kab/kota: Bekasi

  • Kecelakaan di Ruas Tol Jakarta-Cikampek, Truk Tangki Bawa LPG Tabrak Tiang Rambu dan Pagar Pembatas – Halaman all

    Kecelakaan di Ruas Tol Jakarta-Cikampek, Truk Tangki Bawa LPG Tabrak Tiang Rambu dan Pagar Pembatas – Halaman all

    Truk tangki pengangkut LPG mengalami insiden kecelakaan di ruas Tol Jakarta-Cikampek (Japek), Bekasi, Rabu (2/4/2025). 

    Tayang: Rabu, 2 April 2025 17:52 WIB

    Tangkap layar X

    KECELAKAAN TRUK – Truk tangki pengangkut LPG mengalami insiden kecelakaan di ruas Tol Jakarta-Cikampek (Japek), Bekasi, Rabu (2/4/2025). Bagian depan truk berkelir merah rusak parah. 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Truk tangki pengangkut LPG mengalami insiden kecelakaan di ruas Tol Jakarta-Cikampek (Japek), Bekasi, Rabu (2/4/2025). 

    Musibah kecelakaan tersebut viral di media sosial di mana truk tangki menubruk tiang rambu dan pagar pembatas.

    Tampak pada bagian depan truk berkelir merah itu ringsek parah. 

    Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, AKBP Argo Wiyono membenarkan insiden kecelakaan itu.

    Argo menegaskan kasus ini sedang dalam penanganan kepolisian.

    “Sementara masih ditangani,” ujarnya dalam keterangannya, Rabu (2/4/2025).

    Lebih lanjut, Argo menyampaikan, dugaan sementara akibat kendaraan truk LPG mengalami slip. 

    Namun untuk penyebab pasti masih menunggu hasil penyelidikan. 

    Pihak kepolisian menyatakan tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.

    “Info awal kendaraan slip, tidak ada korban hanya materi,” tandas dia.

    Dalam video yang beredar truk LPG itu menabrak pagar pembatas jalan arteri kawasan Bekasi Selatan.

    Pagar yang roboh membuat sebuah mobil hatchback warna oranye ikut rusak, bagian bumpernya copot.

    Arus lalu lintas baik ruas tol Japek dan jalan arteri mengalami penyendatan.

    Saat ini proses evakuasi masih dilakukan oleh petugas di lapangan.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’2′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Dedi Mulyadi Desak Polisi Tangkap Kades yang Minta THR Rp 165 Juta: Sama Kayak Preman

    Dedi Mulyadi Desak Polisi Tangkap Kades yang Minta THR Rp 165 Juta: Sama Kayak Preman

    Dedi Mulyadi Desak Polisi Tangkap Kades yang Minta THR Rp 165 Juta: Sama Kayak Preman
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi mendesak agar polisi menangkap Kepala Desa (Kades) Klapanunggal Ade Endang Saripudin karena meminta tujangan hari raya (
    THR
    ) ke pengusaha sebesar Rp 165 juta.
    Dedi mengaku, sudah melaporkan perihal adanya permintaan THR tersebut kepada Kapolda Jabar.
    Apalagi, beberapa hari lalu, sempat ada preman yang meminta THR dan berujung ditangkap. Oleh karenanya, Dedi meminta perlakuan sama diberikan kepada
    Kades Klapanunggal
    .
    “Kalau saya lebih cenderung, ketika di Subang, saya menginstruksikan untuk penangkapan terhadap premanisme, di Bekasi, dan berbagai tempat lain juga dilakukan penangkapan,” ujar Dedi di rumah Ketua MPR Ahmad Muzani, Kompleks Widya Chandra, Jakarta, Rabu (2/4/2025).
    “Saya cenderung Kades (Klapanunggal) sama dengan preman di Bekasi. Artinya harus ada proses hukum yang dilakukan,” katanya lagi.
    Dedi menjelaskan bahwa pembinaan kades sebenarnya merupakan tanggung jawab bupati setempat. Sebab, yang mengeluarkan surat keputusan (SK) kepada kades adalah bupati.
    Hanya saja, Dedi menekankan bahwa dalam kasus ini, Kades Klapanunggal tersebut abai terhadap surat edaran yang dikeluarkan Gubernur Jawa Barat.
    “Tapi dari sisi dia abai terhadap surat edaran yang dikeluarkan
    Gubernur Jabar
    terhadap seluruh daerah di Jabar, baik itu pemerintahan provinsi, BUMN, BUMD, pemerintahan kabupaten/kota kan tidak boleh memberi dan menerima. Nah ini kan, meminta. Artinya meminta diberi,” ujarnya.
    Sebelumnya, sebuah surat berkop Pemerintah Desa Klapanunggal, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, viral di media sosial.
    Dalam surat itu, Kepala Desa Klapanunggal, Ade Endang Saripudin, diduga meminta THR beserta berbagai keperluan lain dengan total Rp 165 juta kepada perusahaan di wilayahnya.
    Dalam surat bertanggal 12 Maret 2025, Ade mengajukan permohonan THR kepada pimpinan perusahaan dengan alasan peringatan Idul Fitri 1446 Hijriah.
    “Besar harapan kami bapak/ibu pimpinan perusahaan dapat berpartisipasi untuk dapat membantu kami dalam memberikan tunjangan kepada perangkat dan aparatur wilayah yang ada di Desa Klapanunggal,” tulis surat tersebut.
    Selain surat permintaan THR, beredar pula undangan acara halal bihalal yang akan diselenggarakan di Kantor Desa Klapanunggal pada Jumat, 21 Maret 2025.
    Kemudian, Ade tercatat sebagai ketua pelaksana acara tersebut.
    Setelah surat tersebut viral, Ade Endang Saripudin menyampaikan permintaan maaf melalui akun resmi Pemerintah Kabupaten Bogor.
    Dia berdalih surat tersebut hanya bersifat imbauan dan meminta para pengusaha untuk mengabaikannya.
    “Saya mengaku salah dan memohon maaf kepada para pihak yang merasa kurang berkenan,” ujar Ade dalam video yang dibagikan pada Sabtu, 29 Maret 2025.
    Ade juga berjanji untuk menarik kembali surat yang telah beredar luas di masyarakat tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Korlantas Polri Catat 2,1 Juta Kendaraan Tinggalkan Jakarta Saat Mudik Lebaran 2025 – Page 3

    Korlantas Polri Catat 2,1 Juta Kendaraan Tinggalkan Jakarta Saat Mudik Lebaran 2025 – Page 3

    Sebelumnya, Jalur fungsional Tol Jakarta-Cikampek (Japek) II Selatan segmen Sadang-Bojongmangu dibuka mulai hari ini, Rabu (2/4/2025).

    Dengan jalur baru sepanjang 31,25 km ini, diharapkan arus balik libur Idul Fitri 1446H/2025 semakin lancar, khusunya untuk kendaraan Bandung mengarah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabotabek).

    Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga, Lisye Octaviana, menyampaikan bahwa kesiapan jalur fungsional ini merupakan bagian dari upaya mendukung arus balik.

    “Kami memprediksi puncak arus balik akan terjadi pada tanggal 6 April 2025. Untuk mengantisipasi lonjakan lalu lintas, jalur fungsional sepanjang 31,25 km ini akan dioperasikan mulai tanggal 2 April 2025, dari pukul 07.00 WIB sampai 17.00 WIB sesuai diskresi kepolisian. Jalur ini diperuntukkan bagi kendaraan golongan satu, non-bus, dan non-truk,” kata dia dalam keterangan tertulis dikutip, Rabu (2/4/2025).

    Direktur Utama PT JJS, Charles Lendra, menambahkan, jalur ini bakal mengurangi antrean kendaraan di Simpang Susun Dawuan KM 66 B, titik pertemuan arus dari Trans Jawa dan Bandung.

     

  • Hari Ketiga Lebaran 2025, Arus Lalin Menuju Lembang Padat Merayap

    Hari Ketiga Lebaran 2025, Arus Lalin Menuju Lembang Padat Merayap

    Jabar Ekspres – Volume kendaraan menuju kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), mengalami peningkatan di hari ketiga Lebaran 2025.

    Pantauan Jabar Ekspres di jalur arteri Parongpong, Bandung Barat, arus kendaraan menuju sejumlah kawasan wisata terpantau padat merayap, pada Rabu (2/4/2025).

    Di kawasan ini menunjukkan bahwa kepadatan kendaraan mulai terlihat tepatnya di sepanjang kawasan wisata Dusun Bambu dan Curug Pelangi, Desa Kertawangi, Kecamatan Parongpong.

    Kepadatan kendaraan didominasi oleh mobil dan motor baik yang mengarah ke kawasan wisata Lembang, maupun sebaliknya.

    Dari data Satlantas Polres Cimahi, peningkatan volume kendaraan yang melintas di wilayah Lembang meningkat sebesar 30 persen.

    “Betul ada peningkatan kendaraan menuju kawasan wisata. Peningkatannya 30 persen dibandingkan hari biasa,”ujar Kanit Gakkum Satlantas Polres Cimahi, Ipda Yusup Guatiana saat dikonfirmasi.

    Ia mengatakan, terdapat kepadatan di beberapa titik, mulai dari Parongpong dan Simpang Beatrix Lembang.

    Kepadatan kendaraan terjadi sejak siang, mayoritas masyarakat menuju beberapa tempat wisata di Parongpong dan Lembang.

    Yusup nengungkap tak hanya pengendara lokal yang masuk ke wilayah Lembang. Dari beberapa titik, sejumlah kendaraan yang berasal dari luar Bandung Raya terpantau masuk ke wilayah Lembang.

    “Memang terlihat ada dari pelat nomor dari luar kota. Pemudik lokal berikut wisatawan,” katanya.

    Ia menerangkan Lembang masih menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk mengisi libur lebaran. Kepadatan kendaraan di Lembang pun akan diprediksi hingga beberapa hari kedepan.

    “Kemungkinan kepadatan di Lembang, jalur wisata ini diperkirakan sampai H+7 lebaran,” tandasnya.

    Sementara itu, Anisa Febria (30) warga asal Bekasi mengaku terjebak macet di kawasan Parongpong hampir 1 jam.

    Dirinya bersama keluarga selain akan berkunjung ke rumah kerabat di Lembang, juga berwisata ke Farmhouse.

    “Kejebak macet mulai dari depan Polsek Cisarua, sekarang baru sampai Curug Pelangi Parongpong. 1 jam kejebaknya,” katanya. (Wit)

  • Ribuan Pengunjung Padati TMII, Wahana Kereta Gantung Masih Favorit – Halaman all

    Ribuan Pengunjung Padati TMII, Wahana Kereta Gantung Masih Favorit – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sembilan ribu lebih pengunjung tercatat memadati Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta Timur, Rabu (2/4/2025).

    Jumlah pengunjung tersebut dikatakan Humas TMII Novera Mayang Sari tercatat sejak pukul 11.00 WIB siang.

    “Jam 11 tadi sudah 9 ribuan hampir 10 ribu (pengunjung). Kemarin tuh di 21 ribu,” kata Mayang saat ditemui di area TMII, Rabu (2/4/2025).

    Mayang juga menuturkan, jumlah tersebut lebih banyak ketimbang di hari pertama lebaran, di mana masyarakat masih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga di rumah.

    Namun lanjut Mayang pihaknya memprediksi jumlah pengunjung bakal terus bertambah mengingat libur lebaran yang masih berlangsung hingga akhir pekan ini.

    “Trennya lebaran hari pertama memang gak banyak ya karena kan orang masih keliling di keluarga, nah di lebaran kedua baru mulai naik tuh sampai akhir pekan,” ujarnya.

    Selain terdapat anjungan-anjungan daerah, TMII kata Mayang juga memanjakan masyarakat dengan menyediakan sejumlah atraksi kebudayaan.

    Adapun atraksi budaya itu bakal digelar sepanjang pekan ini mulai dari Tari Kecak, Tari Ramayana dan Lompat Baru khas Nias.

    Khusus Lompat Batu khas Nias, Mayang menjelaskan bahwa atraksi itu akan digelar pada sore ini.

    “Dan di akhir pekan kita ada konser Shaky Town dan Geisha,” ucapnya.

    Wahana Kereta Gantung Masih Favorit

    Terkait destinasi yang ada, Mayang menjelaskan bahwa Wahana Kereta Gantung masih jadi favorit masyarakat ketika mengunjungi TMII.

    Hal itu bukan tanpa alasan, mengingat wahana kereta gantung ini menjadi salah satu destinasi khas yang disediakan pihak TMII.

    “Favoritnya, ramainya itu kita ada di kereta gantung karena kan gak afdol ya kalau engga naik kereta gantung untuk liat (miniatur) pulau-pulau,” kata dia.

    Sementara itu, Ningsih (47) pengunjung asal Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mengakui bahwa kereta gantung merupakan wahana favorit keluarganya jika berkunjung ke TMII.

    Bahkan ia mengatakan harus menaiki kereta gantung jika berlibur ke TMII.

    “Kalau kesini mesti naik kereta gantung, pasti. Kalau dulu kan sama AA nya (kakak) yang gede,” ucapnya.

    Senada dengan Ningsih, Lilis (31) warga asal Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat menyebut sengaja datang ke TMII agar anak-anaknya bisa merasakan wahana kereta gantung.

    Pasalnya kedua anaknya yang masih berusia 8 dan 4,5 tahun baru pertama kali merasakan atmosfer kereta yang berjalan di atas tali yang menjuntai di ketinggian tersebut.

    “Buat ngajak anak-anak aja sih milihnya kesini karena belum pernah juga, biar suasana baru. Dan memang awalnya harus nyoba ini, kereta gantung,” tuturnya.

    Lilis yang datang juga bersama sang suami mengaku tak keberatan jika harus mengantre cukup banyak untuk menaiki wahana tersebut.

    Berdasarkan pantauan Tribunnews.com di lokasi, antusias masyarakat untuk menaiki kereta gantung memang cukup tinggi terlihat dari mengularnya antrean dari loket pembelian tiket hingga lantai atas lokasi kereta gantung.

    Ia pun mengaku tetap sabar bersama sang suami meski harus mengantre dengan pengunjung kereta gantung yang lain.

    “Tadi sempet lihat ‘wah panjang banget ya’ tapi mau gimana lagi mau coba wahananya, ya harus sabar lah,” kata Lilis sambil tersenyum tipis.

  • 3,7 Juta Tiket KAI Terjual, Stasiun Pasar Senen Jadi yang Terpadat – Page 3

    3,7 Juta Tiket KAI Terjual, Stasiun Pasar Senen Jadi yang Terpadat – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat sudah ada 3,7 juta tiket yang terjual selama periode angkutan lebaran 2025. Stasiun Pasar Senen menjadi titik keberangkatan terpadat.

    Vice President Public Relations KAI Anne Purba menyampaikan hingga 2 April 2025 pukul 07.00 WIB, ada sebanyak 3.738.769 tiket telah terjual. Angka ini setara 81,43 persen dari total kapasitas yang disediakan.

    “Dari jumlah tersebut, tiket KA Jarak Jauh yang telah terjual mencapai 3.258.434 tiket dengan tingkat okupansi sebesar 94,62 persen, sementara tiket KA Lokal terjual sebanyak 480.335 tiket atau 41,85 persen dari total kapasitas yang tersedia,” ungkap Anne dalam keterangannya, Rabu (2/4/2025).

    Informasi, KAI menyediakan kapasitas angkutan sebanyak 4.591.510 tempat duduk untuk perjalanan yang berlangsung dari 21 Maret hingga 11 April 2025. Sebanyak 3.443.832 tempat duduk dialokasikan untuk layanan Kereta Api Jarak Jauh (KA JJ), sedangkan 1.147.678 tempat duduk diperuntukkan bagi layanan Kereta Api Lokal.

    “Hingga 1 April 2025 pukul 24.00 WIB, KAI telah berhasil melayani 2.281.041 pelanggan di berbagai wilayah operasional yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera,” kata Anne.

    Adapun, stasiun dengan volume keberangkatan tertinggi antara lain Stasiun Pasarsenen, Gambir, Yogyakarta, Surabaya Gubeng, Semarang Tawang Bank Jateng, Surabaya Pasar Turi, Semarang Poncol, Bekasi, Bandung, dan Purwokerto.

     

  • Transjabodetabek Diharapkan Bisa Kurangi Penggunaan Kendaraan Pribadi

    Transjabodetabek Diharapkan Bisa Kurangi Penggunaan Kendaraan Pribadi

    Jakarta

    Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membuka rute baru bus Transjabodetabek di Alam Sutera hingga Vida Bekasi. Rute tersebut meliputi wilayah Bekasi – Cawang, Bogor – Cawang, Alam Sutera – Blok M, dan Binong – Grogol.

    Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menyambut baik rencana tersebut. Pasalnya, publik saat ini masih bergantung pada transportasi pribadi dan jasa ojek imbas tata ruang yang semrawut. Adapun sejumlah rute baru Transjabodetabek akan ditempatkan pada lokasi-lokasi pemukiman.

    Sejak diluncurkan tahun 2017, kata Djoko, JR Connexion (JRC) sendiri telah melayani 23 permukiman di kawasan Bodetabek. Melalui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan, penyediaan bus bus JRC ditempatkan pada 117 titik kawasan permukiman di Jabodetabek.

    Sementara tahun ini ditargetkan ada 40 titik yang terlayani bus JRC. Djoko mengatakan, sejumlah operator bus juga akan dilibatkan serta, seperti Perum Damri, PT Eka Sari Lorena Transport, PT Sinar Jaya, PT Transportasi Jakarta, PT Royal Wisata Nusantara, Alfa Omega Sehati.

    Djoko mengatakan, Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022 mencatat jumlah penduduk di Jabodetabek sebesar 31.684.645 jiwa. Mengacu hasil analisis BPTJ pada tahun berikutnya, tercatat potensi jumlah penduduk terlayani angkutan umum sebanyak 7.977.987 jiwa atau 25,18%.

    Sementara ketersediaan halte, kata Djoko, kurang dari 500 meter dari lokasi memulai perjalanan tercatat di tiga wilayah tertinggi Jabodetabek dengan potensi jumlah penduduk terlayani angkutan umum, yaitu Kota Administrasi Jakarta Pusat sebesar 88,5%, Kota Administrasi Jakarta Selatan 70,84% dan Kota Administrasi Jakarta Timur 64,09%.

    Sementara itu, tercatat ada tiga wilayah terendah, yaitu Kabupaten Bekasi sebesar 0,84%, Kabupaten Tangerang 0,76%, dan Kabupaten Bogor 0,67%. Djoko menilai, rendahnya fasilitas kendaraan umum menunjukkan semrawutnya tata ruang daerah pemukiman.

    Alhasil, masyarakat masih bergantung pada kendaraan pribadi dan jasa ojek. Hal ini terjadi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

    “Ketergantungan publik terhadap ojek akibat tata ruang yang semrawut. Misalnya, di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, komposisi angkutan umum hanya tersisa 2%, sedangkan mobil 23% dan sepeda motor mencapai 75%. Tidak ada sinkronisasi antara membangun kawasan perumahan dan layanan transportasi,” kata Djoko dalam keterangannya, Rabu (2/4/2025).

    Djoko mengatakan, masyarakat yang berpenghasilan rendah kian terhimpit. Pertama dibebani harga hunian yang mahal, kedua perlu membeli kendaraan pribadi lantaran minimnya fasilitas transportasi umum.

    Djoko memaparkan, data Badan Pengelola Tapera pada tahun 2023 mencatat 2.010 perumahan di wilayah Jabodetabek. Sejumlah perumahan terdiri dari 158 perumahan kelas atas dengan harga lebih dari Rp 2 miliar, 268 perumahan kelas menengah di rentang harga Rp 1 miliar – Rp 2 miliar, dan 1.584 perumahan kelas bawah kurang dari Rp 1 miliar.

    Di Wilayah Bodetabek, kata Djoko ada 1.824 perumahan dengan rincian 242 perumahan kelas menengah dan 1.582 perumahan kelas bawah yang harus dilayani angkutan umum. Layanan angkutan umum dapat berupa angkutan penghubung menuju stasiun KRL Jabodetabek, Stasiun LRT Jabodebek atau halte rute Transjabodetabek terdekat.

    Dapat juga layanan langsung atau direct service seperti bus JRC yang disediakan saat jam sibuk pagi menuju Kota Jakarta dan sore dengan rute kebalikan dari Jakarta ke kawasan perumahan. Selain jam itu, melayani sebagai angkutan penyambung.

    “Beban masyarakat, khususnya generasi muda, saat ini cukup berat dalam menjangkau hunian. Selain harus membeli rumah yang harganya semakin mahal, juga harus membeli kendaraan bermotor. Pasalnya, kawasan perumahan yang ditempati tidak memiliki fasilitas transportasi umum menuju tempat kerja. Perumahan menjadi kurang layak huni jika tidak diimbangi akses transportasi,” jelas Djoko.

    Ia mengungkap, angkutan umum yang baru dibenahi berada di Kota Bogor (4 rute Trans Pakuan), sekarang sedang masa jeda operasi (APBD Kota Bogor), 1 rute Trans Patriot di Bekasi (APBN), 1 rute Trans Wibawa di Kab. Bekasi (APBD Kab. Bekasi), Trans Ayo di Kota Tangerang (APBD Kota Tangerang) dan 1 rute Trans Depok di Kota Depok (APBN).

    Karenanya, ia mengatakan rencana perluasan layanan Transjabodetabek akan sangat membantu mengurangi penggunaan kendaraan pribadi ke Kota Jakarta. Juga untuk memastikan target 60% warga Jabodetabek beralih menggunakan angkutan umum.

    “Selain itu, penerapan jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP) perlu dipertimbangkan untuk mengendalikan mobilitas kendaraan pribadi di Jakarta,” ungkap Djoko.

    Sebelum era 1990-an, kata Djoko, pemerintah menerapkan kebijakan pembangunan kawasan perumahan yang diimbangi dengan layanan transportasi umum, seperti angkutan kota, bus umum atau bus Damri. Akan tetapi, ia menilai saat ini layanan angkutan kota ke permukiman kian terkikis kendati kawasan perumahan itu masih tetap ada.

    Merujuk Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Djoko menyebut tidak ada kewajiban fasilitas transportasi umum sebagai bagian dari sarana umum. Menurutnya, pemerintah perlu merevisi UU tersebut untuk memastikan tersedianya fasilitas umum di kawasan permukiman.

    “Undang-undang tersebut perlu direvisi dengan memasukkan kewajiban pembangunan perumahan dan permukiman disertai penyediaan fasilitas akses transportasi umum,” tutupnya.

    (kil/kil)

  • Volume Kendaraan Menuju Kawasan Puncak, Bogor Meningkat pada H+2 Lebaran, Rabu 2 April 2025 – Page 3

    Volume Kendaraan Menuju Kawasan Puncak, Bogor Meningkat pada H+2 Lebaran, Rabu 2 April 2025 – Page 3

    Sementara itu, jalur fungsional Tol Jakarta-Cikampek (Japek) II Selatan segmen Sadang-Bojongmangu dibuka mulai hari ini, Rabu (2/4/2025).

    Dengan jalur baru sepanjang 31,25 km ini, diharapkan arus balik libur Idul Fitri 1446H/2025 semakin lancar, khusunya untuk kendaraan Bandung mengarah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabotabek)

    Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga, Lisye Octaviana, menyampaikan bahwa kesiapan jalur fungsional ini merupakan bagian dari upaya mendukung arus balik.

    “Kami memprediksi puncak arus balik akan terjadi pada tanggal 6 April 2025. Untuk mengantisipasi lonjakan lalu lintas, jalur fungsional sepanjang 31,25 km ini akan dioperasikan mulai tanggal 2 April 2025, dari pukul 07.00 WIB sampai 17.00 WIB sesuai diskresi kepolisian. Jalur ini diperuntukkan bagi kendaraan golongan satu, non-bus, dan non-truk,” kata dia dalam keterangan tertulis dikutip, Rabu (2/4/2025).

    Direktur Utama PT JJS, Charles Lendra, menambahkan, jalur ini bakal mengurangi antrean kendaraan di Simpang Susun Dawuan KM 66 B, titik pertemuan arus dari Trans Jawa dan Bandung.

    Untuk memudahkan transisi rute, jalur fungsional telah dilengkapi dengan rambu petunjuk yang dipasang mulai dari 1 km, 500 m, hingga 200 m sebelum akses masuk ke jalur fungsional di Ramp 8 (KM 77B Jalan Tol Cipularang arah Jakarta).

    Tak hanya itu, jalur fungsional Japek II Selatan juga telah dilengkapi dengan rambu petunjuk yang memadai.

  • Perluasan Transjabodetabek kurangi ketergantungan kendaraan pribadi

    Perluasan Transjabodetabek kurangi ketergantungan kendaraan pribadi

    Ilustrasi – Sejumlah bus Transjabodetabek Premium menunggu penumpang saat pemberlakuan waktu sistem ganjil-genap Gardu Tol Bekasi Barat, di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (15/3/2018). ANTARA FOTO/Risky Andrianto

    Perluasan Transjabodetabek kurangi ketergantungan kendaraan pribadi
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 02 April 2025 – 12:15 WIB

    Elshinta.com – Pengamat transportasi Djoko Setijowarno menilai perluasan layanan Transjabodetabek akan membantu mengurangi ketergantungan penggunaan kendaraan pribadi di Jakarta.

    “Rencana perluasan layanan Transjabodetabek akan sangat membantu mengurangi penggunaan pribadi ke Kota Jakarta. Juga untuk memastikan target 60 persen warga Jabodetabek beralih menggunakan angkutan umum,” kata Djoko lewat keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.

    Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat itu juga menyebut penerapan jalan berbayar dibutuhkan untuk mengendalikan mobilitas kendaraan pribadi di Jakarta.

    “Penerapan jalan berbayar atau ERP (electronic road pricing) perlu dipertimbangkan untuk mengendalikan mobilitas kendaraan pribadi di Jakarta,” katanya.

    Djoko menuturkan, pengembangan atau peningkatan layanan angkutan umum hingga kawasan perumahan merupakan kata kunci mengalihkan penggunaan kendaraan pribadi menggunakan angkutan umum. Terlebih, saat ini beban masyarakat, khususnya generasi muda, cukup berat dalam menjangkau hunian. Selain harus membeli rumah yang harganya semakin mahal, juga harus membeli kendaraan bermotor.

    “Pasalnya, kawasan perumahan yang ditempati tidak memiliki fasilitas transportasi umum menuju tempat kerja. Perumahan menjadi kurang layak huni jika tidak diimbangi akses transportasi,” katanya.

    Hal itu lantaran Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman yang tidak mewajibkan fasilitas transportasi umum sebagai bagian dari sarana umum. Padahal, sebelum era 1990-an, pemerintah menerapkan kebijakan pembangunan kawasan perumahan diimbangi ada layanan transportasi umum, seperti angkutan kota, bus umum atau bus Damri.

    “Undang-undang tersebut perlu direvisi dengan memasukkan kewajiban pembangunan perumahan dan permukiman disertai penyediaan fasilitas akses transportasi umum,” ujarnya.

    Djoko mencatat ketergantungan publik terhadap ojek akibat tata ruang yang semrawut. Misalnya, di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), komposisi angkutan umum hanya tersisa 2 persen, sedangkan mobil 23 persen dan sepeda motor mencapai 75 persen.

    “Tidak ada sinkronisasi antara membangun kawasan perumahan dan layanan transportasi,” tuturnya.

    Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membuka empat rute baru bus Transjabodetabek di Alam Sutera hingga Vida Bekasi. Saat ini, keempat rute tersebut tengah diuji coba dan dikoordinasikan dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ).

    Pertama, untuk wilayah Bekasi, akan ada layanan dari Vida Bekasi ke Cawang Jakarta. Kedua, untuk di Bogor, akan ada layanan dari Kota Wisata, Cibubur, ke Cawang, Jakarta. Selanjutnya, rute ketiga dan keempat akan ada layanan untuk wilayah Tangerang, yakni dari Alam Sutera ke Blok M, Jakarta, dan Binong ke Grogol, Jakarta.

    Sumber : Antara

  • Jam Berapa Puncak Arus Balik Lebaran 2025? Hindari Agar Tak Terjebak Macet

    Jam Berapa Puncak Arus Balik Lebaran 2025? Hindari Agar Tak Terjebak Macet

    PIKIRAN RAKYAT – Tradisi mudik Lebaran di Indonesia selalu diiringi dengan arus balik yang padat. Pada tahun 2025, pemerintah dan berbagai pihak terkait telah mempersiapkan diri untuk menghadapi lonjakan volume kendaraan yang diprediksi akan terjadi.

    Informasi mengenai prediksi puncak arus balik dan waktu-waktu yang perlu dihindari menjadi sangat penting bagi para pemudik agar dapat merencanakan perjalanan dengan lebih baik.

    Puncak arus balik Lebaran 2025 diprediksi akan terjadi pada hari Minggu, 6 April 2025, atau H+5 Lebaran.

    Pada puncak arus balik tersebut, diperkirakan sekitar 31,49 juta orang akan kembali dari kampung halaman.

    Volume lalu lintas diprediksi akan mencapai 276 ribu unit kendaraan, yang berpotensi menyebabkan kemacetan parah di beberapa titik.

    Prediksi ini disampaikan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk, operator jalan tol terkemuka di Indonesia.

    Informasi ini ditujukan kepada seluruh pemudik yang akan kembali ke kota asal setelah merayakan Lebaran di kampung halaman.

    Puncak arus balik akan terpusat di empat gerbang tol utama, yaitu:

    Jalur mudik di Cimahi tampak mulai ramai.

    Gerbang Tol Cikampek Utama

    Gerbang Tol Ciawi

    Gerbang Tol Kalihurip Utama

    Gerbang Tol Cikupa

    Selain itu, Tol Jakarta-Cikampek KM 66 arah Jakarta di prediksi menjadi titik kemacetan yang parah.

    Adapun waktu-waktu yang perlu dihindari pada arus balik adalah pukul 18.00 WIB hingga 00.00 WIB, berdasarkan catatan volume puncak lalu lintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek KM 66 arah Jakarta.

    Lonjakan volume kendaraan terjadi karena banyaknya pemudik yang kembali ke kota asal setelah merayakan Lebaran di kampung halaman.

    Waktu-waktu tertentu, seperti sore hingga malam hari, menjadi waktu favorit pemudik untuk kembali, sehingga menyebabkan kepadatan lalu lintas.

    Periode arus balik Lebaran 2025 akan terjadi mulai hari ini hingga 11 April 2025 mendatang.

    Untuk menghindari terjebak macet, pemudik disarankan untuk:

    – Merencanakan perjalanan dengan matang, menghindari waktu-waktu puncak arus balik.

    – Memantau informasi terkini mengenai kondisi lalu lintas melalui berbagai sumber, seperti aplikasi peta digital dan media sosial.

    – Memastikan kondisi kendaraan dalam keadaan prima sebelum melakukan perjalanan jauh.

    Pemerintah dan pihak terkait telah mempersiapkan berbagai strategi dan skenario rekayasa lalu lintas.

    Salah satu strategi yang akan di gunakan adalah tol fungsional, yaitu Sadang(Japek II) yang akan keluar di daerah Bekasi Deltamas.

    PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI juga telah menyediakan penambahan tiket untuk mengantisipasi lonjakan pemudik yang menggunakan kereta api.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News