Kehadiran dry port terbukti memberikan kemudahan arus logistik dengan memangkas biaya distribusi, mempercepat proses, dan meningkatkan efisiensi,” kata Didik Purbadi,

     

     

     

     

  • Peran Oknum TNI di Kasus Pembunuhan Kacab BRI, Beri Iming-iming Duit Rp100 Juta

    Peran Oknum TNI di Kasus Pembunuhan Kacab BRI, Beri Iming-iming Duit Rp100 Juta

    Bisnis.com, JAKARTA — Pomdam Jaya mengungkapkan peran dua oknum prajurit TNI dalam kasus penculikan dan pembunuhan terhadap Kepala KCP Bank BRI di Jakarta Pusat, MIP (37). 

    Danpomdam Jaya Kolonel CPM Donny Agus mengatakan dua prajurit TNI tersebut, yang kini jadi tersangka, memberikan iming-iming uang Rp100 juta kepada pelaku lain. Uang tersebut diperoleh dari usai pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap saksi dalam perkara ini.

    “Terkait berapa uang yang dijanjikan Kopda FH dan Serka N ini untuk melakukan perbuatan tersebut berdasarkan hasil keterangan saksi dijanjikan nominal 100 juta, kalau bahasanya silahkan diatur,” ujar Donny di Polda Metro Jaya, Selasa (16/9/2025).

    Dia menjelaskan keterlibatan anggota TNI dalam perkara ini dimulai saat salah satu otak penculikan berinisial JP menemui Serka N di kediamannya pada (17/8/2025).

    Dalam pertemuan itu, JP menawarkan pekerjaan untuk menjemput paksa seseorang untuk dihadapkan kepada bosnya Dwi Hartono (DH). Keesokan harinya, Sersan K menghubungi Kopda FH untuk terlibat dalam penculikan ini.

    “Saudara JP menjelaskan kepada Kopda F tentang pekerjaan yang akan dilakukan dan pekerjaan tersebut ada imbalannya,” imbuhnya.

    Setelah itu, Kopda FH menyatakan untuk menerima masukan tawaran tersebut dan langsung mencari tim penjemputan paksa atau penculikan.

    Awalnya, Kopda FH meminta uang operasional Rp5 juta ke Serka K. Kemudian, JP juga menyerahkan uang tunai Rp95 juta ke Serka N pada (20/8/2025). Dari Serka N, uang tersebut diberikan kepada Kopda FH.

    Setelah itu, Kopda FH telah menemukan lima orang untuk melakukan penculikan terhadap Kepala KCP Bank BRI MIP. Singkatnya, Kacab BRI itu diculik di parkiran Lotte Grosir Pasar Rebo, Jakarta Timur pada (20/8/2025)

    Setelah diculik, Kopda FH menghubungi JP untuk menanyakan tim penjemputan. Namun, tim penjemputan itu tak kunjung datang. Alhasil, Kopda FH sempat melakukan pengancaman terhadap JP apabila tak ada penjemputan maka korban bakal diturunkan di tengah jalan.

    Setelah itu, JP langsung turun langsung untuk melakukan penjemputan bersama dengan Serka N dengan membawa Fortuner. Korban kemudian dialihkan ke mobil Fortuner. Di dalam Fortuner ini korban telah mengalami penganiayaan.

    Di perjalanan, Kacab BRI sempat melakukan perlawanan. Namun, Serka N ikut menahan korban agar tidak memberontak. 

    Adapun, JP dan Serjan N masih menunggu Dwi Hartono terkait penjemputan untuk dibawa ke safe house untuk melakukan pemindahan dana dari rekening dormant.

    Singkatnya, korban telah terkapar lemas, sementara tim penjemputan tak kunjung datang. Akhirnya, JP dan Serka N telah sepakat untuk meninggalkan korban di area sawah di Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi.

    “Dan setelah korban diletakkan di tempat tersebut, selanjutnya serka N saudara Jp dan saudara D pergi meninggalkan korban di persawahan tersebut,” tutur Donny.

    Dalam hal ini, Donny menyatakan bahwa pihaknya telah menetapkan terhadap Serka N dan Kopda FH. Adapun, dua oknum TNI itu tergabung dalam satuan Kopassus.

    “Selain dua orang tersebut, kami juga sudah melakukan penyitaan uang sejumlah Rp40 juta dari kopda F dan uang tersebut diduga dari hasil tindak pidana yang dilakukan,” pungkas Donny.

  • Keluarga Desak Polisi Ungkap Motif Kasus Penculikan dan Pembunuhan Kacab Bank BUMN
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        16 September 2025

    Keluarga Desak Polisi Ungkap Motif Kasus Penculikan dan Pembunuhan Kacab Bank BUMN Megapolitan 16 September 2025

    Keluarga Desak Polisi Ungkap Motif Kasus Penculikan dan Pembunuhan Kacab Bank BUMN
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Keluarga Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN bernama Mohamad Ilham Pradipta (37), meminta polisi segera mengungkap motif di balik penculikan dan pembunuhan yang menimpa Ilham.
    Pengacara keluarga Ilham, Boyamin Saiman, mengatakan, hingga kini polisi belum menyampaikan motif para pelaku penculikan dan pembunuhan Ilham. Ia berharap Polda Metro Jaya segera menjelaskan hal tersebut.
    “Belum menyampaikan motif, (semoga) segera. Karena untuk kita tentukan langkah dan advokasi yang dibutuhkan,” kata Boyamin saat dikonfirmasi, Selasa (16/9/2025).
    Boyamin menambahkan, dalam waktu dekat keluarga Ilham akan dipanggil untuk memberikan keterangan kepada Polda Metro Jaya dan Pomdam Jaya.
    “Belum dimintai keterangan, karena kita masih berduka, masih diatur waktu yang pas minggu ini atau minggu depan,” ujar Boyamin.
    Sebelumnya, Mohamad Ilham Pradipta ditemukan tewas di area persawahan Kampung Karangsambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, pada Kamis (21/8/2025) sekitar pukul 05.30 WIB.
    Mayat korban pertama kali ditemukan oleh seorang warga yang sedang menggembala sapi. Saat ditemukan, korban dalam kondisi tangan dan kaki terikat serta mata tertutup lakban.
    Setelah itu, warga melapor ke perangkat desa dan aparat kepolisian. Polisi kemudian mendatangi lokasi dan melakukan olah TKP.
    Belakangan diketahui, korban sebelumnya diculik dari sebuah supermarket di Pasar Rebo, Jakarta Timur, sebelum jasadnya dibuang ke persawahan Bekasi.
    Rekaman CCTV yang diterima
    Kompas.com
    , korban terlihat mengenakan kemeja batik cokelat lengan pendek dan celana panjang krem. Ia berjalan sambil menutupi kepala dengan tangan kiri untuk menghindari hujan di area parkir supermarket.
    Saat hendak membuka pintu mobil berwarna hitam, tiba-tiba beberapa orang keluar dari mobil putih yang terparkir di sebelahnya.
    Korban sempat melawan, namun kemudian dipaksa masuk ke dalam mobil putih tersebut. Mobil itu langsung melaju meninggalkan area parkir, sementara seorang saksi yang melihat kejadian tidak sempat berbuat banyak karena kendaraan pelaku keburu tancap gas.
    Komandan Pomdam Jaya, Donny Agus Priyanto, menegaskan ada keterlibatan prajurit TNI dalam kasus ini.
    Kini, penyidikan terus berjalan untuk mengungkap aktor lain yang turut terlibat dalam penculikan dan pembunuhan tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.