kab/kota: Beijing

  • Rupiah melemah dipengaruhi ketidakjelasan rencana dialog AS-China

    Rupiah melemah dipengaruhi ketidakjelasan rencana dialog AS-China

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Rupiah melemah dipengaruhi ketidakjelasan rencana dialog AS-China
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 24 April 2025 – 18:58 WIB

    Elshinta.com – Pengamat mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menilai pelemahan nilai tukar (kurs) Rupiah dipengaruhi rencana dialog antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang belum jelas.

    “Presiden AS Donald Trump mengemukakan prospek pengurangan bea perdagangan yang tinggi terhadap Tiongkok. Namun, kurangnya kejelasan tentang komentar Trump, ditambah dengan pernyataan yang kurang optimis dari pejabat lain, di tengah meningkatnya ketidakpastian atas ekonomi AS dan perang dagang yang sengit antara Washington dan Beijing,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

    Artinya, walaupun Trump sudah berencana akan menurunkan tarif 145 persen terhadap China, tetapi langkah tersebut tergantung dari Negeri Tirai Bambu yang diharapkan datang langsung ke meja perundingan.

    Di sisi lain, China tak berminat untuk mengikuti saran yang disampaikan oleh AS, sehingga perang tarif terhadap AS masih tetap berlanjut, hanya menunjukkan sedikit tanda-tanda akan selesai.

    Komentar dari anggota pemerintahan Trump lainnya juga merusak optimisme atas de-eskalasi AS dengan China.

    Menteri Keuangan AS Scott Bessent   memperingatkan bahwa pembicaraan perdagangan dengan China bisa menjadi sulit, dan AS kemungkinan perlu memangkas tarif terlebih dahulu sebelum dialog dengan Beijing.

    “Para investor tetap waspada atas potensi dampak tarif Trump, bahkan ketika sebuah laporan menunjukkan bahwa ia dapat menawarkan beberapa pengecualian ke para produsen mobil,” ucap Ibrahim.

    Nilai tukar Rupiah pada penutupan perdagangan hari ini di Jakarta melemah sebesar 1 poin atau 0,01 persen menjadi Rp16.873 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.872 per dolar AS.

    Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis sore juga melemah ke level Rp16.884 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.880 per dolar AS.

    Sumber : Antara

  • IHSG ditutup melemah di tengah mulai melunaknya AS soal tarif

    IHSG ditutup melemah di tengah mulai melunaknya AS soal tarif

    Jakarta (ANTARA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup melemah di tengah mulai melunaknya Amerika Serikat (AS) terkait kebijakan tarif impor.

    IHSG ditutup melemah 20,90 poin atau 0,32 persen ke posisi 6.613,48. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 2,91 poin atau 0,39 persen ke posisi 741,87.

    “Investor menyambut baik berita bahwa Gedung Putih bermaksud melunakkan sikapnya berkaitan dengan kebijakan tarif perdagangan,” sebut Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.

    Pemerintah China pada hari ini mengatakan bahwa tidak ada diskusi yang sedang berlangsung dengan pemerintah AS mengenai tarif, meskipun ada indikasi dari Gedung Putih pada pekan ini, bahwa akan ada beberapa pelonggaran dalam ketegangan dagang dengan Beijing.

    Pada Rabu (23/04), Presiden Trump mengisyaratkan bahwa AS akan mencapai kesepakatan yang adil dengan China. Trump menambahkan bahwa China mungkin akan menerima tarif baru dalam dua hingga tiga pekan ke depan.

    Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan bahwa Trump belum menawarkan untuk menurunkan tarif atau bea masuk perdagangan atas barang asal China secara sepihak.

    Bessent mengatakan bahwa pemerintah AS sedang melihat berbagai faktor yang berkaitan dengan China di luar tarif, termasuk hambatan non-tarif dan subsidi Pemerintah China.

    Menurut Bessent, menyeimbangankan kembali (rebalancing) perdagangan secara menyeluruh antara kedua negara mungkin membutuhkan waktu dua hingga tiga tahun.

    Dari sisi ekonomi makro investor mencerna rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) Korea Selatan yang mencatatkan kontraksi pertama sejak kuartal IV-2020 seiring dengan lesunya aktivitas di sektor konstruksi minus 12,4 persen year on year (yoy).

    PDB kuartal I-2025 kontraksi 0.1 persen (yoy), berbalik arah dari pertumbuhan 1,2 persen (yoy) di kuartal IV-2024. Secara kuartalan, PDB kuartal I-2025 menyusut 0,2 persen, berbalik arah dari ekspansi 0,1 persen di kuartal IV-2024

    Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG bergerak ke zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

    Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, enam sektor menguat yaitu dipimpin sektor barang konsumen primer yang menguat sebesar 1,00 persen, diikuti oleh sektor industri dan sektor infrastrtuktur yang masing-masing naik sebesar 0,70 persen dan 0,53 persen.

    Sedangkan, lima sektor melemah yaitu sektor barang konsumen non primer turun sebesar 0,44 persen, diikuti oleh sektor properti dan sektor energi yang masing-masing turun sebesar 0,32 persen dan 0,15 persen.

    Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu TNCA, CGAS, BBKP, FORU dan NICL. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni NETV, CASH, PLAN, WGSH dan MEJA.

    Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.151.271 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 20,39 miliar lembar saham senilai Rp13,26 triliun. Sebanyak 327 saham naik 274 saham menurun, dan 203 tidak bergerak nilainya.

    Bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Nikkei menguat 170,52 poin atau 0,49 persen ke 35,039,15, indeks Shanghai menguat 0,93 poin atau 0,03 persen ke 3.297,29, indeks Kuala Lumpur menguat 5,33 poin atau 0,36 persen ke 1.506,52, dan indeks Strait Times melemah 0,40 poin atau 0,01 persen ke 3.831,92.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Adi Lazuardi
    Copyright © ANTARA 2025

  • China Tak Bergeming! Tolak Negosiasi dan Desak AS Hapus Tarif Impor

    China Tak Bergeming! Tolak Negosiasi dan Desak AS Hapus Tarif Impor

    Bisnis.com, JAKARTA – China menuntut Amerika Serikat (AS) untuk mencabut semua tarif sepihak dan mengatakan tidak ada pembicaraan atau perundingan untuk mencapai kesepakatan perdagangan.

    Melansir Bloomberg, Kamis (24/4/2025), juru bicara Kementerian Perdagangan China He Yadong menepis spekulasi bahwa telah ada kemajuan komunikasi bilateral antara kedua negara.

    “AS harus menanggapi suara-suara rasional di komunitas internasional dan di dalam perbatasannya sendiri dan secara menyeluruh menghapus semua tarif sepihak yang dikenakan pada China, jika benar-benar ingin menyelesaikan masalah,” kata He Yadong.

    Dia juga mengatakan setiap laporan tentang perkembangan dalam pembicaraan tidak berdasar, dan mendesak AS untuk menunjukkan ketulusan jika ingin membuat kesepakatan.

    Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa komentar Presiden Donald Trump minggu ini yang mengisyaratkan bahwa dia dapat menurunkan tarif pada China yang saat ini mencapai 145% untuk sebagian besar barang tidak akan cukup untuk meredakan ketegangan. 

    Pemimpin AS tersebut sebelumnya mengatakan bahwa semuanya aktif ketika ditanya apakah dia terlibat dengan China dan bahwa Beijing “akan baik-baik saja” setelah pembicaraan selesai.

    China telah menanggapi langkah tarif Trump yang tidak menentu dengan hati-hati. Pada satu titik, Beijing menyebut tingkat pungutan yang tinggi tidak berarti. 

    Otoritas China juga telah memperingatkan negara-negara lain agar tidak membuat kesepakatan dengan AS yang dapat merugikan kepentingannya, sebuah contoh bagaimana ketegangan perdagangan dapat merusak kepercayaan antarnegara.

    Pernyataan Kementerian Perdagangan itu muncul beberapa jam setelah Pan Gongsheng, gubernur People’s Bank of China (PBOC), memperingatkan tentang ancaman ketegangan yang sedang berlangsung terhadap kepercayaan pada sistem ekonomi global.

    “Semua pihak harus memperkuat kerja sama dan berupaya mencegah ekonomi global tergelincir ke jalur ‘gesekan tinggi, kepercayaan rendah,” kata Pan pada pertemuan G20 di Washington, menurut unggahan media sosial oleh stasiun penyiaran pemerintah China Central Television (CCTV).

    Pan adalah salah satu anggota utama delegasi China yang menghadiri pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia minggu ini di ibu kota AS, tempat diskusi yang melibatkan AS, Uni Eropa dan anggota G20 lainnya juga berlangsung.

    Peristiwa tersebut diharapkan dapat memberikan kesempatan pertama bagi pejabat ekonomi China untuk bertemu dengan tim Trump secara langsung sejak dia menaikkan tarif impor China secara drastis awal bulan ini, sebelum adanya negosiasi formal untuk meredakan ketegangan perdagangan.

    Namun, tidak ada pihak yang mengumumkan adanya pertemuan bilateral meskipun Trump telah melunakkan nadanya terhadap tarif yang diperkirakan akan menghambat pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

    Tidak ada pemenang dalam perang dagang dan China akan tetap terbuka terhadap dunia luar dan dengan tegas mendukung perdagangan bebas dan sistem perdagangan multilateral, kata Pan, menurut laporan tersebut.

  • Menkeu pastikan posisi RI netral di tengah ketegangan AS-China

    Menkeu pastikan posisi RI netral di tengah ketegangan AS-China

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati memastikan posisi tawar Indonesia tetap netral di tengah ketegangan Amerika Serikat (AS) dan China imbas tarif resiprokal.

    “Indonesia, baik dalam ASEAN sebagai negara terbesar maupun hubungan dengan AS dan China yang sedang mengalami eskalasi tensi, kita tetap dalam posisi yang cukup netral, dihormati, dan diperhitungkan. Ini merupakan daya tawar yang baik yang harus kita jaga,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang digelar secara daring, dipantau di Jakarta, Kamis.

    Menurut Sri Mulyani, Indonesia telah melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Keuangan China. Indonesia menyampaikan untuk terus mempererat hubungan, yang direspons oleh Menteri Keuangan China dengan undangan bagi Indonesia untuk datang ke Beijing.

    AS pun juga ingin tetap meningkatkan hubungan erat dengan Indonesia.

    Bendahara negara ini optimis posisi daya tawar Indonesia yang relatif baik didukung oleh kinerja perekonomian yang terjaga. Dengan dukungan itu, Indonesia memiliki modal yang cukup dalam menghadapi situasi dunia yang dinamis dan cair.

    Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu menyarankan Pemerintah Indonesia untuk juga bernegosiasi dengan China dalam merespons kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    “Kita perlu melakukan diplomasi dan forward looking engagement tidak hanya dengan AS, tetapi juga dengan China,” kata Mari Elka dalam kegiatan The Yudhoyono Institute (TYI) bertajuk “Dinamika dan Perkembangan Dunia Terkini: Geopolitik, Keamanan dan Ekonomi Global” di Jakarta, Minggu (13/4).

    Sebab, China akan menghadapi AS dan, pada saat yang sama, akan berusaha membangun hubungan dengan ASEAN. “Menurut saya, kita harus bernegosiasi dengan itikad baik,” tambahnya.

    Sementara itu, tim dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian masih melanjutkan diskusi teknis dengan Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR).

    Pemerintah Indonesia dan USTR sepakat untuk segera membahas negosiasi tarif secara intensif dan menyiapkan kerangka kerja sama dalam waktu 60 hari ke depan.

    Selain dengan USTR, Pemerintah Indonesia juga menjaga komunikasi intens dengan pelaku usaha AS, seperti The United States – Indonesia Society (USINDO) dan Kamar Dagang Amerika Serikat (US Chamber of Commerce), yang beranggotakan perusahaan investor di Indonesia.

    Kemudian, Sri Mulyani bakal bertemu dengan US Treasury Secretary Scott Bessent besok sore. Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN juga akan mengadakan pertemuan dengan Managing Director IMF guna membahas dampak dari kebijakan tarif AS.

    Dalam konteks ini, Indonesia menjalankan negosiasi dengan pendekatan yang aktif, termasuk menyampaikan komitmen dan langkah-langkah kebijakan domestik yang relevan.

    Pewarta: Imamatul Silfia
    Editor: Adi Lazuardi
    Copyright © ANTARA 2025

  • Xi Jinping Keluarkan Jurus Baru Lawan Perang Dagang Trump, Buka Ini!

    Xi Jinping Keluarkan Jurus Baru Lawan Perang Dagang Trump, Buka Ini!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Presiden China Xi Jinping kini mengeluarkan jurus baru untuk melawan perang dagang Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Regulator negara dan dewan perencanaan China kini resmi menerbitkan versi baru “daftar negatif” yang melonggarkan hambatan untuk memasuki ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

    Beijing mengurangi jumlah industri yang dibatasi, dari dari 117 menjadi 106. Daftar negatif tersebut sudah ada sejak 2018 dan menetapkan industri-industri yang aktivitasnya investor asingnya dibatasi atau dilarang.

    Mengutip Reuters, Kamis (24/4/2025), pelonggaran ini dilakukan karena tarif AS mengancam tekanan lebih besar pada ekonomi China, yang sudah terpuruk akibat konsumsi domestik yang lemah dan krisis utang di sektor properti. Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional China (NDRC) mengatakan dalam sebuah pernyataan pada bahwa versi daftar 2025 menurunkan “ambang batas masuk dan merangsang vitalitas pasar”.

    “Sejumlah bidang telah diliberalisasi sebagian,” kata NDRC.

    Secara rinci, hal ini termasuk produksi televisi, layanan telekomunikasi, layanan informasi daring untuk farmasi, perangkat medis, penggunaan obat radioaktif oleh lembaga medis serta impor benih hutan. Pemerintah daerah juga didorong untuk memberikan akses yang lebih besar di bidang-bidang seperti transportasi dan logistik, pengiriman barang, dan layanan penyewaan kendaraan.

    “Akses pasar untuk berinvestasi pada kendaraan udara tak berawak dan produk tembakau baru seperti rokok elektrik dimasukkan dalam daftar negatif untuk memastikan keuntungan bersih”, kata regulator, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    Februari lalu, China mengatakan akan lebih jauh mendobrak hambatan investasi dan merevisi daftar negatifnya untuk akses pasar sesegera mungkin. Sejak saat itu, pejabat China telah meningkatkan “serangan pesona” untuk meyakinkan para pemimpin bisnis global tentang prospek ekonomi jangka panjang Tiongkok.

    Frekuensi pertemuan dengan perusahaan multinasional meningkat setelah investasi langsung asing anjlok 27,1% dalam mata uang lokal pada tahun 2024 dari tahun sebelumnya. Hal ini menjadi penurunan terbesar sejak krisis keuangan global 2008.

    “Promosi yang lebih baik dari model ‘masuk kecuali dilarang’ akan membantu mendorong modal sosial, terutama investasi swasta, dan mempromosikan inovasi ilmiah dan teknologi serta persaingan industri yang sehat,” tegas NDRC.

    (sef/sef)

  • Indonesia putuskan hubungan diplomatik dengan Tiongkok

    Indonesia putuskan hubungan diplomatik dengan Tiongkok

    Ilustrasi – Bendera Indonesia dan Tiongkok. (https://tinyurl.com/4dxppbbn)

    24 April 1967: Indonesia putuskan hubungan diplomatik dengan Tiongkok
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Kamis, 24 April 2025 – 06:00 WIB

    Elshinta.com – Pada 24 April 1967, Indonesia mencatatkan salah satu langkah diplomatik paling drastis dalam sejarah hubungan luar negerinya. Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto secara resmi mengusir dua diplomat tinggi dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT), di tengah ketegangan politik dan ideologis yang memuncak pasca peristiwa Gerakan 30 September 1965. Tindakan ini bukan hanya berdampak pada hubungan kedua negara, tetapi juga menjadi simbol kuat dari arah kebijakan luar negeri Indonesia yang tegas terhadap pengaruh komunisme pada masa awal Orde Baru.

    Pengusiran tersebut dilakukan setelah munculnya berbagai tuduhan bahwa Kedutaan Besar Tiongkok di Jakarta terlibat dalam penyebaran propaganda komunis serta mendukung kegiatan subversif di dalam negeri. Tiongkok, yang sejak awal dikenal dekat dengan Partai Komunis Indonesia (PKI), menjadi sasaran utama kecurigaan pemerintah. Di tengah suasana politik yang sarat tekanan dan sentimen anti-komunis, pemerintah memutuskan untuk mengambil langkah tegas dengan mengeluarkan perintah pengusiran secara resmi kepada dua perwakilan diplomatik dari Beijing.

    Langkah ini menandai titik balik tajam dalam hubungan Indonesia–Tiongkok. Tidak hanya sebatas pengusiran, Indonesia juga secara efektif membekukan seluruh hubungan diplomatik dengan Tiongkok selama lebih dari dua dekade. Kedutaan Besar kedua negara ditutup, dan komunikasi resmi antar pemerintah berhenti total. Indonesia pun menjauh dari negara-negara blok komunis dan mempererat hubungan dengan kekuatan Barat serta negara-negara anti-komunis di kawasan Asia Tenggara.

    Meskipun hubungan kedua negara baru dipulihkan kembali pada tahun 1990, dampak dari kebekuan diplomatik selama puluhan tahun tersebut cukup signifikan, terutama dalam konteks kerja sama ekonomi, perdagangan, dan politik luar negeri yang sempat terhambat. Pemulihan hubungan baru terjadi setelah adanya perubahan pendekatan politik luar negeri yang lebih pragmatis dari pemerintah Indonesia, serta berkembangnya kesadaran akan pentingnya kemitraan strategis dengan Tiongkok di tengah perubahan geopolitik global.

    Peristiwa pengusiran diplomat Tiongkok pada 24 April 1967 menjadi cermin dari dinamika politik nasional dan global yang tengah berlangsung saat itu. Selain menegaskan posisi Indonesia sebagai negara yang menolak komunisme secara terbuka, peristiwa ini juga menunjukkan bagaimana kebijakan luar negeri bisa sangat dipengaruhi oleh situasi domestik. Hingga kini, sejarah tersebut tetap menjadi salah satu referensi penting dalam memahami arah diplomasi Indonesia di masa transisi menuju Orde Baru.

    Sumber : Sumber Lain

  • Perang Dagang Jadi Bumerang, Trump 5 Kali ‘Jilat Ludah Sendiri’

    Perang Dagang Jadi Bumerang, Trump 5 Kali ‘Jilat Ludah Sendiri’

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perang dagang lewat penetapan tarif resiprokal yang dilakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memasuki babak baru. Trump kerap melakukan penundaan terhadap tarif-tarif yang dirilisnya, bak ‘menjilat ludah’ sendiri.

    Berikut momen-momen di mana Trump mulai melunak terhadap tarif yang ditetapkannya, seperti dihimpun CNBC Indonesia, Rabu (23/4/2025).

    Penundaan Tarif untuk Meksiko-Kanada

    Trump sempat menunda perang dagang dengan Kanada dan Meksiko. Kenaikan tarif 25% ke kedua negara tersebut, kecuali energi Kanada 10%, batal berlaku pada 4 Februari 2025 lalu.

    Mengutip AFP, penundaan terjadi setelah panggilan telepon antara Trump dan para pemimpin negara. Pertama Trump melakukan komunikasi dengan Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum lalu disusul dengan Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau.

    Kenaikkan tarif ke Meksiko ditunda setelah negeri itu berjanji mengirimkan 10.000 tentara ke perbatasan untuk menghentikan penyebaran fentanil. Ini merujuk narkoba mematikan di AS, yang telah memakan korban jiwa hingga 70.000 orang overdosis di jalan-jalan Paman Sam.

    Hal sama juga dilakukan ke Kanada selama 30 hari, dengan barter janji yang sama: Ottawa akan mengerahkan 10.000 petugas ke garis depan untuk mengamankan perbatasan, demi menghentikan narkotika fentanil dan menindak pencucian uang.

    “Sekarang akan ada perjanjian lebih lanjut untuk kesepakatan jangka panjang,” ujar Trump merujuk penundaan ke Meksiko pada saat itu.

    “Sebagai Presiden, adalah tanggung jawab saya untuk memastikan keselamatan SEMUA warga Amerika, dan itulah yang sedang saya lakukan,” tulis Trump di Truth Social sesaat setelah penundaan dengan Kanada diumumkan.

    “Saya sangat senang dengan hasil awal ini, dan tarif yang diumumkan pada hari Sabtu akan dihentikan sementara selama 30 hari untuk melihat apakah kesepakatan Ekonomi akhir dengan Kanada dapat disusun atau tidak. KEADILAN UNTUK SEMUA!”

    Trump secara resmi mengumumkan penundaan pemberlakuan tarif balasan atau resiprokal selama 90 hari untuk semua negara terdampak pada 9 April 2025 lalu. Namun ini tidak berlaku untuk China, yang justru tarifnya dinaikkan menjadi 125%

    Saat itu, sebanyak 56 negara, termasuk Indonesia, telah mendapatkan penundaan pemberlakuan tarif resiprokal Trump.

    Trump menyatakan kebijakan ini merupakan langkah strategis untuk memberi ruang bagi puluhan negara yang ingin bernegosiasi dengan AS. Menurutnya, lebih dari 75 negara mitra dagang AS telah antre untuk menegosiasikan tarif.

    Gedung Putih menegaskan bahwa penundaan ini tidak mencakup seluruh tarif. Tarif umum sebesar 10% atas hampir seluruh barang impor ke AS masih tetap berlaku. Selain itu, tarif yang sudah lebih dahulu diterapkan terhadap mobil, baja, dan aluminium tidak akan diubah.

    Harapan Negosiasi AS dengan China

    Sejak awal, Trump telah mengejar China dengan tarif tertinggi dibandingkan negara-negara lain. Namun respons China tidak seperti yang diharapkan AS, di mana Beijing membalas kembali Washington dengan tarif tinggi.

    Alhasil Trump mengisyaratkan kemungkinan berakhirnya perang tarif antara AS dan China. Ia mengindikasikan tidak akan menaikkan tarif lebih lanjut setelah menampar China dengan tarif 245%. Sementara itu, China memberikan tarif balasan 145% ke AS.

    “Saya tidak ingin tarif naik karena pada titik tertentu Anda akan membuat orang tidak membeli,” kata Trump di Gedung Putih pada Kamis (17/4) waktu setempat, dikutip dari Reuters pada 19 April lalu.

    “Jadi, saya mungkin tidak ingin menaikkan harga lebih tinggi atau bahkan tidak ingin naik ke level terakhir. Saya mungkin ingin menurunkan harga ke level yang lebih rendah,” ia menambahkan.

    Trump membuka ruang negosiasi bagi puluhan negara sebelum menerapkan tarif yang lebih tinggi. Namun, setelah merespons tarif Trump dengan memberlakukan tarif 145%, Beijing mengatakan tidak akan lagi menanggapi permainan angka tarif Trump. Hal ini merupakan sinyal bahwa tarif dari China ke AS tidak akan naik lebih tinggi lagi.

    Trump mengatakan China telah berkomunikasi sejak pengenaan tarif dan mengungkap optimisme bahwa mereka dapat mencapai kesepakatan.

    Sementara kedua pihak masih berunding, beberapa sumber mengatakan kepada Reuters bahwa tanda-tanda kesepakatan hingga kini belum terlihat.

    Trump berulang kali menolak untuk membeberkan suasana negosiasi dengan China yang secara langsung melibatkan Presiden Xi Jinping.

    Penundaan Kenaikan Tarif untuk Barang Elektronik

    Beberapa waktu lalu, Trump juga menunda kebijakan tarif baru pada beberapa barang elektronik konsumen.

    Panduan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS menyebut, Trump mengecualikan smartphone dan komputer serta perangkat dan komponen lain seperti semikonduktor dari tarif resiprokal barunya.

    Namun, Trump dan Menteri Perdagangan Howard Lutnick pada saat itu menyatakan bahwa pengecualian tersebut tidak bersifat permanen, sehingga menimbulkan lebih besar ketidakpastian.

    Trump mengatakan dalam sebuah postingan di Truth Social bahwa produk-produk ini masih tunduk pada Tarif Fentanil 20% yang ada, dan mereka hanya pindah ke ’ember’ Tarif yang berbeda.

    Trump: Tarif China Tidak Akan Setinggi Itu

    Perlu diketahui sejak Trump kembali ke Gedung Putih pada Januari, AS telah mengenakan tarif tambahan sebesar 145% pada banyak produk dari China. Ini termasuk bea yang awalnya dikenakan atas dugaan peran China dalam rantai pasokan fentanil dan kemudian atas praktik yang dianggap tidak adil oleh Paman Sam.

    Trump kerap mengatakan bahwa China dan banyak negara telah berbuat tak pantas ke AS. Namun Selasa kemarin, bak “menjilat ludah sendiri”, Trump mengakui bahwa tarif 145% adalah level yang sangat tinggi dan ia pun memberi kode hal ini akan “turun secara substansial”.

    “Mereka tidak akan mendekati angka itu,” kata Trump. “(Namun) tidak akan menjadi nol.”

    Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt juga mengatakan kepada wartawan bahwa ada kemungkinan pembicaraan dengan China. Menurutnya ada potensi kesepakatan perdagangan.

    “Presiden dan pemerintahan sedang menyiapkan panggung untuk sebuah kesepakatan,” tambahnya, dengan mencatat bahwa “bola bergerak ke arah yang benar”.

    Ia mengatakan “perasaannya adalah bahwa pihak-pihak yang terlibat ingin melihat kesepakatan perdagangan terjadi”.

    Beijing telah menanggapi serangan terbaru Washington dengan tarif balasan sebesar 125% untuk barang-barang AS di mana Xi Jinping pun berulang kali memberi kode bahwa perang dagang tak akan menguntungkan siapapun. Awal pekan ini, China pun memberi kode ke negara yang bernego dengan AS terakit tarif untuk tidak merugikan China.

    (tfa)

  • AS Kirim Militer & Senjata Mematikan Dekat RI, China Warning Begini

    AS Kirim Militer & Senjata Mematikan Dekat RI, China Warning Begini

    Jakarta, CNBC Indonesia – China mengeluarkan peringatan saat pasukan Amerika Serikat (AS) dan Filipina memulai latihan militer gabungan selama tiga minggu mendatang. Latihan Balikatan tersebut akan berlangsung hingga 10 Mei mendatang.

    Melansir Newsweek pada Rabu (23/4/2025), latihan tersebut akan mencakup sistem rudal pembunuh kapal Amerika ke pulau-pulau strategis di Selat Luzon, yang dipandang sebagai titik kritis potensial yang memisahkan sekutu perjanjian pertahanan tersebut dari Taiwan yang diklaim China. Ini adalah pertama kalinya mereka menggunakan sistem tersebut.

    “Saat ini, masyarakat internasional tengah menghadapi dampak unilateralisme, proteksionisme, intimidasi, dan hegemoni,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun pada Senin, merujuk pada upaya Presiden AS Donald Trump untuk mengamankan persyaratan perdagangan yang lebih baik melalui serangan besar-besaran terhadap China dan sejumlah mitra lainnya.

    Latihan berskala besar dan “senjata strategis dan taktis yang dikerahkan” telah semakin “merusak stabilitas strategis regional” dan “prospek pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut,” kata Guo.

    Nantinya, Sistem Interdiksi Kapal Ekspedisi Angkatan Laut/Marinir (NMESIS) akan ditampilkan dalam latihan simulasi daripada latihan tembak langsung, media lokal mengutip pernyataan Marinir AS. Namun, latihan ini akan meningkatkan interoperabilitas antara pasukan sekutu.

    Peluncur rudal sedang diangkut melalui udara ke “beberapa” pulau Batanes di Filipina yang menghadap Taiwan, menurut pernyataan dari Resimen Pesisir Marinir ke-3 AS, yang mulai mengoperasikan sistem tersebut akhir tahun lalu.

    China telah berulang kali memprotes sistem rudal Typhon atau Mid-Range Capability milik AS yang dikerahkan ke Filipina beberapa hari menjelang latihan Balikatan 2024.

    Typhon dapat dipersenjatai dengan Standard Missile-6 dan rudal jelajah Tomahawk, yang jangkauannya sejauh 1.000 mil dapat menjangkau sebagian besar pesisir timur China.

    Selain itu Guo juga menegaskan kembali klaim Beijing atas Taiwan dan memperingatkan: “mereka yang bermain api akan membakar diri mereka sendiri.”

    China telah berjanji untuk akhirnya bersatu dengan Taiwan, melalui kekuatan jika perlu, dan terus meningkatkan latihan militer di sekitar pulau itu, termasuk simulasi pendaratan di pantai.

    AS, pemasok senjata utama Taiwan, mempertahankan kebijakan “ambiguitas strategis” yang telah berlangsung selama puluhan tahun yang dirancang untuk membuat Beijing tidak yakin apakah Washington akan campur tangan dalam suatu konflik.

    Filipina adalah bagian dari Rantai Pulau Pertama, yang membentang ke selatan dari Jepang hingga Indonesia, yang dianggap Washington sebagai kunci untuk menahan angkatan laut China jika terjadi konflik, seperti invasi ke Taiwan, yang diklaim oleh Partai Komunis China yang berkuasa di Beijing, meskipun tidak pernah memerintah di sana.

    (tfa)

  • Xi sebut perang dagang rusak hak-kepentingan sah semua negara

    Xi sebut perang dagang rusak hak-kepentingan sah semua negara

    Beijing (ANTARA) – Presiden China Xi Jinping pada Rabu mengatakan bahwa perang tarif dan dagang merusak hak dan kepentingan sah semua negara, merugikan sistem perdagangan multilateral, dan berdampak pada tatanan ekonomi dunia.

    Saat menggelar pembicaraan dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev yang sedang berkunjung, Xi menuturkan bahwa China siap bekerja sama dengan Azerbaijan untuk mempertahankan sistem internasional dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai inti dan tatanan internasional yang didasarkan pada hukum internasional, dengan secara tegas melindungi hak dan kepentingan sah negara masing-masing, serta membela kesetaraan dan keadilan internasional.

    Pewarta: Xinhua
    Editor: Indra Arief Pribadi
    Copyright © ANTARA 2025

  • Trump Melunak! Beri Sinyal Turunkan Tarif Secara Drastis ke China

    Trump Melunak! Beri Sinyal Turunkan Tarif Secara Drastis ke China

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberi sinyal adanya penurunan tarif secara drastis yang dikenakan (AS) terhadap seluruh produk impor asal China. Meski begitu, Trump menegaskan penurunan tarif tersebut tidak aja menjadi nol%.

    Trump menyadari penerapan tarif impor sebesar 145% terhadap China sangat besar. Oleh karenanya ia mengatakan nantinya tarif impor terhadap China tidak akan sebesar 145%.

    “145% itu sangat tinggi dan tidak akan setinggi itu. Tidak akan mendekati angka itu. Itu akan turun secara signifikan. Tapi tidak akan nol,” kata Trump dikutip dari CNN, Rabu (23/4/2025).

    Pernyataan Trump tersebut tersebut muncul setelah Menteri Keuangan AS Scott Bessent yang sebelumnya mengatakan bahwa tarif tinggi antara AS dan China secara efektif telah menghentikan perdagangan antar kedua negara.

    Dalam konferensi investasi privat yang diselenggarakan oleh JP Morgan Chase, Bessent menyebutkan bahwa perang dagang dengan China tidak berkelanjutan dan kemungkinan akan mereda dalam waktu dekat.

    Bessent mengatakan penurunan tarif terhadap China bukanlah untuk memutuskan hubungan yang keras atau pemisahan total antara Amerika Serikat dan China. Melainkan untuk menyeimbangkan kembali perdagangan.

    Adapun sejauh ini, China bersikap tegas dan menolak mundur. Sebagai balasan, Beijing menaikkan tarif atas barang AS hingga 125%, memasukkan lebih banyak perusahaan AS dalam daftar ekspor terbatas dan daftar entitas tidak dapat dipercaya, serta membatasi ekspor mineral penting yang digunakan dalam berbagai produk dari iPhone hingga sistem rudal.

    China juga menyasar industri strategis AS, dengan membatasi jumlah film Hollywood yang ditayangkan di dalam negeri dan mengembalikan dua pesawat Boeing ke AS.

    (rrd/rrd)