kab/kota: Bekasi

  • Jabodetabek Dikepung Banjir, DPR Desak Pemda Bekasi Cs Gerak Cepat

    Jabodetabek Dikepung Banjir, DPR Desak Pemda Bekasi Cs Gerak Cepat

    Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah wilayah di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi alias Jabodetabek dilanda banjir akibat air kiriman dari kawasan Puncak, Jawa Barat. 

    Menanggapi itu, Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal berpesan pada pemerintah, terkhusus pemerintah daerah (pemda) untuk sigap membantu masyarakat yang terkena dampak banjir.

    “Utamakan operasi penyelamatan masyarakat. Pemda harus tanggap dan sigap membantu warganya yang terdampak banjir,” katanya dalam keterangan tertulis yang dikutip Selasa (4/3/2025).

    Selain itu, dia juga meminta agar para petugas gabungan memastikan evakuasi terus dilakukan secara menyeluruh. Menurutnya, keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas.

    Tak hanya itu, legislator PKB ini mengungkapkan pihaknya meminta BPBD dan Pemprov setempat agar segera memastikan jalur-jalur yang tergenang bisa cepat dikeringkan, supaya mobilitas masyarakat tak terganggu.

    “Pemda dan BNPB perlu juga memastikan agar warga yang masih bertahan di rumahnya untuk tetap mendapatkan bantuan dan jaminan keamanan serta kenyamanan, apalagi mayoritas warga kini tengah menjalani ibadah puasa,” ujarnya.

    Pimpinan DPR koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) ini turut meminta pemerintah dengan BNBP, BPBD, BMKG, Basarnas, TNI/Polri dan Pemda di Jabodetabek untuk bersinergi dan bergerak cepat guna mengatasi bencana banjir.

    “Semua stakeholder harus bergerak cepat. Baik mitigasi dan penanganan bencana harus dilakukan dengan maksimal, analisis semakin diefektifkan untuk mengantisipasi banjir semakin besar di Jakarta dan sekitarnya,” pesannya.

    Lebih jauh, dia pun mengingatkan pemerintah pusat untuk segera memberikan bantuan kepada daerah yang wilayahnya terdampak banjir parah.

    “Segera salurkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar warga yang terdampak banjir di kawasan Jakarta, Bekasi, Depok, Bogor, Tangerang dan sekitarnya,” tutup Cucun.

  • Bukan Tanggul Jebol, Ternyata Ini Penyebab Banjir yang Bikin Bekasi Lumpuh – Page 3

    Bukan Tanggul Jebol, Ternyata Ini Penyebab Banjir yang Bikin Bekasi Lumpuh – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Diana Kusumastuti, menyatakan bahwa penyebab banjir di Bekasi bukanlah karena tanggul yang jebol, melainkan akibat intensitas hujan yang sangat tinggi. Hal ini disampaikan Diana saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada Selasa (4/3/2025).

    “Berdasarkan pengamatan kami, tidak ada tanggul yang jebol. Namun, volume intensitas hujan memang sangat tinggi, sehingga menyebabkan sungai meluap,” ungkap Diana.

    Diana menambahkan bahwa saat ini Kementerian Pekerjaan Umum menunggu banjir surut sebelum melakukan upaya pemompaan atau penyedotan air. “Jika kita memompa sekarang, airnya mau ditaruh di mana? Kita tunggu surut dulu,” jelasnya.

    Sebagai langkah penanganan darurat, Kementerian PU telah mengirimkan perahu karet dan alat penyelamatan lainnya untuk membantu evakuasi penduduk yang terdampak banjir. “Prioritas utama adalah mengamankan penduduk. Selanjutnya, kami akan melakukan pengerukan sedimentasi di sungai sebagai upaya pencegahan banjir di masa depan,” tegas Diana.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi sebelumnya menyebutkan, hujan deras yang turun sejak Senin (3/3/2025) malam menjadi pemicu banjir yang mengepung kota tersebut.

    “Dipicu hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung dalam durasi lama di wilayah hulu Kali Bekasi dan wilayah Kota Bekasi sejak sore hingga malam hari mengakibatkan peningkatan debit air dan menyebabkan banjir di beberapa wilayah Kota Bekasi pada hari Senin, 03 Maret 2025, Pkl. 23:07 WIB,” demikian keterangan dari BPBD Kota Bekasi seperti yang dikutip, Selasa (4/3/2025).

    Sementara, menurut data sementara Pemerintah Kota Bekasi, jumlah korban terdampak banjir Bekasi mencapai 16.000 jiwa, dengan 5.000 jiwa di antaranya telah mengungsi.

    Sebelumnya, BPBD Kota Bekasi menyebut sedikitnya 20 titik banjir terjadi di delapan kecamatan, antara lain Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede dan Rawalumbu.

     

  • Tinjau Banjir di Lapas Cikarang Malam Hari, Dirjenpas Pastikan Warga Binaan Aman

    Tinjau Banjir di Lapas Cikarang Malam Hari, Dirjenpas Pastikan Warga Binaan Aman

    Tinjau Banjir di Lapas Cikarang Malam Hari, Dirjenpas Pastikan Warga Binaan Aman
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjenpas) Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan, Mashudi, meninjau Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan Badan Pemasyarakatan (Bapas) Cikarang, Selasa (4/3/2025) malam.
    Peninjauan di tengah kondisi banjir ini dilakukan di semua area.
    Dirjenpas ingin melihat secara langsung kondisi Lapas yang berpenghuni 1.451
    warga binaan
    itu tetap dalam keadaan aman.
    “Kami ingin memastikan keamanan mereka, tetap terpenuhinya layanan makan dan perawatan mereka apabila ada yang sakit,” kata Mashudi, dalam keterangan tertulis, Rabu (5/3/2025).
    Di tengah kondisi yang memprihatinkan akibat banjir, pihak terkait tetap berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga keamanan dan kelangsungan pelayanan bagi warga binaan. 
    “Walaupun saat ini kondisi sangat memprihatinkan karena banjir dan penerangan terpaksa dipadamkan untuk keselamatan semua, pengamanan, pelayanan, dan perawatan bagi warga binaan harus tetap berjalan semaksimal mungkin,” ucap dia.
    Mashudi mengingatkan kepada Kepala
    Lapas Cikarang
    dan jajaran untuk berkoordinasi dan bekerja sama dalam pemulihan dampak banjir dengan lembaga terkait.
    Ia turut meminta pejabat Lapas berkolaborasi dengan Polres Cikarang jika diperlukan langkah-langkah mengungsikan sementara beberapa warga binaan.
    Mashudi bilang, pihak Lapas mendapat dukungan dari Polres Metro Bekasi dan Polsek Cikarang 1 pleton yang terdiri dari 10 anggota Brimob serta perahu karet untuk pemberian makanan bagi warga binaan.

    Warga binaan
    Lapas Cikarang pun telah dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi. Sampai saat ini, kondisi tetap kondusif dan teratasi. Mohon doanya agar musibah ini dapat cepat teratasi,” kata Mashudi.
    Dia menambahkan, beberapa langkah telah diambil oleh Lapas Cikarang untuk pemulihan banjir.
    Salah satunya dengan penyedotan air yang dibuang ke area luar Lapas yang datarannya lebih rendah.
    Upaya ini, kata Mashudi, dilakukan dengan bantuan alat pompa dari BPBD.
    “Kami terus melakukan monitoring dan berkoordinasi dengan berbagai pihak dalam penanganan
    banjir di Lapas Cikarang
    ,” kata Mashudi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir di RSUD Kota Bekasi Mulai Surut, Pelayanan Mulai Berjalan

    Banjir di RSUD Kota Bekasi Mulai Surut, Pelayanan Mulai Berjalan

    Jakarta

    Sejumlah titik di Kota Bekasi, Jawa Barat, sempat lumpuh karena banjir. Beberapa fasilitas publik seperti mal sampai rumah sakit sempat terimbas banjir.

    Pantauan detikcom pada Rabu (5/3) di RSUD Kota Bekasi, banjir tampak mulai surut. Petugas kebersihan RSUD mulai melakukan bersih-bersih di area gedung E dan F yang sebelumnya tergenang.

    “Semalam emang banyak juga yang dievakuasi, karena butuh ventilator dan lain-lain. Banjir di bawah, basementnya (masih) banjir,” kata seorang security di lokasi.

    Proses pembersihan area rumah sakit juga masih dilakukan. Saat ini lift masih tidak bisa digunakan.

    Sebelumnya diberitakan setidaknya 4 fasilitas kesehatan di Kota Bekasi, Jawa Barat terdampak akibat banjir. RSUD Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi termasuk salah satu fasilitas kesehatan yang terdampak.

    Direktur RSUD Kota Bekasi Kusnanto Saidi mengatakan banjir menyebabkan kelumpuhan listrik terutama di gedung E dan F. Beberapa pelayanan juga ditiadakan akibat pemadaman listrik seperti MRI, CT Scan, cathlab dan hemodialisis.

    “Evakuasi pasien-pasien ICU untuk bisa di evakuasi ke gedung A ke ruang ICU yang bisa akses listrik,” kata Kusnanto dalam keterangannya di Instagram RSUD Kota Bekasi @rsudcambekasi, Selasa (4/3).

    (kna/kna)

  • 8 Banjir Terbesar di Indonesia yang Merenggut Korban Jiwa

    8 Banjir Terbesar di Indonesia yang Merenggut Korban Jiwa

    Jakarta, Beritasatu.com – Curah hujan yang tinggi di beberapa wilayah Indonesia kerap menimbulkan bencana banjir di Indonesia dan tak sedikit pula yang menimbulkan korban jiwa. Salah satu kejadian terbaru adalah banjir di Bekasi, Jawa Barat, pada Selasa (4/2/2025).

    Peristiwa ini berdampak pada sekitar 16.000 jiwa, dengan ratusan warga terpaksa mengungsi akibat derasnya aliran air yang merendam permukiman. Pemerintah Kota Bekasi segera bertindak dengan mendirikan posko pengungsian, layanan kesehatan, dan dapur umum di berbagai titik.

    Banjir di Bekasi menjadi pengingat bahwa Indonesia telah berulang kali mengalami bencana serupa dalam skala lebih besar. Sepanjang sejarah, berbagai daerah telah dilanda banjir besar yang menimbulkan korban jiwa, kerusakan infrastruktur, serta kerugian ekonomi yang signifikan.

    Dihimpun dari berbagai sumber, berikut beberapa banjir terbesar yang pernah terjadi di Indonesia.

    Rentetan Banjir Besar dalam Sejarah Indonesia

    1. Banjir Jambi (1955)

    Pada awal tahun 1955, Jambi dilanda banjir besar akibat hujan deras selama sepuluh hari sejak 28 Januari 1955. Sungai Muara Tembesi meluap hingga mencapai ketinggian empat meter, menyebabkan 80% rumah terendam.

    Ribuan warga terpaksa mengungsi, sementara sekitar 42.000 hektare sawah terdampak, termasuk 6.000 hektare lahan padi yang masih muda.

    2. Banjir Bohorok (2003)

    Pada 2 November 2003, kawasan ekowisata Bukit Lawang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, mengalami banjir bandang akibat luapan Sungai Bohorok. Bencana ini menewaskan 157 orang, termasuk enam wisatawan asing, sementara 82 orang lainnya hilang.

    Selain curah hujan tinggi, banjir ini juga diperparah oleh deforestasi akibat aktivitas penebangan liar yang merusak ekosistem hutan di daerah hulu.

    3. Banjir Jakarta (2007)

    Banjir besar yang melanda Jakarta pada Februari 2007 menjadi salah satu yang terparah dalam sejarah ibu kota. Hujan deras sejak awal bulan menyebabkan 60% wilayah Jakarta terendam, dengan ketinggian air mencapai lima meter di beberapa titik. Sistem drainase yang buruk serta curah hujan ekstrem menjadi faktor utama penyebabnya.

    Sebanyak 80 orang meninggal dunia akibat berbagai insiden, termasuk terseret arus dan tersengat listrik, sementara sekitar 320.000 warga harus mengungsi. Kerugian ekonomi akibat bencana ini diperkirakan mencapai Rp 4,3 triliun.

    4. Banjir Wasior (2010)

    Pada 4 Oktober 2010, banjir besar melanda Wasior, Papua Barat, setelah hujan deras mengguyur sejak 2 Oktober. Luapan Sungai Batang Salai menyebabkan rumah, jembatan, serta fasilitas kesehatan mengalami kerusakan parah.

    Jalur komunikasi dan jaringan listrik terputus, memperburuk kondisi korban. Akibatnya, 158 orang meninggal dunia, 145 orang dinyatakan hilang, dan ratusan lainnya harus mengungsi.

    5. Banjir Tangse (2011)

    Hujan deras selama empat hari berturut-turut menyebabkan banjir bandang di Tangse, Pidie, Aceh, pada 10 Maret 2011. Bencana ini diperparah oleh aktivitas pembalakan liar, yang membuat arus air membawa gelondongan kayu dan menghancurkan rumah serta jembatan. Akibatnya, 24 orang tewas dan 102 rumah mengalami kerusakan berat maupun ringan.

    6. Banjir Mandailing Natal (2018)

    Pada 12 Oktober 2018, banjir bandang dan tanah longsor menerjang Mandailing Natal, Sumatera Utara. Peristiwa ini mengakibatkan 20 orang tewas, 15 orang hilang, serta puluhan rumah mengalami kerusakan berat.

    Sebanyak 12 murid madrasah menjadi korban akibat tersapu banjir. Bencana ini menunjukkan dampak dari curah hujan tinggi serta kondisi lingkungan yang semakin rentan terhadap perubahan iklim.

    7. Banjir Flores Timur (2021)

    Pada 4 April 2021, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, dilanda banjir bandang dan tanah longsor. Akibatnya, 68 orang meninggal dunia, 70 orang hilang, serta lebih dari 900 keluarga mengungsi.

    Infrastruktur mengalami kerusakan besar, dengan lebih dari 100 rumah hancur, jembatan putus, dan akses jalan tertutup pohon tumbang. Cuaca buruk memperparah situasi, sehingga bantuan sulit disalurkan.

    8. Banjir Manado (2022)

    Banjir besar kembali melanda Manado pada 3 Maret 2022 setelah sebelumnya mengalami banjir bandang pada 2014. Hujan deras selama dua hari menyebabkan beberapa sungai besar di kota ini meluap, merendam ribuan rumah.

    Meskipun BMKG telah memberikan peringatan dini, tingginya curah hujan membuat upaya mitigasi sulit dilakukan. Akibatnya, 319 rumah terendam dan lebih dari 2.400 warga mengungsi.

    Banjir merupakan bencana yang kerap melanda berbagai wilayah di Indonesia, dengan dampak yang tidak hanya merugikan secara materi tetapi juga mengancam keselamatan jiwa. Sejarah mencatat berbagai banjir besar yang telah menyebabkan korban jiwa, kerusakan infrastruktur, serta gangguan sosial dan ekonomi yang serius.

  • Bukan Tanggul Jebol, Ternyata Ini Penyebab Banjir yang Bikin Bekasi Lumpuh – Page 3

    Ramai Spekulasi Warganet soal Penyebab Banjir Bekasi, Mana yang Benar? – Page 3

    Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya melakukan langkah tanggap darurat banjir di Bekasi. Dengan memobilisasi 2 perahu karet beserta mesin untuk membantu mengevakuasi masyarakat terdampak bencana banjir di Kota Bekasi.

    “Kami terus memprioritaskan keselamatan dan kenyamanan masyarakat terdampak. Kementerian PU akan memberikan dukungan penuh dalam menangani dampak banjir di Bekasi,” kata Menteri PU Dody Hanggodo dalam keterangan tertulis, Rabu (5/3/2025).

    Adapun banjir yang terjadi di Kota Bekasi akibat curah hujan ekstrem sejak Senin (3/3/2025), terus menyebabkan sungai-sungai di Kota Bekasi meluap dan menggenangi permukiman warga serta beberapa fasilitas umum.

    Berdasarkan data Satgas Tanggap Darurat Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Barat dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi, terdapat 7 kecamatan yang terdampak bencana banjir. Antara lain, Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede, dan Rawalumbu.

    Kondisi lapangan terakhir per Selasa (4/3/2025) malam, air banjir belum surut dan di beberapa lokasi terdampak mengalami listrik padam. Pihak berwenang masih dalam tahap evakuasi warga dan pendataan korban serta fasilitas umum yang terdampak.

    Kementerian PU terus berkoordinasi dengan BPBD Kota Bekasi serta survey ke lokasi terdampak bencana, untuk membantu langkah-langkah tanggap darurat guna mengurangi dampak bencana.

    Tenda Darurat

    Selain memobilisasi perahu karet, Tim BPPW Jawa Barat juga telah mendirikan tenda darurat di lokasi pengungsian daerah Kemang Pratama.

    Dukungan sarana dan prasarana air bersih untuk keperluan sehari-hari bagi para pengungsi juga telah didistribusikan di posko-posko logistik milik BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana). Salah satunya di Perumahan Pondok Gede Permai.

    Di lokasi tersebut sudah terpenuhi sanitasi, namun masih membutuhkan kebutuhan air bersih. Saat ini, tim tanggap darurat Cipta Karya telah memobilisasi 1 unit mobil tangki air dan 2 unit hidran umum untuk di lokasi pengungsian.

    Dukungan juga diberikan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane, Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PU. Dengan menurunkan alat berat berupa 6 unit dump truck beserta 4 pompa air berkapasitas 250 liter per detik, serta sandbad sebanyak 250 di Kemang Pratama dan 500 sandbag di daerah Rawalumbu Kota Bekasi.

    “Kementerian PU bersama dengan instansi terkait terus memantau kondisi di lapangan dan memastikan proses penanganan berjalan dengan baik. Identifikasi lanjutan akan dilakukan untuk memetakan kebutuhan penanganan jangka menengah, terutama di wilayah aliran Sungai Bekasi,” pungkas Dody.

  • Rukonya Terendam Banjir, Ibu Pemilik Usaha Percetakan di Puri Kembangan Hanya Bisa Bersabar – Halaman all

    Rukonya Terendam Banjir, Ibu Pemilik Usaha Percetakan di Puri Kembangan Hanya Bisa Bersabar – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mira (29), seorang ibu rumah tangga sekaligus pemilik usaha percetakan, tampak terdiam di depan rukonya yang terendam banjir, di Puri Kembangan, Kembangan, Jakarta Barat, Selasa (4/3/2025).

    Ia sedang duduk di sebuah kursi.

    Di hadapannya ada putrinya yang masih kecil.

    Kaki hingga betis mereka terendam banjir.

    Maklum saja, air  sudah masuk ke dalam rumah.

    Mira menyebut air dari luapan Kali Pesanggerahan mulai masuk ke dalam rumah sehabis sahur.

    “(Air meluap dan masuk ke rumah) tadi subuh jam 05.00 WIB. Hujan dari kemarin sih hujan. Air meluap dari kali belakang,” kata Mira saat ditemui, Selasa.

    Kata Mira, ia tidak begitu kaget saat air mulai masuk ke dalam rumahnya.

    Hal itu lantaran sebelumnya kondisi banjir seperti yang demikian sudah pernah terjadi, sekitar tahun 2019.

    Saat itu, menurut Mira, air meluap hingga masuk ke halaman kantor Dinas Sosial, yang berada persis di seberang kediamannya.

    “Udah enggak kaget sih. Kalau lebih kaget waktu 2019, itu air sampai masuk ke halaman kantor Dinas Sosial,” jelasnya.

    Adapun di 2025 ini, Mira mengatakan saat air hampir masuk ke dalan rumah.

    Dia sudah mulai menyelamatkan sejumlah barang agar tak terendam banjir.

    Lebih lanjut soal usaha percetakannya, Mira terpaksa harus tutup terlebih dahulu.

    Ia mengaku hanya bisa bersabar dan berharap adanya berkah dari musibah yang dialaminya.

    “Toko tutup dulu dari tadi pagi. Ya kita sabar aja dulu. Semoga ada berkah dari banjir ini,” tuturnya.

    Seperti diketahui Jakarta dan daerah sekitarnya terendam banjir kemarin.

    Banjir paling parah menimpa Bekasi, kota di dekat Jakarta.

    Selain hujan deras, banjir disebabkan sungai yang meluap akibat kiriman air dari wilayah Bogor yang daerahnya lebih tinggi.

     

  • Banjir di 7 Kecamatan Bekasi Surut, Kementerian PU Turun Tangan – Page 3

    Banjir di 7 Kecamatan Bekasi Surut, Kementerian PU Turun Tangan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya melakukan langkah tanggap darurat banjir di Bekasi. Dengan memobilisasi 2 perahu karet beserta mesin untuk membantu mengevakuasi masyarakat terdampak bencana banjir di Kota Bekasi.

    “Kami terus memprioritaskan keselamatan dan kenyamanan masyarakat terdampak. Kementerian PU akan memberikan dukungan penuh dalam menangani dampak banjir di Bekasi,” kata Menteri PU Dody Hanggodo dalam keterangan tertulis, Rabu (5/3/2025).

    Adapun banjir yang terjadi di Kota Bekasi akibat curah hujan ekstrem sejak Senin (3/3/2025), terus menyebabkan sungai-sungai di Kota Bekasi meluap dan menggenangi permukiman warga serta beberapa fasilitas umum.

    Berdasarkan data Satgas Tanggap Darurat Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Barat dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi, terdapat 7 kecamatan yang terdampak bencana banjir. Antara lain, Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede, dan Rawalumbu.

    Kondisi lapangan terakhir per Selasa (4/3/2025) malam, air banjir belum surut dan di beberapa lokasi terdampak mengalami listrik padam. Pihak berwenang masih dalam tahap evakuasi warga dan pendataan korban serta fasilitas umum yang terdampak.

    Kementerian PU terus berkoordinasi dengan BPBD Kota Bekasi serta survey ke lokasi terdampak bencana, untuk membantu langkah-langkah tanggap darurat guna mengurangi dampak bencana.

    Tenda Darurat

    Selain memobilisasi perahu karet, Tim BPPW Jawa Barat juga telah mendirikan tenda darurat di lokasi pengungsian daerah Kemang Pratama.

    Dukungan sarana dan prasarana air bersih untuk keperluan sehari-hari bagi para pengungsi juga telah didistribusikan di posko-posko logistik milik BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana). Salah satunya di Perumahan Pondok Gede Permai.

    Di lokasi tersebut sudah terpenuhi sanitasi, namun masih membutuhkan kebutuhan air bersih. Saat ini, tim tanggap darurat Cipta Karya telah memobilisasi 1 unit mobil tangki air dan 2 unit hidran umum untuk di lokasi pengungsian.

    Dukungan juga diberikan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane, Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PU. Dengan menurunkan alat berat berupa 6 unit dump truck beserta 4 pompa air berkapasitas 250 liter per detik, serta sandbad sebanyak 250 di Kemang Pratama dan 500 sandbag di daerah Rawalumbu Kota Bekasi.

    “Kementerian PU bersama dengan instansi terkait terus memantau kondisi di lapangan dan memastikan proses penanganan berjalan dengan baik. Identifikasi lanjutan akan dilakukan untuk memetakan kebutuhan penanganan jangka menengah, terutama di wilayah aliran Sungai Bekasi,” pungkas Dody.

     

  • Presiden Instruksikan Aparat hingga Relawan Sinergi Tangani Banjir

    Presiden Instruksikan Aparat hingga Relawan Sinergi Tangani Banjir

    JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan seluruh pihak, mulai dari aparat penegak hukum hingga relawan saling bersinergi untuk menangani bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi.

    Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengatakan arahan tersebut disampaikan Presiden Prabowo dalam pemberian taklimat atau arahan kepada para menteri, kepala badan/lembaga, wakil menteri, dan anggota Kabinet Merah Putih di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.

    “Presiden menginstruksikan agar seluruh pihak, termasuk TNI, Polri, dan relawan, bersinergi dalam penanganan bencana. Seperti yang selalu terjadi, setiap kali ada bencana, seluruh elemen bangsa bersatu padu untuk memberikan bantuan, mulai dari evakuasi, pengungsian, hingga tahap rehabilitasi,” kata Gus Ipul dilansir ANTARA, Selasa, 4 Maret.

    Gus Ipul menjelaskan Presiden Prabowo mengharapkan seluruh elemen bangsa untuk bersatu memberikan bantuan korban terdampak banjir.

    Menanggapi instruksi Presiden itu, Gus Ipul juga menegaskan seluruh sumber daya pemerintah, baik dari Kementerian Sosial, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, hingga relawan dari berbagai organisasi terus bekerja.

    “BNPB tetap menjadi garda terdepan dalam penanganan bencana, sementara Kementerian Sosial berperan dalam penyediaan logistik dan shelter,” kata Gus Ipul.

    Hingga kini, dukungan dari pemerintah pusat dan daerah, termasuk Kabupaten dan Kota Bekasi, serta Kabupaten dan Kota Bogor terus mengalir ke daerah-daerah terdampak banjir.

    Bantuan yang diberikan meliputi kasur, bantal, obat-obatan, pakaian untuk dewasa dan anak, serta tenda untuk memastikan para pengungsi mendapatkan tempat yang layak.

    Selain logistik, bantuan makanan siap saji, hingga tenda dapur umum juga telah didirikan, salah satunya di Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, yang merupakan hasil kerja sama Pemerintah Kota dan Kabupaten Bekasi dengan Kementerian Sosial.

    Adapun banjir yang pagi ini merendam sejumlah kawasan di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi dengan ketinggian 1-4 meter merupakan banjir kiriman dari Bogor, Jawa Barat, berdasarkan pernyataan BMKG.

    BMKG menilai curah hujan ekstrem yang mengguyur kota Bogor sejak Ahad (2/3) malam memungkinkan air DAS Ciliwung meluap menjadi banjir bandang yang melanda sejumlah kecamatan di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor, hingga terbawa ke hilir sungai di Jakarta, Depok, Bekasi, dan Tangerang.

  • Kunjungi Pengungsian Banjir Bekasi, Mensos Gus Ipul Ikut Siapkan Makan Sahur

    Kunjungi Pengungsian Banjir Bekasi, Mensos Gus Ipul Ikut Siapkan Makan Sahur

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Sosial Saifullah Yusuf alias Gus Ipul dan Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono ikut menyiapkan sahur bagi para korban banjir di dapur umum kantor Kelurahan Jatiasih, Bekasi, Selasa (4/3/2025) malam.

    Khusus di Bekasi, ujar Gus Ipul, kurang lebih ada 1.600 Kepala Keluarga (KK) terdampak dengan 11.000 jiwa. Sejauh ini, keperluan dasarnya bisa didukung Kemensos melalui makanan siap saji dan dapur umum.

    Dia menuturkan dapur umum Jatiasih mampu melayani 1.500 bungkus makanan untuk sahur dan berbuka dan akan disalurkan ke tiga posko pengungsian.

    “Dengan yang terbesar berada di Gudang Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang menampung sekitar 500 pengungsi. Sebagian warga lainnya memilih mengungsi secara mandiri,” katanya dalam keterangan tertulis yang dikutip Rabu (5/3/2025).

    Dikatakan Politikus PKB ini, Kemensos telah menyalurkan bantuan senilai Rp561 juta terhadap korban banjir. Bantuan ini mencakup 3.500 paket makanan siap saji, 500 lembar selimut, 400 lembar kasur, 100 kidware, dan 50 paket tenda gulung. Kemudian, ada juga 3 unit perahu karet.

    Lebih jauh, dia turut menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto terus memantau bencana banjir yang melanda Jabodetabek ini. Presiden juga memberikan arahan kepada instansi terkait untuk memastikan layanan ke warga berjalan dengan baik.

    “Tentu Presiden Prabowo memantau, melihat, dan memberikan arahan-arahan yang diperlukan,” bebernya.

    Di lain sisi, Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Bekasi, Madi menyebutkan bahwa 46 personel telah diterjunkan untuk mendukung posko dapur umum. 

    Dia melanjutkan, dari jumlah tersebut, 27 personel bertugas di Dinas Sosial Kota Bekasi, sementara 19 lainnya di Kantor Kelurahan Jatiasih.

    “Tagana sudah mendistribusikan makanan berbuka puasa. Yang tidak berpuasa pun tetap kami suplai,” ujar Madi.