kab/kota: Beijing

  • Ekspor Ikan Kerapu dari Natuna ke Hongkong-China Terhenti: Nelayan Teriak, KKP Beri Penjelasan

    Ekspor Ikan Kerapu dari Natuna ke Hongkong-China Terhenti: Nelayan Teriak, KKP Beri Penjelasan

    Bisnis.com, JAKARTA – Aktivitas ekspor ikan kerapu dan napoleon dari Natuna dan Anambas, Kepulauan Riau menuju Hongkong, China terhenti sejak Maret 2025. Penghentian ekspor ikan konsumsi bernilai tinggi disebut sebagai akibat pengawasan ketat yang diterapkan Pemerintah China terhadap barang masuk lewat jalur laut setelah meningkatkan eskalasi perang dagang dengan Amerika Serikat.

    Kepala Pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Batam Semuel Sandi Rundupadang menjelaskan pengetatan pengawasan tersebut dipicu oleh ketegangan akibat perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

    “Informasi yang kami dapatkan, salah satu penyebabnya karena Pemerintah Beijing memperketat pengawasan masuknya barang ke Hongkong lewat laut sejak terjadinya perang dagang antara Amerika dan China,” kata Semuel kepada Antara, Sabtu (31/5/2025) di Batam.

    Akibatnya, kapal-kapal asal Hongkong tidak lagi datang ke pelabuhan muat di Natuna dan Anambas untuk mengambil ikan-ikan ekspor. Situasi serupa juga telah lebih dulu dialami wilayah Bitung, Makassar, Tarakan, dan Manado.

    Sebagian pelaku usaha beralih menggunakan jalur udara untuk tetap mengekspor ikan, khususnya jenis kerapu berkualitas tinggi seperti Kerapu Sunu. Namun, biaya pengiriman udara jauh lebih mahal yakni sekitar Rp35.000 per kilogram dari Makassar ke Hongkong. Untuk satu kargo seberat 25 koli, hanya sekitar 8 kilogram berisi ikan, sementara sisanya adalah air.

    “Kalau pesawat itu biaya kargo pengiriman mahal. Dikhawatirkan kalau tetap memaksakan kirim, ongkosnya tidak tertutup, pelaku usaha akan rugi,” jelasnya.

    Berbeda dengan Kerapu Sunu, jenis kerapu macan dan kerapu kertang yang dibudidayakan nelayan Natuna dan Anambas memiliki nilai jual yang lebih rendah, sehingga tidak ekonomis jika dikirim lewat udara.

    Semuel menyebut, kondisi ini tidak hanya merugikan nelayan dan pelaku usaha, tetapi juga pemerintah yang kehilangan potensi pendapatan dari aktivitas ekspor lewat jalur laut.

    Pihaknya telah melaporkan persoalan tersebut ke pemerintah pusat, karena penyelesaiannya memerlukan kerja sama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan Pemerintah China.

    “Kami telah melaporkan situasi ini ke pusat. Penyelesaian persoalan ini menjadi domain pemerintah pusat karena melibatkan dua negara,” tegas Semuel.

    Sementara itu, sejumlah nelayan pembudidaya di Natuna dan Anambas mengaku resah akibat tidak beroperasinya kapal pengangkut dari Hongkong yang biasa menjemput hasil budidaya mereka.

    Nelayan Mengeluh

    Dalam kesempatan terpisah, Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Kepulauan Riau (DPD HNSI Kepri) menyurati Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkong (RRT) menyampaikan permohonan terkait terhentinya aktivitas ekspor ikan hidup dari Natuna, Anambas dan Bintan.

    Ketua HNSI Kepri Eko Prihananto dihubungi Antara, mengatakan surat permohonan tersebut dikirimkan secara langsung ke kantor Kedubes China yang ada di Jakarta pada awal pekan ini.

    “Betul, kami mengirimkan surat permohonan itu tanggal 26 Mei 2025,” kata Eko.

    Dia menjelaskan pengiriman surat permohonan itu sebagai respon HNSI Kepri terhadap keresahan yang dialami nelayan pembudidaya ikan ekspor hidup yang ada di Natuna, Anambas dan Bintan. Dia menjelaskan sejak Maret 2025 hingga kini, kapal-kapal pengangkut ikan ekspor hidup dari Hongkong tak lagi datang ke sentra budidaya di wilayah tersebut. 

  • Menhan AS Bilang China Berencana Serang Taiwan!

    Menhan AS Bilang China Berencana Serang Taiwan!

    Jakarta

    Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat Pete Hegseth mengklaim bahwa China berencana menyerang Taiwan pada tahun 2027 mendatang. Dia mengatakan bahwa pasukan militer China saat ini tengah membangun kemampuan, berlatih setiap hari, dan “berlatih untuk menghadapi situasi yang sebenarnya”.

    Hal itu disampaikan kepala Pentagon tersebut di forum keamanan tahunan, Dialog Shangri-La, di Singapura, pada Sabtu (31/5).

    “Kita tahu bahwa (Presiden China) Xi Jinping telah memerintahkan militernya untuk siap menyerang Taiwan pada tahun 2027. PLA (Tentara Pembebasan Rakyat) sedang membangun kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukannya — dengan kecepatan yang sangat tinggi. PLA berlatih untuk itu, setiap hari. PLA sedang berlatih untuk menghadapi hal yang sebenarnya,” katanya, menurut transkrip dari Departemen Pertahanan AS.

    Hegseth mengatakan bahwa China tengah bersiap untuk menggunakan kekuatan militer untuk meningkatkan dominasinya di kawasan Indo-Pasifik.

    “Ancaman yang ditimbulkan China nyata dan bisa jadi akan segera terjadi,” kata Hegseth di forum Dialog Shangri-La yang dihadiri para pejabat pertahanan dari seluruh dunia, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (31/5/2025).

    Bos Pentagon itu menambahkan bahwa Beijing “berharap untuk mendominasi dan mengendalikan Asia”.

    Beijing telah meningkatkan tekanan militer terhadap Taiwan dan mengadakan beberapa latihan skala besar di sekitar pulau itu, yang sering digambarkan sebagai persiapan untuk blokade atau invasi.

    “Amerika Serikat berorientasi kembali ke arah pencegahan agresi oleh China komunis”, kata Hegseth. Dia menyerukan kepada sekutu dan mitra AS di Asia untuk segera meningkatkan pertahanan mereka dalam menghadapi ancaman yang meningkat.

    Menhan AS itu menuduh Beijing membahayakan nyawa dengan serangan siber, mengganggu negara-negara tetangganya, dan “merebut dan memiliterisasi wilayah secara ilegal” di Laut China Selatan.

    Diketahui bahwa Beijing mengklaim hampir seluruh jalur perairan yang disengketakan itu, yang dilalui lebih dari 60 persen perdagangan maritim global, meskipun ada putusan internasional yang menyatakan bahwa pernyataannya tidak berdasar.

    Ia juga menyuarakan kekhawatiran tentang meningkatnya kehadiran China di Amerika Latin, khususnya upayanya untuk memperluas pengaruh atas Terusan Panama.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Macron Bandingkan Masalah Taiwan dengan Ukraina, China Tak Terima!

    Macron Bandingkan Masalah Taiwan dengan Ukraina, China Tak Terima!

    Jakarta

    China bereaksi atas pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mengaitkan konflik Ukraina dengan nasib Taiwan. China mengatakan kedua masalah tersebut “berbeda sifatnya, dan sama sekali tidak dapat dibandingkan”.

    “Membandingkan masalah Taiwan dengan masalah Ukraina tidak dapat diterima,” kata Kedutaan Besar China di Singapura dalam postingan di media sosial, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (31/5/2025).

    Ini disampaikan sehari setelah Macron mengatakan di depan para pejabat pertahanan Asia di Singapura untuk tidak memandang invasi Rusia ke Ukraina sebagai masalah yang jauh.

    “Jika kita menganggap bahwa Rusia dapat diizinkan untuk mengambil sebagian wilayah Ukraina tanpa batasan apa pun, tanpa kendala apa pun, tanpa reaksi apa pun dari tatanan global, bagaimana Anda akan mengungkapkan apa yang dapat terjadi di Taiwan?” ujar Macron di forum Dialog Shangri-La, forum keamanan tahunan utama Asia.

    “Apa yang akan Anda lakukan jika terjadi sesuatu di Filipina?” tanyanya pada Jumat (30/5).

    Kedutaan Besar China di Singapura menyatakan bahwa “masalah Taiwan sepenuhnya merupakan urusan internal China. Hanya ada satu China di dunia, dan Taiwan merupakan bagian tak terpisahkan dari wilayah China.”

    Meskipun Taiwan menganggap dirinya sebagai negara berdaulat, China mengatakan tidak akan mengesampingkan kemungkinan menggunakan kekuatan untuk menempatkannya di bawah kendalinya.

    Lihat juga Video: Macron Geram Israel Terus Blokir Bantuan ke Gaza

    Sementara itu, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Pete Hegseth memperingatkan pada hari Sabtu (31/5) di forum yang sama di Singapura tersebut, bahwa China “secara meyakinkan mempersiapkan” penggunaan kekuatan militer untuk mengacaukan keseimbangan kekuatan di Asia.

    “Ancaman yang ditimbulkan China itu nyata dan bisa jadi akan segera terjadi,” kata Hegseth.

    Beijing “secara meyakinkan bersiap untuk kemungkinan menggunakan kekuatan militer guna mengubah keseimbangan kekuatan di Indo-Pasifik”, tambahnya.

    Hegseth memperingatkan bahwa militer China sedang membangun kemampuan untuk menyerang Taiwan, dan “berlatih untuk menghadapi situasi yang sebenarnya”.

    Lihat juga Video: Macron Geram Israel Terus Blokir Bantuan ke Gaza

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Guncang Timur Tengah, Sekutu AS Mau Beli Jet Tempur Canggih China

    Guncang Timur Tengah, Sekutu AS Mau Beli Jet Tempur Canggih China

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dalam perkembangan yang berpotensi menggeser keseimbangan kekuatan militer di Timur Tengah, Mesir dilaporkan tengah mempertimbangkan pembelian jet tempur siluman generasi kelima J-35 buatan China.

    Langkah ini dinilai sebagai sinyal kuat bahwa Kairo mulai membuka diri terhadap pengaruh Beijing, di tengah ketegangan dengan sekutu lamanya, Amerika Serikat.

    Informasi ini pertama kali dilaporkan oleh Army Recognition Group, lembaga berbasis di Belgia yang fokus pada analisis militer. Mereka menyebut bahwa Panglima Angkatan Udara Mesir, Letnan JenderalMahmoudAbdelGawad, telah menunjukkan ketertarikan terhadap jet tempur siluman J-35.

    Meski belum ada konfirmasi resmi dari pihak berwenang Mesir maupun China, laporan ini menyita perhatian luas karena J-35 dirancang sebagai pesaing langsung F-35 buatan AS yang selama ini mendominasi pasar alutsista global.

    Sebuah indikasi nyata dari ketertarikan Mesir terhadap J-35 terlihat dalam peringatan 45 tahun hubungan militer Mesir-China yang digelar awal bulan ini. Dalam acara tersebut, model jet tempur J-35 dipamerkan secara terbuka, sebuah langkah yang disebut analis sebagai sinyal simbolik namun signifikan.

    Jenderal (Purn) Sayed Ghoneim, Ketua Institute for Global Security and Defense Affairs (IGSDA) yang berbasis di Abu Dhabi, menyatakan kepada Newsweek bahwa langkah ini bisa menjadi bentuk tekanan terhadap Amerika Serikat yang selama ini dinilai menghambat peningkatan dan pemeliharaan armada jet tempur Mesir.

    “Langkah ini bisa menjadi upaya untuk menekan AS agar lebih fleksibel terhadap permintaan Mesir akan jet tempur canggih-terutama setelah Washington mengabaikan kekhawatiran keamanan Mesir dalam konflik terbaru Israel di Gaza, dan tetap bersikukuh agar senjatanya tidak digunakan oleh negara manapun terhadap sekutu-sekutu AS,” ujar Ghoneim, dikutip Sabtu (31/5/2025).

    Saat ini, Mesir berupaya memodernisasi armada F-16 yang mulai menua, namun menghadapi kendala besar dalam hal pembiayaan, ditambah lagi dengan berbagai persyaratan ketat yang melekat pada sistem senjata dari negara-negara Barat.

    Hambatan serupa juga dihadapi Pakistan, yang akhirnya beralih ke China sebagai mitra militer utama. Dalam konflik udara dengan India, Islamabad dilaporkan telah menggunakan jet tempur J-10C buatan China. Jet yang sama juga ikut serta dalam latihan militer gabungan pertama antara Angkatan Udara China dan Mesir baru-baru ini.

    Jika Mesir benar-benar merealisasikan pembelian J-35, ini bisa menjadi perubahan strategis yang besar.

    “Langkah tersebut dapat mengurangi ketergantungan militer Mesir terhadap persenjataan AS-pergeseran yang bisa berdampak ke pasar senjata negara lain, karena Mesir kerap menjadi tolok ukur dalam menilai kualitas sistem persenjataan global,” jelas Ghoneim.

    Ia juga menyinggung bahwa hal ini sejalan dengan pola diversifikasi senjata yang telah dilakukan Mesir dalam beberapa tahun terakhir, termasuk pembelian jet tempur Rafale dari Prancis, kerja sama militer dengan Korea Selatan dan Jerman, serta akuisisi komponen persenjataan dari berbagai negara.

    Namun di sisi lain, analis mempertanyakan sejauh mana China bersedia mengekspor teknologi sensitif seperti J-35 kepada negara seperti Mesir, yang secara historis memiliki hubungan erat dengan NATO.

    “Meskipun jet ini secara resmi ditujukan untuk pasar ekspor, pengiriman jet tempur siluman generasi kelima ke militer yang selama ini selaras dengan AS akan menjadi pergeseran strategis yang signifikan. Bagi Beijing, ini bisa menjadi pintu masuk ke kawasan yang selama ini didominasi Barat. Tapi hal ini juga membawa risiko politik dan teknologi yang tidak kecil,” catat Army Recognition Group.

    Sementara itu, media pemerintah Mesir mengabarkan bahwa Presiden China Xi Jinping dijadwalkan akan melakukan kunjungan ke Mesir dalam waktu dekat. Perdana Menteri Mesir menyebut kunjungan tersebut sebagai “titik balik” dalam penguatan kerja sama bilateral di tengah ketidakstabilan global dan regional.

     

    (luc/luc)

  • Bos Pentagon Bilang China Bersiap Gunakan Kekuatan Militer di Asia

    Bos Pentagon Bilang China Bersiap Gunakan Kekuatan Militer di Asia

    Jakarta

    Menteri Pertahanan Amerika Serikat Pete Hegseth memperingatkan bahwa China “secara meyakinkan bersiap” untuk menggunakan kekuatan militer guna mengubah keseimbangan kekuatan di Asia. Bos Pentagon itu bersumpah bahwa Amerika Serikat “akan tetap berada di sini” di kawasan Indo-Pasifik.

    Kepala Pentagon itu menyampaikan pernyataan tersebut pada forum keamanan tahunan di Singapura pada Sabtu (31/5), saat pemerintahan Presiden AS Donald Trump berseteru dengan Beijing terkait perdagangan, teknologi, dan pengaruh atas sudut-sudut strategis dunia.

    Sejak menjabat kembali pada bulan Januari lalu, Trump telah melancarkan perang dagang dengan China, berupaya untuk membatasi aksesnya ke teknologi AI (kecerdasan buatan) utama, dan meningkatkan hubungan keamanan dengan sekutu seperti Filipina, yang terlibat dalam eskalasi sengketa teritorial dengan Beijing.

    “Ancaman yang ditimbulkan China itu nyata dan bisa jadi akan segera terjadi,” kata Hegseth di Dialog Shangri-La yang dihadiri oleh para pejabat pertahanan dari seluruh dunia.

    Beijing “secara meyakinkan bersiap untuk kemungkinan menggunakan kekuatan militer guna mengubah keseimbangan kekuatan di Indo-Pasifik”, tambahnya.

    Hegseth memperingatkan bahwa militer China sedang membangun kemampuan untuk menyerang Taiwan, dan “berlatih untuk menghadapi situasi yang sebenarnya”.

    Beijing telah meningkatkan tekanan militer terhadap Taiwan dan mengadakan beberapa latihan skala besar di sekitar pulau itu, yang sering digambarkan sebagai persiapan untuk blokade atau invasi.

    “Amerika Serikat berorientasi kembali ke arah pencegahan agresi oleh China komunis”, kata Hegseth. Dia menyerukan kepada sekutu dan mitra AS di Asia untuk segera meningkatkan pertahanan mereka dalam menghadapi ancaman yang meningkat.

    Hegseth menyebut tindakan China sebagai “peringatan untuk sadar”, dan menuduh Beijing membahayakan nyawa dengan serangan siber, mengganggu negara-negara tetangganya, dan “merebut dan memiliterisasi wilayah secara ilegal” di Laut China Selatan.

    Diketahui bahwa Beijing mengklaim hampir seluruh jalur perairan yang disengketakan itu, yang dilalui lebih dari 60 persen perdagangan maritim global, meskipun ada putusan internasional yang menyatakan bahwa pernyataannya tidak berdasar.

    Beijing telah berulang kali bentrok dengan Filipina di perairan strategis tersebut dalam beberapa bulan terakhir.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Murka karena Tuding China Langgar Kesepakatan Jenewa Soal Tarif

    Trump Murka karena Tuding China Langgar Kesepakatan Jenewa Soal Tarif

    Jakarta, Beritasatu.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan China telah melanggar kesepakatan dengan AS terkait pencabutan tarif dan pembatasan perdagangan atas mineral penting.

    Dalam pernyataannya, Trump juga melontarkan ancaman terselubung untuk mengambil langkah yang lebih keras terhadap Beijing.

    “China, mungkin tidak mengejutkan bagi sebagian orang. Mereka telah benar-benar melanggar perjanjiannya dengan kami. Jadi begitulah caranya menjadi ‘Tuan Orang Baik’!” tulis Trump dalam unggahannya di platform media sosial Truth Social miliknya, Jumat (30/5/2025).

    Trump menjelaskan bahwa ia telah membuat kesepakatan cepat dengan pejabat China pada pertengahan Mei. Kesepakatan tersebut mencakup rencana untuk menghentikan tarif tinggi selama 90 hari, demi mencegah krisis ekonomi di China, termasuk penutupan pabrik dan potensi kerusuhan sipil. Tarif yang diberlakukan AS saat itu mencapai 145% atas impor dari China.

    Namun, Trump tidak merinci secara jelas bagaimana China melanggar kesepakatan yang dibuat di Jenewa, Swiss, maupun tindakan apa yang akan diambilnya sebagai respons atas pelanggaran tersebut.

    Seorang pejabat AS yang berbicara kepada Reuters menyebut bahwa China tampak lamban dalam memenuhi janji mereka untuk menerbitkan lisensi ekspor bagi mineral tanah jarang. Sementara itu, Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, mengatakan kepada CNBC bahwa China tidak patuh terhadap isi kesepakatan Jenewa.

    “China memperlambat proses kepatuhan mereka, dan hal itu benar-benar tidak dapat diterima serta harus ditindaklanjuti,” ujar Greer.

    Ia juga menambahkan bahwa aliran ekspor mineral penting dari China belum kembali berjalan seperti yang telah disepakati, menyusul tindakan balasan dagang dari Beijing.

  • Produsen Mobil China Banting-Bantingan Harga, Ada yang Diskon 30%

    Produsen Mobil China Banting-Bantingan Harga, Ada yang Diskon 30%

    Jakarta, CNBC Indonesia – Persaingan di pasar mobil listrik Tiongkok (China) semakin ketat, menimbulkan konsekuensi bagi ekonomi domestik dan bahkan pasar otomotif global.

    Mengutip CNBC, raksasa industri BYD minggu lalu mengumumkan serangkaian diskon harga mobil yang beberapa di antaranya hampir 30% atau lebih, untuk beberapa model bertenaga baterai dan hibrida kelas bawah. Mobil kompak Seagull yang terjangkau harganya turun menjadi 55.800 yuan (US$7.750). Produsen mobil besar Tiongkok lainnya mulai mengikuti langkah ini.

    “Tindakan BYD kali ini membuat industri agak gelisah,” kata Zhong Shi, seorang analis di Asosiasi Dealer Mobil Tiongkok, dalam bahasa Mandarin, yang diterjemahkan oleh CNBC, dikutip Kamis (29/5/2025).

    “Industri ini berada dalam [kondisi] goncangan yang relatif besar,” katanya.

    Ia melanjutkan dengan menyoroti produsen mobil yang lebih kecil sekarang lebih khawatir tentang kemampuan mereka untuk bersaing.

    Adapun industri EV telah menjadi titik terang yang langka dalam ekonomi mengalami perlambatan dan permintaan konsumen yang lesu. Salah satu upaya terbaru Beijing untuk memacu konsumsi termasuk subsidi untuk kendaraan energi baru, kategori yang mencakup mobil bertenaga baterai saja dan mobil bertenaga hibrida.

    “Persaingan harga mobil terbaru menggarisbawahi bagaimana ketidakseimbangan pasokan-permintaan terus memicu deflasi,” kata Kepala Ekonom Tiongkok Morgan Stanley Robin Xing dalam sebuah laporan Rabu.

    “Ada retorika yang berkembang tentang perlunya menyeimbangkan kembali [untuk lebih banyak konsumsi], tetapi perkembangan terakhir menunjukkan model lama yang digerakkan oleh pasokan tetap utuh,” katanya.

    “Dengan demikian, reflasi kemungkinan akan tetap sulit dipahami.”

    Pasar mobil listrik Tiongkok telah berada dalam perang harga selama dua tahun terakhir, sebagian didorong oleh Tesla. Namun kali ini, produsen mobil tradisional, termasuk yang dimiliki negara, merasakan tekanan yang signifikan karena pangsa kendaraan energi baru telah mencapai sekitar setengah dari mobil penumpang baru yang terjual di Tiongkok.

    Minggu lalu, Ketua Great Wall Motors Wei Jianjun memperingatkan tentang potensi krisis real estat “Evergrande” di industri otomotif Tiongkok yang belum meledak. Ia membandingkan industri EV yang tumbuh cepat dengan sektor real estate negara yang membengkak.

    Pernah menjadi raksasa real estat Tiongkok, Evergrande gagal membayar utangnya pada akhir tahun 2021 karena pasar properti merosot setelah Beijing menindak tingkat utang perusahaan yang tinggi. Permintaan rumah juga turun menyusul peraturan pemerintah yang lebih ketat, membuat pengembang berjuang untuk membiayai sisa pembangunan unit pra-penjualan.

    Ketika sorotan media Tiongkok terhadap situasi keuangan produsen mobil meningkat, BYD pada hari Rabu membantah laporan bahwa mereka menekan salah satu dealernya secara berlebihan terkait arus kas. Dealer, Jinan Qiansheng di provinsi timur Shandong, tidak segera menanggapi permintaan CNBC untuk memberikan komentar.

    Pada tahun-tahun awal upaya yang didukung negara Tiongkok untuk menjadi pemimpin global dalam industri kendaraan listrik yang sedang berkembang, Kementerian Keuangan mengatakan bahwa mereka menemukan setidaknya lima perusahaan menipu pemerintah lebih dari 1 miliar yuan (US$140 juta). Kebijakan tingkat tinggi tersebut mendorong membanjirnya perusahaan rintisan, dan hanya segelintir yang bertahan.

    Di Tiongkok, harga ritel mobil rata-rata telah turun sekitar 19% selama dua tahun terakhir menjadi sekitar 165.000 yuan (US$22.900), menurut laporan Nomura minggu ini, mengutip data industri dari Autohome Research Institute.

    Laporan itu mengatakan diskon harga jauh lebih tajam untuk kendaraan hibrida atau kendaraan dengan jangkauan lebih jauh, sebesar 27% selama dua tahun terakhir, sementara mobil bertenaga baterai mengalami pemotongan harga sebesar 21%. Disebutkan bahwa mobil bertenaga bahan bakar tradisional mengalami pemotongan harga di bawah rata-rata sebesar 18%.

    Sebaliknya, harga rata-rata mobil baru di AS adalah US$48.699 pada bulan April, naik hampir 1% dari dua tahun sebelumnya, menurut perhitungan CNBC dari data dari Cox Automotive. Harga mobil listrik rata-rata bulan lalu bahkan lebih tinggi yaitu US$59.255.

    Diskon harga terbaru BYD tidak mencakup model-model kelas atas yang dibanderol sekitar 200.000 yuan, seperti sedan listrik andalannya Han. Reuters dalam perhitungannya menunjukkan model terbaru Han yang dirilis pada bulan Februari sekitar 10% lebih murah daripada versi sebelumnya.

    (hoi/hoi)

  • AS Akan Cabut Visa Pelajar China Secara Agresif, Beijing Protes

    AS Akan Cabut Visa Pelajar China Secara Agresif, Beijing Protes

    Washington DC

    Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan mencabut visa mahasiswa China secara agresif yang menimba ilmu di negaranya. China mengecam dan mengatakan kebijakan AS itu tidak masuk akal.

    Pencabutan visa pelajar China itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio. Dia mengatakan Amerika Serikat akan mencabut visa mahasiswa China termasuk yang terafiliasi dengan Partai Komunis China.

    “Secara agresif mencabut visa bagi mahasiswa China, termasuk mereka yang memiliki hubungan dengan Partai Komunis China atau belajar di bidang-bidang penting,” kata Rubio seperti dilansir AFP, Kamis (29/5/2025).

    “Kami juga akan merevisi kriteria visa untuk meningkatkan pengawasan terhadap semua aplikasi visa mendatang dari Republik Rakyat China dan Hong Kong,” katanya.

    Kaum muda Tiongkok telah lama menjadi bagian penting dari universitas-universitas AS, yang bergantung pada mahasiswa internasional yang membayar biaya kuliah penuh.

    Dilansir Reuters, jumlah mahasiswa internasional China di Amerika Serikat telah turun menjadi sekitar 277.000 pada tahun 2024. Jumlah tertinggi sekitar 370.000 terjadi pada tahun 2019.

    Penurunan mahasiswa China di AS ini sebagian didorong oleh meningkatnya ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia dan meningkatnya pengawasan pemerintah AS terhadap beberapa mahasiswa China.

    China Ajukan Protes

    “AS telah membatalkan visa pelajar China secara tidak masuk akal dengan dalih ideologi dan hak nasional,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning, dilansir AFP.

    “Tiongkok dengan tegas menentang hal ini dan telah mengajukan gugatan ke AS,” imbuhnya.

    Mao mengatakan bahwa tindakan tersebut sangat merusak hak dan kepentingan yang sah dari mahasiswa Tiongkok. Dia mengatakan keputusan AS ini mengganggu pertukaran budaya normal antara kedua negara.

    “Praktik politik dan diskriminatif AS ini telah mengungkap kebohongan tentang apa yang disebut kebebasan dan keterbukaan yang selalu diiklankan AS, dan selanjutnya merusak citra internasional, citra nasional, dan kredibilitas nasional AS sendiri,” katanya.

    (lir/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 5 Orang Tewas Akibat Ledakan Pabrik Kimia di China, 6 Lainnya Hilang

    5 Orang Tewas Akibat Ledakan Pabrik Kimia di China, 6 Lainnya Hilang

    Beijing

    Sedikitnya lima orang tewas akibat ledakan dahsyat yang mengguncang sebuah pabrik kimia di Provinsi Shandong, China bagian timur. Sekitar enam orang lainnya masih dinyatakan hilang usai ledakan yang memicu kepulan asap raksasa itu terjadi pada Selasa (27/5).

    Ledakan dahsyat itu, seperti dilaporkan kantor berita Xinhua dan dilansir AFP, Rabu (28/5/2025), mengguncang pabrik kimia Youdao yang berada di kota Gaomi di Provinsi Shandong, yang berjarak sekitar 450 kilometer di sebelah tenggara ibu kota Beijing.

    Penyebab ledakan dahsyat ini belum diketahui secara jelas.

    Rekaman video yang ditayangkan oleh media lokal Xinjingbao menunjukkan kepulan asap raksasa berwarna abu-abu menjulang ke langit. Kebakaran juga terpantau terjadi di zona industri di kota tersebut, dengan jendela-jendela toko setempat pecah sebagai imbas ledakan dahsyat tersebut.

    Laporan Xinhua, yang mengutip sejumlah pejabat lokal, menyebutkan bahwa bencana itu “menyebabkan lima orang tewas, enam orang hilang, dan 19 orang lainnya mengalami luka ringan”.

    Beberapa video yang beredar juga menunjukkan puing-puing berserakan di jalanan, juga sebuah mobil dengan kaca depan yang pecah, dan kobaran api berwarna oranye tua melahap instalasi di latar belakang video tersebut.

    Layanan darurat setempat, menurut Kementerian Penanggulangan Darurat nasional, telah mengerahkan 55 kendaraan dan 232 petugas cepat tanggap pertama ke lokasi kejadian.

    Pabrik kimia yang dilanda ledakan itu merupakan milik perusahaan bernama Youdao Chemical, yang menurut laporan media lokal The Paper, memproduksi pestisida dengan “toksin rendah” dan mempekerjakan sekitar 300 karyawan di kompleks pabrik seluas 47 hektare.

    Kecelakaan industri semacam ini tergolong sering terjadi di China, di mana standar keselamatan pada banyak pabriknya terkadang tidak dipatuhi.

    Tahun 2015 lalu, ledakan mengguncang gudang bahan kimia yang muda terbakar di kota pelabuhan Tianjin, hingga menewaskan lebih dari 170 orang dan melukai 700 orang lainnya. Ledakan melanda sebuah pabrik kimia lainnya di area Shandong pada tahun yang sama, yang menewaskan sedikitnya 13 orang.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Spesies Baru Lahir di Luar Angkasa, Dibawa Pulang ke China

    Spesies Baru Lahir di Luar Angkasa, Dibawa Pulang ke China

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bakteri misterius ditemukan dan disebut terbawa dari Bumi. Stasiun Luar Angkasa China, Tiangong melaporkan temuan bakteri yang belum pernah ditemukan itu sebelumnya.

    Temuan tersebut diungkapkan tim peneliti dari Shenzhou Space Biotechnology Group dan Beijing Institute of Spacecraft System Engineering melalui International Journal of Systematic and Evolutionary Microbiology.

    Menurut tim peneliti, bakteri mampu berevolusi. Dengan begitu bakteri mampu bertahan dalam kondisi stres oksidatif dan menyembuhkan diri sendiri karena kerusakan radiasi.

    Lebih lanjut diungkapkan bakteri menggunakan gelatin menjadi sumber nitrogen dan karbon. Keduanya dijadikan sebagai pelindung faktor lingkungan yang membahayakan, dikutip dari Science Alert, Selasa (27/5/2025).

    Sejauh ini, temuan bakteri itu belum dinyatakan membahayakan untuk makhluk hidup di Tiangong, termasuk untuk para astronaut yang hidup di dalamnya.

    Para peneliti juga mengatakan bakteri Niallia tiangongensis tidak membawa penyakit. Berbeda dengan saudara bakteri, Niallia circulans yang biasanya hidup di tanah dan got dapat membuat sepsis pada seseorang yang mengidap gangguan sistem kekebalan tubuh.

    “Memahami karakteristik mikroba dalam misi jangka panjang penting dalam upaya menjaga kesehatan dan keselamatan astronaut serta memastikan pesawat berfungsi dengan baik,” kata para peneliti.

    Sebelumnya NASA juga pernah menemukan bakteri jenis baru di Stasiun Luar Angkasa Internasional. Lembaga asal Amerika Serikat (AS) itu menjelaskan Enterobacter bugandensis atau bakteri yang bisa tahan obat dapat bermutasi menjadi bakteri jenis baru untukj bertahan dalam kondisi apapun di antariksa.

    (dem/dem)